Anda di halaman 1dari 4

Tugas Individu

POLITIK KESEHATAN

“Kepemimpinan Pancasila”

OLEH:
INTAN PERMATASARI
J1A118001

ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
Kepemimpinan Pancasila berarti kepemimpinan yang mengacu kepada sila-sila
Pancasila. Seorang pemimpin berbagai level dan bidang harus mengacu kepada sila-sila
Pancasila. Seorang pemimpin yang berjiwa Pancasila selalu berupaya menerapkan fungsi
kepemimpinannya dengan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila
yang diterapkan oleh seorang pemimpin, pada nantinya akan diinternalisasi kepada
segenap bawahannya. Nilai-nilai Pancasila menjadi parameter dalam berperilaku setiap
warga nssegara. Nilai-nilai Pancasila menjadi seperangkat moral dan etika
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kepemimpinan Pancasila belum sesuai diterapkan di Indonesia karena mash
banyak seorang pemimpin yang belum menerapkan semua nilai-nilai pancasila seperti
pada sila Karakteristik pertama adalah Beriman , sebagaimana yang terkandung dalam
sila pertama pada Pancasila yang menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang
Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun
dalam berperilaku. Pemimpin yang beriman cenderung akan memiliki perilaku yang baik
karena ia akan melibatkan Tuhan dalam setiap tindakannya. Sila kedua adalah
menjunjung tinggi HAM , sebagaimana yang terkandung dalam sila kedua pada Pancasila
yang mengajak setiap warga Negara untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasi
atau bertindak adil dan beradab terhadap sesama manusia. Pemimpin yang menjunjung
tinggi HAM akan memiliki kesadaran tinggi atas hak dan kewajibannya sebagai seorang
pemimpin, yaitu melaksanakan kewajiban untuk memimpin rakyatnya dengan amanah
serta bersih dari tindak korupsi karena ia tidak akan mengambil yang bukan menjadi
haknya. Sila ketiga adalah memiliki rasa nasionalisme, sebagaimana yang terkandung
dalam sila ketiga pada Pancasila yang menyatakan bahwa setiap warga Negara sudah
sepatutnya memiiki rasa nasionalisme. Dengan adanya rasa nasionalisme , maka
pemimpin akan memiliki loyalitas atau pengabdian yang tinggi terhadap bangsa dan
negaranya yang ditujukan melalui sikap mental dan tingkah lakunya dalam berbagai
kebijakan yang bertujuan untuk membangun Negaranya menjadi Negara yang makmur
dan sejahtera. Sila keempat adalah mendengarkan rakyat, sebagaimana yang terkandung
dalam sila keempat pada Pancasila yang menekankan pada Nilai Kerakyatan, yaitu suatu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah
mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan. Dan mufakat itu semua dilakukan untuk
kepentingan bangsa indonesia. Pemimpin yang mau mendengarkan keluhan rakyat
merupakan pemimpin yang baik, dimana ia dapat mengetahui masalah yang sedang
dialami oleh rakyatnya dan kemudian dapat dengan segera mencari solusi yang tepat
untuk menyelesaikan masalah tersebut.Sila kelima adalah adil, sebagaimana yang
terkandung dalam sila kelima pada Pancasila yang menekankan pada nilai keadilan, yaitu
tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Pemimpin yang adil akan
memberikan rasa aman dan nyaman bagi rakyatnya. Dengan demikian, diharapkan rakyat
Indonesia akan mendapatkan kesejahteraan secara lahiriah dan batiniah.Beriman,
menjunjung tinggi HAM, memiliki rasa nasionalisme, mendengarkan rakyat, serta adil
merupakan 5 karakteristik pemimpin yang dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia. Dengan
karakter yang berlandaskan Pancasila sebagai ideologi Negara , diharapkan pemimpin
mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik lagi , yaitu kepada kesejahteraan
dan kemakmuran seperti yang dicita-citakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Dan lima
tersebut belum sesuai diterapkan di ndonesia Karena masih banyak yang belum sesuai
dijalankan.
Untuk Menerapkan kepemimpinan Pancasila membutuhkan seorang pemimpin
ideal yang memenuhi kriteria: (1) seorang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2)
seorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab; (3)
seorang yang memiliki rasa persatuan Indonesia yang tinggi tanpa membedakan
seseorang berdasarkan kepentingan tertentu; (4) seorang yang mampu mengembangkan
semangat musyawarah/mufakat secara baik demi kepentingan bangsa dan negara; dan (5)
seorang yang mampu mengembangkan pembangunan nasional untuk mencapai keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai Pancasila sesungguhnya harus menjadi
landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, untuk bisa menjadi instrumen menangkal
krisis yang bersifat multidimensional. Mengembalikan Pancasila sebagai landasan hidup
harus dimulai dari kepemimpinan yang bisa memberi dan menjadi contoh untuk
membuktikan bahwa nilai-nilai Pancasila masih sangat relevan, yaitu kepemimpinan
yang betul-betul dipercaya oleh masyarakat. kepemimpinan yang bersih, transparan, dan
profesional yang bisa dipercaya masyarakat. Sehingga dengan demikian untuk
mengembalikan Pancasila sebagai landasan hidup berbangsa dan bernegara, dibutuhkan
kepemimpinan yang bersih, transparan, dan profesional. Pancasila seringkali dianggap
sekedar wacana, nilai-nilanya tidak termanifestasikan secara nyata dalam kehidupan, dan
tidak bisa jadi solusi bangsa. Pancasila sering dianggap sebagai bagian dari masalah,
karena dianggap sebagai instrumen dari Orde Baru untuk memanipulasi dan menindas
rakyat. Namun di sisi lain, rakyat sudah tidak percaya siapapun, terutama yang sudah
berkuasa dan jadi pemimpin, karena mereka dianggap sudah gagal memenuhi janji
proklamasi dan tidak perduli kepada rakyat. Ketika para pemimpin ini bicara soal
Pancasila, rakyat semakin antipati terhadap Pancasila itu sendiri. Hanya dengan
kepemimpinan yang betul-betul bersih, transparan, dan profesional, nilai-nilai luhur
Pancasila bisa betul-betul menjadi landasan hidup yang nyata dan membawa
kesejahteraan bagi bangsa dan Negara.

Anda mungkin juga menyukai