PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi jambu mete
2. Mengetahui manfaat biji jambu mete
3. Mengetahui cara pengelolaan biji jambu mete
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyuluhan
Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari
system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud
perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan (Setiana.L, 2005).
Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang
dewasa. Dalam bukunya (A.W. van den Ban dkk, 1999) dituliskan bahwa penyuluhan
merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar
dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat
keputusan yang benar.
Menurut Sapoetro (1992), Kunci pentingnya penyuluhan di dalam proses
pembangunan didasari oleh kenyataan bahwa pelaksana utama pembangunan adalah
masyarakat kecil yang umumnya termasuk golongan ekonomi lemah, baik lemah dalam
permodalan, pengetahuan, dan keterampilannya, maupun lemah dalam hal peralatan dan
teknologi yang diterapkan. Disamping itu, mereka juga seringkali lemah dalam hal
semangatnya untuk maju dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.
produk yang paling penting dari pohon jambu mete itu sendiri. Biji mete biasanya
dikonsumsi utuh, dipanggang, dikupas, dan diberi garam (Alasavar dan Shahidi, 2009).
Biji mete biasanya diolah dengan cara digoreng secara deep frying. Selain itu, biji mete
juga dapat digunakan sebagai penyedap rasa pada berbagai makanan seperti es krim,
METODE PENELITIAN
1. Proyektor
B. Pengacipan
Sebelum pengacipan, alat-alat yang dibutuhkan seperti alat kacip, sarung tangan,
karung, wadah untuk penyimpan olahan dan penyungkil. Kacip berfungsi untuk
membelah biji mete. Sarung tangan digunakan agar tidak terkena getah kulit mete
yang berbahaya untuk kulit. Karung berfungsi sebagai pengalas pada saat mengacip
biji mete dan menampung kulit mete. Wadah penyimpan olahan untuk menyimpan
hasil olahan. Penyungkil berfungsi untuk memisahkan mete yang masih melekat
dengan kulit mete.
Letakan alat kacip pada permukaan yang rata agar kacip tidak bergerak pada saat
pengacipan berlangsung. Siapkan biji mete dan penyungkil di atas kacip. Seteleh
semua alat dapat digunakan maka pengacipan dapat dilakukan.
● Letakan biji mete pada mata keacip bagian bawah lekukan biji mete gelondongan
menghadap keatas pada mata kacip bagian atas.
● Mata kacip atas diturunkan dengan menggunakan tangan kanan sementara tangan
kiri tetap memegang material kacang mete.
● Kacip bagian atas ditekan kebawah sampai mengeluarkan bunyi. Kacip yang
ditekan tidak boleh sampai membelah dua biji mete gelondongan.
● Mata kacip di gerakan kekanan untuk memisahkan mete dengan kulit apabila
mete dan kulit belum terpisah maka kita menggunakan penyungkil untuk
memisahkannya.
E. Pengemasan
Pengemasan memiliki peran besar dalam memper tahankan mutu produk. Tanpa
pengemasan yang baik, produk akan mudah rusak, akibat pengaruh sinar matahari,
kelembaban udara dan kerusakan mekanik (luka, pecah dan patah). Pengemasan tidak
dapat meningkatkan / memperbaiki mutu tetapi dapat mempertahankan / melindungi
mutu produk kemasan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jambu mete merupakan komoditas yang tak kalah pentingnya dibanding dengan
tanaman tahunan lainnya dan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia,
karena hasil tanaman tersebut dapat dimanfaatkan baik untuk pemenuhan kebutuhan
dalam negeri juga sumber devisa negara. Disamping itu juga dapat menyerap tenaga kerja
untuk mendorong pertumbuhan pada sentra-sentra ekonomi baru di wilayah
pengembangan.
Penyuluhan kehutanan memiliki peran yang tinggi dalam membantu cara
pengelolaan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) biji jambu mente.
Memeperkenalkan pemanfaatan biji jambu mete dalam produk berupa makanan yaitu
kacang mete.