Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL DISKUSI PELAKSANAAN

SISTEM JAMINAN PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA


DOSEN : BU HERLINA TD, SKM, M.KES

Disusun Oleh :
Kelompok 8 Chamomile
NAMA ANGGOTA :
1. Dewi Yuli Anggraini (P1337424220003)
2. Risna Nurul Fatimah (P1337424220004)
3. Nur Afidatul Mumin (P1337424220009)
4. Yeni Arbianti (P1337424220038)
5. Nina Anggraeni (P1337424220047)

PRODI DIII KEBIDANAN MAGELANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
KAMPUS V MAGELANG
TAHUN AKADEMIK 2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga
makalah tentang “Sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan Di Indonesia” ini dapat di susun
dengan baik.
Makalah ini disusun bertujuan agar mahasiswa dapat memahami dan mempelajari apa
yang dimaksud Sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan Di Indonesiaserta bagaimana
pelaksanaanya. Dalam makalah ini kami telah mencari bahan dari berbagai sumber sehingga
kami semua dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Kami juga
berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu menyusun makalah ini.
Akhirnya kami sadar bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna, jadi apabila
ada penulisan kata yang tidak sesuai kami mohon maaf. Demikian yang dapat kami
sampaikan, atas perhatian saudara kami ucapkan terima kasih.

Magelang, 21 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi
kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-undang nomor 40
tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau
iurannya dibayar oleh Pemerintah.
Penyelengaraan pelayanan kesehatan di era JKN meliputi semua fasilitas kesehatan
yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
berupa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjutan (FKRTL). FKTP berupa Puskesmas atau yang setara, seperti dokter,
praktek dokter gigi, klinik pratama atau yang setara dan rumah sakit kelas D pratama atau
yang setara, yang harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara komprehensif.
Fasilitas Kesehatan (faskes) yang dicakup sebelum era JKN seperti Program Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) menggunakan Puskesmas dan jaringannya, Jaminan
Sosial bagi Tenaga Kerja (Jamsostek) menggunakan praktek dokter swasta, Asuransi
Kesehatan (Askes) bagi PNS menggunakan Puskesmas dan dokter praktek swasta,
penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarga dan Program Jaminan
Kesehatan Daerah (Jamkesda) hanya menggunakan Pemberi Pelayanan Kesehatan milik
Pemerintah. Puskesmas dalam sistem JKN/ BPJS memiliki peran yang besar kepada
peserta BPJS kesehatan. Apabila pelayanan Puskesmas yang diberikan baik maka akan
semakin banyak peserta BPJS yang memanfaatkan pelayanan kesehatan, namun apabila
pelayanan Puskesmas yang diberikan kurang baik maka dapat terjadi sebaliknya.
Permasalahan klasik yang sering timbul di Puskesmas adalah berupa ketersediaan tenaga
kesehatan yang kurang, kelengkapan obat yang belum memadai, ditambah pula dengan
sikap dan perilaku petugas kesehatan terhadap pasien. Terkadang hubungan antara
petugas kesehatan dengan pasien belum tercipta secara baik menimbulkan rendahnya
tingkat kepercayaan terhadap layanan yang diberikan. Hal tersebut banyak mempengaruhi
minat masyarakat khususnya peserta BPJS kesehatan untuk memperoleh pelayanan
kesehatan di Puskesmas.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Jaminan Kesehatan Nasional ?
2. Apa Dasar Hukum Jaminan Kesehatan Nasional ?
3. Apa Saja Asas ,Tujuan Dan Prinsip Penyelenggaraan?
4. Apa Saja Bentuk Atau Jenis Jaminan Nasional?
5. Apa Perbedaan Askes Sosial Dengan Askes Komersial ?
6. Bagaimana Mutu Dan Kondisi Biaya Jaminan Kesehatan Nasional ?
1.3 TUJUAN MASALAH
1. Untuk Mengetahui Tentang Jaminan Kesehatan Nasional .
2. Untuk Mengetahui Tentang Hukum Jaminan Kesehatan Nasional.
3. Untuk Mengetahui Tentang Asas ,Tujuan Dan Prinsip Penyelenggaraan.
4. Untuk Mengetahui Tentang Bentuk Atau Jenis Jaminan Nasional.
5. Untuk Mengetahui Tentang Perbedaan Askes Sosial Dengan Askes Komersial.
6. Untuk Mengetahui Tentang Mutu Dan Kondisi Biaya Jaminan Kesehatan
Nasional
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional


Menurut UU no.40 tahun 2004 yang dimaksud dengan jaminan sosial nasional adalah
salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat dapat memenuhi
kebutuhan dasar hidupnya yang layak.
Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah suatu tata cara penyelenggaraan program
jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan nasional. Tujuan
diselenggarakaan Jaminan Sosial Nasional adalah untuk meberikan jaminan terpenuhinya
kebutuhan dasar hidup yang layaj bagi setiap peserta atau anggota keluarganya.
Jaminan Kesehatan Nasional adalah jaminan berupa perlindungan kesehatanagar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan & perlindungan dlm 4memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan yg diberikan kepada setiap orang yg telahmembayar iuran/
iurannya dibayar oleh Pemerintah.Program Jaminan Kesehatan Nasional disingkat
Program JKN bertujuanmemberikan kepastian jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi
setiap rakyatIndonesia agar penduduk Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan
sejahtera.

2.2 Dasar Hukum Jaminan Kesehatan Nasional


Dasar Hukum terbentuknya Sistem jaminan Sosial Nasional ( SJSN) yaitu :
1. UUD 1945 pasal 28 H ayat (1),(2),(3)
2. UUD 1945 pasal 34 ayat (1),(2)
3. Undang -Undang No.24 tahun 2011 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
4. PP No .101/2012 tentang Penerima Bantuan Iuran (PBI)
5. Pepres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan
6. Peraturan dan Ketentuan lainya.

2.3 Asas,Tujuan Dan Prinsip Penyelenggaraan


 Asas
a) Asas Kemanusian ,berkaitan dengan penghargaan terhadap asas kemanusiaan dan
memungkinkan setiap orang mampu mengmebangkan sirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermanfaat
b) Asas Mnafaat, melalui program ini,setiap penduduk diharapkan dapat memnuhi
kebutuhan dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat
mengakibatkan hilang atau berkurangnya pendapatan,karena menderita
sakit,mengalami kecelakaan ,kehilangan pekerjaan ,memasuki usia lanjut atau
pensiun.
c) Asas keadilan sosial, Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan
program negara yang bertujuan memberikan kepastian perlindungan dan
kesejahterahaan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Tujuan
Tujuan system jaminan Kesehatan Nasional yaitu memeberikan jaminan
sepenuhnya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan atau anggota
keluarganya.
 Prinsip SJSN
a. Kegotongroyongan (Risk Pooling).Prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme
gotong-royong dari peserta yang mampu kepada pseerta yang kurang mampu
dalam bentuk kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat peserta yang beresiko tinggi
dan peserta yang sehat membantu yang sakit .Melalui prinsip kegotong-royongan
ini ,jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Nirlaba. Pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan untuk mencari laba
(nirlaba) bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, akan tetapi tu juan utama
penyelenggaraan jaminan sosial adalah untuk memenuhi sebesar besarnya
kepentingan peserta. Dana amanat, hasil pengembang annya, dan surplus
anggaran akan dimanfaatkan sebesar besarnya un tuk kepentingan peserta
c. Keterbukaan, keberhati-hatian, akuntabilitas. Prinsip-prinsip manaje men ini
diterapkan dan mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana yang berasal dari
iuran peserta dan hasil pengembangannya; proba bilitas, jaminan sosial
dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta
berpindah pekerjaan atau tempat ting gal dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. d. Kepesertaan bersifat wajib. Kepesertaan wajib
dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat terlindungi.
Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi bagi seluruh rakyat, penerapannya
tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah serta
kelayakan penyelenggaraan program.
d. Tahapan pertama dimulai dari pekerja di sektor formal, bersamaan de ngan itu
sector informal dapat menjadi peserta secara sukarela, sehing ga dapat mencakup
petani, nelayan, dan mereka yang bekerja secara mandiri, sehingga pada
akhirnya Sistem Jaminan Sosial Nasional dapat mencakup seluruh rakyat.
e. Dana amanat dan hasil pengelolaan seluruhnya untuk pengembangan program
dan sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana yang terkum pul dari iuran
peserta merupakan titipan kepada badan-badan penye lenggara untuk dikelola
sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan
peserta Suatu cara kegotongroyongan yang terorganisasikan dengan memberikan
santunan/pertolongan pada sesama yang meng-iur. Dengan iuran yang dibayar
secara rutin akan mendapatkan manfaat: Meringankan beban biaya ketika sakit
(jaminan Kesehatan).
 Visi Dan Misi Jaminan Kesehatan Masyarakat
Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilana.
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat,termasuk swasta dan masyarakat madani
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upayakesehatan
yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya Kesehatan
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
 Manfaat dan Pemberian manfaat SJSN
1. Pelayanan kesehatan diberikan di fasilitas kesehatan milik Pemerintah atauswasta
yang menjalin kerjasama dengan badan penyelenggara jaminansosial (UU No. 40
Tahun 2004 Pasal 23 ayat 1).
2. Dalam keadaan darurat, pelayanan kesehatan dapat diberikan pada fasilitaskesehatan
yang tidak menjalin kerja sama dengan badan penyelenggara jaminan sosial (UU
No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 2 ).
3. Badan penyelenggara jaminan sosial wajib memberikan kompensasi
untukmemenuhi kebutuhan medik peserta yang berada di daerah yang belumtersedia
fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat. Kompensasi dapat 8diberikan dalam
bentuk uang tunai. (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 23 ayat 3dan penjelasannya ).
4. Layanan rawat inap di rumah sakit diberikan di kelas standar( UU No. 40Tahun
2004 Pasal 23 ayat 4 ).
5. Besar pembayaran kepada fasilitas kesehatan untuk setiap wilayahditetapkan
berdasarkan kesepakatan antara badan penyelenggara jaminankesehatan dengan
asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah tersebut(UU No.40 Tahun 2004 Pasal 24 ayat
1). 6. Badan penyelenggara jaminan sosial wajib membayar fasilitas kesehatanatas
pelayanan yang diberikan kepada peserta paling lambat 15 hari sejak permintaan
pembayaran diterima (UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 24 ayat 2).
6. Badan penyelenggara jaminan sosial dapat memberikan anggaran di mukakepada
rumah sakit untuk melayani peserta, mencakup jasa medis, biaya perawatan, biaya
penunjang dan biaya obat-obatan yang penggunaannyadiatur sendiri oleh pemimpin
rumah sakit (metoda pembayaran prospektif)(UU No. 40 Tahun 2004 Penjelasan
Pasal 24 ayat 2 ).
7. Badan penyelenggara jaminan sosial menjamin obat-obatan dan bahanmedis habis
pakai dengan mempertimbangkan kebutuhan medik,ketersediaan, efektifitas dan
efisiensi obat atau bahan medis habis pakaisesuai ketentuan peraturan
perundangan(UU No. 40 Tahun 2004 Pasal 25dan penjelasannya).
8. Dalam pengembangan pelayanan kesehatan, badan penyelenggara jaminansosial
menerapkan sistem kendali mutu, sistem kendali biaya dan sistem pembayaran
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi jaminan kesehatanserta untuk
mencegah penyalahgunaan pelayanan kesehatan (UU No. 40Tahun 2004 Pasal 24
ayat 3 dan penjelasannya ). Untuk jenis pelayananyang dapat menimbulkan
penyalahgunaan pelayanan, peserta dikenakanurun biaya (UU No. 40 Tahun 2004
Pasal 22 ayat 2).

2.4 Bentuk Atau Jenis Jaminan Nasional


1. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
JKK adalah program perlindungan risiko kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat
kerja atau sebaliknya dan penyakit yang disebabkan lingkungan kerja. 
Besaran iurannya tergantung situasi lingkungan kerja masuk dalam kategori risiko
rendah hingga tinggi. Persentase iuran yang dibayarkan antara 0,24%-1,74% dari
upah sebulan.
Berikut ini manfaat yang diterima adalah:  
 Perawatan tanpa batas biaya 
 Santunan upah selama tidak bekerja sebesar 100% selama 12 bulan pertama, bulan
selanjutnya 50% 
 Santunan kematian akibat kecelakaan kerja sebesar 48x upah yang dilaporkan
perusahaan atau peserta 
 Bantuan beasiswa anak untuk dua orang maksimal sebesar Rp174 juta 
 Bantuan untuk kesiapan kembali bekerja. 
2. Jaminan Hari Tua
Jaminan Hari Tua adalah manfaat yang diberikan BPJS Ketenagakerjaan berupa
uang tunai yang besarnya merupakan nilai akumulasi iuran ditambah hasil
pengembangan dari BPJS Ketenagakerjaan. Jaminan Hari Tua atau JHT diberikan
ketika peserta hendak memasuki masa pensiunnya. Besar iuran yang diberikan
sebesar 5,7% dari upah yang dibayar oleh pekerja sebesar 2% dan 3,7% oleh pemberi
kerja. Tiga manfaat JHT selain uang pensiun antara lain: 
 Peserta mencapai usia 56 tahun 
 Meninggal dunia
 Cacat total tetap 
3. Jaminan Pensiun
Jaminan Pensiun adalah jaminan sosial untuk mempertahankan derajat kehidupan
yang layak bagi peserta atau ahli waris dengan memberikan penghasilan setelah
peserta memasuki usia pensiun atau mengalami cacat. 
Besar iuran yang dipungut sebesar 1% untuk pekerja dan 2% untuk perusahaan
dari upah yang dilaporkan. Para peserta akan menerima manfaat dari Jaminan Pensiun
antara lain:  
 Manfaat pensiun hari tua 
 Manfaat pensiun janda atau duda 
 Manfaat pensiun cacat
 Manfaat pensiun anak 
 Manfaat pensiun orang tua 
4. Jaminan Kematian
Jaminan Kematian (JK) memberikan manfaat uang tunai yang diberikan kepada
ahli waris ketika peserta meninggal bukan akibat kecelakaan. 
Besaran iuran yang harus dibayarkan antara lain: pekerja penerima upah sebesar
0,3% (dari upah yang dilaporkan) dan pekerja bukan penerima upah: Rp 6.800. 
Manfaat yang diterima dari Jaminan Kematian antara lain: 
 Santunan kematian 
 Santunan berkala 24 bulan 
 Biaya pemakaman 
 Bantuan beasiswa 2 orang anak 
5. Jaminan Kesehatan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme
asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan .
2.5 Perbedaan Askes Sosial Dengan Askes Komersial
1. Askes Sosial
Asuransi sosial, atau secara umum disebut SJSN (sistem jaminan sosial nasional
adalah program asuransi yang diselenggarakan secara wajib berdasarkan suatu
undang-undang, dengan tujuan untuk memberikan perlindungan dasar bagi
kesejahteraan masyarakat.
a. Kepesertaan Wajib (ditentukan oleh penyelenggara/pemerintah)
b. Premi biasanya rendah, oleh karena tidak bersifat mencari keuntungan (nirlaba)
untuk Jamkesda Rp.7500/jiwa/tahun atau Rp.90.000/jiwa/tahun
c. Paket pelayanan dibatasi, biasanya hanya untuk pelayanan kesehatan yang
bersifat live saving (yang mengancam jiwa peserta
d. Pengendalian ketat terhadap biaya (cost containment) oleh karena dana yang
disiapkan oleh penyelenggara biasanya terbatas. Pengendalian biasanya dalam
bentuk: mekanisme rujukan berjenjang, ada gate keeper yaitu: pasien tidak bisa
langsung ke rumah sakit tetapi melalui puskesmas dan berdasarkan indikasi
medis, pelayanan di RS dibatasi di kelas III-ada ur biaya : jika pasien memilih
kelas yang lebih tinggi maka selisih antara kelas yanng dipilih dengan kelas yang
ditanggung dibayar sendiri oleh peserta (untuk Jamkesda hal diberlakukan oleh
karena peserta Jamkesda bukan orang miskin sebagaimana Jamkesmas. sehingga
iur biaya mutlak agar dana yang disiapkan oleh pemerintah daerah bisa
mencukupi) -khusus Jamkesda maka pelayanan rujukan hanya di RS Toto dan
Tombulilato, rujukan ke RS Aloei Saboc hanya dilakukan jika kasusnya tidak
bisa ditangani oleh kedua rumah sakit tersebut. Jika peserta tidak melalui
prosedur tersebut, maka penyelenggara tidak menanggung biaya pelayanan -
klaim pelayanan diajukan oleh pemberi pelayanan berdasarkan bukti-bukti
pelayanan yang telah diberikan kepada peserta melalui verifikasi oleh tim
pengendali yang ditunjuk oleh penyelenggara (PT.ASKES)
2. Askes Komersial
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1991 PT Askes (Persero)
memiliki peluang untuk mengembangkan kepesertaannya pada Badan Usaha dan
Badan Lainnya, yang diselenggarakan sebagai Program Askes Komersial. Program
Askes Komersial dibentuk dengan tujuan untuk membantu perusahaan secara
profesional dalam mengurangi beban administrasi, memberi kepastian biaya
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pemanfaatan sumber biaya perusahaan sehingga manajemen dapat lebih fokus kepada
"core business nya.
Produk pelayanan program Askes Komersial PT Askes (Persero), terdiri dari
Askes Diamond, Askes Platinum, Askes Gold, Askes Silver, Askes Blue dan Askes
Alba Ruang lingkup pelayanan jaminan kesehatan program Askes Komersial meliputi
jaminan pelayanan kesehatan secara komprehensif.
a. Kepesertaan sukarela, biasanya hanya orang-orang yang mampu membayar premi
b. Premi besar oleh karena diperhitungkan dengan keuntungan perusahaan.
c. Paket pelayanan biasanya tidak dibatasi untuk menarik minat peserta untuk
masuk.
d. Pengendalian biaya kurang ketat, oleh karena segala kemungkinan tentang
pembiayaan telah diperhitungkan dengan premi yang dibayar oleh peserta - tidak
ada gate keeper. peserta bebas memilih tempat pelayanan yang dikehendakinya,
kelas perawatan biasanya di kelas yang lebih tinggi-tidak ada jur biaya oleh
karena tidak ada pembatasan kelas pelayanan - klaim biasanya diajukan oleh
peserta dengan menunjukkan bukti/kuitansi pembayaran (peserta membayar dulu
biaya pelayanan kemudian dilakukan penggantian oleh penyelenggara sesuai
biaya yang tertera dalam kuitansi).

2.6 Mutu Dan Kondisi Biaya Jaminan Kesehatan Nasional


Dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang berjalan sejak 1 Januari 2014,
diterapkan prinsip Kendali Mutu dan Kendali Biaya. Prinsip ini sesuai dengan pasal 24
UU SJSN (no 40/2004) yang menjadi dasar diterapkannya JKN. Bahkan secara eksplisit,
hal itu sudah diatur dalam Pasal 49 UU Praktek Kedokteran no 29/2004. Arah dari
pengendalian itu adalah: mendapatkan pelayanan bermutu dengan biaya yang efisien.
Regulasi tentang Teknis Pelayanan Kesehatan di era JKN (Permenkes 71/2013) mengatur
perihal kendali mutu dan kendali biaya ini pada Bab VI pasal 33-38. Menjadi bab
tersendiri, menunjukkan pentingnya pengendalian tersebut. Untuk menerapkannya,
Menkes memiliki wewenang untuk (pasal 33):
a) penilaian teknologi kesehatan (health technology assessment);
b) pertimbangan klinis (clinical advisory);
c) penghitungan standar tarif;
d) monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan jaminan kesehatan.
Di tingkat fasilitas kesehatan, kendali mutu dan kendali biaya dilaksanakan melalui
(pasal 36):
a. Pengaturan kewenangan tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik profesi sesuai
kompetensi;
b. Utilization review dan audit medis;
c. Pembinaan etika dan disiplin profesi kepada tenaga kesehatan; dan/atau
d. Pemantauan dan evaluasi penggunaan obat, Alat Kesehatan, dan bahan medis habis
pakai dalam pelayanan kesehatan secara berkala yang dilaksanakan melalui
pemanfaatan sistem informasi kesehatan.

2.7 Laporan Hasil Diskusi Pelaksanaan System Jaminan Pelayanan Kesehatan Di


Indonesia
A. Keadaan Geografis
Puskesmas Terpadu beralamat di Jln. Jaya Raya No.20 Desa Waru Kecamatan
Padangan Kabupaten Banjarmasin.
Kecamatan Padangan dengan luas wilayah 415,14 km2 yang terdiri dari 12 desa yaitu
 Desa 1
 Desa 2
 Desa 3
 Desa 4
 Desa 5
 Desa 6
 Desa 7
 Desa 8
 Desa 9
 Desa 10
 Desa 11
 Desa 12
Data Jumlah Peserta BPJS Puskesmas Terpadu tahun 2021.

Jumlah Jumlah penerima bantuan iuran (PBI)


Penduduk Jamkesmas Jamkesprov Jamkesda
9907 15568 0 0

Jumlah Non Penerima Bantuan Iuran ( Non PBI)


Askes PNS TNI/POLRI JAMSOSTEK Mandiri
560 0 0 1509
Jenis pelayanan yang diberikan kepada pasien BPJS :
1. Pelayanan di poli klinik umum
2. Pelayanan di Poli Kesehatan Ibu dan Anak
3. Pelayanan di Poli Kelurga Berencana (KB) dan konseling KB
4. Pelayanan Imunisasi
5. Laboratorium yang melayani
 Pemeriksaan Gula Darah, Kolestrol dan Hemoglobin
 Pemeriksaan malaria
 Pemeriksaan Golongan Darah
6. Konseling Gizi
7. Pojok Sanitasi
Data jumlah pasien BPJS Puskesmas Terpadu Tahun 2021

No Bulan pelayanan Rawat jalan Rujukan


1 Januari 300 45
2 Februari 310 51
3 Maret 314 56
4 April 393 41
5 Mei 347 58
6 Juni 236 46
7 Juli 377 50
8 Agustus 295 50
9 September 343 56
10 Oktober 413 58
11 November 400 37
12 Desember 425 31

Jumlah 3883 579

Data 10 Penyakit terbanyak Puskesmas Terpadu tahun 2021

No Diagnosa Jumlah
1 Gastritis 166
2 Myalgia 185
3 Dermatitis 214
4 Faringitis 133
5 Ispa 337
6 Hypertensi 118
7 Cepalgia 107
8 Diabetes melitus 92
9 Typoid Fever 86
10 Penyakit Telinga 67
Jumlah 1505

Data Tenaga Kesehatan Puskesmas Terpadu tahun 2021

No Jenis tenaga kesehatan Jumlah


1 Dokter Umum 1
2 Dokter gigi 1
3 Bidan Puskesmas 11
4 Bidan Desa 10
5 Perawat 15
6 Gizi 1
7 Kesehatan Masyarakat 3
8 Farmasi 1
9 Clening Servis 1
Jumlah 44
B. Penyerapan Dana Kapitasi
Dari anggaran Rp.480.000.000 Terserap sebanyak 85% dengan sisa anggaran sebesar
Rp. 77.983.116, telah digunakan untuk jasa pelayanan kapitasi sebesar 85%, obat dan
alkes dan operasional lainnya 15%. ( data terlampir)

C. Masalah/hambatan
Permasalahan JKN di Puskesmas Isi Sendiri adaah sebagai berikut :
1. Untuk pelayanan rujukan, masih ada pasien yang minta dirujuk ke RS walaupun
penyakitnya bisa diselesaikan/diobati di Puskesmas
2. Rujuksn berjenjang belum sebenuhnya bisa diterapkan karena masih ada pasien
yang ingin dirujuk ke FKTP lanjutan yang tidak sesuai dengan yang sudah
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara
3. Masih ada pasien yang datang kartu BPJS nya tidak aktif karena menunggak
pembayaran premi perbulan
4. Kurangnya tenaga kesehatan yaitu : dokter gigi, Analis Kesehatan, untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
5. Penggunaan aplikasi pcare hanya digunakan untuk kunjungan sakit sebelum
dilakukan pcare untuk kunjungan sehat, sehingga cakupan kunjungan pasien
menjadi rendah.

D. Cara Mengatasinya
Untuk mengatasi permasalahan-prmasalahan tersebut, adapun yang dapat
kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Memberi penyuluhan dan edukasi tentang sistem yang ada di program Jaminan
Kesehatan Nasional, sehingga masyarakat dapat memahami bagaimana
mekanisme/alur pelayanan yang ada di Puskesmas Isi Sendiri sesuai dengan
program Jaminan Kesehatan Nasional
2. Lebih meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat, perlunya/manfaat menjadi
peserta BPJS kepada masyarakat yang belum memiliki kartu jaminan kesehatan.
3. Mengajukan perminaan tenaga kesehatan yang dibutuhkan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara.
4. Mengadaka penyuluhan tentang alur rujukan yang benar
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hal-hal yang dapat dijadikan kesimpula dalam laporan tahunan JKN Puskesmas Isi
Sendiri Kecamatan Entah Kabupaten Mungkin Tahu Tahun 2018 ini adalah sebagai
berikut :
a. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Di Puskesmas Terpadu sudah
dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Dari segi Sumber Daya Tenaga Kesehatan, puskesmas Terpadu Kabupaten
Banjarmasin masih kekurangan tenaga dokter gigi, tenaga paramedis seperti,
Fisioterapis, farmasi, analis Kesehatan dan tenaga kesehatan lainnya.
c. Indikator encapaian pembangunan kesehatan puskesmas Terpadu kecamatan
Padangan kabupaten Banjarmasin secara umum telah mencapai target yang
diharapkan.

3.2 SARAN
1. Untuk mendukung upaya Peningkatan Pelayanan Kesehatan, Kualitas SDM pemberi
pelayanan kesehatan masih perlu ditingkatkan
2. Sarana dan prasarana di Puskesmas perlu ditingkatkan lagi, terutama untuk
penambahan ruangan/gedung baru di Puskesmas
3. Untuk Anggaran Program JKN Tahun 2022 diharapkan bisa terealisasi diawal tahun
agar program ini dapat berjalan dengan maksimal

Anda mungkin juga menyukai