Anda di halaman 1dari 3

1.

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Pembangunan dan perekonomian indonesia tidak terlepas dari sektor


pertanian, sebagai negara yang kebanyakan penduduknya bekerja sebagai
petani maka dari itu penghasilannya berasal dari hasil pertanian. Pertanian
yang ada di Indonesia sendiri menjadi salah satu alasan kuat pembangunan
nasional, Kayu Manis adalah salah satu produk pertanian yang memiliki
jumlah ekspor yang tinggi dan mampu meningkatkan penerimaan devisa
negara(Arda Humaira, 2021, hlm. 438).
Perkebunan merupakan salah satu sektor andalan Indonesia dengan angka
1.560.399,3 (miliar rupiah)yang memiliki prospek cerah untuk dikembangkan.
Dalam perekonomian Indonesia, sektor perkebunan menjadi penopang cukup
besar yaitu sebagai penghasil devisa Negara. Hal ini karena sektor perkebunan
memiliki komoditas unggulan yang dapat diterima di pasar internasional.
Komoditas unggulan yang memiliki nilai ekspor salah satunya adalah kulit
manis.
Sektor pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian
Indonesia, seperti subsektor perkebunan. UU No. 18 tahun 2004 (Pasal 4)
tentang perkebunan, menyatakan bahwa perkebunan dari segi ekonomi
mempunyai fungsi peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta
penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional. Pendapatan dari usaha tani
pertanian menyumbangkan lebih dari 50 % terhadap pendapatan rumah tangga
di pedesaan dan merupakan penyumbang utama pendapatan rumah tangga
petani Indonesia (Susilowati et. al., 2010 dalam Fatmawaty, 2015).
Salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi di
Indonesia adalah tanaman kayu manis. Selain itu, tanaman kayu manis juga
dapat berfungsi sebagai tanaman penghijauan dan konservasi lahan,
khususnya di tebing – tebing dan kaki pegunungan serta daerah aliran sungai
(Rusli dan Abdullah, 1988 dalam Ferry, 2013). Tanaman kayu manis dapat
dijadikan tanaman konservasi karena tanaman ini mempunyai perakaran yang
dalam, dapat menembus lapisan kedap, dan mempunyai massa relatif ringan.
Tanaman kayu manis yang menghendaki curah hujan yang tinggi dan berada
di dataran tinggi cocok dengan keadaan iklim dan topografi di Indonesia.
Selain Indonesia masih menjadi produsen dan eksportir utama kayu manis
dengan pangsa pasar 25 % senilai US$ 25,4 juta. Luas areal pertanaman kayu
manis di Indonesia mencapai 135.000 ha dengan produksi 103.594 ton (Purba,
2014).
Kayu manis adalah rempah-rempah kuno dan tanaman aromatik esensial
yang memiliki aplikasi luas dalam penyedap,wewangian dan obat-
obatan(Menggala & Damme, 2021), kulit kayu manis juga termasuk bumbu
dapur tertua yang sering dipakai untuk membuat makanan oleh ibu rumah
tangga, kemudian dipakai untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti,
menurunkan gula darah, kolestrol, antivirus, anti jamur, antiseptik, anti
bakteri, antiparasit, dll.(Repi, 2017). Selain mempunyai banyak manfaat kayu
manis juga sudah terbukti menjadi barang dagang yang memiliki andil cukup
besar untuk pendapatan negara(Putri Perdana, 2017, hlm. 3)
Tanaman kayumanis (cinnamomum burmanii) sudah lama dikembangkan
di Indonesia dan merupakan salah satu komoditi rempah yang menjadi barang
dagangan utama sejak zaman colonial. Komoditi ini di ekspor melalui Penang
dan Singapura dan hingga saat ini masih memiliki potensi di pasar regional
dan internasional. Tanaman ini merupakan komoditas unggulan, terutama di
daerah Sumatera Barat dan Kabupaten Kerinci dan lahan gambut, sebagai
daerah sentra produksi kayumanis Indonesia.Potensi pengembangan
kayumanis di Indonesia cukup besar karena didukung oleh sumber daya alam
(lahan yang sesuai), teknologi, tenaga ahli, ketersediaan sumber plasma
nutfah, budidaya organik, bentuk olahan yang lebih hilir, konsumsi dalam
negeri yang meningkat, serta tenaga kerja. (Balai Penelitian Tanaman Industri
dan Penyegar, 2013)
Kayu manis (Cinnamomum burmanii BL.) merupakan komoditas
perkebunan asli Asia Selatan, Asia Tenggara dan daratan Cina, (Smith, 1986)
Indonesia termasuk didalamnya, yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.
Tanaman tahunan ini memerlukan waktu lama untuk diambil hasilnya. Bagian
yang dapat dimanfaatkan di antaranya adalah kulit, batang, dahan, ranting,
dan daun. Tanaman ini selain digunakan sebagai rempah, hasil olahannya
seperti minyak atsiri banyak dimanfaatkan dalam industri-industri farmasi,
kosmetik, makanan, minuman, rokok, dan sebagainya.
Komoditi kayu manis dipilih peneliti karena budidaya kayu manis di lahan
gambut jarang atau tidak pernah di kembangkan , akibat kurangnya minat
petani dalam melakukan penanaman kayu manis pascapanen hal ini
dikarenakan harga ditingkat petani tidak sesuai dengan biaya produksi dan
biaya kebutuhan hidup sehari-hari serta kurangnya perhatian pemerintah
terhadap kesejahteraan petani dan pembinaan budidaya kayu manis.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kesesuianan lahan tanaman kayu
manis dilahan gambut dalam upaya pengembangan kayu manis dilahan gambut

1.3 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan di atas maka hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat
dalam memberikan informasi kesesuaian lahan tanaman kayu manis yang akan
digunakan sebagai salah satu acuan pengembangan lahan gambut di sector pertanian
dalam pengembangan tanaman kayu manis.

Anda mungkin juga menyukai