Anda di halaman 1dari 99

LAPORAN KEGIATAN

DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Puskesmas merupakan tempat untuk memperoleh
pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya, sesuai dengan fungsi
Puskesmas sendiri sebagai pusat pembangunan, pembinaan, dan pelayanan
kesehatan masyarakat. Dimana sebagai pelayanan kesehatan tingkat I, Puskesmas
mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
Tujuan Nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan
pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka program pembangunan yang
menyeluruh, terarah dan terpadu secara optimal untuk memenuhi kebutuhan dasar
manusia termasuk di bidang kesehatan.
Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009, sehat diartikan sebagai
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan visi yang ingin
dicapai dari pembangunan kesehatan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada
masa yang akan datang. Salah satu cara perwujudannya yaitu dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang memadai dan menyeluruh bagi masyarakat.
Dalam pasal 5 UU kesehatan No.36 t ahun 2009 menyatakan bahwa setiap
orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
1.2 Tujuan Kegiatan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Untuk melaporkan hasil pencapaian program kerja Puskesmas.
2. Untuk melaporkan struktur organisasi Puskesmas serta program dari
masing-masing unit yang ada.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 1
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Untuk melaporkan hasil pencapaian program wajib dan pengembangan
Puskesmas (khususnya UPT. Puskesmas Tuntungan).
2. Untuk melaporkan sejauh mana program-program tersebut telah
berjalan, berdasarkan standar pelayanan Puskesmas.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa aja yang dijumpai dalam
melaksanakan program-program tersebut, melakukan analisis data
berdasarkan dokumen rekapitulasi data di Puskesmas.
4. Membuat perencanaan program Puskesmas setiap tahun berdasarkan
atas masalah-masalah kesehatan yang dijumpai di wilayah UPT.
Puskesmas Tuntungan Kecamatan Medan Tuntungan.
5. Untuk lebih meningkatkan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan program yang kurang pada pencapaian pada tahun
sebelumnya di UPT. Puskesmas Tuntungan.
.3 Prosedur Kerja
Kepaniteraan Klinik Senior yang dilaksanakan di UPT Puskesmas
Tuntungan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Mencatat data geografis dan demografis di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tuntungan.
2. Pendataan sistem pelaksanaan upaya pokok kesehatan dan administrasi
yang dilaksanakan di UPT Puskesmas Tuntungan melalui:
a. Mencatat data dari laporan yang ada di UPT Puskesmas Tuntungan.
b. Melakukan wawancara dengan tenaga kesehatan maupun staff
administrasi UPT Puskesmas Tuntungan.
3. Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan ikut serta dalam
pelayanan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 2
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi - tingginya di wilayah kerjanya.

Yang dimaksud dengan:


 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
 Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang
ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
 Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam
suatu sistem.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 3
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

 Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang

untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

2.1.2 Tujuan Puskesmas


 Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;
 Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
 Hidup dalam lingkungan sehat;
 Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.

2.1.3 Fungsi Puskesmas


1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas senantiasa selalu berupaya dalam menggerakkan dan
memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektoral termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha diwilayah kerjanya, sehingga berwawasan
serta mendukung pembangunan kesehatan.
2. Pemulihan Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat keluarga, dan masyarakat dunia usaha memiliki kesabaran,
kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan, memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini agar
diselenggarakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 4
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama


Puskesmas senantiasa bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama menjadi tanggung jawab Puskesmas yang
meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama untuk menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan tersebut yaitu rawat jalan untuk puskesmas
tertentu ditambah dengan rawat inap tanpa mengabaikan kesehatan dan
pencegahan penyakit.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat umum
publik (public goods) dengan tujuan utama untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan
pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah
promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan
gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta
berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.2 Visi dan Misi Puskesmas


2.2.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan sehat yang dicapai mencakup 4 indikator utama,
yakni:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 5
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

1. Indikator Lingkungan Sehat.


2. Indikator Perilaku Sehat.
3. Indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Bermutu.
4. Indikator Derajat Kesehatan Penduduk Kecamatan.
2.2.2 Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
turut mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi
tersebut adalah:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
agar dapat memperhatikan aspek kesehatan yaitu pembangunan yang tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap
lingkungan dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya semakin berdaya di
bidang kesehatan melalui peningkatan pengetahuan menuju kemampuan
untuk hidup.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu. Pemerataan dan keterjangkauan
peralatan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas akan selalu berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat yang berkunjung dan
bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dengan
menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 6
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

2.2.3 Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas


Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:

a. Paradigma sehat. Puskesmas mendorong seluruh pemangku


kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Pertanggungjawaban wilayah. Puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat. Puskesmas mendorong kemandirian hidup
sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Pemerataan. Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah
kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama,
budaya dan kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna. Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan. Puskesmas mengintegrasikan dan
mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan
lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung dengan
manajemen Puskesmas.

2.3 Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Pada penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu.
2.3.1 Azas Penyelenggaraan Puskesmas
Azas penyelenggaraan Puskesmas dimaksud adalah:
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
a. Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
b. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat Kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
c. Memantau pembangunan berbagai upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 7
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

d. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang


diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat
untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas
dengan kegiatan antara lain:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak, posyandu, polindes, bina keluarga
bahagia (BKB).
b. Upaya pengobatan, posyandu, pos obat desa (POD).
c. Upaya perbaikan gizi berupa posyandu, pusat pemulihan gizi (PPG),
keluarga sadar gizi (KADARZI).
d. Upaya kesehatan sekolah Dokter Kecil, Dokter Remaja, Penataran
Guru dan Orang Tua/Wali Murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos
Kesehatan Pesantren (POSKESTREN).
e. Upaya kesehatan lingkungan berupa Kelompok Pemakaian Air
(POKMAIR),Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL).
f. Upaya kesehatan lanjut usia berupa posyandu usila.
g. Upaya kesehatan kerja berupa pos upaya kesehatan kerja (POS
UKK).
h. Upaya kesehatan jiwa berupa posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan
Jiwa Masyarakat (TPKJM).
3. Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya harus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak,
bermitra dengan BPKM/BPP dan organisasi masyarakat lainnya,
berkoordinasi dengan lintas sektoral dan lintas program agar terjadi
perpaduan kegiatan di lapangan sehingga lebih berhasil guna dan
berdaya guna.
a. Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 8
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

tanggungjawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara


lain:
 Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) berupa keterpaduan
KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan.
 Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) berupa keterpaduan
kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan, pengobatan,
kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan
jiwa.
b. Keterpaduan lintas sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan
penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi)
dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat kecamatan,
termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh
keterpaduan lintas sektor antara lain:
 Upaya Kesehatan Sekolah berupa keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
 Upaya Promosi Kesehatan berupa keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama,
pertanian.
 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak berupaketerpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi,
organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB.
4. Azas Rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama yang
bila tidak masalah karena berbagai keterbatasan, bisa melakukan rujukan
baik secara vertikal ke tingkat yang lebih tinggi atau secara horizontal ke
puskesmas lainnya.Ada 2 macam rujukan di Puskesmas yaitu:
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus
penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu
kasus penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke
sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 9
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

vertikal). Sebaliknya pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan


rawat jalan sederhana, dirujuk ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:
 Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik (biasanya operasi) dan lain-lain.
 Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
 Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga
yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan kepada
tenaga puskesmas dan ataupun menyelenggarakan pelayanan
medik di puskesmas.
b. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran
lingkungan, dan bencana. Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat
juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak mampu menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat wajib dan pengembangan, padahal upaya
kesehatan masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam, yaitu:
 Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman
alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis
pakai dan bahan makanan.
 Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyelidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah
hukum kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena
bencana alam.
 Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian
masalah kesehatan masyarakat atau penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat (antara lain Upaya Kesehatan Sekolah,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 10
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Upaya Kesehatan Kerja, Upaya Kesehatan Jiwa, pemeriksaan


contoh air bersih) kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Gambar 2.1 Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat


2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas
Dalam mencapai VISI Pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni
terwujudnya Kecamatan Sehat 2015. Puskesmas bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta
mempunyai daya tarik yang tinggi untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan.
b. Upaya Kesehatan Lingkungan.
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 11
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

e. Upaya Pengobatan.
f. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
g. Upaya Pencatatan dan Pelaporan.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas yang
dipilih dan daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada
yaitu:
a. Upaya Kesehatan Sekolah.
b. Upaya Kesehatan Olahraga.
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
d. Upaya Kesehatan Kerja.
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
f. Upaya Kesehatan Jiwa.
g. Upaya Kesehatan Mata.
h. Upaya Kesehatan Lanjut.
i. Upaya Pembinaan Pengobatan.
j. Laboratorium Sederhana.

2.4. Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas


2.4.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan Nasional (SKN), Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem
Pemerintah Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah
sebagai suatu sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 12
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota


Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang
kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan,
poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah
sebagai mitra.
2.4.2 Organisasi Puskesmas
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari beban tugas masing-
masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu
Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sedangkan penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas
berikut:
a. Kepala Puskesmas.
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan:
 Data dan informasi.
 Perencanaan dan Penilaian.
 Keuangan.
 Umum dan Kepegawaian.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 13
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:


 Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap
UKBM.
 Upaya Kesehatan Perorangan.
d. Jaringan Pelayanan Perorangan:
 Unit Puskesmas Pembantu.
 Unit Puskesmas Keliling.
 Unit Bidan di Desa/Komunitas.
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit
Puskesmas.
3. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan
ditingkat Kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan peran
Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
ditingkat Kecamatan maka jabatan Kepala Puskesmas adalah jabatan
struktural Eselon IV.
Apabila tidak tersedia tenaga kesahatan yang memenuhi syarat untuk
menjabat jabatan struktural Eselon IV, ditunjuk pejabat sementara yang
sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di
bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup dibidang
kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat
tetap.

2.4.3 Tata Kerja Puskesmas


Tata kerja Puskesmas yaitu:
 Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan
kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di
tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 14
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta


penilaian.
 Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dengan demikian secara teknis dan administratif,
puskesmas bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dan sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
bertanggung jawab membina serta memberikan bantuan administratif
dan teknis kepada puskesmas.
 Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh
lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama
termasuk penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang
diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan
teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.
 Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan
berbagai pelayanan kesehatan rujukan.
 Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari
masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 15
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

3.1 Sejarah Singkat Puskesmas Tuntungan


Puskesmas Tuntungan merupakan Puskesmas yang terletak di kecamatan
Medan Tuntungan yang terdiri dari 6 Kelurahan. Puskesmas Tuntungan terletak di
Jl. Bunga Melati II Kelurahan Kemenangan Tani Lingkungan II Kecamatan
Medan Tuntungan, dengan luas tanah sebesar 1.347 m2 dan luas bangunan sebesar
894 m2. Puskesmas Tuntungan juga dilengkapi dengan rumah dinas dokter dan
rumah dinas paramedis. Sampai saat ini Puskesmas Tuntungan masih berdiri
kokoh bahkan menjadi salah satu Puskesmas Rawat Jalan di Kota Medan.

3.2 Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan


Puskesmas Tuntungan Memiliki Wilayah Kerja Seluas 923 Ha, terdiri atas
6 kelurahan dan 29 Lingkungan yaitu :
 Kelurahan Tanjung Selamat : 9 Lingkungan;
 Kelurahan Namo Gajah : 3 Lingkungan;
 Kelurahan Kemenangan Tani : 5 Lingkungan;
 Kelurahan Lau Chi : 3 Lingkungan;
 Kelurahan Sidomulyo : 4 Lingkungan;
 Kelurahan Baru Ladang Bambu : 5 Lingkungan.

3.3 Data Wilayah/Data Geografis


Batas wilayah kerja Puskesmas Medan Tuntungan sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Selayang dan
kecamatan Medan Johor.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 16
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan

Data Wilayah Tahun 2018


- Luas Wilayah ` : 855,3 Ha
- Luas Kecamatan : 1.911,3 Ha
- Jumlah Kelurahan :6
- Jumlah Lingkungan : 29
- Jumlah KK : 7996
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 17
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

3.4. Data Kependudukan/Data Demografis


Jumlah penduduk riil Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Medan
Tuntungan hingga tahun 2018 adalah 29.264 jiwa. Adapun penjabarannya adalah
sebagai berikut :

Tabel 3.1 Distribusi Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan


Kecamatan Medan Tuntungan 2018
Luas Lingk. Jumlah
No. Kelurahan Jumlah Lingk. Jumlah KK
(Ha) Penduduk
1. Tanjung Selamat 300 9 3.422 12.699
2. Namo Gajah 101 3 500 2.157
3. Kemenangan Tani 150 5 1.484 4.200
4. Laucih 87 3 601 1.645
5. Sidomulyo 82.3 4 653 1.678
6. Baru Ladang Bambu 135 5 1.336 3.405
Jumlah 855,3 29 7.996 25.784

Keterangan Tabel 3.1


Dari analisis tabel di atas, Kelurahan yang terpadat penduduknya adalah kelurahan
Tanjung Selamat 42,3 jiwa/hektar, dan paling jarang adalah kelurahan Laucih

Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama di Wilayah


KerjaPuskesmas Tuntungan Kecamatan Medan Tuntungan
No. Agama Jumlah
1. Islam 14875
2. Kristen 5785
3. Katolik 2011
4. Hindu 48
5. Budha 55

Keterangan Tabel 3.2


Dari tabel di atas dapat diketahui distribusi penduduk dengan agama Islam adalah
yang terbanyak dengan jumlah 14875 orang dan penduduk agama Hindu adalah
paling sedikit dengan jumlah 48 orang.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 18
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Wilayah


Kerja Puskesmas Medan Tuntungan

No Kelurahan Lingkungan PNS Swasta ABRI Polisi Pedagang Petani Dll Jumlah
1 Tanjung I 72 140 12 17 389 98 351 1.079
Selamat II 38 82 7 11 273 41 295 747
III 63 133 14 21 452 87 280 1.050
IV 31 72 6 14 321 48 221 713
V 18 39 3 4 59 17 25 165
VI 42 87 8 56 243 61 199 696
VII 47 91 6 10 221 43 298 716
VIII 38 83 5 13 238 57 321 755
IX 42 92 7 14 242 49 287 733
JUMLAH 391 819 68 160 2.438 501 2.277 6.654
No Kelurahan Lingkungan PNS Swasta ABRI Polisi Pedagang Petani Dll Jumlah
2 Namo Gajah I 60 144 - 1 13 10 54 282
II 46 91 - 4 10 52 830 1.033
  III 8 7 - 1 6 -24 40 86
JUMLAH   114 242 - 6 29 86 924 1401
No Kelurahan Lingkungan PNS Swasta ABRI Polisi Pedagang Petani Dll Jumlah
3 Kemenangan I 31 3 - 4 15 - 657 710
Tani II 51 54 - 3 17 5 952 1.082
III 111 59 2 6 4 7 1.018 1.207
  IV 155 118 - 3 20 - 529 825
  V 97 123 - 3 17 8 665 913
JUMLAH 445 357 2 19 73 20 3.821 4.737
No. Kelurahan Lingkungan PNS Swasta ABRI Polisi Pedagang Petani Dll Jumlah
4 Laucih I 59 185 4 3 329 89 358 1.027
  II 48 178 8 5 214 78 298 829
  III 38 135 2 1 217 59 246 698
JUMLAH 145 498 14 9 760 226 902 2.554
No. Kelurahan Lingkungan PNS Swasta ABRI Polisi Pedagang Petani Dll Jumlah
5 Sidomulyo I 12 259 2 52 30 63 418
II 10 70 - - 55 5 40 180
  III 2 - - - 33 2 45 82
IV 1 2 - - 15 2 65 85
JUMLAH   25 331 - 2 155 39 223 765
No. Kelurahan Lingkungan PNS Swasta ABRI Polisi Pedagang Petani Dll Jumlah
6 Baru Ladang I 29 55 1 - 73 30 39 227
Bambu II 28 19 3 2 121 29 3 205
III 23 728 5 2 54 47 125 984
  IV 14 12 5 3 155 52 164 405
  V 11 163 1 2 26 32 74 309

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 19
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

JUMLAH   105 977 15 9 429 190  - 2.130


TOTAL   1.22 3.224 99 205 3.884 1.062 8.147 18.241
5

Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Bangsa di Wilayah


KerjaPuskesmas Medan Tuntungan
No Kelurahan L Karo Toba Sima Manda Pak Jawa Mela Nia Cina Dll Jumlah
K Lungun Iling Pak Yu s
1 Tanjung I 621 281 292 298 282 220 758 34 - - 2.786
II 309 139 163 151 140 121 368 22 - - 1.413
Selamat
III 592 349 381 263 135 174 721 43 - - 2.658
IV 439 182 119 211 183 197 261 28 - - 1.620
V 98 62 52 38 14 - 16 - - - 280
VI 292 193 184 192 198 185 83 65 - - 1.392
VII 273 181 199 189 186 191 89 33 - - 1.341
VIII 468 143 173 162 153 129 168 32 - - 1.428
IX 270 206 233 197 198 241 218 36 - - 1.599
JUMLAH 3.362 1.736 1.796 1.701 1.489 1.458 2.682 293 - - 14.517
No Kelurahan LK Karo Toba Sima Manda Pak Jawa Mela Nia Cina Dll Jumlah
Lungu Iling pak Yu s
n
2 Namo I 39 152 63 142 12 126 70 24 - 87 715
  II 663 159 11 13 11 124 23 11 - 8 1.023
Gajah
    III 87 30 1 24 6 118 22 4 4 1 297
  JUMLAH 789 341 75 179 29 368 115 39 4 96 2.035
No Kelurahan LK Karo Toba Sima Manda Pak Jawa Mela Nia Cina Dll Jumlah
Lungu Iling pak Yu s
n
3 Kemenanga I 635 12 6 13 15 7 6 6 - 10 710
  II 879 51 14 25 5 71 13 22 - 2 1.082
n Tani
  III 883 264 15 5 11 21 7 9 - 8 1.223
    IV 163 180 6 110 2 175 14 16 - 81 747
    V 317 125 249 82 44 74 18 18 - 162 1.089
JUMLAH 2.877 632 290 235 77 348 58 71 - 263 4.851
No Kelurahan LK Karo Toba Sima Manda Pak Jawa Mela Nia Cina Dll Jumlah
Lungu Iling pak Yu s
n
4 Laucih I 524 142 51 98 32 62 15 39 - - 963
    II 476 123 46 66 24 33 11 41 - - 820
    III 393 136 59 72 29 43 13 22 4 - 771
  JUMLAH 1.393 401 156 236 85 138 39 102 4 - 2.554
No Kelurahan LK Karo Toba Sima Manda Pak Jawa Mela Nia Cina Dll Jumlah
Lungu iling pak Yu s
n
5 Sidomulyo I 281 40 47 21 - 630 22 6 - 1.047
  II 389 30 11 20 - 140 6 5 - 601
    III 24 - 8 5 - 259 - - - 296
IV 35 5 15 23 - 275 1 - - 354
  JUMLAH   729 75 81 69 - 1.034 29 11 - 2.298
No Kelurahan LK Karo Toba Sima Manda Pak Jawa Mela Nia Cina Dll Jumlah
. Lungu iling pak Yu s
n

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 20
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

6 Baru I 308 31 12 9 - 27 - 6 - 29 422


  II 253 54 16 24 2 39 3 9 - 21 421
Ladang
  III 164 51 12 24 14 641 4 6 4 26 946
  Bambu IV 136 51 26 29 - 842 5 - - 49 1.138
  V 224 95 24 54 - 1.014 9 6 2 65 1.493
  JUMLAH   1.085 282 90 140 16 2.563 21 27 6 190 4.420
  TOTAL   10.235 3.467 2.488 2560 1.696 5.909 2.944 543 16 549 30.675

1.5 Data Kesehatan


3.5.1 Sarana fisik
1. Fasilitas Puskesmas (Sarana Fisik) :
a. Ruang Rawat Jalan : Lantai I : 10 Ruangan
b. Ruang Rawat Inap : Lantai II : 9 Ruangan
Lantai II : 7 Ruangan
(Lantai I & II dihubungkan oleh tangga yang cukup curam)
Ruangan dilengkapi dengan Alkes / meubiler yang sesuai.
2. Kendaraan Dinas
a. Kendaraan roda empat:
Daihatsu Xenia BK 1585 L, kondisi baik.
b. Kendaraan roda dua empat (4) buah:
- Sepeda Motor Honda BK 5306 K, kondisi baik.
- Sepeda Motor Honda BK 5307 K, kondisi baik.
- Sepeda Motor Honda BK 5250 K, kondisi baik
- Sepeda Motor Yamaha BK 3795 K, kondisi baik
3.5.2 Sarana Ibadah
Tabel 3.5 Profil Sarana Ibadah di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan
Kecamatan Tuntungan
No Sarana Ibadah Jumlah
1. Mesjid 18
2. Gereja 9
3. Vihara 4
4. Kuil -
5. Kelenteng -
6. Musollah 6

Keterangan Tabel 3.6

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 21
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mesjid adalah sarana ibadah dengan
jumlah yang terbanyak yaitu sebanyak 18 buah. Wilayah kerja Puskesmas
Tuntungantidak mempunyai kuil dan kelenteng.

3.5.3 Sarana Kesehatan


Tabel 3.6 Profil Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan
Kecamatan Medan Tuntungan
NO SARANA KESEHATAN JUMLAH
1 RS.Pemerintah 1
2 RS.Swasta -
3 RS.Khusus/RSIA 1
4 Balai pengobatan 4
5 Rumah bersalin 4
6 Laboratorium -
7 Apotik 6
8 Optic 3
9 Puskesmas pembantu 2
10 Tokoh obat berijin 1
11 Praktek Dr. umum swasta 4
12 Praktek Dr.spesialis swasta 3
13 Praktek Drg.swasta 2
14 Praktek Bidan swasta 2
15 Batra 4
16 Pos kesehatan 6

3.5.4 Sarana Pendukung Kesehatan


Tabel 3.7 Sarana Pendukung Kesehatan
No. Sarana Pendukung Kesehatan Jumlah
1. Posyandu Balita 15
2. Posyandu Lansia 6
3. Kendaraan dinas operasional 1
4. Sekretariat / Tata usaha 1

Keterangan Tabel 3.8


Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Posyandu Balita mempunyai jumlah yang
terbanyak dengan jumlah 15 buah sedangkan ambulance dan sekretariat/tata usaha
paling sedikit yaitu sebanyak 1 buah.

3.5.5 Sarana Fisik Puskesmas


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 22
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

1. Transportasi
 Kendaraan roda empat 1 unit kondisi baik
Daihatsu Xenia BK 1585 L
 Kendaraan roda dua 4 unit kondisi baik
Sepeda motor Honda BK 5306 K, BK 5307 K,dan BK 5250 K
Sepeda motor Yamaha BK 3795 K
2. Sarana Komunikasi dan Informasi
 Telepon : Tidak ada
 Komputer : 3 buah kondisi baik
3. Sumber Energi
 PLN
 Genset : 1 buah kondisi baik
4. Prasarana
 Sarana Air Bersih : Ada Baik
 Sarana Pembuangan Sampah Medis : Ada Baik
 Sarana Pembuangan Sampah Non Medis : Ada Baik
 Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) : Ada Baik
 Saran Pembuangan Tinja : Ada Baik

1.6 Tenaga Kesehatan Puskesmas


Sarana Tenaga Kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas:
Tabel 3.8 Profil Tenaga Kesehatan di Puskesmas Medan Tuntungan
No. Tenaga Kesehatan Jumlah
1. Dokter Umum 8
2. Dokter Gigi 1
3. Perawat 29
4. Bidan 17
5. Perawat Gigi 2
6. Analisis Laboratorium 3
7. Asisten Apoteker/Farmasi 6
8. Petugas Gizi 2
9. Penyuluh/Kesmas 5
10. Kesehatan Lingkungan 2
11. Pelaksana TU 1
12. Pekarya Kesehatan 2
Jumlah 78
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 23
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Keterangan Tabel 3.8


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat total 59 orang tenaga kesehatan
di Puskesmas Medan Tuntungan pada tahun 2018.

1.7 Struktur Organisasi


 Kepala puskesmas
- Sebagai Pemimpin (manager)
- Sebagai tenaga ahli
- Mengoreksi program
 Urusan Tata Usaha
- Melaksanakan administrasi
- Pengurusan supporting(kepegawaian)
- Perlengkapan
- Keuangan
 Staf Puskesmas
- Masing-masing bekerja dan bertanggung jawab sesuai dengan bidang /
program kerjanya.

KEPALA PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN


Dr. Helena Rugun N. Nainggolan, MKT
Nip. 196705112 0021 22 001

KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA


Nurlela, S Kep
Nip. 19631212 198603 2 002

URUSAN UMUM URUSAN KEUANGAN DAN URUSAN PERENCANAAN


DALUR LIMBONG PERLENGKAPAN PROGRAM DAN PELAPORAN
NIP 19620628 198403 1 001 Dr. Haryati Lubis RATMA JUITA Br. SITEPU
NIP 197703092008042001 NIP. 400 006 754

- HUMAS - BENDAHARA BPJS - PERENCANAAN


- ADMINISTRASI - PERLENGKAPAN PROGRAM
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
- KEPEGAWAIAN - INVENTARIS - PELAPORAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
- PROTOKOLERMETHODIST INDONESIA
BARANG
15 JULI s/d 25 JULI 2019 - PROTOKOLER Page 24
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

WAKIL KOORDINATOR I WAKIL KOORDIONATOR II


Dr. Malem Seh Karo-karo Dr. Amilia Isyana
NIP. 19621215 199803 1 002 NIP. 198405042008042001

PROMKES KESLING

POLI UMUM POLI GIGI APOTEK LABORATORIUM POLI UMUM ANAK


KIB SURVEILANS
DEWASA Drg. Yanti br Merry Saragih Tiurlan S Dr. Sandra
Dr.malem Seh Damanik NIP 19762312 NIP 19640601 Runiawati
NIP 199603 2 002 198402 2 001 NIP 19770309
Karo Karo
19860812201 198402 200701 2 006 UKS DBD
NIP. 19621215
4112001
199803 1 002
KEPALA PUSKESMAS Gizi TB PARU
PEMBANTU

Lansia HIV

KA PUSTU M. PERMAI KA PUSTU L. BAMBU


Dr. Twinkle Dr. Voidance Bakara PTM ISPA
NIP 19740801 200604 001 NIP 19791002 200903 2 005

1.8 Fasilitas Fisik Puskesmas


Puskesmas Tuntungan dalam menjalankan kegiatan didukung oleh
berbagaifasilitas fisik maupun non fisik dalam Kecamatan Tuntungan yang
meliputi:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 25
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Gambar 3.4 Puskesmas Tuntungan (tampak depan)

3.8.1. Fasilitas Gedung Puskesmas


Tabel 3.9 Daftar Data Fasilitas Gedung Puskemas Medan Tuntungan
No Fasilitas Gedung Jumlah
1. Ruang Dokter/Periksa Pasien 2
2. Ruang Obat 1
3. Ruang Gudang Obat 1
4. Ruang Suntik/Tindakan 1
5. Ruang KB-KIA 1
6. Ruang Klinik Gigi 1
7. Loket/Ruang Kartu 1
8. Ruang Tunggu Pasien 1
9. Ruang Gizi 1
10 Laboratorium Sederhana 1
11. Kamar Mandi/WC 1
12. Ruang Kepala Puskesmas 2
13. Ruang Tata usaha dan Konsultasi 6
14. Ruang Rapat 1
15. Tempat Tidur 8
16. Ruang Persalinan 1
17. Ruang Gizi 1
18. Ruang Operasi 1
19 Ruang UKS 1
20 Ruang Perpustakaan 1
21 Ruang P2M 1
22 Ruang Konsultasi KB 1

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 26
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

23 Ruang Komputer 1
24 Gudang obat 1
25 Gudang barang 1

3.8.2. Sumber Daya Manusia Puskesmas


Tabel 3.10 Daftar Nama Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Tuntungan
No NAMA NIP GOL JENIS PENDIDIKAN

1 Dr. Helena R.N. 196705112 0021 22 001 IV/a S1. Kedokteran


Nainggolan, MKT
2 Nurlela, Ginting 196312121 986032 002 III/D S1. Keperawatan
3 Dr. Malem seh Karo-karo 198621215 1998031 002 IV/C S1. Kedokteran
4 Ady Suprayetno 19640317 2000031 003 IV/B S1. Farmasi
5 Norma Ginting 19641110 1989032 005 IV/B D4 Kebidanan
6 Dr.immanuel S. Sembiring 196005251989111001 IV/A S1. Kedokteran
7 Deliana Br Sembiring 196412271987032001 IV/A S1. Keperawatan
8 Nur Asiah 196907011993032005 IV/A S1.Kesehatan
Masyarakat
9 Dr. Hariati Lubis 1977030920070012006 IV/A S2 Kesmas
10 Dr. Amilia Isyana 198405042008042001 IV/A S1. Kedokteran
11 Merry F. Siahaan 196108141983012005 III/D SPK
12 Sri Ulina 19620113 198307 2 001 III/D SPK
13 Ratna Wati Eliasta 196302061987032015 III/D SPK
14 Julita 196106221984032004 III/D D3 Farmasi
15 Telamin Br. Sembiring 196411051988032006 III/D D1 Kebidanan
16 Hotmauli A. Sagala 19661108 199003 2 004 III/D DIII Keperawatan
17 Lidya Br. Tarigan 196306151994032002 III/D DIII Keperawatan
18 Riah ukur Girsang 196212281984032017 III/D DIII Keperawatan
19 Marthalena Purba 196204291982032002 III/D SPK
20 Tiurlan Situmeang 19640601 198402 2 001 III/D SMAK
21 Merlya Sidabutar 196301211990032002 III/d SPRA
22 Evvie Sitomorang 197212091992032001 III/d D1-Kebidanan
23 Senna Sinaga 196908141989032001 III/d KEPERAWATAN
24 Kurtina Marbun 196009251981032002 III/d SPK
25 Hj.Maidar 196505021985112001 III/d DI-KEBIDANAN
26 Mariati Sembiring 196904171989012003 III/d SPRG
27 Restawati Ginting 196808101989032001 III/d DI-KEBIDANAN
28 Arikena Tarigan 19660713 199303 2 001 III/d SPK
29 Diahta N.Bangun 196710281990072004 III/d AMKL
30 Dr.Reka Marga Retta 197808072009032004 III/d S1-KEDOKTERAN
31 Jumpa Kita Sinurat 196304241988031005 III/c S1KEPERAWATAN
32 Wiwik Parlina 19760428 200502 2 007 III/c DIV. Kep. Pendidik
33 Alimatus Sakdiah 19780805.200003.2.001 III/c DIII Gizi
34 Merri Frina Saragih 197612231996032002 III/c DIII Farmasi
35 Siti Syahrani 196609151989032004 III/b DI-Kebidanan
36 Ratma Juita Br. Sitepu 197804042006042013 III/b DIII. Keperawatan
37 Oktiva Sahriani 19791015 200604 2 021 III/b DIV Kebidanan
38 Repia Samosir 19680911 198911 2 001 III/a AMG

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 27
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

39 Agustina Br. Purba 19880820 201001 1 008 III/a DIII. Kebidanan


40 Eva Rosida Sinulingga 19860919 201001 2 023 III/a DIII. Keperawatan
41 Desi Bintang Natalia 19821217 200804 2 001 III/a DIII-Kebidanan
Silaen.Am.Keb
42 Verawati D. Gultom, AMK 19800331 201101 2 009 III/b SI-
Keperawatan,Nurse
43 Ferawati Perangin- 19860510 201001 2 025 III/a DIII Kebidanan
Angin, Am. Keb
44 Arnipa Fitrianti 19770927 200801 2 003 II/d DIII-Kebidanan
45 Sarinah Ginting 19641110 200701 2 002 II/d Kimia Analis
46 Betseba Br Sebayang 19820221 200512 2 001 III/c SKM,Mkes
47 Fadli Beni H.S PHL - SMA
48 Muhammad Rizal Fauzi PHL - S1-Komputer
49 Risda Paulina 19631106 198803 2 007 III/b LCPK
50 Panca Sakti Juniati 19730601 199303 2 007 III/c S1-Keperawatan
51 Dr.Sandra Runiawati 197808062010012002 III/c S1-Kedokteran
52 Erni Manurung, AMKG 19860926 201001 2 029 III/a AMKG
53 Dolar Limbong 196206281984031001 III/b SMA
54 Drg Yanti Damanik 19608122014112001 III/b S1-Kedokteran Gigi
55 Leusida Sibarani 198705182011012015 III/a DIII-Kebidanan
56 Elisabeth Silalahi 197904202009042005 III/a DIII-Keperawatan
57 Vepi Marke Sinaga 198509082010012008 III/a DIII-Keperawatan
58 Eva Helfiany Ginting 198907212011012007 III/a DIII-Analis
59 Ida Maris Br Tarigan 197712262005022004 II/d D1-Kebidanan
60 Rut Tarigan 197807122008012003 II/d D1-Kebidanan
61 Evalina Yanti Tambunan 198201212010012009 II/d Assisten Apoteker
62 Mhd Arifin Sembiring - - SMA
63 Fauziah - - DIII-Kebidanan

3.8.3 Fasilitas Administrasi


Perlengkapan yang dimiliki oleh Puskesmas Tuntungan dalam
menjalankan peranannya agar terlaksananya laporan administrasi antara lain:
meja, kursi, lemari arsip, dua unit komputer, kartu berobat pasien, buku catatan
arsip, kartu laporan, formulir kegiatan lapangan, buku laporan kegiatan, kartu
KIA/ KB, buku bendahara dan papan tulis.

3.8.4 Fasilitas Imunisasi


Fasilitas imunisasi yang dimiliki oleh Puskesmas Tuntungan antara lain:
- Lemari Es
- Alat-alat Imunisasi
- Vaksin seperti BCG, DPT, POLIO, Campak, TT, Hepatitis
- Termos
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 28
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

3.8.5 Fasilitas Alat – alat Kesehatan


Adapun peralatan yang dimiliki Puskesmas Medan Tuntungan antara lain :
 Alat – alat pemeriksaan kesehatan
 Alat – alat pertolongan persalinan
 Alat – alat P3K
 Timbangan Bayi dan dewasa
 Dental Unit Chair
 Alat – alat perawatan gigi
 Alat – alat laboratorium sederhana

3.8.6 Fasilitas Obat-Obatan


Tabel 3.11 Data Fasilitas Obat-obatan di Puskemas Medan Tuntungan
No Nama Obat yang Digunakan Satuan
1 Air Raksa Dental Use Botol
2 Aminoflina Injeksi 24 mg/ml - 10 ml Ampul
3 Aminoflina Tablet 200 mg Tablet
4 Amitriplina HCL tablet salut 25 mg Tablet
5 Amoksisilina kapsul 250 mg Kapsul
6 Amoksisilina sirup kering 125 mg/ml Botol
7 Ampisilina kaplet 500 mg Kapsul
8 Ampisilina sirup kering 125 mg/5ml Botol
9 Antalgin (matampiron ) tablet 500 mg Tablet
10 Antasida doen tablet kombinasi Tablet
11 Anti hemmoroid Suppositoria Sup
12 Aqua pro Injeksi steril, bebas pirogen 20 ml Ampul
13 Aquadest steril 500 ml Botol
14 Asam Askorbat ( vit c ) tablet 50 mg Tablet
15 As. Benzoat 3 % as. Salisilat 6 % (whitfield salep) Pot
16 Asam Klorida 0,1 n Botol
17 As. Salisilat 2 % + belerang endap 4 % (2-4) salep Pot
18 Asam sulfosalisilat 20 % Botol
19 Asetosal tablet 500 mg Tablet
20 Atropina sulfat injeksi 0,25 mg/ml - 1ml Ampul
21 Atropina sulfat ( atropina ) tablet 0,5 mg Tablet
22 Atropina Sulfat ( atropina ) tetes mata 0,5 % Botol
23 Benzatina bensil penisilina injeksi 1,2 juta iu Vial
24 Besi (ii) sulfat tablet salut, kombinasi Tablet
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 29
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

25 Catgut / Benang bedah no. 2/0 - 3/0 Sak


26 Dapson tablet 100 mg Tablet
27 Dexametason Injeksi 5mg/ml - 1ml Ampul
28 Dexametason Tablet 0,5 mg Tablet
29 Dekstran 70 - larutan infus 6 % steril Botol
30 Dekstrometorfan hbr sirup 10 mg/sml Botol
31 Dekstrometorfan hbr tablet 15 mg Tablet
32 Devitalisasi pasta Pot
33 Diazem injeksi 5mg/ml-2ml Ampul
34 Diazepam Tavlet 2mg Tablet
35 Dietikarbamazin sitrat 100 mg tablet Tablet
36 Difenhidramin hcl injeksi 10 mg/ml-1ml Ampul
37 Digoksiba tablet 0,25mg Tablet
38 Efedrina hcl (efedrina tablet 25 mg Tablet
39 Ekstrak belladon tablet 10 mg Tablet
40 Epinefrina hcl/ bitartrat (adrenalina) inj. 0,1%-1ml Ampul
41 Ergotamina tartrat 1 mg + kofeina 50 mg tab. Komb Tablet
42 Etakridina (rivanol) arutan 0,1% Botol
43 Etambutol hcl (etambutol) tablet 250mg Tablet
44 Etanol 70% 1000ml Botol
45 Etil klorida semprot Botol
46 Eugenol cairan Botol
47 Fenobarbital Tablet injeksi 50mg/ml - 2ml Ampul
48 Fenobarbital tablet 30 mg Tablet
49 Fenoksimetil pensilina tablet 250mg Tablet
50 Fenoksimetil pensilina tablet 500mg Tablet
51 Fenol Gliserol tetes telinga 10% Botol
52 Fitomenadion (vit.K1) injeksi 10 mg/ml-1ml Ampul
53 Fitomenadion (vit.K1) salut 10 mg Tablet
54 Furosemida tablet 40 mg Botol
55 Gamesan emulsi 1% Botol
56 Garam oralit untuk 1000ml air Sak
57 Garam oralit 200ml air Sak
58 Gentian violet larutan 1% Botol
59 Giblenlamida tablet 5mg Tablet
60 Gliseril Guayakolat tablet 100 mg Tablet
61 Gliserol Botol
62 Glukosa larutan infus 10% Botol
63 Glukosa larutan infus 40% Botol
64 Glukosa larutan infus 5% Botol
65 Griseofulvin tablet 125 mg micronized Tablet
66 Gutta Percha points Stick

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 30
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

67 Hidroklorotiazida (hct) tablet 25mg Tablet


68 Hidrokortison krim 2,5% Tube
69 Ibuprofen tablet 200mg Tablet
70 Infusion set anak Set
71 Infusion set dewasa Set
72 Isoniazida (inh) tablet 100mg Tablet
73 Isoniazida (inh) Tablet 300mg Tablet
74 Jarum jahit (bedah) no. 9 s/d 14 Biji
75 Kalium pemanganat serbuk Botol
76 Kalsium Hidroksida pasta Tube
77 Kalsium Laktat (kalk) tablet 500 mg Tablet
Bungku
78 Kapas berlemak 500mg s
Bungku
79 Kapas pembalut/absorben 250 gram s
Bungku
80 Kasa kompres 40/40 steril s
81 Kasa pembalut Rol
82 Kasa pembalut hidrofil 4 m x 15 cm Rol
83 Kasa pembalut hidrofil 4 m x 3 cm Rol
84 Kinina dihidroklorida (kinina) injeksi 25% - 2 mL Ampul
85 Kinina sulfat tablet 222 mg (7 h 20) Tablet
86 Klofazimin, micronize kapsul 100 mL Kapsul
87 Kloramfenikol kapsul 250 mg Kapsul
88 Kloramfenikol salap mata 1% Tube
89 Kloramfenikol tetes telinga 3% Botol
90 Kloferamina maleat (ctm) tablet 4 mg Tablet
91 Klorokina fosfat (klorokina) tablet 250 mg Tablet
92 Klorpromazina hcl tablet salut 25 mg Tablet
93 Klorpromazina hcl injeksi 5 mg/ml - 2 ml Ampul
94 Klorpromazina hcl injeksi 5 mg/ml - 1 ml Ampul
95 Kodeina HCL (Kodeina) Tablet 10 mg Tablet
96 Komb. Pirimetamin 2 mg - Sulfaoxin 500 mg Tablet
97 Kotrimoksazol Suspense Botol
98 Kotrimoksazol Tablet Kombinasi Tablet
99 Kotrimoksazol Tablet Pediatrik Kombinasi Tablet
100 Larutan Benedict Botol
101 Larutan Basin 2% Botol
102 Larutan Gabbet BotoI
103 Larutan Giemsa Stain Botol
104 Larutan Kinyoun Botol
105 Larutan Turk Botol
106 Lidokaina Comb. Injeksi Kombinasi Ampul
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 31
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

107 Lisol mengandung Kresol Tersabun 50 % Botol


108 Magnesium Sulfat Serbuk 30 gram Kantong
109 Mebendazol Tablet 100 mg Tablet
110 Metakresol Sulfonat dan Matenol Kondensasi Botol
111 Methanol Botol
112 Metilergomtrina Malet Injeksi 0,200 mg/ml - 1 ml Ampul
113 Metilergomtrina Malet Tablet Salut 0,125 mg Tablet
114 Metronidazol Tablet 250 mg Tablet
115 Monoklorkamfer Mentol Cairan Botol
116 Mumfiying Pasta Botol
117 Natrium Bikarbonat Tablet 500 mg Tablet
118 Natrium Fenitoina (Fenitoina) Kapsul 100 mg Kapsul
119 Natrium Fenitoina (Fenitoina) Kapsul 30 mg Kapsul
120 Natrium Klorida Larutan Infus 0,9% Steril Botol
121 Natrium Tiopenal Serbuk Injeksi 100 mg Amp Ampul
122 Natrium Tiosulfat Injeksi 25% - 10 ml Ampul
123 Nistatin 100.000 IU/g Tablet Tablet
124 Obat Batuk Hitam (OBH) Cairan Botol
125 Oksigen Gas dalam Tabung Tabung
126 Oksitetrasiklina HCL Salap Mata 1% Tube
127 Oksitetrasiklina HCL Salap 3% Tube
128 Oksitetrasiklina HCL Injeksi 50 mg/ml - 10 ml Vial
129 Oksitosina Injeksi 10 IU/ml - 1 ml Ampul
130 Paraformal Dehida Tablet 1 gram Tablet
131 Parasetamol Sirup 120 mg / 5 ml Botol
132 Parasetamol Tablet 500 mg Tablet
133 Pilokarpina HCL /Nitrat Tetes Mata 2% Botol
134 Piperazina Sirup 20% Botol
135 Piperazina Tablet 500 mg Tablet
136 Pirantel Pamoat (Pirantel) Tablet 125 mg Basa Tablet
137 Piridoksinal hl (vit B6) Tablet 10 mg Botol
138 Plester 5 yards x 2 inch Rol
139 Polipetida Kombinasi Doen Larutan Infus Botol
140 Prednison Tablet 5 mg Tablet
141 Primakina Tablet 15 mg Tablet
142 Prokaina Fenisilina Injeksi 3 juta/IU Vial
143 Propiltiorasil Tablet 100 mg Tablet
144 Propanolol HCL (Propanolol) Tablet 40 mg Tablet
145 Reserpina Tablet 0,10 mg Tablet
146 Reserpina Tablet 0,25 mg Tablet
147 Retinol (vit A) Tablet Lunak 20.000 IU Kapsul
148 Retinol (vit A) Tablet Salut 50.000 IU Tablet

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 32
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

149 Rifampisin Kaplet 600 mg Kapsul


150 Rifampisin Kaplet 300 mg Kapsul
151 Rifampisin Kapsul 450 mg Kapsul
152 Ringer Laktat Larutan Infus Steril Tablet
153 Salbutamol Tablet 2 mg Tablet
154 Salisil Bedak 2% Kotak
155 Salisil Spiritus 10% Botol
156 Semen Seng Fosfat Serbuk & Cairan Botol
157 Serum Anti Bisa ular polivalen inj.50 ml (abu ii) Vial
158 Serum Anti Bisa ular polivalen inj.5 ml (abu i) Vial
159 Serum Anti Dipteri Inj.20.000 IU/vial (a.d.s) Vial
160 Serum Anti Titanus Inj. 1500 IU/ampul (a.t.s) Ampul
161 Serum Anti Titanus Inj. 20000 IU/ampul (a.t.s) Vial
162 Sianokobalamina (vit. B 12) Inj. 500meg/ml - 1 ml Ampul
163 Silk (benang bedah sutera) no. 3/0 Sak
164 Silver amalgam serbuk 65-75% Botol
165 Spons gelatin cubicles 1x1x1 cm Tabung
166 Streptomisina sulfat serbuk inj. 1000 mg/vial Vial
167 Sulfa conus (kerucut) preparat Botol
168 Sulfamidin tablet 500mg Tablet
169 Sulfasel tamida tets mata 15% Botol
170 Synthetic filling material larutan dan serbuk Set
171 Temporary stopping fletcher serbuk dan cairan Set
172 Tetrakaina hcl (tetrakaina) tetes mata 0,5% Botol
173 Tetrasiklina hcl (tetrasiklina) kapsul 250mg Kapsul
174 Tiamin HCL / mononitrat (Vit. B1) tablet 50 mg Tablet
175 Tiamin HCL (Vit. B1) injeksi 100 mg/ ml-1ml Ampul
176 Trikresol formalin (tkf) cairan Botol
177 Vaksin rabies kering untuk manusia Set
178 Vitamin B kompleks tablet Tablet
179 Yodium Povindon larutan 10% 10 ml Botol
180 Yodium Povindon larutan 10% 1000ml Botol
Keterangan Tabel 3.11
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat 180 jenis obat-obatan yang
tersedia di apotek Puskesmas Tuntungan pada Januari s.d Oktober 2018.

Urusan
Urusan
Perencanaan
Keuangan
Program
dan
danPerlengkapan
Pelaporan
Evita
Nurmala
Harahap,
Tumanggor
SKM

Koordinator II
Drg. Linda Agustina
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Kesling
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA Wastiar, SKM
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 33 Surveilans
Wastiar, SKM
Imunisasi
Ameta, Am.Keb
DBD
Hariani, SKM
BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS TUNTUNGAN

4.1. Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas


4.1.1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap
puskesmas.
Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan upaya penyelenggaraan kesehatan wajib
Puskesmas ada 7 program wajib (basic seven) yaitu:
a. Upaya Promosi Kesehatan;
b. Upaya Kesehatan Lingkungan;
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana;
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat;
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular;
f. Upaya Pengobatan;
g. Upaya Pencatatan dan Pelaporan.

4.1.2. Upaya kesehatan Pengembangan


Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas, yang dipilih dari daftar upaya kesehatan puskesmas yang telah
ada, yaitu :
a. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS);
b. Upaya Kesehatan Olahraga;
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (PHN);
d. Upaya Kesehatan Kerja (UKK);
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM);
f. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ);
g. Upaya Kesehatan Mata (UKM);
h. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (USILA);
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (BATRA);
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

4.2 Program Prioritas Puskesmas


4.2.1. Upaya Promosi Kesehatan
Tujuan:
1. Agar individu dan kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan
perilaku hidup sehat.
2. Agar individu dan kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya-upaya
kesehatan, serta ikut aktif dalam perencanaan dan penyelenggaraan Posyandu.
Kegiatan:
1. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di lingkungan dan wilayah
kerja Puskesmas Tuntungan di dalam maupun di luar gedung berbentuk kegiatan
penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, gizi keluarga, KB,
imunisasi, Posyandu dan sebagainya.
2. Pembinaan generasi muda untuk hidup sehat di dalam kegiatan antara lain berupa
gotong-royong dan olah raga.

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)


Posyandu merupakan suatu wadah pusat kegiatan pemberian pelayanan kesehatan
dan KB yang terpadu pada tingkat desa.
Sasaran : bayi, ibu hamil, ibu menyusui, PUS (pasangan usia subur).
Tujuan:
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi (Infant Mortality Rate) dan balita.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
3. Mempercepat diterimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
4. Pembinaan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi
untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.
5. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat.
6. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada masyarakat dalam usaha
meningkatan cakupan penduduk dan geografi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 35
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Menurut tingkatnya Posyandu dibagi menjadi 4 strata:


1. Pratama
Kegiatan Posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya, serta
jumlah kadernya terbatas.
2. Madya
Kegiatan Posyandu strata ini dilakukan 8 kali dalam setahun, mempunyai kader
sebanyak 5 orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya dana sehat.
3. Purnama
Kegiatan Posyandu strata ini dilakukan lebih dari 8 kali dalam
setahun,mempunyai jumlah kader lebih dari 5 orang dengan cakupan baik dan
telah memiliki dana sehat.
4. Mandiri
Kegiatan Posyandu strata ini dilakukan sebanyak 12 kali dalam setahun,
mempunyai jumlah kader lebih dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah
tersedia untuk lebih dari 50% KK.

Pelayanan Kegiatan Posyandu:


Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim
Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas, dilakukan
pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II : Penimbangan.
Meja III : Pengisian KMS.
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS.
1. Mengenai Balita berdasarkan hasil penimbangan berat badan yang diikuti
pemberian makanan, oralit dan vitamin A dosis tinggi.
2. Mengenai gizi, kesehatan diri, perawatan payudara, ASI ekslusif dan P2P
terhadap ibu hamil dan menyusui.
3. Menjadi peserta KB lestari, pemberian kondom, pil ulangan atau tablet
busa.
Meja V : Pelayanan tenaga kerja profesional meliputi KIA, KB, Imunisasi dan
pengobatan dan pelayanan lain sesuai dengan kebutuhan setempat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 36
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja V
merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas KB). Peserta
Posyandu mendapat pelayanan meliputi:
1. Kesehatan ibu dan anak:
- Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
- Pemberian vitamin A dosis tinggi (bulan vitamin A pada bulan Februari dan
Agustus)
- PMT
- Imunisasi.
- Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita melalui
pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program terlihat melalui grafik
pada kartu KMS setiap bulan.
- Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
2. Pemberian Oralit dan pengobatan.
3. Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai permasalahan
dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar dari KMS balita
dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
S : Semua balita diwilayah kerja Posyandu;
K : Semua balita yang memiliki KMS;
D : Balita yang ditimbang;
N : Balita yang naik berat badannya.

Tabel 4.1 Distribusi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Tuntungan Kecamatan


Medan Tuntungan 2018
No Kelurahan Pratama Madya Purnama Mandiri Jlh
1. Tanjung Selamat - - 4 - 4
2. Namo Gajah - - 2 - 4
3. Kemenangan Tani - - 3 - 3
4. Lau Cih - - 1 - 1
5. Sidomulyo - - 1 - 1
6. Baru Ladang - - 4 - 4
Bambu
Jumlah - - 15 - 15

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 37
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Keterangan Tabel 4.1.


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah Posyandu yang ada di Kecamatan Medan
Tuntungan sebanyak 15 Posyandu dan semua Posyandu merupakan tingkat Purnama.

Analisis Data
Berdasarkan Indikator Sehat 2010, Posyandu sebaiknya melayani 100 balita. Dari tabel di
atas dapat dilihat jumlah total Posyandu di seluruh wilayah kerja Puskesmas Tuntungan
adalah 15 buah. Jumlah seluruh balita di wilayah kerja Puskesmas Tuntungan adalah
3.225 jiwa.
Maka sebaiknya jumlah Posyandu adalah :
Jumlah Total Balita
Jumlah Posyandu = 100 Balita

3255
= 100
= 32,55 ≈ 33Posyandu
Dari hasil perhitungan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah Posyandu
belum mencukupi untuk seluruh balita di wilayah kerja Puskesmas Tuntungan. Jadi,
kekurangannya adalah sebesar 18 posyandu.

4.2.2. Upaya Kesehatan Lingkungan


Program ini berupaya pengawasan lingkungan baik fisik, geologis, sosial dan
ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia.
Tujuan:
1. Meningkatkan mutu lingkungan yang dapat menjamin masyarakat mencapai derajat
kesehatan optimal.
2. Terwujudnya kesedaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektoral terikat yang
bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan pelestarian.
3. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi perumahan pokok
masyarakat.
Sasaran:
1. Daerah yang rawan air bersih.
2. Daerah yang rawan penyakit menular.
3. Daerah percontohan dan pemukiman baru.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 38
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

4. Tempat - tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah ibadah, sekolah
dan lain-lain.
5. Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang kotor.
Kegiatan:
1. Penyekatan air bersih antar rumah warga.
2. Penyekatan pembuangan air limbah antar rumah warga.
3. Pengawasan sanitasi tempat – tempat umum.
4. Pengawasan sanitasi tempat – tempat pengelolaan makanan.
5. Pengawasan tempat penyimpanan pestisi Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta
Keluarga Berencana.

Tabel 4.2 Laporan Hasil Kegiatan Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan


TTU/TPM Tahun 2018
Target Pencapaian Keterangan
No. Jenis Kegiatan
Jlh % Jlh %
1. Penyehatan Air Bersih 5150 100 4597 80 Belum tercapai
Air Perkotaan (PDAM,
SPT, SGL)
2. Kes. LingJamban 5150 100 4583 72 Sudah tercapai
RumahPenduduk
3. Sampah
- TPS 3090 60 4597 80 Belum tercapai
- TPA 0 100 - 0
4. Klinik Sanitasi 1 100 1 100 Sudah tercapai
Rumah Sehat 3862 75 2813 72 Belum tercapai
(Rumah Penduduk)
DPLS 2 100 2 100 Sudah tercapai

5. Penyehatan tempat-tempat
umum
- Hotel (11) 7 65 7 100 Sudah tercapai
- Jasa Boga/rumah makan (5) 4 70 4 100 Sudah tercapai
- Rumah Ibadah (37)
- TTU lain/Tempat 15 40 11 73 Belum tercapai
Hiburan/Salon (14) 6 40 4 67 Belum tercapai
6. Penyehatan Makanan
minuman
- Pengolahan makanan (23) 20 85 13 65 Belum tercapai
- Pengolahan minuman (14) 12 85 10 83 Belum tercapai

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 39
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Keterangan Tabel 4.2


Dari tabel diatas diketahui bahwa pencapaian Upaya Kesehatan Lingkungan dalam hal
kesehatan lingkungan jamban rumah penduduk, klinik sanitasi, DPLS, penyehatan
tempat-tempat umum seperti hotel dan jasa boga/rumah makan sudah tercapai sedangkan
penyehatan air bersih, sampah, TPS, TPA, rumah sehat, penyehatan tempat umum seperti
rumah ibadah dan tempat hiburan, dan pengolahan makanan serta minuman belum
tercapai..

4.2.3. Keluarga Berencana


Pengertian:
Keluarga berencana adalah penggunaan cara-cara mengatur kesuburan agar
menjarangkan kelahiran selanjutnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Sasaran :
Pasangan usia subur, ibu hamil, dan ibu menyusui
Tujuan:
Menaikkan kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran dalam kelembagaan Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
Kegiatan:
1. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha–usaha terpadu.
2. Memberikan pelayanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk Intra Uteriene
Device (IUD), pil, kondom, suntikan,kontrasepsi mantap (KONTAP), dan susuk.
3. Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-pos KB dan Posyandu di
wilayah kerja puskesmas.
4. Memotivasi calon akseptor dan akseptor agar menjadi motivator KB.
5. Melayani konsultasi kemandulan dan konsultasi KONTAP.
6. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan dan tahunan.
7. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha terpadu.

4.2.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan
kompleks. Pada hakekatnya disebabkan keadaan ekonomi yang kurang dan kurangnya
pengetahuan tentang nilai gizi dari makanan yang ada. Penyakit-penyakit karena

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 40
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

kurangnya gizi di Indonesia adalah defisiensi protein, kalori, deisiensi vitamin A dan
defisiensi yodium (gondok).
Beberapa kegiatan usaha perbaikan gizi di Puskesmas Tuntungan yaitu :
a. Mendata jumlah Balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas;
b. Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi Balita;
c. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah defisiensi
Vitamin A pada Balita;
d. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati anemia pada
ibu hamil dan menyusui;
e. Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga murah dan
terjangkau di posyandu dan puskesmas;
f. Memberikan penyuluhan terhadap masyarakat untuk memanfaatkan perkarangan
rumah dengan menanam sayuran dan buah-buahan.

Tabel 4.4. Rekapitulasi Kasus Balita Gizi Buruk di Wilayah Kerja Puskesmas
Medan Tuntungan Januari – Desember 2018
Kumulatif Kasus Gizi Buruk
No Kelurahan Yang
Mendapat Membaik/
Jumlah Meninggal masih
Perawatan Sembuh
Dirawat
Kemenangan
1 7 5 1 0 0
Tani
Tanjung
2 8 7 2 0 0
Selamat
3 Namo Gajah 0 0 0 0 0
4 Lau Cih 0 0 0 0 0
5 Sidomulyo 0 0 0 0 0
6 Ladang Bambu 0 0 0 0 0
 Jumlah 15 12 3 0 0

Keterangan tabel 4.4.


Dari tabel di atas dapat dilihat jumlah kasus gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas
Medan Tuntungan sampai dengan bulan Desember 2018 adalah sebanyak 15 orang dan
12 diantaranya masih mendapatkan perawatan. Kasus gizi buruk ini ditemukan di
Kelurahan Kemenangan Tani dan Kelurahan Tanjung Selamat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 41
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Tabel 4.5. Laporan Kasus Gizi Kurang dan Gizi Buruk Tahun 2018
Bulan Gizi Status setelah PMT Gizi Kurang Status
Buruk setelah PMT
Januari 2 - 20 -
Februari 3 - 20 -
Maret 3 - 20 -
April 1 - 18 -
Mei 1 - 18 -
Juni 1 - 16 -
Juli 1 - 16 `
Agustus - - 13 -
September 1 - 13 -
Oktober 1 - 13 -
November 3 - 15 -
Desember 3 - 14 -

Keterangan Tabel 4.5.


Dari tabel di atas diketahui bahwa kasus gizi buruk paling tinggi terjadi pada bulan
Februari, Maret, November dan Desember 2018 yaitu sebanyak 3 kasus, dan Kasus gizi
kurang paling banyak pada bulan Januari, Februari dan Maret 2018 sebanyak 20 kasus.

4.2.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular


 Program Imunisasi
Dalam pencegahan penyakit menular, diberikan imunisasi dimana imunisasi
merupakan suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap penyakit
tertentu.
 Sasaran Imunisasi:
Sasaran Imunisasi adalah: Bayi, Balita, dan Anak Sekolah, dan PUS (pasangan
usia subur).
 Tujuan Imunisasi:
a. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematin
b. Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan pencegahan
penyakit.
 Macam – Macam Imunisasi:
1. BCG
Gunanya untuk menghindarkan dan memberikan kekebalan terhadap
penyakit TBC terhadap anak.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 42
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Cara pemberian:
- Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, diberikan sekali.
- Lokasi pemberian lengan atas
- Dengan injeksi SC
- Dosis 0,5 cc
2. DPT
Gunanya : untuk mencegah defteri, pertusis dan tetanus.
Cara pemberian:
- Diberikan pada bayi umur 2 – 11 bulan, sebanyak 3 kali
- Dosis 0,5 ml dengan interval minimal 4 minggu, sebayak 3 kali suntikkan
- Lokasi suntikan suntikan di paha luar
- Injeksi IM
3. POLIO
Gunanya : untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit polio.
Cara pemberian:
- Diberikan pada bayi umur 2 – 11 bulan, sebanyak 4 kali
- Diberikan dengan meneteskan kedalam mulut
4. CAMPAK
Gunanya : untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Cara pemberian:
- Diberikan pada bayi umur 9- 11 bulan, sebanyak 1 kali
- Lokasi pemberian pada lengan kiri, injeksi subkutan
- Dosis 0,5mL
5. TETANUS TOKSOID (TT)
Gunanya : untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus.
Cara pemberian:
- TT1 diberikan pada murid kelas 2 SD, TT2 diberikan murid kelas 3
SD,TT3 diberikan murid kelas 6 SD
- Calon pengantin (PUS), diberikan 2 kali dengan interval 4 minggu
6. HEPATITIS B
Gunanya : untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B.
Cara pemberian:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 43
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

- Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan,diberikan 3 kali dengan interval


minimal 4 minggu
- Dengan injeksi IM.

Program Pemberantasan Penyakit Menular


Pengertian
Penyakit menular adalah penyakit infeksi yang dapat dipindahkan dari orang atau
hewan yang sakit, dari reservoir atau pun benda – benda yang mengandung bibit penyakit
lainnya ke manusia yang sehat.
Sasaran: Seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan:
a. Mencegah terjangkitnya penyakit
b. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal
c. Menurunkan angka kematian dan kesakitan

Pemberantasan Penyakit Menular atau PTM dilaksanakan karena:


a. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi, misalnya: penyakit campak, TB paru
b. Masih tingginya penyakit menular yang berhubungan dengan hygiene dan sanitasi,
misalnya: diare, infeksi mata, infeksi telinga dan mastoid.
c. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yang ditulari secara langsung,
misalnya: TB paru, ISPA, campak, cacar air
d. Masih tingginya angka penderita menular yang penularannya melalui vektor,
misalnya: Demam Berdarah
Kegiatan – kegiatan PKM berupa:
a. Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan
b. Memberikan penyuluhan kesehatan daerah wabah di Puskesmas
c. Mengadakan imunisasi antara lain : BCG, DPT, Campak, Polio, DT dan TT
Langkah – langkah yang dilakukan dalam pengamatan:
a. Mengumpulkan dan menganalisis data tentang penyakit
b. Melapor penyakit menular
c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang masuk,
menemukan kasus – kasus untuk mengetahui sumber penularannya

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 44
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

d. Tindakan permulaan untuk menahan perjalanannya


e. Menyembuhkan penderita hingga sehat
f. Pemberian imunisasi
g. Pemberantasan vektor nyamuk
h. Pendidikan kesehatan.

4.2.6. Upaya Pengobatan


Dalam usaha pengobatan,penderita tidaklah diobati secara kuratif saja melainkan
juga memberikan pengertian preventif terhadap penyakit di puskesmas Tuntungan
dilaksanakan pengobatan gratis untuk pengobatan dasar pada pasien rawat jalan. Kegiatan
yang dilakukan pada pemeriksaan kesehatan masyarakat di puskesmas, meliputi :
1. Pemeriksaan, mendiagnosa penyakit dan memberikan obat melalui apotek
yang ada di puskesmas.
2. Penyuluhan kepada pasien saat dilakukan pemeriksaan.
3. Merujuk pasien yang tidak mampu ditangani.
4. Perawatan dan pengobatan pasien Puskesmas Medan Tuntungan meliputi
pasien umum, ASKES, dan anggota dana sehat.

4.2.7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Tujuan:
1. Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan
2. Untuk dipergunakan sebagai bahan dalam menyusun rencana kerja
Pembagian:
1. Pencatatan
- Kegiatan Administrasi
- Registrasi Family folder
- Registrasi Kegiatan

2. Pelaporan
- Laporan kejadian luar biasa
- Laporan pencatatan jumlah penyakit dan pengunjung Puskesmas
- Laporan kasus penyakit menular
- Laporan kegiatan Puskesmas dan Posyandu

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 45
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

- Laporan triwulan, yaitu mencatat semua kegiatan Puskesmas dan


rencana kerja selama triwulan
- Laporan tahunan yaitu, mencatat semua laporan dalam satu tahun yang
diambil dari laporan bulanan

Tabel 4.7 Sepuluh Penyakit Terbanyak pada Pelayanan Puskesmas Tuntungan 2018
No. Nama Penyakit Jumlah Pasien
(Januari-Desember 2018)
1. ISPA 3717
2. Hipertensi 1279
3. Infeksi penyakit usus lainnya 701
4. DM 673
5. Gangguan Gigi dan Jaringan Penyangga 491
lainnya
6. Penyakit Pulpa dan periapikal 431
7. Penyakit pada sistem otot dan jaringan 330
pengikat
8. Tonsilitis 258
9. Penyakit kulit alergi 245
10. Penyakit infeksi kulit 232

Keterangan Tabel 4.7.


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penyakit terbanyak pada Puskesmas Tuntungan
pada Januari s.d. Desember 2018 adalah ISPA dengan jumlah 3717 Adapun urutan
sepuluh penyakit terbanyak adalah ISPA, hipertensi, infeksi penyakit usus lain, DM,
gangguan gigi dan jaringan penyangga lainnya, penyakit pulpa dan jaringan periapikal,
penyakit pada sistem otot, tonsilitis, alergi dan infeksi kulit.

4.3 Program Kesehatan Pengembangan Puskesmas Tuntungan


4.3.1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Pengertian:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 46
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Upaya Kesehatan Sekolah adalah wadah belajar untuk meningkatkan kemampuan


hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang
berada di sekolah maupun perguruan agama.

Tujuan :
Menciptakan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan penderita peserta
didik serta memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal
dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya.
Kegiatan UKS di Puskesmas Tuntungan antara lain:
 Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra atau ekstra kurikuler
misalnya pelatihan dokter kecil.
 Melakukan penyuluhan bersama PromKes melalui kunjungan berkala.
 Mengadakan lomba sekolah sehat, cerdas cermat dokter kecil, lomba karya tulis
dokter remaja.
 Memberikan pelatihan Guru UKS serta pembinaan.
 Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi, kesehatan
lingkungan, P2M, imunisasi, P3K, dll.
 Membentuk Usaha Kesehatan Gigi Anak Sekolah (UKGS).
 Membuat FOKKER (Forum Komunikasi Kesehatan Remaja).
 Membuat rencana kerja bulanan dan membuat laporan kerja bulanan, triwulan dan
tahunan.

4.3.2. Upaya Kesehatan Olahraga


Kegiatan yang dilakukan adalah memberikan penyuluhan kepada penunjang
Puskesmas agar menjaga kebugaran tubuh dengan berolah raga juga dilakukan pendataan
dan pembinaan kepada klub-klub olah raga yang ada di wilayah Puskesmas. Hasil upaya
kesehatan olah raga belum ada dikarenakan pengumpulan data belum selesai dilakukan.

4.3.3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat


Tujuan:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 47
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

1. Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien dan


keluarganya di rumah pasien dengan cara mengikut sertakan masyarakat dan
kelompok masyarakat di sekitarnya.
2. Membantu keluarga dan masyarakat mengenal kebutuhan kesehatanya sendiri dan
cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas kemampuan
mereka.
3. Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit,
penungkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya.
Cara-cara yang dilakukan dengan mengadakan penyuluhan perorangan,
perkelompok dan masal. Metode yang dilakukan yaitu bimbingan dan konseling,
ceramah, diskusi kelompok, demonstrasi, dll. Hasil upaya perawatan kesehatan
masyarakat belum ada dikarenakan pengumpulan data belum selesai dilakukan.

4.3.4. Upaya Kesehatan Kerja


Pengertian
Kesehatan kerja adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam
bidang kesehatan kerja masyarakat baik dalam waktu sakit maupun sehat guna
menungkatkan derajat kesehatan para pekerja dan keluarganya.
Sasaran : Para pekerja dan keluarganya.
Tujuan : Meningkatkan derajat kesehatan tiap pekerja agar dapat menjalankan fungsinya
seoptimal mungkin di wiayah puskesmas Tuntungan. Untuk itu perlu diadakan pendataan
dan penyuluhan bagi pekerja.

4.3.5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut


Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM) adalah upaya pokok yang menjadi
beban Puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak pengobatan serta dapat
diartikan pula kesehatan berpenghasilan rendah khususnya kelompok masyarakat awam.
Kegiatan – kegiatan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut yang dapat dilaksanakan:
1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan, dan pencabutan gigi.
2. Membuat rencana kerja laporan kegiatan.
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut serta rujukan penyuluhan
kebersihan gigi pada pasien yang berobat di puskesmas

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 48
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

b. Usaha Kesehatan Gigi anak Sekolah (UKGS)


c. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

Tabel 4.8 Kunjungan Poli Gigi dan Mulut periode September 2018
No. Kunjungan Poli Gigi dan Mulut Jumlah
1 Kunjungan Puskesmas 103
2 Kunjungan rawat jalan Gigi pada ibu hamil 0
3 Kunjungan rawat jalan Gigi pada anak (1-6 tahun) 6
4 Kunjungan rawat jalan Gigi golongan penderita lain 0
Jumlah 109

Tabel 4.9 Kelainan Gigi dan Mulut Puskesmas Tuntungan periode November 2018
No. Kelainan Gigi dan Mulut Jumlah
1 Karies gigi 10
2 Penyakit pulpa dan periapikal 33
3 Penyakit gusi dan periodontal 31
4 Abses 7
5 Persistensi 3
6 Kelainan dento-fasial termasuk maloklusi 0
7 Stomatitis, monilisisasis 0
8 Lain-lain 0
Jumlah 84

Keterangan Tabel 4.9


Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jenis penyakit gigi dan mulut yang terbanyak
pada Puskesmas Tuntungan per November 2018 adalah penyakit pulpa dan periapikal.
Sedangkan urutan kedua penyakit terbanyak adalah penyakit gusi dan periodontal.

4.3.6. Upaya Kesehatan Jiwa


Kegiatan yang dilakukan meliputi:
1. Pengenalan dini gangguan jiwa
2. Memberikan pertolongan pertama pada penderita gangguan jiwa
3. Melakukan rujukan kepada unit yang lebih mampu bila diperlukan.

4.3.7. Upaya Kesehatan Mata


Kegiatan yang dilakukan berintegrasi dengan kegiatan Puskesmas yaitu:
1. Kegiatan KIA, pemberian vitamin A dosis tinggi pada Balita, penyuluhan
kesehatan di Posyandu.
2. Dengan UKS penyuluhan kesehatan mata di sekolah.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 49
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

3. Melakukan pengobatan mata yang dapat ditanggulagi.


4. Melakukan rujukan kepada unit yang mampu, apabila pengobatan tidak
mampu ditanggulangi.

4.3.8 Upaya Kesehatan Lanjut Usia


Kegiatan-kegiatan lanjut usia di Puskesmas adalah: Pelayanan kesehatan lanjut
usia antara lain adalah upaya promotif yaitu menggairahkan semangat hidup usia lanjut
agar mereka tetap berguna untuk dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam upaya kesehatan lanjut usia adalah :
1. Memelihara kesehatan para lansia
2. Kegiatan yang dilakukan:
a. Posyandu Lansia: Pemeriksaan Kesehatan dan Penyuluhan
b. Surveilens penyakit tidak menular seperti DM, Hipertensi.

4.3.9 Upaya pembinaan pengobatan tradisional


Pengobatan tradisional adalah salah satu pengobatan atau perawatan cara lain
diluar ilmu kedokteran atau keperawatan.
Tujuan
Melakukan pembinaan terhadap segala sarana, tenaga dan kegiatan pengobatan
tradisional diwilayah kerja.
Kegiatan
- Memberikan pembinaan pengobatan tradisional kepada dukun patah, shinse,
dll.
- Memberikan penyuluhan tentang manfaat lingkungan sebagai bahan untuk
menanam TOGA.
- Menciptakan lingkungan hidup dengan PKK, LKMD, dan masyarakat.
- Program kegiatan upaya pembinaan pengobatan tradisional di Puskesmas
Sering Medan belum terlaksana dengan baik serta belum dilakukan pencatatan
dan pelaporan.

4.3.10 Laboratorium Sederhana


Kegiatan laboratorium di Puskesmas bertujuan untuk mempermudah
mengadakan diagnosa terhadap penyakit.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 50
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Kegiatan yang dilakukan:


- Pemeriksaan Urin
- Pemeriksaan Hb
- Pemeriksaan Golongan darah
- Pemeriksaan Kadar Gula Darah (KGD)
- Pemerisaan Asam urat
- Pemeriksaan Kolesterol darah
- Pemeriksaan Urin rutin

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 51
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

BAB V
LAPORAN KEGIATAN

Laporan Kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Medan dan UPT Puskesmas


Tuntungan
Senin, 15 Juli 2019
No Waktu Kegiatan

1. 07.30 – 08.00 Apel Pagi di Dinas Kesehatan Kota Medan

Pengarahan dan Bimbingan Pembekalan di


2. 08.00 – 14.00
Dinas Kota Medan

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas Tuntungan


Selasa, 16 Juli 2019
No Nama Waktu Kegiatan
1. Sekelompok 08.00 - 08.30 Apel pagi di UPT Puskesmas
Tuntungan
2. Sekelompok 08.30 - 09.30 Perkenalan dan pengarahan oleh
Ka. UPT Puskesmas Tuntungan
3. Sekelompok 09.30 – 10.00 Perkenalan dan pengarahan oleh
pegawai masing-masing ruangan
di UPT Puskesmas Tuntungan
4. Tinneke S.A. Sinaga 10.00 – 14.30 Poliklinik Anak
Defi Widjaja
5. Paramita Aritonang 10.00 – 14.30 Poliklinik Lansia
Hetti Ratna Sari
6. Naomi Rima Claudya 10.00 – 14.30 Poliklinik Dewasa dan IGD
Arya Yudha Tarigan
8. Hellen Marcelina 10.00 – 14.30 Poliklinik Batuk
Mission
Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas Tuntungan
Rabu, 17 Juli 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 52
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

No Nama Waktu Kegiatan


1. Sekelompok 08.00 – 08.30 Apel pagi di UPT
Puskesmas Tuntungan
2. Sekelompok 08.30 – 11.30 Perkenalan dan pengarahan
dengan Pembimbing
3. Paramita Aritonang 11.30 – 14.30 Poliklinik Anak
Hetti Ratna Sari
4. Arya Yudha Tarigan 11.30 – 14.30 Poliklinik Lansia
Naomi Rima Claudya
5. Hellen Marcelina 11.30 – 14.30 Poliklinik Dewasa dan IGD
Mission
7. Defi Widjaja 11.30 – 14.30 Poliklinik Batuk
Tinneke S.A. Sinaga

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas Tuntungan


Kamis, 18 Juli 2019
No Nama Waktu Kegiatan
1. Sekelompok 08.00 – 08.30 Apel pagi di UPT Puskesmas
Tuntungan
2. Sekelompok 08.30 – 12.00 Posyandu Balita (Imunisasi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 53
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

BCG, Polio, DPT)


3. Sekelompok 08.30 – 09.30 Posyandu Balita (Menimbang
berat badan dan melakukan
pendataan balita)
4. Paramita Aritonang 09.30 – 09.45 Melakukan penyuluhan tentang
Hetti Ratna Sari “Diare” di Jalan Bunga Sakura,
Tj. Selamat, Medan Tuntungan
3. Arya Yudha Tarigan 09.45 – 10.00 Melakukan penyuluhan tentang
Naomi Rima Claudya “Stop TB pada Anak Sebelum
Terlambat” di Jalan Bunga
Sakura, Tj. Selamat, Medan
Tuntungan
4. Sekelompok 12.00 – 14.30 Bekerja di Poliklinik
Puskesmas Tuntungan

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas Tuntungan


Jumat, 19 Juli 2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 54
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

No Nama Waktu Kegiatan


1. Sekelompok 07.30 – 08.30 Mengikuti kegiatan senam lansia di
Kantor Kecamatan Medan
Tuntungan
2. Sekelompok 08.30 – 10.00 Melakukan Pemeriksaan Tekanan
Darah dan Kadar Gula Darah pada
Lansia; serta melakukan
penyuluhan tentang “Bahaya
Hipertensi” di Kantor Kecamatan
Medan Tuntungan.
3. Sekelompok 10.30 – 14.30 Melakukan kegiatan PISPK di
Lingkungan II, Kelurahan
Kemenangan Tani, Kecamatan
Medan Tuntungan
Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas Tuntungan
Sabtu, 20 Juli 2019
No Nama Waktu Kegiatan
1. Paramita Aritonang 08.00 – 14.30 Poliklinik Batuk
Hetti Ratna Sari
2. Arya Yudha Tarigan 08.00 – 14.30 Poliklinik Anak
Naomi Rima Claudya
3. Hellen Marcelina 08.00 – 14.30 Poliklinik Lansia
Mission
4. Defi Widjaja 08.00 – 14.30 Poliklinik Dewasa
Tinneke S.A. Sinaga

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 55
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di UPT Puskesmas Tuntungan


Senin, 22 Juli 2019
No Nama Waktu Kegiatan
1. Sekelompok 08.00 – 08.30 Apel pagi di UPT Puskesmas
Tuntungan
2. Sekelompok 09.00 – 12.00 Posyandu Ibu Hamil
(Melakukan pendataan,
pemeriksaan tekanan darah dan
penimbangan berat badan)
3. Tinneke S.A Sinaga 10.00 – 10.15 Melakukan penyuluhan tentang
Defi Widjaja “Pentingnya Melakukan
Pemeriksaan Kehamilan secara
Berkala” di Jalan Sidomulyo,
Medan Tuntungan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 56
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Laporan Penyuluhan Diare


di Posyandu Tj. Selamat
Medan Tuntungan
Kamis, 18 Juli 2019

Topik : Diare
Tempat : Posyandu Tj. Selamat
Hari/ Tanggal : Kamis, 18 Juli 2019
Waktu : 09.30-09.45
Penyuluh : 1. Hetti Ratna Sari
2. Paramita Aritonang
Peserta/Sasaran : Ibu-ibu yang membawa anaknya imunisasi di Posyandu Tj.
Selamat

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan peyuluhan kesehatan tentang Diare diharapkan peserta mengetahui
dan memahami penayakit Diare yang dan mampu mencegah kesakitan

II. Tujuan Khusus


1. Mengetahui pengertian Diare

2. Mengetahui penyebab dan gejala Diare

3. Mengetahui Pencegahan Diare

4. Mengetahui bahwa cuci tangan berperan penting dalam kesehatan terutama untuk
mencegah diare

III. Materi
1. Penyebab Diare
2. Pencegahan Diare
3. Penyakit-penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat.

IV. Kegiatan Penyuluhan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 57
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan

- Mengucapkan salam
1 Pembukaan 1 menit - Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan umum dan khusus
Inti
Pengertian diare, penyebab & gejala,
2.1 Penyuluhan 5 menit serta pencegahan diare. Cara cuci
tangan yang baik dan benar, dan
penyakit-penyakit akibat lingkungan
yang tidak sehat.
2

2.2 Tanya Jawab 5 menit


Memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya

2.3 Kesimpulan 3 menit


Menyimpulkan penyuluhan yang telah
disampaikan

3 Penutup 1 menit Salam penutup

V. Metode Penyampaian
Penyuluhan dan Tanya Jawab

VI. Media
Flipchart dan Leaflet

DIARE

I. Definisi Diare

Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat),
konsistensi tinja menjadi lebih lembek atau cair dan biasanya ditandai dengan
peningkatan volume, keenceran serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari.

II. Etiologi diare

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

a. Faktor Infeksi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 58
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

1. Infeksi enteral Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Infeksi parenteral ini meliputi:
a. Infeksi bakteri: Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
b. Infeksi virus: Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis),
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
c. Infestasi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides),
protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis),
jamur (candida albicans).
2. Infeksi parenteral Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti Otitis Media akut (OMA), Tonsilofaringitis,
Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat
pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

b. Faktor Malabsorbsi
1. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak
yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktrosa.
2. Malabsorbsi lemak
3. Malabsorbsi protein
c. Faktor Makanan : Makanan Basi, beracun, alergi terhadap makanan
d. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan
diare terutama pada anak yang lebih besar.
e. Faktor lingkungan Penyakit diare merpakan merupakan salah satu penyakit yang
berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan yaitu sarana air bersih dan
pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku
manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta
berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui
makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 59
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

III. Tanda dan gejala

Manifestasi Klinis mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu
tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare.
Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah
menjadi kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya
lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin
banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama
diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh
lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan
elektrolit. Bila penderita telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi makin tampak. Berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-
ubun membesar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan,
sedang, dan berat, sedangkan berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi dehidrasi
hipotonik, isotonik, dan hipertonik.

Penentuan derajat dehidrasi

N Tanda Dan Gejala Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi berat


O ringan sedang

1 Keadaan umum Sadar, gelisah, Gelisah, Mengantuk , lemas


haus mengantuk anggota gerak dingin,
berkeringat, kebiruan,
tidak sadar

2 Denyut nadi Normal Cepat dan Cepat, kadang –kadang


lemah tidak teraba

3 Pernapasan Normal Cepat cepat dan dalam

4 Ubun-ubun besar Normal Cekung Sangat cekung

IV. Pencegahan diare

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 60
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

 Mencuci tangan pakai sabun denga benar


 Meminum air minum yang telah diolah
 Membuang air besar di jamban
 Mencuci makanan/ sayur sebelum dimasak
 Mencuci botal susu dan tempat makan anak
 Menjaga kebersihan diri
 Menjaga kebersihan lingkungan

V. Penanganan diare

 Hal pertama yang harus diperhatikan dalam penanggulangan diare adalah masalah
kehilangan cairan yang berlebihan (dehidrasi). Dehidrasi ini bila tidak segera diatasi
dapat membawa bahaya terutama bagi balita dan anak-anak. Bagi penderita diare ringan
diberikan oralit, tetapi bila dehidrasi berat maka perlu dibantu dengan cairan intravena
atau infus. Hal yang tidak kalah penting dalam menanggulangi kehilangan cairan tubuh
adalah pemberian makanan kembali (refeeding) sebab selama diare pemasukan makanan
akan sangat kurang karena akan kehilangan nafsu makan dan kehilangan makanan secara
langsung melalui tinja atau muntah dan peningkatan metabolisme selama sakit
 Berikan zinc selama 10 -14 hari
 Segera ke fasilitas kesehatan jika:
o Tidak membaik dalam 3 hari
o Tambah sering BAB
o Muntah berul
o Demam
o Tinja berdarah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 61
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

VI. Membuat larutan oralit

Larutan oralit adalah untuk mengobati diare. Tujuannya mencegah kehilangan cairan
berlebih

a) alat:

 sendok
 gelas
b) bahan:

 1 bungkus oralit
 Segelas air masak (200ml)
c) cara membuat:

 Cuci tangan sampai bersih


 Tuang air masak satu gelas
 Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak
 Aduk sampai semua bubuk larut dengan sendok
Untuk aturan pemberian oralit yaitu sebagai berikut:
 Untuk anak usia lebih dari 1 tahun berikan oralit setiap kali BAB sebanyak 50-
100 ml.
 Untuk anak usia 1-4 tahun, berikan oralit 100-200 ml tiap kali BAB
Untuk anak di atas lima tahun, beri oralit 200-300 ml tiap kali BAB
Untuk orang dewasa, bisa mengonsumsi oralit 300-400 ml tiap BAB
Jika tidak ada oralit maka dapat diberikan larutan gula garam, yaitu dengan melarutkan
200 ml air ditambah ¼ sendok garam dan 2 sendok gula dan diberikan secara sedikit
demi sedikit.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 62
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

VII. Dokumentasi

Penyuluhan Diare pada hari Kamis, 18 Juli 2019 dibawakan oleh


Paramita Aritonang dan Hetti Ratna Sari di Puskesmas Medan Tuntungan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 63
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

Laporan Penyuluhan TB Paru


di Posyandu Tj. Selamat
Medan Tuntungan
Kamis, 18 Juli 2019

Topik : TB Paru
Tempat : Posyandu Tj. Selamat
Hari/ Tanggal : Kamis, 18 Juli 2019
Waktu : 09.45 - 10.00
Penyuluh : 1. Arya Yudha F. Tarigan
2. Naomi Rima Claudya
Peserta/Sasaran : Ibu-ibu yang membawa anaknya imunisasi di Posyandu Tj.
Selamat

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan peyuluhan kesehatan tentang TB Paru pada anak diharapkan peserta
mengetahui dan memahami penyakit TB Paru yang dan mampu mencegah kesakitan

II. Tujuan Khusus


1. Mengetahui pengertian TB Paru

2. Mengetahui penyebab dan gejala TB Paru

3. Mengetahui Pencegahan TB Paru

4. Mengetahui pentingnya minum OAT secara tuntas dan teratur

5. Mengetahui etika batuk

III. Materi
1. Pengertian TB Paru
2. Penyebab TB Paru
3. Pencegahan TB Paru
4. Penyakit-penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 64
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS MEDAN TUNTUNGAN

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan

- Mengucapkan salam
1 Pembukaan 1 menit - Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan umum dan khusus
Inti

2.1 Penyuluhan 5 menit Mengetahui pengertian TB Paru,


mengetahui penyebab dan gejala TB
Paru, mengetahui Pencegahan TB Paru,
mengetahui pentingnya minum OAT
secara tuntas dan teratur, dan
2 mengetahui cara etika batuk

2.2 Tanya Jawab 5 menit Memberikan kesempatan pada peserta


untuk bertanya

2.3 Kesimpulan 3 menit Menyimpulkan penyuluhan yang telah


disampaikan

3 Penutup 1 menit Salam penutup

V. Metode Penyampaian
Penyuluhan dan Tanya Jawab

VI. Media
Flipchart dan Leaflet

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI s/d 25 JULI 2019 Page 65
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

TB PARU

A. Definisi
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
parenkim paru. Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel yang berarti tonjolan kecil
dan keras yang berbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok
mengelilingi bakteri dalam paru. Tb paru ini bersifat menahun dan secara khas
ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Tb
paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang dengan Tb aktif pada paru
batuk, bersin atau bicara

B. Gejala klinis
Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan
gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah
gejala respiratori (gejala lokal sesuai organ yang terlibat).
1. Gejala respiratorik
batuk > 2 minggu
batuk darah
sesak napas
nyeri dada
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai
gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada
saat medical check up. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka
pasien mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi
bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
66
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

2. Gejala sistemik
demam
gejala sistemik lain adalah malaise, keringat malam, anoreksia dan berat
badan menurun

Gejala tuberkulosis ekstraparu


Gejala tuberkulosis ekstraparu tergantung dari organ yang terlibat, misalnya
pada limfadenitis tuberkulosis akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak
nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosis akan terlihat gejala
meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosis terdapat gejala sesak napas dan
kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.

C. Penatalaksanaan
Pengobatan obat anti tuberkulosis (OAT) terbagi menjadi 2 fase yaitu fase
intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan
terdiri dari paduan obat utama dan tambahan.

D. Pencegahan
1. Imunisasi BCG
2. Menutup mulut jika batuk atau bersin /memakai masker
3. Jangan meludah di sembarang tempat
4. Makan makanan bergizi
5. Membuka jendela agar udara dan sinar matahari masuk
6. Menjemur alas tidur agar tidak lembab
7. Tidak merokok disekitar anak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
67
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

Penyuluhan TB Paru pada hari Kamis, 18 Juli 2019 dibawakan oleh


Arya Yudha Tarigan dan Naomi Rima Claudya di Posyandu Tj. Selamat
Medan Tuntungan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
68
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

Laporan Penyuluhan Antenatal Care


di Posyandu Sidomulyo
Medan Tuntungan
Senin, 22 Juli 2019

Topik : Antenatal Care


Tempat : Posyandu Tj. Selamat
Hari/ Tanggal : Selasa, 22 Juli 2019
Waktu : 10.00 - 10.15
Penyuluh : 1. Tinneke S.A Sinaga
2. Defi Widjaja
Peserta/Sasaran : Ibu-ibu hamil di Posyandu Sidomulyo

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan peyuluhan kesehatan tentang Antenatal Care/ Pemeriksaan
Kehamilan diharapkan peserta mengetahui dan memahami pentingnya
melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala

II. Tujuan Khusus


1. Mengetahui pengertian Antenatal Care

3 Mengetahui manfaat dari Antenatal Care

4 Mengetahui apa-apa saja pemeriksaan yang dilakukan saat Antenatal Care

5 Mengetahui bahwa Antenatal Care berperan penting dalam mengurangi


angka kesakitan dan kematian pada ibu hamil.

III. Materi
1. Pengertian Antenatal Care

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
69
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

2. Manfaat Antenatal Care


3. 10-T Pemeriksaan wajib di Antenatal Care
4. Berapa kali minimal ibu memeriksakan kandungannya.

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan

- Mengucapkan salam
1 Pembukaan 1 menit - Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan umum dan khusus
Inti
Pengertian Antenatal Care, Manfaat
2.1 Penyuluhan 5 menit
Antenatal Care, 10-T Pemeriksaan
wajib di Antenatal Care, dan Berapa
2 kali minimal ibu memeriksakan
kandungannya.

2.2 Tanya Jawab 5 menit Memberikan kesempatan pada peserta


untuk bertanya

2.3 Kesimpulan 3 menit Menyimpulkan penyuluhan yang telah


disampaikan

3 Penutup 1 menit Salam penutup

V. Metode Penyampaian
Penyuluhan dan Tanya Jawab

VI. Media
Flipchart dan Leaflet

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
70
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

ANTENATAL CARE
A. Definisi
Pemeriksaan ANC (Antenatal Care) merupakan  pemeriksaan
kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada
ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas,
menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif, serta kembalinya
kesehatan alat reproduksi dengan wajar. Pelayanan antenatal terintegrasi
merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang
sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang
diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan antenatal.

Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan antenatal


terintegrasi meliputi :
a. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
b. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)
c. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK)
d. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia
e. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)
f. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)
g. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta
h. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)
i. Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN).
(Depkes RI, 2009).

B. Tujuan

1. Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada


ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
71
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi


saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakitdan tindak
pembedahan. 
3. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
4. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi dengan
selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa
persalinan.
5. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.
6. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran
anak agar mengalami tumbuh kembang dengan normal.
7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat
memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

C. Cara Pelayanan Antenatal Care

Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal


menurut Depkes RI yang terdiri dari :
a. Kunjungan Pertama
1) Catat identitas ibu hamil
2) Catat kehamilan sekarang
3) Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu
4) Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan
5) Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium
6) Pemeriksaan obstetric
7) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT)
8) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral
lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi.
9) Penyuluhan/konseling.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
72
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

b. Jadwal Kunjungan Ibu Hamil Setiap wanita hamil menghadapi resiko


komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil
memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal:
1) Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu).
2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 – 28).
3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 11 dan
sesudah minggu ke 36).(Saifudin, dkk.,2002)
4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau
bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam (Pusdiknakes, 2003:45).

Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting.

a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14


1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
2) Mendeteksi masalah dan menanganinya
3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan
4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
5) Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan
sebagainya

b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28 Sama seperti diatas, ditambah


kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala – gejala
preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada
kehamilan ganda 12

c. Trimester ketiga antara minggu 28-36 Sama seperti diatas, dtambah palpasi
abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
73
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

d. Trimester ketiga setelah 36 minggu Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak
bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah
sakit. (Saifuddin, dkk., 2002)

Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7 T”


a. (Timbang) berat badan
b. Ukur (Tekanan) darah
c. Ukur (Tinggi) fundus uteri
d. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid)
e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
f. Tes terhadap penyakit menular sexual
g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Saifudin, 2002).

Intervensi Dalam Pelayanan Antenatal Care Intervensi dalam pelayanan antenatal


care adalah perlakuan yang diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa
kehamilan. Adapun intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah :
a. Intervensi Dasar
1) Pemberian Tetanus Toxoid
a) Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum,
pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-
kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu
telah mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon
pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga
efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis pemberian yang
tepat.
b) Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas
Jadwal pemberian TT

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
74
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

Pemberian Vitamin Zat Besi

a) Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu


hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat.
b) Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat
500 Mg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum
bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan. (Saifudin, 2002).

Dokumentasi penyuluhan Antenatal Care pada Ibu Hamil di Posyandu


Sidomulyo, 22 Juli 2019.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
75
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

BAB VI

PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

Setelah melakukan serangkaian kegiatan selama menjalankan kegiatan


KKS di Puskesmas Tuntungan Medan, ada beberapa permasalahan yang
ditemukan terkait Pembinaan PHBS dan TB Paru. Beberapa permasalahan
tersebut antara lain sebagai berikut:

6.1 Permasalahan dan pemecahan masalah PHBS

6.1.1 Permasalahan PHBS yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas


Medan Tuntungan.

Permasalahan PHBS Rumah Tangga

a. Dari 40 keluarga yang dilakukan survei, dijumpai 3 keluarga


yang memiliki balita. Dari 3 keluarga tersebut, dijumpai 1
keluarga yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada balitanya.
b. Dari 40 keluarga yang dilakukan survei, dijumpai 20 keluarga
yang tidak melakukan aktivitas fisik (olahraga).
c. Dari 40 keluarga yang dilakukan survei, dijumpai 16 keluarga
yang merokok di dalam rumah.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
76
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

Tabel 6.1 Data Survei PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Tuntungan

No Indikator PHBS Jumlah Frekuensi


.

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 40 100%

2. Memberikan bayi ASI Eksklusif 2 60%

3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan 40 100%

4. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 40 100%

5. Menggunakan air bersih 40 100%

6. Menggunakan jamban sehat 40 100%

7. Memberantas jentik nyamuk di rumah 40 100%

8. Makan sayur dan buah setiap hari 40 100%

9. Melakukan aktivitas fisik (olahraga) setiap hari. 20 50%

10. Tidak merokok di dalam rumah 24 60%

6.1.2 Pemecahan masalah PHBS yang ditemukan di Puskesmas Tuntungan


Medan

Beberapa upaya untuk pemecahan masalah kegiatan PHBS Rumah


Tangga

a. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, ibu menyusui, suami dan


anggota keluarga tentang manfaat asi ekslusif.
b. Dari survei dijumpai alasan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif
kepada bayi karena ibu kurang memiliki waktu untuk memberikan
ASI, sehingga perlunya tenaga kesehatan memberikan edukasi tentang
cara dan manfaat pompa ASI serta cara penyimpanan ASI.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
77
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

c. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya


olahraga setiap hari
d. Membuat kegiatan senam pagi 2 kali seminggu di wilayah puskemas
Medan Tuntungan
e. Memberikan edukasi tentang bahaya merokok di dalam rumah pada
perokok pasif dan aktif.
f. Memberikan saran kepada perokok aktif untuk tidak merokok di dalam
rumah dan fasilitas umum.

Teori PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)


Menteri Kesehatan Republik Indonesia telah membuat Pedoman Pembinaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 yang
mengatur upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat atau disingkat PHBS
di seluruh Indonesia dengan mengacu kepada pola manajemen PHBS, mulai dari
tahap pengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian.
Upaya tersebut dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatannya sehingga masyarakat sadar, mau, dan
mampu secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status kesehatannya.
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga, karena
rumah tangga yang sehat merupakan aset atau modal pembangunan di masa depan
yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota
rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan penyakit
tidak menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah
tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS.

1. Pengertian PHBS di Rumah Tangga

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
78
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya
untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu,mau dan mampu
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.

2. 10 indikator PHBS
1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
2. Bayi di beri ASI ekslusif.
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah

3. Manfaat PHBS Bagi Rumah Tangga


a. Bagi Rumah Tangga
1) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3) Anggota keluarga giat bekerja.
4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi
keluarga pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan
keluarga.

b. Bagi Masyarakat
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
79
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah – masalah


kesehatan.
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

6.2 Permasalahan Mengenai TB Paru


1. Dari data puskesmas mengenai TB Paru masih banyak dijumpai kasus TB
Paru bahkan dalam kurun waktu 2 tahun dijumpai 2 kasus kematian akibat
komplikasi TB Paru
2. Dari data puskesmas mengenai TB Paru dijumpai masih banyak kasus TB
Paru putus obat
3. Dari data puskesmas mengenai TB Paru dijumpai TB Paru berulang
4. Dari data survei di wilayah kerja puskesmas Medan Tuntungan masih
banyak dijumpai warga yang memiliki gejala TB Paru seperti batuk
berdahak >2minggu dan penurunan berat badan >10kg dalam 1 bulan
namun tidak memeriksakan dirinya ke fasilitas pelayanan kesehatan

Tabel 6.1 Data Pasien TB Paru tahun 2018-2019

2018 2019
Pasien TB Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar
Kasus TB Baru 1 2 5 3 1 6 2 4 1 2 1 2 2 1 3

Sembuh TB 5 6 4 7 9 3 6 - - - - - - - -

TB Putus Obat 2 4 - - 2 - 2 - 3 1 - 4 1 3 1

Kematian - - 1 - - - - 1 - - - - - - -
akibat TB

Total kasus TB 101

Sumber: Laporan Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2018-2019

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
80
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

6.2.1 Pemecahan Masalah Mengenai TB Paru


1. Untuk menurunkan angka kematian pada kasus TB Paru dapat dilakukan
dengan memberikan edukasi tentang pemantauan dan pemakaian obat TB
Paru secara teratur dan tuntas selama 6-8 bulan. Selain itu, penderita perlu
melakukan pemeriksaan ulang (kontrol) ke rumah sakit pada bulan kedua
dan keenam.
2. Dukungan keluarga sangat diperlukan dalam keberhasilan pengobatan TB
Paru. Sehingga penting juga dilakukan edukasi kepada keluarga tentang
TB Paru.
3. Memberikan edukasi tentang efek samping penggunaan obat anti
tuberculosis (OAT) kepada penderita dan keluarga.
4. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya sanitasi lingkungan rumah,
ventilasi udara, etika batuk di dalam rumah dan tempat umum, serta
penggunaan masker bagi penderita maupun anggota keluarga

6.2.2 Teori Mengenai TB Paru


1. Definisi
Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang parenkim paru. Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel yang berarti
tonjolan kecil dan keras yang berbentuk waktu sistem kekebalan membangun
tembok mengelilingi bakteri dalam paru. Tb paru ini bersifat menahun dan secara
khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan.
Tb paru dapat menular melalui udara, waktu seseorang dengan Tb aktif pada paru
batuk, bersin atau bicara.

2. Etiologi
Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0,5-4 mikron x 0,3-0,6 mikron dan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
81
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

bentuk dari bakteri ini yaitu batang, tipis, lurus atau agak bengkok, bergranul,
tidak mempunyai selubung tetapi kuman ini mempunyai lapisan luar yang tebal
yang terdiri dari lipoid (terutama asam mikolat). Sifat dari bakteri ini agak
istimewa, karena bakteri ini dapat bertahan terhadap pencucian warna dengan
asam dan alkohol sehingga sering disebut dengan bakteri tahan asam (BTA).
Selain itu bakteri ini juga tahan terhadap suasana kering dan dingin. Bakteri ini
dapat bertahan pada kondisi rumah atau lingkungan yang lembab dan gelap bisa
sampai berbulan-bulan namun bakteri ini tidak tahan atau dapat mati apabila
terkena sinar, matahari atau aliran udara.

3. Epidemiologi
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di
dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah
mencanangkan tuberkulosis sebagai « Global Emergency ». Sepertiga penduduk
dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah
terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di
dunia, namun bila dilihat dari jumlah penduduk terdapat 182 kasus per 100.000
penduduk. Di Afrika hampir 2 kali lebih besar dari Asia tenggara yaitu 350 per
100.000 penduduk.

4. Patogenesis
Tuberkulosis Primer
Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di
jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni, yang disebut
sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini mungkin timbul di bagian mana
saja dalam paru, berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang primer akan
kelihatan peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal).
Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di hilus
(limfadenitis regional). Afek primer bersama-sama dengan limfangitis regional

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
82
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

dikenal sebagai kompleks primer. Kompleks primer ini akan mengalami salah
satu nasib sebagai berikut :
1. Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad
integrum)
2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Ghon, garis
fibrotik,
sarang perkapuran di hilus)
3. Menyebar dengan cara :
a. Perkontinuitatum, menyebar ke sekitarnya. Salah satu contoh adalah
epituberkulosis, yaitu suatu kejadian penekanan bronkus, biasanya bronkus
lobus medius oleh kelenjar hilus yang membesar sehingga menimbulkan
obstruksi pada saluran napas bersangkutan, dengan akibat atelektasis.
Kuman tuberkulosis akan menjalar sepanjang bronkus yang tersumbat ini
ke lobus yang atelektasis dan menimbulkan peradangan pada lobus yang
atelektasis tersebut, yang dikenal sebagai epituberkulosis.
b. Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun ke paru
sebelahnya atau tertelan
c. Penyebaran secara hematogen dan limfogen. Penyebaran ini berkaitan
dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman. Sarang yang
ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetetapi bila tidak terdapat
imuniti yang adekuat, penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup
gawat seperti tuberkulosis milier, meningitis tuberkulosis, typhobacillosis
Landouzy. Penyebaran ini juga dapat menimbulkan tuberkulosis pada alat
tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal, anak ginjal, genitalia dan
sebagainya. Komplikasi dan penyebaran ini mungkin berakhir dengan :
 Sembuh dengan meninggalkan sekuele (misalnya pertumbuhan
terbelakang pada anak setelah mendapat ensefalomeningitis,
tuberkuloma) atau

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
83
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

 Meninggal. Semua kejadian diatas adalah perjalanan tuberkulosis


primer.

Tuberkulosis Post Primer


Tuberkulosis postprimer akan muncul bertahun-tahun kemudian setelah
tuberkulosis primer, biasanya terjadi pada usia 15-40 tahun. Bentuk tuberkulosis
inilah yang terutama menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena dapat
menjadi sumber penularan. Tuberkulosis postprimer dimulai dengan sarang dini,
yang umumnya terletak di segmen apikal lobus superior maupun lobus inferior.
Sarang dini ini awalnya berbentuk suatu sarang pneumoni kecil. Sarang pneumoni
ini akan mengikuti salah satu jalan sebagai berikut :
1. Direarbsopsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat
2. Sarang tersebut akan meluas dan segera terjadi proses penyembuhan
dengan penyebukan jaringan fibrosis. Selanjutnya akan terjadi
pengapuran dan akan sembuh dalam bentuk perkapuran. Sarang
tersebut dapat menjadi aktif kembali dengan membentuk jaringan keju
dan menimbulkan kaviti bila jaringan keju dibatukkan keluar.
3. Sarang pneumoni meluas, membentuk jaringan keju (jaringan kaseosa).
Kaviti akan muncul dengan dibatukkannya jaringan keju keluar. Kaviti
awalnya berdinding tipis, kemudian dindingnya akan menjadi tebal
(kaviti sklerotik). Kaviti tersebut akan menjadi:
 Meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumoni baru. Sarang
pneumoni ini akan mengikuti pola perjalanan seperti yang
disebutkan di atas
 Memadat dan membungkus diri (enkapsulasi), dan disebut
tuberkuloma. Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
84
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

tetapi mungkin pula aktif kembali, mencair lagi dan menjadi kaviti
lagi
 Bersih dan menyembuh yang disebut open healed cavity, atau
kaviti menyembuh dengan membungkus diri dan akhirnya
mengecil. Kemungkinan berakhir sebagai kaviti yang terbungkus
dan menciut sehingga kelihatan seperti bintang (stellate shaped).
5. Klasifikasi
Tb Paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak
termasuk pleura.
1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA)
TB paru dibagi atas:
a. Tuberkulosis paru BTA (+) adalah :
 Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA
positif
 Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan
kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
 Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan
biakan positif
b. Tuberkulosis paru BTA (-)
 Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran
klinis dan kelainan radiologi menunjukkan tuberkulosis aktif
 Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan
M. tuberkulosis

TB Ekstra Paru
Tuberkulosis ekstraparu adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain
selain paru, misalnya kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, ginjal, saluran
kencing dan lain-lain. Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur positif atau

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
85
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

patologi anatomi dari tempat lesi. Untuk kasus-kasus yang tidak dapat dilakukan
pengambilan spesimen maka diperlukan bukti klinis yang kuat dan konsisten
dengan TB ekstraparu aktif.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
86
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

Gambar 6.2 Skema

VI. Diagnosis
Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis,
pemeriksaan fisik/jasmani, pemeriksaan bakteriologi, radiologi dan pemeriksaan
penunjang lainnya.

Gejala klinis
Gejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal
dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah
gejala respiratori (gejala lokal sesuai organ yang terlibat).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
87
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

1. Gejala respiratorik
 batuk > 2 minggu
 batuk darah
 sesak napas
 nyeri dada
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai
gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada
saat medical check up. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka
pasien mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi
bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.
2. Gejala sistemik
 demam
 gejala sistemik lain adalah malaise, keringat malam, anoreksia dan berat
badan menurun
3. Gejala tuberkulosis ekstraparu
Gejala tuberkulosis ekstraparu tergantung dari organ yang terlibat, misalnya
pada limfadenitis tuberkulosis akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak
nyeri dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosis akan terlihat gejala
meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosis terdapat gejala sesak napas dan
kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.

Pemeriksaan Jasmani
Pada pemeriksaan jasmani kelainan yang akan dijumpai tergantung dari organ
yang terlibat. Pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas
kelainan struktur paru. Pada permulaan (awal) perkembangan penyakit umumnya
tidak (atau sulit sekali) menemukan kelainan. Kelainan paru pada umumnya
terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior (S1
dan S2), serta daerah apeks lobus inferior (S6). Pada pemeriksaan jasmani dapat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
88
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki
basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinum.

Pemeriksaan Bakteriologik
a. Bahan pemeriksaan
Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman tuberkulosis
mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis. Bahan
untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura,
liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan
bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces dan jaringan
biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH).
b. Cara pengumpulan dan pengiriman bahan
 Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS) :
 Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
 Pagi (keesokan harinya)
 Sewaktu/spot (pada saat mengantarkan dahak pagi) atau setiap pagi 3
hari berturut-turut.
 Bahan pemeriksaan/spesimen yang berbentuk cairan
dikumpulkan/ditampung dalam pot yang bermulut lebar, berpenampang 6
cm atau lebih dengan tutup berulir, tidak mudah pecah dan tidak bocor.
Apabila ada fasiliti, spesimen tersebut dapat dibuat sediaan apus pada
gelas objek (difiksasi) sebelum dikirim ke laboratorium.
 Bahan pemeriksaan hasil BJH, dapat dibuat sediaan apus kering di gelas
objek, atau untuk kepentingan biakan dan uji resistensi dapat ditambahkan
NaCl 0,9% 3-5 ml sebelum dikirim ke laboratorium.
 Spesimen dahak yang ada dalam pot (jika pada gelas objek dimasukkan ke
dalam kotak sediaan) yang akan dikirim ke laboratorium, harus dipastikan
telah tertulis identiti pasien yang sesuai dengan formulir permohonan
pemeriksaan laboratorium.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
89
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

 Bila lokasi fasiliti laboratorium berada jauh dari klinik/tempat pelayanan


pasien, spesimen dahak dapat dikirim dengan kertas saring melalui jasa
pos.
 Cara pembuatan dan pengiriman dahak dengan kertas saring:
 Kertas saring dengan ukuran 10x10 cm, dilipat empat agar terlihat
bagian tengahnya
 Dahak yang representatif diambil dengan lidi, diletakkan di bagian
tengah dari kertas saring sebanyak + 1 ml
 Kertas saring dilipat kembali dan digantung dengan melubangi pada
satu ujung yang tidak mengandung bahan dahak
 Dibiarkan tergantung selama 24 jam dalam suhu kamar di tempat yang
aman, misal di dalam dus
 Bahan dahak dalam kertas saring yang kering dimasukkan dalam
kantong plastik kecil
 Kantong plastik kemudian ditutup rapat (kedap udara) dengan
melidahapikan sisi kantong yang terbuka dengan menggunakan lidi
 Di atas kantong plastik dituliskan nama pasien dan tanggal pengambilan
dahak
 Dimasukkan ke dalam amplop dan dikirim melalui jasa pos ke alamat
laboratorium.

Pemeriksaan mikroskopik: Pewarnaan Ziehl-Nielsen

lnterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan ialah bila :


 3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif -> BTA positif
 1 kali positif, 2 kali negatif -> ulang BTA 3 kali, kemudian
 Bila 1 kali positif, 2 kali negatif -> BTA positif
 Bila 3 kali negatif -> BTA negatif

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
90
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

 Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala IUATLD


(rekomendasi WHO)
Skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease):
 Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif
 Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman
yang ditemukan
 Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + (1+)
 Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ (2+)
 Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ (3+)

Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi: foto
lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks,
tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk (multiform).

Gambaran radiologi yang dicurigai sebagai lesi TB aktif :


 Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru
dan segmen superior lobus bawah
 Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan
atau nodular
 Bayangan bercak milier
 Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif :


 Fibrotik
 Kalsifikasi
 Schwarte atau penebalan pleura
 Luluh paru (destroyed lung)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
91
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

Gambaran radiologi yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang berat,


biasanya secara klinis disebut luluh paru. Gambaran radiologi luluh paru terdiri
dari atelektasis, ektasis/multikaviti dan fibrosis parenkim paru. Sulit untuk menilai
aktiviti lesi atau penyakit hanya berdasarkan gambaran radiologi tersebut. Perlu
dilakukan pemeriksaan bakteriologi untuk memastikan aktiviti proses penyakit.
Luas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan pengobatan dapat
dinyatakan sebagai berikut (terutama pada kasus BTA negatif) :
 Lesi minimal: bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru dengan
luas tidak lebih dari sela iga 2 depan (volume paru yang terletak di atas
chondrostemal junction dari iga kedua depan dan prosesus spinosus dari
vertebra torakalis 4 atau korpus vertebra torakalis 5), serta tidak dijumpai
kaviti
 Lesi luas: bila proses lebih luas dari lesi minimal.

VII. Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari
paduan obat utama dan tambahan.
A. Obat Anti Tuberkulosis
Obat yang dipakai:
1. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
o INH
o Rifampisin
o Pirazinamid
o Streptomisin
o Etambutol

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
92
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

2. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)


o Kanamisin
o Amikasin
o Kuinolon

Kemasan
o Obat tunggal, Obat disajikan secara terpisah, masing-masing INH,
rifampisin, pirazinamid dan etambutol.
o Obat kombinasi dosis tetap (Fixed Dose Combination – FDC)
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 3 atau 4 obat dalam satu tablet.

Obat Dosis Dosis yg dianjurkan Dosis Dosis (mg) / berat


Maks badan (kg)

Harian Intermitten (mg) < 40 40- >60


(Mg/Kg (mg/ (mg/Kg/BB/kali 60
kgBB )
/ hari)
BB/Hari)

R 8-12 10 10 600 300 450 600

H 4-6 5 10 300 150 300 450

Z 20-30 25 35 750 1000 1500

E 15-20 15 30 750 1000 1500

S 15-18 15 15 1000 Sesuai 750 1000


BB

Tabel 6.3 Jenis dan Dosis OAT

5 Keuntungan kombinasi dosis tetap antara lain :


KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
93
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

1) Penatalaksanaan sederhana dengan kesalahan pembuatan resep minimal


2) Peningkatan kepatuhan dan penerimaan pasien dengan penurunan
kesalahan pengobatan
3) Peningkatan kepatuhan tenaga kesehatan terhadap penatalaksanaan yang
benar dan standar
4) Perbaikan manajemen obat karena jenis obat lebih sedikit
5) Menurunkan risiko penyalahgunaan obat tunggal dan MDR akibat
penurunan penggunaan monoterapi

Fase Fase
intensif lanjutan

2 bulan 4 bulan

BB Harian Harian 3x/minggu Harian 3x/minggu

RHZE RHZ RHZ RH RH


150/75/400/275 150/75/400 150/150/500
150/75 150/150

30-37 2 2 2 2 2
38-54 3 3 3 3 3
55-70 4 4 4 4 4
>71 5 5 5 5 5

Tabel 6.4 Dosis Obat berdasarkan berat badan

A. Panduan Obat Anti Tuberkulosis


Pengobatan tuberkulosis dibagi menjadi:
 TB paru (kasus baru), BTA positif atau pada foto toraks: lesi luas
Panduan obat yang dianjurkan :
2 RHZE/ 4 RH atau 2 RHZE/ 6HE atau 2 RHZE/ 4R3H3
Panduan ini dianjurkan untuk :
a. TB paru BTA (+), kasus baru

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
94
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

b. TB paru BTA (-), dengan gambaran radiologi lesi luas

 TB Paru (kasus baru), BTA negatif, pada foto toraks: lesi minimal
Paduan obat yang dianjurkan:
2 RHZE / 4 RH atau 6 RHE atau 2 RHZE/ 4R3H3

 TB paru kasus kambuh


Sebelum ada hasil uji resistensi dapat diberikan 2 RHZES/ 1 RHZE.
Fase lanjutan sesuai dengan hasil uji resistensi. Bila tidak terdapat
hasil uji resistensi dapat diberikan obat RHE selama 5 bulan.

 TB Paru kasus gagal pengobatan


Sebelum ada hasil uji resistensi seharusnya diberikan obat lini 2
(contoh paduan: 3-6 bulan kanamisin, ofloksasin, etionamid,
sikloserin dilanjutkan 15-18 bulan ofloksasin, etionamid, sikloserin).
Dalam keadaan tidak memungkinkan pada fase awal dapat diberikan
2 RHZES /1 RHZE. Fase lanjutan sesuai dengan hasil uji resistensi.
Bila tidak terdapat hasil uji resistensi dapat diberikan obat RHE
selama 5 bulan.

Pasien TB paru kasus lalai berobat, akan dimulai pengobatan kembali


sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
a. Berobat > 4 bulan
1) BTA saat ini negatif
Klinis dan radiologi tidak aktif atau ada perbaikan maka
pengobatan OAT dihentikan. Bila gambaran radiologi aktif,
lakukan analisis lebih lanjut untuk memastikan diagnosis TB
dengan mempertimbangkan juga kemungkinan penyakit paru
lain. Bila terbukti TB maka pengobatan dimulai dari awal
dengan paduan obat yang lebih kuat dan jangka waktu
pengobatan yang lebih lama.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
95
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

2) BTA saat ini positif


Pengobatan dimulai dari awal dengan paduan obat yang lebih
kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih lama.
b. Berobat < 4 bulan
1) Bila BTA positif, pengobatan dimulai dari awal dengan paduan
obat yang lebih kuat dan jangka waktu pengobatan yang lebih
lama.
2) Bila BTA negatif, gambaran foto toraks positif TB aktif
pengobatan diteruskan jika memungkinkan seharusnya diperiksa
uji resistensi terhadap OAT.

B. Efek Samping OAT


1. Isoniazid (INH)
Sebagian besar pasien TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa efek
samping. Namun sebagian kecil dapat mengalami efek samping, oleh
karena itu pemantauan kemungkinan terjadinya efek samping sangat
penting dilakukan selama pengobatan. Efek samping yang terjadi
dapat ringan atau berat, bila efek samping ringan dan dapat diatasi
dengan obat simptomatis maka pemberian OAT dapat dilanjutkan.

2. Rifampisin
Efek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan
pengobatan simptomatis ialah :
 Sindrom flu berupa demam, menggigil dan nyeri tulang
 Sindrom perut berupa sakit perut, mual, tidak nafsu makan, muntah
kadang- kadang diare
 Sindrom kulit seperti gatal-gatal kemerahan
Rifampisin dapat menyebabkan warna merah pada air seni, keringat,
air mata dan air liur. Warna merah tersebut terjadi karena proses

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
96
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

metabolisme obat dan tidak berbahaya. Hal ini harus diberitahukan


kepada pasien agar mereka mengerti dan tidak perlu khawatir.

3. Pirazinamid
Efek samping utama ialah hepatitis imbas obat (penatalaksanaan
sesuai pedoman TB pada keadaan khusus). Nyeri sendi juga dapat
terjadi (beri aspirin) dan kadang-kadang dapat menyebabkan serangan
arthritis Gout, hal ini kemungkinan disebabkan berkurangnya ekskresi
dan penimbunan asam urat.

4. Etambutol
Etambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa
berkurangnya ketajaman, buta warna untuk warna merah dan hijau.
Meskipun demikian keracunan okuler tersebut tergantung pada dosis
yang dipakai, jarang sekali terjadi bila dosisnya 15-25 mg/kgBB
perhari atau 30 mg/kgBB yang diberikan 3 kali seminggu. Gangguan
penglihatan akan kembali normal dalam beberapa minggu setelah obat
dihentikan. Sebaiknya etambutol tidak diberikan pada anak karena
risiko kerusakan okuler sulit untuk dideteksi.

5. Streptomisin
Efek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan yang
berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran. Gejala efek
samping yang terlihat ialah telinga mendenging (tinitus), pusing dan
kehilangan keseimbangan. Jika pengobatan diteruskan maka
kerusakan alat keseimbangan makin parah dan menetap (kehilangan
keseimbangan dan tuli).
VIII. KOMPLIKASI
Pada pasien tuberkulosis dapat terjadi beberapa komplikasi, baik sebelum
pengobatan atau dalam masa pengobatan maupun setelah selesai pengobatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
97
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

Beberapa komplikasi yang mungkin timbul adalah :


o Batuk darah
o Pneumotoraks
o Luluh paru
o Gagal napas
o Gagal jantung
o Efusi pleura

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Puskesmas Tuntungan mengadakan banyak program-program
kesehatan yaitu pemberian bantuan kepada anak malnutrisi, imunisasi

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
98
LAPORAN KEGIATAN
DI UPT PUSKESMAS TUNTUNGAN KOTA MEDAN

rutin, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya


serta senam sehat untuk para lansia.
2. Sebagian besar lansia di puskesmas Tuntungan memahami beberapa
topik penyuluhan yang diberikan menandakan mereka memiliki
pengetahuan yang tinggi tentang penyakit terutama penyakit diare, TB
Paru, dan pentingnya pemeriksaan kesehatan.
3. Para ibu aktif membawa anak mereka ke posyandu untuk melakukan
penimbangan berat badan dan imunisasi wajib.
4. Masyarakat masih banyak yang kurang memahami pentingnya
kesehatan lingkungan terhadap kesehatan dirinya sendiri.

7.2 Saran
1. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
2. Pentingnya dilakukan penyuluhan tentang pola hidup sehat dalam
rumah tangga seperti pola makan sehat seimbang (banyak makan sayur
dan buah) dan melakukan aktivitas fisik dengan teratur
3. Pentingnya kegiatan gotong-royong untuk membersihkan lingkungan
kita sebab lingkungan yang bersih akan meningkatkan kesehatan diri
kita sendiri.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
15 JULI 2019 S/D 25 JULI 2019
99

Anda mungkin juga menyukai