Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG.


Tanaman lengkuas, laos atau kelawas (Alpinia galanga) merupakan jenis tumbuhan rempah-
rempah yang bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Umumnya
masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran bumbu masak dan pengobatan tradisional.
Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara mememarkan rimpang kemudian
dicelupkan begitu saja ke dalam campuran masakan, sedangkan untuk pengobatan tradisional
yang banyak digunakan adalah lengkuas merah Alpinia purpurata K. Schum. (Vankar, 2006).

Berdasarkan warna, bentuk dan ukuran rimpang, lengkuas dibedakan atas dua varietas, yaitu
lengkuas putih dan lengkuas merah. Lengkuas putih biasanya digunakan sebagai bumbu
rempah untuk tambahan masakan, sedangkan lengkuas merah biasanya dimanfaatkan sebagai
obat. Secara tradisional, lengkuas sering digunakan sebagai obat sakit perut, anti gatal, anti
jamur, anti inflamasi, anti alergi dan anti hipoglikemik (Darmawan, 2013).

Rimpang lengkuas mengandung minyak atsiri lebih kurang 1 % minyak atsiri berwarna
kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %, sineol 20 % - 30 %, eugenol,
kamfer 1 %, seskuiterpen, δ-pinen, galangin. Selain itu rimpang juga mengandung resin yang
disebut galangol, kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen, 2
heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid, dan lain-lain
(Tjitrosoepomo, 1994).

Lengkuas diketahui memiliki banyak kandungan senyawa kimia. Kandungan kimia lengkuas
antara lain senyawa-senyawa terpenoid seperti galanolakton, 16-dial, 12-labdiena-1510,25,
12-labdiena-15 yang termasuk dalam golongan diterpen dan 1,8 cineol yang termasuk
golongan monoterpen (Darmawan, 2013). Sehingga lengkuas ini bisa dikembangkan
pengolahannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka bahan baku lengkuas dapat menghasilkan minyak atsiri,
selain itu juga bahan baku lengkuas mudah didapat dan murah, maka pengolahannya dapat
dikembangkan untuk mendapatkan suatu produk oleoresin dengan proses ekstraksi dengan
metode MAE (Microwave Assisted Extraction) sehingga menghasilkan produk oleoresin.
Oleoresin merupakan campuran yang terdiri dari minyak atsiri pembawa aroma dan damar
sebagai pembawa rasa. Oleoresin umumnya didapatkan dari ekstraksi rempah-rempah
misalnya jahe, cengkeh, lada, kayu manis, dengan pelarut tertentu. Pelarut yg dapat digunakan
misalnya heksan, metanol, alkohol, aseton, isopropanol, dan lain-lain. Oleoresin biasanya
berbentuk pasta atau cairan kental.

Dalam penelitian ini lengkuas merah akan dikenai perlakuan lama ekstraksi yaitu 2 menit, 4
menit, 6 menit, 8 menit dan 10 menit pada power 20P dan maserasi selama 12 jam. Pemilihan
perlakuan tersebut didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh (Purwanto, 2010) yang
mengekstaraksi 3 oleoresin jahe emprit menggunakan metode Microwave Assisted Extraction
(MAE).

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

1.      Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan dapat membuat simplisia termasuk
uji kualitasnya secara sederhana makroskopi dan organoleptis.
2.     Pada akhir praktikum mahasiswa diharapkan dapat menetapkan parameter
standarisasi simplisia meliputi penetapan kadar abu, penetapan kadar air, penetapan
susut pengeringan, dan penetapan kadar minyak atsiri.

1.3 MANFAAT PRAKTIKUM


1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan simplisia dari serat alam.
2 Mahasiswa dapat mengetahui manfaat apakah yang dihasilkan dari simplisia
lengkuas di laboratorium.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DASAR TEORI

Lengkuas atau laos ( Alpinia galanga ) merupakan jenis tumbuhan umbi-


umbian yang bisa hidup di daerah dataran tinggi atau dataran rendah. Digunakan
masyarakat memanfaatkannya sebagai campuran bumbu dan pengobatan
tradisional. Pemanfaatan lengkuas untuk masakan dengan cara mememarkan rimpang
kemudian dicelupkan begitu saja ke dalam campuran masakan, sedangkan untuk
pengobatan tradisional yang banyak digunakan adalah lengkuas merah Alpinia purpurata
K Schum .

        Lengkuas adalah salah satu jenis rempah - rempah yang sangat populer pada
kuliner tradisional kita, sehingga terasa tidak ada satu pun kita. Dikenal sebagai rempah-
rempah dengan manfaat dan khasiat yang luar biasa. Walaupun secara sejarah tanaman ini
berasal dari India, namun keberadaannya di Indonesia telah meluas sampai keseluruh
penjuru daerah. Sebagai bukti, lengkuas memiliki nama daerah yang beragam, di
antaranya laos, langkueh, lengkues, lingkuas, engkuas, ringkuas, lingkaos dan lain - lain.

        Lengkuas (Lenguas galanga atau Alpinia galanga) sering dipakai oleh kaum


wanita dikenal sebagai penyedap masakan. Lengkuas termasuk tumbuhan tegak yang
tinggi batangnya mencapai 2-2,5 meter. Lengkuas dapat hidup di daerah dataran rendah
sampai dataran tinggi, lebih kurang 1200 meter diatas permukaan laut. Ada 2 jenis
tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu varitas dengan rimpang umbi berwarna putih dan
vaaritas berimpang umbi merah. Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai
penyedap masakan, sedang lengkuas berimpang umbi merah digunakan sebagai
obat. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Ketinggian tempat: 1 - 1200 m di atas permukaan laut 2.
Curah hujan tahunan: 2500 - 4000 mm / tahun 3. Bulan basah (di atas 100 mm / bulan): 7 -
9 bulan 4. Bulan kering (dibawah 60 mm / bulan): 3 - 5 bulan 5. Suhu udara: 29 ′ C - 25 ′
C. 6. Kelembapan: sedang 7. Penyinaran: tinggi b. Tanah 1. Jenis: latosol merah coklat,
andosol, aluvial. 2. Tekstur: lempung berliat, lempung berpasir, lempung merah,
lateristik. 3. Drainase: baik 4. Kedalaman air tanah: 50 - 100 cm dari permukaan tanah 5.
Kedalaman perakaran: 10 - 30 cm dari permukaan tanah 6. Kesuburan: sedang - tinggi
        Lengkuas termasuk dalam kategori tanaman semak yang dapat berumur
tahunan. Sebagaimana pada jenis rempah-rempah yang lainnya, lengkuas memiliki batang
semu yang berbentuk dari kumpulan daunnya. Daunnya berbentuk bulat panjang dengan
ujung yang meruncing dan memiliki bau yang aromatis. Khususnya didaerah Jawa,
dikenal 2 macam jenis varietas dari lengkuas, yaitu lengkuas merah (memiliki rimpang
dengan kulis luar berwarna kemerahan) dan lengkuas putih.

Sub Divisi     : Angiospermae


Kelas            : Monocotyledoneae
Bangsa          : Zingiberales
Suku             : Zingiberaceae
Marga           : Alpinia
Jenis              : Alpinia purpurata K. Schum

        Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi batangnya mencapai 2 -


2,5 meter. Lengkuas dapat hidup di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi, lebih
kurang 1200 meter diatas permukaan laut.
Ada 2 jenis tumbuhan lengkuas yang dikenal yaitu:
1.         Varitas dengan rimpang umbi (akar) berwarna putih,
2.         Varitas berimpang umbi merah.

Lengkuas berimpang umbi putih inilah yang dipakai penyedap masakan, sedang
lengkuas berimpang umbi merah digunakan sebagai obat. Lengkuas mempunyai batang
pohon yang terdiri dari susunan pelepah-pelepah daun. Daun-daunnya berbentuk bulat
panjang dan antara daun yang terdapat pada bagian bawah terdiri dari pelepah-pelepah
saja, sedangkan bagian atas batang terdiri dari pelepah –pelepah lengkap dengan helaian
daun. Bunganya muncul pada bagian ujung tumbuhan. Rimpang umbi lengkuas selain
yang berserat kasar juga mempunyai aroma yang khas (Anonim, 2012).
Lengkuas merah ditemukan menyebar di seluruh dunia. Untuk tumbuh, lengkuas
suka tanah gembur, sinar matahari banyak, sedikit lembab, tetapi tidak tergenang
air. Kondisi tanah yang masukan berupa tanah liat berpasir, banyak mengandung
humus. Dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter di permukaan
laut. Untuk mengembangbiakkan tanaman ini dapat dilakukan dengan potongan rimpang
yang sudah memiliki mata tunas. Selain itu dapat pula dengan salah satu bagian rumpun
anakan. Pemeliharaannya mudah, seperti tanaman lain yang dibutuhkan cukup udara
dengan penyiraman atau pengawasan kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk
dasar.

Berdasarkan berbagai literatur tentang turun-temurun dari berbagai daerah,


lengkuas merah dapat mengobati penyakit-penyakit seperti gangguan perut (kembung,
sebah), panu, kurap, eksema, bercak-bercak kulit dan tahi lalat (sproten), demam,
pembengkakan limpa, pembersih usai bersalin, radang telinga, bronchitis, masuk angina,
diare, sakit gigi karena angina dingin, dan sebagai obat kuat (Prakoso, 2007).

Disamping itu lengkuas merah mengandung zat kimia seperti minyak atsiri,
minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen, metil sinamat, kaemferida, galangan,
galangol, dan kristal kuning. Minyak atsiri yang dikandungnya antara lain galangol,
galangin, alpinen, kamfer, dan methyl-cinnamate. Selain itu didalam rimpang lengkuas
merah (Alpinia purpurata) terdapat zat antibakteri yaitu berupa saponin, tanin dan
flavonoid.

Lengkuas Merah ( Alpinia galanga ) tumbuh di tempat terbuka. Tanaman ini relatif


membutuhkan paparan matahari. Selain itu, Lengkuas Merah tumbuh di tanah yang
lembab dan gembur. Tanaman ini dapat dikembangbiangkan dengan rimpang. Rimpang
ini pula yang dipakai dalam pengobatan.

Kandungan:
·             Minyak atsiri
·             Flavonoid
·             Fenolik
·             Eugenol
·             Galangin
Bagian lengkuas yang banyak dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis tinggi
adalah bagian rimpangnya. Rimpang lengkuas dapat dipanen pada umur antara 4 sampai
dengan 7 bulan. Dalam dunia industri, rimpang lengkuas dijual dalam bentuk
simplisia. Seperti cara membuat simplisia pada jenis rempah - rempah yang lainnya,
rimpang lengkuas dibersihkan dan dipotong - potong serta dikeringkan tanpa sinar
matahari langsung (diangin - anginkan bahasa jawanya). Hal ini untuk mencegahnya
mengurangi kandungan minyak asiri pada rimpang lengkuas. Simplisia rimpang lengkuas
ini didalam dunia industri dikenal sebagai Galanga Rhizome. Kandungan minyak asiri
pada rimpang lengkuas, berwarna kuning kehijauan, rasa khas dan rasanya pahit serta
terasa dingin di lidah.

Lengkuas, tanaman herbal yang jahe ini tergolong famili rhizoma. Tak hanya sedap
sebagai bumbu dapur, khususnya pada masakan Asia, lengkuas juga memiliki khasiat
kesehatan.

1.        Lengkuas mengandung zat antiinflamasi yang bermanfaat sebagai bahan pengobatan


arthritis dan rheumatoid arthritis
2.        Lengkuas juga membantu memperbaiki rasa sakit yang radang di perut atau bisul
3.        Untuk mabuk laut atau dalam perjalanan darat, kunyah beberapa iris lengkuas
4.        Lengkuas juga memiliki kandungan antioksidan yang mampu meminimalisasi
kerusakan tubuh akibat paparan racun dan radikal bebas
5.        Untuk memperlancar aliran darah, tambahkan lengkuas ke dalam menu masakan
sehari-hari
6.        Bila mengalami diare, kunyah juga beberapa iris lengkuas untuk meredakannya.
7.        Selain kaya akan zat besi, soduim, serta vitamin A dan C, lengkuas juga kaya akan
flavanoid dan fitonutrien.

Deskripsi Morfologi
1. Akar 
Rimpang besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris, diameter sekitar 2-4 cm,
dan bercabang-cabang. Bagian luar berwarna coklat kemerahan atau kuning kehijauan
pucat, mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, lapisan keras, termasuk
bagian dalamnya berwarna putih. Daging rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila
dikeringkan, rimpang berubah menjadi agak kehijauan, dan seratnya menjadi keras dan
liat.
2. Batang
Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang bersatu membentuk
batang semu, berwarna hijau agak keputih- putihan. Batang muda keluar sebagai tunas
dari pangkal batang tua.
3. Daun 
Daun tunggal berwarna hijau, bertangkai pendek tersusun berseling. Daun
disebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil dari yang di tengah. Bentuk daun lanset
memanjang dan ujungnya runcing, pangkal tumpul dengan tepi daun rata. Pertulangan
daun menyirip, panjang daun sekitar 20- 60 cm, dan lebarnya 4 - 15 cm. Pelepah daun
kira-kira 15 - 30 cm, beralur dan berwarna hijau.
4. Bunga 
Bunga lengkuas merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng, bau harum,
berwarna putih kehijauan atau putih kekuningan. Ukuran perbungaan lebih kurang 10-30
cm x 5-7 cm. Jumlah bunga di bagian bawah tandan lebih banyak dari pada di bagian atas,
panjang bibir bunga 2,5 cm, berwarna putih dengan garis miring warna merah muda pada
tiap sisi. Mahkota bunga yang masih kuncup, pada bagian ujungnya berwarna putih,
sedangkan pangkalnya berwarna hijau.
5. Buah 
Buahnya berupanya buah buni, berbentuk bulat, keras. ketika muda berwarna
hijau-kuning, setelah tua berubah menjadi hitam kecoklatan, berdiameter ± 1 cm. Ada juga
yang buahnya berwarna merah.
6. Biji
Bijinya kecil-kecil, berbentuk lonjong, dan berwarna hitam
BAB III

METODE KERJA

3.1. ALAT DAN BAHAN


Alat :
 Pisau,
 Gunting,
 Baskom,
 Kain hitam,
 Kertas koran,
 Kantong

Bahan :
 Lengkuas

3.2. PROSEDUR KERJA


a. Pengumpulan bahan baku
i. Bahan baku yang di ambil dalam pembuatan simplisia seharusnya
didapat dari satu wilayah yang sama dalam satu kali panen dengan
kondisi tanah, air dan udara yang sama.Agar kandungan kimia
yangterdapat dalam tanaman tersebut tidak berbeda - beda kadar nya.
Waktu panen sangan diperhatikandalam pengumpulan bahan baku ini.
b. Sortasi basah
i. Hal ini dilakukan untuk memisahkan organ lain dari simplisia
c. Pencucian
i. Setelah di sortasi basah simplisia dicuci menggunakan air yang
mengalir tidak boleh air genangan ataupun air dalam tampungan
karena ditakutkan adanya partikel lain seperti bakteri.
d. Perejangan
i. Dikarenakan biji pala sudah dalam bentuk yang kecil maka tidak perlu
lagi perajangan.
e. Pengeringan
i. Proses pengeringan dilakukan dengan cara menjemur simplisia
didalam koran tidak boleh terpapar langsng sinar matahari karena bisa
menyebabkan kerusakan simplisia.
f. Sortasi kering
i. Bertujuan untuk memisahkan partikel yang masih menyangkut ataupun
simplisia yang gosong karena sinar matahari.
g. Penggilingan
i. Simplisia digiling agar halus dan lebih mudah dalam pengepakan.
h. Pengemasan
i. Simplisia disimpan dalam botol selai.
LAPORAN PENELITIAN
PEMBUATAN SIMPLISIA BERBAHAN DASAR LENGKUAS

DOSEN PENGEMPU:

OLEH: KELOMPOK 7

ERGIE ACHMAD FAHREZIE 19110093


NIA OKTARINA 19110107
RACHMAH BERTA TIA 19110094
TASYA VIA DEVARA 19110095

FAKULTAS FARMASI UKB


UNIVERSITAS KADER BANGSA
TAHUN AJARAN
2020/2021

Anda mungkin juga menyukai