Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR PUSTAKA

 Darjanto dan Siti Satifah.1990.Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan


Teknik Penyerbukan Silang Buatan.Jakarta:Gramedia.
 Novizam.2002.Petunjuk Pemupukan Yang Efektif.Depok:Agromedia
Pustaka.
 Pantastiko, ER.B.199B.Fisiologi Pascapanen.Yogyakarta:Universitas
Gadjah Mada.
 Rahmat Rukmana.1996.Jambu Biji.Yogyakarta:Kanisius.
 Setiawan Dalimartha.2000.36 Resep Tumbuhan Obat untuk Menurunkan
Kolesterol.Jakarta:Panebar Swadaya.
BUDIDAYA JAMBU BIJI DIPERKARANGAN dan PERKEBUNAN

Serta PEMANFAATANNYA UNTUK KESEHATAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH :

 Atik Ma’rufah
 Lina Yunita
 Novelita Tradiasmara
 Nur Wahyuningrum
 Yuni Mulyasari

Kelas XI IPA 4

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 SUBAH

Tahun Ajaran 2015/2016


LEMBAR KONSULTASI

Judul : BUDIDAYA JAMBU BIJI DIPERKARANGAN dan


PERKEBUNAN serta PEMANFAATANNYA UNTUK KESEHATAN.

Nama Anggota :

 Atik Ma’rufah
 Lina Yunita
 Novelita Tradiasmara
 Nur Wahyuninggrum
 Yuni Mulyasari

Keteranga
NO Hari,Tanggal Kegiatan n Paraf
1 Jumat,15 Januari 2016 Konsultasi Judul Revisi
2 Jumat,22 Januari 1016 Konsultasi Judul  ACC
Bab 1  ACC
3 Sabtu, 30 januari 2016 Konsultasi Bab II
 Bab III

Mengetahui Mengetahui

Kepala Sekolah Pembimbing bahasa dan isi

H. Untung, S.Pd., M.Pd. Daliyem. S.Pd

NIP 196251719870311014 NIP 196408262006042006


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat serta hidayah-Nya. Penulis dapat menyelesaikaan karya tulis yang
berjudul “ Budidaya Tanaman Jambu Biji di Perkarangan dan Perkebunan serta
Pemanfaatannya Bagi Kesehatan,” Karya tulis ini merupakan kumpulan data-
data yang sifatnya memberi pengetahuan.

Dalam menyusun karya tulis ini Penulis tidak lepas dari saran dan
bimbingan yang diberikan kepada penulis oleh pembimbing serta pihak yang
mendukung dalam menyelesaikan karya tulis ini. Untuk itu pada kesempatan ini
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak H. Untung. M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Subah.


2. Ibu Daliyem. S.Pd, M.Si selaku pembimbing bahasa dan isi.
3. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya karya tulis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pada penulisan karya tulis ini masih
jauh dari sempurna, hal ini karena terbatasnya pegetahuan penulis. Oleh karena
itu, segala saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan, yang sifatnya
membangun agar karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca sekalian dan demi
kesempurnaan karya tulis ini.

Subah, 2016

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Tanaman jambu biji bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman jambu biji
diduga berasal dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah dan Benua Amerika yang beriklim
tropis (USA, Peru, Bolivia). Semula tanaman jambu biji berupa vegetasi alami yang tumbuh
liar di hutan-hutan. Kemudian secara berangsur-angsur tanaman jambu biji ini mulai
dibudidayakan dan dikembangkan secara luas hingga kesebagai negara di dunia. Di kawasan
ASEAN, pengembngan budidaya jambu biji perkembangan pesat terutama di Thailand dan
Taiwan. Bahkan di Thailand pengembangan budidaya jambu biji telah diprioritaskan sebagai
komoditas buah komersial. Bermacam-macam varietas unggul jambu biji telah ditemukan
dari negara Thailand dan bibitnya sudah banyak ditanam diberbagai di dunia.

Di Indonesia hingga dewasa ini pengembangan budidaya jambu biji masih terbatas dalam
bentuk penanaman di pekarangan dan tidak bersifat komersial. Umumnya tanaman ini
difungsikan sebagai pohon peneduh dan pemeliharaannya kurang diperhatikan.

Pengembangan budidaya jambu biji di Indonesia masih terbatas pada usaha pekarangan,
penanaman jambu biji telah menyebar luas di 26 provinsi di Indonesia. Daerah penyebaran
tanaman jambu biji adalah pulau Jawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur
(NTT), Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Bali. Di Jawa Barat sentra produksi jambu
biji di daerah Cirebon dan Kerawang. Di Jawa Tengah sentra produksi jambu biji didaerah
Wonogiri dan Cilcap. Di Jawa Timur sentra produksi jambu biji di Sidoarjo dan Banyuwangi.

Di Indonesia jambu biji memiliki beberapa nama daerah misalnya jambu susu (Sumatra),
Klutuk (Jawa Barat), Jambu Biji (Jawa Tengan dan Jawa Timur), Libu (Kalimantan).

Produk utama yang dapat dikonsumsi dari tanaman jambu biji adalah buahnya. Buah
jambu biji yang belum begitu matang daging buahnya terasa renyah bila dikunyah dan
rasanya agak manis. Buah jambu biji yang telah matang daging buahnya terasa lunak bila
dikunyah dan memiliki rasa manis sekali. Jambu biji memiliki beberapa kelebihan, antara lain
buahnya dapat dimakan sebagai buah segar, dapat diolah menjadi berbagai bentuk produk
makanan dan minuman (juice, selai atau jam, kembang gula, nektar, setup dsb). Buah jambu
biji juga bermanfaat untuk pengobatan (terapi) bermacam-macam penyakit, seperti
mempelancar pencernaan, menurunkan kolesterol, antioksidan, menghilangkan rasa lelah dan
lesu, demam berdarah, sariawan. Buahnya yang masih muda juga berhaksiat obat untuk
menyembuhkan penyakit disentri, mencret, keputihan, sariawan, kurap, diare, pinsan. Jambu
biji merupakan sumber vitamin C yang tinggi dibandingkan dengah buah yang lainnya.
Vitamin C sangat baik untuk antioksidan. Jambu biji selain mengandung zat-zat gizi (nutrisi)
dan tanin. Petin yang terkndung dalam jambu biji berguna untuk bahan pembuata “gel” atau
“jel”. Pektin juga bermanfaat obat untuk menurunkan kolesterol dalam darah. Pektin dapat
mengikat kolesterol dan asam empedu dalam usus dan membantu pengeluarannya. Tanin di
dalam tubuh berfungsi mempelancar sistem pencernaan dan sirkulasinya dalam darah dapat
menyerang virus. Salah satu cara menyembuhkan penyakit diare, disentri dan mencret adalah
beberapa lembar dau (5-10 lembar daun) atau beberapa potong akar direbus dalam air
secukupnya (1-2 gelas) selama 15 menit, lalu airnya diminum. Untuk menyembuhkan
penyakit gusi bengkak dan peradangan mulut, air rebusnya untuk berkumur.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa klasifikasi morfologi dan varietas yang dimiliki tanaman jambu biji ?
2. Bagaimana keadaaan iklim dan tanah agar tanaman jambu biji menghasilkan buah
yang baik ?
3. Bagaimana cara membudidayakan tanaman jambu biji dengan baik ?
4. Penyakit apa saja yang sering menyerang tanaman jambu biji ? Dan bagaimana
cara pencegahannya ?
5. Apa saja yang dilakukan saat menjelang panen dan sebelum panen ?
C. TUJUAN
Tujuan penulis memilih judul “Budidaya Jambu Biji di pekarangan dan perkebunan
serta Pemanfaatannya” antara lain :
1. Agar pembaca dan penulis mengetahui bahwa tanaman jambu baji dapat di
manfaatkan sebagai tanaman kosumsi
2. Agar pembaca dan penulis mengetahui kandungan gizi jambu biji
3. Agar pembaca dan penulis mengetahui cara membudidayakan jambu biji
4. Menambah waasan bagi pembaca dan penulis tentang budidaya tanaman jambu
biji
D. METODE PENULISAN
1. Metode Literatur
Yaitu, mencari sumber data dari pustaka dan mengumpulkan data-data yang
berkaitan dengan tanaman jambu biji.
2. Metode Observasi
Yaitu, metode dengan mengadakan pengamatan penelitian kesuatu tempat atau
objek.
3. Metode Wawancara
Yaitu, penulis mengadakan wawancara ke narasumber atau ahli atau pakar tentang
tanama jambu biji dengan Bapak . . . . di . . . . .
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam sistematika penulisan, penulis membagi karya tulis ini menjadi lima bab, Bab
pertama Pendahuluan, Bab. Kedua, Ketiga dan Keempat adalah isi bab, Bab kelima
Penutup:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Asal usul jambu biji
2. Manfaat jambu biji
3. Kegunaan jambu biji
4. Kandungan jambu biji
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Metode penulisan
E. Sistematika penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengenalan Tanaman Jambu Biji


B. Lokasi Budidaya Jambu Biji
C. Teknik Budi Daya
D. Hama Dan Penyakit Jambu Biji Serta Cara pencegahannya
E. Panen dan Pasca Panen

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengenalan Tanaman Jambu Biji


Produk utama tanaman jambu biji adalah buahya. Buah jambu biji memiliki
bentuk, ukuran, dan rasa yang beragam. Bentuknya ada yang bulat dan bulat lonjong.
Dan berukuran besar, sedang, dan kecil. Rasanya ada yang manis, agak manis, dan
hambr tergantung dari varietanya.
Tanaman jambu biji tergolong tanaman tahunan, umurnya dapat mencapai
puluhan tahun dan pohonya juga dapat tumbuh besar dan tinggi (5 – 10 meter) dan
berbuah sepanjang tahun.

2.1 BOTANI TANAMAN JAMBU BIJI

Secara botanis taman jambu biji di klasifikasikan sebagai berikut :

Devisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Subdivisi : Angoispermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : psidium guajava L

1.1 MORFOLOGI TANAMAN JAMBU BIJI


1. Akar Tanaman

Jambu biji memiliki akar tunggang dan serabut. Bibit yang berasal dari
cangkok, perakarannya dangkal, dan bisa bisa ditanam didaerah-daerah yang
permukaan air tanahnya tinggi. Akar serabut tumbuh agak dangkal, bercabang,
cabang yang satu berukuran besar dan cabang yang lain berukuran kecil. Pada akar
serabut tumbuh bulu-bulu akar yang berfungsi menyerap zat hara dan air. Perakaran
serabut tumbuh mendatar pada kedalaman 20-90 cm.
Ujung akar merupakan titik tumbuhn akar yang dilindungi oleh tudung akar
(calyptra). Bagia luar tudung akar berlendir, berguna untuk memudahkan akar tumbuh
menembus tanah. Bagian luar tudung akar tersebut cepat rusak, tetapi selalu
digantikan oleh sel-sel baru lagi. Perakaran tanaman jambi biji dapat tumbuh pada
tanah gembur, subur, tanah mudah menyerap air, dan kedalan tanah cukup dalam.
2. Batang

Batang tanaman jambu biji berkayu keras, liat, dan tidak mudah patah. Batang
tumbuh tegak, dan memiliki percabangan serta rantung-ranting. Batang dan cabang-
cabangnya mempunyai kulit berwarna coklat keabu-abuan dan mudah mengelupas.
4. Daun

Daun tanaman jambu biji termasuk daun tunggal, berbentuk bulat panjang dan
dan langsing dengan bagian ujungnya tumpul atau lancip, berwarna hijau terang, hijau
kekuning-kuningan, atau merah tua tergantung dari jenisnya. Daun jambu biji berbulu
halus, saling berhadapan, memiliki tangkai daun pendek, tulang daun menyirip, dan
helaian daun kaku dan tebal.
5. Bunga
6.
Bunga tanaman jambu biji termasuk bunga sempurna (hermaphrodite), yaitu
dalam satu bunga terdapat alat kelamin jantan dan betina. Bunga jambu biji tumbuh di
ujung ranting yang masih muda, berbentuk bintang, tipe bung radial simetri, dan
berwarna putih. Bunga terdiri dari 4 helai daun kelopak, 5 helai daun mahkota, dan
benang sari berkisar 200 helai.
7. Buah

Buah merupakan produk utama dari tanaman jambu biji. Buahnya berbentuk
bulat agak lonjong, dan lonjong, tergantung dari varietsnya. Ukuran atau besarnya,
warna daging buah, dan kulit buah yang halus sampai kasar, buahya terasa manis,
kurang manis dan hambar tergantung dari varietsnya.
8. Biji
Biji jambu biji berbentuk bulat, berukuran kecil, berwarna putih kekuning-
kuningan (krem), dan bersifat keras dan permukaanya halus.
1.2 VARIETS JAMBU BIJI
Jambu biji dibagi menjadi dua kelompok, yaitu jambu biji berbiji dan jambu
biji tidak berbiji.
1. Buah Jambu Biji Berbiji
Jambu biji yang tergolong dalam kelompok jambu biji berbiji adalah jambu
klutuk atau jambu lokal, jambu ssu jambu australia, jambu getas merah, jambu
bangkok dan jambu sukun kristal.
 Buah Jambu Biji Klutuk atau Lokal
Daging buahnya berwarna merah, berbiji banyak, rasanya manis, berukuran
kecil.
 Buah Jambu Biji Susu
Buahnya berwarna putih, berbiji sedikit, dan rasanya agak manis, dan
berukuran agak besar.
 Buah Jambu Biji Australia
Buahnya berwarna merah, berbiji banyak, rasanya manis, dan buahnya
berukuran besar (600-700 gram).
 Buah Jambu Biji Getas Merah
Buahnya berwarna merah, rasanya manis, berbiji sedikit, dan berukuran besar
(980 gram).
 Buah Jambu Biji Bangkok
Buahnya berwarna putih, berbiji banyak, rasanya agak manis, dan buahya
berukuran besar (700-800 gram)
 Buah Jambu Sukun Kristal
Buahya berwarna putih, berbiji sedikit, rasanya manis, dan buahnya berukuran
besar (600-700 gram)

2. Buah Jambu Biji Tanpa Biji

Jambu biji yang tergolong dalam jambu biji tanpa biji, yaitu jambu apel,
jambu sukun, jambu farang, jambu sukun merah.

 Jambu Apel
Buahya berwarna putih, tidah berbiji, rasanya manis, buahnya berukuran
besar.
 Jambu Sukun
Buahnya berwarna putih, tidak berbiji, rasanya manis, dan buahnya berukuran
besar.
 Jambu Farang
Buahnya berwarna putih, tidak berbiji, rasanya manis dan buahnya berukuran
besar.
 Jambu Sukun Merah
Buahnya berwarna merah, tidak berbiji, rasanya manis, dan buahnya berukura
besar.
B. Lokasi Budi Daya Jambu Biji
Dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu keadaan iklim dan keadaan tanah.
2.1 KEADAAN IKLIM
1. Suhu Udara
Pertumbuhan tanaman jambu biji yang baik memerlukan suhu udara berkisar
antara 30oC, Dan dapat tumbuh pada suhu diatas 35oC. Suhu udara mempengaruhi
proses pertumbuhan, misalnya proses perkecambahan, pertunasan, pembungaan,
pembuahan, pematangn buah, dll.
Suhu udara yang tinggi menyebabkan tanaman jambu biji tidak dapat tumbuh
dengan baik. Pada suhu udara yang ekstrim tinggi (di atas 35oC) dapat
menimbulkan kematian pada tanaman yang diawali dengan gejala tanaman seperti
terbakar dan jaringan daun mati. Hal ini disebabkan oleh tanaman banyak
kehilangan air akibat penguapan air tanamn yang melampaui batas. Demikian pula
dengan suhu yang rendah. Suhu rendah menyebabkan tanaman jambu biji tidak
dapat tumbuh debfan baik, produksinya dan kualitas yang di hasilkan rendah.
Tanaman jambu biji yang ditanam di daerah yang memiliki suhu udara yang
sesuai dengan yang diperlukan tanaman, tanaman dapat melakukan fotosintesis
dengan baik untuk pembentukan karbohidrat dalam jumlah yang besar, dan
sumber energi lebih tersedia untuk proses pernapasan, pertumbuhan vegetatif
tanaman dan produksi.
2. Kelembaban Udara
Tanaman jambu biji dapat tumbuh dengan baik pada kelembapan udara yang
tinggi (70%-80%) dan kurang dari 50%, asalkan keadaan tanah cukup
mengandung air. Kelembaban udara berpengaruh terhadap fotosintesis tanaman.
Kelembaban udara sesuai (50%-70%) maka kualitas buah yang dihasilkan sangat
bagus.
Kelembaban udara yang terlampau tinggi, menyebabkan mulut daun (stomata)
tertutup sehingga menyebabkan penyerapan gas karbondioksida (CO2) untuk
keperluan fotosintesis akan terganggu. Kelembaban udara yang terlalu rendah
menyebabkan tanaman sulit menyerap zat hara nitrogen (N) dan phospate (P).
Kelembaban udara yang tinggi akan menimbulkan berkembangnya penyakit
cendawan, sedangkan kelembaban rendahakan menimbulkan berkembangnya
hama kutu pengisap daun.
3. Curah Hujan
Daerah yang iklimnya hangat dan kering dengan curah hujan tidak tinggi
sangat cocok untuk membudidayakan jambu biji. Daerah yang curah hujannya
tinggi, tanaman mudah terserang penyakit dan buah-buah mudah rontok. Daerah
yang memiliki iklim basah dengan curah hujan berkisar 2.000 mm per tahun
sangat baik untuk pembungaan jambu biji. Keadaan curah hujan berpengaruh
terhadap kualitas buah yang dihasilkan dan terhadap pembungaan.
4. Penyinaran Matahari
Cahaya matahari merupakan energi yang di perlukan tanaman dalam proses
fotosintesis untuk pembentukan dan pertumbuhan batang, cabang atau ranting,
daun, bunga, buah, biji dan pembentukan zat-zat nutrisi (gizi), seperti gula, rotein,
mineral, dll. Intensitas sinar matahari yang cukup dapat diterima tanaman pada
setiap fase pertumbuhan tanaman akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif
tanaman.
Intensitas matahari yang tinggi akan meningkatkan proses fotosintesis tetapi
peningkatan fotosintesa ini akan terhenti pada saat titik jenuh cahaya matahari
untuk fotosintesa tercapai. Intensitas matahari yang kurang dapat menyebabkan
pertumbuhan dan produksi tanaman menurun, yaitu tanaman kurus memanjang,
lemah, dan pucat.
2.2 KEADAAN TANAH
1. Ketinggian Tempat (letak geografis)
Ketinggian tempat atau letak geografis tanah sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman, produksi buah, dan kualitas buah. Jambu biji cocok di
tanam di dataran rendah sampai dataran tinggi (0-1.000 m dpl). Ketinggian tempat
yang ideal untuk pertumbuhan dan produksi jambu biji yang optimal di hasilkan di
daerah yang berketinggian 3-500 m dpl.
2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia Tanah
Sifat fisika tanah yang penting untuk di perhatikan dalam budidaya jambu biji
adalal tekstur tanah. Sedangkan sifat kimia tanah yang penting di perhatikan
derajat keasaman tanah (pH tanah) dan kadar garam dalam tanah (salinitas). Untuk
pertumbuhan yang baik, tanaman jambu biji menghendaki tanah dengan tekstur
tanah liat berpasir (sandy loam) dn berstruktur gembur ( remah), tanah mudah
merembaskan air (berdrainase baik ), solum tanah dalam (1,5-10 m), memiliki
daya menahan air, tahan erosi, dan banyak mengandung bhan organik. Stuktur
tanah yang gembur memiliki tata udara dan tata air yang baik sehingga cukup
tersedia oksigen yang sangat diperlukan untuk pernafasan perakaran tanaman dan
kehidupan organisme dalam tanah serta pengambilan unur hara oleh tanaman. Dan
dapat meningkatkan drainase tanah sehingga dapat mencegah genangan air.
Derajat keasaman tanah yang cocok untuk pertumbuhan jambu biji berkisar
antara 5,5-7,5. Namun, untuk pertumbuhan yang optimal, tanaman jambu biji
menghendaki derajat keasaman tanah 6,5. Tanah yang memiliki derajat keasaman
yang tinggi (lebih dari 7,5)dan rendah (kurang dari 5,5), prtumbuhan tanaman
jambu biji kurang baik dan produksinyapun rendah. Kondisi tanah yang terlalu
masam (pH < 5,5) dapat meningakatkan zat besi (Fe), alluminium (Al), dan
mangan (Mn) yang berlebihan dalam tanah yang dapat menjadi racun bagi
tanaman. Tetapi, dapat ditangani dengan pemberian kapur dolomit atau kapur
tohor untuk menaikkan pH tanah menjadi 6,5. Sedangkan pH yang kurang dari 7,5
dapat ditanggulangi dengan pemberian belerang pada tanah untuk meurunkan pH
tanah menjadi 6,5.
3. Kandungan Zat Besi (Fe) dalam Tanah
Di dalam budi daya tanaman, kandungan zat besi (Fe) dalam tanah sebaliknya
di teliti karena tanah yang berlebihan mengandung zat besi dapat menjadi racun
bagi tanaman yang mengakibatkan tanam mati. Pemberian air ang terus menerus
pada tanah yang mengandung zat besi hingga air menggenang dapat
mengakibatkan perubahan persenyawaan feri (unsur besi bervalensi tinggi) ke
persenyawaan fero ( unsur besi bervalensi rendah). Tanda-tanda tanaman jambu
biji yang keracunan fero adalah daun tanaman menguning.
Bila tanah memiliki kandungan zat besi (Fe) tinggi, maka dapat ditanggulangi
dengan pembuatan rorak yang berjarak 3 meter dari tanaman, pemberian pupuk
kaliun, dan dengan pengapuran tanah.
4. Sifat Biologis Tanah
Sifat biologis tanah yang perlu diperhatikan adalah banyaknya bahan oranik
tanah (humus) dan banyaknya organisme tanah yang terkandung di dalam tanah.
Sift tanah yang baik apabila tanah banyak mengandung humus dan organisme
tanah (mikroba tanah) pengirai bahan organik tanah.
5. Kedalaman Air Tanah
Dalam budidaya tanaman, kedalaman air tanah dilokasi kebun juga perlu
diteliti. Kedalaman air tanah adalah terdapatnya air pada kedalaman tertentu atau
dalam keadaan air dibawah permukaan tanah. Misalnya, kedalaman air tanah 1
meter, artinya bila tanah digali pada musim hujan air baru akan muncul
kedalaman 1 meter. Tanaman jambu biji dapat tumbuh dengan baik bila didaerah
penanaman memiliki kedalaman air tanah dangkal sampai sedang, yakni 0,5 m –
1,5 m.
6. Kemiringan Tanah
Tanaman jambu biji dapat dibudidayakan di tanah (areal) datar maupun diareal
yang bergelombang (pegunungan atau perbukitan). Kemiringan tanah untuk
membudidayakan jambu biji sebaiknya tidak lebih dari 30%. Cara menghitung
derajat kemiringan tanah adalah derajat kemiringan tanah 5%, berarti pada jarak
setiap 100 m beda ketinggian 5 m.
Kemiringan tanah tidak begitu berpengaruh pertumbuhan tanaman dan produksi
tetapi berpengaruh terhadap besarnya biaya pembukaan lahan. Lahan yang
kemiringannya lebih curam memerlukan biaya pembukaan lebih besar dari pada
lahan yang kemiringannya lebih rendah, karena pembukaan lahan yang
bertopografi miring harus dibuat teras dan tanggul-tanggul.
C. Teknik Budi Daya
3.1 PENGADAAN BIBIT

Jambu biji bisa diperbanyak secara generatif (dengan biji) maupun secara
vegetatif dengan cara mencangkok, tunas akar, penyusuan, menyambung
(okulasi) dan penempelan mata tunas (grafting). Bibit jambu biji dengan cara
membeli hendaknya memeperhatikan hal-hal berikut :

a. Bibit dibeli dari penangkaran bibit yang terpercaya menyediakan bibit-


bibit yang bersertifikat.
b. Pembelian atau pemilihan bibit jambu biji harus disesuaikan dengan
kondisi lahan penanaman.
c. Keadaan fisik bibit harus baik dan sehat.
d. Kebutuhan bibit.

3.2 PENYIAPAN LAHAN


Penyiapan lahan jambu biji tergantung pada kondisi lahan yang akan
digunakan dan besarnya usaha. Penyiapan lahan datar umumnya juga lebih
mudah dan lebih cepat daripada penyiapan lahan yang bertopografi miring.
Demikian pula penyiapan lahan untuk perkebunan skala kecil lebih mudah dan
lebih sederhana daripada penyiapan lahan untuk perkebunan skala komersial
(usaha menengah dan besar).

Penyiapan lahan pada perkebunan skala komersial, sebelum kegiatan


pembukaan lahan dan kegiatan lainnya diperlukan perencanaan perkebunan.
Dalam studi kelayakan meliputi pekerjaan-pekerjaan pengukuran wilayah, survei
kondisi fisik kawasan dan lingkungannya, tanah dan hidrologi kondisi sosial
budaya setempat.

3.3 PENANAMAN BIBIT DI KEBUN

1. Penentuan Jadwal penanaman dilahan kering yang tidak terdapat irigrasi teknis
dan sumber air agak sulit, penanaman sebaiknya dilakukkan pada awal musim
hujan sampai dengan pertengahan musim penghujan (bulan Oktober/November
sampai Desember/Januari.
2. Memberikan masa istirahat bibit sebelum ditanam dikebun bertujuanntuk
mengembalikan kesegaran bibit yang baru datang agar bibit kuat pada saat
ditanam dikebun.
3. Penetapan jarak tanam dn pembuatan lubang tanam. Jarak tanam yang ideal untuk
penanaman jambu biji 6 x 6 atau 6 x 8 m. Pembuatan ukuran lubang tanam
tergantung dari lahan yang digunakan, penanaman dilakukan dilahan sawah,
lubang tanamnya berukuran 60 x 60 x 60 cm. Dan jika penanamannya dilakukan
dilahan tegalan atau lahan kering, lubang tanamnya berukuran 1 x 1 x 1 m.
Pembuatan lubang tanam dilakukan 1 bulan sebelum bibit ditanam.
4. Penanaman bibit, penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari jam 09.00 atau
pada sore hari setelah jam 15.00.
5. Pemberian musa, bertujuan untuk mengurangi penguapan air tanah, mengatur dan
mempertahankan temperatur serta kelembapan tanah, menjaga tanah dari
pemadatan akibat curah hujan yang tinggi, meningkatkan kadar humus,
mempertahankan dan memperbaiki sifat-sifat fisik tanah, dan mencegah
timbulnya gulma disekitar tanaman. Mulsa dapat menggunakan jerami padi,
serabut kelapa, daun ilalang dan daun-daunan dari semak-semak. Mulsa diberikan
menjelang musim kemarau yakni bulan April-Mei.

3.4 PEMUPUKAN
Pemupukan merupakan kegiatan pemberian unsur makanan pada tanaman.
Jenis pupuk yang dapat diberikan adalah jenis pupuk organik (mulsa, pupuk kandang,
kompos, pupuk hijau), jenis pupuk anorganik (pupuk NPK).

3.5 PENGAIRAN

Kebutuhan air tanaman jambu biji harus dicukupi dengan baik, terutama pada
saat pertumbuhan awal, menjelang tanaman berbunga dan tanaman berbuah. Keadaan
cuaca sangat berpengaruh terhadap banyaknya air yang hilang karena penguapan air
tanah dan tanaman (evapotranspirasi). Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari
atau sore hari. Kualitas air yang diberikan tanaman juga harus diperhatikan, karena
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Air yang memiliki kualitas baik
adalah air hujan, air sungai, mata air, air tanah, air artetis, dan air irigrasi.

3.6 PENYULAMAN

Bibit jambu biji yang telah ditanam dikebun, kemungkinan ada yang
pertumbuhannya kurang baik atau rusak. Bibit atau tanaman yang telah rusak tersebut
harus dicabut dan diganti dengan tanaman yang baru (penyulaman).

3.7 PENYIANGAN dan PENDANGIRAN

Penyiangan adalah kegiatan membersihkan lingkungan kebun dari berbagai


tumbuhan (rumput gulma), yang mengganggu pertumbuhan tanaman jambu biji.

Pendangiran adalah kegiatan pengolahan tanah secara ringan disekitar


tanaman. Untuk memperbaiki struktur tanah yang telah memadat. Penyiangan dan
pendangiran dilakukan pada waktu bersamaan dan harus dilakukan dengan hati-hati
agar tidak merusak perkarangan.

3.8 PEMANGKASAN

Pemangkasan pada tanaman jambu biji ditunjukkan pada batang, cabang,


ranting, tunas air, ujung-ujung cabang, cabang-cabang yang rusak dan terserang hama,
daun-daun yang terserang hama atau penyakit dan akar. Untuk membentuk sosok
tanaman, meremajakan bagian-bagian tertentu tanaman dan memelihara agar tanaman
tumbuh lebih baik dan berbuah lebat. Pemangkasan pada tanaman jambu biji
dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Pemangkasan bentuk, tanaman jambu biji bertujuan untuk membentuk pohon


sedemikian rupa agar diperoleh bentuk tanaman dengan jumlah percabangan
terbatas dan merangsang tumbuhnya tunas-tunas bunga atau a tanaman dbuah
sehingpat berbuah lebat.
2. Pemangkasan pemeliharaan, pada jambu biji bertujuan untuk mengatur
pertumbuhan cabang, membuang sebagian daun (daun yang mengering dan
terserang hama penyakit).

3.9 PENGIKATAN BATANG

Pengikatan batang merupakan salah satu cara untuk mempercepat


pembungaan dan pembuahan pada tanaman jambu biji. Pengikatan batang dapat
menghambat pengangkutan karbohidrat hasil fotosintesis ke bagian akar. Hal ini
mengakibatkan karbohidrat akan tertimbun atau terkumpul di bagian atas pohon yang
dapat merangsang pembentukan bunga dan buah lebih cepat.

3.10 PENGGUGURAN BUAH PERTAMA

Tanaman jambu biji yang berasal dari bibit okulasi mulai berbuah pada umur
2-3 tahun setelah tanam. Pada pembuahan pertama, sebaiknya buah digugurkan
(dibuang) semuanya atau disisakan 20%-30% per pohon. Tujuannya untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman agar terbentuk pohon yang lebih kuat dan sehat,
sehingga pada musim buah selanjutnya dapat menghasilkan buah yang berkualitas
lebih baik.

3.11 PENJARANGAN BUAH

Penjarangan buah di lakukan untuk mendapatkan buah yang berkualitas lebih


baik, yakni buah berukuran besar, bentuk normal, warna menarik, sari buahnya
banyak, mengandung nutrisi tinggi. Pada tanaman yang subur dan baik
pertumbuhannya berbeda dengan penjarangan buah yang dilakukan pada tanaman
yang kurang subur dan kurang baik pertumbuhannya. Penjarangan buah adalah upaya
mengurangi jumlah buah dengan cara menyeleksinya, dalam satu dompolan yang
ideal adalah paling banyak 2 buah.

3.12 PELENGKUNGAN DAHAN

Pelengkungan dahan adalah salah satu cara untuk merangsang pembungaan


dan pembuahan jambu biji. Pelengkungan dahan membantu penyaluran hormon
secara merata ke seluruh bagian tanaman. Hal ini merangsang pembungaaan dan
pembuahan lebih cepat.

3.13 PERLINDUNGAN TANAMAN DARI HAMA DAN PENYAKIT

Jika hama dan penyakit menyerang akan mengakibatkan berbagai kerugian, seperti :

1. Kualitas buah menurun


2. Hasil panen menurun (rendah)
3. Menyebabkan infeksi sekunder
4. Menurunkan keuntungan usaha tani
5. Dapat menggagalkan panen
Perlindungan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit pada tanaman jambi biji
dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut :

1. Secara kultur teknis, yaitu menerapkan teknik bercocok tanam yang baik dan
benar.
2. Secara mekanis, yaitu membunuh secara langsung hama dan patogen yang
menyerang tanaman.
3. Secara biologis, yaitu menyebarkan dan memelihara hewan yang menjadi musuh
alaminya.
4. Secara kimiawi, yaitu mengendalikan hama dan penyakit dengan menggunakan
obat-obatan atau pestisida (insektisida, fungisida, dll)
Penggunaan pestisia yang baik dengan memperhatikan hal-hal berikut :
 Waktu
 Dosis
 Luas areal
 Selektif
 Penggunaan pestisida sebaiknya dilakukan 1 minggu sebelum panen.

D. Hama dan Penyakit Jambu Biji Serta Cara Pencegahanya


4.1 HAMA TANAMAN

1. Lalat Buah (Dacus Pedestris)


Lalat buah memiliki ukuran tubuh kecil sama besarnya dengan lalat rumah;
tubuhya berwarna coklat kekuning-kuningan, kemerah-merahan, atau hitam;
bersayap transparan dengan bintik-bintik hitam, putih, atau kekuning-kuningan;
pinggang ramping; di bagian ruas belakang terdapat alat peletak telur (ovipositor).
Melaui ovipositor, telur diletakkan dalam buah menjadi lalat (larva).
Ulat tersebut memakan daging buah, sehingga ulat menjadi rusak dan membusuk
akibat serangan sekunder dari bakteri yang terbawa bersama telur dari tubuh ulat.
Jambu biji yang terserang ulat buah biasanya tidak menampilkan suatu noda,
penampilan buah tetap mulus, tetepi dalamnya sudah membusuk dan berulat,
bahkan buah akan rontok. Pencegahan dan pengendalian lalat buah dapat
dilakukan dengan cara berikut :
 Sanitasi kebun (membersihkan atau mengambil buah yang rontok, lalu
dhancurkan atau di bakar).
 Pembrongsongan atau pembungkusan buah.
 Pengasapan kebun (pengasapan di sekitar pohon).
 Memasang perangkat berbahan aktif Methyl eugenol.
 Menginfus tanaman menggunakan insektisida sistemik.
 Penangkapan lalat dengan umpan minyak cintronella
 Penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif Triazofos
2. Ulat Pemakan Daun
Ulat yang menyerang jambu biji banyak jenisnya, misalnya ulat trabala
(Trabala sp.), ulat serit (ploneta diducta Sn), ulat agar-agar (cholcolis albiguttata).
Ulat tersebut banyak menyerang daun. Daun-daun yang diserang akan rusak tidak
beraturan, berlubang-lubang, terpotong-potong, atau robek tidak beraturan, bahkan
tanaman akan gundul.
Pencegahan dan pengendalian ulat dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
 Memangkas sebagian daun dan ranting yang terlalu rimbun.
 Memangkas bagian tanaman yang terserang, dikumpulkan, dan dibakar.
 Senitasi kebun ( membersihkan sampah, sisa tanaman yang sakit
dikumpulkan, dan dibakar.
 Penyemprotan dengan insektisida.
 Menangkap ulat dan langsung membunuhnya.
3. Kutu Daun (Coccus viridis)
Kutu daun menghisap cairan sel makanan. Bagian tanaman yng diserang
adalah tunas dan daun-daun muda yang akan diserap cairan seelnya. Kutu daun
memiliki ciri-ciri tubuh sangat kecil, berwarna putih, tertutup oleh benang-benang
putih. Tunas dan daun-daun yang diserang akan bergelombang, mengeriting, dan
memilin.
Pencegahan dan pengendalian kutu daun dapat dilakukan dengan cara-cara berikut
:
 Membunuh gerombolan kutu yang berada ada tunas muda dan daun.
 Tunas dan daun yang terserang dipangkas, dikumpulkan, dan dibakar.
 Penyemprotan dengan insektisida.
4. Lalat Putih
Lalat yang menyerang tanaman jambu biji adalah jenis Aleurocanthus
woglumi. Ciri-cirinya adalah tubuh kecil, berwarna putih dan bersayap, dan hidup
di tunas dan daun muda pada permukaan daun bagian bawah. Tunas dan daun
yang terserang menjadi tumbuh tidak normal (bergelombang, mengeriting,
memilin atau menggulung) dan fotosintesis akan terganggu.
Pencegahan dan pengendalian lalat putih dapat dilakukan dengan cara-cara berikut
:
 Bagian tanaman yang diserang dipangkas, dikumpulkan, dan dibakar.
 Membunuh gerombolan lalat putih yang berada pada tunas dan daun.
 Penyemprotan dengan insektisida.
5. Kalong atau Kelelawar
Kalong adalah hewan mamalia dan merupakan hewan yang aktif pada malam
hari. Jenis kalong yang sering menyerang menyerang buah adalah Pteropus edulis
dan Pteropus vampyrus L, yang memiliki ciri-ciri berukuran sekitar 25 cm dan
bentang sayapnya 1,5 m. Akibat serangan kelelawar, buah menjadi rontok, bahkan
cenderung habis.
Pencegahan dan pengendalian kelelawar dapat dilakukan dengan cara berikut :
 Memberi umpan beracun
 Diburu dan ditembaki.
 Dijerat dengan jaring, lalu dibunuh.
5.2 PENYAKIT TANAMAN JAMBU BIJI
1. Bercak Daun
Penyakit bercak daun pada tanaman jambu biji disebabkan oleh
beberapa jenis cendawan . Cendawan yang memimbulkan bercak adalah
Cercospora spp, Pestalotiopsis sp, Gloeosporium sp.
Pencegahan dan pengendalian penyakit bercak daun dapat dilakukan dengan
cara berikut :
 Senitasi kebun, yaitu memusnahkan sisa-sisa tanaman sakit.
 Memangkas daun dan ranting yang sakit, dikumpulkan, dan dibakar.
 Penyemprotan fungisida.
2. Penyakit Antranoksa
Penyakit ini sering dijumpai menyerang jambu biji, penyakit ini timbul
disebabkan oleh cendawan Colletotrichum gloeospoioides atau sering disebut
Glomerella cingulata (Ston)Spaul. et Scherk. Cendawan ini biasanya
menyerang tunas muda, daun, dan buah. Pencegahan dan engendalian penyakit
antranoksa dapat dilakukan dengan cara berikut :
 Sanitasi kebun, yaitu memusnahkan sisa tanaman sakit.
 Pemangkasan bagian-bagian yang terlalu rimbun.
 Penyemprotan fungisida.
3. Penyakit Kanker Kudis (scabby canker)
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Pestaliotiopsis psidii (pat)
Morgue. Penyakit ini menyerang daun dan menimbulkan barcak daun. Buah
yang terserang menampakkan gejala bercak gelap, kecil, kemudian mebesar
berwarna coklat tua. Pencegahan dan pengendalian penyakit kanker kudis
dapat dilakukan dengan cara berikut :
 Sanitasi kebun, yaitu memusnahkan sisa tanaman sakit.
 Memberantas atau mengendalikan kepinding buah (helopettis), dengan
menyemprotkan insektisida.
4. Penyakit Busuk Pangkal Buah
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phomopsis psdii Nag Raj et
Ponnapa. Infeksi ini menyebabkan buah busuk dan tidak dapat dikonsumsi.
Pencegahan dan pengendalian penyakit busuk pangkal buah dapat dilakukan
dengan cara berikut :
 Penyemprotan dengan fungisida.
 Pengikatan berongsong pada pada tangkai buah direkat yang rapat agar
spora cendawan tidak dapat masuk mencapai buah.
5. Penyakit Busuk Buah Botryodiplodia
Penyakit ini menyerang buah yang sudah matang di kebun, penyebabnya
adalah cendawan Botryodiplodia theobromae Pat. Buah yang terinfeksi
tampak berwarna coklat, dal lama kelamaan akan menjadi coklat tua dan
membusuk. Pencegahan dan pengendalian penyakit busuk buah
Botryodiplodia dapat dilakukan dengan cara berikut :
 Sanitasi kebun, yaiti memusnahkan sisa makanan sakit.
 Buah yang sakit dipetik, dikumpulkan, dihancurkan dan dibakar.
 Pemangkasan ranting dan daun yang terlalu rimbun.
 Penyemprotan debgan fungisida.
6. Penyakit Kanker Batang
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Physalospora psidii Stevens et
Pierce dan cendawan Botryosphaeria ribis.cendawan ini hidup pada batang
yang mati maupun hidup. Baian kulit batang yang terkena dicirikan oleh
warna kelabu, bercak-bercak hitam dengn batas yang jelas. Pencegahan dan
pengendalian penyakit kanker batang dapat dilakukan dengan cara berikut :
 Pemangkasan cabang atau ranting yang sakit, dikumpulkan, dan
dibakar.
 Pemeliharaan tanaman yang intensif.
 Sanitasi kebun
 Mengobati bagian-bagian yang luka dengan obat luka karbolineum
parafin.
7. Penyakit Kapang Jalaga
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan atau kapang Capnodium Sp.
Bagian yang diserang adalah daun. Daun yang terserang bagian atas daun
tertutup lapisan berwarna hitam. Pencegahan dan pengendalian penyakit
kapang jalaga dapat dilakukan dengan cara berikut :
 Memberantas kutu-kutu daun dengan penyemprotan insektisida.
 Membunuh koloni kutu-kutu daun yang berada pada tunas dan daun
muda.
 Memangkas daun yang terserang berat, dikumpulkan, dan dibakar.
 Penyemprotan dengan fingisida.

E. PANEN DAN PASCA PANEN


5.1 PENANGANEN PANEN JAMBU BIJI

Tanaman jambu bji yang berasal dari bibit okulasi sudah mulai berbunga dan
menghasilkan buah pada umur 2-3 tahun, dan dari bibit cangkok mulai berbuah pada
umur 1 tahun setelah tanam. Tanaman jambu biji berbuah sepanjang tahun, terutama
pada bulan september sampai oktober dan bulan februari sampai maret, bulan tersebut
adalah musim panen utama. Untuk mendapatkan buah jambu biji yang berkualitas
sebaiknya perhatikan hal-hal berikut :

1. Kemasakan Buah
Ciri-ciri jambu biji yang telah masak dan sia panen :
 Kulit buah telah menguning
 Permukaan kulit buah halus dan tekstur agak lunak
 Buah berukuran maksimal menurut varietasnya
2. Cara Panen dan Waktu Panen
Pemetikan dilakukan dengan cara memamgkas tangkai buahbya dengan
gunting pangkas yang tajam, dan dapat menggunakan tangan. Bila pohon terlalu
tinggi sebaiknya naik menggunakan tangga. Buah yang tela dipetik langsung
dimasukkan kedalam wadah berupa keranjang plastik, dan dikumpulkan di tempat
yang teduh, agar proses penguapan air buah dapat dicegah sehingga buah tetap
segar.
Waktu pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dan pada keadaan
cuaca cerah. Pemanenan tanaman jambu biji dapat kontinu sepanjang tahun.
5.2 Penanganan Pasca Panen Buah Jambu Biji
 Sortasi
 Pencucian dan Pengeringan
 Grading
 Penyimpanan
 Pengepakan
 Pengangkutan
 Pemasaran
BAB III

(PENUTUP)
A. KESIMPULAN
Setelah penilis mengiraikan tentang Budidaya Jambu Biji diperkarangan dan
perkebunan serta pemanfaatanya untuk kesehatan, maka pada bab terakhir ini penulis
dapat menarik kesimpulan :
1. Jambu biji merupakan salah satu tanaman yang bernilai komoditas tinggi.
Perbanyak tanaman jambu biji dapat dilakukan dengan cara generatif atau biji,
stek akar atau batang, dan okulasi.
2. Manfaat dari tanaman jambu biji antara lain sebagai makanan buah segar maupun
olahan yang mempunyai gizi dan mengandung vitamin A dan vitamin C yang
tinggi, dengan kadar gula 8%. Daunnya dapat digunakan sebagai obat tradisional,
dan akarnya dapat dibuat peralatan dapur.
3. Penyakit yang menyerang tanaman jambu biji juga perlu dijaga dari serangan
hama, penyakit, dan cendawan yang biasa menyerang tanaman jambu biji.
B. SARAN
1. Jika ingin menanam tanaman jambu biji yang baik, sebaiknya kita memilih bibit
yang unggul, dan berkualitas, baik serta bersetifikat.
2. Jika kita mengiginkan hasil yang baik, sebaiknya memilih tempat penanaman
yang cocok dengan tanaman jambu biji baik dilihat dari keadaan iklim dan
keadaan tanah.
3. Jika kita menggunakan teknik budidaya yang baik maka hasilnya juga akan baik.
4. Kita sebaiknya memelihara tanaman jambu biji dengan baik agar tidak terkena
serangan hama, penyakit dan cendawa yang biasa menyerang tanaman jambu biji.
5. Sebaiknya pemanenan dilakukan dengan cara yang baik agar mendapat hasil yang
baik.
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii

MOTTO...................................................................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................................iv

DAFTAR ISI............................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
D. Metode Penulisan...........................................................................................................2
E. Sistematika Penulisan.....................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

A. Pengenalan Tanaman Jambu Biji.............................................................................


B. Lokasi Budidaya Tanaman Jambu Biji......................................................................
C. Teknik Budidaya Tanaman Jambu Biji.....................................................................
D. Hama dan Penyakit Serta Cara Pencegahannya..........................................................
E. Panen dan Pasca Panen...........................................................................................

BAB III PENUTUP..........................................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................

Daftar Pustaka........................................................................................................................vi

Lembar Konsultasi.................................................................................................................vii
MOTTO
 Hidup tidak menghadiahkan barang sesuatu apapun kepada manusia tanpa bekerja
keras.
 Cara terbaik untuk keluar dari suatu persoalan adalah memecahkannya.
 Jangan tunda sampai besok apa yang bisa engkau kerjakan hari ini.
 Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan
ketakutan, tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran.
 Manusia tidak selamanya benar dan tidak selamanya salah, kecuali ia yang selalu
mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain atas kekeliruan diri sendiri.
 Sejarah bukan hanya rangkaian cerita ada banyak pelajaran, kebanggaan dan harta
didalamnya.
 Jalan terbaik dalam mencari kawan adalah kita harus berlaku sebagai kawan.
 Berangkat dengan keyakinan, berjalan dengan penuh keihklasan, istiqomah dalam
menghadapi cobaan.
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah yang berjudul ”Budidaya Jambu Biji Dipekarangan dan


Perkebunan Serta Pemanfaatanya untuk Kesehatan“ telah disahkan dan disetujui
pada :

Hari :

Tanggal :

Disetujui oleh :

Mengetahui, Mengetahui,

Kepala Sekolah Pembimbing bahasa dan isi

H. Untung, S.Pd., M.Pd. Daliyem. S.Pd

NIP 196251719870311014 NIP 196408262006042006

Anda mungkin juga menyukai