PENDAHULUAN
Berdasarkan warna, bentuk dan ukuran rimpang, lengkuas dibedakan atas dua varietas, yaitu
lengkuas putih dan lengkuas merah. Lengkuas putih biasanya digunakan sebagai bumbu
rempah untuk tambahan masakan, sedangkan lengkuas merah biasanya dimanfaatkan sebagai
obat. Secara tradisional, lengkuas sering digunakan sebagai obat sakit perut, anti gatal, anti
jamur, anti inflamasi, anti alergi dan anti hipoglikemik (Darmawan, 2013).
Rimpang lengkuas mengandung minyak atsiri lebih kurang 1 % minyak atsiri berwarna
kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20 % - 30 %, eugenol,
kamfer 1 %, seskuiterpen, δ-pinen, galangin. Selain itu rimpang juga mengandung resin yang
disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen, 2
heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain
(Tjitrosoepomo, 1994).
Lengkuas diketahui memiliki banyak kandungan senyawa kimia. Kandungan kimia lengkuas
antara lain senyawa-senyawa terpenoid seperti galanolakton, 16-dial, 12-labdiena-1510,25,
12-labdiena-15 yang termasuk dalam golongan diterpen dan 1,8 cineol yang termasuk
golongan monoterpen (Darmawan, 2013). Sehingga lengkuas ini bisa dikembangkan
pengolahannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka bahan baku lengkuas dapat menghasilkan minyak atsiri,
selain itu juga bahan baku lengkuas mudah didapat dan murah, maka pengolahannya dapat
dikembangkan untuk mendapatkan suatu produk oleoresin dengan proses ekstraksi dengan
metode MAE (Microwave Assisted Extraction) sehingga menghasilkan produk oleoresin.
Oleoresin merupakan campuran yang terdiri dari minyak atsiri pembawa aroma dan damar
sebagai pembawa rasa. Oleoresin umumnya didapatkan dari ekstraksi rempah-rempah
misalnya jahe, cengkeh, lada, kayu manis, dengan pelarut tertentu. Pelarut yg dapat digunakan
misalnya heksan, metanol, alkohol, aseton, isopropanol, dan lain-lain. Oleoresin biasanya
berbentuk pasta atau cairan kental.
Dalam penelitian ini lengkuas merah akan dikenai perlakuan lama ekstraksi yaitu 2 menit, 4
menit, 6 menit, 8 menit dan 10 menit pada power 20P dan maserasi selama 12 jam. Pemilihan
perlakuan tersebut didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh (Purwanto, 2010) yang
mengekstaraksi 3 oleoresin jahe emprit menggunakan metode Microwave Assisted Extraction
(MAE).
1. Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan dapat membuat simplisia termasuk
uji kualitasnya secara sederhana makroskopi dan organoleptis.
2. Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan dapat menetapkan parameter
standarisasi simplisia meliputi penetapan kadar abu, penetapan kadar air, penetapan
susut pengeringan, dan penetapan kadar minyak atsiri.
TINJAUAN PUSTAKA
Lengkuas adalah salah satu jenis rempah - rempah yang sangat populer pada
kuliner tradisional kita, sehingga terasa tidak ada satu pun kita. Dikenal sebagai rempah-
rempah dengan manfaat dan khasiat yang luar biasa. Walaupun secara sejarah tanaman ini
berasal dari India, namun keberadaannya di Indonesia telah meluas sampai keseluruh
penjuru daerah. Sebagai bukti, lengkuas memiliki nama daerah yang beragam, di
antaranya laos, langkueh, lengkues, lingkuas, engkuas, ringkuas, lingkaos dan lain - lain.
Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap masakan, sedang
lengkuas berimpang umbi merah digunakan sebagai obat. Lengkuas mempunyai batang
pohon yang terdiri dari susunan pelepah-pelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat
panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah
saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah –pelepah lengkap dengan helaian
daun. Bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain
yang berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas (Anonim, 2012).
Lengkuas merah ditemukan menyebar di seluruh dunia. Untuk tumbuh, lengkuas
suka tanah gembur, sinar matahari banyak, sedikit lembab, tetapi tidak tergenang
air. Kondisi tanah yang masukan berupa tanah liat berpasir, banyak mengandung
humus. Dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter di permukaan
laut. Untuk mengembangbiakkan tanaman ini dapat dilakukan dengan potongan rimpang
yang sudah memiliki mata tunas. Selain itu dapat pula dengan salah satu bagian rumpun
anakan. Pemeliharaannya mudah, seperti tanaman lain yang dibutuhkan cukup udara
dengan penyiraman atau pengawasan kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk
dasar.
Disamping itu lengkuas merah mengandung zat kimia seperti minyak atsiri,
minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan,
galangol, dan kristal kuning. Minyak atsiri yang dikandungnya antara lain galangol,
galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-cinnamate. Selain itu didalam rimpang lengkuas
merah (Alpinia purpurata) terdapat zat antibakteri yaitu berupa saponin, tanin dan
flavonoid.
Kandungan:
· Minyak atsiri
· Flavonoid
· Fenolik
· Eugenol
· Galangin
Bagian lengkuas yang banyak dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis tinggi
adalah bagian rimpangnya. Rimpang lengkuas dapat dipanen pada umur antara 4 sampai
dengan 7 bulan. Dalam dunia industri, rimpang lengkuas dijual dalam bentuk
simplisia. Seperti cara membuat simplisia pada jenis rempah - rempah yang lainnya,
rimpang lengkuas dibersihkan dan dipotong - potong serta dikeringkan tanpa sinar
matahari langsung (diangin - anginkan bahasa jawanya). Hal ini untuk mencegahnya
mengurangi kandungan minyak asiri pada rimpang lengkuas. Simplisia rimpang lengkuas
ini didalam dunia industri dikenal sebagai Galanga Rhizome. Kandungan minyak asiri
pada rimpang lengkuas, berwarna kuning kehijauan, rasa khas dan rasanya pahit serta
terasa dingin di lidah.
Lengkuas, tanaman herbal yang jahe ini tergolong famili rhizoma. Tak hanya sedap
sebagai bumbu dapur, khususnya pada masakan Asia, lengkuas juga memiliki khasiat
kesehatan.
Deskripsi Morfologi
1. Akar
Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4 cm,
dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat kemerahan atau kuning kehijauan
pucat, mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, lapisan keras, termasuk
bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila
dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan
liat.
2. Batang
Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk
batang semu, berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas
dari pangkal batang tua.
3. Daun
Daun tunggal berwarna hijau, bertangkai pendek tersusun berseling. Daun
disebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil dari yang di tengah. Bentuk daun lanset
memanjang dan ujungnya runcing, pangkal tumpul dengan tepi daun rata. Pertulangan
daun menyirip, panjang daun sekitar 20- 60 cm, dan lebarnya 4 - 15 cm. Pelepah daun
kira-kira 15 - 30 cm, beralur dan berwarna hijau.
4. Bunga
Bunga lengkuas merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng, bau harum,
berwarna putih kehijauan atau putih kekuningan. Ukuran perbungaan lebih kurang 10-30
cm x 5-7 cm. Jumlah bunga di bagian bawah tandan lebih banyak dari pada di bagian atas,
panjang bibir bunga 2,5 cm, berwarna putih dengan garis miring warna merah muda pada
tiap sisi. Mahkota bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya berwarna putih,
sedangkan pangkalnya berwarna hijau.
5. Buah
Buahnya berupanya buah buni, berbentuk bulat, keras. ketika muda berwarna
hijau-kuning, setelah tua berubah menjadi hitam kecoklatan, berdiameter ± 1 cm. Ada juga
yang buahnya berwarna merah.
6. Biji
Bijinya kecil-kecil, berbentuk lonjong, dan berwarna hitam
BAB III
METODE KERJA
Bahan :
Lengkuas
DOSEN PENGEMPU:
OLEH: KELOMPOK 7