MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuransi Kesehatan
Disusun oleh:
Cica Laila 194101008
Ari Rusdiana 194101069
Fadli Fauzan Syukri 194101071
Shofie Hilda Pratama 194101083
Auli Qisthinashafa Radhwa 194101116
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biaya kesehatan merupakan sejumlah dana yang perlu disiapkan dalam
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Menurut Azwar dalam
Setiawan., dkk (2021) menyatakan bahwa biaya kesehatan dibagi ke dalam dua
perspektif, yaitu perspektif penyedia layanan dan perspektif pengguna jasa. Dari
perspektif penyedia layanan kesehatan, biaya kesehatan merupakan sejumlah uang yang
harus disiapkan dalam menyelenggarakan layanan kesehatan yang dilakukan oleh pihak
pemerintah dan swasta berupa biaya investasi (investment cost) dan biaya operasional
(operasional cost). Sementara, dari perspektif pengguna jasa, biaya kesehatan merupakan
sejumlah dana yang harus disiapkan ketika menggunakan layanan kesehatan yang berasal
dari kantong pribadi individu (out of pocket).
Secara umum, terdapat dua jenis biaya kesehatan yaitu biaya pelayanan kedokteran
dan biaya pelayanan kesehatan masyarakat. Biaya pelayanan kesehatan masyarakat
dibutuhkan dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat. Biaya ini
bertujuan mencegah penyakit, memelihara, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Menurut WHO, pembiayaan kesehatan mengacu pada bagaimana menggunakan sumber
daya keuangan untuk memastikan bahwa sistem kesehatan dapat memenuhi kebutuhan
kesehatan setiap orang secara kolektif & memadai.
Terdapat beberapa model sistem pembiayaan kesehatan masyarakat yang
diterapkan oleh beberapa negara termasuk Indonesia yang salah satunya adalah
Insurance-based atau pembiayaan berbasis asuransi (Setyawan, 2018). Definsi asuransi
sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang RI No. 40 tahun 2014 Tentang
Perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak, yaitu perusahaan dan pemegang polis,
yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena
terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan pembayaran yang
didasarkan pada meninggal atau hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya
telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Jika dikaitkan dengan
1
kesehatan, asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus
menjamin biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka
jatuh sakit atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua jenis perawatan yang
ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu rawat inap (in-patient treatment) dan
rawat jalan (out-patient treatment). Produk asuransi kesehatan diselenggarakan baik oleh
perusahaan asuransi sosial, perusahaan asuransi jiwa, maupun juga perusahaan asuransi
umum (Suwignjo dan Mufid, 2019).
Adanya asuransi kesehatan menjadi solusi akan kejadian yang memungkinkan
setiap individu untuk menanggung pembiayaan pelayanan kesehatan. Hal tersebut
disebabkan oleh kebutuhan pelayanan yang muncul secara sporadic dan sulit dipastikan,
semakin mahalnya biaya pelayanan kesehatan, kesenjangan ekonomi masyarakat miskin
akan akses kesehatan, berkurangnya kemampuan ekonomi akibat tidak produktifnya
kerja individu saat menderita sakit (Setyawan, 2018). Maka, dalam konteks ini asuransi
memiliki beberapa manfaat yaitu membebaskan peserta dari kesulitan menyediakan
dana, biaya kesehatan dapat dengann mudah diawasi, mutu pelayanan dapat dengan
mudah diawasi berdasarkan terpenuhi atau tidaknya standar minimal pelayanan, dan
tersedianya data kesehatan nasional yang terintegirtas. Asuransi kesehatan menjadi
penting karena waktu sakit atau datangnya penyakit sulit untuk diketahui dan diprediksi
dan dapat mengurangi kecemasan, kekhawatiran serta ketidaknyamanan ketika sakit
(Agustina, 2019).
Walaupun dirancang untuk menjadi sebuah solusi jaminan kesehatan nasioanl,
tetapi realita di lapangan sampai saat ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Masih
terdapat beberapa masalah baik dalam pengimplementasian maupun tata kelola asuransi
kesehatan nasional. Berdasarkan Permenkes No. 16 Tahun 2019 terdapat banyak jenis
kecurangan (fraud) dalam implementasi program jaminan kesehatan nasional yang dapat
dilakukan oleh peserta asuransi hingga pemangku kepentingan lainnya atau pemberi
kerja yang bukan termasuk penyelenggara negara. Hal tersebut mengakibatkan adanya
perbedaan sistem asuransi antara negara Indonesia sebagai negara berkembang dengan
negara lain yang sudah maju. Menurut Aurora (2019) Sistem kesehatan yang ada di
negara maju memang lebih baik dari negara berkembang, karena berbagai faktor seperti
keuangan negara, fasilitas, dan sumber daya manusia. Maka, perlu adanya penilaian
dengan memandingkan sistem kesehatan dengan negara lain sebagai bahan evaluasi,
adopsi dan implementasi untuk menciptakan sistem kesehatan yang mampu mengatasi
masalah kesehatan tanpa adanya kesenjangan.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut.
1. Apa nama badan penyelenggara asuransi kesehatan nasional di Jerman dan
Indonesia?
2. Bagaimana sistem asuransi kesehatan nasional di Jerman?
3. Bagaimana tarif asuransi kesehatan nasional di Jerman dan Indonesia?
4. Bagaimana kepesertaan asuransi kesehatan nasional di Jerman dan Indoensia?
5. Bagaimana layanan asuransi kesehatan nasional di Jerman dan Indonesia?
6. Bagaimana ketentuan dan batas waktu penghentian asuransi kesehatan nasional di
Jerman dan Indonesia?
7. Apa kelebihan dan kekurangan pembiayaan kesehatan di Jerman dan Indonesia?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui nama badan penyelenggara asuransi kesehatan nasional di
Indoensia dan Jerman
2. Untuk mengetahui sistem asuransi kesehatan nasional di Jerman
3. Untuk mengetahui tarif asuransi kesehatan nasional di Jerman dan Indonesia
4. Untuk mengetahui kepesertaan asuransi kesehatan nasional di Jerman dan Indoensia
5. Untuk mengetahui layanan asuransi kesehatan nasional di Jerman dan Indonesia
6. Untuk mengetahui ketentuan dan batas waktu penghentian asuransi kesehatan
nasional di Jerman dan Indonesia
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembiayaan kesehatan di Jerman dan
Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
B. Sistem Asuransi Kesehatan Jerman
Tingkat kontribusi asuransi wajib biasanya ditentukan berdasarkan gaji dan
pendapatan, dan biasanya didanai oleh perusahaan maupun pekerja penerima manfaat
asuransi. Tidak jarang dana kesehatan merupakan campuran antara premi asuransi,
kontribusi wajib perusahaan dan pekerja, dan pajak pemerintah. Sistem asuransi ini
membayar penyedia pelayanan kesehatan swasta atau pemerintah dengan regulasi tingkat
pembayaran(Harbianto, 2011).
Di Jerman, premi asuransi kesehatan wajib dikelola oleh perusahaan asuransi yang
dimiliki bersama oleh masyarakat. Hampir semua penduduk Jerman menjadi anggota
asuransi kesehatan, atau yang wajib (89 persen) atau yang privat (hampir 11 persen).
Asuransi kesehatan menanggung biaya perawatan oleh dokter, obat-obatan, perawatan di
rumah sakit dan tindakan preventif. Iuran asuransi kesehatan dibayar oleh pekerja dan
majikan. Peserta asuransi kesehatan wajib tidak harus membayar iuran untuk anggota
keluarganya yang tidak mempunyai pendapatan.(tatsachen, 2011).
Cakupan manfaat yang ditawarkan asuransi swasta hampir tidak terikat dengan
peraturan negara dan dalam banyak kasus jauh lebih komprehensif daripada asuransi
nasional. Selain itu, manfaat yang diperoleh dapat disesuaikan secara terperinci untuk
pemegang polis. Semua biaya perawatan akan dibayarkan terlebih dahulu oleh pemegang
polis. Pihak asuransi akan mengganti biaya ini setelah menerima tagihan.
Asuransi GKV dapat diakses oleh semua orang, sementara asuransi kesehatan
swasta memberlakukan ketentuan tertentu.Penduduk Wilayah Ekonomi Eropa1
(EEA) dan Warga Negara yang memiliki kesepakatan program jaminan sosial2
dapat tetap diasuransikan dengan asuransi kesehatan dari negara asalnya. Manfaat
asuransi dari negara lain dapat berbeda secara signifikan jika dibandingkan dengan
asuransi di Jerman. Kontribusi keuangan atau asuransi tambahan mungkin
diperlukan.
5
perusahaan asuransi mengenakan kontribusi tambahan yang nilainya beragam dan
hanya dibayarkan oleh karyawan. Jika batas pendapatan (2019: 4.537,50 euro per
bulan) terlampaui, nilai di atas jumlah pendapatan tersebut tidak akan diikutkan
dalam perhitungan kontribusi. Dalam asuransi kesehatan nasional, anak dan
pasangan dapat diasuransikan secara gratis melalui asuransi keluarga.
6
Berikut menunjukkan contoh biaya asuransi kesehatan wajib :
7
Orang tua biasanya berhak atas tunjangan anak. Namun, jika mereka tidak
membayar perawatan yang cukup, anak dapat mengajukan tunjangan anak untuk diri
mereka sendiri. Sejak 1 Juli 2019:
a. untuk anak pertama dan kedua masing-masing €204 (mulai 1 Januari 2021:
€219)
b. Untuk anak ketiga €210 (mulai 1 Januari 2021: €225)
c. Untuk anak keempat dan setiap anak tambahan masing-masing €235 (mulai 1
Januari 2021: €250)
2. Indonesia
Ketentuan mengenai iuran segmen peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan
Pekerja Penerima Upah (PPU) pemerintah dan badan usaha tidak ada yang berubah.
Artinya ketentuan iuran untuk segmen peserta tersebut tetap sama dengan Perpres 75
Tahun 2019. Besaran iuran untuk segmen PBI yaitu Rp42 ribu yang seluruhnya
ditanggung oleh pemerintah, sementara untuk segmen PPU pemerintah dan badan
usaha yaitu sebesar 5% dari total peghasilan pekerja dengan proporsi 4% dibayarkan
oleh pemberi kerja dan 1% dipotong langsung dari upah pekerja. Batas tertinggi
penghasilan pekerja dijadikan dasar perhitungan iuran JKN-KIS adalah Rp12 juta
sedangkan batas terendahnya mengacu pada UMR kabupaten/kota.
Penyesuaian iuran terjadi pada segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU)
dan Bukan Pekerja (BP) yaitu peserta kelas 1 yang pada Perpres 75/2019 besaran
iuran sebesar Rp160 ribu menjadi Rp150 ribu atau lebih rendah Rp10 ribu pada
Perpres 64/2020. Peserta PBPU kelas 2 yang sebelumnya iuran sebesar Rp110 ribu
menjadi Rp100 ribu atau lebih rendah Rp10 ribu.
Sedangkan untuk peserta PBPU kelas 3 yang sebelumnya Rp42 ribu berubah
menjadi Rp25.500 dengan ketentuan adanya bantuan dari pemerintah untuk
kelompok masyarakat ini. Pada dasarnya, iuran peserta kelas 3 tetap Rp42 ribu,
namun ada porsi yang dibayar oleh masyarakat dan ada yang dibayarkan oleh
pemerintah sebagai bentuk bantuan. Dengan ketentuan Perpres 64 Tahun 2020
peserta PBPU dan BP kelas 3 hanya membayar iuran Rp25.500 per bulan pada tahun
2020 sementara sisa iuran sebesar Rp16.500 dibayarkan oleh pemerintah pusat
sebagai bantuan iuran. Kondisi ini karena mempertimbangkan turunnya
perekonomian masyarakat sebagai imbas pandemi COVID-19.
8
Selanjutnya mulai tahun 2021 iuran peserta PBPU & BP kelas 3 menjadi Rp35
ribu dan selisihnya Rp7 ribu dibayarkan oleh pemerintah pusat sebagai bentuk
bantuan iuran. Apabila masyarakat yang terdaftar sebagai peserta kelas 3 PBPU
tersebut itu juga masih belum mampu membayar iuran dengan besaran tersebut,
pemerintah daerah bisa memberikan bantuan iuran tambahan.
a. Asuransi Wajib
Persyaratan untuk asuransi wajib yaitu sebagai berikut.
1) di bawah 55 tahun
2) Mahasiswa setelah lulus
3) Saat menerima tunjangan pengangguran I
4) Untuk wiraswasta : ubah ke hubungan kerja minimal 1 tahun dan dengan
penghasilan di bawah batas penghasilan tahunan (JAEG). Wiraswasta juga
dapat dilanjutkan sebagai pekerjaan paruh waktu jika Anda memiliki
pekerjaan penuh waktu.
5) Untuk karyawan di asuransi kesehatan swasta :
a) Penghasilan di bawah batas asuransi wajib untuk setidaknya satu tahun
b) Harus menjadi anggota yang tunduk pada asuransi wajib dalam sistem
asuransi kesehatan wajib selama lima tahun sebelum dimulainya asuransi
wajib
9
6) Penilaian awal kecacatan: GdB (derajat kecacatan) minimal 50, tetapi
beberapa perusahaan asuransi kesehatan memiliki batas usia hingga 45
tahun
b. Asuransi Wajib Sukarela
Prasyarat untuk asuransi wajib sukarela yaitu sebagai berikut.
10
3) Tanpa batasan usia jika mereka tidak dapat menghidupi diri sendiri karena
cacat fisik, mental atau psikologis
4) Hingga usia 25 tahun jika mereka bersekolah atau pelatihan kejuruan
5) Jika sekolah atau pelatihan kejuruan anak terganggu atau tertunda karena
dinas militer sukarela atau bekerja sebagai pekerja pembangunan
6) Pasangan yang tidak memiliki penghasilan, penghasilan dari wiraswasta
hingga maksimum €435 atau yang memiliki pekerjaan kecil hingga €450
dapat diasuransikan secara gratis
7) Anak-anak dari anggota yang diasuransikan juga dapat diasuransikan secara
gratis hingga usia 23 tahun, selama mereka tidak bekerja secara produktif
8) Selama magang atau studi, periode dapat diperpanjang hingga ulang tahun
ke 25.
d. Tarif Siswa
Prasyarat untuk tarif siswa yaitu sebagai berikut.
1) Bagi siswa yang tidak dapat lagi diasuransikan melalui orang tua karena
usianya
2) Batas penilaian minimum sebesar €1061,67 (2020) berlaku dengan tingkat
kontribusi yang dikurangi sebesar 14,0 persen
3) Selama ini ketentuan preferensi berlaku hingga akhir semester 14 atau
sampai dengan usia 30 tahun, namun sejak 1 Januari 2020 batasan jumlah
semester telah ditiadakan.
2. Indonesia
Semua penduduk Indonesia WAJIB menjadi peserta JKN-KIS yang dikelola
oleh BPJS Kesehatan termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat 6
(enam) bulan di Indonesia dan telah membayar iuran, yang dibagi atas jenis
kepesertaan sebagai berikut:
11
lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:
a) Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah PNS yang gajinya dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan bekerja pada
Kementerian/Lembaga, Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara,
Instansi Vertikal di daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, Kepaniteraan
Pengadilan, atau PNS dipekerjakan untuk tugas negara lainnya.
b) Pegawai Negeri Sipil Diperbantukan adalah PNS yang diperbantukan
pada Instansi Pusat lainnya atau Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota atau
Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang gajinya
dibayar oleh instansi yang menerima perbantuan.
c) Pegawai Negeri Sipil Dipekerjakan adalah PNS yang dipekerjakan
pada Instansi Pusat lainnya atau Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota atau
instansi lainnya yang gajinya dibayar oleh instansi induknya.
d) Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah PNS Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota.
e) Pegawai Negeri Sipil TNI adalah PNS TNI Angkatan Darat, TNI
Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara yang gajinya dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
f) Pegawai Negeri Sipil Polri adalah PNS pada Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang gajinya dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
Anggota keluarga yang ditanggung yaitu peserta PPU Badan Usaha
meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3 (tiga) orang anak, dengan
kriteria:
12
berikutnya sesuai dengan urutan kelahiran dengan jumlah maksimal
yang ditanggung adalah 3 (tiga) orang anak yang sah
d) Jika suami istri merupakan pekerja, keduanya wajib di daftarkan
sebagai Peserta PPU oleh pemberi kerjanya dan membayar iuran.
Suami, istri dan anak dari Peserta PPU berhak memilih kelas
perawatan tertinggi.
2) Prajurit
Prajurit adalah personil/prajurit alat negara di bidang pertahanan yang
melaksanakan tugasnya secara matra di bawah pimpinan Kepala Staf
Angkatan atau gabungan di bawah Pimpinan Panglima TNI. Anggota
keluarga yang ditanggung meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3
(tiga) orang anak, dengan kriteria:
3) Polri
Anggota Polri adalah pegawai negeri pada Kepolisian Negara
Republik Indonesia yang melaksanakan fungsi kepolisian. Anggota
keluarga yang ditanggung meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3
(tiga) orang anak, dengan kriteria:
13
b) Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua
puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal
c) Apabila anak ke-1 (kesatu) sampai dengan anak ke-3 (ketiga) sudah
tidak ditanggung, maka status anak tersebut dapat digantikan oleh anak
berikutnya sesuai dengan urutan kelahiran dengan jumlah maksimal
yang ditanggung adalah 3 (tiga) orang anak yang sah.
Ketentuan lain yaitu apabila suami istri yang merupakan Pekerja,
keduanya wajib didaftarkan sebagai Peserta PPU oleh pemberi kerjanya dan
membayar iuran. Suami, istri dan anak dari Peserta PPU berhak memilih
kelas perawatan tertinggi.
4) Pejabat Negara
Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga negara
sebagaimana dimaksudkan dalam Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan pejabat negara yang ditentukan oleh Undang-
Undang, terdiri dari:
14
Anggota keluarga yang ditanggung sebagai Peserta PPU Badan Usaha
meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3 (tiga) orang anak, dengan
kriteria:
5) Kepala Desa
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Desa.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 tahun 2018, Kepala Desa dan
Perangkat Desa menjadi bagian dari segmen Pekerja Penerima Upah dalam
Program JKN-KIS. Adapun yang termasuk dalam kelompok perangkat desa
adalah :
a) Sekretariat Desa
Sekretariat Desa dipimpin oleh Sekretaris Desa dibantu oleh
unsur staf sekretariat. Sekretariat Desa paling banyak banyak terdiri
atas 3 (tiga) urusan yaitu urusan tata usaha dan umum, urusan
keuangan, dan urusan perencanaan, dan paling sedikit 2 (dua) urusan
yaitu urusan umum dan perencanaan, dan urusan keuangan. Masing-
masing urusan dipimpin oleh Kepala Urusan.
b) Pelaksana Kewilayahan
Pelaksana Kewilayahan dilaksanakan oleh Kepala Dusun atau
sebutan lain yang ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan
Bupati/Walikota
15
c) Pelaksana Teknis
Pelaksana Teknis paling banyak terdiri dari 3 (tiga) seksi yaitu
seksi pemerintahan, seksi kesejahteraan dan seksi pelayanan dan paling
sedikit 2 (dua) seksi yaitu seksi pemerintahan serta seksi kesejahteraan
dan pelayanan
6) PPNPN
Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) adalah Pegawai
Tidak Tetap, Pegawai Honorer, Staf Khusus dan pegawai lain yang
dibayarkan oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah. Pegawai tersebut merupakan pegawai yang
diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas
pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional dan
administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Contoh
antara lain:
16
melaksanakan tugas tertentu pada instansi pemerintah atau yang
penghasilannya menjadi beban APBN atau APBD
b) Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka
waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan
pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi.
Anggota Keluarga Yang Ditanggung sebagai Peserta PPU Badan
Usaha meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3 (tiga) orang anak,
dengan kriteria:
17
c) Pegawai Badan Usaha Swasta (BU Swasta) adalah pegawai pada badan
usaha yang dimiliki oleh swasta. Badan Usaha ini sepenuhnya dikelola
dan permodalannya dari pihak swasta dan berbadan hukum. Beberapa
jenis BU Swasta yang ada di Indonesia seperti Perusahaan Perorangan,
Perusahaan Persekutuan, Perusahaan Perseroan, Yayasan, dan lain-lain
Anggota keluarga yang ditanggung sebagai Peserta PPU Badan Usaha
meliputi istri/suami yang sah dan maksimal 3 (tiga) orang anak, dengan
kriteria:
18
d) PHK karena Pekerja mengalami sakit yang berkepanjangan dan tidak
mampu bekerja, dibuktikan dengan surat dokter.
Apabila terjadi sengketa atas PHK yang diajukan melalui lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial, baik Pemberi Kerja maupun
Pekerja harus tetap melaksanakan kewajiban membayar Iuran sampai
dengan adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap.
19
b) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,
bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan
seniman lainnya
c) Olahragawan
d) Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
e) Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
f) Pengawas atau pengelola proyek.
g) Mahasiswa dari PerguruanTinggi atau lembaga sejenis, santri, saksi
dan korban dalam perlindungan Lembaga Hukum, Penghuni Lembaga
Permasyarakatan Negara, Panti Sosial, Lembaga atau Badan Amal,
Lembaga atau Badan Sosial yang sejenis.
h) Warga Negara Asing yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri di
Negara Kesatuan Republik Indonesia minimal 6 (enam) bulan dan
dilengkapi dengan surat izin kerja yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan.
Peserta PBPU wajib mendaftarkan dirinya dan anggota keluarga
sebagaimana terdaftar dalam Kartu Keluarga (Suami/Istri/anak/anggota keluarga
lain). Pendaftaran dilakukan dikelas rawat yang sama untuk seluruh anggota
keluarga yang terdaftar dalam Kartu Keluarga
20
a) Penerima Pensiun Pejabat Negara; yaitu Pejabat Negara yang berhenti
dengan hak pensiun termasuk janda/duda/anak yatim piatu dari
pejabat negara yang mendapat hak pensiun.
b) Penerima Pensiun Pegawai Negeri Sipil; yaitu Pegawai Negeri Sipil
yang berhenti dengan hak pensiun termasuk janda/duda/anak yatim
piatu dari Pegawai Negeri Sipil yang mendapat hak pensiun.
c) Penerima Pensiun Prajurit/anggota Polri; yaitu anggota TNI/Polri
yang berhenti dengan hak pensiun termasuk janda/duda/anak yatim
piatu dari anggota Prajurit/Polri yang mendapat hak pensiun.
d) Veteran adalah warga negara Indonesia yang bergabung dalam
kesatuan bersenjata resmi yang diakui oleh pemerintah yang berperan
secara aktif dalam suatu peperangan menghadapi negara lain dan atau
gugur dalam pertempuran untuk membela dan mempertahankan
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, atau warga negara
Indonesia yang ikut serta secara aktif dalam pasukan internasional di
bawah mandat PBB untuk melaksanakan misi perdamaian dunia,
yang telah ditetapkan sebagai penerima Tanda Kehormatan Veteran
Republik Indonesia.
e) Perintis Kemerdekaan adalah Pejuang yang diangkat, ditetapkan,
diakui dan disahkan sebagai Perintis Kemerdekaan dengan surat
Keputusan Menteri Sosial RI sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1964 tentang Pemberian
Penghargaan/Tunjangan Kepada Perintis Pergerakan Kebangsaan/
Kemerdekaan.
f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
Kemerdekaan; dan
g) Bukan Pekerja yang tidak termasuk angka 1 sampai dengan angka 6
yang mampu membayar iuran
d. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK)
Peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI JK) adalah
Peserta yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang iurannya
dibayarkan oleh Pemerintah.
21
1) Fakir Miskin adalah orang yang sama sekali tidak mempunyai sumber
mata pencaharian dan/atau mempunyai sumber mata pencaharian tetapi
tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasar yang layak
bagi kehidupan dirinya dan/atau keluarganya.
2) Orang Tidak Mampu adalah orang yang mempunyai sumber mata
pencaharian, gaji atau upah yang hanya mampu memenuhi kebutuhan
dasar yang layak namun tidak mampu membayar iuran Jaminan
Kesehatan bagi dirinya dan keluarganya.
Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan harus memenuhi syarat:
1) WNI
2) Memiliki NIK yang terdaftar di Dukcapil
3) Terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
Kepesertaan PBI JK berlaku terhitung sejak didaftarkan oleh Kementerian
Kesehatan berdasarkan Penetapan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dibidang Sosial kecuali untuk bayi yang dilahirkan dari ibu
kandung dari keluarga yang terdaftar sebagai PBI JK otomatis sebagai peserta,
sebagaimana ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Jerman
22
d. Pengadaan obat-obatan dan bantuan
Adapun layanan tambahan, beberapa diantaranya :
2. Indonesia
23
7) Pemeriksaan penunjang melalui diagnosis laboratorium tingkat pertama
8) Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan yang dianjurkan dokter.
b. Persalinan
c. Ambulans
Pelayanan BPJS Kesehatan atau KIS juga menanggung biaya operasi bagi
para peserta. Adapun jenis-jenis operasi yang ditanggung BPJS Kesehatan
antara lain sebagai berikut:
1) Operasi Lambung
2) Operasi jantung
3) Operasi caesar
4) Operasi kista
5) Operasi miom
6) Operasi tumor
7) Operasi odontektomi
8) Operasi bedah mulut
9) Operasi usus buntu
10) Operasi batu empedu
11) Operasi mata
12) Operasi bedah vaskuler
13) Operasi amandel
14) Operasi katarak
15) Operasi hernia
24
16) Operasi kanker
17) Operasi kelenjar getah bening
18) Operasi pencabutan pen
19) Operasi penggantian sendi lutut
20) Operasi timektomi
1. Jerman
Ketentuan dan perbedaan untuk pemutusan kontrak biasa berbeda dengan
pemutusan kontrak luar biasa (pemutusan khusus) yaitu sebagai berikut.
a. Pemutusan Biasa
Untuk dapat membatalkan asuransi kesehatan, pemegang polis harus telah
menjadi anggota asuransi kesehatan mereka selama 18 bulan . Pembatalan
asuransi kesehatan harus diajukan secara tertulis pada akhir bulan. Jangka waktu
pemberitahuan adalah 2 bulan dan selalu dilaksanakan pada akhir bulan.
b. Pemutusan khusus
Hak khusus penghentian berlaku untuk pengumpulan pertama atau
peningkatan kontribusi tambahan sebelumnya. Artinya, Anda dapat mengganti
asuransi kesehatan sebelum masa komitmen minimum reguler 18 bulan
berakhir, tetapi periode pemberitahuan dua bulan juga berlaku di sini. Lebih
lanjut tentang perubahan GKV.
25
2. Indonesia
Status BPJS Kesehatan seorang peserta dapat menjadi tidak aktif, sehingga
tidak dapat digunakan ketika ingin berobat ke fasilitas kesehatan terdekat. Situasi ini
dapat terjadi karena beberapa 2 hal, yaitu:
26
c. Jerman memiliki sistem perawatan kesehatan multi-pembayar universal yang
dibayar dengan kombinasi asuransi kesehatan wajib ( Gesetzliche
Krankenversicherung ) dan asuransi kesehatan swasta ( Private
Krankenversicherung ).
d. Dengan lebih dari empat juta tempat kerja, bidang kesehatan secara keseluruhan
10,4 persen pendapatan nasional bruto dipakai untuk pengeluaran bagi
kesehatan, 1,5 % lebih banyak daripada pengeluaran rata – rata di negara
anggota OECD
2. Kelebihan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia :
a. Harga Terjangkau
BPJS Kesehatan adalah program proteksi kesehatan yang benar-benar
dikelola oleh pemerintah. Iuran untuk Kelas 1 sebesar Rp150.000, Kelas 2
sebesar Rp110.000, dan kelas 3 sebesar Rp25.500. Dengan membayar premi
bulanan tersebut, setiap peserta sudah dapat menikmati layanan kesehatan mulai
dari pemeriksaan, rawat inap, pembedahan, obat dan sebagainya tanpa biaya.
Selain itu, perawatan cuci darah dan biaya persalinan juga bisa didapat oleh
peserta dengan gratis.
b. Bersifat wajib
Program BPJS Kesehatan ini bersifat wajib bagi setiap masyarakat
Indonesia. Kewajiban ini diatur dalam undang-undang dan peraturan
pemerintah. Meskipun seseorang mendaftar di asuransi swasta, ia tetap harus
terdaftar sebagai peserta asuransi BPJS Kesehatan.
27
e. Tanpa pengecualian
Asuransi swasta cenderung menolak seseorang yang sudah terkena
penyakit kronis. Jika diterima, premi yang dibebankan akan mahal atau bahkan
polis berpotensi ditangguhkan. Klaim dana juga dapat menjadi sangat sulit
ketika pesertanya dianggap memberikan keterangan yang kurang meyakinkan,
saat mendaftar. Sementara itu, BPJS Kesehatan tidak membedakan pesertanya.
Peserta tidak diminta mencantumkan penyakit yang pernah atau sedang diderita.
28
d. Keterbatasan kuota
Kelemahan BPJS Kesehatan yang terakhir adalah kurangnya kesempatan
untuk mendapat fasilitas Kelas 1. Meskipun peserta telah mendaftar pada Kelas
1 dan 2. Pada kenyataannya di lapangan, memang terjadi hal yang di luar
dugaan. Para peserta BPJS Kesehatan ini malah sering mendapat fasilitas Kelas
terendah yaitu kelas 3.
29
BAB III
SIMPULAN
31
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Merry. 2019. Implementasi Metode Multi Factor Evaluation Process (MEEP)
dalam Membuat Keputusan Memilih Asuransi Kesehatan. [Online]. Tersedia :
https://journal.binadarma.ac.id/index.php/jurnalmatrik/article/view/574/318 [3 Juni
2022]
Aurora, Wahyu I.D. 2019. Perbandingan Sistem Kesehatan di Negara Maju dan Negara
Berkembang. [Online]. Tersedia : https://online-
journal.unja.ac.id/kedokteran/article/view/8030 [3 Juni 2022]
Endra, F., dan Setyawan, B. 2018. Sistem Pembiayaan Kesehatan. [Online]. Tersedia :
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/4206 [3 Juni 2022]
Idris, Fachmi. dkk. 2020. Perpres 64/2020, Jaga Keberlanjutan dan Peningkatan Kualitas
Program JKN-KIS. [Online]. Tersedia : https://dokumen.tips/documents/jaga-
keberlanjutan-dan-peningkatan-kualitas-program-jkn-kis-2020-10-9-peserta.html [3
Juni 2022]
Irfani, N. 2018. Organisasi Jaminan Sosial di Negara Federal Republik Jerman: Suatu
Perbandingan (Social Security Organization in Federal of Germany: A Comparative
Studi). [Online]. Tersedia : https://e-
jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/view/390 [3 Juni 2022]
Kartikasari, Bunga. 2020. Cara Jerman Untuk Menekan Jumlah Pasien Virus Corona
COVID-19 yang meninggal. [Online]. Tersedia :
https://jogja.tribunnews.com/2020/03/22/cara-jerman-untuk-menekan-jumlah-
pasien-virus-corona-covid-19-yang-meninggal [3 Juni 2022]
32
Maharini, Ayu Fhyta. dkk. 2014. Pembiayaan Kesehatan Negara. [Online]. Tersedia :
https://123dok.com/document/zp0xpxvq-makalah-pembiayan-kesehatan-negara.html
[3 Juni 2022]
Oberst, Hennie Triana. 2020. Di Jerman, Setiap Orang Wajib Memiliki Asuransi Kesehatan.
[Online]. Tersedia :
https://www.kompasiana.com/hennietriana/5ebf3e41d541df52a45780e2/setiap-
orang-di-jerman-wajib-memiliki-asuransi-kesehatan [3 Juni 2022]
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 Tentang
Pencegahan dan Penanganan Kecurangan (Fraud) Serta Pengenaan Sanksi
Administrasi Terhadap Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan. [Online]. Tersedia :
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/129762/permenkes-no-16-tahun-2019 [3
Juni 2022]
Setiawan, Ery. dkk. 2021. Pembiayaan Kesehatan Konsep dan Best Practices di Indonesia.
[Online]. Tersedia :
https://ppjk.kemkes.go.id/libftp/uploads/trs_local_nposth/129/Modul%20Ekonomi%
20Kesehatan%20Seri%202_FINAL.pdf [3 Juni 2022]
Suwignjo, Aditya Hans., Mufid. 2019. Tinjauan Hukum Pembukaan Rekam Medik dari Sudut
Pandang Asuransi Kesehatan. [Online]. Tersedia :
http://jurnal.untagsmg.ac.id/index.php/SH/article/view/1125 [3 Juni 2022]
Unknown. 2020. Tiga Cara Jerman Kendalikan Angka Kematian Corona. [Online]. Tersedia
: https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200407131556-134-491202/tiga-
cara-jerman-kendalikan-angka-kematian-corona [3 Juni 2022]
33