Anda di halaman 1dari 11

PAPER

DASAR-DASAR HORTIKULTURA

Disusun Oleh :
Meulu Desfitria Falza
2105101050062

Kelas dasar-dasar hortikultura 01

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Manfaat Gambir (Uncaria gambir Roxb)" dengan
tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Dasar-Dasar Hortikultura. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tanaman rempah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Ir. Mardhiah Hayati,M.S. selaku dosen
pengampu Mata kuliah Dasar-Dasar Hortikultura. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 15 November 2022

Meulu Desfitria Falza

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...….ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….……iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………….…….1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….……..1
1.2 Tujuan…………………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………...……3
BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………...……7
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………8

iii
MANFAAT TANAMAN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb)

Meulu Desfitria Falza

Universitas Syiah Kuala

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Yogi (2011) Indonesia sebagai pemasok utama gambir dunia sebanyak 80% ,
sebagian besar berasal dari daerah Provinsi Sumatera Utara terutama dari Kabupaten Pakpak
Bharat dan merupakan mata pencaharian pokok yang memegang peranan penting dalam
penerimaan pendapatan masyarakat di daerah ini. Luas areal tanaman gambir dari 8 kecamatan di
Pakpak Bharat seluas 1.051 ha, dan produktifitas mencapai 12.789 kg/ha/tahun, dengan jumlah
KK sebanyak 1.316 jiwa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat, 2012).
Tanaman Gambir (Uncaria Gambir Roxb) merupakan tanaman yang tumbuh didaerah
tropis yang termasuk ke dalam family Rubiacea dengan ketinggian 1,5-2m. Di Indonesia, tanaman
gambir banyak terdapat diberbagai daerah diantaranya Sumatera Barat, Riau, Sumatera Utara,
Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Aceh. Wilayah Sumatera Barat dan Riau merupakan wilayah
produksi gambir yang telah memasuki pasar ekspor. Sedangkan wilayah Sumatera Utara,
Bengkulu, Sumatera Selatan dan Aceh hanya memenuhi kebutuhan lokal saja. Bagian dari
tanaman gambir yang siap untuk dipanen yaitu daun dan ranting. Daun gambir memiliki ciri
berbentuk oval, ujungnya meruncing, permukaan daun licin dan tangkai daunnya pendek
Gambir dikenal oleh masyarakat sebagai bahan tambahan dalam menyirih yang dapat
menguatkan gigi dan gusi, salah satu bahan untuk keperluan adat istiadat, obat diare, obat maag
atau asam lambung. Secara modern gambir banyak digunakan sebagai bahan baku farmasi seperti
obat-obatan, bahan perekat, bahan membatik, dan campuran larutan bir. Menurut Fauza (2011)
menyatakan bahwa gambir juga digunakan dalam penyamak kulit atau penyamak jala ikan, bahan
dasar pencelupan/pewarna (terutama untuk mencelup sutera dan perlengkapan militer).
Salah satu daerah di Sumatera Barat yaitu Kabupaten Lima Puluh Kota, masyarakat
umumnya memiliki mata pencarian sebagai petani gambir. Gambir merupakan sari getah yang
diekstraksi dari daun tanaman gambir dengan cara pengepresan. Pada proses pengolahan gambir

1
itu sendiri memiliki beberapa tahapan. Salah satu tahapannya yaitu memetik daun yang siap untuk
diolah. Daun gambir yang dipanen harus segera diolah menjadi gambir dalam rentang waktu 24
jam, karena penundaan pengolahan terhadap daun dan ranting dapat mengurangi kualitas gambir
yang dihasilkan.
Menurut Febriana (2006) gambir dapat dimanfaatkan sebagai sediaan obat kumur. Menurut
Anggraini et al. (2013) gambir juga dapat dimanfaatkan sebagai formulasi gel anti jerawat yang
diproses dari ekstrak etil asetat gambir. Walaupun manfaat gambir sangat banyak, namun perhatian
terhadap pengembangan tanaman ini masih sangat kurang. Hal ini terlihat dari pengelolaannya
mulai dari bercocok tanam, pengolahan hasil, sampai pada pemasaran masih dilakukan secara
konvensional (bahkan tradisional) dan sangat tertinggal dibanding komoditas perkebunan lainnya
seperti kopi, karet, kelapa sawit, teh, dan lain-lain. Sehingga perlu informasi bahwa tanaman
gambir memiliki potensi dan manfaat yang begitu banyak kepada masyarakat agar perhatian
masyarakat terhadap pengembangan tanaman gambir lebih diperhatikan, termasuk teknik
pengolahan tanaman gambir, selain itu perlu mengetahui kualitas gambir yang dihasilkan oleh
masyarakat tersebut.

1.2 Tujuan
Untuk mengetahui dan menenal tanaman gambir dan manfaatnya bagi kehidupan
masyarakat serta dapat memanfaatkan gambir secara efesien.

2
BAB II. PEMBAHASAN

Gambir merupakan tanaman perdu dengan tinggi 1-3 m. Batangnya tegak, bulat,
percabangan simpodial, warna cokelat pucat. Daunnya tunggal, berhadapan, berbentuk lonjong,
tepi bergerigi, pangkal bulat, ujung meruncing, panjang 8-13 cm, lebar 4-7 cm, dan berwarna hijau.
Bunga gambir adalah bunga majemuk, berbentuk lonceng, terletak di ketiak daun, panjang lebih
kurang 5 cm, memiliki mahkota sebanyak 5 helai yang berbentuk lonjong, dan berwarna ungu.
Buahnya berbentuk bulat telur, panjang lebih kurang 1.5 cm, dan berwarna hitam.
Tanaman gambir dapat tumbuh pada ketinggian bervariasi antara 2-500 m dari permukaan
laut dan memerlukan cahaya matahari yang banyak dan merata sepanjang tahun. Tanaman ini
dapat juga tumbuh dengan baik di daerah tebing dengan aliran air yang baik. Tanaman gambir
dapat tumbuh dengan baik di daerah khatulistiwa dengan curah hujan 2.500-3.000 mm per tahun.
Daerah penanaman gambir di Indonesia terutama di Sumatera Barat, Indragiri, Kepulauan Riau,
Pantai Timur Sumatera, Pulau Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat.

Gambar 1. Buah gambir (Uncaria gambir Roxb)


Gambir (Uncaria gambir Roxb) termasuk dalam :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales

3
Famili : Rubiaceae
Genus : Uncaria
Spesies : Uncaria gambir
Tanaman gambir sebagai salah satu sumber antioksidan merupakan tanaman perdu
termasuk famili Rubiace (kopi-kopian) yang mengandung senyawa polifenol. Komponen utama
yang terdapat pada gambir terdiri dari katekin (asam katekin), asam katekin tanat (catechin
anhydrid), dan quercetine. Katekin memiliki rasa yang manis dan bisa berubah menjadi catechin
tannat (memberikan rasa pahit) jika terjadi pemanasan yang cukup lama atau pamanasan.
Manfaat Gambir (Uncaria gambir Roxb) sebagai Antioksidan dengan larutan bersifat basa.
Pemanfaatan gambir selama ini masih belum optimal karena kurangnya pengetahuan masyarakat
dalam ekstraksi gambir. Selama ini gambir sebagian besar digunakan untuk zat pewarna dalam
industri batik, industri penyamak kulit, ramuan makan sirih, bahan baku pembuatan permen dalam
acara adat di India dan sebagai penjernih pada industri air.
Indonesia menempati posisi yang sangat penting sebagai produsen gambir dengan
kemampuan memasok 80 persen pasar dunia. Iklim di Indonesia yang tropis dengan curah hujan
rata-rata 7-9 bulan per tahun dengan intensitas 2.000-3.000 milimeter (mm) per tahun serta luasnya
lahan dataran rendah menjadi alasan terbaik bagi tumbuh suburnya gambir. Gambir dapat berbiak
subur di lahan berketinggian 100-500 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan maksimal
3.000 mm per tahun.
Ekspor utama gambir Indonesia adalah India. Menurut data Direktorat Jenderal
Perkebunan Kementerian Pertanian, pada 2018 nilai ekspor gambir Indonesia mencapai 18.000
ton senilai total USD50 juta. Sebanyak 94 persen diekspor ke India untuk kebutuhan industri
farmasi, astrigent lotion, dan zat penyamakan kulit.Dalam lima tahun terakhir, permintaan gambir
dari India berada pada kisaran 13.000-14.000 ton per tahun. Di India sebagian besar gambir
digunakan sebagai pengganti katha yang diekstrak dari kayu khair (Acacia cathecu). Tanaman
katha digunakan dalam industri pan masala dan gutkha yang merupakan produk yang dikonsumsi
dengan cara dikunyah dan memiliki efek stimulan.
Menurut Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Kasdi Subagyono, saat ini India
sedang membatasi penebangan pohon khair sebagai upaya konservasi hutan. Kondisi tadi
merupakan peluang bagi peningkatan ekspor tanaman gambir Indonesia menggantikan pohon

4
khair. Gambir memang memiliki kemiripan secara karakteristik dengan khair, tetapi memiliki
kandungan fisikokimia (catechins) yang lebih besar.
Di lain pihak, gambir sangat potensial untuk diaplikasikan pada bahan pangan, diantaranya
untuk keperluan memperpanjang masa simpan bahan pangan. Salah satu antioksidan alami yaitu
katekin yang merupakan senyawa polifenol yang berpotensi sebagai antioksidan dan antibakteri.
Katekin paling banyak terdapat pada tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb). Gambir kualitas
super mengandung katekin 73.3%, sedangkan katekin pada teh sekitar 30- 40%. Katekin
merupakan senyawa polifenol yang berpotensi sebagai antioksidan dan antibakteri serta aman
digunakan dalam pengolahan bahan pangan, salah satunya olahan sebagai minuman.
Pengolahan daun gambir cara tradisional yang selama ini dilakukan terdiri dari beberapa
tahap yaitu perebusan daun segar, ekstraksi getah gambir, pengendapan, penirisan air, pencetakan,
dan pengeringan. Komposisi senyawa pada gambir tergantung pada cara pengolahan yang
dilakukan pada daun gambir. Dikaji berdasarkan tahap proses pembuatan gambir, dapat diketahui
terdapat beberapa titik kritis sepanjang proses pengolahan gambir yang berpotensi menurunkan
mutu gambir. Titik kritis tersebut terdiri dari tahap pertama pada saat pemetikan daun. Daun yang
rusak kandungan fenolik dan aktivitas antioksidan akibat penyakit atau serangan hama serta daun
yang terlalu tua menghasilkan kadar katekin yang lebih rendah. Pada tahap kedua, yaitu perebusan,
masuknya bahan pengotor dapat menurunkan mutu gambir. Tahap ketiga, pengendapan ekstrak
daun dan ranting pada saat pengolahan gambir sering dimasukkan bahan pemberat bobot seperti
pasir dan tanah. Tahap keempat, yaitu tahap pengeringan yang tidak sempurna mengakibatkan
warna dan bau gambir serta kadar air tidak sesuai dengan standar mutu. Kelima, tahap pengemasan
dan penyimpanan yang buruk berdampak pada berubahnya kondisi fisik gambir maupun kerusakan
gambir akibat ditumbuhi kapang.
Banyak faktor yang harus diperhatikan agar kualitas daun kering gambir tetap terjaga,
diantaranya adalah total fenol dan aktivitas antioksidan dari komponen utama penyusun gambir
yaitu katekin. Apabila proses oksidasi enzimatis oleh enzim polifenol oksidase bisa dihindari,
maka penurunan kandungan katekin tidak akan terjadi. Untuk menguji aktivitas antioksidan
digunakan metode radikal DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl), karena metode ini cukup
sederhana, mudah dikerjakan, dan tidak membutuhkan banyak waktu. Aktivitas antioksidan diukur
berdasarkan kemampuan untuk menangkap radikal DPPH. Keberadaan antioksidan akan
menetralisasi radikal DPPH dengan menyumbangkan elektron kepada DPPH, menghasilkan

5
perubahan warna dari ungu menjadi kuning. Penghilangan warna akan sebanding dengan jumlah
elektron yang diambil oleh DPPH sehingga dapat diukur secara spektrofotometri. Ekstrak gambir
mengandung beberapa komponen flavonoid yaitu catechin (7-33%), pirocatechol (20-30%),
quersetin (2-4%). Disamping itu, ada flavonoid lain dari dimer flavan-chalcan yaitu gambiriin A1,
A2, A3 (streokimia belum diketahui) bersamaan dengan dimer proanthocyanidin yaitu gambiriin
C. Getah gambir murni mengandung dcatechin dan dl-catechin (3-35%) dan produk kondensasi
asam katechutannat (sekitar 24%), quersetin, asam gallat, asam elagat, katekol, pigmen, dan lain-
lain. D-Catechin merupakan komponen yang terbanyak. D-Catechin murni dan bermutu farmasi
yang dikenal dengan nama Cyanidol-3, merupakan bahan baku untuk pembuatan obat-obatan
antihepatitis B, antidiare, dan obat kumur .

6
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanaman gambir (Uncaria gambir Roxb) memiliki manfaat sebagai antioksidan karena
memiliki senyawa polifenol yang terdapat di ekstrak gambir. Senyawa ini adalah katekin yang
berperan sebagai senyawa anitmikroba dan antioksidan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, D., N. Rahmawati., dan S. Hafsah. 2013. Formulasi Gel Antijerawat dari Ekstrak
Etil Asetat Gambir. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi. Riau.
BPS. 2012. Statistik Tanaman Gambir Kabupaten Pakpak Bharat. Biro Pusat Statistik,
Kabupaten Pakpak Bharat. Diakses tanggal 2 April 2015.
Fauza, H. 2011. Pengembangan Usaha dan Industri Gambir di Sumatera Barat. Seminar
Nasional Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan. Padang 20
Oktober 2011.
Febriana, N. C. 2006. Pemanfaatan Gambir (Uncaria gambir Roxb) Sebagai Sediaan Obat Kumur.
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor.
Yogi. 2011. Mutu Gambir Kapur IX. Balai Riset dan Standardisasi Industri. Padang.

Anda mungkin juga menyukai