Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

OBAT DAN AROMATIK


“SIMPLISIA”

Oleh:
Nama : Whenni Kusumaningtyas
NIM : 135040207111018
Kelompok : Kamis 10.30-12.10 / SDL 1
Asisten Praktikum: Cempaka Widyas Lintang

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
Piper betle Folia

a. Identifikasi bahan

1. Nama tanaman : Piper betle


2. Bagian tanaman yang digunakan daun : daun
3. Nama simplisia : Piper betle Folia
4. Fitokimia : tannin, arecoline, euglenol, minyak atsiri (Inayatullah, 2012)
5. Khasiat : melindungi fungsi hati, mencegah diare, merangsang saraf pusat
dan daya pikir, antiseptik, menghilangkan bau badan, sariawan dan bau
mulut (Inayatullah, 2012)

b. Tahapan pembuatan simplisia

1. Pemilihan bahan baku


 Bahan baku
Bahan baku yang digunakan adalah daun sirih hijau yang sudah
memebuka sempurna tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.
 Waktu pemilihan
Waktu pemilihan bahan diambil pada pagi hari pada tanggal 24
Maret 2016. Menurut Amin dkk (2009) waktu panen suatu jenis tanaman
atau bagian tanaman mencapai jumlah maksimal, dan umur tanaman juga
perlu menentukan kadar kandungan zataktifnya, sehingga diperlukan satu
waktu pengumpulan yang tepat yaitu pada saat kandungan zat aktifnya diperhatikan.
Khusus untuk daun waktu pengambilan yaitu ketika tanaman tanaman berbunga
dan sebelum buahnya menjadi masak, dan dipetik antara jam 10.00 – 12.00 siang.
 Karakteristik
Warna : hijau segar
Bentuk : daun berbentuk hati
Kenampakan : segar dan tidak ada gejala serangan hama dan
penyakit
Aroma : wangi sirih

2. Sortasi basah
 Tujuan : untuk memilih dan memilah bahan yang telah diambil agar
pada proses pengeringan, kadar air seragam.
 Jenis benda asing yang ditemukan : tidak ada benda asing yang
ditemukan
Menurut Muria (2012) sortasi basah
dilakukan dengan cara memilih Daun sirih segar yang kondisi fisiknya
paling baik, kemudian dibersihkan dari kotoran atau bahan asing yang
melekat dan dipisahkan dari bagian tanaman yang tidak diperlukan.
Sehingga apa yang sudah dilakukan dalam praktikum simplisia ini sudah
tepat dalam hal sortasi basah.

3. Metode pencucian
Daun yang sudah dimelalui proses sortasi basah dicuci dengan air
mengalir hingga bersih dan tidak ada kotoran yang tertinggal. Menurut
Muria (2012) pencucian dilakukan dengan menggunakan air mengalir dan
bersih yang ditujukkan untuk mengilangkan pengotor yang sulit
dihilangkan saat sortasi basah dan meminimalisasi jumlah mikroba yang
berperan dalam pembusukan tanaman. Dalam hal ini metode pencucian
yang dilakukan dalam praktikum sudah tepat karena tidak ditemukan
kotoran yang tertinggal.

4. Proses perubahan bentuk bahan baku


Daun sirih dipotong dengan pisau dengan ukuran 2-3 cm serta tangkai
daun dibuang karena yang digunakan hanya daunnya saja. Namun menurut
Amin dkk (2009) ukuran potongan daun untuk simplisia adalah 0.6 cm
atau setara dengan ayakan 4/18.
5. Cara pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan meletakkan pada nampan
dikeringanginkan selama seminggu tanpa terkena sinar matahari. Menurut
Muria (2012) simplisa dikeringkan di tempat teduh atau tanpa
memanfaatkan panas matahari langsung, cara ini dilakukan pada tanaman
yang kandungan utamanya minyak atsiri atau kandungan kimianya bersifat
termolabil.

6. Penentuan kadar air simplisia


BB −BK
KAPiper betle Folia = x 100%
BB

250−73,5
= x 100%
250

= 70.6%

Menurut Amin dkk (2009) pengurangan kadar air bertujuan mencegah


terjadinya pembusukanoleh jamur atau bakteri karena terhentinya proses enzimatik dalam
jaringan tumbuhan yang selnya telah mati. Agar reaksi enzimatik tidak dapat
berlangsung, kadar air yang dianjurkan adalah kurang dari 10%. Berdasarkan hasil
perhitungan kadar air dari proses pengeringan daun sirih masih terlalu tinggi karena masih
mengandung 70.6% air. Hal ini berhubungan dengan proses pengeringan yaitu lama
waktu pengeringan yang terlalu sebentar sedangkan cuaca dalam waktu seminggu masa
pengeringan adalah hujan dan menyebabkan tingginya kelembaban.

7. Uji organoleptik dan makroskopik

Parameter Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3


Warna Abu-abu kehijauan Abu-abu Abu-abu gelap
Aroma Apek bercampur Apek (bau jamur
Wangi sirih kering
bau sirih menusuk)
Jamur Terdapat jamur
Belum terdapat ditandai dengan Hifa jamur banyak
jamur (0%) keluarnya hifa (40%)
(20%)
Dokumentasi

Berdasarkan data pengamatan diatas dapat diketahui bahwa daun pada


3 minggu waktu pengamtan mengalami perubahan dari segi warna dan
aroma. Selain itu yang nampak adalah tumbuhnya jamur pada pengamatan
minggu kedua dan ketiga. Jamur yang tumbuh dikarenakan tingginya
kadar air daun sirih yang masih mencapai 70.6% sedangkan menurut
literatur kadar air yang harus dicapai adalah 10%. Adanya jamur tersebut
juga dapat disebabkan kurang rapatnya penutup botol yang digunakan
sehingga memberi ruang untuk jamur hidup dan berkembang. Timbulnya
jamur tersebut menyebabkan

8. Cara penyimpanan
 Wadah : wadah yang digunakan adalah botol kaca dengan
penutup plastik yang rapat. Harapannya dengan
menggunakna botol ini tidak ada udara yang masuk
sehingga tidak ditumbuhi jamur.
 Suhu : suhu penyimpanan adalah suhu ruang ± 25°C
 Kelembaban : kelembaban dalam ruang simpan yaitu tidak lembab

Menurut Amin dkk (2009) simplisia yang diperoleh diberi wadah


yang baik dan disimpan pada tempat yang menjamin mutu dari
simplisia. Wadah terbuat dari plastik tebal atau gelas yang berwarna
gelap dan tertutup kedap agar memberikan suatu jaminan yang
memadai terhadap bahan simplisia itu sendiri. Wadah dari logam tidak
dianjurkan karena berpengaruh pada simplisia. Dianjurkan ruangan
penyimpanan simplisia harus diperhatikan suhu, kelembaban udara dan
sirkulasi udara agar mutu simplisia terjaga. Hal tersebut menjaga agar
jamur dan mikroba tidak berkembang.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, dkk. 2009. Kumpulan Diskusi Pakar Gizi. Jakarta: LPI dan UNICEF.
Inayatullah, Seila. 2012. Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. p: 4-6.
Muria, Muhammad Bima. 2012. Formulasi Tablet Hisap Ekstrak Etanol Daun
Sirih (Piper betle L.) Menggunakan Metode Kempa Langsung Dengan
Variasi Hidroxypropil Cellulose (HPC-SSL-SFP) Sebagai Pengikat. Skripsi.
Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. p: 33.

Anda mungkin juga menyukai