Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ASURANSI KESEHATAN
(BPJS KESEHATAN)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Risiko dan Asuransi

Dosen Pengampu :

Ane Kurniawati., S. E., M, Si.

Disusun Oleh:
Nada Vladinka Rusmandani 193402128
Alfian Alamsyah 193402169
Febriyanti 203402056
Tito Rivaldo Estomihi 203402057
Erin Siti Pajriah 203402059
Ayu Wandira 203402061
Fahmi Pahmudin 203402063
Bunga Puspita 203402064
Dipsal Nurasyiah 203402065

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SILIWANGI
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, tak lupa
shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,
kepada keluarganya, kepada sahabatnya, dan kita sebagai umatnya yang setia
hingga akhir zaman.

Makalah ini berjudul “Asuransi Kesehatan (BPJS Kesehatan)”. Didalam


makalah ini penulis menguraikan tentang salah satu asuransi kesehatan, yaitu
BPJS kesehatan.

Maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu Tugas
Mata Kuliah Manajemen Risiko dan Asuransi. Penyusun menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh
dari apa yang diharapkan. Untuk itu penulis berharap adanya kritik dan saran
yang dapat membangun pembuatan makalah ini. Mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Penyusun, sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka membawa
wawasan serta pengetahuan kita mengenai asuransi kesehatan terkait BPJS
kesehatan.

Tasikmalaya,
Oktober 2022

Penyusun
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

C. Tujuan............................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3

A. Konsep Asuransi Kesehatan ........................................................................ 3

BAB III PEMBAHASAN................................................................................. 13

A. Jenis BPJS yang Ditawarkan ..................................................................... 13

B. Manfaat BPJS Kesehatan ........................................................................... 14

C. Penentuan Premi BPJS Kesehatan ........................................................... 18

D. Pengajuan Klaim BPJS Kesehatan ........................................................... 19

BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 24


1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan anugrah Allah SWT yang tidak ternilai
harganya, oleh karena itu sepatutnya nikmat tersebut disyukuri. Kesehatan
sudah merupakan kebutuhan pokok dalam hidup. Terwujudnya keadaan
sehat adalah kehendak semua pihak. Meskipun sudah berhati-hati, orang
tidak bisa secara mutlak menghindari bahaya. Sakit, kecelakaan, kematian,
kebakaran, gempa bumi, pencurian dan tindakan kriminal adalah
keadaan bahaya yang mungkin dihadapi dalam hidup. Akibat yang timbul
dari berbagai macam bahaya tersebut bisa berupa perasaan tidak
menyenangkan sampai berupa malapetaka besar. Pada dasarnya peristiwa
seperti di atas merupakan peristiwa yang tak pasti, tak terprediksi dan tak
mungkin dihindarkan. Dampak dari kejadian seperti tersebut tidak hanya
berupa kerugian fisik, akan tetapi juga bisa kerugian ekonomi. Sakit
misalnya bisa memerlukan biaya sampai puluhan, ratusan juta rupiah hingga
milyaran rupiah. Kecelakaan bisa menyebabkan seseorang tidak bisa
mencari nafkah untuk beberapa waktu atau bahkan seumur hidup. Oleh
karena itu, resiko seperti tersebut dapat diasuransikan, yaitu melalui
asuransi kesehatan.
Pemahaman tentang asuransi kesehatan di Indonesia masih
sangat beragam. Setiap orang membutuhkan asuransi untuk dirinya, dari
bayi yang baru lahir sampai dewasa dan tua nantinya. Sejak lahir seorang
bayi sudah memerlukan asuransi kesehatan.Asuransi sangat di perlukan
dalam hidup ini, untuk melindungi keuangan keluarga. Pada tahun 2009, di
AS, dari keluarga-keluarga kelas menengah yang dinyatakan bangkrut,
60% dikarenakan terkurasnya uang mereka untuk biaya pengobatan di
rumah sakit. Mengingat pentingnya asuransi bagi setiap orang, untuk itu
di dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai asuransi
kesehatan, agar dapat menambah pengetahuan mahasiswa seputar asuransi,
khususnya asuransi kesehatan dan asuransi kesehatan sosial.
2

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep asuransi kesehatan?
2. Apa pengertian asuransi kesehatan?
3. Apakah manfaat dari asuransi kesehatan?
4. Apa jenis dari asuransi kesehatan?
5. Bagaimana konsep asuransi kesehatan sosial?
6. Apa saja badan pengelola asuransi kesehatan sosial?
7. Bagaimana konsep aasuransi kesehatan komersial?
8. Bagaimana sistem pelayanan asuransi kesehatan?
9. Apakah peranan pemerintah dalam asuransi kesehatan?
10. Apa saja jenis BPJS Kesehatan yang ditawarkan?
11. Apa manfaat BPJS Kesehatan?
12. Bagaimana penentuan premi dalam BPJS kesehatan?
13. Bagaimana pengajuan klaim dalam BPJS kesehatan?

C. Tujuan
1. Menjelaskan konsep asuransi kesehatan.
2. Menjelaskan pengertian asuransi kesehatan.
3. Menjelaskan manfaat dari asuransi kesehatan.
4. Menjelaskan jenis-jenis asuransi kesehatan.
5. Menjelaskan asuransi kesehatan sosial.
6. Menjelaskan badan yang mengelola asuransi kesehatan sosial.
7. Menjelaskan asuransi kesehatan komersial.
8. Menjelaskan sistem pelayanan asuransi kesehatan.
9. Menjelaskan peran pemerintah dalam asuransi kesehatan.
10. Menjelaskan jenis BPJS kesehatan yang ditawarkan.
11. Menjelaskan manfaat BPJS kesehatan.
12. Menjelaskan penentuan premi BPJS kesehatan.
13. Menjelaskan pengajuan klaim BPJS kesehatan.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Asuransi Kesehatan


Konsep asuransi kesehatan pertama kali dikemukakan oleh Hugh
pada tahun 1964. Pada akhir abad ke-19, asuransi kesehatan diawali dengan
asuransi terhadap kecelakaan. Model asuransi ini terus berlanjut hingga awal
abad ke-20 di California Negara bagian Amerika Serikat dan berkembang
dengan 2 ditemukannya produk- produk asuransi kesehatan baru yang
semakin modern. Melalui asuransi kesehatan biaya pengobatan dan
perawatan yang diderita oleh si sakit (tertanggung) akan diganti oleh
penanggung (perusahaan asuransi). Tertanggung dan penanggung membuat
suatu perjanjian atau kontrak yang sah didalam sebuah polis. Pihak
penanggung menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa
datang. Di Indonesia, perkembangan asuransi kesehatan dimulai dengan
adanya asuransi sosial, yaitu asuransi kesehatan pegawai negeri diikuti oleh
asuransi sosial kecelakaan bagi para pegawai swasta, dan dilanjutkan
dengan asuransi sosial kesehatan bagi pegawai swasta dalam program
Jamsostek. Perkembangan kehidupan sosial di Indonesia yang semakin
komplek telah mendorong meningkatnya kebutuhan atas biaya pemeliharaan
kesehatan dan biaya pengobatan.

B. Pengertian Asuransi Kesehatan


Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara
khusus menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi
tersebut jika mereka jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis
besar ada dua jenis perawatan yang ditawarkan perusahaan perusahaan
asuransi, yaitu rawat inap (in-patient treatment) dan rawat jalan (out-patient
treatment). Produk asuransi kesehatan diselenggarakan baik oleh perusahaan
asuransi sosial, perusahaan asuransi jiwa, maupun juga perusahaan asuransi
umum. Di Indonesia, PT Askes Indonesia merupakan salah satu perusahaan
asuransi sosial yang menyelenggarakan asuransi kesehatan kepada para
4

anggotanya yang utamanya merupakan para pegawai negeri,baik sipil


maupun non- sipil. Anak-anak mereka juga dijamin sampai dengan usia 21
tahun. Para pensiunan beserta istri ataupun suami juga dijamin seumur hidup.
Beberapa perusahaan asuransi kerugian dan asuransi jiwa telah
memasarkan pula program-program asuransi kesehatan dengan berbagai
macam varian yang berbeda. Pada umumnya perusahaan asuransi yang
menyelenggarakan program asuransi kesehatan bekerjasama dengan
provider rumah sakit baik secara langsung maupun melalui institusi perantara
sebagai asisten manajemen jaringan rumah sakit.

C. Manfaat Asuransi Kesehatan


Manfaat Asuransi Kesehatan Ada beberapa manfaat asuransi
kesehatan selain mendekatkan akses masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan antara lain:
1. Asuransi merubah peristiwa tidak pasti menjadi pasti dan terencana
2. Asuransi membantu mengurangi risiko perorangan ke risiko
sekelompok orang dengan cara perangkuman risiko (risk pooling).
Dengan demikian terjadi subsidi silang; yang muda membantu yang
tua, yang sehat membantu yang sakit, yang kaya membantu yang miskin.
Apabila asuransi kesehatan dapat dilaksanakan, akan diperoleh beberapa
manfaat yang secara sederhana dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan dana tunai
2. Biaya kesehatan dapat diawasi Pengawasan yang dimaksud berupa
diperlakukannya berbagai peraturan yang membatasi jenis pelayanan
kesehatan yang dapat diberikan oleh penyedia pelayanan dan atau yang
dapat dimanfaatkan oleh peserta.
3. Mutu pelayanan dapat diawasi Pengawasan yang dimaksud ialah melalui
penilaian berkala terhadap terpenuhi atau tidaknya standar minimal
pelayanan.
4. Tersedianya data kesehatan. Data kesehatn yang lengkap diperlukan untuk
merencanakan dan ataupun menilai kegiatan yang dilakukan.

D. Jenis-Jenis Asuransi Kesehatan


5

Azwar A (1996) membagi jenis asuransi kesehatan berdasarkan ciri-


ciri khusus yang dimiliki, sedangkan Thabrany H (1998) membagi atas
berbagai model berdasarkan hubungan ketiga komponen asuransi
kesehatan, yaitu peserta, penyelenggara pelayanan kesehatan serta
badan/perusahaan asuransi. Berdasarkan pendapat tersebut, secara garis
besar ada beberapa jenis asuransi kesehatan yang ditinjau dari berbagai
aspek.
1. Ditinjau dari hubungan ketiga komponen asuransi
a. Asuransi tripartied; apabila ketiga komponen asuransi terpisah satu
sama lain dan masing-masing berdiri sendiri.
b. Asuransi bipartied; PPK dapat merupakan milik atau
dikontrol oleh perusahaan asuransi.
2. Ditinjau dari jumlah peserta
a. Asuransi kesehatan individu (individual health insurance), jika
pesertanya perorangan.
b. Asuransi kesehatan keluarga (family health insurance), jika
pesertanya satu keluarga.
c. Asuransi kesehatan kelompok (group health insurance), jika
pesertanya satu kelompok.
3. Ditinjau dari keikutsertaan anggota
a. Asuransi kesehatan wajib (Compulsory Health Insurance). Asuransi
kesehatan yang wajib diikuti oleh suatu kelompok tertentu, misalnya
dalam suatu perusahaan atau suatu daerah bahkan suatu negara.
b. Asuransi kesehatan sukarela (Voluntary Health Insurance). Asuransi
kesehatan yang keikutsertaannya tidak wajib tetapi diserahkan kepada
kemauan dan kemampuan masing-masing.
4. Ditinjau dari kepemilikan badan penyelenggara
a. Asuransi kesehatan pemerintah (Government Health
Insurance).Asuransi kesehatan milik pemerintah atau pengelolaan
dana dilakukan oleh pemerintah. Keuntungan yang diperoleh
khususnya bagi masyarakat kurang mampu karena mendapat subsidi
6

dari pemerintah. Di lain pihak, biasanya mutu pelayanan kurang


sempurna sehingga masyarakat merasa tidak puas.
b. Asuransi kesehatan swasta (Private Health Insurance). Asuransi
kesehatan milik swasta atau pengelolaan dana dilakukan oleh suatu
badan swasta. Keuntungan yang diperoleh biasanya mutu pelayanan
relatif lebih baik, sedangkan kerugiannya sulit dilakukan pengamatan
terhadap penyelenggaranya.
5. Ditinjau dari peranan badan penyelenggara asuransi
a. Hanya bertindak sebagai pengelola dana Bentuk ini berkaitan dengan
model tripartied, merupakan bentuk klasik dari asuransi kesehatan.
Bentuk ini akan merugikan atau menguntungkan tergantung dari
kombinasi dengan sistem pembayaran yang dijalankan. Jika
dikombinasikan dengan reimbursment, akan merugikan. Sebaliknya
jika dikombinasi dengan prepayment akan menguntungkan.
b. Badan penyelenggara asuransi juga bertindak sebagai
penyelenggara pelayanan kesehatan. Jenis ini sesuai dengan bentuk
bipartied, keuntungan yang diperoleh adalah pengamatan
terhadap biaya kesehatan dapat ditingkatkan sehingga terjadi
penghematan. Kerugiannya pelayanan kesehatan yang diberikan
tergantung dari badan penyelenggara bukan kebutuhan masyarakat.
6. Ditinjau dari jenis pelayanan yang ditanggung
a. Menanggung seluruh jenis pelayanan kesehatan, baik pengobatan
(kurative), pemulihan (rehabilitative), peningkatan (promotive)
maupun pencegahan (preventive). Dengan demikian pelayanan yang
diberikan bersifat menyeluruh (comprehensive) dengan tujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan peserta sehingga peserta jarang sakit
dan secara timbal balik akan menguntungkan badan penyelenggara
asuransi.
b. Menanggung sebagian pelayanan kesehatan, biasanya yang
membutuhkan biaya besar, misalnya perawatan di rumah sakit atau
pelayanan kesehatan yang biayanya kecil, misalnya pelayanan
kesehatan di puskesmas.
7

7. Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung


a. Seluruh biaya kesehatan yang diperlukan ditanggung oleh badan
penyelenggara. Keadaan ini dapat mendorong pemanfaatan yang
berlebihan oleh peserta terutama bila keadaan peserta kurang.
b. Hanya sebagian biaya kesehatan yang ditanggung oleh badan
penyelenggara. Dengan cara ini dapat mengurangi pemanfaatan yang
berlebihan atau moral hazard ditinjau dari pihak peserta karena peserta
asuransi harus memberikan kontribusi yang telah ditetapkan bila
memakai layanan kesehatan (cost sharing).
8. Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan kesehatan.
a. Pembayaran berdasarkan jumlah kunjungan peserta yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan (reimbursment). Dengan
demikian jumlah peserta berbanding lurus dengan jumlah uang
yang diterima oleh penyelenggara pelayanan kesehatan.
b. Pembayaran berdasarkan kapitasi, yaitu berdasarkan
jumlah anggota/penduduk yang dilayani, berdasarkan konsep wilayah.
9. Ditinjau dari waktu pembayaran terhadap PKK
a. Pembayaran setelah pelayanan kesehatan selesai
diselenggarakan (Retrospective Payment), biasanya dihitung
berdasarkan service by service atau patient by patient.
b. Pembayaran di muka (pre payment),yaitu diberikan sebelum
pelayanan diselenggarakan, biasanya perhitungan berdasarkan kapitasi
dengan pelayanan komprehensif dengan tujuan penghematan dan
mengurangi moral hazard dari penyelenggara pelayanan kesehatan.
10. Ditinjau dari jenis jaminan
a. Jaminan dengan uang, yaitu asuransi yang membayar dengan
mengganti biaya pelayanan yang diberikan.
b. Jaminan yang diberikan tidak berupa uang (Managed Care),
contohnya: JPKM, Askes. Namun, secara garis besar Asuransi
Kesehatan dibagi menjadi dua, yaitu: Asuransi Kesehatan Sosial
8

Asuransi kesehatan sosial adalah asuransi wajib yang ikuti oleh


seluruh atau sebagian penduduk (misal :pegawai). Premi atau iurannya bukan
nilai nominal, tetapi presentase upah yang wajib dibayarkan. Manfaat asuransi
(benefit), ditetapkan peraturan perundang- undangan dan sama dengan semua
peserta.
Asuransi kesehatan komersial adalah asuransi yang dijual oleh
perusahaan atau badan asuransi lain, sifat kepesertaannya karena sukarela,
tergantung kesediaan orang atau perusahaan untuk membeli dan preminya
ditetapkan dalam bentuk nominal sesuai manfaat asuransi kesehatan komersial
sangat variatif dan tidak sama untuk setiap peserta.
Asuransi kesehatan merupakan kelompok produk asuransi yang
memberikan perlindungan atau proteksi atas resiko hilangnya sumber
finansial dikarenakan oleh kondisi tertanggung yang mengalami suatu
penyakit (illness), kecelakaan (accidentalinjury) atau karena
ketidakmampuan (disability). Dalam kelompok ini terdapat 2 jenis produk,
yaitu :
a. Medical Expense Coverage, yaitu jenis produk yang
memberikansantunan guna membayar biaya perawatan tertanggung yang
mengalami suatu penyakit atau karena kecelakaan.
b. Disability Income Coverage, merupakan produk yang memberikan
santunan sebagai pengganti atas hilangnya penghasilan bagi
tertanggung sebagai dampak dari ketidakmampuannya dalam bekerja.

E. Asuransi Kesehatan Sosial


Asuransi Kesehatan sosial merupakan bagian dari perlindungan social
(social security) yang bertujuan untuk melindungi masyarakat terhadap
risiko-risiko biaya layanan kesehatan yang mahal sehingga setiap oarng
dapatmenggunakan haknya, yaitu akses terhadap pelayanan kesehatan.
Prinsip asuransi kesehatan sosial adalah bahwa kesehatan merupakan
pelayanan sosial, pelayanan kesehatan tidak semata-semata diberikan
berdasarkan status sosial masyarakat sehingga semua lapisan berhak untuk
9

memperoleh jaminan pelayanan kesehatan. Asuransi kesehatan sosial


dilaksanakan dengan menggunakan prinsip sebagai berikut:
1. Keikutsertaannya bersifat wajib
2. Menyertakan tenaga kerja dan keluarganya
3. Iuran/premi berdasarkan persentase gaji/pendapatan. Untuk Jamsostek
(Jaminan Sosial Tenaga Kerja) dipotong 6-8% bagi yang sudah
berkeluarga dan 3% untuk yang masih bujangan. Askes menetapkan premi
hanya 2% dari gaji pokok PNS. Idealnya , anggaran kesehatan harus
dihitung 5% dari GDP.
4. Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi kerja
dan tenga kerja.
5. Premi tidak ditentukan oleh risiko perorangan, tetapi didasarkan pada
risiko kelompok (collective risk sharing).
6. Tidak diperlukan pemeriksaan kesehatan awal.
7. Jaminan pemeliharaan kesehatan yang diperoleh bersifat menyeluruh
(universal coverage)
8. Peran pemerintah sangat besar untuk medorong berkembangnya
asuransi kesehatan sosial di Indonesia. Semua pegawai negeri diwajibkan
mengikuti asuransi kesehatan.

Manfaat Asuransi Kesehatan Sosial Manfaat asuransi kesehatan sosial


antara lain :
1. Pembiayaan tidak ditentukan secara politik, dan alokasi dana
diciptakan transparan.
2. Memberikan otonomi keuangan dan kesempatan berkompetisi
serta membagiperan antara peserta dan Badan Penyelenggara.

F. Badan Penyelenggara Asuransi Kesehatan Sosial


Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS
adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial. BPJS bertujuan untuk mewujudkan terselenggaranya
pemberian jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi
10

setiap Peserta dan/atau anggota keluarganya. BPJS menyelenggarakan sistem


jaminan sosial nasional berdasarkan prinsip: kegotongroyongan; nirlaba;
keterbukaan; kehati-hatian; akuntabilitas; portabilitas; kepesertaan bersifat
wajib; dana amanat; dan hasil pengelolaan
Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan. BPJS dibagi menjadi dua yaitu:
a. BPJS Kesehatan BPJS kesehatan berfungsi menyelenggarakan program
jaminan kesehatan.
b. BPJS Ketenagakerjaan. BPJS ketenagakerjaan menyelenggarakan
program.
G. Asuransi Kesehatan Komersial
1. Asuransi Kesehatan Komersial Perorangan (Private Voluntary Health
Insurance) Model asuransi kesehatan ini juga berkembangdi Indonesia,
dapat dibeli preminya baik oleh individu maupun segmen masyarakat
kelas menengah ke atas.Asuransi kesehatan komersial perorangan
mempunyai prinsip kerja sebagai berikut:
a. Kepesertaannya bersifat perorangan dan sukarela
b. Iuran/ premi berdasarkan angka absolut, ditetapkan
berdasarkan jenis tanggungan yang dipilih
c. Premi didasarkan atas risiko perorangan dan ditentukan oleh faktor
usia, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan
d. Dilakukan pemeriksaan kesehatan awal
e. Santunan diberikan sesuai dengan kontrak
f. Peranan pemerintah rela
2. Asuransi Kesehatan Komersial Kelompok (Regulated Private Health
Insurance).
a. Jenis asuransi ini merupakan alternatif lain sistem asuransi
kesehatan komersial dengan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:
b. Keikutsertaannya bersifat sukarela tetapi berkelompok.
c. Iuran/ preminya dibayar berdasarkan atas angka absolut
d. Perhitungan premi bersifat community rating yang berlaku untuk
kelompok masyarakat
11

e. Santunan (jaminan pemeliharaan kesehatan) diberikan sesuai dengan


kontrak
f. Tidak diperlukan pemeriksaan awal
g. Peranan pemerintah cukup besar dengan membuat peraturan
perundang- undangan.
H. Sistem Pelayanan Asuransi Kesehatan
Dengan pendekatan sistem, secara sederhana pelayanan asuransi
terdiridari komponen masukan, proses, keluaran dan dampak serta
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
a. Komponen Masukan
Komponen masukan terdiri dari :
1) Peserta atau masyarakat baik perorangan ataupun keluarga.
2) Perusahaan asuransi yang disebut badan penyelenggara asuransi
(BAPEL).
3) Pemberi pelayanan kesehatan (pelayanan kesehatan dasar
maupun rujukan),dengan adanya perubahan paradigma ke arah
paradigma sehat, maka PPKdirubah pengertiannya menjadi
penyelenggara pemeliharaan kesehatan.
4) Pemerintah dapat berperan sebagai masukan tetapi juga sebagai
faktor yang mempengaruhi, misalnya membuat peraturan dan/atau
kebijakan.
b. Komponen Proses
Proses tergambarkan dalam studi kelayakan dan rencana usaha Bapel,
pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi di semua komponen
asuransi yang didasarkan pada data yang akurat.
c. Komponen Keluaran
Keluaran dapat berupa pembayaran sebagian atau keseluruhan
paket-paket pelayanan kesehatan sesuai dengan transaksi premi yang telah
disetujui. Dengan adanya perubahan ke arah paradigma sehat, maka
asuransi diharapkan tidak hanya berperan pada pelayanan kuratif tetapi
juga pramotif, prefentif dan rehabilitatif.
d. Komponen Dampak
12

Dampak utama yang paling diharapkan adalah akses masyarakat terhadap


penyelenggara kesehatan, dan pada akhirnya akan meningkatkan
status/derajatkesehatan masyarakat yang ditandai : pertama, mampu hidup
lebih lama denganindikator umur harapan hidup; kedua, menikmati hidup
sehat dengan indikatorangka kesakitan; ketiga, mempunyai kesempatan
meningkatkan pengetahuandengan indikator angka melek huruf dan
tingkat pendidikan serta keempat, hidupsejahtera dengan indikator
pendapatan per kapita.
e. Faktor yang Mempengaruhi Beberapa faktor yang mempengaruhi
antara lain :
 Pemerintah yang berperan sebagai regulator dan pembuat kebijakan.
 Permintaan (demand) masyarakat.
 Sosio-ekonomi dan budaya masyarakat.
I. Peran Pemerintah dalam Asuransi Kesehatan
Menurut studi ILO (2003), hanya sekitar 15% penduduk Indonesia
menjadi anggota salah satu asuransi kesehatan (baik yang diselenggarakan
oleh pemerintah maupun sektor swasta). Di Indonesia terdapat tiga kategori
utama asuransi kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah, yaitu:
1. asuransi kesehatan untuk PNS dan anggota ABRI (Askes).
2. asuransi kesehatan untuk pekerja perusahaan swasta(Jamsostek).
3. dana kesehatan masyarakat dan program Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat (JPKM).
Suatu negara yang kuat memiliki jaminan sosial yang kuat dan
mencakup seluruh rakyat.Peran negara dalam mewujudkan Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS), sangat besar. Negara harus mewujudkan Kesejahteraan
Masyarakat yang berkeadilan Sosial melalui pengembangan Sistem Jaminan
Sosial. Sistem ini merupakan cara sekaligus tujuan mewujudkan
kesejahteraan Masyarakat. 68 tahun merdeka, program jaminan sosial belum
mencapai 20 persen penduduk dan kualitas Pelayanan dan Pembiayaan
Kesehatan masih sangat buruk
13

BAB III
PEMBAHASAN

A. Jenis BPJS yang Ditawarkan


Sesuai namanya, jenis BPJS ini memberikan beberapa perlindungan
kesehatan kepada pemiliknya, seperti:
1. Layanan Kesehatan Dasar. Dengan layanan ini, Anda bisa memilih
dokter atau klinik jika Anda membutuhkan layanan kesehatan dasar
(untuk pemeriksaan kesehatan kapan pun Anda sakit). Anda juga bisa
memilih dokter gigi yang Anda inginkan. Anda bisa menghubungi
dokter atau klinik kapan pun.
2. Layanan Kesehatan Lanjutan. Jika klinik Anda tidak bisa
memberikan layanan kesehatan lebih lanjut, mereka akan
menandatangani surat rujukan sehingga Anda bisa mendapatkan
perawatan khusus dengan dokter spesialis atau di rumah sakit yang
lebih besar.
3. Layanan Rawat Inap. Jika tindak lanjut diperlukan, sehingga Anda
harus dirawat inap, Anda bisa menggunakan layanan ini.

Ada 3 kelas BPJS Kesehatan, yang memberitahu Anda jenis


pelayanan medis seperti apa yang Anda dapatkan dan berapa biaya
perawatan medis yang ditanggung. Jika Anda memilih Kelas 1, Anda harus
membayar lebih, namun Anda juga akan mendapatkan lebih banyak layanan
dan ganti rugi untuk layanan rawat inap dibandingkan jika Anda memilih
Kelas 2 atau Kelas 3. Tapi, jika Anda memilih untuk merasakan layanan
VIP, Anda harus membayar sejumlah uang ekstra untuk layanan rawat inap.
Ingatlah bahwa BPJS ini tidak mencakup perawatan medis lanjutan,
seperti operasi jantung dan beberapa prosedur perawatan gigi lanjutan. Jika
Anda menginginkan layanan lebih banyak, milikilah asuransi kesehatan
mandiri yang biayanya Anda tanggung sendiri.
14

B. Manfaat BPJS Kesehatan


Manfaat BPJS kesehatan, antara lain :
1. Hampir semua penyakit ditanggung BPJS

Sampai saat ini terdapat kurang lebih 155 penyakit yang diketahui dapat
ditanggung oleh BPJS Kesehatan dan wajib ditangani di fasilitas
kesehatan 1. Sebagian dari penyakit yang ditanggung meliputi:
 Penyakit jantung.

 Penyakit asma.
 Penyakit stroke.
 Penyakit kanker.
 Penyakit diabetes melitus.
 Penyakit katarak.
 Penyakit vertigo
 Penggunaan jenis obat Formularium Nasional atau Fronas seluruhnya
ditanggung BPJS Kesehatan.
Selain itu, manfaat BPJS Kesehatan untuk ibu hamil juga lumayan. Biaya
melahirkan normal ditanggung penuh, begitu juga melahirkan caesar
dengan syarat untuk kebutuhan medis (berdasarkan rekomendasi dokter).
2. Iuran bulanan kepesertaan yang terjangkau
Berikut adalah prosedur pembayaran iuran bulanan peserta BPJS
Kesehatan.
 Iuran jaminan kesehatan untuk masyarakat tidak mampu dibayarkan

pemerintah daerah.
 Iuran kesehatan bagi penerima upah (PNS, TNI/POLRI, Pejabat

Negara, Pegawai Pemerintahan, dan Pegawai Swasta) dibayarkan


langsung oleh pemberi kerja melalui pemotongan gaji.
Sedangkan untuk besaran iuran bagi peserta BPJS Kesehatan Mandiri
terbagi menjadi tiga golongan. Setiap golongan memiliki biaya BPJS
Kesehatan dan ruang perawatan yang berbeda-beda. Berikut adalah
perinciannya.
15

 Iuran sebesar Rp25,5 ribu per orang dengan manfaat pelayanan ruang
kesehatan kelas tiga.
 Iuran sebesar Rp51 ribu per orang dengan manfaat pelayanan ruang
kesehatan kelas dua.
 Iuran sebesar Rp80 ribu per orang dengan manfaat pelayanan ruang
kesehatan kelas satu.
3. Sistem pembayarannya yang mudah
Pembayaran iuran BPJS Kesehatan Mandiri dapat dilakukan di mana saja.
Berikut adalah tempat-tempat yang kamu bisa datangi.
 Kantor BPJS Kesehatan.
 ATM BRI, BNI, BTN, BCA, dan Bank Mandiri.
 Kantor Pos.
 Indomaret dan Alfamart.
 Situs e-Commerce, seperti Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee.
 Loket pembayaran multitagihan.
4. Tidak butuh medical check-up untuk bisa menjadi peserta
Umumnya, asuransi swasta memerlukan hasil medical check up dari calon
nasabahnya. Tujuannya untuk mengetahui kondisi kesehatan calon
pesertanya saat ini dan menemukan ada tidaknya penyakit atau kondisi
tertentu yang telah ada sebelumnya (pre-existing condition). Hasil
medical check up ini juga digunakan sebagai acuan penentuan premi yang
perlu dibayarkan.
Meski demikian, memiliki asuransi kesehatan di samping BPJS juga
disarankan. Sebab, pertanggungan dan fasilitas yang diberikan terbilang
lebih luas bahkan dibandingkan dengan BPJS. Penentuan besarnya iuran
BPJS sendiri berdasarkan kelas kamar yang diinginkan calon pesertanya,
apakah kelas I, kelas II, atau kelas III.
5. Menjamin kesehatan seumur hidup, salah satu manfaat BPJS Kesehatan
terbaik
Di saat asuransi swasta memberikan proteksi pesertanya hingga usia 100
tahun, perlindungan BPJS Kesehatan justru mampu menjamin proteksi
peserta di sepanjang hidupnya. Selain kesehatan harus terlindung, masa
16

depan hari tua juga harus disiapkan. Simpan dana pensiunmu di DPLK
terbaik dari bank dan lembaga keuangan.
6. Tak ada ketentuan Pre-Existing Condition
Berbeda dengan asuransi swasta, pendaftaran anggota BPJS Kesehatan
tidak menerapkan ketentuan Pre-Existing Condition dalam menjamin
perawatan penyakit yang diderita anggotanya. Hal ini dimungkinkan
karena BPJS Kesehatan menerapkan sistem gotong royong, yang sehat
membantu yang lemah, dalam operasionalnya. Tak hanya menjamin
penyakit yang telah ada sebelumnya, BPJS Kesehatan juga dapat
digunakan untuk merawat penyakit seumur hidup atau penyakit besar,
seperti penyakit jantung dan thalassemia.
7. Berhak atas manfaat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (PKTP)
Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah
pelayanan kesehatan bagi perorangan yang sifatnya non-spesialistik
(primer), meliputi:
 rawat jalan dan rawat inap yang diberikan puskesmas atau yang
setara,
 praktik mandiri dokter,
 praktik mandiri dokter gigi,
 klinik pertama atau yang setara, termasuk faskes tingkat pertama
milik TNI/Polri,
 rumah sakit kelas D pratama atau yang setara, dan
 faskes penunjang, seperti apotek dan laboratorium.
8. Berhak atas manfaat Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP)
Setiap peserta BPJS Kesehatan berhak atas manfaat rawat jalan tingkat
pertama. Apa saja jenis manfaat yang ditanggung?
 Pelayanan yang bersifat mempromosikan kesehatan dan
pencegahan, seperti penyuluhan kesehatan, imunisasi rutin,
konseling program Keluarga Berencana dan pelayanan kontrasepsi,
termasuk vasektomi dan tubektomi, skrining riwayat kesehatan, dan
peningkatan kesehatan bagi peserta dengan penyakit kronis.
17

 Pelayanan kuratif dan rehabilitatif, meliputi administrasi pelayanan;


pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis; tindakan medis
non-spesialistik, baik operatif maupun non-operatif; pelayanan obat,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai; dan pemeriksaan
penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama
 Pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan gigi
kategori tingkat pertama
9. Berhak atas manfaat Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP)
Selain berhak atas manfaat rawat jalan tingkat pertama, setiap peserta
BPJS Kesehatan juga berhak mendapatkan perawatan inap tingkat
pertama. Lebih lanjut, apa saja manfaat yang ditanggung?
 Pendaftaran dan administrasi
 Akomodasi selama menjalani rawat inap
 Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
 Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif
 Untuk layanan kebidanan, manfaat yang ditanggung meliputi
persalinan pervaginam bukan risiko tinggi; persalinan dengan
komplikasi dan/atau penyulit pervaginam bagi Puskesmas PONED
(Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar); dan pertolongan
neonatal dengan komplikasi
 Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
 Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama.
10. Berhak atas manfaat Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
(FKRTL)
Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah
pelayanan kesehatan perorangan yang sifatnya spesialistik atau
subspesialistik, mencakup:
 rawat jalan tingkat lanjutan,
 rawat inap tingkat lanjutan, dan
 rawat inap di ruang perawatan khusus.
 Pelayanan kesehatan tingkat lanjutan ini diberikan klinik utama atau
yang setara, rumah sakit umum, baik milik pemerintah maupun
18

swasta, rumah sakit khusus, dan faskes penunjang, seperti apotek,


optik, dan laboratorium.
11. Berhak atas manfaat Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL)
Peserta BPJS Kesehatan berhak atas manfaat rawat jalan tingkat lanjutan.
Apa saja jenis manfaat yang ditanggung?
 Administrasi pelayanan
 Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis dasar di Unit Gawat
Darurat (UGD)
 Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik
 Tindakan medis spesialistik, bedah dan non-bedah, sesuai indikasi
medis
 Pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
 Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan, seperti laboratorium,
radiologi, dan lainnya, sesuai indikasi medis
 Rehabilitasi medis
 Pelayanan keperluan darah
12. Berhak atas Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL)
Selain berhak atas manfaat rawat jalan tingkat lanjutan, setiap peserta
BPJS Kesehatan juga berhak mendapatkan perawatan inap tingkat
lanjutan. Manfaat yang ditanggung adalah perawatan inap nonintensif dan
perawatan inap intensif di ICU, ICCU, NICU, dan PICU.

C. Penentuan Premi BPJS Kesehatan


1. Bagi peserta Penerima Bantun Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan iuran
dibayar oleh Pemerintah.
2. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja pada Lembaga
Pemerintahan terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota TNI, anggota
Polri, pejabat negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar
5% (lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan : 4%
(empat persen) dibayar oleh pemberi kerja dan 1% (satu persen) dibayar
oleh peserta.
3. Iuran bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang bekerja di BUMN,
BUMD dan Swasta sebesar 5% ( lima persen) dari Gaji atau Upah per
19

bulan dengan ketentuan : 4% (empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja


dan 1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.
4. Iuran untuk keluarga tambahan Pekerja Penerima Upah yang terdiri dari
anak ke 4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua, besaran iuran sebesar
sebesar 1% (satu persen) dari dari gaji atau upah per orang per bulan,
dibayar oleh pekerja penerima upah.
5. Iuran bagi kerabat lain dari pekerja penerima upah (seperti saudara
kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll); peserta pekerja bukan penerima
upah serta iuran peserta bukan pekerja adalah sebesar:
a. Sebesar Rp. 42.000, - (empat puluh dua ribu rupiah) per orang per
bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas III. Khusus
untuk kelas III, bulan Juli - Desember 2020, peserta membayar iuran
sebesar Rp. 25.500, -. Sisanya sebesar Rp 16.500,- akan dibayar oleh
pemerintah sebagai bantuan iuran. Per 1 Januari 2021, iuran peserta
kelas III yaitu sebesar Rp 35.000,-, sementara pemerintah tetap
memberikan bantuan iuran sebesar Rp 7.000,-.
b. Sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) per orang per bulan
dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas II.
c. Sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah) per orang per
bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan Kelas I.
6. Iuran Jaminan Kesehatan bagi Veteran, Perintis Kemerdekaan, dan janda,
duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan,
iurannya ditetapkan sebesar 5% (lima persen) dari 45% (empat puluh lima
persen) gaji pokok Pegawai Negeri Sipil golongan ruang III/a dengan
masa kerja 14 (empat belas) tahun per bulan, dibayar oleh Pemerintah.

D. Pengajuan Klaim BPJS Kesehatan


Berdasarkan dokumen peraturan BPJS Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan, layanan yang dapat di klaim BPJS
kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Klaim fasilitas tingkat pertama
20

Layanan yang dapat di Klaim BPJS Kesehatan pada fasilitas kesehatan


tingkat pertama bisa dipilih peserta dalam jangka waktu paling sedikit 3
(tiga) bulan.
Klaim pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama
terdiri dari:
 layanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama
 layanan kesehatan rawat inap tingkat pertama
 layanan kesehatan gigi
 layanan kesehatan oleh bidan dan perawat.
Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang dimaksud adalah puskesmas atau
yang setara, praktik dokter, Klinik Pratama atau yang setara termasuk
fasilitas kesehatan tingkat pertama milik TNI/POLRI dan Rumah sakit
Kelas D Pratama atau yang setara.
2. Klaim fasilitas tingkat lanjutan
Pelayanan Kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, harus
diberikan kepada peserta berdasarkan rujukan dari fasilitas kesehatan
tingkat pertama. Kamu bisa klaim Fasilitas kesehatan tingkat lanjutan
yang terdiri atas:
 Klinik utama atau yang setara
 Rumah sakit umum
 Rumah sakit khusus
Rumah Sakit umum dan Rumah Sakit khusus yang dimaksud bisa berupa
RS milik Pemerintah, Pemerintah Daerah, TNI, Polri maupun RS swasta
yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
3. Klaim pelayanan ambulan
Ambulan jadi salah satu layanan yang dapat diklaim BPJS Kesehatan.
Pelayanan ambulans adalah pelayanan transportasi pasien rujukan dengan
kondisi tertentu, antar fasilitas kesehatan. Klaim pelayanan ambulans
hanya dijamin bila rujukan dilakukan pada fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS, atau pada kasus gawat darurat dari fasilitas
kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dengan tujuan
penyelamatan nyawa pasien.
21

4. Klaim layanan gawat darurat


Pelayanan gawat darurat bisa dilakukan asalkan sesuai dengan indikasi
medis pelayanan gawat darurat. Pelayanan gawat darurat sebagaimana
dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya
untuk mencegah kematian, keparahan, atau kecacatan, sesuai dengan
kemampuan fasilitas kesehatan dengan kreteria tertentu.
5. Klaim layanan skrining kesehatan
Layanan skrining kesehatan diberikan secara perorangan dengan selektif.
Layanan skrining kesehatan ditujukan untuk mendeteksi risiko penyakit,
dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu. Penyakit
tertentu yang dimaksud antara lain, diabetes mellitus tipe 2, hipertensi,
kanker leher rahim, kanker payudara dan penyakit lain yang ditetapkan
oleh Menteri.
6. Klaim layanan obat, bahan medis habis pakai, dan alat kesehatan
Layanan obat, bahan medis habis pakai, dan alat kesehatan bisa diberikan
pada pelayanan kesehatan rawat jalan dan/atau rawat inap baik di faskes 1
maupun faskes rujukan tingkat lanjutan. Pelayanan obat, alat kesehatan,
dan bahan medis habis pakai yang diberikan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Fasilitas kesehatan dan jejaringnya, wajib
menyediakan pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang dibutuhkan peserta sesuai indikasi
7. Klaim continous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD)
Pelayanan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) bisa
diberikan kepada peserta BPJS Kesehatan dengan kasus gagal ginjal.
Klaim Kompensasi Pelayanan di Daerah Tidak Ada Fasilitas Kesehatan
yang Memenuhi Syarat Kompensasi wajib diberikan oleh BPJS Kesehatan
pada peserta, apabila dalam suatu daerah belum tersedia Fasilitas
Kesehatan yang memenuhi syarat untuk memenuhi kebutuhan medisnya.
Kompensasi yang diberikan bisa dalam bentuk:
 Penggantian uang tunai
 Pengiriman tenaga kesehatan
 Penyediaan fasilitas kesehatan tertentu.
22

Berikut merupakan syarat kelengkapan administrasi klaim umum jika


kalian ingin mengklaim asuransi ke BPJS Kesehatan.
1. Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
 Formulir pengajuan klaim (FPK) rangkap 3 (tiga)
 Softcopy data pelayanan bagi Fasilitas Kesehatan yang telah
menggunakan aplikasi P-Care/aplikasi BPJS Kesehatan lain (untuk
PMI/UTD) atau rekapitulasi pelayanan secara manual untuk Fasilitas
Kesehatan yang belum menggunakan aplikasi P-Care.
 Kuitansi asli bermaterai cukup
 Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota
keluarga.
 Kelengkapan lain yang dipersyaratkan oleh masing-masing tagihan
klaim
 Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan
 Formulir pengajuan klaim (FPK) rangkap 3 (tiga),
 Softcopy luaran aplikasi
 Kuitansi asli bermaterai cukup
 Bukti pelayanan yang sudah ditandatangani oleh peserta atau anggota
keluarga.
 Kelengkapan lain yang dipersyaratkan oleh masing-masing tagihan
klaim
 Selain persyaratan umum diatas, kalian juga harus memperhatikan
batasan waktu klaim BPJS Kesehatan.
2. Klaim Kolektif
Fasilitas Kesehatan milik Pemerintah maupun Swasta, baik Tingkat
Pertama maupun Tingkat Lanjutan adalah 2 (dua) tahun setelah pelayanan
diberikan.
3. Klaim Perorangan
Batas waktu maksimal pengajuan klaim perorangan adalah 2 (dua) tahun
setelah pelayanan diberikan, kecuali diatur secara khusus.
23

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di Indonesia, perkembangan asuransi kesehatan dimulai dengan adanya
asuransi sosial, yaitu asuransi kesehatan pegawai negeri diikuti oleh asuransi
sosial kecelakaan bagi para pegawai swasta, dan dilanjutkan dengan
asuransi sosial kesehatan bagi pegawai swasta dalam program Jamsostek.
Azwar A (1996) membagi jenis asuransi kesehatan berdasarkan ciri-ciri
khusus yang dimiliki, sedangkan Thabrany H (1998) membagi atas berbagai
model berdasarkan hubungan ketiga komponen asuransi kesehatan,
yaitu peserta, penyelenggara pelayanan kesehatan serta badan/perusahaan
asuransi. Asuransi Kesehatan sosial merupakan bagian dari perlindungan
social (social security) yang bertujuan untuk melindungi masyarakat terhadap
risiko-risiko biaya layanan kesehatan yang mahal sehingga setiap oarng
dapatmenggunakan haknya, yaitu akses terhadap pelayanan kesehatan.
Asuransi Kesehatan Komersial Perorangan (Private Voluntary Health
Insurance) Model asuransi kesehatan ini juga berkembangdi Indonesia, dapat
dibeli preminya baik oleh individu maupun segmen masyarakat kelas
menengah ke atas.Asuransi kesehatan komersial perorangan mempunyai
prinsip kerja yaitu; kepesertaannya bersifat perorangan dan sukarela, iuran/
premi berdasarkan angka absolut, ditetapkan berdasarkan jenis
tanggungan yang dipilih, premi didasarkan atas risiko perorangan dan
ditentukan oleh faktor usia, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan, dilakukan
pemeriksaan kesehatan awal, santunan diberikan sesuai dengan kontrak,
peranan pemerintah rela. Pelayanan kuratif dan rehabilitatif, meliputi
administrasi pelayanan; pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
tindakan medis non-spesialistik, baik operatif maupun non-operatif;
pelayanan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai; dan
pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat.
24

DAFTAR PUSTAKA

BPJS Kesehatan. IURAN. https://bpjs-


kesehatan.go.id/bpjs/index.php/pages/detail/2014/13 . Diakses Tanggal 22
Oktober 2022.
Cekindo. 2020. Jenis Asuransi dan Jaminan Sosial (BPJS) di Indonesia.
https://www.cekindo.com/id/blog/jenis-bpjs-asuransi . Diakses tanggal 21
Oktober 2022.
Manajemen Pembiayaan Kesehatan. Ingin Klaim BPJS Kesehatan, Ini Syarat
dan Batasan Waktunya. https://manajemen-
pembiayaankesehatan.net/index.php/berita-nasional/3328-ingin-klaim-
bpjs-kesehatan-ini-syarat-dan-batasan-waktunya . Diakses tanggal 21
Oktober 2022.
Mumtahanah. Firda, Fitriani. Oki, dkk. 2014. Asuransi Kesehatan Sosial dan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
https://pdfcoffee.com/makalah-asuransi-kesehatan-11-pdf-free.html.
Diakses tanggal 18 Oktober 2022.
Qothrunnada Kholida. 2022. Daftar Layanan yang Dapat Diklaim BPJS
Kesehatan, Lengkap!. https://finance.detik.com/moneter/d-
5975425/daftar-layanan-yang-dapat-diklaim-bpjs-kesehatan-lengkap .
Diakses tanggal 21 Oktober 2022.
Sari Ruri. 2022. 12 Manfaat BPJS Kesehatan Bagi Peserta dan 4 Kekurangannya.
https://lifepal.co.id/media/manfaat-bpjs/ . Diakses tanggal 21 Oktober
2022.

Anda mungkin juga menyukai