Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU HIJAUAN MAKANAN TERNAK


Identifikasi Biji

Disusun oleh:
Kelompok XXVI
Jihan Zahra PT/06659
Dhimas Rahardian PT/07014
Khairunnisa Shulthoni Marien PT/07143
Savika Intan Nadhila PT/07171
Arlina Rosyada PT/07213
Y Argo Purwadananto PT/07319
Yoga Lanang Nurbawanto PT/07361

Asisten Pendamping : Ardha Adi Krisna Putra

LABORATORIUM HIJAUAN MAKANAN TERNAK DAN PASTURA


DEPARTEMEN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
TINJAUAN PUSTAKA

Identifikasi Biji

Identifikasi adalah menemukan nama jenis (spesies), nama marga


(genus), nama suku (famili) atau nama kelompok tertentu. Dasar identifikasi
tanaman didasarkan pada kenampakan luar atau sifat-sifat morfologi
sehingga tidak diperlukan peralatan rumit. Bagian-bagian dari gulma yang
biasa diamati sifat morfologinya untuk keperluan identifikasi seperti bagian
vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif meliputi batang, akar, daun dan
bagian generatif meliputi bunga, buah serta biji (Sulistyowati dan
Wiryadiputra, 2010). Identifikasi diperlukan untuk mengenali tanaman salah
satunya dengan penggunaan nama ilmiah atau nama botani. Tujuannya
agar adanya kesamaan karena nama merupakan nama standar
internasional (Hasim, 2009).
Biji yaitu suatu struktur yang mempercepat kolonisasi daratan. Cara
melindungi embrio tumbuhan dari kekeringan dan ancaman lainnya. Biji
terdiri dari embrio dan cadangan makanan dalam suatu penutup yang
melindungi (Campbell et al., 2003). Tumbuhan Angiospermae dapat
dibedakan atas dua kelas yaitu tumbuhan monokotil dan dikotil. Keduanya
dapat diamati perbedaannya dengan melihat biji, lembaga, batang, daun,
bunga dan akar. Tumbuhan monokotil mempunyai biji dengan satu daun
lembaga dan saat berkecambah biji tidak membelah. Monokotil juga
memiliki batang yang tidak bercabang, tulang daun sejajar atau
melengkung serta bagian bunga berbilangan 3 (trimer). Tumbuhan dikotil
memiliki biji dengan dua daun lembaga dapat berkecambah menjadi 2
bagian. Batang tumbuhan dikotil bercabang, tulang daun menjari atau
menyirip serta bagian bunga berbilang 2, 4 atau 5 (dimmer, trimer atau
pentamer) (Syamswisna, 2012). Karakteristik akar tumbuhan monokotil
yaitu serabut, sedangkan tumbuhan dikotil memiliki akar tunggang (Putra et
al., 2012).
Bagian-bagian biji tumbuhan monokotil dan dikotil meliputi kulit biji
sebagai pelindung lembaga endosperm dari kekeringan, kerusakan serta
serangan dari serangga, bakteri dan jamur. Kotiledon merupakan bagian
yang akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Epikotil yaitu bagian ujung atas
kotiledon yang akan tumbuh menjadi batang. Hipokotil yaitu bagian ujung
bawah kotiledon yang akan tumbuh menjadi batang. Radikula merupakan
bagian dari biji yang akan menjadi akar. Endosperm berfungsi sebagai
cadangan makanan pada biji (Merritt, 2004). Upaya adaptasi tumbuhan
untuk mempertahankan keberadaan jenisnya salah satunya dengan
penyebaran biji. Persebaran biji tumbuhan, secara umum dapat dilakukan
dengan bantuan perantara angin (anemokori), air (hidrokori), hewan
(zookori), dan oleh tumbuhan itu sendiri (autokori) (Rahardja dan Wiryanta,
2010).
MATERI DAN METODE

Materi

Alat. Alat yang digunakan pada praktikum identifikasi biji adalah


petridisc dan kamera digital atau kamera handphone.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi biji
adalah kertas kerja praktikum, biji tanaman rumput dan legum.

Metode

Metode yang digunakan pada praktikum identifikasi biji adalah biji-


biji tanaman yang telah disediakan di Laboratorium Hijauan Makanan
Ternak dan Pastura diidentifikasi. Parameter identifikasi meliputi bentuk biji
dan warna biji. Hasil identifikasi biji dicatat di lembar kerja praktikum.
Berbagai biji rumput dan legum yang telah diidentifikasi, kemudian
didokumentasikan dengan kamera. Hasil dari dokumentasi dilampirkan
pada laporan praktikum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Biji-biji yang dihasilkan tanaman ada yang berkeping satu
(monokotil) dan berkeping dua (dikotil). Biji ada yag diselimuti daging buah
dan ada yang tidak. Biji-biji tersebut memiliki masa dormansi atau masa
istirahat yang berbeda-beda. Bila masa dormansinya sebentar, biji harus
segera ditanam supaya tanaman tidak mati (Rahardja dan Wiryanta, 2003).
Tumbuhan monokotil memiliki biji yang terdiri atas kulit biji, endosperma,
kotiledon, radikula, epikotil, hipokotil, plumula, koleoptil, dan koleoriza.
Tumbuhan dikotil memiliki biji yang terdiri atas kulit biji, epikotil, hipokotil,
radikula, dan kotiledon. Biji monokotil memiliki endosperma yang
berkembang dengan baik untuk menyimpan cadangan makanan,
sedangkan biji dikotil menggunakan kotiledon sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanannya (Petrollini, 2011).

Biji Legum
(kata pengantar sebelum membahas hasil praktikum)
Tabel 1. Identifikasi biji Legum
Nama Biji Ciri-ciri Spesifik Biji
Warna Bentuk
Centrosema pubencens coklat Bulat pipih
(kacang sentro)
Bauhinia blankeana coklat Bulat pipih
(tayuman)
Mucuna prueiens putih Bulat lonjong
(koro benguk)
Desmantus virgatus coklat Bulat pipih
(lamtoro mini)
Leucaena leucocephala coklat bulat pipih
(lamtoro)
Vigna sinensis Coklat keunguan Lonjong seperti
(kacang panjang) ginjal
Oryza sativa Kuning elips
(padi gogo) keemasan
Sorgum bicolor Krem, pink, putih Bulat
(sorgum)
Zea mays kuning kerucut
(jagung)
Glycine max krem lonjong seperti
(kacang kedelai) ginjal

Centrosema pubencens (kacang sentro). Berdasarkan


pengamatan diketahui ciri – ciri spesifik biji Centrosema pubencens (kacang
sentro) yaitu berwarna coklat. Kacang sentro juga memiliki bentuk bulat
pipih. Omokanye (2001) menyatakan bahwa biji Centrosema pubescens
(kacang sentro) mempunyai ciri-ciri yakni berwarna coklat hingga
kehitaman dan berbentuk bulat pipih. Hasil pengamatan menunjukkan
tersebut telah sesuai dengan literatur.
gambar
Gambar 1. Biji Centrosema pubescens

Bauhinia blankeana (tayuman). Berdasarkan pengamatan


diketahui ciri – ciri spesifik biji Bauhinia blankeana (tayuman) yaitu berwarna
coklat. Tayuman memiliki bentuk bulat pipih. Menurut Mannetje dan Jones
(1992), Bauhinia blakeana memiliki biji yang berwarna coklat , berbentuk
bulat lonjong, ukuran yang besar, dan kulit yang teba pipih. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa biji yang diamati telah sesuai dengan
literatur.
gambar
Gambar 2. Biji Bauhinia blankeana
Mucuna prueiens (koro benguk). Berdasarkan pengamatan
diketahui ciri – ciri spesifik biji Mucuna prueiens (koro benguk) yaitu
berwarna putih dan berbentuk bulat lonjong. Retnaningsih (2012)
menyatakan bahwa Mucuna pruriens (koro benguk) adalah jenis tanaman
kacang-kacangan dari wilayah tropis yang banyak ditemukan di lahan
pertanian. Koro benguk memiliki biji yang berukuran bulat besar, berkulit
tebal, warna biji putih, abu-abu hingga kehitaman, dan berkulit tebal. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa biji yang diamati telah sesuai dengan
literatur.
gambar
Gambar 3. Biji Mucuna pruriens
Desmantus virgatus (lamtoro mini). Berdasarkan pengamatan
diketahui ciri – ciri spesifik Desmantus virgatus (lamtoro mini) yaitu
berwarna coklat. Lamtoro mini memiliki bentuk bulat pipih. Mannetje dan
Jones (1992) menyatakan bahwa bentuk biji Desmanthus virgatus bulat
sampai ellips dan berwarna coklat mengkilap. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa biji yang diamati telah sesuai dengan literatur.
gambar
Gambar 4. Biji Desmantus virgatus

Leucaena leucocephala (lamtoro). Berdasarkan pengamatan


diketahui ciri – ciri spesifik Leucaena leucocephala (lamtoro) yaitu berwarna
coklat dan mempunyai bentuk bulat pipih. Sinaga (2012), yaitu biji
Leucaena leucocephala berbentuk bulat telur dan pipih, panjang 8 mm,
lebar 5 mm, dan berwarna coklat kehijauan atau coklat tua dan licin
mengkilap. serta memiliki kulit yang keras. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa biji yang diamati telah sesuai dengan literatur.
gambar
Gambar 5. Biji Leucaena leucocephala
Vigna sinensis (kacang panjang). Berdasarkan pengamatan
diketahui ciri – ciri spesifik Vigna sinensis (kacang panjang) yaitu berwarna
coklat keunguan. Kacang panjang berbentuk bulat lonjong menyerupai
ginjal. Menurut Natalia, H. et al. (2009), biji polong berbentuk bulat panjang, dan
terkadang ada yang melengkung serta agak pipih. Biji berwarna coklat, kuning,
hitam, putih, atau kuning kemerahan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
biji yang diamati telah sesuai dengan literatur.
gambar
Gambar 6. Biji Vigna sinensis
Oryza sativa (padi gogo). Berdasarkan pengamatan diketahui ciri –
ciri spesifik Oryza sativa (padi gogo) yaitu berwarna kuning keemasan. Padi
gogo memiliki bentuk bulat lonjong atau elips. Prohati (2009), Oryza Sativa
yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir atau gabah, sebenarnya
bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Padi
ini memiliki bentuk pipih lonjong dengan warna kuning berkulit tipis. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa biji yang diamati telah sesuai dengan
literatur.
gambar
Gambar 7. Biji Oryza sativa
Sorgum bicolor (sorgum). Berdasarkan pengamatan diketahui ciri
– ciri spesifik Sorgum bicolor (sorgum) yaitu berbentuk bulat. Sorgum
memiliki warna puyih, krem hingga merah muda. Menurut Pedley (1996), pada
umumnya biji sorghum berbentuk bulat dengan ukuran biji kira-kira 4 x 2,5 x 3,5
mm. Kulit biji sorghum ada yang berwarna putih, merah, atau cokelat. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa biji yang diamati telah sesuai dengan
literatur.
gambar
Gambar 8. Biji Sorgum bicolor
Zea mays (jagung). Berdasarkan pengamatan diketahui ciri – ciri
spesifik Zea mays (jagung) memiliki bentuk kerucut dengan warna biji
kuning. Belfield dan Brown (2008) menyatakan bahwa biji tanaman jagung
dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama, yaitu dinding sel,
endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian yang terpenting
dari hasil pemaneman. Biji berwarna kuning dan mempunyai bentuk kerucut
dengan tekstur keras. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa biji yang
diamati telah sesuai dengan literatur.
gambar
Gambar 9. Biji Zea mays

Glycine max (kacang kedelai). Berdasarkan pengamatan diketahui


ciri – ciri spesifik Glycine max (kacang kedelai) yaitu memiliki warna coklat
muda dan berbentuk bulat pipih. Menurut Natalia, H et al. (2009), biji kedelai
berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan
endosperma. Embrio terletak diantara keping biji. Warna kulir biji kuning,
hitam, hijau, dan coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat
pada dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong, tetapi ada
pula yang bundar atau bulat agak pipih. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa biji yang diamati telah sesuai dengan literatur.
gambar
Gambar 9. Biji Glycine max
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., J. B. Reece dan L. G. Mitchell. 2003. Biologi Edisi Kelima


Jilid II. Erlangga. Jakarta.
Hasim, L. 2009. Tanaman Hias Indonesia. Penebar Swadaya. Jakarta.
Merritt and Jenks B. H. Safety of soy-based infant formulas containing
isoflavones: the clinical evidence. Journal Nutrition. Vol 134(5).
Putra, D.R., B. Utomo dan A. Dalimunthe. 2016. Morfologi perakaran
tumbuhan monokotil dan dikotil. Jurnal Universitas Sumatera
Utara. Vol 5(3).
Rahardja, P. C, dan W. Wiryanta. 2010. Aneka Cara Memperbanyak
Tanaman. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Sulistyowati dan Wiryadiputra S. 2010. Budi Daya Kakao. Agro Media
Pustaka. Jakarta.
Syamswisna. 2012. Penggunaan specimen herbarium tumbuhan tingkat
tinggi (Spermatophyta) sebagai media praktikum morfologi
tumbuhan. Jurnal Universitas Tanjungpura.

Rahardja, P.C dan W. Wiryanta. 2003. Aneka Cara Memperbanyak


Tanaman. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Petrollini, E. 2011. Medicago marina (L.) seed: unravelling mechanisms
controlling germination and dormancy. Thesis. Faculty of Mathematics
and Science. Universita’ Degli Studi Del Molise.
Omokanye, A. T. 2001. Seed production, herbage residue and crude protein
content of centro (Centrosema pubescens) in the year of establishment at
shika, nigeria. Tropicultura Journal. 19(4); 176-179.

Mannetje, L.’t dan R.M. Jones. 1992. Plant Resources of South East Asia.
Pudoc Scientific Publishers. Netherland.

Sinaga, Marliton. 2012. Isolasi Senyawa Flavonoida dari Kulit Batang


Tumbuhan Petai Cina (Leucaena glauca L.). Skripsi. Universitas
Sumetera utara. Medan

Natalia, H., Delly Nista, dan Sri Hindrawati. 2009. Keunggulan Gamal
sebagai Pakan Ternak. BPTU Sembawa, Ditjen Peternakan dan
Keswan Sembawa. Sumatera Selatan.
Retnaningsih
Prohati (2009
Pedley (1996),
Belfield, Stephanie dan Brown, Christine. 2008. Field Crop Manual: Maize
(A Guide to Upland Production in Cambodia). Canberra

Anda mungkin juga menyukai