Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

Budiadaya Tanaman Rempah dan Obat

(Lengkuas)

Disusun Oleh:

ANDI RISKA DAMAYANTI


19011014005

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


JURUSAN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat-nya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembacah praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapakan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 26 Desember 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman lengkuas (Alpinia galanga) merupakan jenis tumbuhan rempah-rempah


yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya masyarakat
memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan tradisional.
Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara mememarkan rimpang kenudian
dicelupkan begitu saja kedalam campuran masakan. Sedangkan untuk pengobatan
tradisional yang banyak digunakan adalah lengkuas merah (vankar, 2006).
Berdasarkan warna, bentuk dan ukuran rimpang, lengkuas dibedakan atas dua
varietas yaitu lengkuas putih dan lrngkuas merah. Lengkuas putih biasanya digunakan
sebagai bumbu rempah untuk tambahan masakan, sedangkan lengkuas meras biasanya
dimanfaatkan sebagai obat. Secara tradisional, lengkuas sering digunakan sebagai obat
sakit perut, anti gatal, anti jamur, antiinflamasi, anti alergi dan anti hipoglikemik
(Darmawan, 2013).
Rimpang lengkuas mengandung minyak atsiri kurang lebih 1% minyak atsiri
berwarna kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48%, sinemol 20-
30%, eugenol, kamfer 1%, seskuiterpen, galangin. Selain itu rimpang juga mengandung
resin yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida, galangin,
kadien, heksabidrokadelen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid dan
lain-lain (Tjitrosoepomo, 1994).
Berdasarkan uraian diatas maka bahan baku lengkuasdapat menhasilkan minyak
atsiri, selain itu juga bahan baku lengkuas mudah didapat dan murah. Maka
pengolahannya dapat di kembangkan untuk mendapatkan suatu produk oleoresin
denganproses ekstraksi. Oleoresin merupakan campuran yang terdiri dari minyak atsiri
pembawa aroma dan damar sebagai pembawa rasa. Oleoresin umumnya didapatkan dari
ekstraksi rempah-rempah misalnya jahe, cengkeh, lada, kayu manis, dengan pelarut
tertentu. Pelarut yang digunakan misalnya heksan, metanol, alkohol, aseton, isopropanol
dan lain-lain.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1) Apa kandungan dari tanaman lengkuas?
2) Apakah manfaat tanaman lengkuas?
3) Bagaimana cara membudidayakan lengkuas?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu:
1) Untuk mengetahui kandungan dari tanaman lengkuas
2) Untuk mengetahui manfaat dari tanaman lengkuas
3) Untuk mengetahui cara membudidayakan tanaman lengkuas
D. Manfaat
1) Sebagai referensi bagi masyarakat yang membutuhkan informasi tentang lengkuas
2) Untuk menambah pengetahuan penulis tentang tanaman lengkuas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi Tanaman Lengkuas
Lengkuas atau laos (Alpinia galanga, L) termasuk dalam famili Zingiberaceae.
Ada dua jenis lengkuas, yaitu lengkuas putih dan merah yang bisa digunakan sebagai
bumbu penyedap dan obat. Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman lengkuas
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magniliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (Berkeping satu/ monokotil)
Sub kela : Commelinidae
Famili : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Spesie : Alpinia galanga L. Swartz
Rimpang lengkuas di beberapa daerah disebut dengan laja (Sunda) atau langkueh
(Minang). Tanaman ini asli Asia Tenggara dan Indonesia, serta dibudidayakan di
Malaysia, Laos, dan Thailand. Tanaman yang masa panennya dilakukan pada umur 7
tahun ini, membutuhkan cahaya matahari penuh untuk pertumbuhannya (Azwar, 2010).

2.2 Morfologi Tanaman Lengkuas


Tanaman lengkuas memiliki batang semu yang tingginya dapat mencapai 2meter
dengan daun yang cukup rimbun dan panjang. Biasanya tumbuh dengan merumput dan
juga sangat rapat, selain itu batang tumbuh dengan tegak yang tersusun dari beberapa
pelepah – pelepah daun yang membentuk batang semu, berwarna hijau muda hingga tua.
Batang muda ini akan keluar dengan bentuk tunas baru dari pangkal bawah hingga
pangkal atas. Daun tanaman ini berwarna hijau bertangkai pendek yang tersusun dengan
selang seling serta buah berbentuk bulat dan keras, selagi masih muda berwarna hijau dan
setelah tua berwarna merah kehitaman (Fauzi, 2009).

2.3 Kandungan Kimia Tanaman Lengkuas


Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak atsiri berwarna kuning
kehijauan yang terdiri atas metil sinamat 48%, sineol 20-30%, eugenol, kamfer 1%,
seskuiterpen, d-pinen, galangin, dan lain-lain. Selain itu, rimpang juga mengandung resin
yang disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida dan galangin,
kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan
lain-lain (Azwar, 2010). Minyak atsiri berwarna kehijauan yang mengandung methyl
cinamate 48%, cineol 2-30%, kamfer, d-pinen, galangin, dan eugenol (yang membuat
pedas). Selain itu juga mengandung sesquiterpene, camphor, galangol, cadinine, hydrate
hexahydro cadalene, dan kristal kuning (Fauzi, 2009).

2.4 Manfaat dan Kegunaan Tanaman Lengkuas


Lengkuas mengandung anti-inflamasi, meringankan peradangan pada perut atau
bisul, mencegah mabuk laut dan mual, sebagai anti-oksidan, meningkatkan sirkulasi
darah dalam tubuh, meringankan diare. kudis, panu, dan menghilangkan bau mulut
(Atjung, 1990). Salah satu tanaman yang diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri
adalah tanaman lengkuas (Languas galanga). Tanaman ini juga dapat mengobati penyakit
seperti:
1) Reumatik
Dua rimpang lengkuas sebesar ibu jari dan 1 butir telur ayam kampung.
Cara membuat lengkuas di parut dan diperas untuk diambil airnya, lalu telur ayam
kampung mentah di pecah untuk diambil kuningnya kemudian kedua bahan
tersebut dioplos sampai merata. Obat ini di minum 1 kali sehari.
2) Panu
Bahan : rimpang umbi lengkuas dan kapur sirih
secukupnya
Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus
Cara menggunakan : digosokkan pada bagian yang sakit, pagi dan sore.

2.5 Cara budidaya tanaman lengkuas


a. Lokasi Tumbuh
Lengkuas menyukai lahan yang subur, gembur, tidak tergenang air, sifat tanah
liat/lempung berpasir (sandy clay), banyak mengandung humus, berairasi dan
drainase baik. Umumnya dapat tumbuh pada lahan terbuka sampai ditempat agak
terlindung. Tumbuh pada ketinggian sampai dengan 1.200m dpl. curah hujan
1500 – 4000 mm, suhu 19 – 29 ºC, jenis tanah Latosol merah, Latosol merah
coklat, Andosol, Lateritik, dan Aluvial.
b. Persiapan Lahan
Lakukan pengolahan lahan seperti pada tanaman empon-empon umumnya.
c. Pembibitan
Letakkan rimpang tua di atas 3 – 5 lapisan jerami/alang-alang sampai umur 3 – 8
minggu. Gunakan bibit dari stek rimpang yang sudah tua berumur 9 - 10 bulan,
seragam jenisnya, dan berukuran 20–25gr tiap stek. Untuk indukan sebaiknya
gunakan rimpang yang seragam dan bedakan antara rimpang induk dan rimpang
anakan karena rimpang (induk dan anakan) tidak sama sehingga waktu
panennyapun tidak bersamaan.
d. Penanaman
Buat alur lubang tanam sedalam 7,5 – 10 cm untuk meletakkan rimpang, jarak
antar barisan 60 – 90 cm dan jarak dalam barisan 30 – 60 cm. Waktu tanam
sebaiknya musim hujan.
e. Perawatan
Tanaman Lakukan perawatan tanaman pertama berupa pendaringan, pengguludan
dan pemupukan pada umur 1 bulan setelah tanam dan lakukan pengulangan setiap
bulan. Pupuk yang dipergunakan adalah pupuk kandang atau kompos sebanyak 15
ton per hektar.
f. Pengendalian Hama dan Penyakit
Musnahkan segera bagian yang terserang hama atau penyakit. Hama yang sering
menyerang adalah ulat. Kirana diocles dan Udaspes yang menyebabkan daun
menggulung daun layu. Penyakit pada lengkuas berupa bercak daun, terutama
pada anakan yang disebabkan jamur Phyllosticta sp. Jamur Phytium sp.
Menyerang rimpang dengan cirri-ciri bercak hitam. Pengendalian penyakit ini
dapat dilakukan dengan perbaikan airasi tanah melalui pembuatan saluran
drainase.
g. Pemanenan
1. Untuk konsumsi segar, panen rimpang pada saat berumur kurang 4 bulan
karena bila lebih dari 4 bulan maka rimpang telah berkayu, berserat, dan
bergabus.
2. Untuk tujuan diambil minyak asiri panen basanya dilakukan setelah berumur
lebih dari 7 bulan.
3. Lakukan pemanenan dengan cara menggali tanah disekitar tanaman. Gunakan
cangkul atau garpu dengan hati-hati.
4. Pisahkan rimpang dari tanah kemudian cuci dengan air yang mengalir, tiriskan
dan simpan pada wadah yang memiliki airasi seperti kotak kayu,
karung, atau keranjang bambu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Lengkuas adalah salah satu jenis rempah-rempah yang amat populer pada
kuliner tradisional kita, sehingga tidak asing di telinga kita. Dikenal sebagai
rempah-rempah dengan manfaat dan khasiat yang luar biasa.
2. Lengkuas yang biasanyadigunakan untuk pengobatan adalah jenis lengkuas
merah
B. Saran
Adapun sarannya yaitu diharapkan pada teman-teman dan semua orang yang
membaca makalah ini dapat menjadikannya sebagai media pembelajaran dan
mengambil ilmu yang terdapat didalamnya.

Anda mungkin juga menyukai