DISUSUN OLEH :
Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pemurah, karena atas karunia dan
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat saya selesaikan sesuai yang diharapkan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Asuransi
Kesehatan, dengan materi pembahasan tentang “Perbandingan Asuransi
Kesehatan Negara Indonesia dan Negara Inggris”. Saya menyadari sepenuhnya
bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya, oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaannya.
Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
Universitas Sriwijaya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
Universitas Sriwijaya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia mulai menyadari adanya kemungkinan risiko-risiko yang kiranya mungkin
terjadi sebagai akibat dari aktivitasnya sehari-hari. Manusia sudah pasti juga tidak ingin
terkena risiko apalagi menanggung risiko tersebut. Penanggulangan risiko yang dimaksud
antara lain dapat dengan cara diperalihkan kepada pihak lain yang bersedia dengan syarat-
syarat tertentu. Pihak yang bersedia menanggung risiko sering disebut dengan Penanggung
yang berbentuk Lembaga Asuransi. Adanya lembaga asuransi atau pertanggungan dalam
masyarakat pada umumnya adalah sejalan dan seiring mengikuti perkembangan dan
kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan ketentuan Pasal 28H ayat (3) UUD RI 1945, “Setiap orang berhak atas
Jaminan Sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermanfaat.” Hak tingkat hidup yang layak untuk kesehatan dan kesejahteraan
seseorang beserta keluarganya merupakan hak asasi manusia telah diakui di dunia, termasuk
di Indonesia. Pengakuan itu tercantum dalam Deklarasi Perserikatan BangsaBangsa tahun
1948 tentang Hak Asasi Manusia.
Kesehatan adalah salah satu indikator penting bagi tercapainya kehidupan yang
sejahtera bagi suatu masyarakat. Akan tetapi, karena biaya kesehatan yang tinggi, tidak
semua anggota masyarakat mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Golongan
miskin, terutama, tidak memiliki kemampuan untuk membayar biaya kesehatan sehingga
mereka mengalami musibah ganda manakala sakit, dimana mereka tidak bisa segera
memulihkan kesehatan dan tidak bisa memperoleh penghasilan. Asuransi kesehatan dapat
berperan sebagai salah satu instrumen pembiayaan yang dapat mencapai tujuan univerisal
health coverage. World Health Organization (WHO) mendorong negara-negara di dunia agar
memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakatnya baik dalam bentuk asuransi kesehatan
komersil atau sosial. Bahkan sejak tahun 2001 WHO menganjurkan program asuransi
kesehatan sebagai alternatif pembiayaan untuk mensukseskan program imunisasi.
Universitas Sriwijaya
pembiayaan kesehatan penduduk Indonesia baik rawat jalan maupun rawat inap masih
didominasi oleh biaya sendiri (out of pocket) mencapai 67,9 persen untuk rawat jalan dan
53,5 persen untuk rawat inap (Kemenkes, 2013). Adanya program JKN pada Januari 2014,
disambut baik oleh peserta yang belum memiliki jaminan kesehatan. Guna meningkatkan
sistem jaminan kesehatan, kita pun perlu mengetahui sistem asuransi kesehatan negara lain
sebagai bahan evaluasi. Inggris selain sebagai salah satu negara yang telah mencapai
universal coverage, juga merupakan negara pertama yang memperkenalkan Asuransi
Kesehatan Nasional (AKN) di tahun 1911. Sistem kesehatan Inggris kini lebih dikenal
dengan istilah National Health Service (NHS) yaitu suatu sistem kesehatan yang didanai dan
dikelola oleh pemerintah secara nasional
Universitas Sriwijaya
BAB II
PEMBAHASAN
Universitas Sriwijaya
2.2 Prinsip Dasar Asuransi
Dalam dunia asuransi ada 6 (enam) macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu:
1) Insurable interest
Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta
yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta
maupun tidak. Artinya adalah: penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan
jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan tertanggung juga
harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
3) Proximate cause
4) Indemnity
5) Subrogation
Universitas Sriwijaya
Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar.
6) Contribution
f. Biasanya merupakan bagian dari sistem jaminan sosial yang berskala luas
Universitas Sriwijaya
yang lebih tinggi dibandingkan kelompok yang dengan resiko rendah. Model ini
tentunya mempunyai mekanisme lebih rumit mengingat harus memperhitungkan
tingkat resiko tertanggung.
BPJS kesehatan merupakan bentuk asuransi atau jaminan kesehatan yang bisa
digunakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Selain biaya premi yang murah, pendaftarannya
pun mudah. Calon anggota BPJS bisa mendaftar secara offline dengan cara datang langsung
ke kantor BPJS maupun secara online via website BPJS. Dengan diundangkannya Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (selanjutnya
disebut UU No. 24/2011), badan penyelenggara program jaminan sosial, semula
diselenggarakan emapat badan penyelenggara jaminan sosial bertransformasi menjadi dua
badan penyelenggara dan berbentuk menjadi bentuk badan hukum publik sebagaimana
dinyatakan dalam Pasal 5 UU No. 24/2011 yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Penyelenggaraan jaminan kesehatan terdiri dari beberapa aspek yang saling berkaitan
satu sama lainnya yaitu aspek regulasi, aspek kepersertaan, aspek manfaat dan iuran, dan
aspek kesehatan. Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang
dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di
Indonesia dan telah membayar iuran. Kelompok peserta BPJS kesehatan terdiri dari dua
Universitas Sriwijaya
kelompok yaitu penerima bantuan iuran jaminan kesehatan dan bukan penerima bantuan
iuran jaminan kesehatan. Adapun manfaat yang diperoleh dari peserta BPJS dan keluarganya
adalah setiap peserta berhak memperoleh jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan
kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif dan kuratif, dan rehabilitatif
termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis yang
diperlukan. Manfaat jaminan kesehatan sebagaiaman dimaksud terdiri atas manfaat medis
dan manfaat non-medis.
Meski telah memiliki BPJS Kesehatan sebagai badan negara yang menyelenggarakan
jaminan kesehatan bagi masyarakat, namun pada tanggal 3 November 2014 tahun lalu,
Presiden Joko Widodo mengeluarkan program kesehatan lain yang bernama Kartu Indonesia
Sehat (selanjutnya disingkat KIS). KIS merupakan kartu yang memiliki fungsi untuk
memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
secara gratis. Penggunanya sendiri dapat menggunakan fungsi KIS ini di setiap fasilitas
kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjut.
Kartu ini sendiri merupakan program yang bertujuan untuk melakukan perluasan dari
program kesehatan yang sebelumnya yaitu BPJS. Apabila ada sebuah keluarga pemegang
kartu KIS dia sudah termasuk peserta BPJS Kesehatan termasuk anak-anaknya. KIS ini
ditujukan bagi masyrakat yang tidak mampu yang seharusnya masuk peserta Penerima
Bantuan Iuran (selanjutnya disingkat PBI) dalam BPJS Kesehatan namun belum terjangkau.
KIS memiliki kelebihan, yaitu bisa menanggung Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
(selanjutnya disingkat PMKS).
Universitas Sriwijaya
2. Diperuntukan bagi seseorang yang di Diwajibkan bagi setiap Warga Negara
mana kondisi ekonominya sangat lemah Indonesia baik yang mampu atau pun
tidak mampu. Bagi rakyat yang tidak
mampu, iurannya ditanggung oleh
pemerintah;
harus dirawat
Di Inggris diterapkan sebuah sistem jaminan kesehatan berbasis pajak yang bernama
“Pelayanan Kesehatan Nasional” (National Health Service disingkat NHS). Pembiayaan
Universitas Sriwijaya
untuk NHS didanai oleh pajak yang diberikan kepada Departemen Kesehatan oleh parlemen.
NHS memberikan secara gratis hampir semua jenis pelayanan kesehatan, seperti pemeriksaan
kehamilan, perawatan gawat darurat, dan lain-lain. Pengecualiannya, yang memerlukan
pembayaran hanya sedikit, seperti obat yang diresepkan (prescriptions), pengobatan gigi dan
mata.
Universitas Sriwijaya
bukan pegawai negeri. Selanjutnya apabila pasien tersebut dirasa perlu untuk
penanganan lebih lanjut maka pasien akan dirujuk ke dokter rumah sakit (RS) yang
merupakan pegawai negeri. Untuk mengatasi permintaan yang berlebihan maka
diberlakukan co-payment misalnya: obat-obatan di luar rumah sakit serta rationing
yang berkaitan dengan waktu. Hal ini dirasa cukup efektif dalam menekan biaya
kesehatan.
Universitas Sriwijaya
merangsang pemberi pelayanan kesehatan untuk bersaing meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan.
Universitas Sriwijaya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di Indonesia, jaminan kesehatan merupakan salah satu dari 5 (lima) jaminan sosial yang
diamanatkan dalam UU SJSN. Jaminan kesehatan tersebut dinamakan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan. Selain itu, ada pula program Kartu Indonesia Sehat yang
merupakan perluasan program dari BPJS dan diperuntukkan untuk orang yang tidak mampu.
Sedangkan jaminan kesehatan di negara Inggris disebut dengan National Health Service
(NHS). National Health Service (NHS) yaitu suatu sistem kesehatan yang didanai dan
dikelola oleh pemerintah secara nasional yang sebagian besar bersumber dari pajak umum
(tax-funded).
3.2 Saran
Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Ajib, Muhammad. 2019. Asuransi Syariah. Jakarta: Rumah Fiqih Publishing.
Dewi, Fera M. & Hidayat, Budi. 2017. Analisis Praktik Koordinasi Manfaat (Coordination
of Benefit) Layanan Rawat Inap di Indonesia. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia,
2(2).
Heryana, Ade. 2021. Asuransi Kesehatan dan Managed Care: Buku Ajar. Universitas Esa
Unggul Jakarta.
Indrayathi, Putu Ayu. 2016. Bahan Ajar Pembiayaan Kesehatan di Berbagai Negara.
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Rastuti, Tuti. 2016. Aspek Hukum Perjanjian Asuransi. Yogyakarta: Penerbit Medpress
Digital.
Setyawan, Febri E. B. 2018. Sistem Pembiayaan Kesehatan. Magna Medica: Berkala Ilmiah
Kedokteran dan Kesehatan, 2(4), hal. 57-70.
Vandawati, Z. dkk. 2016. Aspek Hukum Kartu Indonesia Sehat. Yuridika: Fakultas Hukum
Universitas Airlangga, 31(3): hal. 498-520.
Universitas Sriwijaya