Anda di halaman 1dari 6

Econetica Vol.

1 Nomor 2 ISSN : 2685-1016 November 2019

STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS


PERDESAAN DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI MIKRO SYARIAH
BERBASIS PERTANIAN DI KABUPATEN SUMBAWA BARAT

Zaenafi Ariani, SE., ME


Dosen Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Mataram

ABSTRACT
A common problem for farmers so far is not having good access to financial institutions,
making it difficult to get credit or financing for farming, for example, people's business
credit (KUR) from banks. That is why, the Directorate General of Infrastructure and
Facilities and Agriculture (PSP) of the Ministry of Agriculture (Ministry of Agriculture) is
rolling out the Rural Agribusiness Business Development Program (PUAP) to date. With
the revitalization of agricultural financing is expected to be one of the efforts aimed at
encouraging and ensuring the availability of financing / capital for farmers in developing
agricultural business
To support the success of the development of agriculture, the government through the
Minister of Agriculture of the Republic of Indonesia provides Direct Assistance for the
Community Development of Rural Agribusiness (BLM-PUAP) which is rolled out to the
Association of Farmers Groups (Gapoktan) in each Village, with the hope that all villages
in NTB Province, especially in West Sumbawa Regency can be accommodated
Keywords: PUAP, Financing, Agriculture, LKMA, Sharia

ABSTRAK
Permasalahan umum bagi petani selama ini adalah tidak mempunyai akses yang baik
terhadap lembaga pembiayaan, sehingga sulit untuk mendapatkan kredit atau pembiayaan
usaha tani, misalnya kredit usaha rakyat (KUR) dari perbankan. Itu sebabnya, Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana dan Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian ( Kementan)
menggulirkan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) hingga saat
ini. Dengan adanya Revitalisasi pembiayaan pertanian ini diharapkan menjadi salah satu
upaya yang ditujukan untuk mendorong dan menjamin ketersediaan
pembiayaan/permodalan bagi petani dalam pengembangan usaha tani
Untuk menunjang keberhasilan pembangunan bidang Pertanian, pemerintah melalui
Menteri Pertanian Republik Indonesia memberikan Bantuan Langsung Masyarakat
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (BLM-PUAP) yang digulirkan kepada
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di setiap Desa, dengan harapan seluruh desa yang
ada di Propinsi NTB khususnya di Kabupaten Sumbawa Barat dapat terakomodir
Kata Kunci : PUAP, Pembiayaan, Pertanian, LKMA, Syariah

98
Econetica Vol. 1 Nomor 2 ISSN : 2685-1016 November 2019

PENDAHULUAN permasalahan tersebut Pemerintah


Perjalanan pembangunan pertanian menetapkan Program Jangka Menengah
Indonesia sampai saat ini masih belum (2005-2009) yang fokus pada pembangunan
menunjukkan hasil yang maksimal jika pertanian perdesaan. Salah satunya
dilihat dari kesejahteraan petani dan ditempuh melalui pendekatan
kontribusinya pada pendapatan nasional. mengembangkan usaha agrbisnis dan
Pembangunan pertanian di Indonesaia memperkuat kelembagaan pertanian di
dianggap penting dari keseluruhan perdesaan.
pembangunan nasional. Ada beberapa hal Dalam rangka penanggulangan
yang mendasari mengapa pembangunan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja
pertanian di Indonesia mempunyai peran di perdesaan, Presiden RI pada tanggal 30
penting, antara lain : potensi Sumber Daya April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah telah
Alam yang besar dan beragam, pangsa mencanangkan Program Nasional
terhadap pendapatan nasional yang cukup Pemberdayaan Masyarakat Mandiri
besar, besarnya pangsa terhadap ekspor (PNPM-M). Pengembangan Usaha
nasional, besarnya penduduk Indonesia Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang
yang menggantungkan hidupnya dapa dilaksanakan oleh Departemen Pertanian
sector ini, perannya dalam penyediaan pada tahun 2008 dilakukan secara
pangan masyarakat yang menjadi basis terintegrasi dengan program PNPM-M.
pertumbuhan di perdesaan. Potensi Program PUAP merupakan bentuk fasilitasi
pertanian Indonesia yang cukup besar bantuan modal usaha untuk petani anggota,
namun pada kenyataannya sampai saat ini baik petani pemilik, petani penggarap,
sebagian besar dari petani kita masih buruh tani maupun rumah tangga tani.
banyak yang termasuk golongan miskin. Kementrian Pertanian menetapkan 4
Data BPS tahun 2009 menunjukkan (empat) kebijakan dalam mengembangkan
bahwa jumlah penduduk miskin tercatat usaha produktif petani dalam mendukung 4
32,53 juta jiwa (14,15%). Dari jumlah sukses kementrian pertanian yaitu : (1)
tersebut sekitar 20,65 juta jiwa berada di swasembada dan swasembada
perdesaan dengan mata pencaharian utama berkelanjutan, (2) diversifikasi pangan, (3)
di sektor pertanian. Pada umumnya petani nilai tambah, daya saing, dan ekspor, dan
di perdesaan berada pada skala usaha mikro (4) peningkatan kesejahteraan petani.
yang memiliki luas lahan lebih kecil dari Strategi dasar yang dilakukan melalui
0,3 hektar. Pada bulan Maret 2010, BPS pemberdayaan masyarakat, optimalisasi
mencatat jumlah penduduk miskin turun potensi agribisnis, fasilitasi modal usaha
menjadi 31,02 juta jiwa (13,33%) dan pada petani kecil, penguatan dan pemberdayaan
tahun 2011 jumlah penduduk miskin turun kelembagaan. PUAP dilaksanakan dengan
menjadi 31,01 juta jiwa (12,46%), artinya fokus pada mekanisme pemberdayaan
terjadi penurunan angka kemiskinan untuk penanggulangan kemiskinan,
sebanyak 1,01 juta jiwa (0,87%). Namun mengembangkan potensi dan perkuatan
kemiskinan di perdesaan, akan terus kapasitas kelompok masyarakat miskin di
menjadi masalah pokok nasional sehingga perdesaan.
penanggulangan kemiskinan tetap menjadi Jaminan social yang merupakan
program prioritas untuk tercapainya komitmen pemerintah untuk memenuhi
kesejahteraan sosial bagi masyarakat. kebutuhan minimal setiap penduduk,
Permasalahan mendasar yang apapun agamanya dan etnisnya yang tidak
dihadapi petani adalah kurangnya akses mampu memenuhi kebutuhan yang layak,
kepada sumber permodalan, pasar dan menjadi prioritas dalam konsep ekonomi
teknologi, serta organisasi tani yang masih islam bahkan hal itu merupakan komitmen
lemah. Untuk mengatasi dan menyelesaikan keislaman seseorang. Orang yang
Econetica Vol. 1 Nomor 2 ISSN : 2685-1016 November 2019

mendustakannya dan tidak ingin Untuk memperoleh data yang akurat


melaksanakannya dianggap telah diperlukan informan kunci. Informan kunci
mendustakan agamanya, seperti ditegaskan adalah informan yang benar-benar
dalam Surat Al-Maun ayat 1-3: menguasai situasi social yang diteliti.
Artinya : Informan kunci atau informan yang baik
adalah informan yang baik adalah
Tahukah kamu (orang) yang
informan yang memiliki kriteria sebagai
mendustakan agama?.Itulah orang
berikut: Mereka yang mengusai atau
yang menghardik anak yatim. Dan
memahamisesuatu melalui proses
tidak menganjurkan memberi Makan
enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan
orang miskin.
sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.
Kemudian pada masa pemerintahan
Mereka yang masih sedang berkecimpung
Khalifah Harun Ar-rasid, sector Pertanian
atau terlibat pada kegiatan yang tengah
adalah sector yang sangat diperhatikan. Hal
diteliti. Mereka yang mempunyai wwaktu
itu ditulis oleh Abu Yusuf ( 1979: 109-110)
yang memadai untuk dimintai keterangan.
bahwa Negara bertanggung jawab
Mereka yang cenderung tidak
membiayai proyek infrastruktur, seperti
menyampaikan informasi hasil
perawatan irigasi, agar hasil pertanianpun
“kemasannya” sendiri (Sugiono,
melimpah
2012:221).
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten
METODE PENELITIAN
Sumbawa Barat Pada 53 Gapoktan
Penelitian ini menggunakan metode
penerima Dana Program Pengembangan
destriktif kualitatif. Metode deskriftif
Usaha Agribisnis Perdesaan dari
kualitatif bertujuan untuk menggambarkan,
Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
meringkas berbagai kondisi, berbagai
Dalam penelitian kualitatif,
situasi atau berbagai fenomena realitas
pengumpulan data dilakukan pada natural
social masyarakat yang menjadi obyek
setting (kondisi alamiah), sumber data
penelitian, dan berupaya menarik realitas
primer, dan teknik pegumpulan data lebih
itu ke permukaan sebagai suatu ciri,
banyak pada observasi, wawancara
karkter, sifat, model, tanda atau gambaran
mendalam dan dokumentasi (Sugiono,
tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena
2012:225).
tertentu (Bungin, 2011:68).
Bongdan (dalam Sugiono:2013:88)
Instrumen penelitian dalam penelitian
menyatakan bahwa analisis data adalah
ini adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
proses mencari dan menyusun secara
adalah instrument kunci (key instrument).
sistimatis data yang diperoleh dari hasil
Penelitilah yang mengadakan sendiri
wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
pengamatan atau wawancara tak berstruktur
bahan lainsehingga dapat mudah dipahami,
dan hasil catatan. Hanya manusia sebagai
dan temuannyadiinformasikan kepada
instrument yang dapat memahami makna
orang lain. Menurut Nasution (dalam
interaksi antar manusia, mengalami
Sugiono, 2013:89) analisis data dalam
perasaaan dan nilai-nilai yang terkandung
penelitian kualitatif lebih difokuskan
dalam ucapan dan perbuatan responden (S
selama proses dilapangan bersamaan
Nasution, 1996:9). Peneliti sebagai key
dengan pengumpulan data, dimana
instrument berfungsi untuk menetapkan
didalam kenyataannya, analisis data
focus penlitian, memilih informan sebagai
kulaitatif berlangsung selama proses
sumber data, melakukan pengumpulan data,
pengumpulan data daripada setelah selesai
analisis data, menafsirkan data dan
pengumpulan data. Dalam penelitian ini,
membuat kesimpulan atas semuanya
Dalam penelitian ini, dilakukan uji
(Sugiono, 2012:222).
keabsahan data melalui uji kredibilitas

100
Econetica Vol. 1 Nomor 2 ISSN : 2685-1016 November 2019

(kepercayaan) data dengan teknis kemiskinan dan pengangguran melalui


triangulasi. Menurut Wiersma (dalam penumbuhan dan pengembangan usaha
Sugiono,2013:125), triangulasi dalam agribisnis di perdesaan sesuai potensi
pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai wilayah. Maka dari itu, untuk
pengecekan data dari berbagai sumber mewujudkannya diperlukan pembinaan
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. yang berkelanjutan terhadap program
Terdapat tiga jenistriangulasi, yaitu: PUAP. Adapun bentuk dari pembinaan dan
triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan pemanfaatan dana tersebut akan dibentuk
triangulasi waktu. Lembaga Keuangan Mikro yang merupakan
kumpulan dari LKM atau unit usaha simpan
HASIL DAN PEMBAHASAN pinjam dari seluruh Gapoktan. Keuangan
Empat target capaian sukses Menteri Mikro Agribisnis (LKMA) yang diharapkan
Pertanian yaitu: Sukses swasembada di Kabupaten Sumbawa Barat ini
berkelanjutan, sukses diversifikasi pangan, berbentuk Syariah.
sukses peningkatan nilai tambah, daya Terdapat 3 Gapoktan yang telah
saing dan ekspor serta sukses peningkatan memiliki Badan Hukum Koperasi untuk
kesejahteraan petani. Salah satu cara untuk LKMA, yaitu:
mencapai target tersebut salah satunya
dengan pemberian Bantuan Langsung
Masyarakat Pengembangan Usaha
NO KECAMATAN KEL/DESA GAPOKTAN
Agribisnis Perdesaan (BLM-PUAP). BLM-
PUAP ini diharapkan dapat merubah
kehidupan petani ke arah yang lebih baik Lalar Mitra Muda
1 Taliwang
dan sejahtera, yaitu dengan Liang mandiri
mengembangkan usaha on farm maupun off Kakap
2 Taliwang Lab. Lalar
farm yang diharapkan bisa berkembang Merah
sesuai dengan tahap-tahap pencapaian 3 Brang Ene Mura Muratama
keberhasilan dana ini yaitu tahap
pembentukan, tahap pengokohan dan tahap Tabel. 01. Data Gapoktan Berbadan
kemandirian. Tolak ukur keberhasilan dana Hukum Koperasi
BLM-PUAP yaitu dengan terbentuknya Desa yang mendapat dana BLM-
Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis PUAP adalah sebanyak 58 desa dari 65
(LKMA) yang diharapkan di Kabupaten desa yang ada di kabupaten Sumbawa
Sumbawa Barat ini berbentuk Syariah. Barat, dari 58 desa tersebut seluruhnya akan
a. Strategi Kebijakan Program dibentuk badan hukum dan pengelolaannya
Pengembangan Usaha Agribisnis berdasarkan sistem syariah. Dengan adanya
Perdesaan Dalam Pengembangan 58 gapoktan yang berbadan hukum dan
Ekonomi Mikro Syariah Berbasis sistem syariah maka akan menjadi
Pertanian Di Kabupaten Sumbawa Barat pendorong bangkitnya ekonomi syariah
Strategis Pembentukan Lembaga berbasis agribisnis di Kabupaten Sumbawa
Keuangan Mikro Syariah (LKMAS) Barat.
Program Pengembangan Usaha b. Kendala yang dihadapi dalam
Agribisni Perdesaan (PUAP) merupakan melaksanakan Strategi
bentuk fasilitasi STIMULAN modal usaha Sejak perguliran dana BLM-PUAP di
untuk petani anggota, baik petani pemilik, Kabupaten Sumbawa Barat, tidak
petani penggarap, buruh tani maupun selamanya berjalan lancar ada beberapa
rumah tangga tani yang dikoordinasikan permasalahan yang dihadapi dalam
oleh Gapoktan (Pedum,2010, hal.2). Salah pengelolaan dana oleh Gapoktan, antara
satu Tujuan PUAP adalah mengurangi lain:

101
Econetica Vol. 1 Nomor 2 ISSN : 2685-1016 November 2019

1. Rapat anggota Gapoktan tidak KESIMPULAN


kontinyu, hanya terlaksana 1 kali Revitalisasi pembiayaan pertanian
setahun yaitu pada Rapat Anggota merupakan salahsatu upaya untuk
Tahunan meningkatkan fasilitasi akses petani
2. Dana swadaya khusunya simpanan terhadap pembiayaan/permodalan.
wajib tidak berjalan lancar hanya Revitalisasi pembiayaan ini ditujukan untuk
3. Administrasi/pembukuan tidak teratur mendorong dan menjamin ketersediaan
4. Adanya penyelewengan yang pembiayaan/permodalan untuk
dilakukan oleh pengurus gapoktan pengembangan usaha tani.
5. Adanya anggapan dana PUAP adalah Pemberian Program Pengembangan
dana hibah yang tidak perlu Usaha Agribisnis Perdesaan dapat
direvolving membantu modal usaha petani dan juga
6. Kurang ketatnya sanksi hukum bagi untuk mengembangkan usaha pertanian
anggota yang tidak mengembalikan dengan modal stimulant dari pemerintah
dana PUAP. yang dapat dikelola di LKMA masing
masing Gapoktan. Hal ini merupakan upaya
c. Langkah-Langkah Pemecahan Masalah: pemerintah untuk memudahkan petani
1. Selalu mengingatkan Gapoktan untuk dapat mengembankan usaha pertaniannya,
mengadakan pertemuan rutin dengan sehingga diharapkan agar meningkatkan
anggotanya dengan mengundang skala usaha pertaniannya.
PMT/Penyuluh Pendamping PUAP yang memiliki tujuan untuk
2. Mempertegas dan memperketat aturan mengurangi kemiskinan dan pengangguran
main dalam Awik-awik Gapoktan melalui penumbuhan dan pengembangan
untuk peminjaman dana PUAP dan usaha agribisnis di perdesaan sesuai potensi
sanksi kepada anggota yang wilayah. Maka dari itu, untuk
menunggak dengan penagihan dari mewujudkannya diperlukan pembinaan
pengurus Gapoktan, Desa dan yang berkelanjutan terhadap program
Kabupaten PUAP. Adapun bentuk dari pembinaan dan
3. Membuat Juknis Lokalita yang makin pemanfaatan dana tersebut akan dibentuk
mempertegas aturan dalam penggunaan Lembaga Keuangan Mikro yang merupakan
dana PUAP sehingga peran Pemda kumpulan dari LKM atau unit usaha simpan
lebih besar dalam menerapkan sanksi pinjam dari seluruh Gapoktan. Keuangan
bagi oknum-oknum yang Mikro Agribisnis (LKMA) yang diharapkan
menyalahgunakan dana PUAP di Kabupaten Sumbawa Barat ini
Perlunya peningkatan pembinaan berbentuk Syariah. Dengan terbentuknya 58
administrasi Gapoktan yang dilakukan oleh LKMA yang dikelola secara syariah, akan
PMT dan Penyuluh Pendamping mampu menjadi faktor pendorong untuk
bangkitnya ekonomi syariah berbasis
pertanian di Kabupaten Sumbawa Barat.

102
Econetica Vol. 1 Nomor 2 ISSN : 2685-1016 November 2019

DAFTAR PUSTAKA Suyatno B dan Karnaji. (2005). Kemiskinan


Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kesenjangan Sosial : Ketika
Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Pembaangunan Tak Berpihak Kepada
Sumbawa Barat, 2011. Laporan Rakyat Miskin. Surabaya: Airlanga
Perkembangan BLM-PUAP. University Press
Taliwang.
Direktorat Pembiayaan Ditjen Prasarana
dan Sarana Pertanian. Pedoman
Penumbuhan Lembaga Keuangan
Mikro Agribisnis (LKM-A) Gapoktan
PUAP, Jakarta. 2011.
Ditjen PSP. Kementrian Pertanian.
Petunjuk Teknis Kredit Usaha Rakyat di
Sektor Pertanian. 2016.
Ditjen PSP. Kementrian Pertanian.
Pedoman Teknis Pelaksanaan Fasilitator
Pembiayaan Pertanian Swadaya. 2019.
file:///C:/Users/Documents/hasil
penelitian/Juklak PUAP Jabar.html, diakses
15 Maret 2012.
Kementerian Pertanian, 2012. Petunjuk
Teknis Verifikasi Dokumen
Administrasi dan Penyaluran Dana
BLM-PUAP.
Prasetya Irawan, 2009:4.21. Materi Pokok
Metodelogi Penelitian Administrasi; 1
– 12, cetakan 4. Universitas Terbuka.
Jakarta.
Sugiyono, 2011:38. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Cetakan ke-14. Alfabeta. Bandung.
Milles, M. B., Hubberman, A., & Saldana,
J. (2014). Qualitatif Data Analysis: A
Method Sourcebook (3rd ed). USA : SAGE
Publications, Inc.
Sajogyo. (2007). Pertanian dan
Kemiskinan. www.ekonomi rakyat.org.
Jurnal Ekonomi Rakyat.
Sulaiman. Rahman. (2005). Sumber
Pembiayaan Ekonomi Kreatif untuk
Kesejahteraan Bangsa. Jakarta: Kapita
Selekta Ekonomi Indonesia. Fajar
Interpratama Offset.

103

Anda mungkin juga menyukai