Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

“Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)”

Dosen Pengampu : Nita Tri Puri, SKM, M.PH

Disusun Oleh :

Niken Fadila Putri (2115302084)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


UNIVERSITAS FOR DE KOCK BUKITTINGGI
PRODI D-IV KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
BUKITTINGGI
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami selaku penulis
dapat menyusun makalah ini yang berjudul "Sistem Jaminan Sosial Nasional"
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat sebagai tugas dari mata kuliah
biokimia.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan ...........................................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Sistem Jaminan Sosial Nasional...................................................................................3
2.2 Prinsip-prinsip SJSN......................................................................................................3
2.3 Jenis-jenis SJSN ............................................................................................................6
2.4 Organ SJSN ...................................................................................................................7
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................9
3.2 Saran .............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan sebuah sistem Jaminan

Sosial yang diberlakukan di Indonesia. SJSN ini diselenggarakan melalu Asuransi

Kesehatan Sosial yang bersifat wajib berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun

2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua

penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak. Salah satu bagian

dari Sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang dikembangkan di Indonesia yaitu

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) (Kemenkes RI, 2012).

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014

berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40

tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) demi tercapainya

jaminan kesehatan semesta. Aspek pelayanan kesehatan merupakan aspek yang

perlu diperhatikan dimana pelayanan kesehatan merupakan kunci keberhasilan

kedua dalam penyelenggaraan JKN selain aspek regulasi, kepesertaan, manfaat,

keuangan dan kelembagaan (DJSN, 2012).

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di era JKN meliputi semua fasilitas

kesehatan yang bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

kesehatan berupa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas

Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), dimana FKTP berupa puskesmas

atau yang setara, dokter, praktek dokter gigi, klinik pratama atau yang setara dan

rumah sakit kelas D pratama atau yang setara, yang harus menyelenggarakan

1
pelayanan kesehatan secara komperhensif (Kemenkes RI, 2013).

Pelayanan kesehatan yang bermutu sering berkaitan dengan pelayanan yang

memuaskan pasien. Kepuasan pasien merupakan bagian menyeluruh dalam

pelaksanaan jaminan mutu layanan kesehatan, dimana kepuasan pasien adalah

dimensi mutu layanan kesehatan yang penting (Pohan, 2006). Kepuasan pasien

merupakan tanggapan terhadap terpenuhinya kebutuhan sesuai harapan pasien

(Koentjoro, 2007).

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian jaminan sosial?

2. Bagaimana program jaminan sosial nasional?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian jaminan sosial

2. Untuk mengetahui program jaminan sosial nasional

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional)

2.1.1 Pengertian SJSN

Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah program Negara yang bertujuan

untuk memberi perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan hidup dasar yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat

mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya pendapatan, karena menderita

sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau

pensiun.

Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah instrumen negara yang

dilaksanakan untuk mengalihkan risiko individu secara nasional dengan dikelola

sesuai asas dan prinsip-prinsip dalam undang-undang yang membahas mengenai

Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan amanat uu No. 40

tahun 2004 yang merupakan sistem penyelenggaraan program negara dan

pemerintah untuk memberikan perlindungan sosial, agar setiap penduduk dapat

memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak menuju Indonesia sehat, rakyat

sejahtera dan negara kuat.

2.2 Prinsip-Prinsip Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011

Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Prinsip Sistem Jaminan Sosial

3
Nasional adalah sebagai berikut:

a. kegotongroyongan

b. nirlaba

c. keterbukaan

d. kehati-hatian

e. akuntabilitas

f. portabilitas

g. kepesertaan bersifat wajib

h. dana amanat dan

i. hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk

pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan Peserta.

Penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial sebagai upaya mewujudkan

kesejahteraan rakyat, dewasa ini telah berkembang diseluruh dunia dengan

berbagai modifikasi, sesuai dengan keadaan, kebutuhan dan bahkan sistem politik

dan ekonomi di setiap negara (Administrator, 2007).

Prinsip-prinsip yang menjadi ciri program jaminan sosial:

1) Program jaminan sosial tumbuh dan berkembang sejalan dengan

pertumbuhan ekonomi sebuah Negara

2) Ada peran peserta untuk ikut membiayai program jaminan sosial, melalui

mekanisme asuransi, baik sosial / komersial atau tabungan

3) Dimulai dari kelompok formal, non-formal dan baru kelompok masyarakat

mandiri

4) Kepesertaan yang bersifat wajib

5) Peran Negara yang besar

4
6) Bersifat “not for profit” dan

7) Merupakan instrumen mobilisasi dana masyarakat yang besar, sehingga

mampu membentuk tabungan nasional yang juga besar, sehingga memberi

dampak ekonomi/ pembangunan pada umumnya.

Peran Negara, tidak hanya dalam bentuk regulasi, tetapi juga sebagai

penyelenggara, pemberi kerja yang harus ikut membayar iuran, dan bahkan juga

sebagai penanggung jawab kelangsungan hidup program jaminan sosial, termasuk

memberi subsidi, apabila diperlukan. Bagi masyarakat yang tidak mampu

membayar iuran program jaminan sosial, negara dapat menyelenggarakan

program bantuan sosial (social assistance) atau pelayanan sosial (social services),

yang penyelenggaraannya dapat “dititipkan” pada penyelenggaraan program

Jaminan Sosial.

Program Jaminan Sosial, sebenarnya juga sudah dikenal di Indonesia,

sebagaimana telah diselenggarakan oleh PT. Askes Indonesia, PT. Taspen, PT.

Jamsostek dan PT. Asabri. Namun, baik dilihat dari jumlah kepesertaan, jenis

program maupun kualitas manfaat, serta prinsip–prinsip penyelenggaraan dan

regulasi ternyata memerlukan penyempurnaan. Peserta program jaminan sosial di

Indonesia, dibanding dengan Negara lainnya, masih terlalu sedikit (sekitar 20%).

Manfaat yang diperoleh peserta juga masih sangat terbatas. Prinsip/ sistem

penyelenggaraan juga bervariasi, sehingga menimbulkan ketidakadilan sosial.

Karena itu diperlukan Undang-Undang baru yang diharapkan dapat memayungi

segenap penyelenggaraan program jaminan sosial, meningkatkan jumlah peserta,

meningkatkan manfaat serta lebih berkeadilaan yang kemudian dikenal sebagai

Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

5
2.3 Jenis-Jenis Program Jaminan Sosial

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011

Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Jenis-Jenis Program Jaminan Sosial

adalah sebagai berikut:

a. Jaminan Kesehatan

Jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip

asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Jaminan kesehatan diselenggarakan

dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan

kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

b. Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara nasional berdasarkan

prinsip asuransi sosial. Jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan dengan

tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan

santunan uang tunai apabila seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja atau

menderita penyakit akibat kerja.

c. Jaminan Hari Tua

Jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip

asuransi sosial atau tabungan wajib. Jaminan hari tua diselenggarakan dengan

tujuan untuk menjamin agar peserta menerima uang tunai apabila memasuki

masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia.

d. Jaminan Pensiun

Jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip

asuransi sosial atau tabungan wajib. Jaminan pensiun diselenggarakan untuk

mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan

6
atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau

mengalami cacat total tetap.

e. Jaminan Kematian

Jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip

asuransi sosial. Jaminan kematian diselenggarakan dengan tujuan untuk

memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta

yang meninggal dunia.

2.4 Organ SJSN

Agar SJSN mampu berjalan maka dibentuk dua organ SJSN, yaitu Dewan

Jaminan Sosial Nasional (DJSN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS).

2.4.1 Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN)

DJSN adalah dewan yang dibentuk dengan UU SJSN untuk perumusan

kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraan SJSN. DJSN bertanggung

jawab terhadap Presiden.

Keanggotaan DJSN sebanyak 15 (lima belas) orang terdiri dari empat unsur,

yaitu :

a. Pemerintah (5 orang)

b. Organisasi pemberi kerja (2 orang)

c. Organisasi pekerja (2 orang)

d. Tokoh/ahli yang memahami bidang jaminan sosial (6 orang)

Dalam melaksanakan tugasnya, DJSN dibantu oleh Sekretariat Dewan yang

dipimpin oleh seorang Sekretaris yang diangkat dan diberhentikan oleh Ketua

7
DJSN

2.4.2 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

BPJS adalah badan hukum yang dibentuk dengan UU BPJS untuk

menyelenggarakan program jaminan sosial.

UU No. 24 Tahun 2011 membentuk dua BPJS, yaitu :

a. BPJS Kesehatan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan

kesehatan.

b. BPJS Ketenagakerjaan, berfungsi menyelenggarakan program jaminan

kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan

pensiun.

BPJS bertanggungjawab kepada Presiden. Organ BPJS terdiri dari Dewan

Pengawas dan Direksi. Anggota Direksi BPJS diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden. Presiden menetapkan Direktur Utama.

BPJS diawasi oleh pengawas internal dan pengawas eksternal. Pengawasan

internal dilaksanakan oleh organ BPJS, yaitu Dewan Pengawas dan sebuah unit

kerja di bawah Direksi yang bernama Satuan Pengawas Internal.

Pengawasan eksternal dilaksanakan oleh badan-badan di luar BPJS, yaitu

DJSN, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem Jaminan Sosial Nasional adalah instrumen negara yang

dilaksanakan untuk mengalihkan risiko individu secara nasional dengan dikelola

sesuai asas dan prinsip-prinsip dalam undang-undang yang membahas mengenai

Sistem Jaminan Sosial Nasional. Memberikan perlindungan dasar untuk

memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja serta keluarganya.

Dengan adanya upaya perlindungan dasar akan memberikan kepastian

berlangsungnya arus penerimaan penghasilan, sebagai pengganti atau seluruh

penghasilan yang hilang.

3.2 Saran

Diharapkan bagi mahasiswa bisa memahami sistem jaminan sosial

nasional dan mampu membantu masyarakat untuk memahami jenis-jenis

program dari SJSN.

9
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). 2014. Buku Pegangan Sosialisasi

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Jakarta: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS.

Kementrian Kesehatan. 2013. Bahan Paparan Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Jakarta: Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia 2013 Jakarta:

Kemenkes RI..

Wartini, A. (2014). Jaminan Sosial Dalam Pandangan Ibnu Hazm dan

Relevansinya dengan Pengembangan Jaminan Sosial di Indonesia. Hunafa:

Jurnal Studia Islamika,

Anda mungkin juga menyukai