Anda di halaman 1dari 34

SUSUNAN LAPORAN PRAKTIK PUSKESMAS

PHC (Primary Health Care)

Disusun Oleh :
1. Amelia Esa Putri (0432950119013)
2. Aniisa Salsabila (0432950119002)
3. Cindy Nadya. O (0432950119032)
4. Dila Asmaratul Azmi (0432950119027)
5. Fakih Wardani (0432950119011)
6. Jamilah (0432950119009)
7. Joana Asmara (0432950119014)
8. Nur Halimah (0432950119022)
9. Shofi Sofiah Ikhsani (0432950119036)
10. Siti Marfuah (0432950119003)

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Muftadi, SKM, S.Kep.M.Kes

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
KOTA BEKASI
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam
sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic xix) dan
beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan,
tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat.
Puskesmas dalam menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh dan
terpadu dilaksanakan melalui upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan
pemulihan disertai dengan upaya penunjang yang diperlukan. Ketersediaan sumber
daya baik dari segi kualitas maupun kuantitas, sangat mempengaruhi pelayanan
kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan


nasional. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas
merupakan garda terdepan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Keberhasilan
pembangunan ini sangat di tentukan oleh keterlibatan banyak pihak dalam
melaksanakan berbagai upaya kesehatan melalui kerjasama lintas sektor yang
serasi,harmonis,efektif dan efisien. Untuk mendukung pencapaiannya diperlukan data
dan informasi yang akurat yang sangat diperlukan sebagai masukan dalam proses
pengambilan keputusan dan advokasi.

Dalam tatanan desentralisasi atau. Otonomi Daerah di bidang kesehatan, kualitas dari
Sistem Informasi Kesehatan Nasional sangat ditentukan oleh kualitas dari Sistem
Kesehatan Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, penataan kembali dan pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan sesuatu yang sangat penting.
Bila hal ini gagal dilakukan, maka Sistem Informasi Kesehatan Nasional pun tidak akan
dapat memberikan

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui analisa data umum wilayah Puskesmas Margajaya
2. Untuk mengetahui analisa data khusus yang berupa derajat kesehatan, ketenagaan,
sarana kesehatan yang ada, peran serta masyarakat di Puskesmas Margajaya
3. Untuk mengetahui struktur serta masyarakat di Puskesmas Margajaya
4. Untuk mengetahui hasil kegiatan di Puskesmas Margajaya tahun sebelumnya
5. Untuk mengetahui program pokok Puskesmas Margajaya
6. Untuk mengetahui program inovatif Puskesmas Margajaya
7. Untuk mengetahui analisa masalah di Puskesmas Margajaya
8. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Margajaya
9. Untuk mengetahui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di wilayah
Puskesmas Margajaya
10. Untuk mengetahui kegiatan di luar dan di dalam gedung Puskesmas Marga Jaya

1.3. Manfaat
Setelah memperoleh hasil program dan kegiatan di Puskesmas Marga Jaya, maka hasil
tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah landasan dalam mengembangkan dan
meningkatkan kesehatan masyarakat wilayah Puskesmas Margajaya.
Namun disamping itu juga hasil tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah nilai tambahan
ilmu pengetahuan di dalam suatu bidang Kesehatan di Wilayah Puskesmas Marga Jaya
BAB II
ANALISA SITUASI PUSKESMAS
2.1. Data Umum Wilayah
Secara geografis, UPTD Puskesmas Marga Jaya terletak di Kelurahan Marga Jaya,
Kecamatan Bekasi Selatan. Kelurahan Margajaya sendiri terbentuk pada tahun 1952.
Kelurahan Margajaya merupakan daerah yang tingkat urbanisasinya cukup tinggi serta
merupakan daerah yang dipadati oleh perkantoran Pemerintahan ataupun Swasta.
Secara umum, sektor yang berperan adalah perdagangan, dimana hotel dan restoran
menjadi sektor andalannya. UPTD Puskesmas Marga Jaya Kota Bekasi berdiri sejak
tahun 1990. Secara Geografis Puskemas Marga Jaya merupakan salah satu puskesmas
dari 4 (empat) Puskesmas yang berada di Kecamatan Bekasi Selatan. Berdasarkan
karakteristik wilayah kerja, Puskesmas Marga Jaya termasuk kawasan perkotaan, dan
memiliki kemampuan penyelenggaraan non rawat inap. Luas wilayah Kelurahan Marga
Jaya adalah 2.090 km², dengan batas wilayahnya sebagai berikut:
- Sebelah utara : Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara
- Sebelah selatan : Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan
- Sebelah barat : Kelurahan Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan
- Sebelah timur : Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur
Menurut Laporan tahunan Kelurahan Marga Jaya terdiri dari 6 Rukun Warga (RW) dan
31 Rukun Tetangga (RT) dengan 5.179 Kepala Keluarga (KK) dan dengan jumlah
penduduk 17.286 Jiwa, terdiri dari Laki-laki 8.562 jiwa, perempuan 8.724 jiwa. Pada
tahun 2019, penduduk di Kelurahan Margajaya yang tercatat hanya 16.258 jiwa, dan di
tahun 2018 sebanyak 16.223 jiwa.
Terlihat adanya penambahan jumlah penduduk yang terus menerus setiap tahunnya.
Puskesmas ini terletak di Jalan Rawa Tembaga IV no.2 RT 001/05 Kelurahan
Margajaya Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi, dengan luas tanah 569 m² dan luas
Bangunannya 396 m- (ukuran 11 m x 18 m x 2). Meskipun letaknya dikelilingi gedung
perkantoran lainnya, namun memiliki akses yang cukup mudah dilalui jalur transportasi
umum, selain itu juga terlihat adanya papan petunjuk arah puskesmas di beberapa sisi
jalan raya. Bangunan puskesmas terdiri dari 2 (dua) lantai. Pada lantai bawah terdapat
beberapa Ruang Pelayanan yang terdiri dari Ruang Tindakan, Ruang Penyakit Menular
(TB/Kusta), Ruang Pemeriksaan Umum, Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut, Ruang
Pelayanan Lansia, Ruang Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medis. Ruang Pelayanan
KIA, serta Ruang Pelayanan Farmasi dan Gudang Obat. Untuk di lantai 2 (dua) terdapat
Ruang Administrasi, Ruang Arsip, Gudang, Ruang Laboratorium, Ruang Konseling
Gizi dan Kesehatan Lingkungan, Ruang Pelayanan KB, Ruang Sterilisasi, dan Ruang
Kepala Puskesmas. Jumlah rata-rata pasien yang berkunjung ke Puskesmas Marga Jaya
selama tahun 2020 mengalami penurunan, sebagai akibat dari adanya pandemi covid -
19 sejak triwulan pertama. Per harinya rata-rata pasien yang berkunjung antara 35
sampai dengan 50 pasien perhari selama tahun 2020.
2.2. Data Khusus
2.2.1. Derajat Kesehatan
A. Situasi Derajat Kesehatan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. bahwa keadaan sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan,
rohani (mental) dan sosial serta bukan hanya keadaan yang bebas penyakit,
cacat dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi.
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari keadaan kesehatan di
wilayahnya. Penilaiannya dapat dilihat dari nilai angka kematian, dan angka
kesakitan dari setiap masalah kesehatan yang dihadapi baik penyakit menular
ataupun penyakit tidak menular.
B. Masalah Kesehatan
1. Kematian
a. Angka kematian ibu maternal (AKI)
Angka Kematian ibu atau Maternal Mortality Rate (MMR)
merupakan indikator dari derajat kesehatan disuatu wilayah. Kematian
ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam
kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan
karena sebab sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Target SDGS
(Sustainable Development Goals) adalah menurunkan AKI menjadi
70 per 100.000 KH pada tahun 2030. Pada tahun 2015 - 2020 tidak
ditemukan adanya kematian ibu maternal di wilayah Puskesmas
Marga Jaya. Hal ini disebabkan karena banyaknya upaya promotif
preventif yang dilakukan untuk menjamin kesehatan ibu. Yang mana
kegiatannya memantau ibu selama masa kehamilan, kelahirannya,
sampai masa nifasnya selesai. Seperti misalnya kegiatan Kelas Ibu
yang erikan penyuluhan tenta hal-hal yang harus diperhatikan selama
kehamilan ataupun setelah melahirkan, Kegiatan Gerakan Sayang Ibu,
Kegiatan pengawasan Ibu Nifas, dan masih banyak lagi. Jadi, kegiatan
pelayanan ini tidak hanya di Puskesmas saja namun secara rutin setiap
bulannya dilaksanakan di luar gedung (Posyandu). Perlu diketahui
jumlah bayi yang lahir selama tahun 2020 sebanyak 280 bayi,
sementara di tahun 2019 lahir 293 bayi yang tersebar dari 6 RW yang
ada di Kelurahan Margajaya. Mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
b. Angka kematian bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah
jumlah kematian bayi dibawah usia 1 tahun pada tiap 1000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang sangat
berguna untuk mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi dan
dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan secara umum, status kesehatan penduduk serta tingkat
perkembangan social ekonomi masyarakat.

Selama tiga tahun terakhir terdapat kematian neonatal di wilayah


kerja Puskesmas Marga Jaya. Pada tahun 2018 terdapat 1 (satu)
kematian neonatal di RW 02, serta pada tahun 2019 terdapat di RW
04 dan RW 05. Semua penyebab kematiannya yaitu Asfiksia berat.
Pada tahun 2019 terdapat kematian neonatal karena penyebab lain
sebanyak 2 bayi. Total kematian selama tahun 2019 ada 4 (empat)
bayi. Pada tahun 2020 kematian bayi dan neonatal terdapat 4 kasus.
Namun 3 diantaranya disebabkan karena IUFD, sementara bayi laki-
laki di RW 01 disebabkan karena immature. Hal ini mempengaruhi
AKB Puskesmas Marga Jaya tahun 2020 yang turun menjadi
3,57/1000 kelahiran hidup,
c. Angka kematian balita (AKABA)
Mengingat bahwa angka kematian balita ini merupakan salah
satu indikator derajat kesehatan suatu wilayah, maka perlu menjadi
perhatian serius. Sampai tahun 2020 tidak ditemukan adanya
kematian balita di wilayah kerja Puskesmas Margal Jaya. Hal ini
harus terus dipertahankan dengan upaya promotif dan preventif yang
dilakukan oleh para pertugas kesehatan baik di dalam ataupun diluar
gedung puskesmas.

2. Pola penyakit
Pola penyakit penduduk pada suatu wilayah dapat dilihat dari 10
besar penyakit, Angka kunjungan kesakitan terbesar di UPTD
Puskesmas Marga Jaya berdasarkan laporan SP2TP yang terdapat pada
laporan Data Kesakitan (LBI) tahun 2018, tercatat 10 besar penyakit
yang mendominasi kunjungan di puskesmas, dapat dilihat pada grafik
berikut ini

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa penyakit terbanyak di


tahun 2020 adalah ISPA, Hipertensi, dan Nasofaringitis akut. Sejak
tahun 2018 penyakit hipertensi selalu masuk dalam tiga besar kunjungan
puskesmas. Di Puskesmas Marga Jaya telah rutin sebulan sekali
dilaksanakan pemeriksaan bagi penderita penyakit kronis terutama yang
termasuk dalam anggota prolanis puskesmas. Adapun penderita yang
rutin berkunjung adalah penderita hipertensi dan diabetes mellitus.
Puskesmas Marga Jaya merupakan Puskesmas di kawasan perkotaan
yang memang penduduknya cenderung menderita hipertensi karena gaya
hidup masyarakat yang serba instan saat ini.

Penyakit terbanyak lainnya adalah ISPA (Infeksi Saluran


Pernafasan Atas), dimana pada tahun 2020 yang merupakan era pandemi
covid - 19 ini mengakibatkan kunjungan karena ISPA terus meningkat.
Dengan penularan yang sangat mudah melalui udara, dan disebabkan
oleh virus sehingga sangat tergantung pada daya tahan tubuh. manusia
yang terinfeksi. Kepadatan penduduk di suatu wilayah juga sangat
mempengaruhi rantai penularan yang terjadi disekitar rumah penderita.

3. Kesakitan
Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit
disebut morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam
suatu populasi pada kurun waktu tertentu dan berperan dalam penilaian
terhadap derajat kesehatan masyarakat.
a. Penyakit menular
TUBERCULOSA PARU
Penyakit TBC Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka
kejadiannya, dan dapat dinilai keberhasilan pengobatannya pada
tahun berikutnya dengan indikator angka success rate dan juga angka
case detection rate (CDR) yang bisa dilihat pada grafik di bawah ini.

Terlihat kenaikan hampir semua indikator program di tahun 2020


jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan naiknya angka
indikator kasus tuberkulosa di wilayah kerja Puskesmas Marga Jaya
harus dipertahankan setiap upaya yang telah berjalan dalam
melaksanakan manajemen DOTS melalui jejaring internal dan
eksternal puskesmas, serta peran kader PMO dan kader TOSS TB
yang melaksanakan Gerakan Ketuk Pintu. Pada tahun 2020, dengan
tetap mematuhi protokol kesehatan telah diadakan pertemuan Public
Private Mix (PPM) yang dihadiri oleh jejaring sarana pelayanan
kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Kegiatan ini menghasilkan
perjanjian kerjasama antara klinik dengan puskesmas dalam hal
pelayanan, pencatatan dan pelaporan kasus Tuberkulosis yang ada di
wilayah kerja puskesmas.

Dari 20 kasus TBC yang diobati selama tahun 2020, mampu


mencapai angka pengobatan lengkap (complete rate) sebanyak 85%.
Jumlah kasus TBC paru terkonfirmasi bakteriologis sebanyak 22
kasus. Terbanyak kasus ditemukan di wilayah RW 03 dan RW 05.
Berbeda dengan tahun sebelumnya kasus TBC anak mengalami
penurunan, hanya ditemukan 2 kasus TBC anak di wilayah RW 03
saja. Pada tahun 2019 kasus TBC anak mencapai 15 kasus yang
tersebar di setiap wilayah.
KUSTA
Penyakit kusta adalah penyakit insfeksi kronis yang di sebabkan
oleh Mycobacterium Leprae. Bila penyakit kusta tidak ditangani
maka menjadi progresif menyebabkan kerusakan permanen pada
kulit, saraf, mata, dan anggota gerak. Strategi global WHO
menetapkan indikator eliminasi kusta adalah angka penemuan
penderita (new case detection rate/NCDR). Dengan NCDR
5/100.000 penduduk sudah dapat dikategorikan sebagai daerah
rendah kusta.

Adapun 3 (tiga) kasus baru yang ditemui selama tahun 2020


berdomisili di RW 01. RW 03, dan RW 04. Semua kasus yang
ditemui termasuk kategori Multi Basiler (MB). Indikator yang di
pakai untuk menilai keberhasilan program kusta adalah angka
proporsi cacat tingkat II dan adanya kasus anak. Namun sampai
tahun 2020, tidak ditemukan adaya indikator tersebut, sehingga dapat
diartikan tidak ada terjadi penularan kasus kusta di masyarakat.
PNEUMONIA
Infeksi saluran pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi
akut yang menyerang pernafasan mulai dari idung hinga alveoli.
Penyakit ISPA yang terjadi masalah dan masuk dalam program
penanggulangan penyakit adalah Pneumonia karna merupakan salah
satu penyebab kematian anak.

Dari grafik 11 diatas terlihat adanya penurunan kasus pneumonia di


tahun 2020. Total kasus yang ditemui selama tahun 2018 adalah 41
kasus, di tahun 2019 sebanyak 38 kasus. Dan di tahun 2020 hanya
terdapat 10 kasus saja. Pada tahun 2018-2019 terbanyak kasus
ditemui di RW 06 karena kemungkinan disebabkan oleh banyaknya
usaha percetakan yang ada di wilayah tersebut. Sementara pada
tahun 2020 bergeser ke RW 03 sebanyak wilayah terbanyak
ditemuinya kasus Pneumonia. Dari jumlah kunjungan pneumonia
selama tahun 2020, yang diberikan tatalaksana standar sebanyak
77,1%.
ISP/DIARE/HEPATITIS
Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang harus
ditangani. Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari, namun
pada sebagian kasus dapat memanjang hingga berminggu-minggu.
Pada umumnya, diare tidak berbahaya jika tidak ada dehidrasi.
Angka kesakitan diare selama tiga tahun terakhir di wilayah kerja
Puskesmas Marga Jaya dapat terlihat dalam grafik di bawah ini.

Dalam tiga tahun terakhir terjadi penurunan angka kesakitan karena


diare. Pada tahun 2018 jumlah kasus 292 dengan IR 17,9/1000
penduduk. Kemudian pada tahun 2019 sebanyak 189 kasus diare
yang ditangani mencapai IR 11,6/1000 penduduk. Dan pada tahun
2020 mencapai 121 kasus diare yang ditangani dengan IR 6,9/1000
penduduk. Penurunan ini bisa juga diakibatkan karena adanya
pandemi covid – 19 yang terjadi pada tahun 2020. Sebagai akibat
dari rendahnya kunjungan ke Puskesmas Marga Jaya.

Selain penyakit diare, sejak tahun 2019 sudah dijalani pemeriksaan


HBsAg pada ibu hamil yang ada di wilayah kerja Puskesmas. Dari
hasil pemeriksaannya pada tahun 2019 terdapat satu yang positif,
sementara di tahun 2020 dilakukan juga pada selain ibu hamil. Total
pemeriksaan HBsAg adalah 80 orang. Adapun pelaksanaan
pemeriksaan tersebut selama 2 tahun sebagai berikut
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti di kawasan
pemukiman ataupun tempat tempat umum. Perjalanan penyakitnya
cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam waktu yang singkat.
Kasus akan meningkat paling sering saat musim penghujan tiba.

Wilayah kerja Puskesmas Marga Jaya bukan merupakan wilayah


yang endemis DBD di Kota Bekasi. Sejak 2017-2020 akumulasi
tahunan kasus DBD terbilang sangat sedikir, dan belum ada kematian
yang disebabkan karena kasus ini. Kurangnya kesadaran masyarakat
dalam melaksanakan PSN 3M Plus dan kurangnya peran lintas sektor
dalam memotivasi warga untuk berperilaku hiduo sehat secara
berkelanjutan. Terlebih dengan adanya mobilisasi penduduk dan
pertambahan jumlah penduduk yang tinggal di satu wilayah.
Meskipun wilayah perkotaan namun penduduknya cukup padat di
beberapa wilayah. Untuk pelaksanaan fogging focus sebagai upaya
penanggulangan DBD sudah tidak pernah dilakukan lagi sejak 2018.

Angka kesakitan DBD pada tahun 2019 adalah 30.3/100.000


penduduk dengan jumlah sebanyak 5 kasus. Pada tahun 2020 angka
kesakitannya pun meningkat menjadi 63.6/100,000 penduduk dengan
total sebanyak 8 kasus, Meskipun selama tahun 2020 merupakan era
pandemi covid 19, namun kegiatan penyelidikan epidemiologi tetap
berjalan dengan mentaati protokol kesehatan dalam berkunjung ke
rumah penderita. Selain itu juga tetap dilaksanakan juga kegiatan
pemeriksaan jentik berkala per triwulan yang dilaksanakan oleh
kader. Sejak tahun 2019 sampai tahun 2020 tetap dilaksanakan
pemeriksaan jentik berkala setiap tiga bulan sekali oleh kader
jumantik. Angka bebas jentik yang dicapai tahun 2019 yaitu 98,5%.
Sementara di tahun 2020 tercapai 97,52%.
FILARIASIS
Filariasis merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
kecacatan menetap pada penderitanya. Selama ini tidak pernah
ditemukan adanya kasus klinis filariasis di wilayah kerja Puskesmas
Marga Jaya. Pada tahun 2020 masih terdapat kegiatan pemberian
obat kecacingan melalui sarana pendidikan (SD dan PAUD) dan juga
29 Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Marga Jaya.
Dengan mengambil sasaran anak-anak usia 1-13 tahun yang wajib
mendapatkan obat kecacingan tersebut.
MALARIA
Kota Bekasi merupakan salah satu wilayah non endemis Malaria.
Dalam rangka mempertahankan status eliminasi Malaria di Kota
Bekasi, maka setiap wilayah kerja Puskesmas mampu membangun
kerjasama lintas sector terkait untuk bisa menindaklanjuti setiap
kasus malaria yang ditemukan. Namun karena keterbatasan anggaran
kegiatan ini belum berjalan efektif di Puskesmas Marga Jaya. Pada
tahun 2020 di wilayah kerja Puskesmas Marga Jaya tidak ditemukan
kasus Malaria.
HIV/AIDS
Kegiatan Program P2 HIV/AIDS yang telah dijalani selama
tahun 2020 menjadi lebih beragam, yang terdiri dari Pemeriksaan
Serologi HIV ibu hamil dan penderita TBC serta pasien terduga
HIV/AIDS, Penyuluhan dalam dan luar gedung tentang penyakit
HIV/AIDS, serta Mobile VCT di perkantoran/ instansi. Adapun hasil
serologi yang dilakukan pemeriksaan serologi HIV/AIDS total
sebanyak 231 sasaran dan yang ditemukan positif sebanyak enam
orang.
PENYAKIT VIRUS CORONA (COVID-19)
Coronavirus Disease 19 (COVID-19) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau yang kini
dinamakan SARS-CoV-2 yang merupakan virus jenis baru yang
belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. COVID-19
telah dinyatakan sebagai pandemi dunia oleh WHO. Secara nasional
melalui Keputusan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Nomor 9A Tahun 2020 yang diperbarui melalui Keputusan nomor 13
A Tahun 2020 telah ditetapkan Status Keadaan Tertentu Darurat
Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Corona di Indonesia.

Dalam menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)


pada masa pandemi COVID-19, Puskesmas mengimplementasikan
Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.01/MENKES/303/2020 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Melalui Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam rangka Pencegahan Penyebaran COVID - 19.
Puskesmas menyampaikan informasi terkait pembatasan atau
penundaan pelayanan UKP untuk mengurangi risiko penularan
COVID-19. Informasi tersebut dapat disampaikan secara tertulis
menggunakan media cetak atau media komunikasi lainnya.

Berbagai upaya yang dilakukan Puskesmas Marga Jaya dalam


menyesuaikan keadaan pandemi ini yang berlangsung sejak akhir
triwulan pertama tahun 2020. Puskesmas Marga Jaya langsung
mengeluarkan surat edaran Kepala Puskesmas nomor
440/082/UPTD/PKM-MJ tanggal 17 Maret yang berisi
pemberitahuan tentang virus
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
(PD31) Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31) yaitu
Difteri, Pertussis, Tetanus, Tetanus Neonatorum dan Polio tidak
ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Marga Jaya sejak tiga tahun
terakhir
b. Penyakit tidak menular
Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian tertinggi
di dunia. Penyakit ini sering tidak bergejala sehingga menyebabkan
setiap individu tidak mengetahui dan menyadari kondisi tersebut
sejak permulaan perjalanan penyakit. Kondisi ini berdampak
terhadap keterlambatan dalam penanganan dan menimbulkan
komplikasi bahkan berakibat kematian dini.

Upaya yang dilakukan sejak tahun 2019 2020 dalam rangka


pengendalian penyakit tidak menular terdiri dari pelayanan dalam
dan luar gedung. Kegiatan dalam gedung terdiri dari Pemeriksaan
IVA dan SADANIS (Pemeriksaan Payudara Sendiri) bagi wanita
usia subur, Pelayanan kesehatan bagi penderita penyakit kronis
degenerative
yaitu darah tinggi dan kencing manis. Untuk kegiatan luar gedung
terdapat Pelayanan kesehatan di Posbindu PTM yang terdapat di RW
05, dan kegiatan Mpok Pewe di Kantor Wali Kota Bekasi.
Dikarenakan adanya pandemi covid - 19 selama tahun 2020 maka
sejak bulan maret kegiatan luar gedung ditiadakan. Pada bulan
Februari tahun 2020 diadakan Pertemuan Evaluasi Kegiatan Mpok
Pewe di Ruang Aula Puskesmas Marga Jaya. Pertemuan ini dihadiri
oleh Kasic Kessos Kelurahan Margajaya, Dinas Kesehatan Kota
Bekasi, Setda Kota Bekasi, SMEC Kota Bekasi, RS Hermina Bekasi,
dan Kader Posbindu PTM terlatih yang semua terlibat langsung
dalam pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM di Kantor Wali Kota
Bekasi. Adapun kesepakatan yang dihasilkan sebagai berikut:
a) Bersurat langsung ke Wali Kota terkait ruangan yang akan
digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM (ruangan
tertutup dengan instalasi lengkap)
b) Perencanaan kegiatan Posbindu PTM setelah Kegiatan Senam
Sparco di GOR Kota Bekasi
c) Penjadwalan rutin untuk pelaksanaan Posbindu PTM di Kantor
Kelurahan Margajaya d. Perencanaan kegiatan Gebyar IVA Tes
bekerjasama dengan PKK Kelurahan Margajaya mulai dari
sosialisasinya sampai pelaksanaan kegiatannya.

Sasaran program Pengendalian Penyakit Tidak Menular adalah


kelompok usia 215 tahun. Skrining kesehatan dalam gedung
dilaksanakan pada unit kajian awal, yang masih ditemukan kendala
dalam pencatatan pelaksanaan kegiatannya. Pemeriksaan skrining
telah dilaksanakan bagi para pengunjung puskesmas. Yang diperiksa
terdiri dari tinggi badan, berat badan, lingkar perut, dan tekanan
darah.
4. Status gizi
Status gizi merupakan salah satu indikator yang menentukan kualitas
sumber daya manusia dan kualitas hidup suatu masyarakat di wilayah
tersebut. Oleh karena itu, program perbaikan gizi bertujuan untuk
meningkatkan mutu konsumsi pangan masyarakat sehingga berdampak
pada perbaikan status gizi masyarakat.

Pemantauan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Marga Jaya


tahun 2020 dilaporkan balita gizi kurang ada 61 balita dari jumlah
keseluruhan balita usia 0-59 bulan sebanyak 1.121 balita, Prevalensi
balita gizi kurang sesuai standar Berat Badan menurut umur (BB/U)
sebesar 5,4%. Dibanding tahun 2018 prevalensinya sebesar 1,01% kasus
gizi buruk. yang tercatat. Pada tahun 2019 sebanyak 63 kasus tercatat
sebagai gizi kurus dan mencapai prevalensi sebesar 6,35%. Sejak tahun
2019 standar pengukuran BB/U berubah menjadi BB/TB yang
dikategorikan ke dalam balita gizi kurus, yang sebelumnya disebut gizi
buruk. Pencatatan ini sudah melalui aplikasi e-PPGBM yang di update
setiap bulannya. Terjadi penurunan angka prevalensi kasus gizi kurus
pada dua tahun terakhir. Hal ini perlu menjadi perhatian karena
mengingat gizi balita menentukan pertumbuhan fisik dan perkembangun
kecerdasannya di masa depan.

Grafik di atas menunjukkan adanya kasus gizi kurus yang ditemui dala
wilayah kerja Puskesmas Marga Jaya. Kasus terbanyak dapat dijumpai
pada RW 01 pada tahun 2019 sebanyak 17 kasus. Sementara pada tahun
2020 terbanyak ditemui di RW 05 sebanyak 43 kasus. peningkatan
potensi prevalensi gizi buruk pada balita sesuai standarnya.

Intervensi yang telah dilakukan pada balita tersebut adalah Pemberian


Makanan Tambahan (PMT) melalui anggaran DAK Non Fisik (APBN).
Selanjutnya untuk perawatan khusus balita gizi kurus dilakukan
pemantauan kesehatannya setiap bulan oleh pengelola program gizi
Puskesmas.
2.2.2. Ketenagaan

Organisasi Puskesmas yang berada di Kawasan perkotaan berdasarkan


Permenkes 43 tahun 2019 terdiri dari Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha,
Penanggung Jawab UKM esensial, Penanggung Jawab UKM Pengembangan,
Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, Penanggung Jawab
Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas, Penanggung Jawab
Bangunan, Prasarana dan Peralatan Puskesmas, serta Penanggung Jawab Mutu
Puskesmas, beserta seluruh pelaksana program yang termasuk didalamnya.

Pada tahun 2020 terdapat 3 (tiga) jenis ketenagaan di Puskesmas yaitu


ASN, Tenaga Kontrak, dan Tenaga Honor yang dibiayai dari sumber anggaran
BOK dan APBD. Pada tabel di atas terlihat jumlah ketenagaan yang ada di
Puskesmas Marga Jaya selama tahun 2020 yang terdiri dari 24 tenaga medis dan
13 orang tenaga non medis. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 43 tahun 2019 dalam pasal 31 ayat (3) bahwa untuk memenuhi
persyaratan izin operasional sebuah puskesmas harus memenuhi 75% jenis
nakes lainnya, terdapat dokter umum/dokter layanan primer dan tenaga non
kesehatan. Untuk Puskesmas Marga Jaya sudah memenuhi kriteria tersebut,
hanya ada satu tenaga penyuluh kesehatan masyarakat yang belum ada.
Profesionalisme ASN menjadi perhatian di tahun 2020 karena mampu
menggambarkan kualitasnya berdasarkan kesesuaian kualifikasi, kompetensi,
kinerja dan kedisiplinan pegawai yang ada di Puskesmas Marga Jaya pada tahun
2020 dalam melaksanakan tugas jabatannya masing-masing. Angka indeks
profesionalisme keseluruhan ASN yang ada di Puskesmas Marga Jaya adalah
52,2 termasuk dalam kategori professional ASN sangat rendah.

2.2.3. Sarana kesehatan yang ada

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa beberapa sarana kesehatan swasta


yang berada di wilayah kerja Puskesmas. Selama tahun 2020 terjalin kerjasama
dalam bentuk dukungan sarana kesehatan untuk beberapa kegiatan puskesmas.
Seperti Kegiatan Mpok Pewe yang bekerjasama dengan PMI dan RS Hermina
Bekasi yang berjalan hanya dua kali saja pada tahun 2020 dikarenakan adanya
pandemi covid - 19. Selain itu juga pencatatan dan pelaporan bulanan BPS,
kegiatan imunisasi di beberapa sekolah dan bidan swasta, Puskesmas Marga
Jaya memiliki satu mobil ambulans yang digunakan wilayah ataupun pelayanan
luar gedung ke Posyandu atau Posbindu. Selama ini Puskesmas Marga Jaya
tidak memiliki Pustu ataupun Puskesmas Keliling.
Aplikasi online untuk mengakses sarana prasarana dan alat kesehatan berbasis
pelayanan di Puskesmas melalui aplikasi ASPAK. Adapun persentase
kepemilikannya terdapat dalam tabel di bawah ini

Terdapat adanya peningkatan persentase kepemilikan dari sarana, prasarana,


maupun alat kesehatan. Hal ini dipengaruhi dengan adanya penambahan alat-
alat pemeriksaan di unit laboratorium, dan juga alat Elektrokardiogram (EKG).
Adapun prasarana di Puskesmas terdiri dari system kelistrikan sebesar 16.500
VA dengan instalasi baik, APAR 2 buah, system tata udara cukup baik dengan
ada jendela, kipas angina dan AC, system pencahayaan dan air bersih yang
cukup. Untuk system sanitasi, instalasi pembuangan air limbah (IPAL) masih
dalam proses pengajuan ke Dinas Kesehatan, sementara untuk pembuangan
limbah medis padat telah bekerjasama dengan pihak ketiga. Yang belum tersedia
adalah penangkal petir, dan juga system keamanan puskesmas. Dikarenakan
adanya pandemi covid - 19 selama tahun 2020 sarana bangunan puskesmas
ditambah dengan adanya barrier dalam setiap unit pelayanan. Terdapat
pemisahan ruang tunggu pasien dengan tingkat infeksi yang cukup tinggi,
sehingga dibuatkan ruang tunggu baru disamping gedung puskesmas.
Pelaksanaan Kalibrasi alat kesehatan pada tahun 2020 di Puskesmas Marga Jaya
yang tercatat memiliki 76 alat kesehatan, namun yang dikalibrasi hanya
beberapa alat saja, yaitu :
a) Tensimeter digital sebanyak tiga buah:
- Coldchain
- Doppler
- Sterilisator
b) Timbangan bayi
c) Timbangan Badan Dewasa
d) Hematologi Analyzer
2.2.4. Peran serta masyarakat
Peran serta masyarakat di bidang kesehatan sangat besar. Wujud nyata
bentuk peran masyarakat antara lain muncul dan perkembangan upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKMB), misalnya posyandu. Sebagai indikator
peran aktif masyarakat melalui pengembangan UKMB digunakan persentase
desa yang memiliki pasyandu. Posyandu merupakan wahana kesehatan
bersumberdaya masyarakat yang memberikan layanan 5 kegiatan utama
(KIA,KB,Gizi, Imunisasi dan p2 Deare) dilakukan dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat. Peran kader sangat penting karena kader bertanggung
jawab dalam pelaksanaan program posyandu. Bila Kader tidak aktif maka
pelaksaan posyandu juga akan menjadi tidak lancer dan akibatnya status gizi
bayi dan balita (bawah lima tahun) tidak dapat dideteksi secara dini dengan
jelas.
2.3. Struktur serta masyarakat
BAB III
KEGIATAN PUSKESMAS
3.1. Hasil kegiatan puskesmas tahun sebelumnya
3.2. Program pokok puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2019 bahwa Pusat
Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
tingkat pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Berikut disajikan upaya-upaya
kesehatan yang telah dilaksanakan dan dicapai pada tahun 2020 oleh Puskesmas Marga
Jaya Kota Bekasi.
3.2.1 UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)
A. UKM ESENSIAL
1. PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
Secara umum kegiatan program Promosi Kesehatan di Puskesmas
Marga Jaya adalah sebagai berikut:
a. Penyuluhan kesehatan kepada individu ataupun kelompok di dalam
dan luar gedung, terjadwal dan tidak terjadwal secara lintas
program
b. Warwar yang dilakukan bersama lintas sektor terkait (Kelurahan,
RT/RW, Kecamatan) terkait adanya Pandemi covid-19
c. Membina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga dan
Sekolah
d. Melaksanakan fasilitasi dalam pembinaan peran serta masyarakat
dalam berbagai kegiatan program yang terkait dengan
pemberdayaan masyarakat seperti Posyandu, Kelurahan Siaga
Aktif, dan UKBM Lainnya.
B. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masyarakat
Persentase rumah tangga ber- PHBS didapatkan dari jumlah rumah tangga
yang melaksanakan minimal 7 dari 10 indikator PHBS dibagi dengan
rumah tangga yang dipantau. Namun, Puskesmas Marga Jaya belum bisa
menilai capaian dari keseluruhan indikator PHBS.
3.3. Program inovatif
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan
perlindungan kepada setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber
masyarakat umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas
kesehatan. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pelayanan
kesehatan, perawatan pasien tidak hanya dilayani di rumah sakit saja tetapi juga di
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, bahkan di rumah (home care).Pukesmas adalah
unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Data kunjungan Puskesmas Margalaya tahun 2019 menunjukkan bahwa komposisi
jumlah pengunjung yang mengakses layanan sehat lebih sedikit jika dibandingkan
dengan pengunjung layanan berobat atau sakit. Adapun grafik tersebut sebagai berikut :

Analisis dari data tersebut dan kondisi sehari-hari di puskesmas memperlihatkan


penumpukan pasien di beberapa lokasi yaitu pendaftaran, ruang tunggu dan farmasi.
Hal ini memperlihatkan adanya potensi aerosol borne disease dan infeksi silang
terhadap pengunjung maupun petugas Puskesmas. Dengan adanya pandemi covid - 19
yang dinyatakan WHO sejak pertengahan bulan Maret tahun 2020 maka kondisi
pelayanan seperti gambar di atas dirasa perlu untuk dilakukan penyesuaian alur
pelayanan sebagai upaya pencegahan dan meminimalisir resiko terpapar penyakit.
Seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi menegaskan pada pasal 3
bahwa setiap Layanan Kesehatan wajib melaksanakan Pencegahan Infeksi terhadap
pengunjung dan petugas Kesehatan pada tempat tersebut. Seperti kita ketahui bersama,
kasus infeksi COVID-19 di Kota Bekasi setiap hari naik secara signifikan mulai bulan
april dan seterusnya sampai akhir tahun 2020. Terlihat pada tabel dibawah ini yang
menggambarkan awal peningkatan kasus covid - 19 dari setiap kecamatan di Kota
Bekasi:
Dimulai dengan pembentukan tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Puskesmas
Marga Jaya tahun 2020, seperti tercantum dalam Surat Keputusan Kepala Puskesmas
nomor 440/021/SK/PKM-MJ/2020 tanggal 2 Juni 2020 tentang Perubahan Susunan Tim
Medis Untuk Penanganan Pasien Covid - 19 di UPTD Puskesmas Marga Jaya. Adapun
perencanaan bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan Puskesmas Marga Jaya bekerja
sama dengan lintas sektor terkait diantaranya adalah:
1. Pemilahan alur layanan pasien dengan membedakan tingkat resiko infeksinya. Alur
pelayanan ini disebut dengan alur pelayanan "WALKTHRU".
2. Petugas Kesehatan yang menjalani pelayanan baik di dalam ataupun di luar gedung
wajib menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Level 1-3
3. Pembuatan Screen Pelindung di setiap meja pelayanan di Puskesmas.
4. Menyediakan bilik desinfeksi dan pencuci tangan dengan sabunnya di depan bagi
setiap pengunjung Puskesmas yang datang
5. Desinfeksi area dalam dan luar gedung Puskesmas Marga Jaya bekerjasama dengan
PMI Kota Bekasi ataupun setiap harinya setelah usai jam pelayanan puskesmas.
6. Melaksanakan dan memperkuat Gerakan 3M untuk meminimalis resiko penularan
covid 19 yang terdiri dari memakai masker, mencuci tangan memakan sabun, dan
menjaga jarak di area Puskesmas ataupun di wilayah kerja Puskesmas.
7. Untuk Luar Gedung Puskesmas dilakukan juga desinfeksi berkolaborasi dengan
Kelurahan, Babinsa dan Binmaspol terutama difokuskan bagi sekitar rumah
penderita covid-19 dan lingkungannya.
3.4. Analisa masalah
Analisis dari data tersebut dan kondisi sehari-hari di puskesmas memperlihatkan
penumpukan pasien di beberapa lokasi yaitu pendaftaran, ruang tunggu dan farmasi.
Hal ini memperlihatkan adanya potensi aerosol borne disease dan infeksi silang
terhadap pengunjung maupun petugas Puskesmas. Dengan adanya pandemi covid - 19
yang dinyatakan WHO sejak pertengahan bulan Maret tahun 2020 maka kondisi
pelayanan seperti gambar di atas dirasa perlu untuk dilakukan penyesuaian alur
pelayanan sebagai upaya pencegahan dan meminimalisir resiko terpapar penyakit.
Seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
tahun 2017 tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi menegaskan pada pasal 3
bahwa setiap Layanan Kesehatan wajib melaksanakan Pencegahan Infeksi terhadap
pengunjung dan petugas Kesehatan pada tempat tersebut.
3.5. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya kesehatan di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi,
dan anak balita serta anak pra sekolah. Tujuannya adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya. Di
Puskesmas Marga Jaya jadwal pelayanan KIA dilaksanakan setiap hari senin sampai
sabtu.
Sejak tahun 2019 Puskesmas Marga Jaya merupakan salah satu "Puskesmas Ramah
Anak dan Responsif Gender" di Kota Bekasi. Adapun sarana prasarana yang
mendukung hal ini telah disiapkan ruang pelayanan dan konseling anak, ruang
tunggu/bermain untuk anak, ruang menyusui, tanda peringatan dilarang merokok, media
KIE terkait kesehatan anak, sanitasi lingkungan sesuai standar, dan sarana prasarana
lainnya bagi anak penyandang disabilitas. Kunjungan di Poli KIA Puskesmas Marga
Jaya biasanya didominasi oleh anak-anak jika dibandingkan dengan kunjungan ibu
hamil atau ibu nifas. Seperti pada tahun 2019 kunjungan anak ke Poli KIA mencapai
81,7% sementara kunjungan ibu hanya 18,24%. Kunjungan anak terdiri dari kunjungan
bayi dan balita sakit (MTBS) ataupun stimulasi deteksi dini tumbuh kembang terhadap
usia 0 - ≤ 5 tahun. Total kunjungan MTBS selama tahun 2020 sebanyak 834 kunjungan
yang didominasi usia 1-4 tahun sebanyak 630 kunjungan. Dan kunjungan terendah. di
rentang usia anak 8-28 hari sebanyak satu kunjungan saja. Sementara untuk kunjungan
ibu hamil hanya untuk pelayanan Antenatal care saja. Sampai tahun 2020 belum ada
pelayanan persalinan normal yang dilaksanakan di Puskesmas ini, meskipun ruang
pelayanannya telah tersedia.

Pencegahan paling dini ketika seorang wanita belum hamil atau saat mempersiapkan
kehamilannya yaitu pelayanan pada masa subur (pelayanan bagi pasangan calon
pengantin). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 97 tahun 2014, pelayanan
ini ditujukan kepada tiga kelompok sasaran yaitu remaja, calon pengantin (catin), dan
PUS (Pasangan Usia Subur). Pelayanan kesehatan yang bisa diberikan kepada calon
pengantin terdiri dari pemeriksaa tanda tanda vital, kadar hemoglobin darah, HIV,
HBsAg, Imunisasi tetanus toksoid dan tes kehamilan (khusus perempuan). Semua hasil
pemeriksaan ini menjadi dasar untuk diberikannya surat keterangan sehat bagi para
pasangan calon pengantin yang akan menikah.
Pada tahun 2019 bulan Oktober pelayanan kesehatan calo pengantin di Puskesmas
Marga Jaya mengalami peningkatan yang signifikan. Namun, dikarenakan sejak akhir
triwulan satu tahun 2020 terjadi Pandemi covid 19 yang membatasi kegiatan
masyarakat yang banyak berkumpul dalam satu tempat. Maka kegiatan pernikahan pun
tidak diperbolehkan. Menjelang akhir tahun 2020, kegiatan ini bisa dilaksanakan
kembali dengan catatan para catin harus melakukan pemeriksaan rapid atau swab PCR
covid-19 sebelumnya. Di tahun 2020 pelayanan catin mengalami penurunan yang
signifikan dibanding tahun sebelumnya, karena pandemi yang banyak menunda
pernikahan di tahun tersebut. Sejak tahun 2018 pelayanan KB di Puskesmas Marga Jaya
telah berjalan rutin sekali sebulan. Pada pelaksanaannya, jumlah kunjungan pelayanan
KB mencapai 195 kunjungan pada tahun 2018, di tahun 2019 mencapai 308 kunjungan.
Namun pada tahun 2020 meskipun sempat terhenti sesaat pelayanannya, jumlah
kunjungan total pelayanan KB sebanyak 513 kunjungan. Untuk pelayanan IVA Tes
selama tahun 2020 tidak berjalan.
3.6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen penyebab
yang mengakibatkan perpindahan penularan penyakit dari orang atau hewan yang
terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan, baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui perantara atau lingkungan hidup. Sampai saat ini, angka kejadian
penyakit menular di Indonesia masih tinggi, dan salah satu di antaranya (Tuberculosis)
merupakan penyebab kematian nomor 4 tertinggi di Indonesia menurut Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah mengadakan program Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M). Tujuannya adalah untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular. Namun masih ada
beberapa kendala dalam pelaksanaan program ini. Untuk menjalankan suatu program,
ada beberapa tahapan yang harus di jalankan demi terlaksananya program tersebut
dengan baik. Tahapan tersebut adalah input, process, dan output. Dimana dalam tahapan
tersebut terdapat 4 unsur yang berdampak langsung apabila salah satunya tidak tersedia
atau terlaksana dengan memadai, yaitu Man, Money, Materials, dan Method atau biasa
juga disebut dengan 4M.
4M itu sendiri terdiri dari Man, yang di maksud adalah sumber daya manusia yang
melaksanakan program. Money, dana atau biaya yang digunakan untuk program.
Materials, kelengkapan barang – barang pendukung fasilitas program. Dan Method,
yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari program.
Dari data yang terdapat di salah satu puskesmas Marga Jaya Bekasi, di dapatkan bahwa
beberapa kegiatan untuk mendukung terlaksananya program P2M ini masih belum bisa
memenuhi target. Kegiatan yang di lakukan seperti penyuluhan kepada masyarakat,
pelatihan para kader, pendataan dan follow-up pasien, Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN), dan upaya-upaya lainnya untuk mencegah serta memberantas penyakit menular
belum maksimal di lakukan.
Berdasarkan data yang ada, dari segi Man, terlihat bahwa jumlah petugas kesehatan
dalam melaksanakan program Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular (P2M)
di puskesmas tersebut dapat dikatakan masih sangat kurang yaitu hanya 1 orang
perawat sebagai penanggung jawab dibantu dengan 2 orang perawat dari bagian
Kesehatan Lingkungan dan KPLDH, dimana para petugas ini memiliki beberapa tugas
dibagian lain sehingga dalam melaksanakan kegiatan kunjungan rumah maupun
pendataan pasien di luar Puskesmas belum bisa mencapai target.
Dari segi materials, untuk peralatan yang digunakan belum memadai di karenakan tidak
tersedia lab sederhana untuk pemeriksaan dahak, hal ini mempengaruhi proses
pendataan pasien dimana banyak pasien yang dirujuk ke puskesmas kecamatan untuk
dilakukan pemeriksaan sputum tidak membawa hasilnya kembali ke puskesmas
tersebut, sehingga tidak diketahui status pasien tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan
Permenkes no. 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Penyakit TBC Pasal 19, dimana
di katakan bahwa Pemerintah Pusat dan Daerah seharusnya menjamin sarana dan
prasarana laboratorium kesehatan. Maka dari itu perlu adanya peninjauan kembali
tentang program ini lalu di cari alternative permasalahannya sehingga target yang di
tentukan dapat tercapai dan program pemerintah dapat berjalan baik untuk mencegah
dan memberantas penyakit menular yang ada di Indonesia.
BAB IV
KEGIATAN SELAMA PRAKTIK PUSKESMAS
4.1 KEGIATAN DALAM GEDUNG
1. Pelayanan Poli:
a. KB/ KIA
Poli KIA adalah tempat mendapatkan pelayanan
kesehatan terkait dengan ibu dan anak. Poli KIA adalah
bentuk pelayanan Puskesmas dalam gedung yang
pelayananannya sebatas pelayanan dasar. Poli KIA sering
diintegrasikan dengan Poli KB, sehingga pelayanan yang ada
dalam poli KIA nantinya akan ada dua jenis, yaitu pelayanan
antenatal neonatus (antenatal neonatus care) dan pelayanan
KB
- Poli KIA
 ANC pada ibu hamil normal dan ibu
hamil resiko tinggi
 Penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi
 ANC pada ibu hamil normal dan ibu
hamil resiko tinggi
 Penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi
 Nifas
 Melaksanakan perawatan nifas normal
 Penanganan perdarahan post partum
 Penanganan infeksi nifas
 Pre-eklamsi / eklamsi nifas
 Melakukan rujukan kasus resiko tinggi
ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
secara tepat, cepat, benar.
- Poli KB
 Konseling pranikah
 Konseling metode KB
 IFA
 Pelayanan KB kondom, pil injeksi,
implant, IUD, PAP SMEAR
 Penatalaksanaan efek samping KB baik
hormonal maupun non hormonal
 Melakukan rujukan kasus KB ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi secara tepat,
cepat dan benar.
b. UMUM
- Pelayanan Kesehatan Umum
- Surat Keterangan Sehat
Surat Keterangan Bebas Buta Warna dan Surat
Keterangan Bebas Narkoba
- Rujukan (sesuai indikasi medis)
- Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)
c. GIGI
- Konsultasi gigi
- Tumpatan Gigi (GIC,Light Cure/ LC)
- Cabut gigi (Decidui, Dewasa)
- Pembersihan karang gigi (scalling manual, dengan
USS)
- Pembuatan gigi palsu (prothesa gigi)
- Perawatan mumifikasi
d. IMUNISASI/VAKSINASI
- Imunisasi
 PCV
 Polio
 Campak
 Hepatitis B
 DPT
- Vaksinasi
 Astrazeneca
 Pfizer
 Sinovac
e. LAB
- Pelayanan pemeriksaan darah lengkap otomatis (Hb,
AL, HJL,AE, AT,Hmt)
- Pelayanan pemeriksaan darah lengkap otomatis dan
KED/LED
- Pelayanan pemeriksaan urin lengkap/urin rutin
- Pelayanan pemeriksaan faeses rutin
- Pemeriksaan widal
- Pelayanan pemeriksaan CT, BT
- Pelayanan pemeriksaan golongan darah
- Pelayanan pemeriksaan Hb stick
- Pelayanan pemeriksaan kehamilan
- Pelayanan pemeriksaan kimia klinik (gula darah, asam
urat, cholesterol, trigliserid) dengan stick
- Pelayanan pemeriksaan kimia klinik (gula darah, asam
urat, cholesterol, trigliserid) dengan dengan Spektro
- Pelayanan pemeriksaan serologi (HbsAg, IgG IgM
Leptospira, IgG IgM dengue, NS-1) dengan rapid
tes/stick
- Pelayanan pemeriksaan SGOT/SGPT, Urea creatinine
- Pelayanan pemeriksaan mikrobiologi (BTA sputum)
- Pelayanan pemeriksaan tes narkoba (Amphetamin,
Benzodiazepin dan THC)

2. Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan. Dengan tujuan :
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan
masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat
dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup
sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian
c. Merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam
bidang kesehatan
Penyuluhan yang dilakukan oleh kelompok:
1) Penyuluhan kesehatan tentang Diare
2) Penyuluhan kesehatan tentang DBD
3) Penyuluhan kesehatan tentang TBC
4) Penyuluhan kesehatan tentang DM
5) Penyuluhan kesehatan tentang Covid-19

3. pemeriksaan calon pengantin


Ada beberapa proses yang harus dijalani dalam melakukan tes
kesehatan sebelum menikah di puskesmas. Yakni sebagai berikut:
a. Pemeriksaan berat badan
b. Cek tinggi badan
c. Cek tekanan darah
d. Mengisi kuisioner tentang kejiwaan yang berfungsi untuk
mengetahui apakah menderita masalah kesehatan mental
seperti gangguan kecemasan, depresi, atau lainnya.
e. Pemeriksaan darah lengkap seperti cek golongan darah, dan
gula darah. Untuk mengetahui apakah ada penyakit di dalam
darah.
f. Pemeriksaan penyakit hepatitis, HIV, dan Sifilis.
g. Vaksin tetanus untuk calon mempelai wanita. Fungsinya
untuk melindungi diri dan calon anak di masa depan dari
risiko komplikasi berbahaya bila terkena tetanus saat hamil.
Setelah semua pemeriksaan di atas selesai dan hasilnya keluar, lalu
akan diberikan sertifikat kesehatan yang menyatakan bahwa sehat
secara fisik dan mental serta siap untuk menikah. Sertifikat inilah
yang akan disertakan dalam berkas pengajuan ke KUA dan kelurahan
sebagai salah satu syarat untuk menikah.
4.2 KEGIATAN LUAR GEDUNG
1. Kunjungan Rumah
a. Kunjungan rumah ibu bersalin 33 kali dalam setahun
b. Kunjungan ibu hamil rutin 33 kali dalam setahun
c. Kunjungan ibu nifas 33 kali dalam setahun
2. Follow up
a. kusta 4 kali dalam setahun
b. TBC 22 kali dalam setahun
c. Diare 5 kali dalam setahun
d. DBD 2 kali dalam setahun
3. Kunjungan Lansia Resiko Tinggi 90 kali dalam setahun
4. PIS-PK 30 kali dalam setahun
5. Kegiatan ANC 21 kali dalam setahun
6. BBL 22 kali dalam setahun
7. POSYANDU RW 06 marga jaya

8. POS UKK 3 kali dalam setahun

9. UKGMD 15 kali dalam setahun


10. BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
11. Deteksi dini HIV/AIDS
12. Pemberian vit a 2 kali dalam setahun
13. Pemberian obat cacing 2 kali dalam setahuun
14. Pemberian tablet tambah darah 2 kali dalam setahun
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
UPTD Puskesmas Marga Jaya terletak di kelurahan Marga Jaya, kelurahan
Marga Jaya terdiri dari 6 RW dan 31 RT. Puskesmas Marga Jaya terletak di Jalan
Rawa Tembaga IV No.2 RT 001/005 Kelurahan Marga Jaya Kecamatan Bekasi
Selatan Kota Bekasi. Bangunan Puskesmas terdiri dari 2 lantai, pada lantai bawah
terdapat beberapa ruang pelayanan dan dilantai 2 terdapat ruang administrasi, ruang
arsip, ruang laboratorium, ruang konseling gizi dan pelayanan kb serta ruang kepala
puskesmas.
PUSKESMAS MARGA JAYA mempunyai banyak kegiatan di dalam gedung
maupun di luar gedung dan selalu melaksanakannya dengan baik dan benar sesuai
standar SOP yang berlaku. Kegiatan di dalam gedung salah satunya yaitu penyuluhan
mengenai kesehatan oleh perawat kepada pengunjung PKM Marga Jaya setiap
harinya di pagi hari, partisipant juga sangat antusias dan mendengarkan penyuluhan
dengan baik. Sedangkan kegiatan di luar gedung salah satunya seperti, Posyandu.
Posyandu diadakan setiap hari senin sampai jumat, posyandu dilakukan dengan
berkeliling kerumah-rumah masyarakat RW 01- RW 06 yang mempunyai bayi atau
balita untuk dilakukan cek kesehatan dan pantau perkembangannya.
B. Saran
Sarana dan prasarana di PKM Marga Jaya makin ditingkatkan dan ditambahkan,
perluasan bangunan dan penambahan ruangan serta tempat tunggu yang di tambahkan
dan di pisahkan tiap antrian.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai