Disusun Oleh :
Kelompok 8 Chamomile
NAMA ANGGOTA :
1. Dewi Yuli Anggraini (P1337424220003)
2. Risna Nurul Fatimah (P1337424220004)
3. Nur Afidatul Mumin (P1337424220009)
4. Yeni Arbianti (P1337424220038)
5. Nina Anggraeni (P1337424220047)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga
makalah tentang “Sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan Di Indonesia” ini dapat di susun
dengan baik.
Makalah ini disusun bertujuan agar mahasiswa dapat memahami dan mempelajari apa
yang dimaksud Sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan Di Indonesiaserta bagaimana
pelaksanaanya. Dalam makalah ini kami telah mencari bahan dari berbagai sumber sehingga
kami semua dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Kami juga
berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun makalah ini.
Akhirnya kami sadar bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, jadi apabila
ada penulisan kata yang tidak sesuai kami mohon maaf. Demikian yang dapat kami
sampaikan, atas perhatian saudara kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi
kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-undang nomor 40
tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Penyelengaraan pelayanan kesehatan di era JKN meliputi semua fasilitas kesehatan
yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
berupa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjutan (FKRTL). FKTP berupa Puskesmas atau yang setara, seperti dokter,
praktek dokter gigi, klinik pratama atau yang setara dan rumah sakit kelas D pratama atau
yang setara, yang harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara komprehensif.
Fasilitas Kesehatan (faskes) yang dicakup sebelum era JKN seperti Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) menggunakan Puskesmas dan jaringannya, Jaminan
Sosial bagi Tenaga Kerja (Jamsostek) menggunakan praktek dokter swasta, Asuransi
Kesehatan (Askes) bagi PNS menggunakan Puskesmas dan dokter praktek swasta,
penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarga dan Program Jaminan
Kesehatan Daerah (Jamkesda) hanya menggunakan Pemberi Pelayanan Kesehatan milik
Pemerintah. Puskesmas dalam sistem JKN/ BPJS memiliki peran yang besar kepada
peserta BPJS kesehatan. Apabila pelayanan Puskesmas yang diberikan baik maka akan
semakin banyak peserta BPJS yang memanfaatkan pelayanan kesehatan, namun apabila
pelayanan Puskesmas yang diberikan kurang baik maka dapat terjadi sebaliknya.
Permasalahan klasik yang sering timbul di Puskesmas adalah berupa ketersediaan tenaga
kesehatan yang kurang, kelengkapan obat yang belum memadai, ditambah pula dengan
sikap dan perilaku petugas kesehatan terhadap pasien. Terkadang hubungan antara
petugas kesehatan dengan pasien belum tercipta secara baik menimbulkan rendahnya
tingkat kepercayaan terhadap layanan yang diberikan. Hal tersebut banyak mempengaruhi
minat masyarakat khususnya peserta BPJS kesehatan untuk memperoleh pelayanan
kesehatan di Puskesmas.
No Diagnosa Jumlah
1 Gastritis 166
2 Myalgia 185
3 Dermatitis 214
4 Faringitis 133
5 Ispa 337
6 Hypertensi 118
7 Cepalgia 107
8 Diabetes melitus 92
9 Typoid Fever 86
10 Penyakit Telinga 67
Jumlah 1505
C. Masalah/hambatan
Permasalahan JKN di Puskesmas Isi Sendiri adaah sebagai berikut :
1. Untuk pelayanan rujukan, masih ada pasien yang minta dirujuk ke RS walaupun
penyakitnya bisa diselesaikan/diobati di Puskesmas
2. Rujuksn berjenjang belum sebenuhnya bisa diterapkan karena masih ada pasien
yang ingin dirujuk ke FKTP lanjutan yang tidak sesuai dengan yang sudah
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara
3. Masih ada pasien yang datang kartu BPJS nya tidak aktif karena menunggak
pembayaran premi perbulan
4. Kurangnya tenaga kesehatan yaitu : dokter gigi, Analis Kesehatan, untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5. Penggunaan aplikasi pcare hanya digunakan untuk kunjungan sakit sebelum
dilakukan pcare untuk kunjungan sehat, sehingga cakupan kunjungan pasien
menjadi rendah.
D. Cara Mengatasinya
Untuk mengatasi permasalahan-prmasalahan tersebut, adapun yang dapat
kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Memberi penyuluhan dan edukasi tentang sistem yang ada di program Jaminan
Kesehatan Nasional, sehingga masyarakat dapat memahami bagaimana
mekanisme/alur pelayanan yang ada di Puskesmas Isi Sendiri sesuai dengan
program Jaminan Kesehatan Nasional
2. Lebih meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat, perlunya/manfaat menjadi
peserta BPJS kepada masyarakat yang belum memiliki kartu jaminan kesehatan.
3. Mengajukan perminaan tenaga kesehatan yang dibutuhkan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara.
4. Mengadaka penyuluhan tentang alur rujukan yang benar
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hal-hal yang dapat dijadikan kesimpula dalam laporan tahunan JKN Puskesmas Isi
Sendiri Kecamatan Entah Kabupaten Mungkin Tahu Tahun 2018 ini adalah sebagai
berikut :
a. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Puskesmas Terpadu sudah
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Dari segi Sumber Daya Tenaga Kesehatan, puskesmas Terpadu Kabupaten
Banjarmasin masih kekurangan tenaga dokter gigi, tenaga paramedis seperti,
Fisioterapis, farmasi, analis Kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya.
c. Indikator encapaian pembangunan kesehatan puskesmas Terpadu kecamatan
Padangan kabupaten Banjarmasin secara umum telah mencapai target yang
diharapkan.
3.2 SARAN
1. Untuk mendukung upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Kualitas SDM pemberi
pelayanan kesehatan masih perlu ditingkatkan
2. Sarana dan prasarana di Puskesmas perlu ditingkatkan lagi, terutama untuk
penambahan ruangan/gedung baru di Puskesmas
3. Untuk Anggaran Program JKN Tahun 2022 diharapkan bisa terealisasi diawal tahun
agar program ini dapat berjalan dengan maksimal