Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Asuransi
Syariah
Dosen Pengampu:
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
kelompok kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Pemakalah
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Dalam kamus Hukum kata Asuransi berasal dari Assurantie yang berarti
asuransi, pertanggungan.1 Sedangkan dalam bahasa Inggris, insurance,
mempunyai makna (1) asuransi dan (2) jaminan.
“Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan”.2
Menurut Suharto (2013: 59), asuransi sosial adalah jaminan yang hanya
diberikan kepada para peserta sesuai dengan kontribusinya, yakni premi atau
tabungan yang dibayarkan. Asuransi kesehatan, kecelakaan kerja, pensiun, dan
kematian adalah beberapa bentuk asuransi sosial yang banyak diterapkan di
berbagai negara.3
Berdasarkan Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN), pada Pasal 1 Ayat 3, Asuransi sosial adalah mekanisme
pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan
perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta atau anggota
keluarganya.4
1
Sudarsono, KamusHukum, (Jakarta : PT. Asdi Mahasatya, 2007), Cet. Ke-5, hal.38
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992, tentang Usaha
Perasuransian., Pasal 1 ayat 1
3
Hartini Retnaningsih, Parliamentary Review, (Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI,
SEKJEN DPR RI : Maret 2022), Vol.IV No.1, hal.3
4
Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Pasal 1
Ayat 3
Program asuransi sosial hanya dapat dilaksanakan oleh Badan Usaha Milik
Negara. Terhadap perusahaan yang menyelenggarakan program asuransi soasial
berlaku pembinaan dan pengawasan sesuai dengan ketentuan undang-undang.6
Program asuransi sosial yang diselenggarakan oleh pemerintah bersama
dengan masyarakat akan memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat
terutama berkaitan dengan kelaikan kehidupan masyarakat secara umum untuk
menciptakan amanat pembukaan UUD NRI 1945, dimana negara memiliki
kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia. Amanat
konstitusi tersebut kemudian dituangkan dalam ketentuan UU No. 2 Tahun 1992
tentang Perasuransian, dimana dalam ketentuan pasal 14 ayat (1) disebutkan bahwa
asuransi sosial harus diselenggaraakan oleh pemerintah.
Dalam Pasal 1 angka 3 UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional dinyatakan bahwa ”asuransi sosial adalah suatu mekanisme
pengumpulan dana yang bersifat wajib yang berasal dari iuran guna memberikan
perlindungan atas risiko sosial ekonomi yang menimpa peserta dan atau anggota
keluarganya”. Maksudnya, kepesertaan asuransi sosial tersebut tidak berdasarkan
pada suatu perjanjian yang disepakati oleh para pihak (perusahaan
asuransi/penanggung dan peserta asuransi/tertanggung), akan tetapi bersifat wajib
berdasarkan ketentuan peraturan peundang-undangan yang ditetapkan oleh negara,
diantaranya:7
5
Internet, https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/147, diakses pada 06
November 2022, Pukul 10.30
6
UU No. 2 Tahun 1992 tentang usaha Perasuransian Pasal 14 ayat 1 dan 2.
7
Internet,
https://staff.ui.ac.id/system/files/users/mohammad.mustaqim/material/sesi7mraasuransisosial.ppt,
diakses pada 06 November 2022, Pukul 18.17
8
Firdaus, Tinjauan Prinsip Syariah Dalam Mekanisme Pengelolaan Dana Bpjs Kesehatan, (UIN
Jakarta, 2020), hal. 38
9
Husain Husain Syahatah, Asuransi Dalam Perspektif Syariah (jakarta: Amzah, 2006),
hal., 28.
10
(Dewan Jaminan Sosial Nasional, 2021), pada Hartini Retnaningsih, Parliamentary
Review, (Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, SEKJEN DPR RI : Maret 2022), Vol.IV No.1,
hal.3
11
Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Pasal 4
12
Dapat dilihat juga pada UU No 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, Pasal 5 Ayat 3
13
Internet, https://www.qoala.app/id/blog/asuransi/umum/asuransi-sosial/, diakses pada
06 November 2022, Pukul 18.14
19
Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia No : 1 47/DSN-
MUI/XII/2021 Tentang Penyelenggaraan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Berdasarkan Prinsip
Syariah
PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN
Kami selaku penulis makalah mengaku masih banyak kesalahan baik dalam
menggunakan ejaan, tata bahasa, kalimat maupun yang lainnya. Kami sudah
mengerjakan dan memaparkan dengan penuh usaha agar dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan pembaca untuk
memberikan masukan saran dan kritik untuk kami, agar kedepannya kami bisa
menjadi lebih baik dalam pembuatan selanjutnya. Kami juga mengharapkan
kepada pembaca agar mengambil hal-hal positif dari apa yang telah kami kerjakan
pada makalah ini.
Fakhrul Muin dan Rully Syahrul mucharom “Asuransi Sosial Syariah Bagi Muslim
Indonesia”, Ahkam, Vol. XV, No. 1( Januari 2015).
Internet, https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Category/147,
Internet,
https://staff.ui.ac.id/system/files/users/mohammad.mustaqim/material/sesi7
mraasuransisosial.ppt,
Internet, https://www.qoala.app/id/blog/asuransi/umum/asuransi-sosial/,
Khoril Anwar, Asuransi Syariah Halal dan Maslahat, Cet, 1, (Solo; Tiga Serangkai,
2007).