Disusun Oleh :
1. Amelia Esa Putri (0432950119013)
2. Aniisa Salsabila (0432950119002)
3. Cindy Nadya. O (0432950119032)
4. Dila Asmaratul Azmi (0432950119027)
5. Fakih Wardani (0432950119011)
6. Jamilah (0432950119009)
7. Joana Asmara (0432950119014)
8. Nur Halimah (0432950119022)
9. Shofi Sofiah Ikhsani (0432950119036)
10. Siti Marfuah (0432950119003)
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Muftadi, SKM, S.Kep.M.Kes
Dalam tatanan desentralisasi atau. Otonomi Daerah di bidang kesehatan, kualitas dari
Sistem Informasi Kesehatan Nasional sangat ditentukan oleh kualitas dari Sistem
Kesehatan Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, penataan kembali dan pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan sesuatu yang sangat penting.
Bila hal ini gagal dilakukan, maka Sistem Informasi Kesehatan Nasional pun tidak akan
dapat memberikan
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui analisa data umum wilayah Puskesmas Margajaya
2. Untuk mengetahui analisa data khusus yang berupa derajat kesehatan, ketenagaan,
sarana kesehatan yang ada, peran serta masyarakat di Puskesmas Margajaya
3. Untuk mengetahui struktur serta masyarakat di Puskesmas Margajaya
4. Untuk mengetahui hasil kegiatan di Puskesmas Margajaya tahun sebelumnya
5. Untuk mengetahui program pokok Puskesmas Margajaya
6. Untuk mengetahui program inovatif Puskesmas Margajaya
7. Untuk mengetahui analisa masalah di Puskesmas Margajaya
8. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Margajaya
9. Untuk mengetahui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di wilayah
Puskesmas Margajaya
10. Untuk mengetahui kegiatan di luar dan di dalam gedung Puskesmas Marga Jaya
1.3. Manfaat
Setelah memperoleh hasil program dan kegiatan di Puskesmas Marga Jaya, maka hasil
tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah landasan dalam mengembangkan dan
meningkatkan kesehatan masyarakat wilayah Puskesmas Margajaya.
Namun disamping itu juga hasil tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah nilai tambahan
ilmu pengetahuan di dalam suatu bidang Kesehatan di Wilayah Puskesmas Marga Jaya
BAB II
ANALISA SITUASI PUSKESMAS
2.1. Data Umum Wilayah
Secara geografis, UPTD Puskesmas Marga Jaya terletak di Kelurahan Marga Jaya,
Kecamatan Bekasi Selatan. Kelurahan Margajaya sendiri terbentuk pada tahun 1952.
Kelurahan Margajaya merupakan daerah yang tingkat urbanisasinya cukup tinggi serta
merupakan daerah yang dipadati oleh perkantoran Pemerintahan ataupun Swasta.
Secara umum, sektor yang berperan adalah perdagangan, dimana hotel dan restoran
menjadi sektor andalannya. UPTD Puskesmas Marga Jaya Kota Bekasi berdiri sejak
tahun 1990. Secara Geografis Puskemas Marga Jaya merupakan salah satu puskesmas
dari 4 (empat) Puskesmas yang berada di Kecamatan Bekasi Selatan. Berdasarkan
karakteristik wilayah kerja, Puskesmas Marga Jaya termasuk kawasan perkotaan, dan
memiliki kemampuan penyelenggaraan non rawat inap. Luas wilayah Kelurahan Marga
Jaya adalah 2.090 km², dengan batas wilayahnya sebagai berikut:
- Sebelah utara : Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara
- Sebelah selatan : Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan
- Sebelah barat : Kelurahan Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan
- Sebelah timur : Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur
Menurut Laporan tahunan Kelurahan Marga Jaya terdiri dari 6 Rukun Warga (RW) dan
31 Rukun Tetangga (RT) dengan 5.179 Kepala Keluarga (KK) dan dengan jumlah
penduduk 17.286 Jiwa, terdiri dari Laki-laki 8.562 jiwa, perempuan 8.724 jiwa. Pada
tahun 2019, penduduk di Kelurahan Margajaya yang tercatat hanya 16.258 jiwa, dan di
tahun 2018 sebanyak 16.223 jiwa.
Terlihat adanya penambahan jumlah penduduk yang terus menerus setiap tahunnya.
Puskesmas ini terletak di Jalan Rawa Tembaga IV no.2 RT 001/05 Kelurahan
Margajaya Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi, dengan luas tanah 569 m² dan luas
Bangunannya 396 m- (ukuran 11 m x 18 m x 2). Meskipun letaknya dikelilingi gedung
perkantoran lainnya, namun memiliki akses yang cukup mudah dilalui jalur transportasi
umum, selain itu juga terlihat adanya papan petunjuk arah puskesmas di beberapa sisi
jalan raya. Bangunan puskesmas terdiri dari 2 (dua) lantai. Pada lantai bawah terdapat
beberapa Ruang Pelayanan yang terdiri dari Ruang Tindakan, Ruang Penyakit Menular
(TB/Kusta), Ruang Pemeriksaan Umum, Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut, Ruang
Pelayanan Lansia, Ruang Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medis. Ruang Pelayanan
KIA, serta Ruang Pelayanan Farmasi dan Gudang Obat. Untuk di lantai 2 (dua) terdapat
Ruang Administrasi, Ruang Arsip, Gudang, Ruang Laboratorium, Ruang Konseling
Gizi dan Kesehatan Lingkungan, Ruang Pelayanan KB, Ruang Sterilisasi, dan Ruang
Kepala Puskesmas. Jumlah rata-rata pasien yang berkunjung ke Puskesmas Marga Jaya
selama tahun 2020 mengalami penurunan, sebagai akibat dari adanya pandemi covid -
19 sejak triwulan pertama. Per harinya rata-rata pasien yang berkunjung antara 35
sampai dengan 50 pasien perhari selama tahun 2020.
2.2. Data Khusus
2.2.1. Derajat Kesehatan
A. Situasi Derajat Kesehatan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. bahwa keadaan sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan,
rohani (mental) dan sosial serta bukan hanya keadaan yang bebas penyakit,
cacat dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi.
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari keadaan kesehatan di
wilayahnya. Penilaiannya dapat dilihat dari nilai angka kematian, dan angka
kesakitan dari setiap masalah kesehatan yang dihadapi baik penyakit menular
ataupun penyakit tidak menular.
B. Masalah Kesehatan
1. Kematian
a. Angka kematian ibu maternal (AKI)
Angka Kematian ibu atau Maternal Mortality Rate (MMR)
merupakan indikator dari derajat kesehatan disuatu wilayah. Kematian
ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam
kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan
karena sebab sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Target SDGS
(Sustainable Development Goals) adalah menurunkan AKI menjadi
70 per 100.000 KH pada tahun 2030. Pada tahun 2015 - 2020 tidak
ditemukan adanya kematian ibu maternal di wilayah Puskesmas
Marga Jaya. Hal ini disebabkan karena banyaknya upaya promotif
preventif yang dilakukan untuk menjamin kesehatan ibu. Yang mana
kegiatannya memantau ibu selama masa kehamilan, kelahirannya,
sampai masa nifasnya selesai. Seperti misalnya kegiatan Kelas Ibu
yang erikan penyuluhan tenta hal-hal yang harus diperhatikan selama
kehamilan ataupun setelah melahirkan, Kegiatan Gerakan Sayang Ibu,
Kegiatan pengawasan Ibu Nifas, dan masih banyak lagi. Jadi, kegiatan
pelayanan ini tidak hanya di Puskesmas saja namun secara rutin setiap
bulannya dilaksanakan di luar gedung (Posyandu). Perlu diketahui
jumlah bayi yang lahir selama tahun 2020 sebanyak 280 bayi,
sementara di tahun 2019 lahir 293 bayi yang tersebar dari 6 RW yang
ada di Kelurahan Margajaya. Mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
b. Angka kematian bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah
jumlah kematian bayi dibawah usia 1 tahun pada tiap 1000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang sangat
berguna untuk mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi dan
dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan secara umum, status kesehatan penduduk serta tingkat
perkembangan social ekonomi masyarakat.
2. Pola penyakit
Pola penyakit penduduk pada suatu wilayah dapat dilihat dari 10
besar penyakit, Angka kunjungan kesakitan terbesar di UPTD
Puskesmas Marga Jaya berdasarkan laporan SP2TP yang terdapat pada
laporan Data Kesakitan (LBI) tahun 2018, tercatat 10 besar penyakit
yang mendominasi kunjungan di puskesmas, dapat dilihat pada grafik
berikut ini
3. Kesakitan
Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit
disebut morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam
suatu populasi pada kurun waktu tertentu dan berperan dalam penilaian
terhadap derajat kesehatan masyarakat.
a. Penyakit menular
TUBERCULOSA PARU
Penyakit TBC Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka
kejadiannya, dan dapat dinilai keberhasilan pengobatannya pada
tahun berikutnya dengan indikator angka success rate dan juga angka
case detection rate (CDR) yang bisa dilihat pada grafik di bawah ini.
Grafik di atas menunjukkan adanya kasus gizi kurus yang ditemui dala
wilayah kerja Puskesmas Marga Jaya. Kasus terbanyak dapat dijumpai
pada RW 01 pada tahun 2019 sebanyak 17 kasus. Sementara pada tahun
2020 terbanyak ditemui di RW 05 sebanyak 43 kasus. peningkatan
potensi prevalensi gizi buruk pada balita sesuai standarnya.
Pencegahan paling dini ketika seorang wanita belum hamil atau saat mempersiapkan
kehamilannya yaitu pelayanan pada masa subur (pelayanan bagi pasangan calon
pengantin). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 97 tahun 2014, pelayanan
ini ditujukan kepada tiga kelompok sasaran yaitu remaja, calon pengantin (catin), dan
PUS (Pasangan Usia Subur). Pelayanan kesehatan yang bisa diberikan kepada calon
pengantin terdiri dari pemeriksaa tanda tanda vital, kadar hemoglobin darah, HIV,
HBsAg, Imunisasi tetanus toksoid dan tes kehamilan (khusus perempuan). Semua hasil
pemeriksaan ini menjadi dasar untuk diberikannya surat keterangan sehat bagi para
pasangan calon pengantin yang akan menikah.
Pada tahun 2019 bulan Oktober pelayanan kesehatan calo pengantin di Puskesmas
Marga Jaya mengalami peningkatan yang signifikan. Namun, dikarenakan sejak akhir
triwulan satu tahun 2020 terjadi Pandemi covid 19 yang membatasi kegiatan
masyarakat yang banyak berkumpul dalam satu tempat. Maka kegiatan pernikahan pun
tidak diperbolehkan. Menjelang akhir tahun 2020, kegiatan ini bisa dilaksanakan
kembali dengan catatan para catin harus melakukan pemeriksaan rapid atau swab PCR
covid-19 sebelumnya. Di tahun 2020 pelayanan catin mengalami penurunan yang
signifikan dibanding tahun sebelumnya, karena pandemi yang banyak menunda
pernikahan di tahun tersebut. Sejak tahun 2018 pelayanan KB di Puskesmas Marga Jaya
telah berjalan rutin sekali sebulan. Pada pelaksanaannya, jumlah kunjungan pelayanan
KB mencapai 195 kunjungan pada tahun 2018, di tahun 2019 mencapai 308 kunjungan.
Namun pada tahun 2020 meskipun sempat terhenti sesaat pelayanannya, jumlah
kunjungan total pelayanan KB sebanyak 513 kunjungan. Untuk pelayanan IVA Tes
selama tahun 2020 tidak berjalan.
3.6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen penyebab
yang mengakibatkan perpindahan penularan penyakit dari orang atau hewan yang
terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan, baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui perantara atau lingkungan hidup. Sampai saat ini, angka kejadian
penyakit menular di Indonesia masih tinggi, dan salah satu di antaranya (Tuberculosis)
merupakan penyebab kematian nomor 4 tertinggi di Indonesia menurut Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah mengadakan program Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M). Tujuannya adalah untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular. Namun masih ada
beberapa kendala dalam pelaksanaan program ini. Untuk menjalankan suatu program,
ada beberapa tahapan yang harus di jalankan demi terlaksananya program tersebut
dengan baik. Tahapan tersebut adalah input, process, dan output. Dimana dalam tahapan
tersebut terdapat 4 unsur yang berdampak langsung apabila salah satunya tidak tersedia
atau terlaksana dengan memadai, yaitu Man, Money, Materials, dan Method atau biasa
juga disebut dengan 4M.
4M itu sendiri terdiri dari Man, yang di maksud adalah sumber daya manusia yang
melaksanakan program. Money, dana atau biaya yang digunakan untuk program.
Materials, kelengkapan barang – barang pendukung fasilitas program. Dan Method,
yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari program.
Dari data yang terdapat di salah satu puskesmas Marga Jaya Bekasi, di dapatkan bahwa
beberapa kegiatan untuk mendukung terlaksananya program P2M ini masih belum bisa
memenuhi target. Kegiatan yang di lakukan seperti penyuluhan kepada masyarakat,
pelatihan para kader, pendataan dan follow-up pasien, Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN), dan upaya-upaya lainnya untuk mencegah serta memberantas penyakit menular
belum maksimal di lakukan.
Berdasarkan data yang ada, dari segi Man, terlihat bahwa jumlah petugas kesehatan
dalam melaksanakan program Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular (P2M)
di puskesmas tersebut dapat dikatakan masih sangat kurang yaitu hanya 1 orang
perawat sebagai penanggung jawab dibantu dengan 2 orang perawat dari bagian
Kesehatan Lingkungan dan KPLDH, dimana para petugas ini memiliki beberapa tugas
dibagian lain sehingga dalam melaksanakan kegiatan kunjungan rumah maupun
pendataan pasien di luar Puskesmas belum bisa mencapai target.
Dari segi materials, untuk peralatan yang digunakan belum memadai di karenakan tidak
tersedia lab sederhana untuk pemeriksaan dahak, hal ini mempengaruhi proses
pendataan pasien dimana banyak pasien yang dirujuk ke puskesmas kecamatan untuk
dilakukan pemeriksaan sputum tidak membawa hasilnya kembali ke puskesmas
tersebut, sehingga tidak diketahui status pasien tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan
Permenkes no. 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Penyakit TBC Pasal 19, dimana
di katakan bahwa Pemerintah Pusat dan Daerah seharusnya menjamin sarana dan
prasarana laboratorium kesehatan. Maka dari itu perlu adanya peninjauan kembali
tentang program ini lalu di cari alternative permasalahannya sehingga target yang di
tentukan dapat tercapai dan program pemerintah dapat berjalan baik untuk mencegah
dan memberantas penyakit menular yang ada di Indonesia.
BAB IV
KEGIATAN SELAMA PRAKTIK PUSKESMAS
4.1 KEGIATAN DALAM GEDUNG
1. Pelayanan Poli:
a. KB/ KIA
Poli KIA adalah tempat mendapatkan pelayanan
kesehatan terkait dengan ibu dan anak. Poli KIA adalah
bentuk pelayanan Puskesmas dalam gedung yang
pelayananannya sebatas pelayanan dasar. Poli KIA sering
diintegrasikan dengan Poli KB, sehingga pelayanan yang ada
dalam poli KIA nantinya akan ada dua jenis, yaitu pelayanan
antenatal neonatus (antenatal neonatus care) dan pelayanan
KB
- Poli KIA
ANC pada ibu hamil normal dan ibu
hamil resiko tinggi
Penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi
ANC pada ibu hamil normal dan ibu
hamil resiko tinggi
Penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi
Nifas
Melaksanakan perawatan nifas normal
Penanganan perdarahan post partum
Penanganan infeksi nifas
Pre-eklamsi / eklamsi nifas
Melakukan rujukan kasus resiko tinggi
ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
secara tepat, cepat, benar.
- Poli KB
Konseling pranikah
Konseling metode KB
IFA
Pelayanan KB kondom, pil injeksi,
implant, IUD, PAP SMEAR
Penatalaksanaan efek samping KB baik
hormonal maupun non hormonal
Melakukan rujukan kasus KB ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi secara tepat,
cepat dan benar.
b. UMUM
- Pelayanan Kesehatan Umum
- Surat Keterangan Sehat
Surat Keterangan Bebas Buta Warna dan Surat
Keterangan Bebas Narkoba
- Rujukan (sesuai indikasi medis)
- Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)
c. GIGI
- Konsultasi gigi
- Tumpatan Gigi (GIC,Light Cure/ LC)
- Cabut gigi (Decidui, Dewasa)
- Pembersihan karang gigi (scalling manual, dengan
USS)
- Pembuatan gigi palsu (prothesa gigi)
- Perawatan mumifikasi
d. IMUNISASI/VAKSINASI
- Imunisasi
PCV
Polio
Campak
Hepatitis B
DPT
- Vaksinasi
Astrazeneca
Pfizer
Sinovac
e. LAB
- Pelayanan pemeriksaan darah lengkap otomatis (Hb,
AL, HJL,AE, AT,Hmt)
- Pelayanan pemeriksaan darah lengkap otomatis dan
KED/LED
- Pelayanan pemeriksaan urin lengkap/urin rutin
- Pelayanan pemeriksaan faeses rutin
- Pemeriksaan widal
- Pelayanan pemeriksaan CT, BT
- Pelayanan pemeriksaan golongan darah
- Pelayanan pemeriksaan Hb stick
- Pelayanan pemeriksaan kehamilan
- Pelayanan pemeriksaan kimia klinik (gula darah, asam
urat, cholesterol, trigliserid) dengan stick
- Pelayanan pemeriksaan kimia klinik (gula darah, asam
urat, cholesterol, trigliserid) dengan dengan Spektro
- Pelayanan pemeriksaan serologi (HbsAg, IgG IgM
Leptospira, IgG IgM dengue, NS-1) dengan rapid
tes/stick
- Pelayanan pemeriksaan SGOT/SGPT, Urea creatinine
- Pelayanan pemeriksaan mikrobiologi (BTA sputum)
- Pelayanan pemeriksaan tes narkoba (Amphetamin,
Benzodiazepin dan THC)
2. Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan. Dengan tujuan :
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan
masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat
dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup
sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian
c. Merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam
bidang kesehatan
Penyuluhan yang dilakukan oleh kelompok:
1) Penyuluhan kesehatan tentang Diare
2) Penyuluhan kesehatan tentang DBD
3) Penyuluhan kesehatan tentang TBC
4) Penyuluhan kesehatan tentang DM
5) Penyuluhan kesehatan tentang Covid-19