Anda di halaman 1dari 18

Tugas Mata Kuliah Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank oleh Kelompok 4 Asuransi

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH
LEMBAGA KEUANGAN BANK DAN NON BANK
Dosen Pengasuh : 1. Dr.Anwar,SE.,M.Si
2. Nurman,SE.,M.Si

JUDUL ;

Makalah Asuransi

OLEH KELOMPOK 4:

Viraayustina 1893142161
Kasrianti 1893142146
Miftah Rizka Fahira 1893141033
Andi Widya Anggraeni 1893141037
Sri Nadya Yuliani 1893142006

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021/2022

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuransi
ini dengan tepat waktu.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang wajib ditempuh untuk melengkapi salah
satu materi dalam pelajaran Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Makalah ini disusun
bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu tambahan bagi para pembaca khususnya
dalam bidang ekonomi.
Dengan selesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada Bapak Nurman,SE.,M.Si selaku Dosen mata kuliah Lembaga Keuangan Bank
dan Non Bank dan terima kasih kepada teman – teman yang membantu penyelesaian makalah
ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Makassar, 20 April 2021

Penyusun
Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi............................................................................................................. 3
2.2 Perkembangan Asuransi...................................................................................................... 4
2.3 Prinsip Asuransi ................................................................................................................. 6
2.4 Jenis Asuransi..................................................................................................................... 7
2.5 Jenis-Jenis Resiko Asuransi................................................................................................ 7
2.6 Manfaat Dari Adanya Asuransi........................................................................................... 8
2.7 Fungsi Dari Adanya Asuransi............................................................................................. 8
2.8 Keuntungan Dari Adanya Asuransi................................................................................... 9
2.9 Polis Asuransi.................................................................................................................... 10
2.10 Premi Asuransi................................................................................................................ 10
2.11 Perngertian Asuransi Syariah.......................................................................................... 11
2.12 Perbedaan Asuransi Konvensional Dengan Asuransi Syariah........................................ 12
2.12 Pembinaan Dan Pengawasan Industri Peransuransian.................................................... 12

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan non bank yang mempunyai peranan
yang tidak jauh berbeda dari bank, yaitu bergerak dalam bidang layanan jasa yang diberikan
kepada masyarakat dalam mengatasi resiko yang akan terjadi di masa yang akan
datang. Perusahaan asuransi mempunyai perbedaan karaketeristik dengan perusahaan non
asuransi.
Dalam dunia bisnis, banyak sekali resiko yang tidak dapat di prediksi. Secara rasional,
para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada
tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk mengurangi
permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang
menghadapi resiko.
Untuk mengurangi resiko yang tidak diinginkan dimasa yang akan datang seperti resiko
kehilangan, resiko kebakaran, resiko kecelakaan, resiko macetnya pinjaman kredit bank atau
resiko lainnya, maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung resiko tersebut. Adalah
perusahaan asuransi yang mau menanggung resiko yang bakal dihadapi nasabahnya baik
perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan
perusahaan yang melakukan usaha pertanggung jawaban terhadap resiko yang akan dihadapi
oleh nasabahnya.
Industri asuransi di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang cukup pesat
setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi pada tahun 1980-an. Dipertegas lagi dengan
keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha
Perasuransian. Diharapkan dengan semakin berkembangnya industri asuransi di Indonesia,
maka akan semakin berkembang pula pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun ketahun
akan semakin meningkat, Pada era globalisasi seperti ini kebutuhan masyarakat akan asuransi
semakin meningkat oleh karena itu pertumbuhan atau perkembangan industri asurasi di
indonesia semakin dan akan terus meningkat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari asuransi ?
2. Bagaimana Perkembangan asuransi  ?
3.  Apa saja jenis asuransi ?
4.  Apa saja jenis resiko dari asuransi ?
5. Apa saja prinsip asuransi ?
6. Apa saja manfaat dari adanya asuransi?
7. Apa yang disebut polis asuransi?
8. Apa yang disebut dengan premi asuransi?
9. Apa perbedaan asuransi konvensional dengan asuransi syariah?
10.Siapa yang melakukan fungsi Pembinaan dan Pengawasan Industri Peransurasian?

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui  pengertian dari asuransi.
2. Untuk mengetahui  perkembangan  asuransi.
3. Untuk mengetahui apa saja jenis asuransi.
4. Untuk  mengetahui fungsi asuransi untuk mengatasi sebuah resiko
5. Untuk mengetahui prinsip asuransi.
6. Untuk mengetahui manfaat dari adanya asuransi.
7. Untuk mengetahui yang disebut polis asuransi.
8. Untuk mengetahui yang disebut dengan premi asuransi.
9. Untuk mengetahui perbedaan asuransi konvensional dengan asuransi syariah.
10. Untuk mengetahui badan yang melakukan fungsi Pembinaan dan Pengawasan Industri
Peransurasian.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi
Risiko di masa datang dapat terjadi terhadap kehidupan seseorang misalnya kematian,
sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko yang dihadapi dapat
berupa risiko kerugian akibat kebakaran, kerusakan atau kehilangan atau risiko lainnya. Oleh
karena itu, setiap risiko yang akan dihadapi harus di tanggulangi sehingga tidak menimbulkan
kerugian yang lebih besar lagi.
Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan di masa yang akan datang, seperti
risiko kehilangan, risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman kredit bank atau risiko lainnya,
maka diperlukan perusahaan yang mau menanggung risiko tersebut. Adalah perusahaan
asuransi yang mau dan sanggup menanggung setiap risiko yang bakal dihadapi nasabahnya
baik perorangan maupun badan usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan
perusahaan yang melakukan usaha pertanggung jawaban terhadap risiko yang akan dihadapi
oleh para nasabahnya.
Dalam bahasa belanda kata asuransi disebut “Assurantie” yang terdiri dari kata “
assuradeur”  yang berarti penanggung dan “geassureerde” yang berarti tertanggung.
Kemudian dalam bahasa prancis disebut “Assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang
pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa latin disebut “Assecurare” yang berarti meyakinkan
orang. Selanjutnya bahasa inggris kata asuransi disebut “ insurance” yang berarti
menanggung sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan “Assurance”yang bearti
menanggung sesuatu yang pasti terjadi.
Di indonesia pengertian asuransi menurut undang-undang nomor 1 tahun 1992 tentang
usaha asuransi adalah sebagai berikut:
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak
ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Dalam perjanjian asuransi di mana tertanggung dan penanggung mengikat suatu
perjanjian tentang hak dan kewajiban masing-masing. Perusahaan asuransi membebankan
sejumlah premi yang harus dibayar tertanggung. Premi yang harus dibayar sebelumnya sudah
ditaksirkan dulu atau diperhitungkan dengan nilai resiko yang akan dihadapi. Semakin besar
premi yang harus dibayar dan sebaliknya.
Perjanjian asuransi tertuang dalam polis asuransi, di mana disebutkan syarat-syarat, hak-
hak, kewajiban masing-masing pihak, jumlah uang yang dipertanggungkan dan jangka waktu
asuransi. Jika dalam masa pertanggungan terjadi risiko, pihak asuransi akan membayar sesuai
dengan perjanjian yang telah di buat dan ditandatangani bersama sebelumnya.
Sistem dan perusahaan asuransi sudah ada dan dikenal sejak zaman penjajahan. Sejauh
ini sampai sekarang belum ada undang-undang yang khusus mengatur kegiatan perusahaan
asuransi, kecuali beberapa peraturan-peraturan.

3
2.2 Perkembangan Asuransi
Asal mula kegiatan asuransi yang dijalankan di indonesia merupakan kelanjutan asuransi
yang ditinggalkan oleh pemerintah hindia belanda. Sedangkan peraturan pemerintah
indonesia yang mengatur tentang asuransi baru dikeluarkan pada tahun 1976 dengan
keluarnya surat keputusan menteri keuangan pada waktu itu.
Kemudian surat keputusan menteri keuangan nomor 1136/ KMK/IV/1976 tentang
penetapan besarnya cadangan premi dan biaya oleh perusahaan asuransi di indonesia.
Selanjutnya keluar keputusan mentri keuanngan nomor 1249/KMK/.013/1988 tanggal 20
desember 1988 tentang ketentuan dan tata cara pelaksanaan di bidang asuransi kerugian dan
nomor 1250/KMK.013/1988 tanggal 20 desember 1988 tentang asuransi jiwa.
Peraturan menteri keuangan ini kemudian tidak berlaku lagi dengan keluarnya undang-
undang nomor2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian di indonesia dan peraturan
pemerintahan nomor 73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian.
Disamping keduaperundang-undangan dan peraturan tersebut dasar acuan pembinaan dan
pengawasan usaha asuransi di indonesia juga didasarkan kepada keputusan menteri keuangan
nomor:
 223/KMK.017/1993 Tanggal 26 februari 1993 tentang izin perusahaan asuransi dan
reasuransi.
 224/KMK.017/1993 Tanggal 26 februari 1993 tentangkesehatan keuangan perusahaan
asurasi dan reasuransi.
 225/KMK.017/1993 Tanggal 26 februari 1993 tentang penyelenggaraan usaha asuransi dan
perusahaan reasuransi.
 226/KMK.017/1993 Tanggal 26 februari 1993 tentang perizinan dan penyelenggaraan
kegiatan usaha penunjang usaha asuransi.

2.3 Jenis- Jenis Asuransi


Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia pada saat ini jika dilihat dari berbagai
segi adalah sebagai berikut :
2.3.1 Dilihat dari Jenis Usaha Perasuransian
2.3.1.1 Asuransi kerugian (nonlife insurance)
Jenis asuransi kerugian seperti yang terdapat dalam undang-undang nomor 2 tahun
1992 tentang usaha asuransi menjelaskan bahwa asuransi kerugian menjalankan usaha
memberikan jasa untuk menanggulangi suatu risiko atas kerugian, kehilangan manfaat dan
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga dari suatu peristiwa yang tidak pasti. Jenis
asuransi ini tidak diperkenankan melakukan usaha di luar asuransi kerugian dan reasuransi.
Kemudian yang termasuk dalam asuransi kerugian adalah sebagai berikut :
a. Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko kebakaran. Asuransi kebakaran
yang meliputi kebakaran, peledakan, petir kecelakaan kapal terbang dan lainnya.
b. Asuransi pengangkutan adalahasuransi pengangkutan penanggung atau perusahaan
asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinmya kehilangan

4
atau kerusakan pada saat pelayaran. Asuransi pengangkutan meliputi Marine Hul
Policy,Marine Cargo policy dan Freight.
c. Asuransi aneka, yaitu asuransi yang tidak termasuk dalam asuransi kebakaran dan
pengangkutan seperti asuransi kendaraan bermotor, kecelakaan diri pencurian, dan
lainnya.

2.3.1.2  Asuransi jiwa (life insurance)


Asuransi jiwa merupakan perusahaan asuransi yang dikaitkan dengan penanggulangan
jiwa atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan. Jenis-jenis asuransi jiwa adalah :
a. Asuransi berjangka (term insurance)
b. Asuransi tabungan (endowment insurance)
c. Asuransi seumur hidup (whole life insurance)
d. Anuitas (anuity contrak insurance)

2.3.1.3  Reasuransi (reinsurance)
Resasuransi Merupakan perusahaan yang memberikan jasa asuransi dalam
penanggulangan ulang terhasap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian. Jenis
asuransi ini sering disebut reasuransi dari asuransi dan asuransi ini digolongkan ke dalam :
a. Bentuk treaty
b. Bentuk facultative
c. Kombinasi dari keduanya
Adapun Fungsi dari adanya reasuransi adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan kapasitas akseptasi.
b. Alat penyebaran risiko.
c. Meningkatkan stabilitas usaha.
d. Meningkatkan kepercayaan.

2.3.2 Dilihat dari segi kepemilikannnya


Dalam hal ini yang dilihat adalah siapa pemilik dari perusahaan asuransi
tersebut, baik asuransi kerugian, asuransi jiwa ataupun reasuransi.Dari segi kepemilikannya
terbagi menjadi:
2.3.2.1  Asuransi milik pemerintah
Yaitu asuransi yang sahamnya dimilki sebagian besar atau bahkan 100% oleh
pemerintah Indonesia.
2.3.2.2  Asuransi milik swasta Nasional
Asuransi ini kepemilikan sahamnya sepenuhnya dimiliki oleh swata Nasional
sehingga siapa yang paling banyak memiliki saham, maka memiliki suara terbanyak dalam
rapat umum pemegnag saham (RUPS).
2.3.2.3  Asuransi milik perusahaan asing
Perusahaan asuransi jenis ini biasanya beroperasi di Indonesia hanyalah merupakan
cabang dari negara lain dan jelas kepemilikannya pun dimiliki 100% oleh pihak asing.
2.3.2.4  Asuransi milik campuran
Merupakan jenis asuransi yang sahamna dimiliki oleh campuran antara swasta
nasional dengan pihak asing.

5
2.4 Prinsip Dasar Asuransi
Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya
tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian dilakukan mengandung prinsip-
prinsip asuransi. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
dikemudian hari antara pihak prusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya.
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu insurable
interest, utmost good faith, proximate cause, indemnity, subrogation dan contribution.
2.4.1 Insurable interest
Insurable interest Adalah hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu
hubungan keuangan antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara
hukum.Pengertian lainnya adalah hak mempertanggung jawabkan risiko yang terkait dengan
keuangan yang diakui sah secra hukum antara tertanggung dan sesuatu yang
dipertanggungjawabkan (berupa harta, benda, atau kejadian yang menimbulkan kewajiban
keuangan secara hukum).
Jadi, anda dikatakan memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila
Anda menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkan kerugian
atau kerusakan atas obyek tersebut.
Kepentingan keuangan ini memungkinkan Anda mengasuransikan harta benda atau
kepentingan anda. Apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa
Anda tidak memiliki kepentingan keuangan atas obyek tersebut, maka Anda tidak berhak
menerima ganti rugi.

2.4.2 Utmost Good Faith


Utmost Good Faith Adalah suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan
lengkap, semua fakta yang material mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta
maupun tidak. Artinya si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala
sesuatu tentang luasnya syarat dan kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus
memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang
dipertanggungkan.
Intinya Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan dengan teliti
mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan.
Prinsip inipun menjelaskan risiko-risiko yang dijamin maupun yang dikecualikan, segala
persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti.

2.4.3 Proximate Cause
Adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang
menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang diawali dan secara aktif oleh
sumber yang baru dan independen. Jadi apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami
musibah atau kecelakaan, maka pertama-tama dicari sebab-sebab yang aktif dan efisien yang
menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya terjadilah
musibah atau kecelakaan tersebut. Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab
kerugian yang aktif dan efisien adalah: "Unbroken Chain of Events" yaitu suatu rangkaian
mata rantai peristiwa yang tidak terputus.

6
2.4.4 Indemnity
Adalah suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi finansial
dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat
sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278).
Idemnity adalah mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi kerugian
seperti pada posisi sebelum terjadinya kerugian tersebut.

2.4.5 Subrogation
Adalah pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim
dibayar. Prinsip subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-Undang Hukum Dagang,
yang berbunyi: "Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada
tertanggung, maka penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal
untuk menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada tertanggung".

2.4.6 Contribution
Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang sama-sama
menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut
memberikan indemnity. Anda dapat saja mengasuransikan harta benda yang sama pada
beberapa perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas obyek yang diasuransikan
maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi.

2.5  Jenis-jenis Risiko
Dalam hal pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi, besar
kecilnya suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi asuransi yang harus
dibayar.Sebelum membahas tentang jenis-jenis asuransi yang ada, akan dibahas terlebih
dahulu karakteristik risiko yang dapat diasuransikan, yakni sebagai berikut:
a. Dapat dinilai dengan uang.
b. Serupa dan dalam jumlah yang memadai.
c. Harus bersifat murni.
d. Kerugian terjadi secara kebetulan dan tidak direncanakan.
e. Tidak bertentangan dengan ketentuan umum.
f. Premi asuransi yang dikenakan cukup wajar.
g. Pihak yang mengasuransikan harus memiliki insurable interest.
Dalam praktiknya risiko-risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha pertanggungan
asuransi adalah sebagai berikut.

2.5.1 Risiko Murni
Rikiko murni adalah suatu risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan
kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dsan tidak juga
memberikan keuntungan. Artinya bahwa ada ketidak pastian terjadinya suatu kerugian atau
dengan kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan, contohnya
rumah mungkin akan terbakar, atau mobil yang dikendarai mungkin akan tertabrak atau kapal

7
dan matannya mungkin akan tenggelam. Jadi dalam hal ini kerugian terjadi atau tidak terjadi
sama sekali.
2.5.2  Risiko spekulatif
Artinya risiko dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang untuk mengalami
kerugian keuangan atau memperoleh keuntungan. Dalam hal ini kemungkinan terjadi
kerugian atau keuntungan.

2.5.3 Risiko individu
Risiko individu dibagi tiga macam :
a. Risiko pribadi, risiko kemampuan seseorang untuk memperoleh keuntungan, akibat suatu
hal seperti sakit, kehilangan pekerjaan atau mati.
b. Risiko harta, risiko kehilangan harta apakah dicuri, hilang rusak yang menyebabkan
kerugian keuangan.
c. Risiko tanggung gugat, yaitu risiko yang sisebabkan apabila kita menanggung kerugian
seseorang dan kita harus membayarnya. Contohnya kelalaian dijalan yang menyebabkan
orang lain tertabrak dan harus mengganti kerugian tersebut.

2.6 Manfaat Asuransi
Terdapat beberapa manfaat yang akan kita dapatkan apabila kita meliki asuransi sebagai
perlindungan bagi kita, yakni:
a. Rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi berfungsi sebagai perlindungan sehingga
menciptakan rasa aman bagi sang tertanggung.
b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih indah.
c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
d. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.
e. Alat penyebaran risiko.
f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha.

2.7 Fungsi Asuransi


2.7.1Fungsi Utama (Primer)
a. Pengalihan Resiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian (chance of
loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu atau beberapa penanggung
(a risk transfer mechanism). Sehingga ketidakpastian (uncertainty) yang berupa kemungkinan
terjadinya kerugian sebagai akibat suatu peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi
proteksi asuransi yang pasti (certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan
klaim dengan syarat pembayaran premi.
b. Penghimpun Dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan dibayarkan
kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun tersebut berupa premi atau
biaya ber- asuransi yang dibayar oleh tertanggung kepada penanggung, dikelola sedemikian

8
rupa sehingga dana tersebut berkemang, yang kelak akan dipergunakan untuk membayar
kerugian yang mungkin akan diderita salah seorang tertanggung.

c. Premi Seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang dilakukan oleh
masing – masing tertanggung adalah seimbang dan wajar dibandingkan dengan resiko yang
dialihkannya kepada penanggung (equitable premium). Dan besar kecilnya premi yang harus
dibayarkan tertanggung dihitung berdasarkan suatu tarip premi (rate of premium) dikalikan
dengan Nilai Pertanggungannya.

2.7.2 Fungsi Tambahan (Sekunder)


a. Export Terselubung (invisible export) Sebagai penjualan terselubung komoditas atau
barang-barang tak nyata (intangible product) keluar negeri.
b. Perangsang pertumbuhan ekonomi (stimulus ekonomi) Adalah untuk merangsang
pertumbuhan usaha, mencegah kerugian, pengendalian kerugian, memiliki manfaat sosial
dan sebagai tabungan.
c. Sarana tabungan investasi dana dan invisible earnings
d. Sarana pencegah & pengendalian kerugian

2.8 Keuntungan Asuransi


Keuntungan dari usaha asuransi untuk masing – masing pihak adalah sebagai berikut:
1. Bagi nasabah
          Masyarakat yang menolak konsep asuransi, biasanya disebabkan karena kurangnya
pengetahuan mereka pada keuntungan asuransi. Selain itu, ada sebuah stigma tradisional
yang menyebabkan seseorang sudah merasa apriori pada kata asuransi. Beberapa stigma
negatif seperti telah disebutkan sebelumnya semakin diyakini sebagai sebuah kebenaran
ketika pihak perusahaan asuransi sendiri misalnya tidak memberikan edukasi secara jelas dan
tepat. Terlepas dari itu semua, beberapa keuntungan asuransi yang bisa didapatkan seseorang
ketika menjadi nasabah perusahaan asuransi antara lain :
a. Memberikan rasa aman dan ketenangan hidup.
b. Merupakan simpanan yang pada saat jatuh tempo dapat ditarik kembali.
c. Terhindar dari risiko kerugian atau kehilangan.
d. Memperoleh penghasilan di masa yang akan datang.
e. Memperoleh penggantian akibat kerusakan atau kehilangan.
f. Menjadikan seseorang bisa lebih tertib dalam mengatur keuangan mereka.
g. Memudahkan urusan.

2. Bagi perusahaan asuransi


a. Keuntungan dari premi yang diberikan ke nasabah.
b. Keuntungan dari hasil penyertaan modal di perusahaan lain.
c. Keuntungan dari hasil bunga dari investasi di surat – surat berharga.

9
2.9 Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat penjanjian antara pihak- pihak yang
mengadakan perjanjian asuransi.[13] Maksud dari pengertian tersebut adalah dimana polis
merupakan sebuah bukti autentik yang berisi perjanjian antara pihak penyedia asuransi dan
pihak tertanggung yang sah secara hukum. Polis asuransi memuat hal-hal berikut:
a. Nama dan alamat tertanggung.
b. Uraian risiko.
c. Jumlah pertanggungan.
d. Jangka waktu pertanggungan.
e. Besar premi, bea materai, dan lain-lain.
f. Bahaya-bahaya yang dijaminkan.
g. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor polisi,
nomor rangka, (chasis), dan nomor mesin kendaraan.

2.10  Premi Asuransi
Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang
berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Dari pengertian tersebut
dapat dipaparkan bahwa premi asuransi merupakan suatu kewajiban seorang yang memakai
jasa asuransi untuk membayarkan sejumlah uang kepada pihak penyelenggara asuransi secara
periodik yang biasanya dibayarkan dalam jangka waktu setiap bulan.
Contoh Perusahaan Asuransi di Indonesia:
1. AIA Financial
Berdiri tahun 1983, Sempat berganti nama dari PT Asuransi Lippo Jiwa Sakti menjadi
Lippo Life,  kemudian AIG Lippo dan setelah 80% sahamnya dimiliki American
International Assurance, berubah nama menjadi AIA Financial.
2. Allianz
Merupakan cabang dari Allianz SE Jerman, yang merupakan salah satu perusahaan
asuransi terbesar di dunia. Masuk di Indonesia sejak tahun 1981. Bergerak pada bidang
asuransi jiwa, kesehatan, employee benefit, serta dana pension dan saving.
3. Avrist
Berdiri sejak 1975, PT Avrist Assurance (Avrist) adalah perusahaan asuransi jiwa
patungan multinasional pertama di Indonesia, yang menyediakan program asuransi jiwa,
asuransi kecelakaan dan kesehatan, asuransi jiwa kredit dan pension, baik untuk perorangan
maupun kelompok, termasuk produk-produk asuransi jiwa berbasis syariah/tafakul, melalui
beragam saluran distribusi.
4. Axa Mandiri
Merupakan perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Bank Mandiri dan AXA Group.
Jika anda nasabah Bank Mandiri mungkin sudah pernah ditawarkan asuransi ini.

5. Buiputera 1912
Merupakan salah satu perusahaan asuransi paling tua di Indonesia. Sesuai namanya,
didirikan pada tahun 1912. Yang menarik dari asuransi ini adalah prinsip mutual share yang
mereka pegang, dimana setiap pemegang polis adalah pemilik perusahaan.
6. CIGNA

10
Asuransi CIGNA berdiri di Indonesia sejak tahun 1990. Merupakan cabang dari
perusahaan asuransi CIGNA Group yang bermarkas di connectiout, Amerika Serikat
7. Jiwasraya
Asuransi Jiwasraya adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di sector
asuransi. Perusahaan ini didirikan pada 31 Desember 1859 dengan nama Nederlandsche
Indische Levenverzekering en Lijvrente Maatschappij (NILLMIJ) dan merupakan perusahaan
asuransi jiwa pertama yang didirikan di Indonesia.
8. Manulife
Perusahaan asuransi ini adalah cabang dari Manulife Financial yang merupakan salah
satu perusahaan asuransi jiwa terbesar di dunia yang diukur nerdasarkan kapitalisasi pasar.
Manulife saat ini memiliki sekitar 26.000 karyawan di seluruh dunia. Di Indonesia
perusahaan ini berdiri sejak tahun 1985.
9. Prudential
Didirikan pada tahun 1995, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)
merupakan bagian dari prudential plc, group jasa keuangan ritel berbasis di London, Inggris.
Pada tahun 2011, unit asuransi jiwa dari Prudential dinobatkan sebagai perusahaan asuransi
terbaik oleh majalah investor untuk perusahaan dengan asset diatas 10 triliyun.
10. Sinar Mas
Asuransi Sinar Mas (ASM) merupakan anak perusahaan dari perusahaan Sinar Mas
Group yang didirikan pada tanggal 27 Mei 1985. Pada pertama kali berdiri, dinamakan PT.
Asuransi Kerugian Sinar Mas Dipta. Kemudian pada tahun 1991 baru berubah menjadi PT.
Asuransi Sinar Mas.

2.11 Pengertian Asuransi Syariah


Definisi asuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk saling
melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk
aset dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko/ bahaya
tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/ anggota/ peserta
mendonasikan/ menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk
membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/ anggota/
peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaan
asuransi serta investasi dari dana-dana/ kontribusi yang diterima/ dilimpahkan kepada
perusahaan.
Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya tolong menolong
atau saling membantu. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi ta'awun prinsip
dasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesamamanusia untuk menjalin
kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta.

Asuransi syariah memiliki landasan filosofi yang berbeda dengan asuransi


konvensional, yaitu mencari ridha Allah untuk kebaikan dunia dan akhirat. Asuransi syariah
memiliki karakteristik tertentu. Karakteristik itu pada gilirannya bisa membedakan dirinya
dengan asuransi konvensional. Di antara karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama : akad yang dilakukan adalah akad at-Takafuli.

11
Kedua : selain tabungan, peserta juga dibuatkan tabungan derma.
Ketiga : merealisir prinsip bagi hasil.
Secara structural, landasan operasional asuransi syariah di Indonesia masih
menginduk pada peraturan yang mengatur usaha perasuransian secara umum (konvensional).
Baru ada peraturan yang secara tegas menjelaskan asuransi syariah pada Surat Keputusan
Direktur jendral Lembaga Keuangan No. Kep. 4499/LK/2000 tentang Jenis, Penilaian dan
Pembatasan Investasi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dengan Sistem
Syariah.

2.12 Perbedaan Asuransi Konvensional dan Syariah


Kedua asuransi tersebut adalah sebuah lembaga yang bergerak di bidang ekonomi
yang keduanya bergerak dalam hal penanggungan resiko yang ada. Perbedaan yang mendasar
dalam kedua asuransi tersebut adalah pada prinsip ta’awun (tanggung menanggung) yang
menjadi tulang punggung bagi asuransi syariah, dibandingkan dengan asuransi konvensional
yang lebih mendasarkan pengalihan risiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.
Berikut adalah penjelasan beberapa perbedaab yang ada di dalam asuransi
konvensional dan syariah:
a. Misi, dalam hal ini keduanya memiliki misi yang berbeda dimana asuransi konvensional
mengemban misi keuntungan atau profit sedangkan asuransi syariah mengemban misi
akidah yang dimana menggunakan hukum fiqih muamalah.
b. Konsep, konsep dari asuransi konvensional adalah perjanjian antara dua pihak
penanggung dengan yang tertanggung, sedangkan syariah menganut konsep saling bantu
membantu dan bekerjasama.
Dan masih banyak lagi yang membedakan asuransi konvensional dengan syariah yang
dapat dilihat dari berbagai bidang.

2.13 Pembinaan dan Pengawasan Industri Peransuransian


Berdasarkan UU pasal 10 No. 2 tahun 1992 bahwa pembinaan dan pengawasan
terhadap usaha perasuransian dilakukan oleh Menteri Keuangan. Selanjutnya, dalam pasal 11
dinyatakan pula bahwa pembinaan dan pengawasan perusahaan perasuransian tersebut
meliputi hal sebagai berikut:
a. Kesehatan keuangan, pembinaan dan pengawasan ini hanya berlaku pada asuransi jiwa,
kerugian, dan reasuransi yang pengawasannya meliputi batas tingkat solvabilitas, retensi
sendiri, reasuransi, investasi, cadangan teknis.
b. Penyelenggaraan usaha yang meliputi syarat-syarat polis asuransi, tingkat premi,
penyelesaian klaim, persyaratan keahlian di bidang perasuransian.
Namun, setelah diterapkannya UU No.21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
fungsi pengawasan dan pembinaaan tidak lagi berada di tangan Menteri Keuangan melainkan
diserahkan pada OJK.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang akan
datang secara sempurna, meskipun dengan menggunakan berbagai alat analisis. Setiap
ramalan yang dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan perhitungan yang telah dilakukan,
penyebab melesetnya hasil ramalan karena dimasa yang akan datang penuh dengan
ketidakpastian. Bahkan untuk hal-hal tertentu sama sekali tidak dapat diperhitungkan seperti
maut dan rezeki. Jadi wajar bila terjadinya sesuau dimasa yang akan datang hanya dapat
direka-reka semata.
Asal mula kegiatan asuransi yang dijalankan di Indonesia merupakan kelanjutan
asuransi yang ditinggalkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan peraturan pemerintah
Indonesia yang mengatur tentang asuransi baru dikeluarkan pada tahun 1976 dengan
keluarnya surat keputusan mentri keuangan pada waktu itu.
Jenis-jenis asuransi yang berkembang di Indonesia pada saat ini jika dilihat dari
berbagai segi adalah sebagai berikut, asuransi kerugian (non life insurance), asuransi
kebakaran, asuransi pengangkutan, asuransi aneka, asuransi jiwa (life insurance), reasuransi
(reinsurance), asuransi milik pemerintah, asuransi milik swasta Nasional, asuransi milik
perusahaan asing, asuransi milik campuran
Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya
tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Setiap perjanjian dilakukan mengandung prinsip-
prinsip asuransi. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
dikemudian hari antara pihak prusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya .
Dalam hal pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi, besar
kecilnya suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi asuransi yang harus
dibayar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Huda,  Nurul Dan Heykal, Mohamad. 2010.  Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan


Teoretis Dan Praktis. Jakarta: Kencana.
Kasmir. 2014. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada.
Latumaerissa, Julius R. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba
Empat.
Triandaru, Sigit Dan Budiasantoso, Totok. 2010.  Bank Dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat.
Wijaya, Faried Dan Hadiwigeno, Soetatwo. Lembaga-Lembaga Keuangan Dan
Bank. Yogyakarta : BPFE.           

14

Anda mungkin juga menyukai