Disusun Oleh :
1. Amelia Esa Putri (0432950119013)
2. Aniisa Salsabila (0432950119002)
3. Cindy Nadya. O (0432950119032)
4. Dila Asmaratul Azmi (0432950119027)
5. Fakih Wardani (0432950119011)
6. Jamilah (0432950119009)
7. Joana Asmara (0432950119014)
8. Nur Halimah (0432950119022)
9. Shofi Sofiah Ikhsani (0432950119036)
10. Siti Marfuah (0432950119003)
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Muftadi, SKM, S.Kep.M.Kes
Dalam tatanan desentralisasi atau. Otonomi Daerah di bidang kesehatan, kualitas dari
Sistem Informasi Kesehatan Nasional sangat ditentukan oleh kualitas dari Sistem
Kesehatan Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, penataan kembali dan pengembangan
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan sesuatu yang sangat penting.
Bila hal ini gagal dilakukan, maka Sistem Informasi Kesehatan Nasional pun tidak akan
dapat memberikan
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui analisa data umum wilayah Puskesmas Margajaya
2. Untuk mengetahui analisa data khusus yang berupa derajat kesehatan, ketenagaan,
sarana kesehatan yang ada, peran serta masyarakat di Puskesmas Margajaya
3. Untuk mengetahui struktur serta masyarakat di Puskesmas Margajaya
4. Untuk mengetahui hasil kegiatan di Puskesmas Margajaya tahun sebelumnya
5. Untuk mengetahui program pokok Puskesmas Margajaya
6. Untuk mengetahui program inovatif Puskesmas Margajaya
7. Untuk mengetahui analisa masalah di Puskesmas Margajaya
8. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Margajaya
9. Untuk mengetahui pencegahan dan pemberantasan penyakit menular di wilayah
Puskesmas Margajaya
10. Untuk mengetahui kegiatan di luar dan di dalam gedung Puskesmas Marga Jaya
1.3. Manfaat
Setelah memperoleh hasil program dan kegiatan di Puskesmas Marga Jaya, maka hasil
tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah landasan dalam mengembangkan dan
meningkatkan kesehatan masyarakat wilayah Puskesmas Margajaya.
Namun disamping itu juga hasil tersebut dapat dijadikan sebagai sebuah nilai tambahan
ilmu pengetahuan di dalam suatu bidang Kesehatan di Wilayah Puskesmas Marga Jaya
BAB II
ANALISA SITUASI PUSKESMAS
2.1. Data Umum Wilayah
Secara geografis, UPTD Puskesmas Marga Jaya terletak di Kelurahan Marga Jaya,
Kecamatan Bekasi Selatan. Kelurahan Margajaya sendiri terbentuk pada tahun 1952.
Kelurahan Margajaya merupakan daerah yang tingkat urbanisasinya cukup tinggi serta
merupakan daerah yang dipadati oleh perkantoran Pemerintahan ataupun Swasta. Secara
umum, sektor yang berperan adalah perdagangan, dimana hotel dan restoran menjadi
sektor andalannya. UPTD Puskesmas Marga Jaya Kota Bekasi berdiri sejak tahun 1990.
Secara Geografis Puskemas Marga Jaya merupakan salah satu puskesmas dari 4 (empat)
Puskesmas yang berada di Kecamatan Bekasi Selatan. Berdasarkan karakteristik wilayah
kerja, Puskesmas Marga Jaya termasuk kawasan perkotaan, dan memiliki kemampuan
penyelenggaraan non rawat inap. Luas wilayah Kelurahan Marga Jaya adalah 2.090 km²,
dengan batas wilayahnya sebagai berikut:
- Sebelah utara : Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara
- Sebelah selatan : Kelurahan Pekayon Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan
- Sebelah barat : Kelurahan Kayuringin, Kecamatan Bekasi Selatan
- Sebelah timur : Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur
Menurut Laporan tahunan Kelurahan Marga Jaya terdiri dari 6 Rukun Warga (RW) dan
31 Rukun Tetangga (RT) dengan 5.179 Kepala Keluarga (KK) dan dengan jumlah
penduduk 17.286 Jiwa, terdiri dari Laki-laki 8.562 jiwa, perempuan 8.724 jiwa. Pada
tahun 2019, penduduk di Kelurahan Margajaya yang tercatat hanya 16.258 jiwa, dan di
tahun 2018 sebanyak 16.223 jiwa.
Terlihat adanya penambahan jumlah penduduk yang terus menerus setiap tahunnya.
Puskesmas ini terletak di Jalan Rawa Tembaga IV no.2 RT 001/05 Kelurahan Margajaya
Kecamatan Bekasi Selatan Kota Bekasi, dengan luas tanah 569 m² dan luas Bangunannya
396 m- (ukuran 11 m x 18 m x 2). Meskipun letaknya dikelilingi gedung perkantoran
lainnya, namun memiliki akses yang cukup mudah dilalui jalur transportasi umum, selain
itu juga terlihat adanya papan petunjuk arah puskesmas di beberapa sisi jalan raya.
Bangunan puskesmas terdiri dari 2 (dua) lantai. Pada lantai bawah terdapat beberapa
Ruang Pelayanan yang terdiri dari Ruang Tindakan, Ruang Penyakit Menular
(TB/Kusta), Ruang Pemeriksaan Umum, Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut, Ruang
Pelayanan Lansia, Ruang Pelayanan Pendaftaran dan Rekam Medis. Ruang Pelayanan
KIA, serta Ruang Pelayanan Farmasi dan Gudang Obat. Untuk di lantai 2 (dua) terdapat
Ruang Administrasi, Ruang Arsip, Gudang, Ruang Laboratorium, Ruang Konseling Gizi
dan Kesehatan Lingkungan, Ruang Pelayanan KB, Ruang Sterilisasi, dan Ruang Kepala
Puskesmas. Jumlah rata-rata pasien yang berkunjung ke Puskesmas Marga Jaya selama
tahun 2020 mengalami penurunan, sebagai akibat dari adanya pandemi covid - 19 sejak
triwulan pertama. Per harinya rata-rata pasien yang berkunjung antara 35 sampai dengan
50 pasien perhari selama tahun 2020.
2.2. Data Khusus
2.2.1. Derajat Kesehatan
A. Situasi Derajat Kesehatan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. bahwa keadaan sehat adalah keadaan meliputi kesehatan badan,
rohani (mental) dan sosial serta bukan hanya keadaan yang bebas penyakit, cacat
dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif secara sosial ekonomi.
Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari keadaan kesehatan di
wilayahnya. Penilaiannya dapat dilihat dari nilai angka kematian, dan angka
kesakitan dari setiap masalah kesehatan yang dihadapi baik penyakit menular
ataupun penyakit tidak menular.
B. Masalah Kesehatan
1. Kematian
a. Angka kematian ibu maternal (AKI)
Angka Kematian ibu atau Maternal Mortality Rate (MMR)
merupakan indikator dari derajat kesehatan disuatu wilayah. Kematian
ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam
kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan
karena sebab sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Target SDGS
(Sustainable Development Goals) adalah menurunkan AKI menjadi 70
per 100.000 KH pada tahun 2030. Pada tahun 2015 - 2020 tidak
ditemukan adanya kematian ibu maternal di wilayah Puskesmas Marga
Jaya. Hal ini disebabkan karena banyaknya upaya promotif preventif
yang dilakukan untuk menjamin kesehatan ibu. Yang mana
kegiatannya memantau ibu selama masa kehamilan, kelahirannya,
sampai masa nifasnya selesai. Seperti misalnya kegiatan Kelas Ibu
yang erikan penyuluhan tenta hal-hal yang harus diperhatikan selama
kehamilan ataupun setelah melahirkan, Kegiatan Gerakan Sayang Ibu,
Kegiatan pengawasan Ibu Nifas, dan masih banyak lagi. Jadi, kegiatan
pelayanan ini tidak hanya di Puskesmas saja namun secara rutin setiap
bulannya dilaksanakan di luar gedung (Posyandu). Perlu diketahui
jumlah bayi yang lahir selama tahun 2020 sebanyak 280 bayi,
sementara di tahun 2019 lahir 293 bayi yang tersebar dari 6 RW yang
ada di Kelurahan Margajaya. Mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya.
b. Angka kematian bayi (AKB)
Angka Kematian Bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah
jumlah kematian bayi dibawah usia 1 tahun pada tiap 1000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang sangat
berguna untuk mengetahui status kesehatan anak khususnya bayi dan
dapat mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan secara umum, status kesehatan penduduk serta tingkat
perkembangan social ekonomi masyarakat.
2. Pola penyakit
Pola penyakit penduduk pada suatu wilayah dapat dilihat dari 10
besar penyakit, Angka kunjungan kesakitan terbesar di UPTD Puskesmas
Marga Jaya berdasarkan laporan SP2TP yang terdapat pada laporan Data
Kesakitan (LBI) tahun 2018, tercatat 10 besar penyakit yang mendominasi
kunjungan di puskesmas, dapat dilihat pada grafik berikut ini
3. Kesakitan
Angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit
disebut morbiditas. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam
suatu populasi pada kurun waktu tertentu dan berperan dalam penilaian
terhadap derajat kesehatan masyarakat.
a. Penyakit menular
TUBERCULOSA PARU
Penyakit TBC Paru merupakan penyakit yang masih tinggi angka
kejadiannya, dan dapat dinilai keberhasilan pengobatannya pada tahun
berikutnya dengan indikator angka success rate dan juga angka case
detection rate (CDR) yang bisa dilihat pada grafik di bawah ini.
Dari 20 kasus TBC yang diobati selama tahun 2020, mampu mencapai
angka pengobatan lengkap (complete rate) sebanyak 85%. Jumlah
kasus TBC paru terkonfirmasi bakteriologis sebanyak 22 kasus.
Terbanyak kasus ditemukan di wilayah RW 03 dan RW 05. Berbeda
dengan tahun sebelumnya kasus TBC anak mengalami penurunan,
hanya ditemukan 2 kasus TBC anak di wilayah RW 03 saja. Pada
tahun 2019 kasus TBC anak mencapai 15 kasus yang tersebar di setiap
wilayah.
KUSTA
Penyakit kusta adalah penyakit insfeksi kronis yang di sebabkan
oleh Mycobacterium Leprae. Bila penyakit kusta tidak ditangani maka
menjadi progresif menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf,
mata, dan anggota gerak. Strategi global WHO menetapkan indikator
eliminasi kusta adalah angka penemuan penderita (new case detection
rate/NCDR). Dengan NCDR 5/100.000 penduduk sudah dapat
dikategorikan sebagai daerah rendah kusta.
Adapun 3 (tiga) kasus baru yang ditemui selama tahun 2020
berdomisili di RW 01. RW 03, dan RW 04. Semua kasus yang ditemui
termasuk kategori Multi Basiler (MB). Indikator yang di pakai untuk
menilai keberhasilan program kusta adalah angka proporsi cacat
tingkat II dan adanya kasus anak. Namun sampai tahun 2020, tidak
ditemukan adaya indikator tersebut, sehingga dapat diartikan tidak ada
terjadi penularan kasus kusta di masyarakat.
PNEUMONIA
Infeksi saluran pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi
akut yang menyerang pernafasan mulai dari idung hinga alveoli.
Penyakit ISPA yang terjadi masalah dan masuk dalam program
penanggulangan penyakit adalah Pneumonia karna merupakan salah
satu penyebab kematian anak.
2.2.2. Ketenagaan
Organisasi Puskesmas yang berada di Kawasan perkotaan berdasarkan
Permenkes 43 tahun 2019 terdiri dari Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha,
Penanggung Jawab UKM esensial, Penanggung Jawab UKM Pengembangan,
Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, Penanggung Jawab
Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas, Penanggung Jawab
Bangunan, Prasarana dan Peralatan Puskesmas, serta Penanggung Jawab Mutu
Puskesmas, beserta seluruh pelaksana program yang termasuk didalamnya.
Pada tahun 2020 terdapat 3 (tiga) jenis ketenagaan di Puskesmas yaitu ASN,
Tenaga Kontrak, dan Tenaga Honor yang dibiayai dari sumber anggaran BOK
dan APBD. Pada tabel di atas terlihat jumlah ketenagaan yang ada di Puskesmas
Marga Jaya selama tahun 2020 yang terdiri dari 24 tenaga medis dan 13 orang
tenaga non medis. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 43 tahun 2019 dalam pasal 31 ayat (3) bahwa untuk memenuhi persyaratan
izin operasional sebuah puskesmas harus memenuhi 75% jenis nakes lainnya,
terdapat dokter umum/dokter layanan primer dan tenaga non kesehatan. Untuk
Puskesmas Marga Jaya sudah memenuhi kriteria tersebut, hanya ada satu tenaga
penyuluh kesehatan masyarakat yang belum ada.
Pencegahan paling dini ketika seorang wanita belum hamil atau saat mempersiapkan
kehamilannya yaitu pelayanan pada masa subur (pelayanan bagi pasangan calon
pengantin). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 97 tahun 2014, pelayanan
ini ditujukan kepada tiga kelompok sasaran yaitu remaja, calon pengantin (catin), dan
PUS (Pasangan Usia Subur). Pelayanan kesehatan yang bisa diberikan kepada calon
pengantin terdiri dari pemeriksaa tanda tanda vital, kadar hemoglobin darah, HIV,
HBsAg, Imunisasi tetanus toksoid dan tes kehamilan (khusus perempuan). Semua hasil
pemeriksaan ini menjadi dasar untuk diberikannya surat keterangan sehat bagi para
pasangan calon pengantin yang akan menikah.
Pada tahun 2019 bulan Oktober pelayanan kesehatan calo pengantin di Puskesmas Marga
Jaya mengalami peningkatan yang signifikan. Namun, dikarenakan sejak akhir triwulan
satu tahun 2020 terjadi Pandemi covid 19 yang membatasi kegiatan masyarakat yang
banyak berkumpul dalam satu tempat. Maka kegiatan pernikahan pun tidak
diperbolehkan. Menjelang akhir tahun 2020, kegiatan ini bisa dilaksanakan kembali
dengan catatan para catin harus melakukan pemeriksaan rapid atau swab PCR covid-19
sebelumnya. Di tahun 2020 pelayanan catin mengalami penurunan yang signifikan
dibanding tahun sebelumnya, karena pandemi yang banyak menunda pernikahan di tahun
tersebut. Sejak tahun 2018 pelayanan KB di Puskesmas Marga Jaya telah berjalan rutin
sekali sebulan. Pada pelaksanaannya, jumlah kunjungan pelayanan KB mencapai 195
kunjungan pada tahun 2018, di tahun 2019 mencapai 308 kunjungan. Namun pada tahun
2020 meskipun sempat terhenti sesaat pelayanannya, jumlah kunjungan total pelayanan
KB sebanyak 513 kunjungan. Untuk pelayanan IVA Tes selama tahun 2020 tidak
berjalan.
3.6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen penyebab
yang mengakibatkan perpindahan penularan penyakit dari orang atau hewan yang
terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan, baik secara langsung maupun tidak
langsung melalui perantara atau lingkungan hidup. Sampai saat ini, angka kejadian
penyakit menular di Indonesia masih tinggi, dan salah satu di antaranya (Tuberculosis)
merupakan penyebab kematian nomor 4 tertinggi di Indonesia menurut Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah mengadakan program Pencegahan dan
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M). Tujuannya adalah untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular. Namun masih ada beberapa
kendala dalam pelaksanaan program ini. Untuk menjalankan suatu program, ada
beberapa tahapan yang harus di jalankan demi terlaksananya program tersebut dengan
baik. Tahapan tersebut adalah input, process, dan output. Dimana dalam tahapan tersebut
terdapat 4 unsur yang berdampak langsung apabila salah satunya tidak tersedia atau
terlaksana dengan memadai, yaitu Man, Money, Materials, dan Method atau biasa juga
disebut dengan 4M.
4M itu sendiri terdiri dari Man, yang di maksud adalah sumber daya manusia yang
melaksanakan program. Money, dana atau biaya yang digunakan untuk program.
Materials, kelengkapan barang – barang pendukung fasilitas program. Dan Method, yaitu
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan dari program.
Dari data yang terdapat di salah satu puskesmas Marga Jaya Bekasi, di dapatkan bahwa
beberapa kegiatan untuk mendukung terlaksananya program P2M ini masih belum bisa
memenuhi target. Kegiatan yang di lakukan seperti penyuluhan kepada masyarakat,
pelatihan para kader, pendataan dan follow-up pasien, Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN), dan upaya-upaya lainnya untuk mencegah serta memberantas penyakit menular
belum maksimal di lakukan.
Berdasarkan data yang ada, dari segi Man, terlihat bahwa jumlah petugas kesehatan
dalam melaksanakan program Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular (P2M)
di puskesmas tersebut dapat dikatakan masih sangat kurang yaitu hanya 1 orang perawat
sebagai penanggung jawab dibantu dengan 2 orang perawat dari bagian Kesehatan
Lingkungan dan KPLDH, dimana para petugas ini memiliki beberapa tugas dibagian lain
sehingga dalam melaksanakan kegiatan kunjungan rumah maupun pendataan pasien di
luar Puskesmas belum bisa mencapai target.
Dari segi materials, untuk peralatan yang digunakan belum memadai di karenakan tidak
tersedia lab sederhana untuk pemeriksaan dahak, hal ini mempengaruhi proses pendataan
pasien dimana banyak pasien yang dirujuk ke puskesmas kecamatan untuk dilakukan
pemeriksaan sputum tidak membawa hasilnya kembali ke puskesmas tersebut, sehingga
tidak diketahui status pasien tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan Permenkes no. 67 tahun
2016 tentang Penanggulangan Penyakit TBC Pasal 19, dimana di katakan bahwa
Pemerintah Pusat dan Daerah seharusnya menjamin sarana dan prasarana laboratorium
kesehatan. Maka dari itu perlu adanya peninjauan kembali tentang program ini lalu di
cari alternative permasalahannya sehingga target yang di tentukan dapat tercapai dan
program pemerintah dapat berjalan baik untuk mencegah dan memberantas penyakit
menular yang ada di Indonesia.
BAB IV
KEGIATAN SELAMA PRAKTIK PUSKESMAS
4.1 KEGIATAN DALAM GEDUNG
1. Pelayanan Poli:
a. KB/ KIA
Poli KIA adalah tempat mendapatkan pelayanan
kesehatan terkait dengan ibu dan anak. Poli KIA adalah bentuk
pelayanan Puskesmas dalam gedung yang pelayananannya
sebatas pelayanan dasar. Poli KIA sering diintegrasikan
dengan Poli KB, sehingga pelayanan yang ada dalam poli KIA
nantinya akan ada dua jenis, yaitu pelayanan antenatal
neonatus (antenatal neonatus care) dan pelayanan KB
- Poli KIA
• ANC pada ibu hamil normal dan ibu
hamil resiko tinggi
• Penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi
• ANC pada ibu hamil normal dan ibu
hamil resiko tinggi
• Penatalaksanaan ibu hamil resiko tinggi
• Nifas
• Melaksanakan perawatan nifas normal
• Penanganan perdarahan post partum
• Penanganan infeksi nifas
• Pre-eklamsi / eklamsi nifas
• Melakukan rujukan kasus resiko tinggi ke
fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
secara tepat, cepat, benar.
- Poli KB
• Konseling pranikah
• Konseling metode KB
• IFA
• Pelayanan KB kondom, pil injeksi,
implant, IUD, PAP SMEAR
• Penatalaksanaan efek samping KB baik
hormonal maupun non hormonal
• Melakukan rujukan kasus KB ke fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi secara tepat,
cepat dan benar.
b. UMUM
- Pelayanan Kesehatan Umum
- Surat Keterangan Sehat
Surat Keterangan Bebas Buta Warna dan Surat
Keterangan Bebas Narkoba
- Rujukan (sesuai indikasi medis)
- Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis)
c. GIGI
- Konsultasi gigi
- Tumpatan Gigi (GIC,Light Cure/ LC)
- Cabut gigi (Decidui, Dewasa)
- Pembersihan karang gigi (scalling manual, dengan
USS)
- Pembuatan gigi palsu (prothesa gigi)
- Perawatan mumifikasi
d. IMUNISASI/VAKSINASI
- Imunisasi
• PCV
• Polio
• Campak
• Hepatitis B
• DPT
- Vaksinasi
• Astrazeneca
• Pfizer
• Sinovac
e. LAB
- Pelayanan pemeriksaan darah lengkap otomatis (Hb,
AL, HJL,AE, AT,Hmt)
- Pelayanan pemeriksaan darah lengkap otomatis dan
KED/LED
- Pelayanan pemeriksaan urin lengkap/urin rutin
- Pelayanan pemeriksaan faeses rutin
- Pemeriksaan widal
- Pelayanan pemeriksaan CT, BT
- Pelayanan pemeriksaan golongan darah
- Pelayanan pemeriksaan Hb stick
- Pelayanan pemeriksaan kehamilan
- Pelayanan pemeriksaan kimia klinik (gula darah, asam
urat, cholesterol, trigliserid) dengan stick
- Pelayanan pemeriksaan kimia klinik (gula darah, asam
urat, cholesterol, trigliserid) dengan dengan Spektro
- Pelayanan pemeriksaan serologi (HbsAg, IgG IgM
Leptospira, IgG IgM dengue, NS-1) dengan rapid
tes/stick
- Pelayanan pemeriksaan SGOT/SGPT, Urea creatinine
- Pelayanan pemeriksaan mikrobiologi (BTA sputum)
- Pelayanan pemeriksaan tes narkoba (Amphetamin,
Benzodiazepin dan THC)
2. Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan bias melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan. Dengan tujuan :
a. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan
masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat
dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal.
b. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup
sehat baik fisik, mental dan social sehingga dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian
c. Merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam
bidang kesehatan
Penyuluhan yang dilakukan oleh kelompok:
1) Penyuluhan kesehatan tentang Diare
2) Penyuluhan kesehatan tentang DBD
3) Penyuluhan kesehatan tentang TBC
4) Penyuluhan kesehatan tentang DM
5) Penyuluhan kesehatan tentang Covid-19