Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara tropis dan salah satu negara di dunia yang memiliki
hutan hujan tropis yang luas. Informasi dari Direktorat Jenderal Planologi dan Tata
Lingkungan (PKTL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2019,
menunjukkan bahwa kawasan hutan keseluruhan di Indonesia sekitar 94,1 juta hektar
(http://pktl.menlhk.go.id). Dari luas hutan tersebut, sekitar 40% berpotensi dalam
menghasilkan pakan lebah (bee forage). Selain itu, telah menghasilkan lebah madu dalam
setahun mencapai 80.000-200.000 ton. (https://fapet.ipb.ac.id). Spesies lebah yang
menghasilkan madu antara lain Apis cerena, Apis dorsata, Apis hoshevinihovi, Apis
migrocincita, Apis florea, Apis nullensis, dan Apis mellifera. Salah satu lebah yang
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar adalah Apis dorsata (lebah madu hutan) (Putrika et
al., 2021).

Lebah hutan (Apis dorsata) merupakan penyerbuk dan sumber madu yang penting
pada seluruh habitat alaminya khususnya di wilayah Asia Tenggara dan Asia Timur
(Chantawannakul et al., 2018:287-306). Spesies lebah hutan (Apis dorsata) ini
berkembang di daerah sub tropis dan tropis Asia, seperti Filipina, Indonesia, Nepal, India
dan tidak terdapat di luar Asia (Henri et al., 2018). Di Indonesia, bagaimanapun, dapat
dilacak di Sumatera, Papua, Sulawesi, Kalimantan dan di Nusa Tenggara Timur atau
Nusa Tenggara Barat (Hapsoh et al., 2017). Apis dorsata sendiri terbagi menjadi tiga
subspesies, yaitu A. dorsata, A.d. binghami (baru dilacak di wilayah Sulawesi) serta A. d.
breviligula (dilacak di Filipina) (Hariyanto, 2011). Selain itu, indonesia memiliki spesies
lebah madu sebanyak 6 dari 7 spesies di dunia, dan Sebagian besar sudah dimanfaatkan
masyarakat baik untuk panen madu maupun lilin (Jaya, 2017:46).

Penyebaran lebah madu ini adalah dengan membuat rumah di atas semak-semak
yang menggantung di atas dahan dan ranting pohon, maupun di tebing bebatuan
(Novandra & Widnyana, 2013). Lebah madu (Apis dorsata) tersebar luas dan bersarang

1
di tempat terbuka dengan membentuk koloni bergerombol di sekitar sarang lebah,
(Oppenheim et al., 2019). Koloni Apis dorsata ini tidak hidup di sarang langstroth yang
digunakan oleh peternak komersial (Koeniger et al., 2010:150-152). Kondisi ini
menunjukan ;gaya hidup yang berbeda, bersamaan dengan tingkat agresi defensif yang
luar biasa jika dibandingkan dengan spesies lainnya (Breed et al., 2004:271-298), serta
telah membatasi kemampuan manusia untuk menjinakkan spesies ini dan untuk
memproduksi madunya secara komersial (Koeniger et al., 2010:150-152). Lebah madu
atau honey bee merupakan serangga yang menggunakan sengatnya untuk mendapatkan
madu dan sangat bermanfaat bagi kesehatan, bahkan di masa pandemi C-19 telah
didokumentasikan oleh para ahli Apitherapy di berbagai belahan
dunia.(https://apiindonesia.com). Berdasarkan uji biokimia, madu ini telah menunjukkan
variasi dalam aktivitas antibakteri, kandungan protein, dan kandungan glukosa yang
bermanfaat untuk di konsumsi (Iftikhar et al., 2011; Pattamayutanon et al., 2015). Di
Indonesia, pada tahun 2019 pemanfaatan madu per tahun sekitar 3.600-4.000 ton,
sedangkan produksi madu setiap tahun meningkat dari 1.000-1.500 ton (Rupilu et al.,
2022:17-29).

Perburuan lebah di Indonesia selama ini telah menjadi pola aktivitas dalam
kehidupan individu, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. terlebih lagi
merupakan salah satu jenis pendapatan bagi daerah (Bayuardi & Equanti, 2022). Saat ini,
diprediksikan bahwa lebih dari tiga perempat dari penduduk Indonesia yang
menggantungkan hidupnya dari produk hutan (Yunianto & Jannetta, 2020). Hal ini
menyebabkan banyak individu, terutama yang berada di sekitar hutan, menjadikan produk
lebah madu sebagai mata pencaharian mereka (Sihotang et al., 2019). Pertemuan lokal
yang sebenarnya memiliki hubungan sosial yang kuat dengan aset hutan pada umumnya
lebih mengenal barang-barang yang dapat digunakan dari hutan (Rosmarlinasiah, 2016).

Daerah yang terkenal di Indonesia sebagai sumber penghasil madu salah satunya
adalah di Seram Utara Timur Seti . Madu lebah hutan di Maluku sebagian besar di
hasilkan oleh jenis lebah dari Apis dorsata atau oleh banyak kalangan perlebahan
dikategorikan sebagai lebah raksasa karena ukurannya lebih besar dari jenis lebah madu
lainnya. Jenis Apis dorsata ini merupakan jenis lebah hutan yang hingga saat ini di

2
kalangan masyarakat Desa Kobisonta belum dapat dibudidayakan baik dengan cara
tertutup maupun dengan cara terbuka. Spesies lebah ini dapat di temukan di seluruh desa
yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan (Novandra dan Widnyana, 2013:13).

Seram Utara Timur Seti adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah,
Maluku, Indonesia. Kecamatan ini merupakan pemekaran dari kecamatan Seram Utara
melalui Peraturan Daerah Maluku Tengah Nomor 9 Tahun 2010. Seram Utara Timur Seti
memiliki 12 desa administrasi yaitu, Aketernate, Kobisonta, Loping Mulyo, Namto, Seti,
Tanah Merah, Tihuana, Wailoping, Waimusal, Waiputih, Waitila, Wonosari. Dari
beberapa Desa tersebut saya memilih Desa Kobisonta sebagai tempat penilitian saya
karena salah satu desa yang masih dominan menghasilkan madu. Desa Kobisonta
memiliki wilayah yg sebagian wilayahnya di kelilingi hutan, akses munuju desa tersebut
hanya dapat ditempuh melalui jalur darat.

Mata pencaharian utama masyarakat Desa Kobisonta Seram Utara Timur Seti
adalah petani padi, sedangkan sebagian kecil menjadikan madu hutan sebagai pekerjaaan
tambahan dengan mengandalkan pengalaman dan ketersediaan sumberdaya alam. Para
pencari madu masih menggunakan cara tradisional dalam memanen madu tersebut dan
penjualan dilakukan dengan memanfaatkan media sosial. Berdasarkan kondisi di
lapangan usaha madu hutan di Desa Kobisonta Seram Utara Timur Seti menggunakan
strategi pengembangan yang dapat dikatakan cukup sederhana. Strategi dalam
pengolahan sumber daya madu hutan di desa tersebut masih mengadopsi metode
tradisional seperti dalam pemisahan sarang dan sari madu sampai proses pengemasan,
terlebih lagi madu bersumber dari alam bukan diternakkan. Sehubungan dengan
permasalahan tersebut diatas, penulis tertarik membuat penelitian ini dengan judul
“Strategi Peningkatan Pendapatan Pencari Madu Lebah Hutan (apis dorsata) di Desa
Kobisonta Kecamatan Seram Utara Timur Seti Kabupaten Maluku Tengah”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penilitian ini
adalah bagaimana Strategi Peningkatan Pendapatan Pencari Madu Hutan di Desa
Kobisonta Kecamatan Seram Utara Timur Seti Kabupaten Maluku Tengah.

3
1.3 Tujuan Penilitan
Tujuan dari penilitian ini adalah ingin mengetahui Strategi Peningkatan
Pendapatan Pencari Madu Hutan di Desa Kobisonta Kecamatan Seram Utara Timur Seti
Kabupaten Maluku Tengah.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang didapat secara teoritis dari penelitian ini adalah dapat dijadikan
sebagai sumbangan pemikiran untuk penganalisaan pencarian hasil lebah madu
dalam pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat di Desa kobisonta Kecamatan Seram
Utara Timur Seti Kabupaten Maluku Tengah. Melalui penerapan ilmu geografi
khususnya pada mata kuliah ekologi lingkungan, geografi lingkungan, geografi
ekonomi dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi untuk
penelitian selanjutnya dalan bidang lingkungan dan perekonomian masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu:
Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang besarnya konstribusi lebah
madu terhadap pendapatan dan kesejahteraan petani lebah madu.
1.5 Penjelasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan istilah-istilah yang digunakan


dalam judul penelitian ini, penulis memberikan penjelasan mengenai konsep yang
terkandung dalam penelitian ini. Maka perlu dijelaskan batasan judul penelitian ini,
antara lain:

1. Strategi
Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai.
Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan
produk, penetrasi pasar, pengetahuan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau
joint venture David (2011).
2. Peningkatan

4
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan usaha (usaha, kegiatan,
dsb). (KBBI, 2021).

3.Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi
kerjanya selama satu periode tertentu baik, harian, mingguan, bulanan ataupun
tahunan. Sukirno (2006).

Yang di maksud pendapatan dalam penelitian ini adalah jumlah penghasilan dari
aktivitas pencarian lebah madu yang didapati selama sebulan untuk memenuhi
kebutuhan.

4 . Pencari Lebah Madu


Madu adalah cairan alami umumnya mempunyai rasa manis yang dihasilkan oleh
lebah madu (Apis sp.) dari sari bunga tanaman (floral nektar) atau bagian lain
tanaman (ekstra floral) (SNI 2013). Gairola dkk,(2013).

Anda mungkin juga menyukai