Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ASURANSI DI NEGARA JEPANG

DISUSUN OLEH :

1. ANGGUN CASMI P01770223005


2. TEKA SANTIKA P01770223044
3. NOVHIA MARGARETHA P01770223035

Dosen Pengampu: Dr.Darwis.S.Kp.,M.Kes

JURUSAN PROMOSI KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur dengan berkat rahmat Allah


SWT, yang telah memudahkan kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, Rasulullah terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang mudah,
penuh rahmat, dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang
ada agar makalah ini dapat tersusun sesuai harapan. Sesuai dengan fitrahnya,
manusia diciptakan Allah sebagai makhluk yang tak luput dari kesalahan dan
kekhilafan, maka dalam makalah yang kami susun ini belum mencapai tahap
kesempurnaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu
dalam proses penyelesaian makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kita semua dalam kehidupan sehari-hari.

Bengkulu, Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Berdiri tahun......................................................................................... 3
B. Nama Badan Asuransi.......................................................................... 4
C. Mono atau Multi Payer......................................................................... 5
D. Besar iuran ........................................................................................... 5
E. Pengelola Pemerintah/swasta .............................................................. 6
F. Wajib Apa Sukarela ............................................................................. 7
G. Komersial Apa Sosial........................................................................... 7
H. Kapan mulai UHC................................................................................ 8
I. Manfaat yang dirasakan oleh pemerintah dan warga ........................... 9
J. Skema Pelayanan Kesehatan ......................................................................10
K. Perkembangan DRG dan INA CBGs. ........................................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 13
B. Saran ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuransi kesehatan di Jepang melibatkan sejarah panjang perubahan
sistem kesehatan negara ini, yang telah berkembang dari model yang lebih
tradisional menjadi sistem yang lebih modern dan komprehensif. Berikut
adalah gambaran umum tentang latar belakang asuransi kesehatan di Jepang:
Pada tahun 1922: Jepang memperkenalkan Asuransi Kesehatan
Karyawan (Shakai Hoken), yang pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan-
perusahaan besar untuk karyawan mereka. Pada tahun 1938: Asuransi
Kesehatan Masyarakat (Kenkō Hoken) diperkenalkan sebagai skema wajib
untuk melindungi masyarakat yang tidak tercakup oleh asuransi kesehatan
karyawan.
Setelah Perang Dunia II: Jepang melihat perluasan program asuransi
kesehatan untuk mencakup seluruh populasi. Ini termasuk pendirian Asuransi
Kesehatan Nasional (NHI - National Health Insurance) pada tahun 1961. Pada
tahun 1961: NHI diperkenalkan untuk memberikan cakupan kesehatan kepada
populasi yang tidak tercakup oleh asuransi kesehatan karyawan. Era 1980-an
hingga 1990-an: Terjadi peningkatan biaya layanan kesehatan dan pemerintah
Jepang mulai menghadapi tekanan untuk mereformasi sistem kesehatannya.
Pada tahun 2000: Jepang menerapkan reformasi besar-besaran terhadap sistem
kesehatannya, termasuk penggabungan antara Shakai Hoken (asuransi
kesehatan karyawan) dan NHI menjadi satu sistem. Tahun 2000-an hingga
Sekarang: Terjadi berbagai perubahan kebijakan dan reformasi dalam upaya
untuk meningkatkan efisiensi, kesetaraan, dan keberlanjutan sistem kesehatan
Jepang.
Melalui sejarahnya yang panjang dan serangkaian reformasi, sistem
asuransi kesehatan di Jepang telah berkembang menjadi salah satu yang paling
maju dan kompleks di dunia, dengan upaya terus-menerus untuk
meningkatkan akses, kualitas, dan keberlanjutannya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Berdiri tahun?
2. Bagaimana Nama Badan Asuransi?
3. Bagaimana Mono atau Multi Payer?
4. Bagaimana Besar iuran?
5. Bagaimana Pengelola Pemerintah/swasta ?
6. Bagaimana Wajib Apa Sukarela?
7. Bagaimana Bagaimana Komersial Apa Sosial?
8. Bagaimana Kapan mulai UHC?
9. Bagaimana apa manfaat yang dirasakan oleh pemerintah dan warga?
10. Bagaimana Skema Pelayanan Kesehatan?
11. Bagaimana Perkembangan DRG dan INA CBGs. ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Berdiri tahun
2. Untuk mengetahui Nama Badan Asuransi
3. Untuk mengetahui Mono atau Multi Payer
4. Untuk mengetahui Besar iuran
5. Untuk mengetahui Pengelola Pemerintah/swasta
6. Untuk mengetahui Wajib Apa Sukarela
7. Untuk mengetahui Komersial Apa Sosial
8. Untuk mengetahui Kapan mulai UHC
9. Untuk mengetahui apa manfaat yang dirasakan oleh pemerintah dan warga
10. Untuk mengetahui Skema Pelayanan Kesehatan
11. Untuk mengetahui Perkembangan DRG dan INA CBGs.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Berdiri Tahun
Asuransi kesehatan di Jepang memiliki sejarah panjang dan kompleks,
dengan beberapa tonggak penting sebagai berikut:
1. 1922: Sistem Asuransi Kesehatan Nasional (Kenko Hoken) didirikan,
menandai awal mula sistem asuransi kesehatan universal di Jepang. Saat
itu, sistem ini hanya mencakup karyawan perusahaan besar.
2. 1938: Undang-Undang Asuransi Kesehatan Nasional diberlakukan,
memperluas cakupan asuransi kesehatan ke lebih banyak orang, termasuk
pekerja kecil dan keluarga mereka.
3. 1961: Sistem Asuransi Kesehatan Nasional diubah menjadi sistem dua
tingkat, dengan asuransi kesehatan karyawan (Shakai Hoken) dan asuransi
kesehatan penduduk (Kokumin Hoken).
4. 1973: Cakupan asuransi kesehatan diperluas ke semua penduduk Jepang,
termasuk orang tua, anak-anak, dan orang-orang yang tidak bekerja.
5. 2008: Undang-Undang Perawatan Jangka Panjang diberlakukan,
menyediakan layanan kesehatan dan dukungan bagi orang lanjut usia dan
orang-orang dengan disabilitas.
6. 2012: Pemerintah Jepang meluncurkan program "Japan Revitalization
Strategy," yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
sistem asuransi kesehatan.
Saat ini, sistem asuransi kesehatan di Jepang dikelola oleh Kementerian
Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan. Sistem ini dibiayai oleh
kombinasi premi, subsidi pemerintah, dan pajak.
Berikut adalah beberapa fakta penting tentang asuransi kesehatan di Jepang:
1. Cakupan universal: Semua penduduk Jepang memiliki asuransi kesehatan.
2. Sistem dua tingkat: Ada dua jenis asuransi kesehatan utama: asuransi
kesehatan karyawan (Shakai Hoken) dan asuransi kesehatan penduduk
(Kokumin Hoken).

3
3. Pembiayaan: Sistem asuransi kesehatan dibiayai oleh kombinasi premi,
subsidi pemerintah, dan pajak.
4. Manfaat: Asuransi kesehatan di Jepang menanggung berbagai macam
layanan kesehatan, termasuk rawat inap, rawat jalan, obat-obatan, dan
perawatan gigi.
5. Biaya: Biaya asuransi kesehatan bervariasi tergantung pada jenis asuransi
dan pendapatan individu.

B. Nama Badan Asuransi


Di Jepang, terdapat dua badan utama yang mengelola asuransi
kesehatan:
1. Asuransi Kesehatan Nasional (国民健康保険, Kokumin Hoken):
a. Dikelola oleh pemerintah daerah setempat (kota, desa, prefektur)
b. Menanggung semua penduduk Jepang yang tidak terdaftar dalam
asuransi kesehatan karyawan
c. Premi dihitung berdasarkan penghasilan dan jumlah anggota keluarga
2. Asuransi Kesehatan Karyawan (社会保険, Shakai Hoken):
a. Dikelola oleh Japan Social Insurance Agency (厚生労働省, Kousei
Roudou Shou)
b. Menanggung karyawan perusahaan dan keluarga mereka
c. Premi dibayarkan bersama oleh karyawan dan perusahaan, dengan
besaran tergantung pada gaji
Berikut adalah beberapa badan asuransi kesehatan karyawan di Jepang:
1. National Health Insurance Society (協会けんぽ, kyoukai kenpo)
2. Seamen's Insurance Fund (船員保険, Sen'in Hoken)
3. Employees' Pension Fund (厚生年金保険, Kousei Nenkin Hoken)
4. Mutual Aid Associations (共済組合, Kyousai Kumiai)

4
C. Mono atau Multi Payer
Sistem pembayaran asuransi kesehatan di Jepang dapat dikategorikan
sebagai monopayer dengan beberapa elemen multipayer.
1. Monopayer:
a. Asuransi kesehatan nasional (国民健康保険, Kokumin Hoken) dan
asuransi kesehatan karyawan ( 社会保険, Shakai Hoken) dikelola
oleh pemerintah.
b. Pemerintah menetapkan tarif untuk layanan kesehatan.
c. Penyedia layanan kesehatan dibayar langsung oleh pemerintah.
2. Multipayer:
a. Asuransi kesehatan swasta tersedia dan dapat memberikan manfaat
tambahan.
b. Pasien dapat memilih untuk menggunakan asuransi kesehatan swasta
untuk mendapatkan layanan kesehatan di luar negeri.

D. Besar Iuran
Besar iuran asuransi kesehatan di Jepang bervariasi tergantung pada
jenis asuransi dan pendapatan individu.
1. Asuransi Kesehatan Nasional (Kokumin Hoken):
a. Premi dihitung berdasarkan penghasilan dan jumlah anggota keluarga.
b. Rata-rata, premi Kokumin Hoken sekitar 10.000 Yen per bulan untuk
orang dewasa.
c. Namun, premi dapat lebih tinggi atau lebih rendah tergantung pada
pendapatan dan prefektur tempat tinggal.
2. Asuransi Kesehatan Karyawan (Shakai Hoken):
a. Premi dibayarkan bersama oleh karyawan dan perusahaan, dengan
besaran tergantung pada gaji.
b. Karyawan: Rata-rata, karyawan membayar sekitar 5.000 Yen per
bulan untuk asuransi kesehatan.
c. Perusahaan: Perusahaan biasanya membayar sekitar 8.000 Yen per
bulan per karyawan untuk asuransi kesehatan.

5
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi besar iuran
asuransi kesehatan:
1. Jenis asuransi: Premi Kokumin Hoken umumnya lebih rendah daripada
premi Shakai Hoken.
2. Penghasilan: Semakin tinggi pendapatan, semakin tinggi premi yang harus
dibayarkan.
3. Jumlah anggota keluarga: Premi Kokumin Hoken untuk keluarga dengan
banyak anggota dapat lebih tinggi daripada premi untuk individu.
4. Prefektur tempat tinggal: Premi Kokumin Hoken dapat bervariasi
tergantung pada prefektur tempat tinggal.

E. Pengelola Pemerintah/swasta
Pengelola Asuransi Kesehatan di Jepang
1. Asuransi Kesehatan Nasional (国民健康保険, Kokumin Hoken):
a. Dikelola oleh pemerintah daerah setempat (kota, desa, prefektur).
b. Menanggung semua penduduk Jepang yang tidak terdaftar dalam
asuransi kesehatan karyawan.
2. Asuransi Kesehatan Karyawan (社会保険, Shakai Hoken):
a. Dikelola oleh Japan Social Insurance Agency (厚生労働省, Kousei
Roudou Shou).
b. Menanggung karyawan perusahaan dan keluarga mereka.
3. Badan Asuransi Kesehatan Lainnya:
a. National Health Insurance Society (協会けんぽ, Kyoukai Kenpo):
Menanggung karyawan perusahaan kecil dan pekerja paruh waktu.
b. Seamen's Insurance Fund (船員保険, Sen'in Hoken): Menanggung
pelaut.
c. Employees' Pension Fund (厚生年金保険, Kousei Nenkin Hoken):
Menanggung pensiunan dan penyandang cacat.
d. Mutual Aid Associations (共済組合, Kyousai Kumiai): Menanggung
pegawai negeri sipil dan karyawan perusahaan publik.

6
F. Wajib Apa Sukarela
Asuransi kesehatan di Jepang bersifat wajib bagi semua penduduknya.
Ada dua jenis asuransi kesehatan utama di Jepang:
1. Asuransi Kesehatan Nasional (国民健康保険, Kokumin Hoken):
a. Wajib bagi semua penduduk Jepang yang tidak terdaftar dalam
asuransi kesehatan karyawan.
b. Dikelola oleh pemerintah daerah setempat (kota, desa, prefektur).
c. Premi dihitung berdasarkan penghasilan dan jumlah anggota keluarga.
2. Asuransi Kesehatan Karyawan (社会保険, Shakai Hoken):
a. Wajib bagi karyawan perusahaan dan keluarga mereka.
b. Dikelola oleh Japan Social Insurance Agency (厚生労働省, Kousei
Roudou Shou).
c. Premi dibayarkan bersama oleh karyawan dan perusahaan.
Asuransi kesehatan swasta di Jepang bersifat sukarela. Beberapa orang
memilih untuk membeli asuransi kesehatan swasta untuk melengkapi asuransi
kesehatan wajib mereka. Asuransi kesehatan swasta dapat membantu
menanggung biaya yang tidak ditanggung oleh asuransi kesehatan wajib,
seperti biaya kamar rumah sakit pribadi atau biaya perawatan gigi tambahan.

G. Komersial Apa Sosial


Asuransi kesehatan di Jepang terbagi menjadi dua jenis utama:
1. Asuransi Kesehatan Sosial:
a. Wajib bagi semua penduduk Jepang.
b. Terdiri dari:
1) Asuransi Kesehatan Nasional ( 国 民 健 康 保 険 , Kokumin
Hoken): Dikelola oleh pemerintah daerah dan menanggung
penduduk yang tidak terdaftar dalam asuransi kesehatan karyawan.
2) Asuransi Kesehatan Karyawan (社会保険, Shakai Hoken):
Dikelola oleh Japan Social Insurance Agency dan menanggung
karyawan perusahaan dan keluarga mereka.

7
c. Dibayar melalui premi, subsidi pemerintah, dan pajak.
d. Menawarkan cakupan yang luas untuk berbagai layanan kesehatan.
2. Asuransi Kesehatan Komersial:
a. Sukarela.
b. Ditawarkan oleh perusahaan asuransi swasta.
c. Memberikan manfaat tambahan di atas yang ditawarkan oleh asuransi
kesehatan sosial, seperti:
1) Kamar rumah sakit pribadi
2) Perawatan gigi tambahan
3) Perawatan di luar negeri
d. Dibayar melalui premi.
Perbandingan:
Kriteria Asuransi Kesehatan Sosial Asuransi Kesehatan
Komersial
Kewajiban Wajib Sukarela
Pengelola Pemerintah daerah/Japan Perusahaan asuransi
Social Insurance Agency swasta
Biaya Premi, subsidi pemerintah, Premi
dan pajak
Cakupan Layanan kesehatan dasar Layanan kesehatan dasar
+ manfaat tambahan

H. Kapan mulai UHC


Jepang telah menerapkan sistem Universal Health Coverage (UHC)
sejak lama, dimulai pada tahun 1922 dengan didirikannya Sistem Asuransi
Kesehatan Nasional (Kenko Hoken). Saat itu, sistem ini hanya mencakup
karyawan perusahaan besar.
Seiring waktu, cakupan asuransi kesehatan di Jepang terus diperluas:
1. 1938: Undang-Undang Asuransi Kesehatan Nasional diberlakukan,
memperluas cakupan ke pekerja kecil dan keluarga mereka.

8
2. 1961: Sistem Asuransi Kesehatan Nasional diubah menjadi sistem dua
tingkat, dengan asuransi kesehatan karyawan (Shakai Hoken) dan asuransi
kesehatan penduduk (Kokumin Hoken).
3. 1973: Cakupan asuransi kesehatan diperluas ke semua penduduk
Jepang, termasuk orang tua, anak-anak, dan orang-orang yang tidak
bekerja.
Saat ini, hampir semua penduduk Jepang (99%) memiliki asuransi
kesehatan, baik melalui Shakai Hoken (70%) atau Kokumin Hoken (30%).

I. Manfaat yang dirasakan oleh pemerintah dan warga


1. Manfaat bagi Pemerintah:
a. Meningkatkan kesehatan masyarakat: Asuransi kesehatan membantu
memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke layanan kesehatan
yang mereka butuhkan, yang dapat membantu meningkatkan kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.
b. Meningkatkan produktivitas: Ketika orang-orang sehat, mereka lebih
mungkin untuk bekerja dan berkontribusi pada ekonomi.
c. Mengurangi pengeluaran kesehatan: Asuransi kesehatan dapat
membantu mengendalikan biaya kesehatan dengan memberikan akses
ke layanan kesehatan preventif dan skrining.
d. Meningkatkan stabilitas sosial: Asuransi kesehatan dapat membantu
mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraan dengan memastikan
bahwa semua orang memiliki akses ke layanan kesehatan yang
terjangkau.
2. Manfaat bagi Warga:
a. Akses ke layanan kesehatan: Asuransi kesehatan membantu
memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke layanan kesehatan
yang mereka butuhkan, termasuk layanan preventif, kuratif, dan
rehabilitatif.

9
b. Keamanan finansial: Asuransi kesehatan dapat membantu melindungi
orang-orang dari beban keuangan yang besar akibat penyakit atau
cedera.
c. Ketenangan pikiran: Asuransi kesehatan dapat memberikan
ketenangan pikiran dengan mengetahui bahwa orang-orang terlindungi
jika mereka sakit atau terluka.
d. Meningkatkan kualitas hidup: Asuransi kesehatan dapat membantu
meningkatkan kualitas hidup orang-orang dengan memungkinkan
mereka untuk mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan untuk
hidup sehat dan aktif.

J. Skema Pelayanan Kesehatan


Sistem pelayanan kesehatan di Jepang didanai oleh kombinasi asuransi
kesehatan publik dan swasta.
1. Asuransi kesehatan publik
Asuransi Kesehatan Nasional (国民健康保険, Kokumin Hoken): Dikelola
oleh pemerintah daerah dan menanggung penduduk yang tidak terdaftar
dalam asuransi kesehatan karyawan.
2. Asuransi Kesehatan Nasional (国民健康保険, Kokumin Hoken)
Asuransi Kesehatan Karyawan (社会保険, Shakai Hoken): Dikelola oleh
Japan Social Insurance Agency dan menanggung karyawan perusahaan
dan keluarga mereka.
3. Asuransi kesehatan swasta
a. Ditawarkan oleh perusahaan asuransi swasta.
b. Memberikan manfaat tambahan di atas yang ditawarkan oleh asuransi
kesehatan publik, seperti:
1) Kamar rumah sakit pribadi
2) Perawatan gigi tambahan
3) Perawatan di luar negeri

10
4. Skema pelayanan kesehatan
a. Layanan kesehatan di Jepang disediakan oleh berbagai macam
penyedia, termasuk:
1) Rumah sakit
2) Klinik
3) Dokter
4) Apotek
b. Pasien dapat memilih penyedia layanan kesehatan mereka sendiri.
c. Biaya layanan kesehatan di Jepang relatif rendah dibandingkan dengan
negara-negara maju lainnya.
5. Proses pelayanan kesehatan
a. Untuk mendapatkan layanan kesehatan, pasien harus menunjukkan
kartu asuransi kesehatan mereka kepada penyedia layanan kesehatan.
b. Pasien akan diminta untuk membayar biaya co-pay, yang biasanya
merupakan persentase dari biaya layanan.
c. Pemerintah mensubsidi sebagian besar biaya layanan kesehatan.

K. Perkembangan DRG dan INA CBGs.


DRG (Diagnosis Related Groups) dan INA CBGs (Indonesia Case
Based Groups) adalah sistem pembayaran prospektif yang digunakan di
berbagai negara untuk mengendalikan biaya perawatan kesehatan. Sistem ini
mengelompokkan pasien ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan diagnosis
dan tingkat keparahan penyakit, dan kemudian menetapkan tarif tetap untuk
setiap kelompok.
Di Jepang, DRG pertama kali diperkenalkan pada tahun 1987 untuk
mengendalikan biaya perawatan di rumah sakit. Sistem ini kemudian direvisi
pada tahun 2002 dan 2006. Saat ini, DRG digunakan di semua rumah sakit di
Jepang.
INA CBGs pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2014.
Sistem ini masih dalam tahap pengembangan, tetapi telah menunjukkan hasil
yang positif dalam mengendalikan biaya perawatan kesehatan.

11
Perbandingan DRG dan INA CBGs:
Kriteria DRG INA CBGs
Negara Jepang Indonesia
Tahun Diperkenalkan 1987 2014
Tahap Pengembangan Matang Berkembang
Hasil Efektif dalam mengendalikan Menunjukkan hasil
biaya positif

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah Perang Dunia II: Jepang melihat perluasan program asuransi
kesehatan untuk mencakup seluruh populasi. Ini termasuk pendirian Asuransi
Kesehatan Nasional (NHI - National Health Insurance) pada tahun 1961. Pada
tahun 1961: NHI diperkenalkan untuk memberikan cakupan kesehatan kepada
populasi yang tidak tercakup oleh asuransi kesehatan karyawan. Era 1980-an
hingga 1990-an: Terjadi peningkatan biaya layanan kesehatan dan pemerintah
Jepang mulai menghadapi tekanan untuk mereformasi sistem kesehatannya.
Pada tahun 2000: Jepang menerapkan reformasi besar-besaran terhadap sistem
kesehatannya, termasuk penggabungan antara Shakai Hoken (asuransi
kesehatan karyawan) dan NHI menjadi satu sistem. Tahun 2000-an hingga
Sekarang: Terjadi berbagai perubahan kebijakan dan reformasi dalam upaya
untuk meningkatkan efisiensi, kesetaraan, dan keberlanjutan sistem kesehatan
Jepang.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal
ini disebabkan karena keterbatasan ilmu yang melekat dalam diri kami. Oleh
karena itu saran dan kritikan akan makalah dari pembaca sangat membantu
dalam penyempurnaan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Putri, R. N. (2019). Perbandingan sistem kesehatan di negara Berkembang DAN


negara maju. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(1), 139-146.

Habibi, D. (2020). Rekonstruksi Sistem Hukum Kesehatan Di Indonesia Dengan


Pendekatan Perbandingan Sistem Kesehatan Di Negara Maju. Jurnal
Medika Hutama, 1(03 April), 156-162.

Laturrakhmi, Y. F., Swastikawara, S., & Wardasari, N. (2020). Analisis perilaku


masyarakat pedesaan terhadap asuransi kesehatan nasional dalam perspektif
komunikasi kesehatan. Komuniti: Jurnal Komunikasi dan Teknologi
Informasi, 12(2), 87-100.

Yulianti, A., Gunawan, G. R. A., & Meidiansyah, R. Perbandingan Sistem


Kesehatan di Indonesia, India, dan Jepang.

Faihaa, P., & Nurdin, A. (2023). Asuransi Kesehatan Sosial. Teewan Journal
Solutions, 1(1), 4-8.

Arlliby, D. S. (2014). Kesejahteraan Lansia dengan “Kokumin Kenkou Hoken” di


Jepang dan “Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)” di Indonesia (Doctoral
dissertation, Untag 1945 Surabaya).

14
Tanggapan Kelompok
1.PPT nya kurang rapi.
2.Kurang rapi cover depan judul terlalu besar.
3.Nama Badan Asuransi tidak disebutkan.
4.Jepang lebih ke Mono atau Multi Payer dan boleh jelaskan lebih inti?
5.Ada beberapa point yang dijelaskan berulang.
6.Tidak dijelaskan komersial sosial?

Jawabanya:
1.PPT Nya akan kami perbaiki lagi.
2.Cover depan judulnya akan diperbaiki lagi.
3.Nama-nama badan asuransi di Negara Jepang
Di Jepang, ada beberapa badan asuransi yang berperan dalam menyediakan
layanan asuransi untuk warga negara Jepang. Berikut adalah beberapa di
antaranya:

 Japan Health Insurance Association (JHIA): JHIA adalah badan asuransi


kesehatan yang menyediakan program asuransi kesehatan nasional untuk
warga negara dan penduduk Jepang. Mereka mengelola program asuransi
kesehatan wajib bagi penduduk yang tidak tercakup dalam program
asuransi kesehatan lainnya.
 National Mutual Insurance Federation of Agricultural Cooperatives (Zen-
Noh): Zen-Noh adalah badan asuransi yang menyediakan layanan asuransi
kesehatan, asuransi kecelakaan, dan asuransi jiwa untuk petani dan
anggota koperasi pertanian di Jepang.
 Japan Pension Service (JPS): JPS adalah badan yang mengelola program
pensiun nasional di Jepang. Mereka menyediakan layanan pensiun dan
jaminan pensiun bagi warga negara Jepang.
 Employment Insurance Services Agency (EISA): EISA adalah badan yang
mengelola program asuransi ketenagakerjaan di Jepang. Mereka
menyediakan layanan asuransi pengangguran, asuransi kecelakaan kerja,
dan asuransi terkait ketenagakerjaan lainnya.
 Japan Post Insurance (Kampo): Kampo adalah perusahaan asuransi yang
dimiliki oleh Japan Post Group. Mereka menyediakan berbagai produk
asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi lainnya untuk masyarakat
umum di Jepang.
 Itulah beberapa badan asuransi terkemuka di Jepang yang menyediakan
berbagai jenis layanan asuransi untuk memenuhi kebutuhan beragam
warga negara dan penduduk Jepang.

4.Sistem asuransi kesehatan di Jepang cenderung menjadi sistem multipayer.


Meskipun terdapat beberapa program asuransi kesehatan yang dikelola oleh
badan-badan pemerintah, sebagian besar populasi Jepang mendapatkan
cakupan asuransi kesehatan melalui berbagai skema asuransi yang berbeda.
Beberapa di antaranya termasuk:

 Asuransi Kesehatan Karyawan: Program ini diselenggarakan oleh


perusahaan tempat karyawan bekerja, di mana biaya premi biasanya
dibagi antara pengusaha dan karyawan.
 Asuransi Kesehatan untuk Orang Tua dan Lansia: Program khusus
untuk orang tua dan lansia, yang dikenal sebagai "Kokumin Nenkin
15
Kenko Hoken" atau "Asuransi Kesehatan Nasional Tua".
 Asuransi Kesehatan Mandiri: Bagi mereka yang tidak tercakup oleh
program asuransi kesehatan karyawan atau program khusus lainnya,
mereka dapat mendaftar secara mandiri dalam program asuransi
kesehatan nasional.
 Dengan adanya berbagai skema ini, Jepang mengadopsi pendekatan
multipayer di mana berbagai badan asuransi kesehatan beroperasi
bersama-sama untuk memberikan cakupan asuransi kesehatan kepada
populasi. Ini berbeda dengan sistem monopayer, di mana satu badan
asuransi kesehatan tunggal mengelola dan memberikan cakupan
asuransi untuk seluruh populasi.

5.Point yang dijelaskan ulang akan kami perbaiki lagi.

6. Di Jepang, sektor komersial mencakup berbagai jenis bisnis dan industri,


serupa dengan negara-negara lain di dunia. Beberapa ciri khas dari komersial di
Jepang meliputi:

 Inovasi Teknologi: Jepang dikenal sebagai salah satu pusat inovasi


teknologi terkemuka di dunia. Perusahaan-perusahaan seperti Sony,
Toyota, Honda, dan Panasonic adalah beberapa contoh dari banyak
perusahaan teknologi dan manufaktur terkemuka yang berasal dari
Jepang.
 Industri Otomotif: Jepang memiliki industri otomotif yang kuat, dengan
merek-merek seperti Toyota, Honda, Nissan, dan Subaru yang
mendominasi pasar mobil global. Mereka terkenal dengan mobil yang
andal, efisien bahan bakar, dan inovatif.
 Pariwisata: Industri pariwisata di Jepang terus berkembang, dengan
tempat-tempat wisata terkenal seperti Tokyo, Kyoto, dan Gunung Fuji
yang menarik jutaan wisatawan setiap tahun. Pariwisata merupakan
sumber pendapatan penting bagi ekonomi Jepang.
 Ritel: Jepang memiliki beragam toko dan pusat perbelanjaan, mulai dari
department store mewah hingga toko kelontong tradisional. Pusat
perbelanjaan seperti Ginza di Tokyo dan Dotonbori di Osaka adalah
tujuan belanja populer di Jepang.
 Makanan dan Minuman: Industri makanan dan minuman di Jepang
mencakup berbagai jenis kuliner, mulai dari sushi dan ramen hingga
makanan ringan seperti mochi dan wagashi. Jepang juga terkenal dengan
minuman seperti sake, bir, dan teh hijau.
 Mode dan Gaya Hidup: Jepang memiliki industri mode yang berkembang
dengan merek-merek seperti Uniqlo, Comme des Garçons, dan Muji
yang terkenal secara internasional. Tokyo Fashion Week adalah acara
tahunan yang menampilkan desainer dan tren mode Jepang.
 Industri Hiburan: Jepang memiliki industri hiburan yang beragam,
termasuk film, musik, manga, dan anime. Industri ini telah mendunia
dengan anime seperti Pokémon dan manga seperti One Piece yang
populer di seluruh dunia.
 Itulah beberapa contoh dari berbagai industri komersial yang ada di
Jepang. Seperti negara lainnya, komersial di Jepang mencerminkan
kekayaan budaya dan inovasi teknologi yang dimiliki oleh negara
tersebut.
16

Anda mungkin juga menyukai