Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

MIKROORGANISME LOKAL (MOL)

(Laporan Praktikum)

Oleh :
Arya Dhana Kusuma

Jurusan : Budidaya Perkebunan


Program Studi : Agroteknologi

SEKOLAH TINGGI PERKEBUNAN LAMPUNG


YAYASAN TRI DHARMA LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang dan Masalah


Dalam kehidupan sehari hari kita mengenal istilah bakteri dan
pembusukan ? lalu apakah bakteri itu ? Bakteri adalah salah satu faktor yang
memegang peranan penting dalam proses pembusukan bahan makanan misalnya
tomat . Karena bahan makanan merupakan substrat yang baik untuk pertumbuhan
bakteri. Bahan makanan yang telah terkontaminasi bakteri menyebabkan
perubahan fisik maupun perubahan kimia. Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh
lingkungan yang sangat menguntungkan bagi tersedianya zat-zat makanan untuk
mikroorganisme yang konsentrasinya ideal atau isotonik.
Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang memiliki nama
latin Solanum lycorpersium yang berasal dari benua Amerika dan kini telah
menyebar di kawasan benua Asia termasuk di Indonesia. Tomat biasa ditanam di
dataran tinggi dengan kisaran ketinggian 1.000-1.250 meter di atas permukaan
laut yang memiliki hawa sejuk. Tomat merupakan komoditas hortikultura yang
memiliki potensial ekonomis tinggi. Dibalik warnanya yang merah, buah tomat
banyak mengandung zat gizi, salah satunya adalah vitamin C. Kandungan vitamin
C dalam 100 gr buah tomat masak yaitu 40 mg. Buah tomat mempunyai daya
simpan yang tidak dapat bertahan lama, lebih dari 3 hari akan busuk, selain itu
bila mutunya sudah tidak bagus atau tidak segar harga buah tomat juga akan
murah. Oleh karena itu perlu penanganan atau pengawetan tomat melalui
teknologi pangan dalam bentuk hasil olahan sehingga dapat memperpanjang daya
simpan dan meningkatkan nilai ekonomis.
Ada hakikatnya kita mengetahui bahwa tomat itu termasuk salah satu buah
yang cepat membusuk. Tomat membusuk di karenakan beberapa sebab
diantaranya dikarenakan tekanan udara atau suhu, bakteri dan masih banyak yang
lainnya. Karena itu kami melakukan sebuah reset / penelitian penyebab tomat
membusuk. Seringkali kita bertanya tanya bagaimana memperlambat proses
pembusukan pada tomat (makanan lain), proses pembusukan pada tomat di
pengaruhi oleh beberapa faktor faktor, pembusukan terjadi karena adanya
perkembangbiakan bakteri pada tomat tersebut yang menyebabkan perubahan
tekstur warna dan bentuk.
Nasi merupakan makanan pokok masyarakat indonesia, hampir semua
wilayah di indonesia adalah pengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya. Nasi
banyak mengandung karbohidrat dan air, sehingga manfaat nasi putih menjadi
sumber tenaga utama yg cepat karena mudah diserap tubuh. Nasi ada bermacam –
macam jenisnya ada nasi putih nasi merah dan nasi coklat, nasi putih tidak
memiliki serat sebanyak coklat dan nasi merah. Oleh karena itu, nasi putih adalah
makanan yg kurang cocok bagi anda yang menderita diabetes. Karena nasi putih
mudah dicerna dengan cepat dan dapat menaikkan gula darah secara cepat pula.
Bagi penderita diabetes gula darah akan cepat naik ketika mengkonsumsi nasi
putih, sehingga dianjurkan bagi penderita diabetes untuk mengonsumsi nasi merah
atau coklat yang memiliki kandungan gula yang lebih rendah dibandingkan
dengan nasi putih.
Dalam 100 gram beras putih mentah terkandung sekitar 80 gram
karbohidrat, namun dalam 100 gram nasi putih hanya terkandung sekitar 28 gram
karbohidrat karena beratnya bertambah besar dengan air sewaktu proses
memasak.Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan energi, fungsi dan
pemeliharaan organ tubuh, dianjurkan mengkonsumsi 2 gram karbohidrat per kg
berat badan, walaupun kandungannya kecil namun nasi putih tetap mengandung
protein sekitar 2 gram per 100 gram nasi putih. Protein dibutuhkan untuk
membangun dan memperbaiki sel – sel yg rusak. Tetapi karena jumlah
proteinnya yg kecil, maka nasi putih lebih baik digunakan sebagai sumber energi
utama daripada sumber protein.
MOL adalah cairan hasil fermentasi yang mengandung mikroorganisme
hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami yang tersedia disekeliling kita.
Bahan-bahan tersebut merupakan tempat yang disukai oleh mikroorganisme
sebagai media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna
dalam mempercepat penghancuran bahan-bahan organik (dekomposer) atau
sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. Selain itu MOL dapat juga berperan
sebagai pestisida hayati karena kemampuanya dalam mengendalikan beberapa
macam organisme pengganggu tanaman (OPT). MOL juga diindikasikan
mengandung zat perangsang tumbuh / fitohormon yang berperan dalam memacu
pertumbuhan tanaman seperti hormon Auksin, Giberelin dan Sitokinin
Kompos merupakan pupuk yang sering diaplikasikan ke lahan, dan untuk
membantu proses dekomposisi bahan-bahan organik menjadi kompos,
diperlukan bahan-bahan decomposer. Berbagai macam bahan-bahan decomposer
banyak di jual seperti EM4. Akan tetapi biaya yang dikeluarkan mahal, pada
dasarnya kompos yang berbahan dasar mikroorganisme mudah di produksi sendiri
karena mikroorganisme - mikroorganisme yang berguna banyak yang terdapat di
alam sekitar kita.
Proses pembuatan kompos ini salah satunya dapat menggunakan MOL
(Mikro Organisme Lokal). Larutan MOL menggandung unsur hara makro dan
mikro dan juga menggandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan
organik. Perangsang pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan
penyakit tanaman. Keunggulan penggunaan MOL yang paling utama adalah
murah bahkan tanpa biaya, dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di
sekitar.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan praktikum mengenai
pembuatan Mikro Organisme Lokal yang sangat baik bagi pertumbuhan
dan produksi tanaman.

1.2. Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui terbentuknya bakteri pada buah tomat dan nasi yang
ditaruh diruang terbuka dan mengamati proses pembusukan media yang diteliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tomat
Berikut ini klasifikasi tanaman tomat secara lengkap :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung - terungan)
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum L
Banyak orang mengelompokkan tomat dalam sayur-sayuran. Hal ini sah-
sah saja lantaran tomat memang sering dimasukkan dalam kelompok sayuran
ketimbang buah-buahan. Tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu Suku Indian,
yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat ini berasal dari Peru dan Ekuador
di Amerika Selatan. Tomat menyebar ke seluruh dunia khususnya negara yang
beriklim tropis setelah berkembang di Amerika sebagai gulma (tanaman
pengganggu)
Kandungan Nutrisi Tomat. Menurut Titien RK, dokter spesialis nutrisi,
tomat mengandung berbagai zat yang berguna bagi tubuh. Tomat mengandung
protein, fosfor, zat besi, belerang, vitamin A, B1, C dan betakaroten jenis likopen.
Akan tetapi, kandungan yang terbesar adalah likopen yakni hampir 50 persen
lebih. Menurutnya jenis tomat terbaik adalah tomat mengandung banyak vitamin
C, sekitar 25 mg. Tetapi tidak semua tomat memiliki kandungan nutrisi tinggi.
Ada hal eksternal dan internal yang ikut mempengaruhi kandungan nutrisinya.
Kandungan tomat yang menarik adalah tingginya likopen. Selain
memberikan warna merah, ternyata likopen juga terbukti efektif sebagai zat
antioksidan. Jika likopen pada tomat digabung dengan kandungan dalam wortel,
akan mampu menurunkan risiko terkena kanker. Kanker yang bisa diturunkan
kadarnya antara lain, kanker prostat, lambung, tenggorokan dan usus besar.
kandungan asam klorogenat dan asam p-kumarat dalam tomat, mampu
melemahkan zat nitrosamine yang menjadi pemicu kanker. penelitian tentang
tomat sangat terbatas dilakukan. Terlebih di Indonesia. Literatur khusus yang
membahas tentang tomat sedikit sekali jumlahnya. Kalaupun ada, hanya pada
teknik budidaya tanaman tomat.
Penelitian tentang tomat diawali oleh Dr John Cook Bennet dari AS
menuliskan hasil penelitiannya tentang tomat dalam History of Utah. Ia
melakukan penelitian tentang tomat yang dapat digunakan sebagai obat dalam
mengatasi gaangguan pencernaan (diare), serangan empedu dan fungsi haati. Hal
inilah yang menyebabkan orang mengatakan tomat sebagai apel hati, karena dapat
menyembuhkan penyakit hati.
Seorang peneliti dari Rowett Research Institute di Aberdeen, Skotlandia,
menemukan hal baru. Gel berwarna kuning yang menyelubungi biji tomat, dapat
mencegah penggumpalan dan pembekuan darah yang memicu penyakit stroke dan
serangan jantung. Kedua penelitian ini akhirnya dilanjutkan oleh dr. Yumi
Tohuoka, peneliti dri Tohoku University di Sendai, Jepang.
Tomat menurut Titien, juga banyak dimanfaatkan dalam industri
kecantikan. Banyak masker dan pil anti penuaan yang berbahan dasar tomat.
Bukaan tanpa alasan mereka menggunakan tomat sebagai bahan dasar. Karena
pigmen likopen memang terbukti efektif sebagai antioksidan yang mampu
melawan penuaan dini. Zat lain seperti tomatin di dalam tomat juga sangat
bermanfaat sebagai zat antiinflamasi. Zat ini diyakini mampu menyembuhkan
luka dan mengobati jerawat. Jika Anda demam, tomat juga mempunyai sifat
antipiretik alias pereda demam. Sementara serat yang tinggi di dalam tomat
mampu mengatasi gangguan percernaan seperti sembelit dan wasir. Selain itu,
berbagai kandungan zat yang terdapat dalam buah tomat, mampu memulihkan
lemah syahwat, meningkatkan jumlah sperma serta menambah kegesitan gerakan
sperma.
2.2. Nasi
Padi (bahasa latin : Oryza sativa L.) merupakan salah
satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu
pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa
jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi
diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh
nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi padi
dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum.
Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas
penduduk dunia. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras.
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae (graminae atau
glumiflorae). Terna semusim, berakar serabut, batang sangat pendek, struktur
serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun
sempurna dengan pelepah tegak,daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga
hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang,
bagian bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret
yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula, tipe buah bulir atau
kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat
hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang
dalam bahasa sehari - hari disebut sekam, struktur dominan padi yang biasa
dikonsuksi yaitu jenis enduspremium.

2.3. Pengertian Pembusukan


Pembusukan adalah peristiwa perubahan kimia karena mikroorganisme.
Pada tomat yang membusuk, tomat berubah menjadi bau, berlendir, dan
mengeluarkan gas. Oleh karena sifat tomat setelah membusuk berbeda dengan
tomat sebelum membusuk, maka peristiwa pembusukan tomat dapat dikatakan
sebagai perubahan kimia.
Pembusukan benda terjadi karena adanya pengaruh bakteri pembusuk.
Pembusukan lebih sering terjadi pada benda atau makanan yang basah dan
lembab. Hal ini karena kadar air yang tinggi dalam makanan mempercepat proses
pembusukan. Supaya makanan tidak cepat busuk dapat diberi bahan pengawet
alami seperti kunyit, garam (diasinkan), atau dimasukan ke dalam kukas.

2.4. Bakteri Pembusukan


Bakteri adalah salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
proses pembusukan bahan makanan. Karena bahan makanan merupakan substrat
yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Bahan makanan yang telah terkontaminasi
bakteri menyebabkan perubahan fisik maupun perubahan kimia. Pertumbuhan
bakteri dipengaruhi oleh lingkungan yang sangat menguntungkan bagi tersedianya
zat - zat makanan untuk mikroorganisme yang konsentrasinya ideal atau isotonik.
Salah satu cara untuk menghambat pertumbuhan bakteri dilakukan
(Al2(SO4)314H2O) dalam bentuk larutan yang bersifat asam dan berfungsi
sebagai astringent sifat yang dapat menurunkan pH makanan, mengkerutkan
jaringan sehingga menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Dilihat dari
peranannya dalam pengurangan air, maka bahan pangan yang ditambah tawas
dengan konsentrasi tertentu akan menurunkan kandungan air. Hal ini karena ada
tekanan osmotik yang menarik air keluar dari bahan pangan tersebut.
Dengan adanya tekanan osmotik pada larutan tawas yang sangat tinggi
maka sel bakteri akan mengalami lisis (pemecahan sel) sehingga pertumbuhan
bakteri akan terhambat dan mati, hal ini disebabkan karena medium atau bahan
makanan mempunyai kerapatan molekul yang lebih besar dari sel-sel jasad renik,
sehingga air keluar dari sel-sel jasat renik dan jasad renik mengkerut dan
mengalami lisis sel hingga menjadi kering dan mati. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi tawas terhadap lisis sel bakteri
untuk melihat kemampuan merusak dinding sel bakteri.

2.5. Macam – Macam Bakteri Pembusukan


Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
1. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan
mempunyai beberapa variasi sebagai berikut :
1. Mikrococcus, jika kecil dan tunggal.
2. Diplococcus, jka berganda dua-dua.
3. Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar.
4. Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus.
5. Staphylococcus, jika bergerombol.
6. Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai.
2. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder
dan mempunyai variasi sebagai berikut :
1. Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua.
2. Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai.
3. Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung.
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1. Bahan dan Alat


Pada praktikum ini bahan yang digunakan adalah buah tomat dan nasi,
sedangkan alat yang digunakan adalah kamera untuk proses dokumentasi, piring
kecil untuk tempat menaruh buah tomat dan nasi dan kertas pulpen untuk
mencatat hasil pengamatan.

3.2. Pelaksanaan Praktikum dan Cara Kerja


Pelaksanaan praktikum dilakukan di rumah dengan waktu yang ditentukan
yaitu 7 hari pengamatan.
Cara kerja praktikum adalah dengan menaruh buah tomat dan nasi diatas
piringan kecil yang berada diruangan terbuka, kemudian amati setiap hari dengan
memdokumentasikan mengenai perubahan fisik dan warna dari buah tomat dan
nasi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tomat
Hari ke - Gambar Penjelasan
1 Warna dan tekstur masih normal
seperti buah tomat segar.

2 Warna dan tekstur masih normal


seperti buah tomat segar.

3 Warna sudah mulai tidak segar,


tetapi tekstur masih keras.

4 Warna sudah tidak segar dan


tekstur sudah tidak keras
5 Warna sudah tidak segar dan
tekstur tidak keras atau lembek.

6 Warna tidak segar dan tekstur


lembek.

2. Nasi
Hari Gambar Penjelasan
Ke -
1 Warna, tekstur masih seperti nasi
pada umumnya.

2 Warna sudah mulai abu – abu dan


tekstur sudah mengeras.
3 Warna menjadi abu – abu, tekstur
mengeras dan belum terdapat
jamur.

4 Warna menjadi abu – abu, tekstur


mengeras dan sudah terdapat jamur.

5 Warna menjadi abu – abu, tekstur


mengeras dan sudah terdapat jamur.

6 Warna menjadi abu – abu, tekstur


mengeras dan sudah terdapat jamur.
BAB V
SARAN DAN KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Pada pengamatan pembusukan buah tomat dan nasi kali ini didapatkan
buah tomat tidak banyak mengalami perubahan baik dari segi warna, tekstur dan
bau. Hasil ini dikarenakan suhu ruangan yang tidak memungkinkan bakteri yang
menyebabkan pembusukan pada tomat tumbuh. Sehingga walaupun telah
dilakukan pengamatan sampai hari ke – 6 buah tomat tetap tidak membusuk dan
tidak menunjukan tanda pembusukan. Dibutuhkan waktu lebih lama untuk buah
tomat mengalami pembusukan pada suhu dan udara ruangan tempat pengamatan
dilakukan.
Pada pengamatan pembusukan nasi didapatkan nasi yang mengalami
perubahan warna dan tekstur pada hari kedua dan pada hari ketiga nasi sudah
mengalami penjamuran. Hal itu menandahakn suhu dan udara pada ruangan
pengamatan dapat menjadi faktor jamur tumbuh pada nasi.

5.2. Saran
Perlu dilakukan pengamatan lebih lama untuk membuktikan dan
mengetahui seberapa lama buah tomat mengalami pembusukan dan perubahan
warna tesktur yang signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

Fendi, Arjun. 2013. Perubahan Fisikokimia Buah Sayur Setelah Panen.


http://gudangfarm.blogspot.com/2013/05/bab-iii.html. Di akses pada tanggal
20 Juni 2022.
Hasbi, et al. 2005. ”Masa Simpan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) pada
Berbagai Tingkat Kematangan, Suhu dan Jenis Kemasan”. Jurnal Teknologi
dan Industri Pangan. Volume 16(3): 199-205.
Katrasapoetra, A.G. 1989. Teknologi Penanganan Pasca Panen. Bina Aksara.
Jakarta.
Marpaung, L. 1997. Pemanenan dan Penanganan Buah Tomat, hal. 118-127.
Pratiwi, H.H. 2008. “Pengaruh Bahan Pelapis dan Sitokinin Terhadap Kesegaran
Cupat dan Umur Simpan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)”.
Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai