Anda di halaman 1dari 11

Terong atau terung ialah tumbuhan yang tergolong dalam keluarga

Solanaceae dan genus Solanum. Ia merupakan tumbuhan asli India dan Sri
Lanka, dan berhubungan erat dengan tomat dan kentang. Buahnya biasa
digunakan sebagai sayur untuk masakan. Nama botaninya Solanum
melongena.
Terong ialah tumbuhan hijau yang sering ditanam secara tahunan. Tanaman
ini tumbuh hingga 40-150 cm (16-57 inci) tingginya. Daunnya besar, dengan
lobus yang kasar. Ukurannya 10-20 cm (4-8 inci) panjangnya dan 5-10 cm (24 inci) lebarnya. Jenis-jenis setengah liar lebih besar dan tumbuh hingga
setinggi 225 cm (7 kaki), dengan daun yang melebihi 30 cm (12 inci) dan 15
cm (6 inci) panjangnya. Batangnya biasanya berduri. Warna bunganya
antara putih hingga ungu, dengan mahkota yang memiliki lima lobus.
Benang sarinya berwarna kuning. Buah tepung berisi, dengan diameter yang
kurang dari 3 cm untuk yang liar, dan lebih besar lagi untuk jenis yang
ditanam.
Dari segi botani, buah yang dikelaskan sebagai beri mengandung banyak biji
yang kecil dan lembut. Biji itu boleh dimakan tetapi rasanya pahit karena
mengandung alkaloid nikotin. Ini tidaklah mengherankan karena terong
adalah saudara dekat tembakau.
Terong merupakan sayuran yang sudah dikenal luas masyarakat Indonesia.
Ini tidak terlepas dari kebiasaan kita yang mengkonsumsinya baik dalam
bentuk sayuran olahan maupun secara mentah. Dengan semakin
beragamnya selera masyarakat terhadap terong, bentuknya pun mengalami
perkembangan. Namun demikian, secara umum ciri fisik terong tidak jauh
berbeda dari karakter seperti : bentuk bulat/lonjong, panjang, berkulit mulus,
dengan kaliks (tangkai buah) yang besar sesuai ukuran buahnya.
Buah terong merupakan sumber kalori yang cukup besar yaitu
sekitar
24
kal.
Selain sebagai sumber kalori, buah terong juga mempunyai komposisi
gizi antara lain mengandung 1.5 % Protein, 0.2 gr lemak, 5.5 gr hidrat
arang, 15 gram kalsium, 37 mg Fosfor, Besi 0.4 mg, Vit A 30 SI , Vit B1 0.04
mg, dan Vit C 5 mg. Dengan komposisi gizi seperti itu maka buah terong
cocok dikonsumsi untuk perbaikan gizi..

Meskipun terong termasuk sayuran yang digemari masyarakat, nampaknya


budidaya tanaman terong ini tidak se-intensif budidaya tanaman sayuran

favourit lain seperti cabai, tomat, bawang, dan lainnya. Kenyataannya tidak
sedikit petani kita yang menanamnya sebagai pelengkap dan kadang
ditumpangsarikan dengan tanaman lain. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari
masih kurang pentingnya peran komoditas terong di masyarakat. Padahal
bila kita mengkaji potensi pasar dalam negeri saja pengusahaan terong
secara intensif memberikan peluang yang cerah. Saat ini hanya ada
beberapa pihak saja yang mengelola terong ini secara intensif, bermitra
dengan petani kemudian melakukan pengolahan sehingga memiliki nilai
tambah
untuk
diekspor
ke
luar
negeri.
Meskipun
data
sensus
pertanian
1998
mengungkapkan
adanya
kecendrungan peningkatan baik dari produksi maupun luas areal sayuran
terong di Indonesia yaitu sekitar 14.31 persen, namun dibandingkan luas
areal sayuran potensial yang ada konstribusinya sangat kecil. Bahkan ada
kecendrungan areal penanamannya semakin lama semakin berkurang.
Padahal dengan adanya peningkatan permintaan tersebut menunjukkan
peluang pasar terong masih terbuka. Kondisi ini semakin diperparah dengan
masih rendahnya tingkat produktifitas terong yang dihasilkan petani yaitu
berkisar 60 80 kuintal per hektar. Hal itu menunjukkan bahwa pengusahaan
terong
di
Indonesia
belum
digarap
secara
optimal.
Persoalan rendahnya produktifitas ini tentu saja erat kaitannya dengan
penggunaan benih terong yang selama ini dipakai petani disamping teknik
budidaya yang harus dioptimalkan. Penggunaan benih lokal maupun hibrida
yang sudah diturunkan akan mempengaruhi hasil panen karena sifat-sifat
unggul yang diturunkan tersebut sudah tenggelam karena telah ditutupi gen
resesif atau gen pembawa sifat yang tidak baik. Padahal seperti kita ketahui
bahwa varietas hibrida selalu memiliki kelebihan sifat unggul.
Kecenderungan petani menggunakan varietas lokal maupun benih turunan
ini tentu saja sangat disayangkan apalagi bila tujuan kita ingin
mengoptimalkan hasil panen. Hal ini disebabkan pada benih lokal bukanlah
hasil persilangan atau hasil kombinasi sehingga tidak ada penggabungan
sifat unggul. Sedangkan apabila petani menggunakan benih hibrida turunan
tentu saja sangat tidak dianjurkan karena sifat-sifat jelek yang dibawa oleh
induknya akan bermunculan sehingga tanaman beserta hasil panennya tidak
seragan.
Melihat dari kecendrungan permintaan buah terong yang meningkat, maka
usaha peningkatan produktifitas tanaman terong dapat dilakukan dengan
penanaman secara intensif dan penggunaan benih unggul.
Terung mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, apabila dipelihara dengan baik
dan menggunakan bibit unggul, dalam satu hektar bisa dihasilkan

kurang lebih 30 ton terung. Oleh karena itu terung sangat potensial untuk
dikembangkan dengan lebih meningkatkan produktivitasnya. Terung
mempunyai prospek dan potensi yang sangat menjanjikan apabila dikelola
secara agribisnis.
MANFAAT
&
KEGUNAAN
TERUNG
Terung memiliki serat daging yang halus dan lembut sehingga rasanya enak
saat dikonsumsi sbg bahan makanan. Terung memiliki kandungan gizi yang
cukup tinggi. Dalam tiap 100 gram terung segar terdapat kandungan zat
sebagai berikut : 24 kal kalori, 1,1g protein, 0,2g lemak, 5,5g Krbohidrat,
15,0mg kalsium, 37,0mg fosfor, 0,4mg besi, 4,0SI Vitamin A, 5mg Vitamin C,
0,04 vitamin B1, 92,7g air.
Terung yang dimanfaatkan untuk hidangan makanan adalah buahnya. Bila
dimasak terung akan menjadi layu dan menjadi lebih nikmat disantap.
Terung dikonsumsi setelah disayur, digoreng atau untuk lalapan langsung
dalam keadaan mentah. Terung memiliki bentuk dan warna yang sangat
menarik yaitu ungu mengkilap sehingga menarik perhatian orang untuk
membeli.
Terung dapat dipergunakan sebagai obat diantaranya untuk mengobati wasir.
Beberapa jenis yang lain seperti terung Belanda berkhasiat mengobati
penyakit tekanan darah rendah, menghilangkan gatal pada kulit, obat cuci
perut dan mengeringkan kulit muka berlemak. Terung perat yang dibakar
menyembuhkan penyakit kulit sementara bagian akarnya dapat mengobati
sakit gigi. Terung ranti akarnya dipergunakan membalur luka.
Terung mempunyai banyak khasiat disebabkan adanya kandungan alkaloid
solanin. Disamping itu terdapat juga senyawa solasodin yang dapat
dipergunakan sebagai pencegah kehamilan.
SEKILAS BUDIDAYA TERUNG
Terung sangat mudah dibudidayakan dan tidak perlu penanganan yang
rumit. Terung dapat hidup didataran rendah dan tinggi dengan ketinggian 11.200 dpl dan suhu optimum 18 25 derajat Celcius. Untuk pembentukan
warna buah , terung memerlukan pencahayaan yang cukup. Terung tumbuh
dengan baik di tanah lempung berpasir dan mengandung abu vulkanis
dengan PH 5-6. Waktu penanaman terung yang tepat adalah pada awal
musim kemarau.

Terung banyak macamnya antara lain terung gelatik yang sering disebut
terung lalap, terung kopek dengan ciri buahnya yang panjang, terung craigi
yang buahnya berbentuk bulat panjang ujung meruncing , terung jepang
dengan buah bulat dan panjang silindris, terung medan yang buahnya bulat
panjang dan berukuran mini, terung bogor yang bentuknya bulat besar
berwarna keputih-putihan.
Terung pada umumnya diperbanyak dengan biji. Untuk memperoleh biji
terung yang betul-betul berkualitas dapat diperoleh dengan membeli ditoko
pertanian. Setiap satu hektar dibutuhkan 150 s/d 500 gram biji atau
tergantung luasan lahan yang akan dipakai. Sebelum ditanam biji terung
disemaikan terlebih dahulu di- bedengan semai.
Agar diperoleh tanah yang baik untuk pertumbuhan terung, perlu dilakukan
langkah-langkah dalam pengolahan tanah yaitu penggemburan, pembuatan
bedengan, pengapuran dan pemberian pupuk dasar. Setelah penanaman
maka perlu dilakukan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan meliputi
pengairan, penyulaman, pembumbunan, penyiangan, pemupukan serta
pemberantasan penyakit.
Terung pada masa pertumbuhannya tidak terlepas dari hama dan penyakit.
Hama yang menyerang tanaman terung antara lain belalang, kutu daun,
kutu trip, kumbang totol hitam, lalat buah, lembing hijau, penggerek batang,
tungau kuning, tungau merah, ulat jengkal dan ulat tanduk. Sedangkan
penyakit yang menyerang terung adalah bakteri dan virus. Cara pencegahan
hama dan penyakit dengan disemprot bahan kimia.
gambar:

Bunga

Terong

Terung rata-rata dapat dipanen pada umur 3,5 bulan sejak tanam. Bila
dirawat dengan baik tanaman dapat berproduksi hingga umur 5-6 bulan.
Panen yang baik dilakukan sore atau pagi hari terutama saat musim
kemarau. Waktu seperti itu merupakan saat yang tepat karena buah sedang
bagus-bagusnya sehingga bisa diperoleh terung berkualitas.

SYARAT
Dapat

tumbuh

di

dataran

rendah

TUMBUH
tinggi

Suhu
udara
22
30o
C
- Jenis tanah yang paling baik, jenis lempung berpasir, subur, kaya bahan
organik,
aerasi
dan
drainase
baik
dan
pH
antara
6,8-7,3
Sinar
matahari
harus
cukup
- Cocok ditanam musim kemarau
PERSEMAIAN
Budidaya terong secara intensif dimulai dari persiapan media semai. Benih
terong yang akan ditanam harus berasal dari benih hibrida sehingga hasil
yang dicapai nanti lebih optimal. Disaat kita melakukan pemeraman benih
terong dengan kertas basah maupun handuk lembab selama 24 jam, kita
mempersiapkan media semai yang terdiri dari campuran tanah dan pukan
(pupuk kandang) dengan perban-dingan 2 : 1. Penggunaan pestisida bahan
aktif metalaksil (Saromyl 35 SD) sebagai pencegah jamur dapat
menghindarkan bibit dari penyakit dumping off . Hasil campuran media
tersebut dimasukkan ke dalam polybag dengan tinggi 8 cm dan diameter
5
cm.
PEMBIBITAN
- Rendamlah benih dalam air hangat kuku selama 10 -15 menit
- Bungkuslah benih dalam gulungan kain basah untuk diperam selama + 24
jam
hingga
nampak
mulai
berkecambah
- Sebarkan benih di atas bedengan persemaian menurut barisan, jarak antar
barisan
10-15
cm
- Siapkan campuran tanah dan pupuk kandang halus, kemudian masukkan
benih satu persatu ke polibag yang telah berisi campuran tanah dan pupuk
kandang
halus.
Tutup
benih
tersebut
dengan
tanah
tipis
- Permukaan bedengan yang telah disemai benih ditutup dengan daun
pisang/
penutup
lainnya
- Setelah benih tampak berkecambah muncul, buka penutupnya
- Siram persemaian pagi dan sore hari ( perhatikan kelembabannya )
- Perhatikan serangan hama dan penyakit sejak di pembibitan jika di
perlukan
semprot
dengan
pestisida
- Bibit berumur 1-1,5 bulan atau berdaun empat helai siap dipindahtanamkan
PERSIAPAN
LAHAN
Setelah 24 jam benih tersebut melalui proses pemeraman yang dicirikan
dengan munculnya radikula (calon akar), maka benih tadi siap dipindahkan
ke media semai menggunakan pinset dengan posisi radikula dibawah.

Selama benih di persemaian , kita dapat melakukan persiapan tanam


dengan mengolah tanah. Persiapan lahan diawali dengan pembajakan sekali
agar lapisan tanah yang ada di atas berada di bawah dan sebaliknya.
Selanjutnya lahan diairi dengan cara di-leb/digenangi secara merata.
Penggenangan sebaiknya dilakukan 3-5 jam dan selanjutnya dilakukan
pembajakan kedua kalinya agar pembuatan bedengan lebih mudah.
Untuk mencapai hasil maksimal, maka untuk pupuk dasar sebaiknya
diberikan pupuk kandang sebanyak 15 kg/ 10 m2, dolomit 10-15 kg/ 10 m2,
(khusus untuk tanah basah/tergenang/bersifat asam). Setelah pupuk
kandang ditaburkan merata, maka ditambahkan pupuk urea dengan dosis
2,5 kg/10 tanaman, SP-36 3 kg/10 tanaman dan KCl 1,5 kg/10 tanaman. Jika
kita menggunakan NPK maka pemberian dapat dilakukan dengan dosis 3
kg/10 tanaman. Setelah tanah dicampur dengan pupuk maka barulah
dibentuk bedengan bedengan membentuk single row (satu baris satu
tanaman) dengan jarak antar tanaman 75 cm untuk selanjutnya dipasang
mulsa hitam perak.
PENANAMAN
Benih yang telah disemai selama 25 hari setelah semai (HSS) dapat ditanam
pada lubang tanam yang telah disediakan. Ciri dari bibit tanaman terong
yang siap tanam adalah munculnya atau keluar 3 lembar helai daun
sempurna atau mencapai tinggi 7,5 cm. Sebaiknya penanaman dilakukan
pada sore hari setelah dilakukan penggenangan untuk mempermudah
pemindahan
dan
masa
adaptasi
pertumbuhan
awal.
Sistem tanam yang digunakan untuk terong adalah sistem single row,
dengan jarak antara tanaman 75 cm. Bibit yang siap tanam dimasukkan
kedalam lubang tanam yang ditugal sedalam 10-15 cm kemudian ditekan ke
bawah sambil ditimbun dengan tanah yang berada di sekitar lubang mulsa
sebatas leher akar (pangkal batang). Untuk menjaga dari serangan hama
dapat diberikan insektisida bahan aktif carbofuran.
PENANAMAN
Waktu
tanam
yang
baik
musim
kering,
dan
air
tersedia
Pilih
bibit
yang
tumbuh
subur
dan
normal
- Tanam bibit di lubang tanam secara tegak lalu tanah di sekitar batang
dipadatkan
- Siram lubang tanam yang telah ditanami hingga cukup basah (lembab)
PENGAIRAN
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca

kering, dapat di-leb/ direndam beberapa jam atau disiram dengan gembor.
Jika di leb / direndam biasanya 3-4 hari tanah tetap basah, tetapi hal ini
tergantung pada struktur dan tekstur tanahnya, jika tanahnya banyak
mengandung pasir maka tanah akan cepat kering.
PENYULAMAN
- Sulam tanaman yang pertumbuhannya tidak normal, mati atau terserang
hama
penyakit
- Penyulaman maksimal umur 15 hari
PEMASANGAN
AJIR
(TURUS)
- Lakukan seawal mungkin agar tidak mengganggu (merusak) sistem
perakaran
- Turus terbuat dari bilah bambu/ kayu dll setinggi 80-100 cm dan lebar 2-4
cm
Tancapkan
secara
individu
dekat
batang
- Ikat batang atau cabang terong pada turus
PENYIANGAN
- Rumput liar atau gulma di sekitar tanaman disiangi atau dicabut
- Penyiangan dilakukan pada umur 15 hari dan 60-75 hari setelah tanam
PEMELIHARAAN
Pemeliharaan tanaman terong tidak berbeda dari tanaman lainnya, yaitu
membutuhkan suplai air dan unsur hara yang cukup sehingga penyiraman
yang teratur, maupun pemupukan susulan sangat perlu dilakukan.
Penyiraman dapat dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari
selama
seminggu
pertama
setelah
tanam.
Sedangkan pupuk susulan diberikan pada tanaman umur 21 hst antara lain
ZA dosis 2.5 3 gram/tanaman, SP-36 2.5 3 gram/tanaman, KCl sebanyak
1-1.5 gram/tanaman. Pupuk diberikan dipinggir tanaman dengan jarak 10 cm
dari pangkal batang. Pupuk susulan kedua dilakukan pada umur 50 HST
dengan pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 8-10 gram per tanaman.
Pemupukan ke IV yang terakhir yaitu NPK Grand-S 15 pada saat panen
yang
kedua
dilakukan
dengan
dosis
sebanyak
10
gram.
Disamping penyiraman dan pemupukan, pencegahan hama dan penyakit
dapat dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sesuai dengan ham atau
penyakit yang menyerang . Sedangkan konsentrasinya disesuaikan dengan
anjuran dan interval penyemprotan sisesuaikan dengan intensitas serangan
dan kondisi lingkungan.

PEMANGKASAN
(
PEREMPELAN
)
Pangkas tunas-tunas liar yang tumbuh mulai dari ketiak daun pertama
hingga bunga pertama juga dirempel untuk merangsang agar tunas-tunas
baru dan bunga yang lebih produktif segera tumbuh

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT tanaman TERONG


H
A
M
A
1.
Kumbang
Daun
(Epilachna
spp.)
Gejala serangan adanya bekas gigitan pada permukaan daun sebelah bawah
Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulangtulang
daun
saja
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan kumbang, atur waktu tanam,
jika jika diperlukan lakukan penyemprotan dengan Insektisida adapun merek
bermacam-macam dapat di tanyakan ke toko pertanian terdekat.
2.
Kutu
Daun
(Aphis
spp.)
Menyerang dengan cara mengisap cairan sel, terutama pada bagian pucuk
atau daun-daun masih muda, akibatnya daun tidak normal, keriput atau
keriting
atau
menggulung
Aphis
spp
sebagai
vektor
atau
perantara
virus
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman, jika
populasi Aphis banyak dapat di gunakan Insektisida dengan tipe " Racun
Contak " , tetapi disarankan menggunakan Insektisida dengan tipe " Racun
Sistemik " Jika ingin lebih aman gunakan Insektisida botani ' misalnya
menggungkan Ekstrak Bawang putih, Aroma bawang putih tidak disukai oleh
Aphis, tetapi penyemprotan ke-2 dst tidak terlalu berpengaruh terhadap
Aphis.
3.Tungau
(
Tetranynichus
spp.)
Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan
sel tanaman, sehingga menimbulkan gejala bintik-bintik merah sampai
kecoklat-coklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas ataupun
bawah.
Cara pengendalian sama seperti pada pengen dalian kutu daun, disarankan
menggunakan Insektisida dengan tipe " Racun Sistemik "
4.
Ulat
Tanah
(
Agrotis
ipsilon
Hufn.)
Bersifat polifag, aktif senja atau malam hari. Menyerang dengan cara

memotong titik tumbuh tanaman yang masih muda, sehingga terkulai dan
roboh, pada siang hari ulat bersembunyi, sehingga sangat sulit menemukan
ulat
Agritus
ipsilon
pada
siang
hari.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan ulat, Lakukan penyemprotan
dengan insektisida pada sore ( 17.00 ) atau pagi kurang dari 05.00, gunakan
insektisida dengan tipe " Racun perut ", jika menggukanan racun kontak
semprot pada malam hari ketika ulat mulai muncul, tetapi perlu di
pertimbangkan penyemprotan pada malam hari akan terkendala oleh
penerangan.
5.Ulat
Grayak
(Spodoptera
litura,
F.)
Bersifat polifag. Menyerang dengan cara merusak (memakan) daun hingga
berlubang-lubang.
Cara pengendalian; mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman,
mengumpulkan ulat, jika perlu gunakan Insektisida
6.Ulat
Buah
(
Helicoverpa
armigera
Hubn.)
Bersifat polifag, menyerang buah dengan cara menggigit dan melubanginya,
sehingga bentuk buah tidak normal, dan mudah terserang penyakit busuk
buah.
Cara pengendalian; kumpulkan dan musnahkan buah terserang, lakukan
pergiliran tanaman dan waktu tanam sanitasi kebun.
PENYAKIT
1.
Layu
Bakteri
Penyebab : bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam
tanah
Serangan
hebat
pada
temperatur
cukup
tinggi
Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak,
Sebenarnya serangan Layu bakteri bersifat lokal, seperti pembuluh Xylem /
pembuluh angkut, tetapi karena menyerangya pada akar atau leher akar
sehingga pasokan air dan hara tanaman dari tanah ke daun terhambat
sehingga gejala yang muncul adalah kelayuan yang bersifat sistemik.
Pengendaliannya : Atur jarak tanam, sehingga kelembaban tidak terlalu
lembab. Lakukan pergiliran tanaman, jangan menanam tanaman yang
berjenis Solanaceae seperti tomat, tembakau dll karena akan memperparah
serangan. Gunakan Bakterisida
2.
Busuk
Buah
Penyebab : jamur Phytophthora sp., Phomopsis vexans, Phytium sp.

Gejala serangan adanya bercak-bercak coklat kebasahan pada buah


sehingga
buah
busuk.
Pengendalian : gunakan Fungisida
3.
Bercak
Penyebab : jamur Cercospora sp, Alternaria solani, Botrytis
Gejala bercak-bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun.

Daun
cinerea

4.
Antraknose
Penyebab
:
jamur
Gloesporium
melongena
Gejala bercak-bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna
coklat dengan titik-titik hitam
5.Busuk
Leher
Penyebab
;
Sclerotium
Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat

akar
rolfsii

6.Rebah
Semai
Penyebab : Jamur Rhizoctonia solani dan Pythium spp. Gejala batang bibit
muda kebasah-basahan, mengkerut dan akhirnya roboh dan mati
Cara
pengendalian
Penyakit:
Tanam varietas tahan, atur jarak tanam dan pergiliran tanaman, perbaikan
drainase, atur kelembaban dengan jarak tanam agak lebar, cabut
PANEN
Panen pertama terong dapat dilakukan saat tanaman berumur 30 hst atau
sekitar 15 18 hst setelah munculnya bunga. Kriteria panen buah terong
layak panen adalah daging belum keras, warna buah mengkilat, ukuran tidak
terlalu besar ataupun terlalu kecil. Sedangkan untuk terong jenis bulat kecil
panen buah dapat dilakukan pada umur 10-15 hari setelah muncul bunga
dengan ciri : buah kelihatan segar, warnanya cerah bagi terong tipe hijau
dan belum berwarna kecoklatan bagi terong berwarna ungu, bila dipotong
belum tampak biji yang berwarna kuning keemasan dan warna daging masih
putih
bersih.
Pemanenan dapat dilakukan seminggu dua kali sehingga total dalam satu
musim dapat dilakukan 8 kali panen dengan potensi jumlah buah per
tanaman bisa mencapai 21 buah. Setelah pemanenan yang ke delapan
biasanya produksi mulai menurun baik kwalitas maupun kwantitasnya.
Keragaman
bentuk
dan
Jenisnya
Terong tergolong ke dalam keluarga terung-terungan atau Solanaceae. Saat

ini jenis terong dibedakan dari bentuk dan warna kulit buahnya yaitu ada
yang berwarna ungu dan ada yang berwarna hijau. Sedangkan dari
bentuknya ada yang panjang , ada pula yang bulat dan lonjong. Dari
beberapa jenis terong yang ada, saat ini masyarakat umumnya lebih
cenderung memilih terong yang berwarna ungu atau bernuansa ungu
dibandingkan yang berwarna hijau. Bila ditinjau dari segi rasanya tentu saja
tidak jauh berbeda, hanya saja ada beberapa diantaranya yang memiliki rasa
manis, kesat dan tawar. Kecendrungan dalam memilih jenis terong ini juga
dipengaruhi oleh selera masyarakat. Bisa saja daerah yang satu dengan
daerah yang lain berbeda seleranya. Seperti di Jawa Barat, masyarakatnya
yang lebih menyukai terong bentuk bulat hijau lorek dimana mereka
mengkonsumsinya secara mentah untuk lalap,sedangkan di daerah lain buah
terong yang panjang lebih disukai. Buah terong yang panjang maupun
lonjong ini banyak diusahakan secara komersial untuk konsumsi sayuran.

Anda mungkin juga menyukai