Anda di halaman 1dari 8

Sistem Penyerbukan Kelapa Genjah Salak (Cocos nucifera L.

MIFTAHORRACHMAN

Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain, Manado


Jalan Raya Mapanget, Kotak Pos 1004 Manado 95001
Diterima 13 September 2010 / Direvisi 25 Oktober 2010 / Disetujui 29 November 2010

ABSTRAK

Penelitian dilakukan untuk mengetahui sistem pembungaan pada tanaman kelapa Genjah Salak
agar dapat ditentukan sistem persilangan yang tepat sehingga mampu meningkatkan produksi
buah. Empat perlakuan diuji pada populasi kelapa Genjah Salak di Kebun Percobaan Kima
Atas, Manado, Sulawesi Utara (umur tanaman 19 tahun), yaitu (A) tandan dikerodong tanpa
emaskulasi bunga jantan; (B) tandan dikerodong dan diemaskulasi bunga jantan; (C) tandan
tanpa kerodong dan diemaskulasi bunga jantan; (D) kontrol, tandan tanpa dikerodong dan
tanpa emaskulasi bunga jantan. Perbedaan antar perlakuan dianalisis dengan analisis sidik
ragam dan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan adanya
perbedaan dalam perlakuan, selanjutnya hasil uji BNT memperlihatkan bahwa perlakuan A dan
B berbeda nyata dengan perlakuan C dan D, sedangkan perlakuan C dan D tidak berbeda. Hasil
pengamatan buah jadi umur 2 bulan memperlihatkan perlakuan B memiliki persentase jumlah
buah jadi paling kecil (2.84%). Kelapa GSK cenderung memiliki sistem penyerbukan silang.

Kata kunci: Sistim penyerbukan, buah jadi, Genjah Salak.

ABSTRACT

Pollination System of Salak Dwarf Coconut (Cocos nucifera L.)


The research was conducted to know pollination system of Salak Dwarf coconut that could be
applied on breeding program of Salak Dwarf. Four treatments had tested on twenty-nine old
Salak Dwarf population at Kima Atas Experimental Garden, Manado, North Sulawesi. The
treatments tested are: (A) inflorescence has bagged without emasculating male flowers; (B)
inflorescence has bagged with emasculating male flowers; (C) withouth bagging of inflorescence
with emasculating male flowers; (D) control, without bagging of inflorescence and without
emasculating male flowers. Difference of the treatments were analyzed by analysis of variance
and Honestly Significant Difference test (HSD). The result showed that treatments of A and B
significant different with C and D, while C and D have no difference. Observation of two-month
fruit set showed that the treatment of B has smallest percentage of fruit set (2.48%). It means that
pollination system of Salak Dwarf tend to out cross.

Key Words: Pollination system, fruit set, Salak Dwarf.

Buletin Palma No. 39, Desember 2010 111


Miftahorrachman

PENDAHULUAN penyerbukan tanaman kelapa terdiri dari


4 kelompok, yaitu alogami sempurna,
autogami langsung, autogami semi
Kelapa adalah salah satu tanaman
langsung, dan autogami tak langsung
palma yang paling bermanfaat di dunia,
(Sangare et al., 1978; dalam Novarianto
tumbuh di lebih dari 80 negara di dunia,
dan Tulalo, 2005). Novarianto dan Tulalo
terdiri dari 2 tipe, tall dan dwarf.
(2005) menyebutkan bahwa pada ta-
Walaupun merupakan spesies monotipik
naman kelapa frekuensi penyerbukan
karena dominan menyerbuk silang
sendiri atau silang bervariasi antara
secara alami, ada beberapa tipe varietas
75% - 95% atau penyimpangan 5%
yang secara luas berbeda satu dengan
sampai 25%. Terjadinya penyerbukan
lainnya karakter morfologinya, terutama
silang pada tanaman kelapa akibat
berkaitan dengan karakter buah (Niral et
waktu terbukanya bunga jantan dan
al., 2007).
bunga betina tidak bersamaan. Menurut
Kelapa Genjah Salak (Cocos
Chan dan Elevitch (2006), pematangan
nucifera L.) termasuk varietas Nana
bunga jantan biasanya lengkap sebelum
(dwarf), tipe Pumila (buah warna hijau),
bunga betina reseptif, sehingga terjadi
berasal dari Desa Pematang Panjang,
menyerbuk silang. Namun demikian
Kecamatan Sungai Tabuk, Kalimantan
polinasi dapat terjadi antar bunga pada
Selatan. Mulai dikoleksi di Kebun
spadix berikutnya pada pohon yang
Percobaan Kima Atas, Sulawesi Utara
sama.
pada bulan Agustus 1980. Hingga saat
Batugal et al. (2005), menyebutkan
ini penyebaran kelapa ini meliputi
bahwa pada umumnya kelapa Dalam
Kabupaten Batang, Jawa Tengah (PT.
allogamous (out-breeding) karena meski-
Pagilaran), Dinas Perkebunan Bali, Balai
pun bunga jantan dan betina letaknya
Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka
berdekatan dalam 1 rangkaian bunga,
Tanaman Industri (Balittri) Pakuwon,
polennya telah terbuka/tumpah sebelum
Jawa Barat. Karakter spesifik kelapa
bunga betina siap untuk kawin, sementara
Genjah Salak adalah pembungaan awal
kelapa Genjah umumnya aoutogamous
yang tergolong cepat, yaitu kurang lebih
(self) karena bunga jantan menumpahkan
dua belas bulan setelah tanam (di PT.
polennya dengan bebas sementara bunga
Pagilaran) dan enam belas setengah
betinanya sudah siap kawin. Peran
bulan di KP. Pakuwon (Novarianto dan
serangga dalam penyebukan tanaman
Rompas, 1990). Sementara kelapa jenis
sangat besar terutama spesies lebah. Saat
genjah lainnya rata-rata kecepatan pem-
ini, menurut Ester et al. (2006) jumlah
bungaannya mencapai 26 bulan setelah
koloni lebah baik yang liar maupun
tanam.
budidaya menurun dengan cepat akibat
Pengetahuan tentang sistem pe-
keprihatinan global untuk pelayanan
nyerbukan tanaman termasuk kelapa
polinasi. Sadakathula (1993) menyebut-
penting untuk dipelajari, terutama
kan bahwa tanaman kelapa umumnya
sebagai pedoman dalam melakukan
menyerbuk silang melalui agen/media
pemuliaan tanaman tersebut. Dengan
angin dan serangga. Lekukan pada polen
mengetahui sistem penyerbukan, dapat
menunjukkan bahwa bentuk tersebut
ditentukan metoda pemuliaan yang tepat
beradaptasi sehingga dapat dibawa oleh
bagi tanaman yang bersangkutan. Pola
serangga.

112 Sistem Penyerbukan Kelapa Genjah Salak (Cocos nucifera L.)


Sistem Penyerbukan Kelapa Genjah Salak (Cocos nucifera L.)

Kegiatan ini bertujuan untuk masa pembungaan (mulai pecah dan


mengetahui sistem pembungaan pada berakhir) bunga jantan dari tandan
tanaman kelapa Genjah Salak agar dapat berikutnya pada pohon yang sama,
ditentukan sistem persilangan yang tepat waktu mekarnya bunga jantan sampai
berakhirnya pembungaan bunga jantan 8
sehingga mampu meningkatkan pro-
tanaman GSK yang ada di sekeliling
duksi buah. tanaman utama. Pengamatan ini ber-
tujuan untuk mengetahui apakah buah
METODOLOGI jadi (fruit set) yang terjadi pada pohon
contoh akibat dari persilangan antar
Penelitian dilakukan di Kebun pohon atau bukan. Untuk mengetahui
Percobaan Kima Atas, Sulawesi Utara, adanya perbedaan antar perlakuan dila-
Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan kukan analisis sidik ragam dan dilanjut-
Palma Lain Manado (Balitka) pada bulan kan dengan uji beda nyata jujur.
Juli sampai September 2010. Bahan
penelitian menggunakan tanaman kelapa HASIL DAN PEMBAHASAN
Genjah Salak (GSK) umur 19 tahun.
Penelitian dilakukan dalam bentuk Sistem Penyerbukan Kelapa Genjah
Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 3 Salak
perlakuan dan 3 ulangan. Masing- Hasil analisis sidik ragam
masing ulangan terdiri dari 10 tanaman. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
Ketiga perlakuan terdiri dari a). tandan antara ketiga perlakuan dengan kontrol.
bunga dikerodong tanpa emaskulasi Hasil uji BNT memperlihatkan bahwa
bunga jantan; b). tandan bunga dikero- perlakuan A tandan bunga dikerodong
dong dengan diemaskulasi bunga jan- tanpa emaskulasi bunga jantan) berbeda
tan; c). tanpa kerodong tandan bunga nyata dengan perlakuan B (tandan bunga
dan diemaskulasi bunga jantan; dan d). dikerodong dengan emaskulasi bunga
tanpa kerodong tandan bunga dan tanpa jantan), perlakuan C (tanpa kerodong
emaskulasi bunga jantan. Pengamatan tandan bunga dan diemaskulasi bunga
dilakukan terhadap buah jadi umur 2 jantan), dan perlakuan D (kontrol, tanpa
bulan. Pengamatan tambahan lainnya kerodong tandan bunga dan tanpa
untuk mendukung hasil analisis terha- emaskulasi bunga jantan). Demikian juga
dap parameter utama (buah jadi 2 bulan) perlakuan B, berbeda nyata dengan
adalah waktu pecahnya bunga jantan, semua perlakuan. Sementara antara
waktu reseptif (siap kawin) bunga perlakuan C dan D tidak berbeda nyata
betina, dan buah jadi umur 2 bulan, (Tabel 1).
Tabel 1. Uji beda rata-rata empat perlakuan terhadap buah jadi umur 2
bulan kelapa GSK.
Table 1. Honestly significant difference test of four treatments on two-month
fruit set of Salak Dwarf.
Perlakuan Buah jadi umur 2 bulan (%)
Treatment Two-month fruit set (%)
C 29.95 a
D 24.30 a
A 8.06 b
B 2.84 c
Keterangan: Perlakuan yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5 persen.
Note : Treatments followed by same letters are not different at 5 percent.

Buletin Palma No. 39, Desember 2010 113


Miftahorrachman

Hasil ini menunjukkan bahwa kecil persentasenya, yaitu hanya 8.06%.


kelapa Genjah Salak persentase paling Kecilnya penyerbukan sendiri ini
besar memiliki sistem pembungaan antar disebabkan pada saat bunga jantan
pohon, sementara penyerbukan sendiri gugur sekita 90 persen, bunga betina
kecil sekali persentasenya, yaitu hanya baru reseptif sekitar 8 persen. Sisa bunga
8.24 persen. Masih terjaganya kemurnian betina yang belum reseptif kemungkinan
kelapa Genjah Salak dikarenakan dalam menyerbuk silang dengan bunga jantan
populasi, pohon kelapa GSK masih diser- dari tandan pada pohon yang berbeda.
buki oleh lebih dari 50 persen kelapa Hal ini disebabkan waktu pematangan
GSK lainnya yang ada disekitarnya. Dari bunga jantan yang lebih cepat dibanding
hasil pengamatan sistem pembungaan masa reseptif bunga betina (Gambar 2a).
kelapa GSK yang ada disekitar tanaman Terjadinya persilangan antar spadix ini
utama, lebih dari 50 persen tanaman GSK kemungkinan besar dibantu oleh serang-
yang ada disekitarnya memberikan ga polinator terutama dari serangga
peluang yang sangat besar sebagai lebah madu, karena banyaknya kun-
polinator (Tabel 2). Sedangkan skema jungan lebah madu dalam rangkaian
situasi pembungaan kelapa GSK di bunga kelapa yang mekar. Menurut
lapang dapat dilihat pada Gambar 1. Ramirez et al. (2004), penyerbukan pada
tanaman kelapa lebih banyak dilakukan
Tabel 2. Rasio tetua betina (pohon utama) dan tetua jantan (pohon penyanggah) dan
sistem penyerbukan kelapa GSK.
Table 2. Ratio between female tree and male tree and pollination system of Salak Dwarf.
Pohon Penyanggah
Perlakuan No. Pohon Male Tree Status tanaman Status penyerbukan
Treatment Utama* Jumlah yang penyanggah pohon utama
Female tree Jumlah pecah seludang status of male Status of female tree
No. of opened tree
spadix
- Tandan bunga 142 8 6 Sumber polen Out cross
dikerodong tanpa
emaskulasi bunga jantan 147 8 4 Sumber pollen Out cross
- Tandan bunga 346 8 3 Sumber polen Out cross
dikerodong dengan
emaskulasi bunga jantan 219 8 6 Sumber polen Out cross
- Tanpa kerodong tandan 131 8 7 Sumber polen Out cross
bunga dengan
emaskulasi bunga jantan 72 8 4 Sumber polen Out cross
- Kontrol, tanpa kerodong 70 8 5 Sumber polen Out cross
tandan bunga, tanpa
emaskulasi bunga jantan 84 8 8 Sumber polen Out cross
• Masa pembungaan bunga jantan (anthesis) pada pohon utama telah berakhir, sementara bunga betina belum reseptif.
• Male flowers phase at female tree was finished, while female flowers has not receptive yet.

Dari Tabel 2 dan Gambar 1, dapat oleh lebah madu karena paling seringnya
diduga bahwa pada kelapa Genjah Salak serangga ini berkunjung ke bunga kelapa
terjadi penyerbukan antara bunga betina terutama dibagian pistil dan stamen
dan bunga jantan dalam spadix yang bunga. Sebaliknya semut yang berada di
berbeda dan pohon yang berbeda. bunga kelapa pada siang maupun malam
Sementara penyerbukan sendiri cukul hari pengaruhnya sangat kecil pada

114 Sistem Penyerbukan Kelapa Genjah Salak (Cocos nucifera L.)


Sistem Penyerbukan Kelapa Genjah Salak (Cocos nucifera L.)

proses penyerbukan. Hal ini terbukti Observasi Masa Subur Bunga Betina
juga dari hasil pengamatan di lapang, Kelapa GSK
pembuahan pada tandan bunga yang
Setelah diketahui sistem penyer-
dikerodong dan diemaskulasi (perlakuan
bukan kelapa GSK, hal lain yang juga
B) kecil persentase buah jadinya,
penting adalah mengetahui karakteristik
sekalipun terdapat semut di dalamnya.
bunga betina terutama kapan masa
Menurut Narayana (2007), tidak ber-
suburnya, sehingga memudahkan dalam
perannya semut dalam proses penyer-
menentukan kunjungan untuk persi-
bukan pada tanaman kelapa disebabkan
langan buatan. Hasil Observasi terhadap
oleh sekresi nectar pada stigma bunga
32 pohon, terdapat hal yang menarik dari
betina kelapa yang belum reseptif. Kelen-
karakteristik pembungaan kelapa GSK
jar ini yang mencegah semut mencapai
bila dibandingkan dengan salah satu tipe
stigma. Situasi ini juga terjadi di kelapa
kelapa Genjah lainnya misalnya Genjah
Genjah Salak (Gambar 2b), dimana telah
Kuning Nias (GKN).
terdapat cairan nectar pada permukaan
stigma sementara stigma belum mem-
buka penuh, tapi 3 buah sepal telah
mulai merekah. Selanjutnya menurut
Narayana (2007), nektar keluar melalui
permukaan stigma dan sebelumnya
melalui 3 sepal yang keluar melalui
saluran dibawah stigma.

63 134

73
135
64 72

65 136
71

137

Gambar 1. Skema sistem pembungaan kelapa Genjah Salak: No. 72 kelapa utama yang diemaskulasi; No. 63,
64, 65, 71, 73, 134, 135, 136, 137 kelapa penyanggah. Warna cokelat menandakan bunga jantan
pohon-pohon tersebut menyerbuki bunga betina kelapa utama, sedangkan yang warna putih bunga
jantannya tidak ada/seludangnya belum pecah. Jarak tanam 8.5 x 8.5 m segitiga.
Figure 1. Scheme of pollination system of Salak Dwarf: No. 72 is emascullated main tree (female tree); No.
63, 64, 65, 71,73, 134, 135, 136, 137 are buffer trees (male tree). Brown color noted as male tree
that pollinated main tree/female tree (green color). White color are male trees that have not opened
spadix.

Buletin Palma No. 39, Desember 2010 115


Miftahorrachman

Gambar 2a. Bunga jantan telah gugur sekitar 90 Gambar 2b. Nectar yang keluar dari stigma bunga
persen, sementara bunga betina belum yang belum reseptif.
reseptif Figure 2b. Secretion of nectarines from unopened
Figure 2a. Male flower aborted 90 percent, while stigma.
female flowers have not reseptive

14
12
10
8
bunga…
6
4
2
0
2 7 8 9 10 11 13 15 17 22

Gambar 3. Perkembangan bunga reseptif kelapa GKN di KP. Paya Gajah, Nangro Aceh
Darussalam (Ferry dan Rusli, 1993)
Figure 3. Development of receptive female flowers of Nias Yellow Dwarf at Paya Gajah
Experimental Garden, Nangro Aceh Darussalam (Ferry and Rusli, 1993)

Hasil observasi diketahui kelapa GKN yang membutuhkan waktu 16 hari,


GSK memiliki waktu yang lebih panjang yaitu mulai hari ke 6 sampai hari ke 22.
untuk memasuki masa subur, yaitu 14 Peluang terbaik untuk melakukan
hari setelah emaskulasi (Gambar 4), polinasi buatan untuk kelapa GSK
dibandingkan dengan kelapa GKN yang dimulai pada hari ke 14 setelah
hanya membutuhkan waktu 6 hari (Ferry emaskulasi sampai hari ke 18, sementara
dan Rusli, 1993). Sebaliknya kelapa GSK waktu polinasi kelapa GKN menurut
hanya membutuhkan waktu rata-rata 4 Ferry dan Rusli (1993) mulai hari ke 6
hari (mulai hari ke 14 sampai hari ke 18) sampai hari ke 22.
untuk masa subur dibanding kelapa

116 Sistem Penyerbukan Kelapa Genjah Salak (Cocos nucifera L.)


Sistem Penyerbukan Kelapa Genjah Salak (Cocos nucifera L.)

45
40
35
30
25 bunga …
20
15
10
5
0
14 15 17 18

Gambar 4. Perkembangan bunga reseptif kelapa GSK di KP. Kima Atas, Sulawesi
Utara
Picture 4. Development of receptive female flowers of Salak Dwarf coconut at Kima Atas
Experimental Garden, North Sulawesi

KESIMPULAN DAN SARAN family). Species Profiles for Pacific


Island Agroforestry. April 2006.
Ester JS, Luis ASC, Katia SM and Frouke
Sistem penyerbukan kelapa Genjah EH. 2006. Stingless becs in applied
Salak umumnya menyerbuk silang pollination; practice and pers-
karena masa pembungan bunga jantan pective. Apidologie Vol. 37 No. 2
lebih dulu berlangsung sementara bunga March-April, 2005. Stingless becs;
betina sebagian besar belum reseptif. Biology and Management.
Kelapa Genjah Salak membutuh- Ferry Y dan Rusli. 1993. Fase bunga
kan masa subur yang jauh lebih singkat betina kelapa Genjah Kuning Nias
dibanding kelapa Genjah lainnya di kebun Percobaan Paya Gajah.
Dengan mengetahui sistem pe- Buletin Balitka. No. 19 Januari
nyerbukan kelapa GSK, disarankan 1993. Hal. 34-37.
untuk sumber benih harus diambil di Narayana GV. 2007. On the nectar
bagian tengah pertanaman untuk secretion in the coconut flowers
menghindari benih yang telah terserbuki (Cocos nucifera, Linn.). Proceeding:
oleh polen lain yang tidak diinginkan Plant Sciences. Vol 6. Number 4,
224-229, DOI:10.1007/BF03051428
DAFTAR PUSTAKA Niral V, Geethalakshmi P, Villupanoor,
Parthasarathy A. 2007. Intrapopu-
Batugal P, Ramanatha Rao V, Oliver J. lation allelomorphism in tall dan
2005. Coconut genetic resources. dwarf population of coconut. Acta
International Plant Genetic Re- Bot, Croat. 66(1), 35-42. 2007.
sources Institute. P.2. CODEN; ABCRA25. ISSN 0365-
Chan E and Elevitch CR. 2006. Cocos 0588.
nucifera (coconut) Arecaceae (palm

Buletin Palma No. 39, Desember 2010 117


Miftahorrachman

Novarianto H dan Rompas T. 1990. Ramirez VM, Tobla VP, Kevan PG,
Pertumbuhan kelapa Genjah Salak Morillo IR, Harries H, Barrera MF,
di Kebun Percobaan Kima Atas, Villareal DZ. 2004. Mix mating
Sulawesi Utara. Buletin Balitka. strategies and pollination by insects
No. 12. September 1990. Hal. 18-20. and winds in coconut pollen (Cocos
Novarianto H dan Tulalo M. 2005. Status nucifera L.): importance in product-
Plasma Nutfah Tanaman Kelapa ion and selection. Agricultural and
(Cocos nucifera L.). Buku Pedoman Forest Entomology. Vol. 6, Issue 2,
Pengelolaan Plasma Nutfah Per- Page 155-163.
kebunan. Pusat Penelitian dan Sadakathula S. 1993. Evaluation of
Pengembangan Perkebunan. honeybee visits on cocout geno-
Badan Penelitian dan Pengem- types. Cocos (1991-1993), a.47-50.
bangan Pertanian. 2005. Hal. 259- Printed in Sri Lanka Coconut
284. Research Station, Vepponkulam-
614906.

118 Sistem Penyerbukan Kelapa Genjah Salak (Cocos nucifera L.)

Anda mungkin juga menyukai