I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
pada tahun 1882 De Condole memasukkan tanaman ini ke daftar tanaman asli
India. Pada akhirnya tanaman ini menyebar ke seluruh dunia terutama di daerah
tropika. Tanaman mentimun merupakan komoditas sayuran yang mulai
memasuki pasaran ekspor, sebagai sayuran dalam bentuk buah segar.
Tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) berasal dari bagian utara India
kemudian masuk ke Cina Penyebaran dan produksi mentimun di Indonesia dari
tahun ke tahun terus meningkat.
Tanaman mentimun dapat diusahakan di dataran rendah sampai dataran tinggi.
Namun di Indonesia kebanyakan di tanam di dataran rendah. Berbagai jenis
lahan sawah, tegalan, dan lahan gambut dapat ditanami tanaman ini. Selain itu,
mentimun juga dapat ditanam sebagai tanaman sela diantara tanaman palawija
atau sayuran lainnya. Jenis sayuran ini juga dapat ditanam dengan pola
tumpang sari ataupun tumpang gilir. Pada dasarnya tanaman mentimun dapat
tumbuh dan beradaptasi di hampir semua jenis tanah. Tanah mineral yang
bertekstur ringan sampai pada tanah yang bertekstur berat dan juga pada tanah
organik seperti gambut dapat diusahakan sebagai tempat budidaya mentimun.
Peningkatan produksi mentimun dapat dipacu dengan usaha intensifikasi,
ekstensifikasi dan diversifikasi harus dilakukan secara terpadu. Pengembangan
budidaya mentimun mempunyi penting dan sumbangan yang cukup besar
terhadap peningkatan taraf hidup petani, penyediaan bahan pangan bergizi,
serta perluasan kesempatan kerja dapat diandalkan sebagai satu komoditas
ekspor non migas dari sector pertanian.
Mentimun umumnya sangat digemari oleh masyarakat dan dikonsumsi dalam
bentuk lalapan, sari buah, asinan, acar, dan lain-lain. Nilai gizi mentimun cukup
baik karena sayuran buah ini mengandung mineral dan vitamin. Kandungan
nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 protein, o,1 pati, 3 g
karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, natirum
5,00 mg, niacin 0.10 mg, abu 0,40 mg, 14 mg asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU
vitamin B1 dan 0,2 IU vitamin B2. Di samping itu, buah mentimun juga dapat
digunakan sebagai obat-obatan tradisional seperti untuk sakit tenggorokan dan
panas dalam, sebagai bahan industri terutama di bidang kosmetik untuk
dijadikan pencuci muka.
Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah yaitu 3,5 ton/ha sampai
4,8 ton/ha, padahal produksi mentimun hibrida bisa mencapai 20 to ha.
Budidaya tanaman mentimun dalam skala produksi yang tinggi dan intensif
belum banyak dilakukan, pada umumnya tanaman mentimun ditanam sebagai
tanaman selingan (Warintek, 2006).
Masalah utama yang sering dihadapi dalam budidaya mentimun adalah karena
tanaman mentimun lebih dominan menghasilkan bunga jantan dibandingkan
dengan bunga betina sehingga produksinya tidak maksimal. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka perlu dilakukan pemupukan yang berimbang, dan
pemangkasan untuk merangsang terbentuknya hormon terutama auxin dan
giberilin yang dapat merangsang terbentuknya bunga betina, serta penggunaan
zat perangsang tumbuh sintetis yang dapat merangsang pembentukan bunga
betina lebih banyak.
pupuk NPK juga dapat membantu pertumbuhan tanaman mentimun dimana N
akan Penggunaan membantu pertumbuhan vegetatif tanaman sedangkan unsur
P akan membantu dalam pembentukan buah (generatif) tanaman.
Keseimbangan
pemupukan
akan
memberikan
keseimbangan
antara
pertumbuhan vegetatif dan generatif.
Kandungan bahan organik didalam tanah semakin lama semakin berkurang
sehingga sangat dianjurkan penggunaan pupuk organik. Bahan organik tanah
meliputi semua lapisan tanaman dan sisa hewan. Bahan organik secara umum
berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Salah satu
bahan organik yang sering digunakan petani yaitu pupuk kandang. Penggunaan
pupuk kandang sangat penting terutama dalam memperbaiki struktur dan
tekstur tanah, aerase tanah, serta dapat meng-aktifkan mikroorganisme tanah.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka penulis melakukan praktikum dengan judul
Budidaya Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.).
B.
TUJUAN PRAKTIKUM
Pada umumnya hamper semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan
pertanian cocok untuk ditanami mentimun. Untuk mendapatkan produksi yang
tinggi dan kualitas yang baik, tanaman mentimun membutuhkan tanah yang
subur dan gembur, kaya akan bahan organik, tidak tegenang, pH-nya 5-6.
Namun masih toleran terhadap pH 5,5 batasan minimal dan pH 7,5 batasan
maksimal. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan penyerapan
hara oleh akar tanaman sehingga pertumbuhan tanaman terganggu, sedangkan
pada tanah yang terlalu basa tanaman akan terserang penyakit klorosis.
Pupuk Organik
Pupuk organik (pupuk kandang) merupakan pembenah tanah yang paling
baik dibandingkan pembenah tanah yang lainnya. Kandungan unsur hara yang
dikandung pupuk kandang umumya rendah dan sangat bervariasi, misalnya
unsure N, P dan K tetapi juga mengandung unsure esensial lainnya.
Benih mentimun
Pupuk kandang
Pupuk NPK
Decis
Polybag
Alat
Cangkul
Garu
Kayu lanjaran
Handsprayer
Kamera
Alat tulis
C.
1.
Pelaksanaan Praktikum
Persiapan Lahan
Lahan tempat praktikum terlebih dahulu dibarsihkan dari tumbuhan
penggangu (gulma) dan sisa-sisa tanaman. Selanjutnya dilakukan pengolahan
tanah dengan membalikkan top soil tanah sedalam 25 cm untuk mendapatkan
tanah yang gembur. Selanjutnya dilakukan pemberian pupuk kandang untuk
memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta mengaktifkan mikroorganisme
tanah.
2.
Persemaian
Sebelum benih ditanam sebaiknya dilakukan persemaian terlebih dahulu.
Media persemaian yang digunakan berupa campuran antara tanah dengan
pupuk kandang dan sebagai tempat media digunakan polybag kecil. Setelah
tanaman berumur 2 minggu siap untuk ditanam di lapangan.
3.
Penanaman
Penanaman benih dapat dilakukan jika bibit telah berumur 10-14 hari
atau setelah bibit memiliki dua daun. Pada saat pemindahan bibit sebaiknya
dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada bibit. Bibit
ditanam pada lubang tanam yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dengan
jarak tanam 30 x 60 cm.
4.
Pemeliharaan Tanaman
v Pemupukan
Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanam dengan
menggunakan pupuk NPK dengan dosis 7 gr per tanaman. Pemupukan kedua
dilakukan 2 minggu setelah tanam dengan dosis 10 g per tanaman. Pemupukan
dilakukan dengan cara membuat lingkaran sekitar 10 cm dari pokok tanaman.
v Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Penyiraman
dilakukan setiap hari disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
v Pemberian Lanjaran
Tanaman mentimun merupakan tanaman bersifat menjalar, maka untuk
membantu pertumbuhannya dapat diberikan lanjaran sepanjang 2 meter,
fungsinya untuk merambatkan tanaman sehingga mempermudah pemeliharaan
dan juga sebagai tempat penompang letak buah. Pemasangan lanjaran dilakukan
pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam.
v Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi agar gulma yang
tumbuh tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyiangan dapat dilakukan
secara manual yaitu dengan mencabut gulma yang berada disekitar areal
pertanaman dan disesuaikan dengan kondisi lapangan.
5.
Panen
Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 25 hari setelah
tanam. Criteria buah yang dapat di panen adalah buah telah mencapai ukuran
maksimal dan masih terlihat duri-duri halus yang menempel pada buah. Panen
buah mentimun dilakukan dengan cara memotong tangkai buah menggunakan
pisau agar tidak merusak tanaman. Panen dapat diakukan sampai 3 kali dengan
interval 3 hari sekali.
D.
1.
Parameter Pengamatan
Umur Berbunga (hari setelah tanam)
Umur berbunga dapat dihitung setelah munculnya bunga mencapai 50 %
dari total populasi.
2.
Umur Panen (hari setelah tanam)
Umur panen dapat dihitung mulai dari saat tanam sampai dilakukan panen
pertama.
3.
Umur Berbunga
Tabel pengamatan terhadap umur berbunga tanaman mentimun dapat di
lihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil pengamatan Umur Berbunga (HST)
Sampel
Umur Berbunga (HST)
A
21 HST
B
23 HST
C
21 HST
D
21 HST
Rerata Umur Berbunga
21,5
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rerata umur berbunga tanaman
mentimun adalah 21,5.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembungaan antara lain
kekeringan yang tinggi, pertumbuhan vegetatif yang lebih dominan , kurangnya
pemeliharaan.
Umur berbunga tanaman mentimun dipengaruhi oleh faktor genetis dan
faktor lingkungan. Faktor intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh
terhadap proses pembentukan bunga. Hal inni sesuai dengan pernyataan Wilkins
(1997) bahwa cahaya dapat meningkatkan pengangkutan unsur hara dengan
memasok produk-produk dari fotosintesis yang dapat merangsang pembentukan
bunga, penyinaran juga dapat menyebabkan membuka dan menutupnya bunga.
Suhu yang tinggi dapat menyebabkan dampak negatif terhadap tanaman
mentimun, hal ini sesuai dengan pernyataan Lakitan (1995) bahwa intensitas
cahaya berpengaruh langsung terhadap laju sintesis karbohidrat pada
tumbuhan, laju fotosintesis akan meningkat dengan menurunnya intensitas
cahaya sampai batas tertentu. Lebih lanjut Cahyono (2003) menyatakan bahwa
intensitas cahaya matahari yang tinggi pada tanaman mentimun lebih dominan
pembentukan bunga jantan.
Umur berbunga tanaman juga dipengaruhi oleh factor pemupukan
terutama pupuk yang mengandung unsure P seperti NPK. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Zulfatri dan Yoesuf (2007) yang menyatakan bahwa ketersediaan
unsur P yang lebih besar akan membantu mempercepat pembentukan bunga.
2.
Umur Panen
Hasil pengamatan terhadap umur panen tanaman mentimun dapat di
lihat pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Umur Panen
Sampel
Umur Panen (HST)
A
32 HST
B
C
D
Rerata Umur Panen
35 HST
36 HST
35 HST
34,5
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rerata umur panen tanaman
mentimun adalah 34,5.
Umur panen tanaman mentimun dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan
unsur hara, pupuk organik akan terurai sempurna apabila ada jarak waktu
pemberian dan penanaman, sehingga unsur hara menjadi tersedia bagi
tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Novizan (2005) bahwa pupuk organik
akan terurai sempurna 1-2 bulan sehingga menjadi tersedia bagi tanaman.
Umur panen juga sangat dipengaruhi oleh faktor iklim terutama curah
hujan. Curah hujan yang tinggi akan memperlambat proses pematangan buah.
3.
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa rerata berat buah tanaman
mentimun adalah 215 g.
Berat buah tanaman mentimun sangat dipengaruhi oleh ketersediaan
hara tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rismunandar (1981)
mengatakan bahwa tanaman akan tumbuh baik dan menghasilkan produksi
tinggi apabila tersedia cukup makanan. Pemupukan merupakan salah satu cara
untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman.
Pemupukan dengan NPK mempengaruhi produksi tanaman terutana
karena keberadaan unsur fosfat karena dapat merangsang pembungaan dan
menghasilkan buah yang berkualitas dan berukuran maksimal. Menurut Lingga
(2007) menyatakan bahwa unsur fosfor bagi tanaman berguna untuk
merangsang pembentukan bunga dan buah yang baik
Saran
Dari hasil praktikum ini disarankan penggunaan bahan organik seperti
pupuk kandang guna memperbaiki struktur dan tekstur tanah.
Disarankan juga penggunaan pupuk yang tepat agar adanya
keseimbangan antara pertumbuhan vegetatif dan generatif.
Bulan
Septembe
Oktober
November Desember
r
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
X
X X
X
X
X
X X X X X
X X X
X X X
X X X X