Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

OLEH:

INTAN PERMATASARI

J1A118001

AKK(018)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah” Jaminan Kesehatan Nasional”. Adapun
makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya dengan acuannya kami ambil dari berbagai
referensi.
Saya sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan namun saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Untuk itu saran dan kritik
yang membangun sangat saya butuhkan dan akan saya terima dengan senang hati. Saya
juga berharap dari terlepasnya kekurangan makalah ini semoga makalah ini tetap bisa
memberikan sedikit banyak pengetahuan untuk kita semua. Tak lupa pula saya ucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut membantu dan
berpartisipasi dalam proses penyusunan makalah ini.

Muna, Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga Negara berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk masyarakat miskin. UUD 1945
mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat, khususnya yang miskin dan
tidak mampu, adalah tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah. 1 Perubahan UUD
1945 Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Negara mengembangkan Sistem Jaminan
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) turut menegaskan bahwa jaminan kesehatan
merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial. Pada hakekatnya jaminan kesehatan
bertujuan untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup
secara layak.
Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pertama kali dicetuskan di Inggris
pada tahun 1911 (yang didasarkan pada mekanisme jaminan kesehatan sosial yang
pertama kali diselenggarakan di Jerman tahun 1883). Setelah itu banyak negara lain
menyelenggarakan JKN seperti Kanada (1961), Taiwan (1995), Filipina (1997) , dan
Korea Selatan (2000) (World Bank, 2007).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN), Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di
Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang
kepesertaannya bersifat wajib (mandatory).
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan sebuah Sistem Jaminan Sosial
yang diberlakukan di Indonesia. Jaminan Sosial ini merupakan salah satu bentuk
perlindungan sosial yang diselenggarakan oleh Negara Republik Indonesia guna
menjamin warga negaranya untuk memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak,
sebagaimana dalam Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Manusia (HAM) tahun 1948 dan
konvensi ILO No. 102 tahun 1952 (Kemenkes RI, 2012).
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 ditegaskan bahwa setiap orang
mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang
kesehatan dan memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan
kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
(Kemenkes RI, 2012).
Peraturan Menteri Kesehatan No 28 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program JKN menyatakan bahwa puskesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan
tingkat pertama memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative). Puskesmas sebagai FKTP mempunyai peran
strategis dan keunggulan dalam mendukung terlaksananya JKN dibandingkan dengan
praktik dokter, dan klinik swasta. Hal ini disebabkan karena penyelenggaraan puskesmas
yang berdasarkan prinsip paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian
masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna serta keterpaduan dan kesinambungan
sehingga puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) sebagai gate keeper di era JKN
wajib memberikan pelayanan primer yang komprehensif dengan pelayanan kesehatan
yang berkualitas. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah membuat akses
terhadap pelayanan kesehatan semakin terbuka dan meningkatkan utilisasi. Di era JKN,
pelayanan kesehatan menggunakan sistem rujukan berjenjang dengan pembagian tugas
dan fungsi dari setiap penyedia pelayanan kesehatan.
Sistem rujukan berjenjang merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam
penguatan pelayanan primer, sebagai upaya untuk penyelenggaraan kendali mutu dan
biaya. Peningkatan kerjasama fasilitas kesehatan merupakan salah satu strategi
pengendalian mutu dan biaya pelayanan kesehatan (BPJS Kesehatan, 2016). Sistem
rujukan berjenjang merupakan salah satu upaya peningkatan kerjasama antar fasilitas
kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan jaminan asuransi kesehatan?
2. Bagaiamana risiko underwriting asuransi kesehatan?
3. Bagaimanana pemasaran asuransi kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui jaminan asuransi kesehatan
2. Untuk mengetahui risiko undeewriting asuransi kesehatan
3. Untuk mengetahui pemasaran asuransi kesehatan
BAB II PEMBAHASAN

A. Jaminan Asuransi Kesehatan


a. Pengertian Jaminan Kesehatan
Jaminan Kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah (Kemenkes RI, 2012).
Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Jaminan ini disebut Jaminan Kesehatan
Nasional karena semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan
yang dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam
bulan di Indonesia dan telah membayar iuran. (Kementrian Kesehatan RI, 2003)
Jaminan Kesehatan Nasional merupakan pola pembiayaan praupaya, artinya
pembiayaan kesehatan yang dikeluarkan sebelum atau tidak dalam kondisi sakit. Pola
pembiayaan pra-upaya menganut hokum jumlah besar dan perangkuman risiko.
Supaya risiko dapat disebarkan secara luas dan diredukasi secara efektif, maka pola
pembiayaan ini membutuhkan jumlah besar peserta. Oleh karena itu, pada
pelaksanaanya jaminan kesehatan nasional mewajibkan seluruh penduduk Indonesia
menjadi peserta agar hokum jumlah besar tersebut dapat terpenuhi. Perangkuman
risiko dapat terjadi ketika sejumlah individu yan beresiko sepakat untuk menghimpun
risiko kerugian dengan tujuan mengurangi beban (termasuk kerugian biaya) yang
harus ditanggung masing-masing individu. (Azwar, 1996; Murti, 2000).
Jaminan kesehatan nasional merupakan bagian dari sistem jaminan sosial
nasional(SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi
kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory)berdasarkan undang-undang Nomor
40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
b. Jenis Model Jaminan Asuransi
Asuransi komersial adalah asuransi yang dikelola oleh perusahaan swasta atas
keikutsertaan masyarakat secara sukarela. Bentuk program yang dilayani tergantung
kepada kebutuhan dan kemampuan tertanggung yang ditentukan dalam perjanjian.
Dalam bidang asuransi kesehatan, seseorang dapat mengikuti suatu program yang
biayanya akan dibebankan atau dibayar kembali oleh perusahaan. Besarnya
pertanggungan sesuai dengan pilihan tertanggung dan premi yang dibayar tertanggung
setiap bulan atau setiap tahunnya. Untuk menjadi anggota tertanggung seseorang harus
memenuhi persyaratan tertentu (Darmawi, 2000).
Asuransi sosial adalah asuransi yang dikelola oleh pemerintah atau instansi
atau badan yang ditunjuk oleh pemerintah sebagai pengelola asuransi (Kemenkes,
2014). Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib
dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi
yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya (UU SJSN No. 40 Tahun 2004).

B. Risiko Underwriting Asuransi Kesehatan


a. Pengertian Underwriter
Underwriting merupakan proses penyelesaian dan pengelompokan risiko yang
akan ditanggung. Underwriting menurut asuransi kerugian adalah proses seleksi untuk
menetapkan jenis penawaran resiko yang harus diterima. Underwriting menjelaskan
proses penyelesaian dan mengelompokan berbegai resiko yang akan ditanggung yang
bertujuan memaksimalkan laba melalui penerimaan distribusi risiko yang
diperhitungkan menghasilkan laba (Herman Darmawi (2006 : 31-34).
Underwriting adalah penilaian dan penggolongan tingkat resiko yang dimiliki
oleh seseorang atau sekelompok calon peserta dalam pengajuan asuransi juga
pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak resiko tersebut (Herman
Darmawi (2006 : 31-34).
Underwriting disebut juga seleksi resiko adalah proses penaksiran dan
penggolongan tingkat tingkat resiko yang ada pada seorang calon tertanggung.
Berdasarkan tingkat resiko yang ada pada calon tertanggung suatu permohonan
asuransi dapat ditola atau diterima. Terlaksana atau tidaknya suatu akad kontrak oleh
perusahaan amat tergantung pada proses underwriting yang mengidentifikasi
kelayakan calon tartanggung.
b. Unsur Underwriter
1. Underwriter pertama, yaitu agen asuransi jiwa atau jadi agen asuransi tidak hanya
menjual polis. Agen asuransi jiwa juga menjadi orang yang pertama kali
menentukan dan mengidentifikasi secara sederhana kemungkinan resiko calon
nasabahnya.
2. Financial underwriter, yaitu membantu calon nasabah untuk menentukan program
asuransi apa yang paling sesuai dengan nasabah. Financial undewriter akan
menyesuaikan dengan kemampuan secara finansial dan sesuai kebutuhan calon
nasabah.
3. Medical underwriter, yaitu orang yang merekomendasikan apakah calon nasabah
layak untuk masuk dalam produk asuransi jiwa atau tidak. Hal ini didasarkan pada
kondisi kesehatan dari calon nasabah
c. Underwriter asuransi kesehatan
Underwriting dalam asuransi kesehatan kumpulan tidak memperhatikan
kesehatan tertanggung secara perorangan, risiko mortalita dan morbidita atau faktor
lain apa saja dari anggota group, kecuali group tersebut kecil. Dalam group kecil setiap
anggota harus menyiapkan evidence of insurability dan di proses secara perorangan.
Sedangkan untuk group besar, underwriter mengevaluasi risiko group sebagai suatu
keseluruhan.
Underwriter asuransi kumpulan berkepentingan untuk mengetahui bahwa
group yang diajukan untuk dijamin mempunyai suatu penyebaran risiko yang baik,
artinya terdapat kesehatan yang baik dari sejumlah besar individu untuk mengimbangi
pengalaman klaim anggota-anggota group yang tidak sehat.
Dalam asuransi kesehatan kumpulan proses under writing dilakukan secara
simpel, underwriting tidak dilakukan secara medis pada tiap peserta karena yang
diperiksa bukan individu dalam kelompok tersebut tetapi sifat dan kondisi kelompok
tersebut dan underwritng hanya dilakukan Secara administratif. Bila peserta memenuhi
ketentuan polis underwriting, maka calon peserta tersebut berhak mendapatkan
pertanggungan asuransi. Jika kondisi calon peserta dibawah ketentuan polis maka
berlaku Pre Existing Condition.
d. Tugas Underwriter
Menurut A. Hasyim (2003 : 235) menjelaskan mengenai tugas dan tanggung
jawab departemen underwriting, adalah sebagai berikut: “Departemen underwriting
bertanggung jawab menciptakan standar seleksi dan memberikan keputusan atas
semua para pelamar. Underwriting (penanggung) tidak hanya meninjau bisnis baru
tetapi juga bisnis yang telah mantap. Ia mungkin membatalkan polis yang menunjukan
ciri-ciri yang tidak menguntungkan. Departemen underwriting tidak hanya memeriksa
tarif dan formulir-formulir yang diserahkan oleh agen, tetapi ia juga megembangkan
formulir-formulir polis baru. Masalah-masalah mengenai limit, reasuransi, dan
retrocession juga ditangani oleh departemen underwriting.”
Tugas Underwriting antara lain adalah melakukan proses penyelesaian dan
mengelompokkan risiko yang akan ditanggung. Tugas itu merupakan elemen yang
penting dalam operasi perusahaan asuransi. Sebab, maksud underwriting adalah
mendatangkan laba melalui distribusi yang diperkirakan akan mendatang laba. Tanpa
Underwriting yang efisien perusahaan asuransi tidak akan mampu bersaing. Dalam
praketknya untuk menarik nasabah harus ada proporsi yang sama antara risiko yang
baik dengan risiko yang kurang menguntungkan dalam kelompok yang diasuransikan.
Tugas lain underwriter dalam perusahaan asuransi adalah mempertimbangkan risiko
yang diajukan, memutuskan menerima atau menolak risiko yang diajukan,
menentukan syarat dan beberapa ketentuan serta lingkup ganti rugi, mengenakan biaya
upah pada dana kontribusi peserta, mempertahankan, meningkatkan dan
mengamankan marjin profit, serta mencetak dan menerbitkan polis.
e. Faktor-faktor seleksi risiko
Faktor-faktor penting yang mempengaruhi underwiter dalam menyeleksi risiko
adalah sebagai berikut :

1. Sebaran usia peserta Sebaran usia calon kelompok peserta menjadi salah satu hal
penting yang harus diperhatikan oleh underwriter.
2. Jenis pekerjaan golongan pekerja Jenis pekerjaan tertentu dapat mempengaruhi pola
kesakitan. Underwriter akan menggunakan jenis pekerjaan untuk memprediksi
kemungkinan angka kesakitan dan memungkinkan informasi ini untuk menetukan
tarif premi.  
3. Lokasi tempat tinggal peserta yang dominan Lokasi kelompok bisa menjadi
pertimbangan underwriter karena akan berkaitan dengan fasilitas pelayanan.
Banyak pengusaha menginginkan perwakilan perusahaan asuransi dapat membantu
masalah-masalah sehari-hari yang muncul berkaitan dengan program asuransi yang
mereka beli. Untuk membantu dalam hal solitisasi, instalasi kelompok serta
menangani berbagai pertanyaan yang diajukan pemegang polis dekat dengan
perusahaan asuransi. Sebagai tambahan, lokasi merupakan faktor penting yang
harus dipertimbangkan ketika perusahaan asuransi menawarkan sejumlah paket
pelayanan kesehatan yang mensyaratkan adanya jaringan pemberi pelayanan
kesehatan PPK.
4. Ketersediaan sarana kesehatan Underwriter bisa saja menolak sebuah kelompok
yang memiliki sejumlah karyawan yang tinggal di lokasi-lokasi dimana perusahaan
asuransi tidak mempunyai fasilitas pelayanan yang dekat dengan pemagang polis.
5. Luas jaminan yang diminta Luas jaminan yang diminta oleh kelompok calon
tertanggung akan menjadi pertimbangan underwriter dalam menentukan tarif yang
akan diberikan. Underwriter akan menentukan tarif yang akan dibebankan sesuai
dengan luas jaminan yang diminta dan risiko yang ada pada calon kelompok
tertanggung sebelumnya.
6. Pengalaman pertanggungan pada periode sebelumnya Khusus untuk perusahaan
yang pernah mengikuti asuransi pada perusahaan sebelumnya, maka underwriter
membutuhkan alasanketerangan pengusaha yang memindahkan karyawanyya dari
suatu perusahaan asuransi ke perusahaan asuransi lain, underwriter juga akan
mencari informasi ke perusahaan asuransi sebelumnya mengenai pengalaman klaim
dan riwayat pembayaran premi pada perusahaan.
f. Sumber informasi underwriting
1. Sumber Informasi Underwriting Asuransi Kesehatan Perorangan, meliputi :
Permintaan asuransi
Ketika membeli asuransi kesehatan, pemohon diwajibkan mengisi formulir
aplikasi. Isi kedalaman dan arah pertanyaan yang ada dalam formulir aplikasi harus
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan asuransi dan fungsinya. Jika formulir
aplikasi hanya digunakan untuk satu jenis asuransi tertentu, maka isi pertanyaan-
pertanyaan pada formulir tersebut hanya dirancang untuk mendapatkan informasi
yang dianggap relevan bagi underwriting asuransi yang bersangkutan. Namun jika
formulir aplikasi itu untuk beberapa tipe asuransi, pertanyaan-pertanyaan harus
dirancang untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk keperluan
underwriting berbagai cakupan asuransi itu.
2. Sumber-Sumber Informasi Underwriting Asuransi Kesehatan Kumpulan
a. Permintaan untuk proposal
Ketika sebuah kelompok membeli produk asuransi, perwakilan kelompok
tersebut akan diminta untuk mengisi formulir permintaan asuransi yang telah
disediakan oleh perusahaan asuransi. Formulir permintaan asuransi menanyakan
data-data karyawan serta data pengalaman asuransi masa lalu atau riwayat klaim.
Informasi tentang jumlah karyawan yang memenuhi syarat sebagai peserta
sangat berguna bagi underwriter untuk menentukan apakah ada sejumlah
partisipasi peserta yang cukup adekuat untuk sebuah paket jaminan yang diminta
oleh kelompok tersebut. Sedangkan informasi tentang riwayat asuransi kesehatan
sebelumnya akan sangat membantu underwriter untuk menentukan apakah calon
peserta kelompok memiliki stabilitas yang dapat diterima.
b. Kartu pendaftaran
Kartu pendaftaran akan memberikan informasi tentang usia, jenis kelamin,
pendapatan, status tanggungan dan pekerjaan.
c. Pernyataan finansial dan laporan kredit
Informasi tentang stabilitas keuangan pengusaha penting diketahui
underwriter. Informasi ini harus dipertimbangkan untuk meyakinkan apakah
kelompok memungkinkan akan tetap memiliki anggota kelompoknya selama
beberapa tahun.
Informasi kredit yang dimiliki calon peserta juga harus diketahui
underwriter. Informasi ini dapat membantu underwriter untuk memprediksikan
kemungkinan kesulitan pengusaha untuk membayar premi secara teratur.
khususnya jika premi bersifat nonkontributori.
d. Informasi agen atau broker
Untuk pembeli kelompok baru, underwriter dapat meminta bantuan agen
atau broker untuk mendapatkan informasi tentang kondisi calon pemegang polis.
Informasi yang dimaksud biasanya berhubungan dengan pengalaman asuransi
masa lalu, paket jaminan yang pernah dibeli, dan informasi premi.
e. Representatif kelompok
Penjualan paket jaminan kelompok dapat dilakukan terlebih dahulu melalui
kunjungan ke tempat pengusaha oleh seorang representatif kelompok dari
perusahaan asuransi. Representatif kelompok ini akan membahas paket jaminan
kesehatan dengan calon peserta. Untuk keperluan underwriting, representatif
kelompok dari perusahaan asuransi selanjutnya akan menyampaikan informasi
kepada underwriter tentang kondisi pengusaha dan karyawan-karyawannya.
f. Laporan inspeksi
Untuk menangkap calon peserta kelompok yang lebih kecil, perusahaan
asuransi dapat memanfaatkan laporan inspeksi. Laporan ini biasanya dibuat oleh
perusahaan investigasi komersil yang secara khusus memberikan informasi
penting untuk keperluan underwriting. Dalam melakukan inspeksi, perusahaan
investigasi akan melakukan kunjungan langsung ke tempat pengusaha,
melaporkan kemungkinan adanya adverse selection, serta membantu memeriksa
akurasi informasi yang diberikan pengusaha pada formulir aplikasi asuransi.

C. Pemasaran Asuransi Kesehatan


a. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan-hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan pihak pelanggan. Menurut Panji Anoraga, pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan rencana penetapan harga, promosi, dan distribusi dari
ide-ide, barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan
tujuan-tujuan individu dan organisasional.
Menurut Kotler, pemasaran adalah sekumpulan aktivitas manusia yang
ditujukan untuk memfasilitasi dan melaksanakan pertukaran. Sedangkan menurut
Baker, pemasaran berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan hubungan yang
saling menguntungkan. Adapun pendapat lain tentang pemasaran, Peter Drucker
mengatakan bahwa pemasaran bukanlah sekedar perluasan penjualan, pemasaran
meliputi keseluruhan bisnis, dan harus dilihat dari sudut pelanggan. Hanya pemasaran
dan inovasilah yang menghasilkan uang, kegiatan lainnya adalah merupakan pos biaya
saja. Dikatakan pemahaman Drucker ini merupakan peletakan sendi dasar pemasaran
sebagai bisnis kunci dalam perusahaan.

b. Dasar Pemasaran Asuransi


1. Strategi Produk
Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen.

2. Strategi Promosi
Promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengkomunikasikan manfaat dari produknya untuk meyakinkan konsumen sasaran
(target consumers) agar membelinya.

3. Strategi Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia (SDM) merupakan orang-orang yang terlibat langsung
dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan dan merupakan faktor yang
memegang peranan penting bagi semua organisasi.

4. Strategi Proses
Proses merupakan suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan
melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya
secara cepat dan tepat. Agen dari PT.

5. Strategi Bukti Fisik


Bukti fisik merupakan suatu hal yang secara nyata ikut mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang
ditawarkan.

c. Sistem Pemasaran Asuransi


Strategi pemasaran mengandung dua faktor yang terpisah tetapi berhubungan
dengan erat yaitu :

1. Pasar target/sasaran, yaitu suatu kelompok konsumen yang homogeny, yang


merupakan “sasaran” perusahaan.
2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix), yaitu variabel-variabel pemasaran yang dapat
dikontrol, yang akan dikombinasikan oleh perusahaan untuk memperoleh hasil
yang maksimal. Kedua faktor ini berhubungan erat. Pasar sasaran merupakan
sasaran yang akan dituju, sedangkan bauran pemasaran alat untuk menuju sasaran
tersebut.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi pemasaran adalah pola


keputusan dalam perusahaan yang menentukan sasaran, maksud atau tujuan yang
menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta
merinci jangkauan bisnis yang akan dicapai oleh perusahaan.

d. Fungsi Pemasaran Asuransi


Ada Tujuh fungsi pemasaran asuransi yaitu:
1. Analisis Konsumen
Merupakan pengamatan dan evaluasai kebutuhan, hasrat dan keinginan
konsumen. Analisis konsumen melibatkan pengadaan survey konsumen,
penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian strategi pemosisian pasar,
pengambangan profil konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang
optimal.
2. Penjualan Produk/Jasa
Penjualan meliputi banyak aktivitas pemasaran, seperti iklan, promosi
penjualan, publisitas, penjualan perorangan, manajemen tenaga penjualan,
hubungan konsumen, dan hubungan diler.
3. Perencanaan Produk dan Jasa
Perencanaan produk dan jasa meliputi berbagai aktivitas seperti uji
pemasaran, pemosisian produk dan merek, pemanfaatan garansi, pengemasan,
penentuan pilihan produk, fitur produk, gaya produk, kualitas produk,
penghapusan produk lama, dan penyediaan layanan konsumen. Uji pemasaran
merupakan salah satu teknik perencanaan produk dan jasa yang paling efektif
karena uji pasar memungkinkan sebuah organisasi untuk menguji rencana-rencana
pemasaran alternatif dan meramalkan penjualan produk baru.

4. Penetapan Harga
Lima pemangku kepentingan (stakeholder) mempengaruhi keputusan
penetapan harga (pricing): konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan
pesaing.

5. Distribusi
Distribusi mencakup penggudangan, saluran-saluran distribusi, cakupan
distribusi, lokasi tempat ritel, wolayah penjualan, tingkat dan lokasi persediaan,
kurir transportasi, penjualan grosir, dan ritel. Distribusi menjadi sangat penting
ketika sebuah perusahaan berusaha menerapkan strategi pengembangan pasar atau
integrasi ke depan.

6. Riset Pemasaran
Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan dan penganalisisan data
yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran
barang dan jasa. Aktivitas riset pemasaran mendukung semua fungsi bisnis yang
pokok dari sebuah organisasi.

7. Analisis Peluang
Analisis peluang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat dan resiko yang
terkait dengan keputusan pemasaran. Tiga langkah yang diperlukan untuk
membuat analisis biaya-manfaat adalah menghitung total biaya yang terkait
dengan suatu keputusan, memperkirakan total manfaat dari keputusan Dan
membandingkan total biaya dengan manfaat.
e. Proses Penjualan
1. Pra Pendekatan. adalah persiapan menghadapi prospek dengan kumpulan data
prospek yang telah ada.
2. Pendekatan.adalah tahap bertemu prospek dengan tatap muka agar bertemu
kebutuhan yang diperlukan calon nasabah /prospek
3. Wawancara. Lakukanlah wawancara secara detail untuk menggali sebanyak
mungkin kebutuhan prospek yang bisa nantinya kita tawarkan produk.
4. Keberatan. apabila ada keberatan di prospej jangan membantah prospek tapi
dengar dan pahami dulu keberatannya.
5. Penyelesaian . apabila ada masalah dilapangan harus dicari solusinya agar
masalah tersebut cepat selesai dan prospek kita puas tentunya.
6. layanan. adalah pelayanan total yang bisa diberikan agen pada prospek dengan
sebaik-baiknya agar prospek setelah jadi nasabah tidak merasa ditinggalkan oleh
agen.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jaminan Kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
2. Underwriting disebut juga seleksi resiko adalah proses penaksiran dan penggolongan
tingkat tingkat resiko yang ada pada seorang calon tertanggung. Berdasarkan tingkat
resiko yang ada pada calon tertanggung suatu permohonan asuransi dapat ditola atau
diterima.
3. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,
mengomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola
hubungan-hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan
pihak pelanggan.

B. Saran
Jaminan kesehatan nasional perlu adanya sosialisi lebih inten kepada peserta
JAMKES, Model pembiayaan saat ini dianggap idel, namun perlu ditinjau kembali terkait
kontribusi jaminan kesehatan terhadap pemberi pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Aminah Siti. 2019. Strategi Pemasaran Asuransi Dalam Menumbuhkan Minat


Masyarakat Pada Produk Asuransi Kesehatan. 26-30

Ukum Miftahul. 2010. Prosedur Underwriting Produk Asuransi Kesehatan Pada PT


Asuransi Takafu Keluarga. Al-iqtishad. 2: 136-152

Ulum, miftahul. 2010. Prosedur underwriting produk asuransi kesehatan

TNP2K, Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), diakses dari


http://www.tnp2k.go.id/id/tanya-jawab/klaster-i/program-jaminan-kesehatan-nasional-jkn/.
06 April 2016.
Http://www.pendidikanekonomi.com/2012/04/fungsi pemasaran.html#:~:text=merupakan
%20pengamatan%20dan%20evaluasai%20kebutuhan,strategi%20segmentasi%20pasar
%20yang%20optimal.

Https://www.pemasaran asuransi.co.id

Https://jhonymiracleteam.wordpress.com/2013/07/03/prosedur-dan-proses-penjualan/

Anda mungkin juga menyukai