PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal-Usul
Secara umum, dikenal dengan dua tipe buncis, yaitu buncis polong
(polongnya yang masih muda dikonsumsi sebagai sayuran buah) dan
buncis biji (yang dikonsumsi adalah bijinya yang tua). Buncis polong yang
banyak diusahakan di Indonesia, memiliki tipe pertumbuhan merambat
dan bijinya berwarna putih, sedangkan buncis biji yang banyak diusahakan
adalah varietas dengan tipe pertumbuhan tegak dan bijinya berwarna
merah (kacang merah).
Saat ini, buncis telah menjadi salah satu komoditi ekspor yang
potensi bagi sector hortikultura Indonesia, baik dalam bentuk buncis segar
maupun produk olahan. Negera tujuan ekspor buncis antara lain
Singapura, hongkong, Malaysia, Inggris, Prancis, dan Australia. Beberapa
kultivar yang dikenal memiliki produktivitas tinggi di antaranya Sumatra,
Horti-3, Lebat-1, Snap bean-G13, Snap-612, dan Sora.
B. Botani
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledon
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Phaseolus
C. Syarat Tumbuh
1. Tanah
0
Optimum suhu tanah untuk perkecambahan biji adalah 30 C.
akan tetapi, suhu 10 0 C biji tidak berkecambah sama sekali. Tetapi suhu
15 0 C lebih dari 90 % biji berkecambah, namun dibutuhkan waktu 16
0
hari untuk perkecambahan tersebut. Pada suhu 20 C, persentase
perkecambahan sangat tinggi dan dibutuhkan waktu 11 hari untuk
berkecambah. Sementara itu, pada suhu 30 0C, perkecambahan biji
hanya membutuhkan waktu 6 hari.
2. Iklim