Anda di halaman 1dari 22

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ternak lebah madu di Indonesia mulai dirintis dan dipelopori oleh

Rijkeuns, seorang warga negara Belanda pada tahun 1841. Peluang usaha untuk ternak lebah

madu di Indonesia sangat besar, karena Indonesia memiliki hutan alam yang sangat luas, sekitar

133 juta hektar dengan beraneka ragam jenis tanaman yang berbunga secara bergantian

sepanjang tahun. Tanaman tersebut merupakan habitat ideal untuk usaha ternak lebah madu.

Lebah madu merupakan salah satu sumber daya hutan yang potensial untuk

dikembangkan dalam pembudidayaannya. Hal ini disebabkan karena sumber pakan lebah yang

melimpah (hampir semua tumbuhan yang menghasilkan bunga dapat dijadikan sebagai sumber

pakan) baik yang berasal dari tanaman hutan, tanaman pertanian maupun tanaman perkebunan.

Usaha ternak lebah madu merupakan usaha pengembangan dan penjualan produk hasil ternak

lebah madu. Usaha tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan produk madu yang terus

meningkat. Besarnya permintaan terhadap madu belum dapat diimbangi oleh kemampuan

industri perlebahan dalam meningkatkan produksi madu, sehingga untuk mengatasi kondisi

tersebut maka pengembangan usaha budidaya lebah madu perlu dilakukan

Budidaya lebah madu dapat memberikan manfaat langsung dengan pemanfaatan produk

yang dihasilkan dari lebah madu seperti madu, royal jelly, tepung sari (bee polen),lilin, perekat

(propolis) dan racun madu. Selain itu juga budidaya lebah madu dapat memberikan manfaat

tidak langsung yaitu yang berkaitan dengan pelestarian sumber daya hutan, peningkatan

produktifitas tanaman melalui simbiosis yang saling menguntungkan antara tanaman dan lebah madu

karena dalam mencari makanan lebah madu akan membantu proses penyerbukan bunga tanaman.

1
Desa Kloangpopot adalah salah satu desa penyangga kawasan konservasi SM Egon

Ilimedo sangat potensial untuk dimanfaatkan beternak lebah. Hutan yang masih terhampar, areal

perkebunanan yang membentang, merupakan lahan subur untuk beternak lebah. Idealnya adalah

lahan perkebunan atau taman bunga seperti perkebunan kopi, Coklat, mangga,Kemiri, kaliandra,

dll. Jenis pohon tersebut akan berbunga banyak dan dalam waktu yang relatif lama

Dari pemaparan diatas kami warga desa kloangpopot dan difasiliatasi oleh Balai Besar

KSDA NTT saat ini telah terbentuk Kelompok Tani Hutan pada tanggal….bulan Mei 2018

dengan nama Kelompok Tani Hutan “Maju Bersama” sebagai bentuk upaya kami dalam

menggiatkan usaha ternak budidaya lebah madu secara berkelompok ditingkat pedesaan guna

memperluas lapangan pekerjaan serta mengurangi tekanan terahadap kawasan hutan.

Kelompok Tani Hutan Maju Bersama telah dikukukan menjadi kelompok tani kelas

pemula oleh dinas pertanian Kabupaten Sikka pada tanggal 02 bulan Juni Tahun 2018. Anggota

KTH Maju Berama berjumlah 20 orang warga masyarakat desa kloangpopot yang bermukim

disekitar kawasan Hutan SM Egon Ilimedo. Anggota KTH telah dibekali pengetahan dan

keterampilan budidaya lebah madu melalui kegiatan pelatihan keterampilan bagi Kelompok

masysrakat di daerah penyangga kawasan konservasi oleh Balai Besar KSDA NTT pada tanggal

8 s/d 9 bulan Juni tahun 2018

Dasar pembentukan KTH ini berangat dari kondisi sosial ekonomi di desa Kloangpopot

Kecamatan Doreng Kabupaten Sikka yang masih banyak berada di bawah garis kemiskinan.

Disamping itu,sumber daya manusia dan sumberdaya alam yang sangat potensial untuk

dikembangkan namun belum dimanfaatkan secara maksimal membuat kami membentuk KTH

untuk melaksanakan usaha secara bersama dalam memaksimalkan sumberdaya yang ada guna

meningkatkan kesejateraan warga.

2
Berangkat dari pemikiran tersebut kami menyusun proposal ini sebagai upaya dalam

mendapatan modal usaha yang akan kami gunakan untuk membiayai kegiatan usaha bersama

budidaya lebah madu yang terwadahi dalam Kelompok Tani hutan (KTH) maju bersama di desa

Kloangopot dusun Wualadu.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Menyukseskan program pemerintah dalam mewujudkan masyarakat sejaterah dan hutan

lestari melalui pemberdayaan masyaraat sekitar kawsan hutan

2. Tujuan

a. Meningatkan kesejateraan para anggota KTH Maju Bersama melalaui usaha

Budidaya Lebah Madu

b. Melatih kemandirian anggota melalaui kegiatan usaha

c. Mendorong kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM) di desa Kloangpopot

C. Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan Budidaya Lebah Madu ini adalah pengadaan peralatan (peralatan utama,

peralatan perlengkapan, peralatan petugas dan peralatan panen), teknik budidaya,

penanganan pascapanen dan pemasarannya serta analisa usaha budidaya lebah madu.

3
II. RISALAH UMUM

A. Sejarah Perkembangan Lebah Madu

Lebah madu merupkan insekta penghasil madu yang telah lama dienal manusia. Sejak

zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan tempat-

tempat lain untuk diambil madunya. Lebah juga menghasilkan produk yang sangat

dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly, pollen, malam (lilin) dan sebagainya.

Selanjutnya manusia mulai membudidayakan dengan memakai gelodog kayu dan pada saat

ini dengan stup.

Perkembangan budidaya lebah madu di Indonesia mulai dikenal sejak dipelopori oleh

Rijkeuns, seorang bangsa belanda pada tahun 1841, namun perkembangannya sangat jauh

tertinggal apabila dibandingkan dengan kegiatan serupa yang ada di Negara Australia,

Jerman, Mexico, India, Jepang dan China.

Di Indonesia lebah ini mempunyai nama bermacam-macam, di Jawa disebut

tawongung, gambreng, di Sumatera barat disebut labah gadang, gantuang, kabau, jawi dan

sebagainya. Di Kalimantan disebut wani dan di tataran Sunda orang menyebutnya tawon

Odeng. Di propinsi Sulawesi Tenggara orang menyebutnya sebagai wani sedangkan di

Kabupaten Sikka orang menyebutnya Wuan Wane.

1. Jenis Lebah Madu

Dari kegiatan budidayanya, jenis lebah madu dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :

a. Species yang telah dibudidayakan

1) Apis cerana

Apis cerana merupakan lebah madu yang banyak tersebar di wilayah asia antara

laintersebar di Negara Afganistan, Cina, Jepang dan Indonesia, Lebah madu

4
jenis Apiscerana dapat dibudidayakan secara tradisional dalam glodok maupun

secaramodern yang dibudidayakan di dalam kotak (stup) Apabila sumber pakan

dan air mencukupi lebah madu ini dapat dipanen tiga kali dalam 1 tahun dengan

produksi madu bisa mencapai 2-5 kg per tahun.

2) Apis mellifera

Apis mellifera merupakan lebah madu yang berasal dari Italia, tetapi lebah

madu jenis ini dapat beradaptasi dengan baik untuk dikembangkan di Indonesia

apabila sumber pakan dan air mencukup, lebah madu jenis ini dapat

memproduksi madu 35-40 kg per tahun per koloni.

b. Species lebah madu yang belum bisa dibudidayakan

Jenis lebah madu yang belum bisa dibudidayakan adalah Apis dorsata dan

Apisflorea, jenis lebah madu ini sangat sulit untuk dibudidayakan karena masih

bersifat liar,bersifat sangat ganas dan belum ada teknologi yang bisa merekayasa

tempat hidupnya, sehingga apabila dibudidayakan jenis lebah madu ini tidak betah

menetap pada sarangnya.

2. Persyaratan budidaya lebah madu

Berhasil tidaknya budidaya lebah madu tergantung :

1) Ada sumber makanan ( madu / bunga, tepungsari / pollen / bunga) ada tanaman

berbunga

2) Bibit lebah madu yang baik, yaitu anggota koloni banyak, dalam satu stup / sarang

minimal 6 sisiran dan pejantan jumlahnya sedikit ( < 100 ekor )

3) Pembudidaya / peternak ( orang yang bersangkutan )

4) Pemberian tambahan makanan pada saat perubahan cuaca.

5
III. RENCANA USAHA KELOMPOK

A. Rencana Usaha Kegiatan

1. Jenis Usaha

Usaya yang kami jalankan bergerak di bidang Budidaya lebah madu.

2. Alasan Pemilihan Usaha

Sesuai dengan pertimbangan prinsip analisis SWOT yang telah banyak di terapkan

didalam dunia bisnis, kami memilih alasan dengan pertimbangan :

a. Pertimbangan Kemampuan ( Strength )

Dengan kondisi sumber daya manusia yang rata – rata adalah petani yang bermukim

disekitar kawasan hutan serta sumberdaya alam yang mendukung ketersediaan pakan

bagi ternak lebah, maka kami mempertimbangkan dan kemudian menetapakan jenis

usaha ternak budidaya lebah sebagai usaha bersama kelompok Tani Hutan Maju

Bersama.

b. Pertimbangan Kelemahan ( Weakness )

Secara umum, warga desa kloangpopot khususnya anggota KTH Maju Bersama

memiliki kelemahan yaitu kurangnya pengatahuan mengenai manajemen dan

keorganisasian serta keterampilan teknis budidaya lebah madu. Namun demikian hal

ini dapat teratasi dengan bantuan dari Balai Besar KSDA NTT yang telah melatih

teknik budidaya lebah madu serta bantuan dari Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan

Doreng dan Petugas dari resort Konservasi SM Egon Ilimedo yang selalu

mendampingi dan melatih kemampuan berorganisasi dan mengelolah usaha bersama.

6
c. Pertimbangan Peluang ( Oportunities )

Melihat pangsa pasar yang masih terbuka lebar hal ini di tandai dengan permintaan

semakin meningkat dari masyarakat maupun pabrik-pabrik yang membutuhkan suplay

madu sebagai bahan baku produk makanan, obat-obatan maupun kosmetik. Selaian itu

belum ada usaha peternak budidaya lebah madu di kabupaten Sikka menjadikan usaha

budidaya lebah madu memiliki peluang yang besar untuk mendapatkan keuntungan

sehingga dapat meningkatkan kesejateraan anggota khususnya serta masyarakat desa

Kloangpopot secara umum.

d. Pertimbangan ancaman ( Threatness )

Ancaman dan kendala yang akan dihadapi kedepan adalah kemungkinan munculnya

pengusaha budidaya lebah madu yang lain dikabupaten sikka namun hal ini dapat

diatasi dengan terus mengembangkan kapasitas anggota melalui kegiatan

magang/studibanding kelokasi budidaya lebah madu yang sudah berhasil. Selain itu

peningkatan kualitas dari produk lebah madu yang dihasilkan mulai dari pemanenan

sampai pada proses pengemasan produk.

3. Pengelolaan Usaha

Pengelolaan usaha akan kami lakukan dengan cara usaha bersama yang kami bagi

kedalam beberapa tahap yaitu :

a. Tahap persiapan dan perencanaan

1) Pemilihan jenis usaha

Setelah melakukan analis SWOT maka jenis usaha yag dipilih adalah usaha

budidaya lebah madu

2) Pemilihan lokasi usaha

7
Setelah kami mempertimbangkan berbagai hal terkait pemilihan lokasi usaha

ternak lebah madu, kami memilih lokasi usaha pada lahan milik Bapak Ambrosius

Damianus di Dususn Wualadu Desa Kloangpopot yang mana lahan tersebut

terdapat banyak tanaman perkebunan dan kehutanan yang menghasilkan bunga

sebagai penyedia pakan lebah madu.

3) Penggalangan / Pencarian Modal

Penggalangan modal usaha dilakukan melalui swadaya anggota kelompok

maupun melalui usulan kepada berbagai sumber antara lain melalui instansi

pemerintah, swasta BUMN/BUMD melalui dana Hibah (desa, kecamatan,

kabupaten, propinsi dan pusat) dana swadaya kelompok yang terkumpul masih

sebatas digunakan untuk administrasi pendukung.

b. Tahap perintisan

Usaha budidaya lebah madu ini adalah usaha bersama maka pada tahap awal kami

bersepakat untuk setiap anggota wajib memburu satu koloni lebah madu yang di

ambil dari alam utuk dipidahkan dalam stup dan ditempakan pada lokasi yang telah

disepakati bersama.

c. Tahap Promosi

Setelah lebah madu mulai memproduksi Upaya promosi kami lakukan melalui

penyebaran brosur dan memanfaatkan media sosial yang ada saat ini.

d. Tahap Penjualan

Untuk mengatur penjualan kami telah menetapkan petugas atau unit usaha yang telah

kami tunjuk sesuai kesepakatan. Penjualan produk lebah berupa madu dilakukan

dengan berbagai ukuran kemasan dalam botol.

8
e. Perhitungan Analisa kelayakan Usaha

Analisa kelayakan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

pada usaha budidaya lebah madu, adapun analisis kelayakan dapat diketahui dengan

mengetetahui tingat break event point (BEP), benefit cost ratio (BC Ratio) dan return

of investment (ROI)

1) Break Event Point (BEP).

BEP dipakai untuk mengatahui tingkatan volume produksi dan harga produk

rata-rata dimana para pelaku usaha budidaya lebah madu dapat menutup semua

biaya yang dikeluarkan tanpa mengalami kerugian dan keuntungan/titik inpas.

BEP tercapai apabila biaya produksi sama dengan nilai jual produk yang

dihasilkan oleh lebah madu (madu,lilin dan bee pollen), BEP dirumuskan

sebagai berikut :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖


BEP Volume produsi rata − rata =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

2) Benefit cost ratio (B/C ratio)

B/C ratio di gunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan modal

dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu. B/C ratio pada kegiatan usaha

budidaya lebah madu adalah sebagai berikut :

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
B/C =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

3) Return of investment (ROI)

Perhitungan ROI diperlukan untuk mengetahui tingkat pengembalian modal

yang dipergunakan dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu, adapun ROI

kegiatan usahabudidaya lebah madu adalah sebagai berikut :

9
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
ROI = x 100 %
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑠𝑖

B. Rencana Pengelolaan Hasil Usaha

1. Pengelolan Hasil Usaha

Dalam pengelolaannya, kami membagi hasil Usaha dengan cara bagi hasil dengan

menggunakan azaz keadilan distributive yakni membagi hasil usaha sesuai dengan

tugas dan tanggung jawab sehingga tidak di bagi rata. 90 % dari keuntungan bersih

akan dibagikan kepada seluruh anggota sesuai kesepakatan sementara 10 %

keuntungan akan digunakan untuk penambahan modal usaha.

2. Waktu Pembagian

Waktu pembagian hasil usaha kami lakukan setiap satu tahun sekali.

C. Rencana Anggaran Biya

Rencana Anggaran dalam usaha Budidaya Lebah Madu adalah sebagai berikut :

Asumsi-asumsi :
1. Waktu analisa usaha : 1 tahun
2. Jenis lebah : Apis Cerana
3. Kekuatan peralatan produksi : 3 tahun
4. Pendapatan yang berasal dari Penambahan jumlah koloni hasil penangkaran : tidak
diperhitungkan
5. Lama penggembalaan lebah : 3 bulan per tahun
6. Jumlah periode panen dalam 1 tahun : 4 kali.
7. Penyusutan alat produksi : 30 % tahun

10
RENCANA ANGGRAN BELANJA PERALATAN BUDIDYA LEBAH MADU APIS CERANA

A. Belanja Lokal

Harga
No Uraian Volume Jumlah (RP)
Satuan (RP)
I
1 Koloni Lebah 25 unit 950,000 23,750,000
2 Kotak Lebah/ Stup 25 unit 200,000 5,000,000
3 Frame/sisiran bingkai sarang 175 unit 25,000 4,375,000
4 Dudukan Stup/kaki kotak 25 unit 100,000 2,500,000
5 Kurungan Ratu 25 Buah 25,000 625,000
6 Bingkai Stimulasi/Freeder Frame 25 Buah 25,000 625,000
36,875,000

B. Belanja Toko
I Peralatan Perlengkapan
1 Penyekat Ratu 20 Buah 28,000 560,000
2 Mangukan Ratu 20 Buah 35,000 700,000
3 Sarang Pondasi 100 Buah 14,000 1,400,000
Jumlah I 2,660,000
II Peralatan Petugas
4 Wearpak 20 Buah 350,000 7,000,000
5 Topi 20 buah 56,000 1,120,000
6 Masker 20 buah 56,000 1,120,000
7 Sarung Tangan 20 pasang 84,000 1,680,000
8 Pengasap/smoker 5 Buah 294,000 1,470,000
9 Pengungkit/Hive tool 1 Buah 63,000 63,000
Jumlah II 12,453,000
III Peralatan Panen dan Peralatan
Pascapanen
10 Sikat lebah 10 Buah 84,000 840,000
11 Pisau Panen Madu 20 Buah 56,000 1,120,000
12 Ektraktor Lokal 1 unit 2,052,000 2,052,000
13 Botol plastik ukuran 1000 ml 100 btl 11,000 1,100,000
14 Botol plastik ukuran 500 ml 250 btl 7,000 1,750,000
15 Botol plastik bening ukuran 250 ml 250 btl 4,200 1,050,000
Jumlah III 7,912,000
Jumlah Total 23,025,000

11
IV. PENUTUP

Lebah madu adalah salah satu kekayaan sumber daya alami Indonesia. Selain dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil madu dan produk perlebahan lainnya bagi kepentingan
peningkatan pendapatan dan gizi masyarakat, keberadaan lebah madu juga penting bagi
kesehatan lingkungan. Peran lebah madu terhadap penyerbukan tumbuhan memberikan
sumbangan yang sangat besar bagi kelangsungan hidup banyak species tumbuhan mengingat
tidak sedikit tumbuhan yang proses polinasinya hanya dapat dilakukan oleh lebah madu.
Mengingat peran dan manfaat lebah madu yang sangat besar tersebut, maka keberadaannya perlu
dijaga dan pemanfaatannya perlu ditingkatkan. Kemampuan meningkatkan produksi dan
produktivitas koloni lebah madu akan sangat membantu upaya peningkatan pendapatan
masyarakat dan pengembangan perlebahan nasional.
Demikian proposal permohonan bantuan untuk kelompok Tani Maju Bersama ini kami
sampaikan, Besar harapan kami agar permohonan kami dapat dipertimbangkan untuk kemudian
direalisasikan agar kelompok Tani Maju Bersama dapat segera melakukan kegiatan Usaha
Budidaya lenah Madu, atas perkenaannya di ucapkan terima kasih.

12
Lampiran

SUSUNAN PENGURUS

Pelindung : Kepala Desa KLoangpopot


Ketua : Albertus Nong Sina
Sekretaris : Ambrosius Damianus
Bendahara : Patrisius Lusi
Anggota :
1. Marselus Soge
2. Thomas Terang
3. Maria Elisabeth
4. Tensiana Nona Tince
5. Maria Alberta
6. Paulus Pintenus
7. Bernadina Bota
8. Antonius Bait
9. Maria Goreti
10. Andreas Kemuung
11. Martinus Gleko
12. Maria Nona Esta
13. Aloysius Ade
14. Mateus Wodong
15. Viktorius Viktor
16. Kasianus Kasian
17. Yerusman Tage

13
14
15
Pada dasarnya rencana pengembangan lebah madu ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan terus
menerus selama 5 tahun yang meliputi :
1. Tahun Pertama (Tahap Awal)

Pada tahun pertama ini direncanakan akan dilakukan peningkatan Sumber Daya Manusia, dengan
mengirim beberapa tenaga / personil baik dari dinas terkait maupundari beberapa lembaga /
kelompok Tani Hutan untuk secara khusus mempelajari teknik budidaya lebah madu mulai
dari pemeliharaan dan pengelolaan lebah madu, penangananpasca panen dan pemasarannya,
serta analisa usaha budidaya lebah madu
2. Tahun Kedua
Jika tenaga trampil yang ahli dalam budidaya lebah madu telah tersedia makadirencanakan
di tahun kedua ini akan diadakan pelatihan budidaya lebah madu untukmasyarakat yang
terdapat disekitar kawasan hutan dan pembuatan kebun percontohanlebah madu
3. Tahun Ketiga

16
Diadakannya pelatihan pasca panen lebah madu, cara-cara pengolahan dan pemasaranhasil
budidaya lebah madu. Pendampingan tenaga ahli bagi masyarakat, kelompok tanihutan
maupun lembaga-lembaga masyarakat lainnya yang berniat untukmengembangkan usaha
budidaya lebah madu
4. Tahun keempat
Perluasan jaringan pemasaran dan penghitungan analisa kelayakan lebah madu. Analisa kelayakan
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada usaha budidaya lebah
madu, adapun analisis kelayakan dapat diketahui dengan mengetetahui tingat break event
point (BEP), benefit cost ratio (BC Ratio) dan return of investment (ROI)
4) Break event point (BEP).
BEP dipakai untuk mengatahui tingkatan volume produksi dan harga produk rata-
ratadimana para pelaku usaha budidaya lebah madu dapat menutup semua biaya
yangdikeluarkan tanpa mengalami kerugian dan keuntungan/titik inpas. BEP tercapai
apabilabiaya produksi sama dengan nilai jual produk yang dihasilkan oleh lebah madu
(madu,lilin dan bee pollen), BEP dirumuskan sebagai berikut :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑠𝑖
BEP Volume produsi rata − rata =
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑗𝑢𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑠𝑖

5) Benefit cost ratio (B/C ratio)


B/C ratio di gunakan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan modal
dalamkegiatan usaha budidaya lebah madu. B/C ratio pada kegiatan usaha budidaya
lebahmadu adalah sebagai berikut :
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
B/C =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

6) Return of investment (ROI)


Perhitungan ROI diperlukan untuk mengetahui tingkat pengembalian modal
yangdipergunakan dalam kegiatan usaha budidaya lebah madu, adapun ROI kegiatan
usahabudidaya lebah madu adalah sebagai berikut :
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛
ROI = x 100 %
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑠𝑖
17
5. Tahun kelimaPelepasan pendampingan kegiatan budidaya lebah madu secara bertahap,
danselanjutnya akan diteruskan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi secara berkala.
Adapun keunggulan dan nilai lebih dari rancangan pengelolaan ini adalah
1. Pengiriman tenaga terampil untuk mengikuti pelatihan akan menjamin
berlangsungnya kegiatan budidaya lebah madu karena akan tersedia tenaga ahli
sebagai nara sumber untuk semua permasalahan yang mungkin akan terjadi
dalampelaksanaan budidaya lebah madu nantinya.
2. Budidaya lebah madu akan menjadi alternatif mata pencaharian bagi masyarakatutamanya yang
berada disekitar hutan.
3. Keberhasilan program kegiatan ini akan meningkatkan kesejahteraann
masyarakatdan secara tidak langsung akan mengurangi kerusakan hutan yang
diakibatkan olehperambahan dan ilegal logging.
4. Kegiatan ini akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pada umumnya
danmasyarakat disekitar hutan pada khususnya.

VI. PENUTUP
Lebah madu adalah salah satu kekayaan sumber daya alami Indonesia. Selain dapatdimanfaatkan
sebagai penghasil madu dan produk perlebahan lainnya bagi kepentinganpeningkatan pendapatan
dan gizi masyarakat, keberadaan lebah madu juga penting bagikesehatan lingkungan. Peran
lebah madu terhadap penyerbukan tumbuhan memberikan sumbangan yang sangat besar
bagi kelangsungan hidup banyak species tumbuhan mengingattidak sedikit tumbuhan yang
proses polinasinya hanya dapat dilakukan oleh lebah madu.Mengingat peran dan manfaat lebah
madu yang sangat besar tersebut, maka keberadaannyaperlu dijaga dan pemanfaatannya perlu
ditingkatkan. Kemampuan meningkatkan produksidan produktivitas koloni lebah madu akan
sangat membantu upaya peningkatan pendapatanmasyarakat dan pengembangan perlebahan
nasional.Demikian usulan proposal kegiatan ini kami sampaikan dengan harapan
mendapattanggapan, dan atas perkenaannya diucapkan terima kasih.

18
Lampiran : Adapun rincian biaya pembuatan kebun percontohan budidaya lebah madu,
dapatdilihat di bawah ini :
Asumsi-asumsi :
8. Waktu analisa usaha : 1 tahun
9. Jenis lebah : Apis mellifera
10. Kekuatan peralatan produksi : 3 tahun
11. Pendapatan yang berasal dari Penambahan jumlah koloni hasil penangkaran : tidakdiperhi
tungkan
12. Lama penggembalaan lebah : 3 bulan per tahun
13. Jumlah periode panen dalam 1 tahun : 4 kali7.
14. Penyusutan alat produksi : 30 % tahun

No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah (RP)


(RP)
1 Biaya Pelatihan Budidaya Lebah 6 Orang 60,000,000
Madu 10,000,000
Jumlah I
1 Koloni Lebah 10 unit 7,500,000
750,000
2 Kotak Lebah 10 unit 1,500,000
150,000
3 Dudukan Stup 10 unit 750,000
75,000
4 Alat Pengaman Ratu (Paralon, 4 Peket 600,000
benang, lem) 150,000
5 Alat Pembuat mangkok 2 Peket 1,000,000
Ratu(lilin,cetakan mangkok,lat 500,000
pemanas dan bingkai lebah)
6 Alat pemanen (smoker, pisau, sikat 2 Peket 600,000
lebah, pengungkit) 300,000
Alat Pasca Panen
7 Ekstraktor madu 2 unit 3,000,000
1,500,000
8 Jliken 5 buah 250,000
50,000
9 Ember 5 buah 200,000
40,000
10 Saringan Madu 5 unit 75,000
15,000

19
11 Perlengkapan Petugas 2 unit 1,000,000
(masker,topi,pengaman,baju 500,000
lapangan)
Jumlah II 16,475,000
Biaya Poperasional / 3 bulan
12 Biaya operasional pengembalaan 90 Hari 50,000 4,500,000
13 biaya Transportasi (sewa 2 Peket 3,000,000
kendaraan, upah bongkar muat) 1,500,000
14 Sewa lahan 1 Peket 1,000,000 1,000,000
Jumlah III 8,500,000
Jumlah Total 84,975,000

Roadmap umumnya disusun sebagai bagian dari rencana strategis. Substansi penulisannya
dapat terdiri dari:
 Keadaan saat ini (sebagai baseline)
 Tujuan yang ingin dicapai
 Uraian tahap pelaksanaan untuk mencapai tujuan
 Sasaran dari setiap tahap
 Indikator pencapaian sasaran
Roadmap dapat diterapkan untuk berbagai domain persoalan, seperti ekonomi, kesehatan,
transportasi, reformasi birokrasi, teknologi informasi, dan lain sebagainya. Juga untuk
kehidupan kita di dunia ini. Apa tujuan hidup kita 5, 10, 25 tahun mendatang? Apa yang
harus kita lakukan untuk mencapai tujuan tersebut? Apa dan berapa banyak yang harus
kita capai setiap tahunnya? Silahkan direnungkan.

20
PROPOSAL LEBAH MADU

KELOMPOK TANI MAJU BERSAMA

21
KELOMPOK TANI
MAJU BERSAMA
Dusun Wualadu, Desa Kloangpopot, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka

22

Anda mungkin juga menyukai