Anda di halaman 1dari 123

LAPORAN KEGIATAN

DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral
dari pembangunan nasional. Puskesmas merupakan tempat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya,
sesuai dengan fungsi Puskesmas sendiri sebagai pusat pembangunan,
pembinaan, dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dimana sebagai
pelayanan kesehatan tingkat I, Puskesmas mempunyai wewenang dan
bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Tujuan Nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
diselenggarakan pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka
program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu secara
optimal untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia termasuk di bidang
kesehatan.
Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009, sehat diartikan sebagai
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sejalan dengan visi
yang ingin dicapai dari pembangunan kesehatan tentang keadaan
masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang. Salah satu cara
perwujudannya yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan yang
memadai dan menyeluruh bagi masyarakat.
Dalam pasal 5 UU kesehatan No.36 tahun 2009 menyatakan bahwa
setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 1
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

1.2 Tujuan Kegiatan


1.2.1 Tujuan Umum
1. Untuk melaporkan hasil pencapaian program kerja Puskesmas.
2. Untuk melaporkan struktur organisasi Puskesmas serta program dari
masing-masing unit yang ada.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk melaporkan hasil pencapaian program wajib dan pengembangan
Puskesmas (khususnya Puskesmas Simalingkar).
2. Untuk melaporkan sejauh mana program-program tersebut telah
berjalan, berdasarkan standar pelayanan Puskesmas.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala apa aja yang dijumpai dalam
melaksanakan program-program tersebut, melakukan analisis data
berdasarkan dokumen rekapitulasi data di Puskesmas.
4. Membuat perencanaan program Puskesmas setiap tahun berdasarkan
atas masalah-masalah kesehatan yang dijumpai di wilayah Puskesmas
Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan.
5. Untuk lebih meningkatkan kegiatan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan program yang kurang pada pencapaian pada tahun
sebelumnya di Puskesmas Simalingkar.

1.3 Prosedur Kerja


Kepaniteraan Klinik Senior yang dilaksanakan di Puskesmas
Simalingkar meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Mencatat data geografis dan demografis di wilayah kerja Puskesmas
Simalingkar.
2. Pendataan sistem pelaksanaan upaya pokok kesehatan dan administrasi
yang dilaksanakan di Puskesmas Simalingkar melalui:
a. Mencatat data dari laporan yang ada di Puskesmas Simalingkar.
b. Melakukan wawancara dengan tenaga kesehatan maupun staff
administrasi Puskesmas Simalingkar.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 2
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

3. Melakukan pengamatan langsung di lapangan dan ikut serta dalam


pelayanan kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 3
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya di wilayah
kerjanya.
Yang dimaksud dengan:
 Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah
daerah dan/atau masyarakat.
 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
 Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan.
 Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan
dituangkan dalam suatu sistem.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 4
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

 Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan.
2.1.2 Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional,
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat.
2.1.3 Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas senantiasa selalu berupaya dalam menggerakkan dan
memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektoral termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha diwilayah kerjanya, sehingga berwawasan
serta mendukung pembangunan kesehatan.
2. Pemulihan Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat keluarga, dan masyarakat dunia usaha memiliki kesabaran,
kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan, memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini agar
diselenggarakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 5
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama


Puskesmas senantiasa bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama menjadi tanggung jawab
Puskesmas yang meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama untuk menyembuhkan penyakit
dan pemulihan kesehatan perorangan tersebut yaitu rawat jalan untuk
puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap tanpa mengabaikan
kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat umum
publik (public goods) dengan tujuan utama untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan
masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,
peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa
serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.2 Visi dan Misi Puskesmas


2.2.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat.
Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat Kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 6
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Indikator Kecamatan sehat yang dicapai mencakup 4 indikator utama,


yakni:
1. Indikator Lingkungan Sehat.
2. Indikator Perilaku Sehat.
3. Indikator Cakupan Pelayanan Kesehatan Bermutu.
4. Indikator Derajat Kesehatan Penduduk Kecamatan.
2.2.2 Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah turut mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional.
Misi tersebut adalah:
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerjanya agar dapat memperhatikan aspek kesehatan yaitu
pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya semakin
berdaya di bidang kesehatan melalui peningkatan pengetahuan menuju
kemampuan untuk hidup.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu. Pemerataan dan keterjangkauan
peralatan kesehatan yang diselenggarakan puskesmas akan selalu
berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai standar
masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta
meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh anggota masyarakat.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat yang
berkunjung dan bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 7
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

diskriminasi dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi


kesehatan yang sesuai.
2.2.3 Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas
Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
a. Paradigma sehat. Puskesmas mendorong seluruh pemangku
kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah dan
mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
b. Pertanggungjawaban wilayah. Puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya.
c. Kemandirian masyarakat. Puskesmas mendorong kemandirian
hidup sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Pemerataan. Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di
wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, agama, budaya dan kepercayaan.
e. Teknologi tepat guna. Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak
berdampak buruk bagi lingkungan.
f. Keterpaduan dan kesinambungan. Puskesmas mengintegrasikan
dan mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas
program dan lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang
didukung dengan manajemen Puskesmas.

2.3 Azas dan Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Pada penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 8
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

2.3.1 Azas Penyelenggaraan Puskesmas


Azas penyelenggaraan Puskesmas dimaksud adalah:
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
a. Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
b. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat
Kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.
c. Memantau pembangunan berbagai upaya pembangunan
terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
d. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap
upaya puskesmas dengan kegiatan antara lain:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak, posyandu, polindes, bina
keluarga bahagia (BKB).
b. Upaya pengobatan, posyandu, pos obat desa (POD).
c. Upaya perbaikan gizi berupa posyandu, pusat pemulihan gizi
(PPG), keluarga sadar gizi (KADARZI).
d. Upaya kesehatan sekolah Dokter Kecil, Dokter Remaja,
Penataran Guru dan Orang Tua/Wali Murid, Saka Bakti
Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN).
e. Upaya kesehatan lingkungan berupa Kelompok Pemakaian Air
(POKMAIR),Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan
(DPKL).
f. Upaya kesehatan lanjut usia berupa posyandu usila.
g. Upaya kesehatan kerja berupa pos upaya kesehatan kerja (POS
UKK).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 9
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

h. Upaya kesehatan jiwa berupa posyandu, Tim Pelaksana


Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).
3. Azas Keterpaduan
Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya harus melakukan kerja sama dengan berbagai
pihak, bermitra dengan BPKM/BPP dan organisasi masyarakat
lainnya, berkoordinasi dengan lintas sektoral dan lintas program
agar terjadi perpaduan kegiatan di lapangan sehingga lebih berhasil
guna dan berdaya guna.
a. Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggungjawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program
antara lain:
 Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) berupa
keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi kesehatan,
pengobatan.
 Upaya Kesehatan Sekolah (UKS) berupa keterpaduan
kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,
pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja
dan kesehatan jiwa.
b. Keterpaduan lintas sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan
penyelenggaraan upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan
inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat
kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
 Upaya Kesehatan Sekolah berupa keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan,
agama.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 10
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

 Upaya Promosi Kesehatan berupa keterpaduan sektor


kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan,
agama, pertanian.
 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak berupaketerpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, organisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, PLKB.
4. Azas Rujukan
Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan pertama yang
bila tidak masalah karena berbagai keterbatasan, bisa melakukan
rujukan baik secara vertikal ke tingkat yang lebih tinggi atau secara
horizontal ke puskesmas lainnya.Ada 2 macam rujukan di
Puskesmas yaitu:
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah
kasus penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu
menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka puskesmas
tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang
lebih mampu (baik horizontal maupun vertikal). Sebaliknya
pasien pasca rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan
sederhana, dirujuk ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga
macam:
 Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik (biasanya operasi) dan lain-lain.
 Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk
pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
 Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan
tenaga yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan
kepada tenaga puskesmas dan ataupun menyelenggarakan
pelayanan medik di puskesmas.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 11
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

b. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat


Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,
pencemaran lingkungan, dan bencana. Rujukan pelayanan
kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas
tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan
masyarakat tersebut telah menjadi kebutuhan masyarakat.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga
macam, yaitu:
 Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman
peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium
kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan obat,
vaksin, bahan-bahan habis pakai dan bahan makanan.
 Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyelidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian
masalah hukum kesehatan, penanggulangan gangguan
kesehatan karena bencana alam.
 Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya
masalah kesehatan masyarakat dan tanggungjawab
penyelesaian masalah kesehatan masyarakat atau
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (antara lain
Upaya Kesehatan Sekolah, Upaya Kesehatan Kerja, Upaya
Kesehatan Jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 12
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Gambar 2.1 Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat

2.3.2 Upaya Penyelenggaraan Puskesmas


Dalam mencapai VISI Pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni
terwujudnya Kecamatan Sehat 2015. Puskesmas bertanggungjawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta
mempunyai daya tarik yang tinggi untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
a. Upaya Promosi Kesehatan.
b. Upaya Kesehatan Lingkungan.
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 13
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

e. Upaya Pengobatan.
f. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
g. Upaya Pencatatan dan Pelaporan.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas yang
dipilih dan daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada
yaitu:
a. Upaya Kesehatan Sekolah.
b. Upaya Kesehatan Olahraga.
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
d. Upaya Kesehatan Kerja.
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
f. Upaya Kesehatan Jiwa.
g. Upaya Kesehatan Mata.
h. Upaya Kesehatan Lanjut.
i. Upaya Pembinaan Pengobatan.
j. Laboratorium Sederhana.

2.4. Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja Puskesmas


2.4.1 Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN), Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Sistem Pemerintah Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah
sebagai suatu sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang
bertanggungjawab untuk menyelenggarakan upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 14
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota


Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai
Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan unit struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang
kesehatan di tingkat kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan,
poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah
sebagai mitra.
2.4.2 Organisasi Puskesmas
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari beban tugas masing-
masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu
Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
sedangkan penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas
berikut:
a. Kepala Puskesmas.
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan:
 Data dan informasi.
 Perencanaan dan Penilaian.
 Keuangan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 15
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

 Umum dan Kepegawaian.


c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:
 Upaya Kesehatan Masyarakat, termasuk pembinaan terhadap
UKBM.
 Upaya Kesehatan Perorangan.
d. Jaringan Pelayanan Perorangan:
 Unit Puskesmas Pembantu.
 Unit Puskesmas Keliling.
 Unit Bidan di Desa/Komunitas.
2. Kriteria Personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit
Puskesmas.
3. Eselon Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan
ditingkat Kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan peran
Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
ditingkat Kecamatan maka jabatan Kepala Puskesmas adalah jabatan
struktural Eselon IV.
Apabila tidak tersedia tenaga kesahatan yang memenuhi syarat untuk
menjabat jabatan struktural Eselon IV, ditunjuk pejabat sementara yang
sesuai dengan kriteria Kepala Puskesmas yakni seorang sarjana di
bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup dibidang
kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang setara dengan pejabat
tetap.
2.4.3 Tata Kerja Puskesmas
Tata kerja Puskesmas yaitu:
 Dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan
kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan
di tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 16
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

penggerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta


penilaian.
 Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dengan demikian secara teknis dan administratif,
puskesmas bertanggung jawab kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Dan sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota bertanggung jawab membina serta memberikan bantuan
administratif dan teknis kepada puskesmas.
 Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola
oleh lembaga masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin
kerjasama termasuk penyelenggaraan rujukan dan memantau
kegiatan yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai pembina upaya
kesehatan bersumberdaya masyarakat, puskesmas melaksanakan
bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai kebutuhan.
 Dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat
dengan berbagai pelayanan kesehatan rujukan.
 Dengan Lintas Sektor
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan
aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek pembangunan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 17
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

3.1 Sejarah Singkat Puskesmas


Puskesmas Simalingkar didirikan pada tahun 1990-1991, yang
menjabat menjadi Kepala Puskesmas sejak Puskesmas didirikan adalah
sebagai berikut :
1. dr. Roslina Sianturi (Tahun 1990-2006)
2. dr. Nency T.Hutagalung (Tahun 2006-2013)
3. dr. Roosleyn Bakara, MARS (Tahun 2013-Sekarang)

3.2 Wilayah Kerja


Kecamatan Medan Tuntungan adalah Pintu gerbang Kota Medan
merupakan jalan masuk dari daerah lain di Sumatera Utara seperti
Kabupaten Karo dan provinsi Nangroe aceh Darussalam melalui
transportasi darat. Medan Tuntungan adalah bagian pemerintah Kota
Medan. Kecamatan Medan Tuntungan meliputi 9 (Sembilan). Adapun batas
wilayahnya adalah :
 Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Medan
Selayang
 Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Deli Serdang
 Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kecamatan Medan Johor
 Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Deli Serdang.
Menurut data tahun 2018 :
 Luas wilayah = 7,4 km2
 Jumlah lingkungan = 46
 Jumlah penduduk = 58.442 jiwa
 Jumla KK = 16.427
 Jumlah Rumah Tangga = 16.576

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 18
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Geografi, Demografi kecamatan Medan Tuntungan Wilayah kerja UPT


Puskesmas Simalingkar
TABEL 1. Data Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar tahun
2018
Luas Jumlah Jumlah penduduk
Jumlah Jumlah
No Kelurahan Wilayah Lingkunga
KK RT L P L+P
(km2) n

1 Mangga 3.11 24 8701 8711 18320 19324 37644

Simalingkar
2 2.1 5 1568 1563 2761 3013 5774
B
Simpang
3 2.2 17 6158 6302 7336 7668 15004
Selayang
JUMLAH 7.41 46 16427 16576 28417 30005 58422
Sumber : Data Dasar Puskesmas Simalingkar 2018

Puskesmas Simalingkar terletak di Jalan Bawang Raya No. 37 Perumahan


Nasional Simalingkar Kelurahan Mangga Kecamatan Medan Tuntungan
Kabupaten Kota Medan.
Luas Tanah : 900 m2
Luas Bangunan : 305 m2
Terdiri dari bangunan puskesmas rawat jalan sebagai berikut:
1. Rumah Dinas Dokter : 1 buah
2. Rumah Dinas Paramedis : 2 buah
3. Rumah Rawat Jalan : Lantai 1 dan terdapat 18 ruangan
yaitu Ruang KIA KB Imunisasi,
Ruang Poli Umum, Ruang Prioritas,
Ruang Perikasa Anak, Ruang Poli
Gigi, Ruang Pendaftaran (ada 2
Ruangan), Ruang Obat dan gudang
obat, Ruang Rujukan, Laboratorium
Sederhana, Ruang Kepala
Puskesmas, Ruang KTU, Ruang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 19
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Rapat, Ruang Kartu, Kamar Mandi


(Ada 2 ruangan), Gudang.

3.3 Data Wilayah / Data Geografis


Wilayah kerja Puskesmas Simalingkar terdiri dari 3 kelurahan:
1. Kelurahan Mangga
2. Kelurahan Simpang Selayang
3. Kelurahan Simalingkar B
Luas wilayah : 741 Ha
Luas Kecamatan : 4.911,3 Ha
Jumlah Kelurahan :3
Jumlah Kecamatan :1
Jumlah Lingkungan : 46
Jumlah Kepala Keluarga : 16.427

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 20
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

3.4 Data Kependudukan / Data demografis


a. Jumlah Penduduk/ Kelurahan menurut jenis kelamin
Jumlah seluruh penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Simalingkar adalah 58.442 jiwa.
NO. KELURAHAN JUMLAH
1. Mangga 37.644
2. Simpang Selayang 15.004
3. Simalingkar B 5.774
JUMLAH 58.422

b. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian


NO. JUMLAH PENDUDUK JUMLAH(%)
1 PNS 22,9%
2 TNI/POLRI 4,5%
3 Swasta 37,2%
4 Wiraswasta 6,8%
5 Pensiunan 4,9%
6 Pedagang 1,2%
7 Petani 20,3%

c. Jumlah Penduduk Menurut Suku


NO. NAMA SUKU JUMLAH (%)
1 Suku Batak Karo 35 %
2 Suku Batak Toba 25%
3 Suku Jawa 15%
4 Suku Mandailing 10%
5 Suku Minang 7%
6 WNI Turunan 3%
7 Suku Melayu 4%

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 21
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

3.5 Data Kesehatan


3.5.1 Sarana Fisik
NO. SARANA FISIK JUMLAH
1 Klinik Jiwa 1
2 RS. Swasta 3
3 Rumah Bersalin 6
4 Apotik 10
5 Toko Obat 3
6 Optik 2
7 Puskesmas Pembantu 2
8 Praktek dr. Umum Swasta 4
9 Praktek dr. Spesialis Swasta 1
10 Praktek drg. Swasta 1
11 Praktek Bidan 9
11 Pos Kesehatan Lingkungan 4
12 Posyandu 33
13 Posyandu Lansia 8
14 Kader Aktif 189
15 Toga 3
16 Pengobatan Tradisional 7
17 Oukup 15
18 Dukun Patah 4
19 TK 21
20 SD 26
21 SMP 9
22 SMA 5
23 Perguruan Tinggi 2
24 Hotel 17
25 Rumah Makan 1
26 Tempat Pembuatan Makanan 2

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 22
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

27 Warung Makan atau Minum 49


28 Salon 15
29 Tukang Pangkas 13
30 Billyard 14
31 Panti Pijat/Massage 4
32 Pasar Tradisional 1
33 Puskesmas Keliling 1
34 Sepeda Motor 5

3.5.2 Sarana Ibadah


NO. SARANA IBADAH JUMLAH
1 Mesjid 26
2 Gereja 24

3.5.3 Sarana Kesehatan


NO. SARANA KESEHATAN JUMLAH
1 Jumlah Bayi 998
2 Jumlah Batita 1.986
3 Jumlah Balita 3.001
4 Jumlah Bumil 1.108
5 Jumlah Buteki/Bufas 1.057
6 Jumlah PUS 6.185
7 Jumlah Usila 2.633
Jumlah Paud 231
8 Jumlah Murid TK 1.484
9 Jumlah Murid SD 7.763
10 Jumlah Murid SMP 4.900
11 Jumlah Murid SMA 4.204

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 23
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

3.5.4 Sarana Pendukung Kesehatan


NO. SARANA PENDUKUNG JUMLAH
1 Desa Wisma 30
2 Kader 189
3 Kader Aktif 189
4 Dokter Kecil 145
5 Dokter Remaja 115
6 Patroli Kesehatan 46
7 UKS 40
3.5.5 Sarana Fisik Puskesmas
NO. SARANA FISIK PUSKESMAS JUMLAH
1 Puskesmas 1
2 Pustu 2
3 Posyandu 33
4 Posyandu Lansia 8
JUMLAH 44

3.6 Tenaga Kesehatan Puskesmas

TENAGA PUSKESMAS PUSTU PUSKESMAS


NO
KERJA INDUK SIMALINGKAR SIMALINGKAR B

1 Dokter 5 0 0
2 Dokter Gigi 3 1 0
3 SKM 3 1 0
4 Bidan 9 6 3
5 Perawat 16 12 4
6 Perawat Gigi 1 0 0
7 Apoteker 3 0 1
8 Sanitarian 1 1 0
9 Tata Usaha 3 0 0
JUMLAH 44 21 8

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 24
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

3.7 Struktur Organisasi


KEPALA PUSKESMAS : dr. Rooselyn Bakara,
MARS

Kasubbag Tata Usaha


Asmawati, SKM
Asmawati, SKM

Sistem Informasi Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan


Puskesmas Ruth M. Damanik M. Bariman Octavienty, Amd
Sondang, Amk Mentari L. Siregar Daniel S. Eka Siahaan, SST
Vanty Mariana
Silalahi,SKM

Penanggung Jawab UKM PENANGGUNG JAWAB UKP JARINGAN DAN JEJARING


Marhalenny, S.Kep, Ners dr.Imelda Purba

Pelayanan Kes. Ling Pelayanan


4. Pelayanan UKS Pelayanan Pelayanan Pustu
Promkes Wahyu Imunisai Katarina Informasi Pendaftaran Simalingkar A
Ernawati S, Ginting, SKM 5. Sinaga,
Resti Sembiring, Masli Elisabeth
SKM Am.Keb S.Kep,Ners Lbn.Batu,AmK Ginting
6.
Pustu
Gizi KIA Pelayanan Pelayanan Simalingkar B
7. UKGM
Pelayanan Pelayanan
Muzaimah, Minar Butar- Puskesmas Pemeriksaan Kefarmasian
AMG drg. Esther
butar, M.Kes 8.
Sulastri,Skep,Ner Umum Effi Raskita
s Raflesia
dr.Esni B Sipayung,Amd Jejaring
KB Diare 9.
Pelayanan Ginting,M.Kes
Ame Br. Pelayanan
Melva Kesehatan Jiwa
Perangin- Manurung
10.
Tusmiana,S.Ke
Kesehatan
Ruang
angin Kerja Pelayanan
p,Ners Tindakan dan
11. Citra Manurung Rujukan
Prioritas
DBD Penerjemah Wandi
12.
Pelayanan
Pelayanan
dr.Yeremia
Panjaitan,AmK
Surveilans TB Paru Lansia Sirait
KESORGA
Wandy Rista Ujung 13.
Pestaria
Marhaleny,S.Ke
Panjaitan Simarmata,SST Pelayanan
p,Ners
Pemeriksaan Pelayanan
Pelayanan Pelayanan HIV Pelayanan Gigi KIA,KB,Imunisa
Pelayanan
ISPA Marthalenny, DDTK drg. Esther si
BATRA
Tri Samosir S.Kep, Ners Nanda Isabela Raflesia dr.Rosalina
Mas Murni
Barus,AMkeb Sianuri
Tarigan Pelayanan
Anak
Pelayanan Pelayanan PTM
dr.Imelda
Kesehatan Herlina
Purba
Mata Sinaga,S.Kep,N
Adelina Br ers Pelayanan
Bukit, Amd Laboratorium
Maratha
Panjaitan,AmK

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 25
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

3.8. Fasilitas Fisik Puskesmas


3.8.1 Fasilitas Gedung Puskesmas Denah ruangan Puskesmas Simalingkar

Masuk

RUANG PENDAFTARAN

KM
PASIEN ASKES RUANG KARTU
RUJUKAN
RUANG PENDAFTARAN
RUANG KAPUS DAN

RUANG TUNGGU
PASIEN UMUM DAN

LABORATORIUM
JAMKESMAS KOMPUTER

SEDERHANA
POLIKLINIK GIGI

APOTIK KM GUDANG POLIKLINIK UMUM


OBAT

Masuk

RUANG KIA/KB

RUANG
VAKSIN DAN
IMUNISASI

1. Ruang Kepala Puskesmas : 1 Ruangan


2. Ruang Pemeriksaan KIA/KB/Gizi : 1 Ruangan
3. Ruang kartu umum : 1 Ruangan
4. Ruang kartu askes : 1 Ruangan
5. Ruang Periksa dan suntik : 1 Ruangan
6. Ruang Tunggu : 1 Ruangan
7. Ruang Poli Gigi : 1 Ruangan
8. Ruang Tata Usaha : 1 Ruangan
9. Ruang Laboratorium : 1 Ruangan
10. Ruangan Apotik : 1 Ruangan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 26
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Alur pemeriksaan pasien di Puskesmas Simalingkar

PASIEN DATANG LOKET RUANG TUNGGU


11.
PENDAFTARAN

12.
POLI UMUM POLI GIGI KIA

RUANG KARTU
LABORATORIUM RUJUKAN

APOTIK

3.8.2 Sumber Daya Manusia


NO. NAMA PEGAWAI TUGAS/JABATAN
1 dr.Rooselyn Bakara,MARS Kepala Puskesmas
2 Asmawati, SKM KTU/ Petugas kesling
3 dr.Rosalina Sianturi Dokter Umum
4 Minar Butarbutar, SST.M.Kes Petugas KIA
5 Rapapi Ompusunggu,Skep,NERS Petugas Imunisasi
6 Katarina. Skep, NERS Petugas UKS
7 Sulastri Simbolon S.Skep,NERS Petugas PERKESMAS
8 Herlina Irawati S.Skep,NERS Petugas PTM
9 drg.Trie Selvia Purba Dokter Gigi
10 Anita Kartini Tarigan Petugas Askes
11 Edinar Sihombing, AMK Petugas Diare
12 Ratni Br Sembiring Petugas Askes

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 27
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

13 Payo Br Tarigan Petugas Askes


14 Sondang Sinaga Petugas SP2TP
15 Mas Murni Tarigan Petugas Askes
16 Riste Ujung Petugas TB Paru/DBD
17 Bungaria Sidabutar,AMK Petugas Perizinan
18 dr.Yeremia H.Sirait Dokter Umum
19 drg.Esther Raflesya B Dokter Gigi
20 Marhalenny Petugas Promkes
21 Huzaimah, AMG Petugas gizi
22 Amo perangi-angin Petugas Lab
23 Masli Lumban Batu, A.Md Petugas KB
24 Rita Hutagalung, A.Mk Petugas Farmasi
25 Adalina Br Bukit, A.Md Petugas Jamkesmas
26 Sumihar Petugas Farmasi
27 Kesumawati Petugas Kartu
28 Wahyu Pehulisa Ginting, SKM Petugas Kartu
29 Pestaria Natalia Simarmata, SST Petugas Lansia
20 Heny Ria Barus Perawat Gigi
31 Nanda Isabel Barus, AM.Keb Petugas Deteksi Dini
32 Ruth Maharani Damanik, AM.Keb Petugas Rujukan
33 Octavienty, A.AMF Petugas Farmasi
34 Effi Raskita Rosianna Sipayung Petugas BPJS
35 Citra Evayanti Manurung Petugas K3
36 Rosti Sinaga, AM.Keb Petugas KIA

3.8.3 Fasilitas Administrasi


1. Kartu berobat pasien
2. Buku catatan pasien
3. Kartu laporan pasien
3.8.4 Fasilitas Imunisasi
1. Refrigerator (Lemari Es)
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 28
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

2. Disposable Syringe
3. Vaksin (BCG, DPT, Polio, Campak, TT, Hepatitis B)
4. Termos
3.8.5 Fasilitas Alat-Alat Kesehatan
1. Poliklinik Set
2. PHN Kit
3. Bidan Kit
4. Dental Kit
5. Ginekologi Kit
6. Timbangan Dewasa
7. Laboratorium Sederhana
4. Kartu laporan program
3.8.6 Fasilitas Obat-Obatan
NO NAMA OBAT SATUAN
1 Acyclovir Cream POT
2 Adalat TAB
3 Antasida Syirup BTL
4 Ambroksol Syrup BTL
5 Ambroksol Tablet TAB
6 Aminoflina Injeksi 24mg/ml-10ml AMP
7 Aminofilina Tablet 200mg TAB
8 Amitriplina HCL Tablet Salut 25mg TAB
9 Amoksisilina Kapsul 250mg KAP
10 Amiksisilina Syrup Kering 125mg/5ml BTL
11 Amoksisilin 500mg BTL
12 Antalgin (Metampiron) Tablet 500mg TAB
13 Antasida Doen Tablet Kombinasi TAB
14 Anti Hemmoroid Suppositoria SUP
Aqua Pro Injeksi Steril, Bebas Pirogen
15 AMP
20ml

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 29
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

16 Asam Askorbat (Vit. C) Tablet 50mg TAB


Asam Benzoat 3% Asam Salisilat 6%
17 POT
(Whitefield) Salep
18 Asam Klorida 0,1 N BTL
As Salisilat 2% + Belerang Endap 4%
19 POT
(2-4 salep)
20 Asam Mefenamad Tablet TAB
21 Alluperinol Tab TAB
22 Amprazolam tab TAB
23 Acyclovir 200mg AMP
24 Acyclovir 400mg TAB
25 Bactomicin Cream POT
Benzatina Bensil Penisilina Injeksi
26 VIAL
1,2juta IU
27 Besi (II) Sulfat Tablet Salut, Kombinasi TAB
28 Betahistamin Tablet TAB
29 Bethamethosone Cream (Buvacux) CREAM
30 Botysiklin CAP
31 Catgut/Benang Bedah No. 2/0-3/0 SAK
32 Captopril 25mg TAB
33 Captopril 125mg TAB
34 Citirizine TAB
35 Cyprolaxine TAB
36 Deksamethasone Injeksi 5mg/ml-1ml AMP
37 Deksamethasone Tablet 0,5mg TAB
38 Dekstran 70-Larutan Infus 6% Steril BTL
39 Dekstrometorfan HBR Sirup 10mg/sml BTL
40 Dekstrimetorfan HBR Tablet 15mg TAB
41 Diavan 80mg TAB
42 Diazem Injeksi 5mg/ml-2ml AMP

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 30
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

43 Diazepam Tablet 2mg (Valisanba) TAB


44 Dietilkarbamazin Sitrat 100mg Tablet TAB
Difenhidramin HCL Injeksi 10mg/ml-
45 AMP
1ml
46 Digoksina Tablet 0,25mg TAB
47 Domperidone SYR
48 Efedrina HCL (Efedrina) Tablet 25mg TAB
49 Ekstrak Belladon Tablet 10mg TAB
Epinefrina HCL/Bitartrat (Adrenalina)
50 AMP
Inj. 0,1%-1ml
Ergotarmina Tartrat 1mg + Kofeina
51 TAB
50mg Tab. Komb
52 Erythormycin Syirup BTL
53 Erlamycetin 1% TUBE
54 Erlamycetin 3% TUBE
55 Erythormycin 500mg BTL
56 Etakridina (Rivanol) Larutan 0,1% BTL
Etambutol HCL (Etambutol) Tablet
57 TAB
250mg
58 Etanol 70% 1000ml BTL
59 Etil Klorida Semprot BTL
60 Eugenol Cairan BTL
Fenobarbital Tablet Injeksi 50mg/ml-
61 AMP
2ml
62 Fenobarbital Tablet 30mg TAB
63 Fenoksimetil Pensilina Tablet 250mg TAB
64 Fenoksimetil Pensilina Tablet 500mg TAB
65 Fenol Gloserol Tetes Telinga 10% BTL
Fitomenadion (Vit. K1) Injeksi
66 AMP
10mg/ml-1ml

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 31
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Fitomenadion (Vit. K1) Tablet Salut


67 TAB
10mg
68 Furalex TAB
69 Furosemida Tablet 40mg TAB
70 Garam Oralit untuk 200ml Air SAK
71 Gentian Violet Larutan 1% BTL
72 Gentamicin Salep Mata BTL
73 Gentamicin Tetes Mata BTL
74 Gentamicin Cream TUBE
75 Glibenlamida Tablet 5mg (Prodiab at) TAB
76 GLiseril Guayakolat Tablet 100mg TAB
77 Glukosa Larutan Infus 10% Steril BTL
78 Glukosa Larutan Infus 40% Steril BTL
79 GLukosa Larutan Infus 5% Steril BTL
80 Gracin TAB
81 Griseofulvin Tablet 125mg Micronized TAB
82 Handscoon KTK
83 Hidroklorotiazida (HCT) Tablet 25mg TAB
84 Hidrokortison Krim 2,5% TUBE
85 Ibuprofen Tablet 200mg TAB
86 Ibuprofen Tablet 400mg TAB
87 Ibuprofen Syrup SYR
88 Ikonefron INJ
89 Infalgin TAB
90 Infusion Set Anak SET
91 Infusion Set Dewasa SET
92 Isoniazida (iNH) Tablet 100mg TAB
93 Isoniazida (iNH) Tablet 300mg TAB
94 Kalium Pemanganat Serbuk BTL
95 Kalsium Hidroksida Pasta TUBE

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 32
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

96 Kalsium Laktat (KALK) Tablet 500mg TAB


97 Kapas Berlemak 500mg BKS
98 Kapas Pembalut/Absorben 250gram BKS
99 Kasa Kompres 40/40 Steril BKS
100 Kasa Pembalut ROL
101 Kasa Pembalut Hidrofil 4M x 5cm ROL
102 Kasa Pembalut Hidrofil 4M x 10cm ROL
103 Ketokonazole Cream TUBE
104 Ketokonazole Tablet TAB
Kinina Dihidroklorida (KININA)
105 AMP
Injeksi 25%-2ML
106 Kinina Sulfat Tablet 222mg (7 H2O) TAB
107 Klofazimin, Micronize Kapsul 100mg KAP
108 Kloramfenikol Kapsul 250mg KAP
109 Kloramfenikol Salep Mata 1% TUBE
110 Kloramfenikol Tetes Telinga 3% TUBE
Klofeniramina Maleat (CTM) Tablet
111 TAB
4mg
Klorokina Fosfat (Klorokonika) Tablet
112 TAB
250mg
113 Klorpromazina HCL Tab Salut 25mg TAB
Klorpromazina HCL Injeksi 5mg/ml –
114 AMP
2ml
Klorpromazina HCL Injeksi 5mg/ml –
115 AMP
1ml
116 Kodeina HCL (Kodeina) Tablet 10 mg TAB
Komb. Pirimetamin 2mg – Sulfaoxin
117 TAB
500mg
118 Kotrimoksazol Suspensi BTL
119 Kotrimoksazol Tablet Kombinasi TAB

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 33
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Kotrimoksazol Tablet Pediatrik


120 TAB
Kombinasi
121 Lanzoprzol (Omeprazol) TAB
122 Larutan Zink SACHET
123 Loratadine TAB
124 Masker Te KTK
125 Metformin 500mg TAB
126 Na Biklofenac 25mg TAB
127 Na Biklofenac 500mg TAB
128 Nutrion Sirup SYR
129 Nichovitom TAB
130 Nipedipin TAB
131 Ni Domperidon TAB
132 Piridoksina HL (Vit. B6) Tablet 10mg BTL
133 Piroksikam (Pra zeo) TAB
Polipeptida Kombinasi dan Larutan
134 BTL
Infus
135 Plester 5 Yards x 1 inch ROL
136 Prenamia TAB
137 Prednison Tablet 5mg TAB
138 Primakina Tablet 15mg TAB
139 Prokaina Fenisilina G.Injeksi 3 juta IU/ VIAL
140 Propiltiorasil Tablet 100mg TAB
Propanolol HCL (Propanolol) Tablet
141 TAB
40mg
142 Ranitidine TAB
143 Reserpina Tablet 0,10mg TAB
144 Reserpina Tablet 0,25mg TAB
Retinol (Vit.A) Kapsul Lunak 200.000
145 KAP
IU

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 34
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

146 Retinol (Vit.A) Tablet Salut 50.000 IU TAB


147 Ringer Laktat Larutan Infus Steril BTL
148 Risperidon 2mg TAB
149 Sammoxin TAB
150 Salesbion TAB
151 Salbutamol Tablet 4mg TAB
152 Selidiar TAB
153 Saliscardio TAB
154 Salisil Bedak 2% KTK
155 Salisil Spiritus 10% BTL
156 Semen Seng Fosfat Serbuk dan Cairan BTL
Serum Anti Bisa Ular Polivalen
157 VIAL
Inj.50ml (ABU II)
Serum Anti Bisa Ular Polivalen Inj. 5
158 VIAL
ml (ABU I)
Serum Anti Dipteri Inj. 20.000
159 VIAL
IU/VIAL (A.D.S)
Serum Anti Tetanus Inj. 1.500 IU/
160 AMP
Ampul (A.T.S)
Serum Anti Tetanus Inj. 20.000
161 VIAL
IU/Ampul (A.T.S)
Sianokobalamina (Vit. B 12) Inj. 500
162 AMP
MCG/ml – 1 ml
163 Silk (Benang Bedah Sutera) No. 3/0 SAK
Streptomisina Sulfat Serbuk Inj.1000
164 VIAL
mg/VIAL
165 Sulfasel Tamida Tetes Mata 15 % BTL
166 Supratul Te LBR
167 Spuit 3cc BUAH
168 Spuit 5cc BUAH

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 35
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

169 Sympastatin TAB


170 Synthetic Tamida Tetes Mata 15 % BTL
Synthetic Filling Material Larutan dan
171 SET
Serbuk
Temporary Stopping Fletcher Serbuk
172 SET
dan Cairan
Tetrakaina HCL (Tetrakaina) Tetes
173 BTL
Mata 0,5 %
Tetrasiklina HCL (Tetrasiklina) Kapsul
174 KAP
250mg
Tiamin HCL/Mononitrat (Vit.B) Tablet
175 TAB
50mg
Tiamin HCL (Vit. B1) Injeksi
176 AMP
100mg/ml-1ml
177 Tetrasiklin 100mg CAP
178 Vitamin C 250mg TAB
179 Vica Natal TAB
180 Vitamin B Kompleks Tablet TAB
181 Vitamin B12 TAB
Yodium Povindon Larutan 10% 10 ML/
182 BTL
1000 ML

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 36
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS

Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang


merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas
mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Fungsi puskesmas adalah menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan, memberdayakan kesehatan dan memberdayakan keluarga serta
memberikan pelayanan tingkat pertama.

4.1 Program Dasar dan Program Pengembangan Puskesmas Simalingkar


4.1.1 Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global, serta mempunyai daya
tarik yang tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan
harus diselenggarakan disetiap puskesmas.
Untuk Dinas Kesehatan Kota Medan upaya penyelenggaraan kesehatan
wajib Puskesmas ada 7 program wajib yaitu:
1. Upaya Promosi Kesehatan (Promkes)
2. Upaya Kesehatan Lingkungan (Kesling)
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (UPGM)
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
6. Upaya Pengobatan
7. Upaya Pencatatan dan Pelaporan (SP2TP).
4.1.2 Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 37
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

dimasyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, yang dipilih


dari daftar upaya kesehatan Puskesmas yang telah ada, yaitu:
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Upaya Kesehatan Olahraga (Kesorga)
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (UPKM)
4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)
6. Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
7. Upaya Kesehatan Mata (UKM)
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra)
10. Pemeriksaan Laboratorium Sederhana.
Untuk mempelancar atau memberhasilkan kedua upaya diatas (upaya
wajib dan upaya pengembangan) diperlukan beberapa Urusan Penunjang
Program. Adapun Urusan Penunjang Program berjumlah 8 urusan, yaitu:
1. Urusan Tata Usaha
2. Urusan Administrasi/ Registrasi/ Kartu/ Karcis/ Resepsionis
3. Urusan Keuangan/ Bendahara
4. Urusan Kepagaiwaian
5. Urusan Perlengkapan/ Barang/ Inventaris
6. Urusan Poliklinik
7. Urusan Kamar Suntik
8. Urusan Kamar Obat/ Apotik/ Farmasi

4.2 Program Prioritas Puskesmas Simalingkar


4.2.1 Upaya Promosi Kesehatan
Tujuan
1. Agar individu, kelompok masyarakat secara keseluruhan melaksanakan
perilaku hidup sehat.
2. Agar individu, kelompok masyarakat berperan aktif dalam upaya-upaya
kesehatan, ikut dalam perencanaan dan penyelenggaraan posyandu.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 38
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Sasaran
1. Tatanan rumah tangga
2. Tatanan institusi pendidikan (sekolah) termasuk madrasah dan pondok
pesantren
3. Tatanan institusi kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, dll).
Kegiatan
1. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan
lingkungan, gizi keluarga, KB, imunisasi, posyandu, dan sebagainya
bertempat di: Balai kelurahan dan kecamatan. Sekolah SD,SMP,SMA,
Rumah Ibadah, dan posyandu.
2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamflet, dan
brosur
3. Pembinaan generasi muda untuk hidup di dalam kegiatan antara lain
berupa gotong royong dan olah raga
4. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak puskesmas maupun di lapangan
yaitu mewujudkan peran serta masyarakat posyandu dan bakti husada
yang memberikan keterangan penyuluhan.

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)


Pengertian :
Posyandu merupakan suatu wadah pusat kegiatan pemberian pelayanan
kesehatan dan KB yang terpadu tingkat desa.
Sasaran :
Bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan PUS (Pasangan Usia Subur).
Tujuan :
1. Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka
kelahiran.
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
3. Mempercepat di terimanya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera)

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 39
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

4. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih


teknologi untuk usaha-usaha kesehatan masyarakat.
Menurut tingkatnya posyandu dibagi 4 strata:
1. Pratama, kegiatan posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur
tiap bulannya, juga terbatas dalam jumlah kader.
2. Madya, kegiatan posyandu strata ini delapan kali dalam setahun,
mempunyai kader sebanyak 5 orang dengan cakupan yang masih
rendah dengan adanya dana sehat.
3. Purnama, kegiatan posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam
setahun dengan kader lebih dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah
memiliki dana sehat.
4. Mandiri, kegiatan posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam
setahun dengan kader lebih dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat
sudah tersedia untuk lebih dari 50 KK.

Pelayanan Posyandu dilakukan dengan pola 5 meja, yaitu :


1. Meja I : Pendaftaran
2. Meja II : Penimbangan bayi dan balita
3. Meja III : Pengisian KMS
4. Meja IV : Penyuluhan perorangan
5. Meja V : Pelayanan tenaga kerja professional meliputi KIA, KB,
Imunisasi dan pengobatan dan pelayanan lain sesuai
dengan kebutuhan setempat
4.2.2 Upaya Kesehatan Lingkungan
Tujuan
Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin
kesehatan melalui kegiatan sanitasi serta pencegahan.
Sasaran
a. Daerah yang rawan air bersih.
b. Daerah yang rawan penyakit menular.
c. Daerah percontohan dan pemukiman baru.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 40
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

d. Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah ibadah,


dan lain-lain.
e. Masyarakat yang padat penduduknya dan lingkungan yang kotor.
Kegiatan
a. Penggunaan sumber air bersih dan pembuatan WC yang memenuhi
syarat kesehatan.
b. Higiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup:
 Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.
 Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik bagi kesehatan.
c. Higiene dan Sanitasi Lingkungan berupa pengawasan kesehatan dan
tempat-tempat umum serta tempat pengolahan dan penyajian.
d. Melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Tabel 4.2.2 Distribusi Sarana di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar


2018
JENIS/ MACAM JUMLAH YANG
No SARANA
SARANA ADA
1. Jumlah Rumah
2. Tempat Sampah 16000
Kesehatan
Sementara
1. Lingkungan
3. Jamban/WC 16000
Perumahan
4. Sarana Air Limbah
Tertutup
1. Sumur Gali 59
Terlindung 16000
2. PDAM (Perpipaan) 10
3. Depot Air Minum 4
2. Penyehatan Air
4. Pembuatan Roti 2
(Bakery) 6
5. Pembuatan Tahu dan 40
Tempe 5

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 41
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

6. Restaurant/ R.Makan
7. Warung Jajanan/
Kantin
8. Kedai Kopi
1. Salon 5
Tempat- Tempat 2. Pasar Tradisional 2
3.
Umum 3. Minimarket 10
4. Toko Grosir 3
4. Non TPM 1. Bengkel 3
1. Rumah Sakit 3
2. Balai Pengobatan 22
5. Sarana Kesehatan
3. Puskesmas 1
4. Puskesmas Pembantu 2
1. PAUD/ TK 8
2. SD/MIN 32
6. Sarana Pendidikan
3. SLTP/ MTs 14
4. SMA/MAN/SMK 8
1. Jumlah Mesjid/
Musholla
7. Ibadah 26
2. Jumlah Gereja
24
3. Jumlah Vihara
8. Sarana Perkantoran 1. Pemerintah 2

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 42
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Tabel 4.4 Distribusi sarana sumber air, sarana pembuangan kotoran,


pembuangan sampah, perumahan penduduk, dan pembuangan
air limbah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar.
JENIS / MACAM BESAR TANGKAHAN
NO SARANA
SARANA Yang ada Yang ada
1 Penyediaan 1. PDAM 10740 10630
air bersih (KK) 2. SPT/Sumur Bor 199 181
3. Sumur gali 10740 10630
4. Lain-lain
2 Pembuangan 1. Septik tank dan leher
10507 5854
kotoran angsa
penduduk (KK) 2. Jamban leher angsa - -
3. Jamban cemplung - -
4. Lain-lain - -
3 Pengolahan 1. Dikelola PD
9522 4704
Sampah Kebersihan
2. Lubang
850 900
sampah/dibakar
3. Lain-lain 135 250
4 Perumahan 1. Permanen 9857 5104
2. Semi permanen 650 750
3. Papan / tepas 0 0

4.2.3 KB, KIA, Program Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan Diare


4.2.3.1 Keluarga Berencana
Pengertian:
Keluarga Berencana adalah penggunaan cara-cara mengatur kesuburan agar
menjarangkan kelahiran selanjutnya untuk mencapai tujuan tertentu.
Sasaran :
PUS, ibu hamil, dan ibu menyusui.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 43
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Tujuan:
Kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran dalam kelembagaan
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
Kegiatan :
1. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha
terpadu.
2. Memberikan layanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk IUD,
pil, kondom, suntikan, Kontap dan susuk.
3. Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-pos KB dan
Posyandu wilayah kerja Puskesmas.
4. Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi motivator KB.
5. Melayani konsultasi dan konsultasi Kontap.
6. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan dan tahunan

Tabel 4.2.3.1 Laporan KB di Wilayah Puskesmas Simalingkar Periode


Januari – Desember 2018

JUMLAH PESERTA JUMLAH PERSENTASE


NO BULAN
KB AKTIF PUS (%)
1 JANUARI 3769 6284 59.9
2 FEBRUARI 3774 6284 60.05
3 MARET 3806 6284 60.5

4 APRIL 3837 6284 61.05


5 MEI 3883 6284 61.8

6 JUNI 3910 6284 62.22

7 JULI 3914 6284 62.28


8 AGUSTUS 3929 6284 62.52
9 SEPTEMBER 3952 6284 62.88
10 OKTOBER 3967 6284 63.07

11 NOVEMBER 3980 6284 63.33

12 DESEMBER 3990 6284 63.49

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 44
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

4.2.3.2 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Pengertian
KIA adalah upaya kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, serta anak prasekolah
yang menjadi tanggung jawab Puskesmas dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan bangsa pada umumnya.
Sasaran :
1. Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan balita
2. Anak usia prasekolah.
Tujuan :
1. Melaksanakan pemeriksaan pada ibu hamil yaitu timbang berat badan,
mengukur tekanan darah, mengukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet
tambah darah, serta vitamin A.
2. Melaksanakan penyuluhan pada ibu hamil mengenai keadaan gizi,
perawatan payudara, ASI eksklusif, kebersihan diri dan lingkungan.
3. Memberikan motivasi agar ibu hamil ikut pelayanan KB.
Kegiatan :
1. Pemeriksaan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui.
2. Pemeriksaan dan pemeliharaan anak.
3. Imunisasi dasar dan revaksinasi.
4. Menjalankan kunjungan rumah.
5. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 45
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Tabel 4.2.3.2 Laporan KIA di Wilayah Puskesmas Simalingkar Periode


Januari- Desember 2018

BULAN
N0 KEGIATAN SASARAN JLH %
JAN FEB MARTAPRIL MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOV DES
1 K1 1119 / 95% 92 96 91 95 89 90 84 85 83 83 83 83 1054 95,13%
2 K4 1119 / 90% 87 92 89 93 88 90 87 83 80 80 79 80 1028 92,8%
3 DRT 224 / 100% 17 19 16 20 25 20 17 12 13 8 6 6 179 79,7%
4 Persalinan oleh tenaga Kesehatan 1090 / 90% 87 92 89 93 88 87 83 83 86 90 78 71 1027 96,8%
5 Penanganan dengan komplikasi 222/100% 0 10 11 12 0 0 9 0 13 8 6 6 75 33%
6 Kunjungan Nifas Lengkap 1090/90% 83 90 88 91 85 83 80 80 78 86 78 71 993 96,5%
7 Fe3 1119/90% 87 92 89 93 88 90 87 83 80 80 79 80 1028 92,8%
8 Bufas + Vitamin A 1090/90% 83 70 88 91 85 83 80 83 86 90 78 71 988 96,5%
9 ASI Eksklusif 56 67 123
10 KN1 1021/90% 87 92 89 93 88 94 82 89 85 89 85 74 1047 104,9%
11 KN lengkap 1021/90% 84 90 86 90 85 84 77 82 88 82 84 56 988 99,1%
12 Komplikasi Neonatus Tertangani 225 / 15% 2
13 Kunjungan Bayi Lengkap 1021/90% 86 84 92 88 77 81 77 89 89 96 86 34 979 97,4%
14 Kunjungan Balita Lengkap 5068 /90% 332 415 262 237 210 208 210 211 215 226 226 172 2924 94,8%

Sumber: Data Puskesmas Simalingkar, Periode Januari-Desember 2018

4.2.3.3 Imunisasi
Pengertian
Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh
terhadap penyakit tertentu.
Tujuan
 Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian.
 Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan pencegahan
penyakit.
Sasaran
Bayi, Balita, Ibu Hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia Subur (PUS).
Macam-macam Imunisasi
 BCG (Bacillus Calmatte Guerin)
Kegunaan
Menghindarkan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC
terhadap anak.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, diberikan sekali.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 46
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

2. Lokasi pemberian pada lengan kanan atas.


3. Dengan injeksi sc.
4. Dosis 0.05 cc
 DPT (Difteri Pertussis Tetanus)
Kegunaan
Untuk mencegah Difteri, Pertusis dan Tetanus.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan, sebanyak 3 kali.
2. Dosis 0.5 ml dengan interval minimal 4 minggu, sebanyak 3
kali
3. suntikan.
4. Lokasi suntikan dipaha luar.
5. Injeksi IM.
 Polio
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap Penyakit Polio.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 2-11 bulan, sebanyak 4 kali.
2. Diberikan dengan meneteskan kedalam mulut
 Campak
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 9-11 bulan, sebanyak 1 kali.
2. Lokasi pemberian pada lengan kiri.
3. Dengan injeksi Subkutan
4. Dosis 0.5 ml
 Tetanus Toxoid
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tetanus.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 47
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Cara Pemberian
Diberikan pada murid kelas V SD, calon pengantin (PUS),
diberikan 2 kali dengan interval 4 minggu.
 Hepatitis B
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B

Tabel 4.2.3.3 Laporan Imunisasi di Wilayah Puskesmas Simalingkar Periode


Januari- Desember 2018

NO Kegiatan Target Sasaran Cakupan


1 IMUNISASI
- HB0 998 95 % Bayi 997 99,8 %
- BCG 1021 95 % Bayi 993 99,4 %
- OVP 1 1021 95 % Bayi 993 99,4 %
- DPT HB HIB 1 1021 95 % Bayi 997 99,8 %
- OVP 2 1021 90 % Bayi 997 99,8 %
- DPT HB HIB 2 1021 90 % Bayi 972 97,3 %
- OVP 3 1021 90 % Bayi 972 97,3 %
- DPT HB HIB 3 1021 90 % Bayi 986 98,7 %
- OVP 4 1021 90 % Bayi 986 98,7 %
- IPV 1021 40 % Bayi 275 27,5 %
- CAMPAK 1021 95 % Bayi 976 97,7 %
- IMUNISASI
DASAR 1021 95 % Bayi 976 97,7 %
LENGKAP
2 BIAS
DT kelas 1 SD 1232 95 % Kls 1 SD 1185 96,18 %
TD kelas 2 SD 1221 95 % Kls 2 SD 1160 95 %
3 Immunisasi Lanjutan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 48
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

DPT HB HIB
998 903 89,3%
lanjutan
Campak Lanjutan 998 666 65,9%

4.2.4. Peningkatan Gizi


Permasalahan gizi di Indonesia merupakan masalah yang cukup berat dan
komplit, pada hakekatnya dikarenakan keadaan ekonomi yang kurang dan
kurangnya pengetahuan tentang nilai gizi dari makanan yang ada. Penyakit-
penyakit karena kurangnya gizi di Indonesia adalah defisiensi protein kalori,
defisiensi vitamin A dan defisiensi yodium (gondok dan keratin).
Beberapa kegiatan usaha perbaikan gizi di Puskesmas, yaitu :
1. Mendata jumlah Balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
2. Melakukan survei terhadap keadaan gizi masyarakat terutama gizi Balita.
3. Melaksanakan pemberian vitamin A dosis tinggi untuk mencegah
defisiensi vitamin A pada Balita.
4. Memberikan tablet penambah darah untuk mencegah dan mengobati
anemia pada ibu hamil dan menyusui.
5. Melakukan demonstrasi menu makanan bergizi dengan harga murah dan
terjangkau di Posyandu dan Puskesmas.
6. Memberikan penyuluhan-penyuluhan terhadap masyarakat untuk
memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayuran dan buah-
buahan serta memelihara ternak terutama unggas.

Indikator keberhasilan program gizi adalah :


1. N/S : Yaitu jumlah Balita yang naik berat badannya dibagi jumlah
Balita yang ada di Pos Penimbangan = 40%
2. K/S : Yaitu jumlah Balita yang terdaftar dan mempunyai KMS bulan
ini dibagi jumlah Balita yang ada di Pos Penimbangan = 85%
3. N/D : Jumlah Balita yang naik berat badannya dibagi jumlah Balita
yang ditimbang bulan ini = 80%

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 49
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

4. D/K : Jumlah Balita yang ditimbang bulan ini dibagi jumlah Balita
yang terdaftar dan mempunyai KMS = 70%
5. D/S : Jumlah Balita yang ditimbang dibagi jumlah Balita yang ada di
Pos Penimbangan = 75%
6. Pemberian Vitamin A kepada Bayi : 90%,
7. Kepada Anak Balita : 90%,
8. Kepada Ibu Nifas : 90%
9. Pemberian tablet Fe kepada Ibu Hamil : 90%,
10. Kepada Ibu Nifas : 80%

TABEL 4.2.4. Data Pencapaian Program Gizi Puskesmas Simalingkar Tahun


2018
NO Kegiatan Target Sasaran Pencapaian
100
1 PL/ PA 33 100% Posyandu 33
%
K/S
2 4246 100% Bayi/ Balita 4530 91%
S = 4996
D/ S
3 3996 80% Bayi/ Balita 4022 81%
K = 4530
N/ S
4 1998 40% Bayi/ Balita 3021 60%
D = 4743
5 N/ D 3397 80% Bayi/ Balita, D 3557 75%
D/ K
6 4579 85% Bayi/ Balita, K 4741 89%
N = 4246
87,5
7 Fe Bumil 1119 85% Bumil 969
%
87,1
8 Fe Bufas 1091 90% Bufas 921
%
87,1
9 Vit A Bufas 1491 100% Bufas 921
%
10 Vit A Bayi Februari (498) 85% Bayi (6-11 bln) Feb: 429 86%

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 50
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Agustus (498) 85% Agst: 438 88%


Februari (3001) 85% Balita (12-59 bln) Feb : 2580 86%
11 Vit A Balita
Agustus (3001) 85% Agst: 2613 86%
11,3
Februari : 510 44% Ibu menyusui Feb: 58 %
12 ASI Eksklusif
Agustus : 510 44% (0-6 bln) Agst: 67 13,1
%
Penanganan Bayi 100
13 22 100% 22
Gizi Kurang Balita %
Penangan Gizi Bayi 100
14 0 100% 0
Buruk Balita %
Pemantauan & Ibu yg punya 100
15 12x 100% 12x
Penyuluhan balita %

4.2.4.1 Usaha Penanggulangan Diare


Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), diare adalah penyebab
nomor satu kematian balita diseluruh dunia. Diare berasal dari kata
diarroria (bahasa Yunani) yang berarti mengalir terus (to flow through).
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk
dan konsentrasi tinja, yang melembek sampai mencair, dan bertambahnya
frekuensi berak lebih dari pada biasanya.
Tujuan Umum:
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas
program dan sektor terkait.
Tujuan Khusus:
1. Tercapainya penurunan angka kesakitan
2. Terlaksananya tatalaksana diare sesuai standar
3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit
diare di masyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam
pencegahan, penanggulangan maupun pemberantasannya disemua
jenjang pelayanan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 51
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati, dan


melaksanakan hidup sehat melalui promosi kesehatan kegiatan
pencegahan sehingga kesakitan dan kematian karena diare dapat
dicegah.
5. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare di suatu
wilayah kerja yang meliputi target, kebutuhan logistic dan
pengelolannya.
Strategi
1. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar disarana
kesehatan melalui lima langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE)
2. Meningkatkan tatalaksana penderita diare dirumah tangga yang tepat
dan benar.
3. Meningkatkan SKD dan penganggulangan KLB Diare.
4. Melaksanakan upaya kegiatan pencegahan yang efektif
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
Kegiatan
1. Tatalaksana penderita diare
2. Surveilans epidemiologi
3. Promosi kesehatan
4. Pencegahan diare
5. Pengelolaan logistik
6. Pemantauan dan evaluasi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 52
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Tabel 4.2.4.1 Laporan Penyakit Diare di Wilayah Kerja Puskesmas


Simalingkar Kecamatan Medan Tuntungan Periode Januari - Desember
2018
JUMLAH KASUS
NO BULAN TOTAL
L P
1 Januari 51 48 99
2 Februari 64 41 105
3 Maret 45 35 80
4 April 45 55 100
5 Mei 49 44 93
6 Juni 56 53 109
7 Juli 48 41 89
8 Agustus 38 45 83
9 September 52 38 90
10 Oktober 30 42 72
11 November 70 53 123
12 Desember 36 50 86
Sumber: UPT Puskesmas Simalingkar Tahun 2018
4.2.5 Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat dipindahkan dari orang
atau hewan yang sakit, dari serervoir ataupun benda benda yang
mengandung bibit penyakit lainnya kemanusia sehat.
Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat.
Tujuan
1. Mencegah terjangkitnya penyakit.
2. Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
3. Menurunkan angka kematian dan kesakitan.
Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit meliputi kegiatan pasif,
dimana kegiatan pasif adalah penderita mengunjungi puskesmas.
Sedangakan kegiatan aktif dimana petugas melakukan kunjungan ke
rumah-rumah pasien untuk melakukan penyuluhan dan pengobatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 53
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Kegiatan P2M yang dilakukan di Puskesmas Martubung karena :


1. Masih tingginya angka penderita penyakit menular yangdapat dicegah
dengan imunisasi, misalnya: campak dan TB paru.
2. Masih tingginya penyakit menular yang berhubungan dengan hygiene
dan sanitasi, misalnya: diare.
3. Masih tingginya angka penyakit menular yang ditulari secara langsung,
misalnya: TB paru, ISPA, dan masih ada ditemukan poenyakit varisella.
4. Kegiatan-kegiatan P2M berupa:
a) Mencari kasus sedini mungkin untuk melakukan pengobatan.
b) Mengadakan imunisasi antara lain: BCG, DPT, Campak, Polio, DT
dan TT.
Langkah–langkah yang dilakukan dalam pengamatan dan pemberantasan
penyakit:
a) Mengumpulkan dan menganalisa data tentang penyakit.
b) Melaporkan penyakit menular.
c) Menyelidiki dilapangan untuk melihat ada tidaknya laporan yang
masuk menemukan kasus-kasus untuk mengetahui sumber
penularannya
Tindakan permulaan untuk menahan penularannya:
a) Menyembuhkan penderita hingga sehat.
b) Pemberian imunisasi.
c) Pemberantasan vektor nyamuk (PSN dan fogging).
d) Pendidikan kesehatan pada masyarakat agar mandiri tentang kesehatan
(penyuluhan PHBS).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 54
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Tabel 4.2.5.1 Laporan kasus Tb Paru periode 2018 di Puskesmas


Simalingkar
PEMERIKSAAN
NO BULAN TB TB EXTRA
SUSPEK BTA (+) BTA (-) Ro (+) SEMBUH
ANAK DM PARU
1 Januari 20 0 14 6 0 1 1 20
2 Februari 16 0 14 5 0 1 0 5
3 Maret 117 11 102 2 0 0 2 10
4 April 80 10 69 0 0 1 0 14
5 Mei 117 12 101 0 0 4 0 7
6 Juni 26 3 13 0 0 1 0 7
7 Juli 24 2 17 5 1 0 0 7
8 Agustus 18 0 12 0 2 3 1 5
9 September 10 2 10 4 0 0 0 15
10 Oktober 33 8 22 2 1 1 2 10
11 November 24 5 17 2 0 0 0 12
12 Desember 27 9 14 3 0 0 3 3

JUMLAH 512 62 405 29 4 12 9 115

4.2.6 Usaha Pengobatan


1. Melaksanakan diagnosa sedini mungkin melalui:
a. Mendapatkan riwayat penyakit
b. Mengadakan pemeriksaan fisik
c. Mengadakan pemeriksaan laboratorium
d. Membuat diagnosa
2. Melaksanakan tindakan pengobatan
3. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu.
Rujukan tersebut dapat berupa :
a. Rujukan Diagnostik
b. Rujukan pengobatan/rehabilitasi
c. Rujukan lain.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 55
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

4.2.7 Upaya Pencatatan dan Pelaporan


Tujuan
Untuk menilai hasil kerja yang sudah dilakukan dan dapat digunakan
sebagai bahan didalam menyusun rencana kerja.
1. Pembagian
a. Pencatatan
 Kegiatan administrasi
 Registrasi famili folder
 Registrasi kegiatan lain
b. Pelaporan
 Laporan kejadian luar biasa
 Laporan biasa, yaitu mencatat jumlah penyakit dan pengunjung
puskesmas
 Laporan mingguan, yaitu mencatat kasus penyakit menular
 Laporan bulanan, yaitu mencatat kegiatan puskesmas dan
posyandu
 Laporan triwulan, yaitu mencatat semua kegiatan puskesmas
dan rencana kerja selama triwulan.
 Laporan tahunan, yaitu mencatat semual laporan dalam satu
tahun yang diambil
 Laporan khusus berupa penyakit, kematian dan obat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 56
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Tabel 4.2.7.1 Laporan Kunjungan di Puskesmas Simalingkar


Januari – Desember Tahun 2018
B. Penyelenggaraan Pelayanan Klinis
1. Pelayanan Umum dan Tindakan
TABEL 21. Data Kunjungan Pasien Berobat ke Puskesmas Simalingkar Tahun 2018

JUMLAH KUNJUNGAN
NO BULAN
ASKES BPJS MANDIRI JAMKESMAS JPKMS TOTAL
UMUM
KUNJUNGAN RUJUKAN KUNJUNGAN RUJUKAN KUNJUNGAN RUJUKAN KUNJUNGAN RUJUKAN
1 JANUARI 124 920 412 902 426 285 88 236 87 3480
2 FEBRUARI 55 769 344 822 371 232 76 180 65 2914
3 MARET 66 821 400 809 456 241 94 216 88 3191
4 APRIL 63 844 362 804 334 212 79 231 84 3013
5 MEI 67 765 428 634 366 496 99 107 65 3027
6 JUNI 44 743 443 737 300 231 74 245 103 2920
7 JULI 77 625 236 724 255 126 56 165 71 2335
8 AGUSTUS 65 852 362 854 390 217 86 288 98 3212
9 SEPTEMBER 71 794 338 793 305 208 81 175 112 2877
10 OKTOBER 69 787 240 730 246 239 51 224 43 2629
11 NOVEMBER 74 709 275 778 269 190 76 280 106 2757
12 DESEMBER 45 676 214 722 258 212 51 296 66 2540
JUMLAH 820 9305 4054 9309 3976 2889 911 2643 988 34895

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 57
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Daftar 10 penyakit terbesar di Puskesmas Simalingkar


Tahun 2018
No Nama Penyakit Jumlah
1 Infeksi akut lain pada saluran pernafasan atas 4039
2 Penyakit pada sistem otot & jaringan 2066
pengikat (penyakit tulang belulang, radang
sendi termasuk rematik)
3 Penyakit tekanan darah tinggi 1499
4 Kecelakaan dan ruda paksa 996
5 Diare (termasuk tersangka kolera) 957
6 Penyakit dan Kelainan Susunan Syaraf 811
7 Penyakit lain pada saluran pernafasan atas 609
8 Penyakit kulit infeksi 533
9 Penyakit kulit alergi 530
10 Penyakit Pulpa dan jaringan periapikal 526

4.2 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas Simalingkar


4.3.1 Usaha kesehatan Sekolah atau UKS
Kegiatan UKS di puskesmas Simalingkar
1. Mendata jumlah murid sekolah.
2. Melakukan pemeriksaan berkala
3. Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra atau
ekstrakulikuler atau pelatihan dokter kecil/remaja
4. Memberikan pelatihan guru UKS
5. Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi, kesehatan
lingkungan, P2N, imunisasi, dll.
6. Melakukan PSN dan gotong royong
7. Membuat rencana kerja bulanan dan laporan kerja bulanan, triwulan
dan tahunan.
4.3.2 Upaya Kesehatan Olahraga
1. Pemeliharaan kesehatan berkala,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 58
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

2. Penentuan takaran latihan,


3. Pengobatan dengan latihan dan rehabilitasi,
4. Pengobatan akibat cedera latihan,
5. Pengawasan selama pemusatan latihan.
4.3.3 Upaya Perawatan Kesehatan
1. Asuhan keperawatan kepada individu di puskesmas maupun dirumah
berbagai tingkat umur, kondisi kesehatan, tumbuh kembang, dan jenis
kelamin.
2. Asuhan keperawatan yang diarahkan kepada keluarga sebagai unit
terkecil dari masyarakat (Keluarga Binaan).
3. Pelayanan perawatan kepada kelompok khusus. Khusus diantaranya ibu
hamil, anak balita, usia lanjut, dan sebagainya.
4. Pelayanan keperawatan pada tingkat masyarakat.
4.3.4 Upaya Kesehatan Kerja
Identifikasi masalah meliputi :
1. Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala untuk para pekerja
2. Pemeriksaan kasus terhadap pekerjaan yang datang berobat ke
puskesmas
3. Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja.
4.3.5 Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya kesehatan gigi dan mulut (UKGM) adalah upaya pokok yang
menjadi beban puskesmas yang bertujuan untuk mencegah dampak
pengobatan serta dapat diartikan pula kesehatan gigi dasar paripurna yang
ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat berpenghasilan rendah
khususnya kelompok masyarakat awam.
Kegiatan-kegiatan upaya kesehatan gigi dan mulut yang dapat dilaksanakan:
1. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan gigi, penambalan dan
pencabutan gigi.
2. Membuat rencana kerja dan laporan kegiatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 59
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Kegiatan yang dilakukan meliputi:


a. Pemeriksaan, pengobatan, perawatan gigi dan mulut serta rujukan,
penyuluhan kebersihan gigi pada pasien yang berobat di
Puskesmas.
b. Usaha kesehatan gigi dan anak sekolah (UKGS).
c. Usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM).

Laporan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Puskesmas Simalingkar


Tahun 2018
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
No Bulan Tumpatan Gigi Tetap Pencabutan Gigi Tetap Rasio Tumpatan/Pencabutan
L P L+P L P L+P L P L+P
1 Januari 2 10 12 8 4 12 0.33 0.8 0.54
2 Februari 3 9 12 5 10 15 0.62 0.47 0.51
3 Maret 1 7 8 6 12 18 0.22 0.55 0.38
4 April 3 8 11 10 12 22 0.07 0 0.04
5 Mei 6 6 12 4 11 15 0 0.4 0.28
6 Juni 3 4 7 5 4 9 0.66 0.07 0.26
7 Juli 3 7 10 15 10 25 0.66 0.69 0.68
8 Agustus 5 8 13 12 10 22 0.5 0 0.15
9 September 3 3 6 8 15 23 0.66 0.55 0.58
10 Oktober 7 5 12 10 11 21 0.22 0.18 0.2
11 November 4 8 12 4 12 16 0.13 0.28 0.2
12 Desember 5 3 8 9 12 21 1.5 0 0.33

JUMLAH 45 78 123 96 123 219 0.4 0.3 0.34

4.3.6 Upaya Kesehatan Jiwa


Masih dalam pelayanan langsung
4.3.7 Upaya Kesehatan Mata
1. Anamnesa.
2. Pemeriksaan visus dan mata luar, tes buta warna, tekanan bola mata, tes
saluran air mata, tes lapang pandang. Funduskopi, dan pemeriksaan
laboratorium.
3. Pengobatan dan pelaporan.
4.3.8 Upaya Kesehatan Lanjut Usia
1. Memelihara kesehatan para lansia
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 60
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

2. Kegiatan yang dilakukan:


a. Posyandu Lansia: Pemeriksaan Kesehatan, Penyuluhan Dan Senam
Lansia.
b. Surveilens penyakit tidak menular seperti DM, Hipertensi.
4.3.9 Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Pengobatan tradisional adalah salah satu pengobatan atau perawatan cara
lain diluar ilmu kedokteran atau keperawatan.
Tujuan
Melakukan pembinaan terhadap segala sarana, tenaga dan kegiatan
pengobatan tradisional diwilayah kerja
Kegiatan
 Memberikan pembinaan pengobatan tradisional kepada dukun patah,
shinse, dll.
 Memberikan penyuluhan tentang manfaat lingkungan sebagai bahan
untuk menanam TOGA.
 Menciptakan lingkungan hidup dengan PKK, LKMD, dan masyarakat.
 Program kegiatan upaya pembinaan pengobatan tradisional di Puskesmas
Simalingkar belum terlaksana dengan baik serta belum dilakukan
pencatatan dan pelaporan.
4.3.10 Laboratorium Sederhana
1. Pemeriksaan KGD, HB, Fiksasi dahak
2. Kegiatan yang dilakukan:
a. Mini lokarya puskesmas/lintas program.
b. Kegiatan lintas sektoral: Rapat lintas sektoral, Pertemuan PKK.
c. Pembinaan kasaran kesehatan: Pustu, Posyandu, Pos Kesehatan
keluarga, Rumah Sakit.
d. Berperan serta di kegiatan Tingkat Kecamatan dan Tingkat Kota.
e. Membimbing mahasiswa di kegiatan Tingkat Kecamatan dan
Tingkat Kota.
f. Peningkatan mutu SDM Puskesmas.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 61
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Capaian pelayanan Klinis Laboratorium Puskesmas Simalingkar


Tahun 2018
NO KEGIATAN TARGET CAPAIAN
1 Waktu tunggu pemeriksaan laboratorium < 100% 100%
15 menit
2 Tidak adanya kesalahan pemberian hasil 100% 100%
pemeriksaan laboratorium
3 Kepuasan pelanggan 100% 80%

4 Jam pelayanan : 08.00 - 14.00 100% 100 %

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 62
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

BAB V
LAPORAN KEGIATAN
Laporan Kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Medan dan Puskesmas
Simalingkar

Senin, 27 Mei 2019


No Waktu Kegiatan
1. 07.30-08.00 Apel Pagi di Dinas Kesehatan Kota Medan

2. 08.30-10.30 Pembekalan Dinas Kesehatan Kota Medan

3. 10.30-12.00 Pembekalan Dinas Kesehatan Kota Medan

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Simalingkar


Selasa, 28 Mei 2019
No Nama Waktu Kegiatan
1. Sekelompok 07.50-08.00 Apel Pagi di Puskesmas
Simalingkar
2. Sekelompok 08.00-09.00 Perkenalan dan Pengarahan
oleh Ka. Puskesmas
Simalingkar
3. Sekelompok 09.00-10.00 Perkenalan dan Pengarahan
oleh pegawai masing-masing
ruangan di Puskesmas
Simalingkar
4. Musdalifah 10.00-12.00 Poliklinik Anak

5. Santa 10.00-12.00 Poliklinik Umum


Ines
6. Jan 10.00-12.00 Poliklinik Prioritas
Novalina

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 63
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

7. Aussie 10.00-13.00 Melakukan kegiatan PISPK


Dian di Jl. Lizadri Putra, Simpang
Wira Selayang
Eva
8. Sekelompok 14.00 Apel Siang di Puskesmas
Simalingkar

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Simalingkar


Rabu, 29 Mei 2019
No Nama Waktu Kegiatan
1. Sekelompok 07.50-08.00 Apel Pagi di Puskesmas
Simalingkar
2. Jan 08.00-10.00 Poliklinik Anak

3. Ines 08.00-10.00 Poliklinik Umum


Aussie
4. Eva 08.00-10.00 Poliklinik Prioritas
Novalina
5. Musdalifah 10.00-13.00 Melakukan kegiatan PISPK
Wira di Jl. Stella I, Simpang
Santa Selayang
Dian
6. Sekelompok 14.00 Apel Siang di Puskesmas
Simalingkar

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Simalingkar


Kamis, 30 Mei 2019
No Nama Waktu Kegiatan

LIBUR

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 64
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Simalingkar


Jumat, 31 Mei 2019
No Nama Waktu Kegiatan
1. Sekelompok 07.50-08.00 Apel Pagi di Puskesmas
Simalingkar
2. Jan 08.00-10.00 Poliklinik Anak

3. Wira 08.00-10.00 Poliklinik Umum


Santa
4. Dian 08.00-10.00 Poliklinik Prioritas

5. Ines 10.00-13.00 Melakukan kegiatan Foging


Musdalifah di Perumahan Bekala Asri.
Nova
Eva
Aussie
6. Sekelompok 14.00 Apel Siang di Puskesmas
Simalingkar

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Simalingkar


Sabtu, 1 Juni 2019 – Sabtu, 8 Juni 2019
No Nama Waktu Kegiatan

LIBUR

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Simalingkar


Senin, 10 Juni 2019
No Nama Waktu Kegiatan
1. Sekelompok 07.50-08.00 Apel Pagi di Puskesmas
Simalingkar
2. Sekelompok 08.00-12.30 Melakukan kegiatan
Posyandu dan penyuluhan
tentang imunisasi di Jl.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 65
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Irigasi dan Jl. Pinem.

3. Sekelompok 14.00 Apel Siang di Puskesmas


Simalingkar.

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Simalingkar


Selasa, 11 Juni 2019
No Nama Waktu Kegiatan
1. Sekelompok 07.50-08.00 Apel Pagi di Puskesmas
Simalingkar.

2. Wira 08.00-10.00 Poliklinik Umum


Santa
3. Aussie 08.00-10.00 Poliklinik Prioritas
Dian
4. Jan 08.00-10.00 Poliklinik Anak

5. Ines 10.00-12.00 Melakukan kegiatan


Eva Posyandu Lingkungan I.
6. Musdalifah 10.00-12.00 Melakukan kegiatan UKK di
Novalina Jl. Kapitan Purba

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Simalingkar


Rabu, 12 Juni 2019
No Nama Waktu Kegiatan
1. Sekelompok 07.50-08.00 Apel Pagi di Puskesmas
Simalingkar.
2. Sekelompok 09.00-09.30 Melakukan kegiatan senam
pagi dan penyuluhan Hipertensi
di HKBP Simalingkar, Jl.
Bawang 8 No.2
2. Sekelompok 09.30-12.30  Memberikan penyuluhan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 66
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

tentang Cuci Tangan di SD


Negeri 72 dan 21.
 Melakukan penjaringan
(pemeriksaan mata, telinga,
gigi, dan mengukur tinggi
badan serta berat badan) di
SD Negeri 72 dan 21.
3. Sekelompok 14.00 Apel Siang di Puskesmas
Simalingkar.

Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Simalingkar


Kamis, 13 Juni 2019
No Nama Waktu Kegiatan

1. Sekelompok 07.50-08.00 Apel Pagi di Puskesmas


Simalingkar
2. Sekelompok 08.00-10.00 Responsi dengan Kepala
Puskesmas Simalingkar
3. Sekelompok 10.00-11.00 Melakukan kegiatan senam Ibu
hamil di Kelurahan Mangga

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 67
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Topik : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Tempat : Jl. Lizadri Putra, Simpag Selayang.
Hari/Tanggal : Senin, 28 Mei 2019
Pukul : 10.00 – 13.00 WIB
Pembicara : Aussie, Wira, Eva, Dian
Peserta/Sasaran : Seluruh masyarakat yang hadir di jl. Lizadri Putra, Medan
Selayang

I. Tujuan Utama
Penyuluhan ini dilaksanankan agar masyarakat lebih memahami pengetian
dan penerapan PHBS

II. Tujuan Khusus


 Mengetahui definisi PHBS
 Mengetahui manfaat PHBS
 Mengetahui tatanan PHBS

III. Sub Topik


 Definisi PHBS
 Manfaat PHBS
 Tatanan PHBS

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Kegiatan Penyuluhan Metode
Mengucapkan Salam
 Memperkenalkan diri
1. Pembukaan Ceramah
 Menjelaskan tujuan umum dan
Khusus

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 68
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

2. Inti  Definisi PHBS Ceramah


2.1 Ceramah  Manfaat PHBS
 Tatanan PHBS

Memberikan kesempatan kepada


peserta dan menyimpulkan bahan
2.2 Tanya Jawab penyuluhan yang telah diberikan Tanya Jawab

2.3 Kesimpulan Ceramah

3. Penutup Salam Penutup Ceramah

V. Metode
 Ceramah
 Tanya Jawab

VI. Media
 Flip Chart
 Leaflet

VII. Materi

PHBS
A. DEFINISI
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena
kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu
menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif
dalam aktivitas masyarakat.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 69
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

B. MANFAAT
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut
agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan.
Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.
 Manfaat PHBS Di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa,guru dan
masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat
untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses
belajarmengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan
sekolah menjadi sehat.
 Manfaat PHBS Di Rumah Tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga
sehat dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di
Rumah tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan
kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah tangga sehat
mampu meningkatkan produktifitas anggota rumah tangga dan manfaat
phbs rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk
menerapkan pola hidup sehat dan anak dpt tumbuh sehat dan tercukupi
gizi.
 Manfaat PHBS Di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para
pekerja agar tahu dan mau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat
PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan
kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas kerja
dan meningkatkan citra tempat kerja yang positif .

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 70
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

 Manfaat PHBS di Masyarakat


Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat
memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan
kesehatan yang bersumber dari masyarakat.

C. Tatanan PHBS
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian
dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan
PBHS yang dapat menjadi simpul – simpul untuk memulai proses
penyadartahuan tentang perilaku hidup bersih sehat :
 PHBS di Rumah tangga
 PHBS di Sekolah
 PHBS di Tempat kerja
 PHBS di Sarana kesehatan
 PHBS di Tempat umum

PHBS di Rumah Tangga


Rumah Tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10
PHBS di Rumah Tangga, yaitu :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menurunkan resiko
gangguan pasca persalinan dan mencegah infeksi neonatus.
2. Memberi bayi ASI Ekslusif
Asi ekslusif secara nyata mampu menekan angka kematian balita,
memberikan Asi ekslusif tidak hanya memberikan manfaat bagi bayi
namun bermanfaat juga bagi ibu. Ibu yang menyusui 20 persen
terhindar dari resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim.
3. Menimbang balita setiap bulan
Jika keluarga memiliki balita wajib membawanya ke pos yandu untuk
dilakukan penimbangan. Menimbang berat badan merupakan parameter

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 71
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

untuk menentukan status gizi balita, dengan melakukan penimbangan


setiap bulan dapat diketahui pertumbuhan dan perkembangan balita
serta dapat diketahui lebih awal jika terdapat indikasi kekurangan gizi.
4. Menggunakan air bersih
Berbagai penyakit dapat diakibatkan oleh penggunaan air yang tidak
bersih. Jika kondisi air yang digunakan tidak jernih, keruh atau berbau
sebaiknya air yang digunakan diolah terlebih dahulu agar menjadi air
bersih dengan menggunakan saringan sederhana.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Membiasakan untuk mencuci tangan setelah melakukan pekerjaan dan
ketika akan mengerjakan suatu pekerjaan hal ini secara nyata telah
mencegah perpindahan kuman dan penyebaran penyakit yang
disebabkan oleh berbagai bakteri penyebab infeksi antara lain hepatitis
B, HIV/AIDS.
6. Menggunakan jamban sehat
Kotoran manusia merupakan sumber penyebaran penyakit yang sangat
kompleks antara lain tipus, disentri, kolera, berbagai macam penyakit
cacing, schisosomiasis dan sebagainya. Secara langsung kotoran ini
dapat mengkontaminasi makanan, minuman, sumber air, tanah dan
sebagainya.
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
Mencuci dan membersihkan bak mandi dan tempat-tempat
penyimpanan air minimal seminggu sekali dan mengubur kaleng-kaleng
bekas tindakan ini merupakan cara memberantas jentik-jentik nyamuk
demam berdarah. Karena nyamuk demam berdarah bertelur di tempat
genangan/penampungan air jernih bukan air got atau sejenisnya.
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Sayur dan buah merupakan sumber gizi yang lengkap dan sehat serta
mudah didapatkan. Dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
kebutuhan gizi dapat terpenuhi.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 72
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari


Aktifitas fisik, gerak badan atau melakukan pekerjaan di rumah akan
meningkatkan kekuatan otot dan menyehatkan badan.
10. Tidak merokok didalam rumah
Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orang–
orang disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam
rumah.

PHBS DI SEKOLAH
PHBS Di Sekolah merupakan langkah untuk memberdayakan siswa,guru dan
masyarakat lingkungan sekolah agar bisa dan mau melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat dalam menciptakan sekolah yang sehat.
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
Sebaiknya tiap kelas mempunyai satu tempat cuci tangan untuk siswa.
Tempatnya permanen, berbentuk kran air yang mengalir. Bukan yang diam
seperti menyediakan satu timba air. Untuk menunjangnya, sekolah harus
menyediakan sabun dan handuk sebagai sarana pelengkap cuci tangan.
Ingatkan siswa untuk mencuci tangan tiap menjelang dan sesudah istirahat,
selesai melakukan pekerjaan, dan menyentuh makanan.
2. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Indikator ini juga bisa kita maknai seluruh warga sekolah hanya jajan di
warung atau kantin yang disediakan sekolah. Siswa tidak dipaksa membeli
jajan atau makanan di kantin, tapi menyadari sendiri jajan disini sudah bersih
dan memenuhi standar layak.
Yang perlu diperhatikan adalah makanan yang banyak mengandung bahan
berbahaya. Seperti pewarna, pengawet, pengenyal, dan sejenisnya. Tahukah
anda trik mendeteksinya? Untuk formalin, cukup kita pakai tusuk gigi yang
kita tusukkan pada kunyit, setelah itu kita tusukkan pada bakso. Kalau
warnanya berubah, itu tandanya ada formalin.
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Banyaknya jamban yang ada di sekolah mengikuti aturan berikut:

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 73
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Jamban siswa putri = jumlah siswa putri : 20


Jamban siswa putra = jumlah siswa putra : 25
Sangat dilarang menggunakan satu ruang untuk dipakai bersama siswa laki-
laki dan perempuan, meskipun masih di usia yang sangat dini. Mungkin ada
yang seperti ini, terutama sekolah-sekolah kecil.
Penggunaan satu ruang jamban bersama-sama sangat berpotensi
meningkatkan penularan penyakit. Sehingga tidak cukup terpisah, jamban
sekolah juga cukup ventilasi, pencahayaan, tersedia tempat sampah dan alat-
alat pembersih.
4. Olahraga yang teratur dan terukur
Berolahraga sudah masuk pada kurikulum pembelajaran di semua sekolah.
Idealnya anak berolahraga tidak hanya seminggu sekali waktu ada pelajaran
tersebut, namun setiap hari. Cara mudahnya adalah melakukan senam pagi
bersama seluruh warga sekolah.
5. Memberantas jentik nyamuk
Tiap sekolah harus punya Jumantik, yaitu juru pemantau jentik. Yang
tugasnya mengamati adanya bibit-bibit penyakit yang berasal dari jentik
nyamuk di tempat-tempat tergenangnya air. Kalau tidak adapun kita bisa
mencegah penyebarannya, yaitu menguras bak mandi tiap kurang dari 7 hari.
Artinya tiap minggu bak wajib dibersihkan.
Kenapa tujuh hari? Karena itulah waktu yang dibutuhkan jentik nyamuk
sampai bisa terbang. Lebih dari itu, perkembangannya akan lebih cepat lagi.
Selain itu, upayakan melaksanakan 3M seperti yang biasa kita dengar. Yaitu
menguras dan menyikat tempat penampungan air, menutup dengan rapat
tempat penampungan air, serta mengubur barang bekas yang bisa
menampung air hujan.
6. Tidak merokok di sekolah
Ada banyak zat kimia yang terkandung pada sebatang rokok. Parahnya zat-zat
tersebut bukan hanya berbahaya bagi perokok, namun lebih berbahaya bagi
orang di sekitarnya. Artinya ada anak-anak yang berpotensi menderita
bahaya asap rokok yang ada di sekolah.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 74
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Meski sudah ada himbauan serius menerapkani lingkungan sekolah tanpa


asap rokok, nyatanya belum berjalan efektif. Sebabnya warga sekolah banyak
juga yang merokok, baik guru, kepala sekolah, atau penjaga. Perlu sikap lebih
bijak kalau belum bisa meninggalkannya.
Pantangan terbesar adalah merokok yang sampai diketahui siswa. Itu harus
dihindari di era siswa saat ini. Mereka akan mudah menemukan alasan untuk
mengikuti kebiasaan buruk itu.
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Indikator sekolah sehat berikutnya yaitu adanya catatan periodik berat dan
tinggi siswa. Kita tahu begitu cepatnya pertumbuhan dan perkembangan
siswa, sehingga perlu pencatatan perubahan tubuhnya secara rutin.
Dengan memegang catatan berat dan tinggi badan siswa maka guru mudah
memprediksi kondisi kesehatan dan gizinya. Sekolah dapat menjadwalkan
penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi secara rutin tiap bulan, atau
2 bulan sekali, maksimal 6 bulan sekali. Serta menyiapkan sarana yang
memudahkan proses penimbangan dan pengukuran itu.
8. Membuang sampah pada tempatnya
Tiap ruang yang ada di sekolah perlu ada minimal satu tempat sampah.
Sampah tidak boleh mengendap lebih satu hari. Artinya tiap hari sampah itu
harus dibuang ke tempat pembuangan akhir. TPA (tempat pembuangan akhir)
diatur jaraknya jangan sampai terlalu dekat dengan kelas siswa belajar.
Guru juga bisa belajar mengolah sampah itu menjadi barang yang berguna
(daur ulang). Banyak produk berguna sekarang yang merupakan produk
olahan sampah. Hal ini tentu akan lebih berkesan kalau mengajak siswa
terlibat dalam proses daur ulang itu.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 75
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

I. Dokumentasi

Gambar 1. Pemasangan stiker PHBS

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 76
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


CUCI TANGAN

Topik : Cuci Tangan


Tempat : SD Impres 72 dan 22
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Juni 2019
Pukul : 09.30 – 12.00 WIB
Pembicara : Sekelompok
Peserta/Sasaran : Siswa/i SD Impres 72 dan 22 kelas 1- 6

I. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan mengenai cuci tangan, diharapkan kepada
seluruh pasien yang berobat ke Puskesmas Desa Simalingkar mengetahui
manfaat mencuci tangan.

II. Tujuan Khusus


Memberikan informasi dan pengetahuan kepada pasien tentang manfaat
mencuci tangan.

III. Sub Topik


Masih banyak pasien yang mengaku jarang mencuci tangan setelah
beraktivitas.
Pemecahan masalah
Memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya mencuci tangan dan
manfaat dari mencuci tangan.

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Kegiatan Penyuluhan Metode
1 Pembukaan  Mengucapkan Salam Ceramah
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum dan khusus

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 77
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

2 Inti Memberikan informasi dan pengetahuan Ceramah


2.1 Ceramah kepada pasien tentang manfaat mencuci
tangan.

2.2 Tanya Memberikan kesempatan kepada peserta Tanya


Jawab untuk bertanya Jawab
Menyimpulkan bahan penyuluhan yang telah
diberikan

2.3 Ceramah
Kesimpulan
3 Penutup Salam Penutup Ceramah

V. Metode
 Ceramah
 Tanya Jawab

VI. Media
 Poster Buatan

VII. Teori Mencuci Tangan


CUCI TANGAN
A. Definisi cuci tangan
Menurut Tim Depkes (1987) mencuci tangan adalah membersihkan
tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari sampai siku dan lengan
dengan cara tertentu sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu menurut
Perry & Potter (2005), mencuci tangan merupakan teknik dasar yang
paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan infeksi. Cuci tangan
adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanik dari kulit
kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 78
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Sedangkan menurut Purohito (1995) mencuci tangan merupakan


syarat utama yang harus dipenuhi sebelum melakukan tindakan
keperawatan misalnya: memasang infus, mengambil spesimen. Infeksi
yang di akibatkan dari pemberian pelayanan kesehatan atau terjadi pada
fasilitas pelayanan kesehatan.Infeksi ini berhubungan dengan prosedur
diagnostik atau terapeutik dan sering termasuk memanjangnya waktu
tinggal di rumah sakit.
Mencuci tangan adalah membasahi tangan dengan air mengalir
untuk menghindari penyakit, agar kuman yang menempel pada tangan
benar-benar hilang. Mencuci tangan juga mengurangi pemindahan
mikroba ke pasien dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang
berada pada kuku, tangan , dan lengan.
Cuci tangan harus dilakukan dengan baik dan benar sebelum dan
sesudah melakukan tindakan perawatan walaupun memakai sarung tangan
atau alat pelindung lain. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan atau
mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran
penyakit dapat di kurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi.Tangan harus
di cuci sebelum dan sesudah memakai sarung tangan.Cuci tangan tidak
dapat digantikan oleh pemakaian sarung tangan.

B. Tujuan cuci tangan


Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu
untuk Mengangkat mikroorganisme yang ada di tangan, Mencegah infeksi
silang (cross infection), Menjaga kondisi steril, Melindungi diri dan pasien
dari infeksi, Memberikan perasaan segar dan bersih.

C. Indikasi cuci tangan


Indikasi untuk mencuci tangan menurut Depkes RI. (1993) adalah :
Sebelum melakukan prosedur invasif misalnya : menyuntik, pemasangan
kateter dan pemasangan alat bantu pernafasan, Sebelum melakukan asuhan
keperawatan langsung, Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 79
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar dengan mikroorganisme


khususnya pada tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah,
selaput lendir, cairan tubuh, sekresi atau ekresi, Setelah menyentuh benda
yang kemungkinan terkontaminasi dengan mikroorganisme virulen atau
secara epidemiologis merupakan mikroorganisme penting. Benda ini
termasuk pengukur urin atau alat penampung sekresi. Setelah melakukan
asuhan keperawatan langsung pada pasien yang terinfeksi atau
kemungkinan kolonisasi mikroorganisme yang bermakna secara klinis atau
epidemiologis Setiap kontak dengan pasien-pasien di unit resiko tinggi
Setelah melakukan asuhan langsung maupun tidak langsung pada pasien
yang tidak infeksius.

D. Keuntungan mencuci tangan


Menurut Puruhito (1995), cuci tangan akan memberikan
keuntungan Dapat mengurangi infeksi nosocomial, Jumlah kuman yang
terbasmi lebih banyak sehingga tangan lebih bersih dibandingkan dengan
tidak mencuci tangan Dari segi praktis, ternyata lebih murah dari pada
tidak mencuci tangan sehingga tidak dapat menyebabkan infeksi
nosokomial.

E. Macam- macam cuci tangan dan cara cuci tangan


Cuci tangan dalam bidang medis dibedakan menjadi beberapa tipe,
yaitu cuci tangan medical (medical hand washing), cuci tangan surgical
(surgical hand washing) dan cuci tangan operasi (operating theatre hand
washing). Adapun cara untuk melakukan cuci tangan tersebut dapat
dibedakan berbagai cara :

Teknik mencuci tangan biasa


Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir atau yang disiramkan, biasanya
digunakan sebelum dan sesudah melakukan tindakan yang tidak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 80
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

mempunyai resiko penularan penyakit. Peralatan yang dibutuhkan untuk


mencuci tangan biasa adalah setiap wastafel dilengkapi dengan peralatan
cuci tangan sesuai standar rumah sakit (misalnya kran air bertangkai
panjang untuk mengalirkan air bersih, tempat sampah injak tertutup yang
dilapisi kantung sampah medis atau kantung plastik berwarna kuning
untuk sampah yang terkontaminasi atau terinfeksi), alat pengering seperti
tisu, lap tangan (hand towel), sarung tangan (gloves), sabun cair atau
cairan pembersih tangan yang berfungsi sebagai antiseptik, lotion tangan,
serta di bawah wastefel terdapat alas kaki dari bahan handuk.
a. Melepaskan semua benda yang melekat pada daerah tangan,
seperti cincin atau jam tangan.
b. Mengatur posisi berdiri terhadap kran air agar memperoleh posisi
yang nyaman.
c. Membuka kran air dengan mengatur temperatur airnya.
d. Menuangkan sabun cair ke telapak tangan.
e. Melakukan gerakan tangan, dimulai dari meratakan sabun
dengan kedua telapak tangan, kemudian kedua punggung telapak
tangan saling menumpuk, bergantian, untuk membersihkan sela-
sela jari.
f. Membersihkan ujung-ujung kuku bergantian pada telapak
tangan.
g. Membersihkan kuku dan daerah sekitarnya dengan ibu jari secara
bergantian kemudian membersihkan ibu jari dan lengan secara
bergantian.
h. Membersihkan (membilas) tangan dengan air yang mengalir
sampai bersih sehingga tidak ada cairan sabun dengan ujung
tangan menghadap ke bawah.
i. Menutup kran air menggunakan siku, bukan dengan jari, karena
jari yang telah selesai kita cuci pada prinsipnya bersih.
j. Pada saat meninggalkan tempat cuci tangan, tempat tersebut
dalam keadaan rapi dan bersih. Hal yang perlu diingat setelah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 81
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

melakukan cuci tangan yaitu mengeringkan tangan dengan hand


towel.

Prosedur kerja cara mencuci tangan biasa adalah:

Teknik mencuci tangan aseptik


Mencuci tangan aseptik yaitu cuci tangan yang dilakukan sebelum
tindakan aseptik pada pasien dengan menggunakan antiseptik. Mencuci tangan
dengan larutan disinfektan, khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan
pasien yang mempunyai penyakit menular atau sebelum melakukan tindakan
bedah aseptik dengan antiseptik dan sikat steril.
Prosedur mencuci tangan aseptik sama dengan persiapan dan prosedur
pada cuci tangan higienis atau cuci tangan biasa, hanya saja bahan deterjen atau
sabun diganti dengan antiseptik dan setelah mencuci tangan tidak boleh
menyentuh bahan yang tidak steril.

Teknik mencuci tangan steril


Teknik mencuci tangan steril adalah mencuci tangan secara steril (suci
hama), khususnya bila akan membantu tindakan pembedahan atau operasi.
Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan steril adalah menyediakan bak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 82
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

cuci tangan dengan pedal kaki atau pengontrol lutut, sabun antimikrobial (non-
iritasi, spektrum luas, kerja cepat), sikat scrub bedah dengan pembersih kuku dari
plastik, masker kertas dan topi atau penutup kepala, handuk steril, pakaian di
ruang scrub dan pelindung mata, penutup sepatu.
Prosedur kerja cara mencuci tangan steril adalah sebagai berikut:
1. Terlebih dahulu memeriksa adanya luka
terpotong atauabrasi pada tangan dan jari,
kemudian melepaskan semua perhiasanmisalnya
cincin atau jam tangan.
2. Menggunakan pakaian bedah sebagai proteksi
perawatyaitu: penutup sepatu, penutup kepala
atau topi, masker wajah,pastikan masker
menutup hidung dan mulut anda dengan
kencang.Selain itu juga memakai pelindung
mata.
3. Menyalakan air dengan menggunakan lutut atau
controldengan kaki dan sesuaikan air untuk suhu
yang nyaman.
4. Membasahi tangan dan lengan bawah secara
bebas, mempertahankankan tangan atas berada
setinggi siku selama seluruh prosedur.
5. Menuangkan sejumlah sabun (2 sampai 5 ml) ke
tangan dan menggosok tangan serta lengan
sampai dengan 5 cm di atas siku.
6. Membersihkan kuku di bawah air mengalir
dengan tongkat oranye atau pengikir.
Membuang pengikir setelah selesai digunakan.
7. Membasahi sikat dan menggunakan sabun
antimikrobial.
8. Menyikat ujung jari, tangan, dan lengan.
Menyikat kuku tangan sebanyak 15 kali

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 83
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

gerakan. Dengan gerakan sirkular, menyikat


telapak tangan dan permukaan anterior jari 10
kali gerakan. Menyikat sisi ibu jari 10 kali
gerakan dan bagian posterior ibu jari 10
gerakan. Menyikat samping dan belakang tiap
jari 10 kali gerakan tiap area, kemudian sikat
punggung tangan sebanyak 10 kali gerakan.
Seluruh penyikatan harus selesai sedikitnya 2
sampai 3 menit.
9. kemudian bilas sikat secara seksama. Dengan
tepat mengingat, bagi lengan dalam tiga bagian.
Kemudian mulai menyikat setiap permukaan
lengan bawah lebih bawah dengan gerakan
sirkular selama 10 kali gerakan; menyikat
bagian tengah dan atas lengan bawah dengan
cara yang samasetelah selesai menyikat buang
sikat yang telah dipakai. Dengan tangan fleksi,
mencuci keseluruhan dari ujung jari sampai siku
satu kali gerakan, biarkan air mengalir pada
siku.
10. Mengulangi langkah 8 sampai 10 untuk lengan
yang lain.
11. Mempertahankan lengan tetap fleksi, buang
sikat kedua dan mematikan air dengan pedal
kaki. Kemudian mengeringkan dengan handuk
steril untuk satu tangan secara seksama,
menggerakan dari jari ke siku dan
mengeringkan dengan gerakan melingkar.
12. Mengulangi metode pengeringan untuk tangan
yang lain dengan menggunakan area handuk
yang lain atau handuk steril baru.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 84
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

13. Mempertahankan tangan lebih tinggi dari siku


dan jauh dari tubuh anda. Perawat memasuki
ruang operasi dan melindungi tangan dari
kontak dengan objek apa pun.

VIII. Dokumentasi

Gambar 1. Menjelaskan cara cuci tangan yang benar

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 85
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Gambar 2. Demonstrasi oleh siswa dan siswi SD Impres 72 dan 22

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 86
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


HIPERTENSI

Topik : Hipertensi
Tempat : Gereja HKBP, jl. Bawang Simalingkar
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Juni 2019
Waktu : 09.00 WIB s/d 10.00 WIB
Pembicara : Daniel dan Martha
Peserta/Sasaran : Lansia yang melakukan senam di Gereja HKBP, jl.
Bawang Simalingkar

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan Hipertensi maka yang diharapkan adalah
Lansia di Kelurahan Mangga mengetahui tentang hipertensi.

II. Tujuan Khusus


Setelah diberikan penyuluhan Hipertensi diharapkan lansia mampu:
 Mengetahui pengertian hipertensi
 Mengetahui penyebab hipertensi
 Mengetahui gejala hipertensi
 Mengetahui faktor resiko hipertensi
 Mengetahui komplikasi hipertensi
 Mengetahui penatalaksanaan hipertensi

III. Sub Topik


 Pengertian Hipertensi
 Penyebab Hipertensi
 Gejala Hipertensi
 Faktor resiko Hipertensi
 Komplikasi Hipertensi
 Penatalaksanaan Hipertensi
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 87
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Kegiatan Penyuluhan Metode
1 Pembukaan  Mengucapkan Salam Ceramah
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum dan khusus
2 Inti 1. Pengertian Hipertensi Ceramah
2.1 Ceramah 2. Penyebab Hipertensi
3. Gejala Hipertensi
4. Faktor resiko Hipertensi
5. Komplikasi Hipertensi
6. Penatalaksanaan Hipertensi

2.2 Tanya Jawab Memberikan kesempatan kepada Tanya


peserta untuk bertanya Jawab
Menyimpulkan bahan penyuluhan yang
telah diberikan

2.3 Kesimpulan Ceramah


3 Penutup Salam Penutup Ceramah

V. Metode
 Ceramah
 Tanya Jawab

VI. Media
 Poster Buatan
 Leaflet

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 88
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

VII. Teori
HIPERTENSI
Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan persisten
pada pembuluh darah arteri, dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
tekanan diastolik ≥ 90 mmHg (WHO, 2013). Penyakit hipertensi sering disebut
sebagai silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu
kalau dirinya mengidap hipertensi.

Penyebab Hipertensi
Hipertensi bisa di kategorikan menjadi 2 jenis, yaitu primer dan sekunder
dengan penyebab yang berbeda, yaitu :
1. Hipertensi primer : sekitar 90 % dari kasus hipertensi adalah hipertensi
primer, tidak ada penyebab yang bisa diidentifikasi dan sebagian besar
terkait dengan faktor keturunan, kepribadian stress mental, dan obesitas.
2. Hipertensi sekunder : hipertensi umumnya disebabkan oleh penyakit lain
atau perubahan pada kondisi kesehatan, misalnya penyakit ginjal, dan
gangguan endokrin (hipertiroid dan hiperaldesteronisme). Tekanan darah
pasien akan kembali normal jika penyakit tersebut sudah disembuhkan.

Faktor Resiko Hipertensi


a. Faktor resiko yang tidak dapat di ubah :
1. Umur : resiko akan meningkat seiring dengan pertambahan usia.
2. Jenis kelamin
3. Faktor genetik
b. Faktor resiko yang dapat di ubah :
Faktor resiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita
hipertensi antara lain :
1. Merokok
2. Konsumsi garam berlebih
3. Berat badan berlebih / Obesitas

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 89
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

4. Diet rendah serat


5. Kurang melakukan aktivitas fisik
6. Konsumsi alkohol
7. Dislipidemia (kolesterol tinggi)
8. Stress emosional

Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (2007)


Kategori TD Sistolik (mmHg) TD Diastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Pre-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage 1 140-159 90-99
Hipertensi stage 2 >160 >100
Hipertensi sistolik >140 <90
terisolasi
Untuk menegakkan diagnosis hipertensi dilakukan pengukuran tekanan darah
minimal 2 kali dengan jarak 1 minggu.

Gejala Hipertensi :
Tidak semua penderita hipertensi mengenali atau merasakan keluhan maupun
gejala, sehingga hipertensi sering dijuluki sebagai pembunuh diam-diam (silent
killer).
Keluhan-keluhan pada penderita hipertensi antara lain :
1. Sakit atau nyeri kepala
2. Gelisah
3. Jantung berdebar-debar
4. Pusing
5. Penglihatan kabur
6. Rasa sakit di dada
7. Mudah lelah.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 90
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Komplikasi Hipertensi
Jika tekanan darah tidak terkontrol, hipertensi dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi seperti :
1. Penyakit jantung : peningkatan tekanan darah akan meningkatkan
resistensi pembuluh darah, memberikan beban tambahan pada jantung, dan
akan menyebabkan kegagalan jantung.
2. Stroke : pecahnya aneurisma (pembuluh darah yang bengkak) di otak bisa
menyebabkan stroke. Hipertensi yang tidak terkendali bisa menyebabkan
pembekuan darah di arteri karotis di leher. Bekuan darah tersebut bisa
menyebabkan stroke emboli bila memasuki otak.
3. Penyakit ginjal : hipertensi yang tidak terkendali akan mempengaruhi
arteri di ginjal, menyebabkan kerusakan pada fungsi ginjal.
4. Retinopati (kerusakan retina) : hipertensi yang tidak terkendali akan
mempengaruhi arteriol (cabang arteri) di mata, sehingga menyebabkan
lesi.
5. Penyakit pembuluh darah tepi
6. Gangguan saraf
7. Gangguan serebral (otak)

Penatalaksanaan Hipertensi
Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan melakukan perubahan
gaya hidup dan terapi farmakologis.
Untuk mempertahankan kebiasaan gaya hidup yang baik, penderita harus berhenti
merokok, mengurangi konsumsi minuman beralkohol, mengendalikan berat
badan, memperhatikan diet, menghindari asupan garam secara berlebihan dan
melakukan aktivitas fisik secara berkala.
Kemenkes RI (2014) menyatakan bahwa makanan yang harus dihindari atau
dibatasi oleh penderita hipertensi adalah :
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kepala).

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 91
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

b. Makanan yang diolah dengan garam natrium (biscuit, crackers, keripik,


dan makanan kering yang asin).
c. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, sayuran dan buah-
buahan dalam kaleng, soft drink).
d. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, ikan asin, udang
kering, telur asin, selai kacang).
e. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewaniyang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing,
kuning telur, kulit ayam).
f. Bumbu-bumbu penyedap rasa.
g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

Terapi Farmakologis :
1. Hipertensi tanpa compelling indication
a. Hipertensi stage 1 dapat diberikan diuretic (Hidroklorotiazid 12,5-50
mg/hari, atau pemberian ACE inhibitor (captopril 3 x 12,5-50
mg/hari), atau Nifedipin long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi.
b. Hipertensi stage 2 : bila target terapi tidak tercapai setelah observasi
selama 2 minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya
golongan diuretic, tiazid, dan penghambat ACE atau penyekat receptor
beta atau penghambat kalsium.
c. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari
masing-masing anti hipertensi di atas. Sebaiknya pilih obat hipertensi
yang diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari.
Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau
ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah tercapai.
2. Kondisi khusus lain :
a. Lanjut usia
1. Diuretic (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari.
2. Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit penyerta.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 92
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

b. Kehamilan
1. Golongan metildopa, penyekat receptor β, antagonis kalsium,
vasodilator.
2. Penghambat ACE dan antagonis receptor All tidak boleh
digunakan selama kehamilan.

V. Dokumentasi

Gambar 1. Kegiatan Pengecekan Tekanan Darah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 93
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Gambar 2. Penyuluhan mengenai Hipetensi

Gambar 3. Foto Bersama Peserta Lansia

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 94
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


IMUNISASI

Topik : Imunisasi
Tempat : Posyandu Melati Simpang Selayang
Hari / Tanggal : Senin, 10 Juni 2019
Waktu : 10.00 – 12.30 WIB
Pembicara : Jan, Aussie, Santa, Eva, Musdalifah, Novalina,
Ines, Dian, Wira
Peserta/sasaran :Semua Warga yang Datang ke Posyandu di Jln.
Irigasi dan Jln. Pinem

1. TUJUAN UMUM
Dengan diadakan penyuluhan mengenai pengertian imunisasi, tujuan
imunisasi, imunisasi dasar, dan manfaatnya.

II. TUJUAN KHUSUS


a. Menjelaskan pengertian imunisasi
b. Menjelaskan tujuan imunisasi
c. Menjelaskan imunisasi dasar dan manfaatnya

III. SUB TOPIK


a. Pengertian imunisasi
b. Tujuan imunisasi
c. Imunisasi dasar dan manfaatnya

IV. Kegiatan Penyuluhan


No Tahap Kegiatan Penyuluhan Metode
1 Pembukaan  Mengucapkan Salam Ceramah
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan umum dan khusus

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 95
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

2 Inti  Pengertian imunisasi Ceramah


2.1 Ceramah  Tujuan imunisasi
 Imunisasi dasar dan manfaatnya

Memberikan kesempatan kepada


2.2 Tanya Jawab Tanya
peserta untuk bertanya
Jawab
Menyimpulkan bahan penyuluhan yang
telah diberikan

2.3 Kesimpulan Ceramah


3 Penutup Salam Penutup Ceramah

V. Metode
 Ceramah
 Tanya Jawab

VI. Media
 Poster Buatan
 Leaflet

VII. Teori
IMUNISASI

Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen
yang serupa, tidak terjadi penyakit. Imunisasi merupakan usaha memberikan
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar
tubuh membuat zat anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 96
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan
campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio).

Tujuan
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan suatu penyakit tertentu dari dunia.
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-
penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles),
polio dan tuberkulosis.
Secara umun tujuan imunisasi antara lain: (Atikah, 2010, p5)
1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita

Imunisasi Dasar
1. Imunisasi Bacillus Celmette-Guerin (BCG)

Imunisasi BCG dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan, akan tetapi biasanya
diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Dapat diberikan pada anak dan orang
dewasa jika sudah melalui tes tuberkulin dengan hasil negatif.

Manfaat Imunisasi BCG

Untuk mencegah penularan Tuberkulosis (TBC) tuberkulosis disebabkan oleh


sekelompok bakteria bernama Mycobacterium tuberculosis complex. Pada
manusia, TBC terutama menyerang sistem pernafasan (TB paru), meskipun organ
tubuh lainnya juga dapat terserang (penyebaran atau ekstraparu TBC).
Mycobacterium tuberculosis biasanya ditularkan melalui batuk seseorang.
Seseorang biasanya terinfeksi jika mereka menderita sakit paru-paru dan terdapat
bakteria didahaknya. Kondisi lingkungan yang gelap dan lembab juga mendukung

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 97
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

terjadinya penularan. Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi
karena terhirupnya percikan udara yang mengandung bakteri tuberculosis. Bakteri
ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering
terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput selaput otak
(yang terberat)

2. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)

Pemberian vaksin DPT dilakukan tiga kali mulai bayi umur 2 bulan sampai 11
bulan dengan interval 4 minggu. Imunisasi ini diberikan 3 kali karena pemberian
pertama antibodi dalam tubuh masih sangat rendah, pemberian kedua mulai
meningkat dan pemberian ketiga diperoleh cukupan antibodi.

Manfaat Imunisasi DPT

Untuk mencegah 3 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus. Difteri


merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria.
Difteri bersifat ganas, mudah menular dan menyerang terutama saluran napas
bagian atas. Penderita akan mengalami beberapa gejala seperti demam lebih
kurang 380 C, mual, muntah, sakit waktu menelan dan terdapat pseudomembran
putih keabu-abuan di faring, laring dan tonsil, tidak mudah lepas dan mudah
berdarah, leher membengkak seperti leher sapi disebabkan karena pembengkakan
kelenjar leher dan sesak napas disertai bunyi (stridor).

Pertusis, merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman Bordetella


Perussis. Kuman ini mengeluarkan toksin yang menyebabkan ambang rangsang
batuk menjadi rendah sehingga bila terjadi sedikit saja rangsangan akan terjadi
batuk yang hebat dan lama, batuk terjadi beruntun dan pada akhir batuk menarik
napas panjang terdengar suara “hup” (whoop) yang khas, biasanya disertai
muntah. Batuk bisa mencapai 1-3 bulan, oleh karena itu pertusis disebut juga
“batuk seratus hari”.

Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman Clostridium


tetani. Kuman ini bersifat anaerob, sehingga dapat hidup pada lingkungan yang

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 98
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

tidak terdapat zat asam (oksigen). Tetanus dapat menyerang bayi, anak-anak
bahkan orang dewasa. Pada bayi penularan disebabkan karena pemotongan tali
puat tanpa alat yang steril atau dengan cara tradisional dimana alat pemotong
dibubuhi ramuan tradisional yang terkontaminasi spora kuman tetanus. Pada anak-
anak atau orang dewasa bisa terinfeksi karena luka yang kotor atau luka
terkontaminasi spora kuman tetanus, kuman ini paling banyak terdapat pada usus
kuda berbentuk spora yang tersebar luas di tanah.

3. Imunisasi campak

Pemberian vaksin campak hanya diberikan satu kali, dapat dilakukan pada
umur 9-11 bulan, dengan dosis 0,5 CC. Sebelum disuntikan, vaksin campak
terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang derisi 5
ml cairan pelarut.

Manfaat Imunisasi Campak

Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Campak,


measles atau rubelal adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus
campak. Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal
sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkan lewat
udara (airborne).

4. Imunisasi Polio

Imunisasi dasar polio diberiakn 4 kali (polio I, II, III dan IV) dengan interval
tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi
polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan
SD (12 tahun). Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini
diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung kemulut anak atau dengan atau
dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 99
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Manfaat Imunisasi Polio

Untuk mencegah penyakit poliomyelitis. Pemberian vaksin polio dapat


dikombinasikan dengan vaksin DPT.

Terdapat 2 macam vaksin polio:

1. Inactivated Polio Vaccine (IPV = Vaksin Salk), mengandung virus polio yang
telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan.

2. Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang
telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.

3. Bentuk trivalen (Trivalen Oral Polio Vaccine; TOPV) efektif melawan semua
bentuk polio, sedangkan bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan satu jenis
polio

5. Imunisasi hepatitis B

Vaksin juga diberikan pada anak usia 12 tahun yang dimasa kecilnya belum
diberi vaksin hepatitis B. Selain itu orang –orang yang berada dalam rentan risiko
hepatitis B sebaiknya juga diberi vaksin ini

Manfaat Imunisasi Hepatitis B

Untuk memberi tubuh berkenalan terhadap penyakit hepatitis B, disebakan


oleh virus yang telah mempengaruhi organ liver (hati). Virus ini akan tinggal
selamanya dalam tubuh. Bayi-bayi yang terjangkit virus hepatitis berisiko terkena
kanker hati atau kerusakan pada hati. Virus hepatitis B ditemukan didalam cairan
tubuh orang yang terjangkit termasuk darah, ludah dan air mani.

EFEK SAMPING YANG UMUM TERJADI SETELAH VAKSINASI

 Efek samping yang mengikuti vaksinasi biasanya ringan dan sementara


 Kemunculan efek samping ini menandakan bahwa tubuh sedang
menciptakan sistem imun
 Beberapa efek samping umum dari vaksinasi adalah

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 100
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

PENATALAKSANAAN NYERI DAN DEMAM SETELAH VAKSINASI

 Efek samping paling umum pada bayi dan anak kecil adalah pada titik
dilakukannya injeksi yang meliputi pembengkakan, kemerahan, atau
terbentuk benjolan kecil yang keras
 Gejala ini biasanya akan hilang dalam beberapa hari dan tidak ada
perlakuan khusus yang harus dilakukan karena hal tersebut

JADWAL IMUNISASI

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 101
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Gambar 1. Pengukuran Lingkar kepala Bayi

Gambar 2. Pengukuran tinggi badan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 102
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Gambar 3. Pengukuran Berat Badan

Gambar 4. Pemberian Imunisasi Polio

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 103
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH

6. 1. Permasalahan dan Pemecahan Masalah Kesehatan Penyakit ISPA di


Sekitar Puskesmas Simalingkar
6.1.1 Permasalahan Kesehatan Penyakit ISPA di Sekitar Puskesmas
Simalingkar
1. Masih banyaknya pasien-pasien yang menderita ISPA.
2. Masih banyak masyarakat yang belum mengetahui cara
pencegahan/perawatan ISPA.
6.1.2 Pemecahan Masalah Mengenai Penyakit ISPA di Sekitar Puskesmas
Simalingkar.
1. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang apa itu ISPA.
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan ISPA
3. Bekerjasama dengan lintas sektor dalam menyeleggarakan kegiatan.

TEORI ISPA
ISPA
A. Definisi ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut yang lebih dikenal dengan ISPA
biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan
atau tanpa demam yang diserta dengan salah satu atau beberapa gejala
berikut ini, diantaranya sakit tenggorokan atau nyeri telan, pilek, dan batuk
baik kering ataupun berdahak.2 Infeksi ini bersifat akut, yang artinya
proses infeksi ini dapat berlangsung hingga 14 hari. Infeksi ini menyerang
salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli
termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).
Acute respiratory infection atau ISPA dapat menyerang saluran
pernafasan bagian atas ataupun bagian bawah. Infeksi akut yang mengenai
saluran pernafasan atas diantaranya rinitis, tonsillitis, faringitis,

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 104
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

rinosinusitis dan otitis media. Pada saluran pernafasan bawah diantaranya


epiglottis, croup, bronkitis, bronkiolitis dan pneumonia.

B. Tanda dan gejala ISPA


Tanda dan gejala ISPA dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
ISPA ringan
Anak dapat dinyatakan mengidap ISPA ringan apabila ditemukan satu
atau lebih dari beberapa gejala dibawah ini:
a. Batuk.
b. Serak, bersuara parau saat berbicara atau menangis.
c. Pilek.
d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37 derajat.

ISPA sedang
Anak dapat dinyatakan mengidap ISPA sedang apabila ditemukan
gejala ISPA ringan yang disertai salah satu atau lebih gejala gejala
dibawah ini:
a. Pernapasan cepat, yakni frekuensi nafas melebihi 60 kali per menit
untuk usia dibawah 2 bulan, frekuensi nafas lebih dari 50 kali per
menit untuk usia 2 bulan hingga <12 bulan atau frekuensi nafas
melebihi 40 kali per menit pada usia 12 bulan - 5 tahun.
b. Suhu badan melebihi 39 derajat celsius.
c. Tenggorokan merah.
d. Timbul bercak bercak merah di kulit serupa dengan campak.
e. Telinga sakit atau keluarnya nanah dari lubang telinga.
f. Pernafasan berbunyi seperti orang mendengkur.

ISPA berat
Anak dapat dinyatakan mengidap ISPA berta apabila ditemukan gejala
ISPA ringan atau sedang yang disertai salah satu atau lebih gejala gejala
dibawah ini

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 105
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

a. Bibir atau kulit yang membiru.


b. Anak tidak sadarkan diri (terjadi penurunan kesadaran).
c. Pernafasan berbunyi seperti mendengkur serta anak tampak gelisah.
d. Sela iga tertarik ke dalam pada saat bernafas.
e. Nadi cepat melebihi 160x per menit atau tidak teraba.

Penyebab terjadinya ISPA


Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dapat disebabkan oleh
virus, bakteri dan jamur. Hampir 70% pneumonia disebabkan oleh bakteri
yang seringkali didahului oleh infeksi virus yang kemudian ditambah
dengan infeksi bakteri. Infeksi bakteri ini menjadi penyebab terkuat
kematian pada orang dengan ISPA yang berat. Virus yang paling sering
menjadi penyebab dari pneumonia adalah Respiratory Syncytial Virus
(RSV) dan Influenza. Sedangkan bakteri penyebab tersering ISPA adalah
Haemophilus influenza (20%) dan Streptococcus pneumonia (50%).
Bakteri lain yang juga dapat menjadi penyebab ISPA adalah Klebsiella
pneumonia dan Staphylococcus aureus.

C. Klasifikasi ISPA
Berdasarkan anatominya, ISPA dibagi menjadi 2 kelompok, ISPA atas
dan ISPA bawah. Menurut Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut, derajat keparahan ISPA terbagi atas 2 kelompok usia,
yaitu:
1. Kelompok usia < 2 bulan, klasifikasinya adalah sebagai berikut:
a. Pneumonia Berat
Apabila dalam pemeriksaan didapatkan adanya penarikan kuat dari
dinding dada bagian bawah ke dalam yang sering disebut dengan chest
indrawing atau adanya nafas cepat melebihi 60 kali per menit.
b. Bukan Pneumonia
Apabila tidak ditemukannya nafas cepat dan tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 106
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

2. Kelompok usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun, klasifikasinya


adalah sebagai berikut:
a. Pneumonia berat
Apabila didapatkan adanya penarikan kuat dari dinding dada bagian
bawah ke dalam.
b. Pneumonia
Apabila adanya nafas cepat, frekuensi nafasnya sesuai dengan
golongan usia yakni 50x atau lebih per menit pada usia 2 bulan sampai
dengan 1 tahun dan 40x atau lebih per menit pada usia 1 – 5 tahun.
Dalam pemeriksaan tidak didapatkannya tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam
c. Bukan pneumonia
Apabila dalam pemeriksaan tidak didapatkannya penarikan kuat
dinding dada bagian bawah ke dalam dan nafas cepat. Frekuensi nafas
sesuai dengan golongan usia yakni, kurang dari 50x per menit untuk
golongan usia 2 bulan hingga 12 bulan, kurang dari 40x per menit
untuk golongan usia 12 bulan hingga 5 tahun.

D. Pengelolaan awal ISPA pada anak


Pengelolaan awal ISPA pada anak meliputi pengelolaan mandiri di
rumah dan berobat ke tenaga kesehatan.
Berobat ke pelayanan kesehatan:
- Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik
parenteral, oksigendan sebagainya.
- Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila
penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan
pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai
obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin
prokain.
- Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan
perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 107
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang
merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila
demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita
dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat
adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah
bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman
streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.
Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tanda bahaya harus
diberikan perawatan khusus untuk pemeriksaan selanjutnya. Petunjuk
dosis dapat dilihat pada lampiran.
Pengelolaan mandiri di rumah:
Pengelolaan ini diawali dengan melakukan pengelolaan secara
mandiri di rumah. Pengelolaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengatasi batuk dan melegakan tenggorokan
Obat batuk yang aman dan sederhana yaitu dengan ramuan
tradisional : ½ sendok teh Jeruk nipis dicampur dengan ½ sendok teh
kecap / madu diberikan 3x sehari. Selain itu, dapat juga dengan
memberikan obat batuk yang siap sedia di rumah. Ibu harap
memperhatikan dosis obat dan waktu pemberian obat tersebut,
sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
2. Mengatasi pilek
Membersihkan lubang hidung untuk mengatasi sumbatan,
mempercepat kesembuhan dan mencegah komplikasi serta menjaga
tubuh anak tetap hangat. Tidak dianjurkan untuk diberikan obat-obatan
karena sebagian besar penyebab pilek adalah virus yang bersifat self-
limiting disease.
3. Mengatasi demam
Pemeriksaan suhu tubuh anak dapat diukur dengan menggunakan
alat termometer sebagai alat ukur suhu tubuh yang telah terstandard.
Beberapa tindakan dalam mengatasi demam anak antara lain :
- Melakukan pengkompresan dengan air

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 108
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

- Meningkatkan asupan cairan atau ASI untuk mencegah dehidrasi


- Memberikan obat penurun panas sesuai dengan anjuran dokter atau
dengan memberikan ramuan tradisional
- Apabila demam anak tinggi atau melebihi 39 derajat celsius segera
ke tenaga kesehatan terdekat.
4. Pemberian makanan
- Berikan makanan bergizi secara terus menerus walaupun dalam
jumlah sedikit.
- Pemberian ASI tetap diteruskan bahkan lebih
ditingkatkan frekuensinya.
- Bersihkan lubang hidung apabila tersumbat sehingga mengganggu
pemberian makanan atau ASI.
5. Pemberian minuman
- Berikan minuman seperti air putih lebih banyak dari biasanya,
untuk menghindari terjadinya dehidrasi dan membantu
mengencerkan dahak.
6. Lain lain
- Usaha lingkungan dan tempat tinggal tetap bersih, dengan ventilasi
yang cukup dan tidak berasap.
- Apabila keadaan anak dalam 2-3 hari setelah pengelolaan mandiri
di rumah tidak kunjung membaik. Dianjurkan untuk memeriksakan
anak tersebut ke tenaga kesehatan setempat untuk mendapatkan
pemeriksaan dan penanganan yang lebih komprehensif.
- Apabila kondisi anak sejak awal masuk dalam kriteria kondisi
bahaya pada ISPA, harap segera rujuk ke pelayanan kesehatan
terdekat. Dianjurkan ke pelayanan kesehatan yang fasilitasnya lebih
memadai dengan tenaga kesehatan yang lebih kompeten karena
kondisi ini merupakan kondisi emergency.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 109
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

E. Pencegahan dan Pemberantasan


Pencegahan dapat dilakukan dengan :
- Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
- Immunisasi.
- Menjaga kebersihan prorangan dan lingkungan.
- Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.

Pemberantasan yang dilakukan adalah :


- Penyuluhan kesehatan yang terutama di tuj ukan pada para ibu.
- Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
- Immunisasi.

F. Pelaksana pemberantasan:
Tugas pemberatasan penyakit ISPA merupakan tanggung jawab
bersama. KepalaPuskesmas bertanggung jawab bagi keberhasilan
pemberantasan di wilayah kerjanya.
Sebagian besar kematiaan akibat penyakit pneumonia terjadi
sebelum penderita mendapat pengobatan petugas Puskesmas. Karena itu
peran serta aktif masyarakat melalui aktifitas kader akan sangat'membantu
menemukan kasus-kasus pneumonia yang perlu mendapat pengobatan
antibiotik (kotrimoksasol) dan kasus-kasus pneumonia berat yang
perlusegera dirujuk ke rumah sakit .
Dokter puskesmas mempunyai tugas sebagai berikut:
- Membuat rencana aktifitas pemberantasan ISPA sesuai dengan dana
atau sarana dan tenaga yang tersedia.
- Melakukan supervisi dan memberikan bimbingan penatalaksanaan
standar kasus-kasus ISPA kepada perawat atau paramedis.
- Melakukan pemeriksaan pengobatan kasus- kasus pneumonia
berat/penyakit dengan tanda-tanda bahaya yang dirujuk oleh
perawat/paramedis dan merujuknya ke rumah sakit bila dianggap
perlu.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 110
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

- Memberikan pengobatan kasus pneumonia berat yang tidak bisa


dirujuk ke rumah sakit.
- Bersama dengan staff puskesmas memberi kan penyuluhan kepada
ibu-ibu yang mempunyai anak balita. perihal pengenalan tanda-tanda
penyakit pneumonia serta tindakan penunjang di rumah.
- Melatih semua petugas kesehatan di wilayah puskesmas yang di beri
wewenang mengobati penderita penyakit ISPA.
- Melatih kader untuk bisa, mengenal kasus pneumonia serta dapat
memberikan penyuluhan terhadap ibu-ibu tentang penyaki ISPA.
- Memantau aktifitas pemberantasan dan melakukan evaluasi
keberhasilan pemberantasan penyakit ISPA. menditeksi hambatan
yang ada serta menanggulanginya termasuk aktifitas pencatatan dan
pelaporan serta pencapaian target.

6. 2 Permasalahan dan Pemecahan Masalah Pembinaan Posyandu di


Sekitar Puskesmas Simalingkar.
6.2.1 Permasalahan dan Pemecahan Masalah Pembinaan Posyandu di
Sekitar Puskesmas Simalingkar.
1. Masih ada kader posyandu yang belum benar-benar memahami tentang
imunisasi.
2. Masih banyak balita-balita dengan imunisasi yang tidak lengkap.
3. Kurangnya kepedulian masyarakat tentang pentingnya kesehatan.
6.2.2 Pemecahan Masalah Pembinaan Posyandu di Sekitar Puskesmas
Simalingkar.
1. Dilakukan pelatihan ulang kader tentang imunisasi.
2. Mengajak tenaga kesehatan di Puskesmas Simalingkar untuk
memberikan penyuluhan di posyandu dan pembinaan tentang
imunisasi dengan sasaran para kader dan ibu-ibu yang memiliki balita.
3. Mengadakan kunjungan ke rumah (Home visite) untuk memberikan
pengetahuan tentang pentingnya kesehatan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 111
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Data Posyandu Balita, Lansia dan Posbindu di UPT Puskesmas Simalingkar


b. Posyandu Balita
No. Kel.Mangga Kel. Simp Selayang Kel. Simalingkar B

1. Jl. Jahe Lingkungan I Jl. Bunga Rampai IV

2. Jl. Vanilli Lingkungan III Jl. Bunga Rampai V

3. Jl. Kopra Jl. Pales Raya Jl. Bunga Rampai III

4. Jl. Pinang Komp. Pemda

5. Jl. Irigasi Lingkungan XVI

6. Jl. Kemenyan Lingkungan X

7. Jl. Rami Lingkungan II

8. Jl. Kapas Lingkungan VI

9. Jl. Bawang Lingkungan VII

10. Jl. Coklat Lingkungan IV

11. Jl. Sagu

12. Jl. Nilam

13. Jl. Pinus

14. Jl. Tali Air

15. Jl. Cengkeh

16. Jl. Teh

17. Jl. Nyiur

18. Jl. Sawit

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 112
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

19. Jl. Coklat

c. Posyandu Lansia dan Posbindu


No. Kel. Mangga Kel. Simp Selayang Kel. Simalingkar B

1. Gereja HKBP Jl. Pokok Mangga Kantor Lurah

2. Jl. Sagu Jl. Lijardi Putra XVI POSBINDU Pustu


Sim. B

3. Jl. Kapas

4. Jl. Rami

5. Jl. Tembakau

6. Jl. Sawit

7. POSBINDU Jl.
Irigasi

TEORI PEMBINAAN POSYANDU


1. Pembinaan Prosedur Tetap Posyandu
a. Pendataan sasaran
Proses pembinaan pendataan sasaran posyandu dilakukan 5 Informan
utama (Bidan) dengan memberdayakan kader dengan cara menjadikan
kader sebagai tenaga utama yang mendata sasaran di setiap wilayah
binaannya. Masalah yang dialami terkait kegiatan pendataan sasaran
adalah tempat yang terpisah dengan wilayah lain, masalah tersebut telah
diatasi bidan dengan tetap mengarahkan kader untuk melaksanakan
pendataan secara bergantian.
b. Pelaksanaan Rapat Koordinasi
Pelaksanaan rapat koordinasi hanya dilaksanakan 1 dari 5 Informan
dengan frekuensi 2 atau 3 bulan sekali.Empat Informan lainnya tidak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 113
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

pernah melaksanakan rapat koordinasi.Masalah yang dialami adalah


kesalahan anggapan bahwa posyandu hanya milik orang kesehatan serta
kesulitan dalam menyingkronkan waktu.Upaya yang dilakukan bidan
sebagai tenaga pembina posyandu yaitu dengan pendekatan kepada lurah,
pendekatan RT serta memotivasi kader untuk melakukan pendekatan
terhadap ketua RT.
c. Pembagian Undangan atau pemanggilan sasaran
Semua informan utama yaitu bidan tidak pernah melaksanakan
pembagian undangan maupun pemanggilan sasaran dari rumah ke
rumah.Bidan hanya mengarahkan kader untuk mendatangi sasaran atau
mengumumkan hari buka posyandu melalui sarana umum yaitu mesjid
serta ada juga bidan yang mengumumkan saat hari posyandu untuk bulan
berikutnya.Masalah yang sering dialami adalah sasaran yang lupa jadwal
posyandu, sehingga bidan berupaya mengatasinya dengan mengarahkan
kader untuk memanggil sasaran maupun menghubungi lewat telepon.
d. Pembinaan 5 meja Posyandu
Pembinaan 5 meja secara lengkap hanya dilaksanakan 1 dari 5 Informan
utama. Empat informan lain tidak melaksanakan karena kesulitan dalam
membagi waktu. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang
ada 22 yaitu dengan mengarahkan kader sesuai dengan materi yang tidak
dimengerti.
e. Pelaksanaan pertemuan Posyandu beberapa saat setelah selesai Posyandu
Pelaksanaan pertemuan beberapa saat setelah selesai posyandu hanya
dilaksanakan 3 dari 5 informan utama. Masalah yang dihadapi karena
kesulitan dalam menyingkronkan waktu, bidan memiliki tugas lain selain
di posyandu.
2. Pelaksanaan kunjungan rumah kepada sasaran yang tidak datang
Empat dari 5 Informan utama menyatakan dalam kegiatan kunjungan
rumah, bidan hanya mengarahkan kader dan 1 Informan lainnya tidak
melaksanakan kunjungan rumah.Masalah yang dialami karena kader tidak

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 114
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

memiliki cukup waktu untuk melaksanakan kunjungan rumah.Informan belum


melakukan upaya dalm permasalahan ini.
3. Pembinaan Sistem Informasi posyandu (SIP)
Pengisian Format & Pembinaan Balok SKDNSemua informan tidak
melaksanakan pembinaan pengisian format, karena pembinaan dilaksanakan
oleh koordinator posyandu di puskesmas yaitu petugas gizi, perawat dan
tenaga promosi kesehatan.Masalah yang dihadapi adalah bidan tidak dapat
mengetahui secara langsung kondisi posyandu yang dibinanya dan upaya yang
dilakukan adalah pendekatan dengan kader.
4. Pelaksanaan Promosi
Kesehatan/ Penyuluhan Promosi Kesehatan / Penyuluhan hanya
dilaksanakan satu dari lima informan, empat informan lainnya tidak
melaksanakan penyuluhan karena kader masih merasa kurang percaya diri
melakukan penyuluhan dan bidan tidak memiliki cukup waktu untuk
melaksanakan penyuluhan. Upaya yang dilaksanakan yaitu dengan
memberikan KIE kepada pengunjung posyandu.
5. Pembinaan Pencatatan Pelaporan Semua Informan
Utama tidak melakukan pembinaan untuk pencatatan pelaporan,
pembinaan pencatatan pelaporan dilaksanakan oleh koordinator posyandu.
Masalah yang dihadapi adalah kekurangan waktu dalam proses pembinaan,
upaya yang dilakukan informan utama yaitu menyarankan kader untuk
menunggu tenaga dari puskesmas dan mengarahkan pada bagian yang sesuai
dengan keilmuan.
6. Pembinaan Kader
Pembinaan kader tidak dilaksanakan secara lengkap, hanya dilakukan
sebagai pendampingan sesuai dengan bagian yang tidak dipahami
kader.Masalah yang dihadapi berupa keterbatasan kader dalam mengingat
materi dan upaya yang dilaksanakan yaitu dengan mengingatkan dan
mengarahkan kader.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 115
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

Faktor Kinerja dalam Proses Pembinaan posyandu


1. Umur
Satu dari 5 informan mengalami masalah yaitu pengunjung kurang
percaya jika dilayani atau dibina oleh tenaga kesehatan yang berumur
muda.Upaya yang dilakukan adalah dengan mengalihkan pengunjung ke
tenaga kesehatan yang lebih senior.
2. Suku
Mayoritas suku informan triangulasi adalah melayu yang homongen
dengan suku Kader.Masalah yang dihadapi adalah masih ada suku tertentu
yang belum mau diimunisasikan dan mendapatkan pelayanan oleh tenaga
kesehatan yang se suku.Belum ada upaya yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan.
3. Jarak
Semua informan triangulasi menyatakan tidak ada masalah yang terjadi
dengan jarak.Jarak antara posyandu dan tempat tenaga kesehatan relatif dekat
dengan keadaan jalan yang baik.Jarak tempuh sekitar 15 sampai 20
menggunakan kendaraan bermotor.
4. Ketenagaan
Tenaga yang dilibatkan dalam pembinaan posyandu adalah bidan, petugas
gizi, petugas imunisasi yaitu perawat.Masalah yang terjadi adalah tenaga
kesehatan dari puskesmas yang sering datang terlambat, upaya yang dilakukan
informan yaitu dengan menghubungi lewat telepon agar cepat datang.
5. Dana
Dana pembinaan posyandu tidak dianggarkan secara rutin, sehingga
pelaksanaan pembinaan optimal, belum ada upaya secara 23 spesifik yang
dilakukan oleh informan utama.
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dalam pelaksanaan posyandu lengkap tetapi untuk beberapa
posyandu ada 3 posyandu yang belum layak karena masih menumpang di
rumah warga serta warung.Belum ada upaya spesifik yang dilakukan
informan.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 116
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

7. Pelatihan
Semua informan menyatakan tidak mendapatkan pelatihan, dan
menggunakan buku pegangan kader sebagai acuan dalam melaksanakan
pembinaan.Belum ada upaya yang dilaksanakan oleh Informan utama.
8. Kebijakan
Untuk kegiatan pembinaan, belum ada kebijakan secara spesfik tentang
alur dan job deskripsi dalam kegiatan pembinaan posyandu, belum ada upaya
spesifik yang dilakukan oleh Informan utama, hanya melaksanakan kegiatan
pembinaan sesuai dengan bidangnya masing-masing.

PEMBAHASAN
A. Proses Pembinaan Posyandu
1. Pembinaan Prosedur Tetap Posyandu
a. Pendataan sasaran
Penelitian menunjukkan bahwa semua bidan tidak melaksanakan
pendataan secara langsung melainkan mengarahkan kader untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan teori dengan teori
pendataan adalah tugas yang dilakukan oleh kader, hal ini dilakukan untuk
mengetahui siapa saja sasaran yang akan datang ke posyandu. Bidan
sebagai tenaga pembina posyandu mengarahkan tugas pendataan kader
agar dapat menerima masukan catatan keberadaan ibu hamil, kelahiran,
kematian bayi dan kematian ibu melahirkan, nifas dari kelompok
dasawisma Pengarahan adalah keinginan untuk membuat orang lain
mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau
jabatan secara efektif, tujuannya agar tugas-tugas dapat terselesaikan
dengan baik. Dengan demikian sesuai teori yang ada bidan mengarahkan
kader memiliki tujuan agar tugastugas yang berkaitan dengan pendataan
dapat terselesaikan dengan baik.
b. Pelaksanaan Rapat Koordinasi
Pelaksanaan rapat koordinasi masih belum sesuai dengan teori
yang ada yaitu hanya 2 atau 3 bulan sekali serta hanya diikuti oleh bidan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 117
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

dan Ketua RT dan kader saja, sedangkan Rapat koordinasi idealnya


diselenggarakan setiap bulan pada 2 hari sebelum pelaksanaan posyandu
yang dihadiri oleh kepala desa dan pamong desa, Unsur badan
Permusyawaratan Desa (BPD), unsur Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Desa (LPMD), pengurus PKK Desa, Pengurus Posyandu dan Forum
Kesehatan Desa, Kader Posyandu dan setiap RT, Tokoh masyarakat, bidan
desa, perawat kesehatan desa, pembina kesehatan desa, PLKB dan unsur
Sektor Lintas Kecamatan Koordinasi didefinisikan sebagai proses
penyatuan tujuan-tujuan dan kegiatan pada tingkat satu satuan terpisah
dalam suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu berkaitan dengan fungsi koordinasi kegiatan rapat
koordinasi jika dilakukan dengan baik akan meningkatkan kesadaran para
pihak terkait bahwa posyandu bukan hanya milik satu pihak saia tetapi
tanggung jawab bersama.
c. Pembagian Undangan atau pemanggilan sasaran
Bidan dapat mengarahkan kader untuk mengundang sasaran atau
orang tua balita untuk datang ke posyandu, jika sasaran cukup banyak
pemanggilan sasaran dapat dilakukan dengan bantuan tokoh masyarakat
atau tokoh agama setempat. Fasilitas umum seperti sarana ibadah (mesjid,
gereja, pura, wihara dan sebagainya) dapat dijadikan sarana untuk
menyebarluaskan informasi hari buka posyandu.
d. Pembinaan 5 meja Posyandu
Informan utama sebagai tenaga kesehatan yang paling dekat
dengan kader melakukan upaya untuk mengatasi masalah tentang kegiatan
5 meja yaitu mengingatkan dan membimbing kader jika belum memahami
tugasnya. Lima langkah kegiatan bukan berarti benarbenar harus ada 5
meja karena ini hanyalah merupakan sistem kegiatan, artinya 5 jenis
kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan menggunakan meja yang
sesungguhnya.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 118
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

e. Pelaksanaan pertemuan Posyandu beberapa saat setelah selesai


Posyandu
Pelaksanaan pertemuan posyandu beberapa saat setelah selesai
posyandu bertujuan untuk mengevaluasi hasil posyandu pada hari itu,
bidan bersama-sama kader saling memberikan informasi hasil kegiatan
posyandu kepada Pokja Posyandu, pada pertemuan bulanan, dan
merencanakan kegiatan posyandu yang akan datang.
2. Pelaksanaan kunjungan rumah kepada sasaran yang tidak datang.
Pelaksanaan kunjungan rumah merupakan tugas kader, namun
sebagai tenaga kesehatan yang turut berperan dalam pembinaan posyandu
adalah bidan, selain itu juga bidan bertugas mengarahkan kader untuk
mengarahkan dan memberikan gambaran siapa saja yang wajib didatangi
pada saat kunjungan rumah.
3. Pembinaan Sistem Informasi posyandu (SIP)
Pengisian Format dan Pembinaan Pengisian Balok SKDN
Sebagian besar format posyandu diisi dengan data yang ada pada
satu wilayah binaan dimana posyandu tersebut didirikan.Tenaga kesehatan
yang paling mengerti keadaan dan kondisi jumlah sasaran di suatu wilayah
adalah bidan, namun pada posyandu tempat posyandu tempat penelitian
semua pembinaan format dilakukan oleh tenaga dari Puskesmas yaitu
tenaga gizi dan Promosi kesehatan.Hal ini justru kurang efektif karena
petugas kesehatan di Puskesmas tidak memantau secara langsung kondisi
di lapangan dan waktu yang dimiliki sangat terbatas.
4. Pelaksanaan Promosi Kesehatan/ Penyuluhan
Penyuluhan merupakan penyampaian informasi dari sumber
informasi kepada seseorang atau sekelompok orang mengenai berbagai hal
yang berkaitan dengan suatu program di posyandu, materi yang diberikan
biasanya berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak Kegiatan penyuluhan di
posyandu dilakukan melalui pendekatan perorangan, sehingga bukan
merupakan penyuluhan kelompok, melainkan penyuluhan, melainkan
penyuluhan perorangan. Meskipun demikian kader dan petugas kesehatan

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 119
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

kadang-kadang-kadang melakukan penyuluhan kelompok pada hari


posyandu atau luar hari posyandu
5. Pembinaan Pencatatan Pelaporan
Pencatatan pelaporan merupakan salah satu unsur yang utama
untuk melihat perkembangan posyandu terutama dari cakupan yang telah
diperoleh. Dari cakupan tersebut dapat ditentukan posyandu pada posisi
strata apa. Agar perkembangan posyandu lebih terpantau seluruh petugas
kesehatan harus mengetahui dan dapat menginterpretasikan data yang ada
pada pencatatan pelaporan.
6. Pembinaan Kader
Ketika kader dalam melaksanakan tugasnya menemui kesulitan,
maka kader dapat mendiskusikan kesulitan mereka dengan para tokoh
masyarakat, tokoh agama, kepala desa, petugas kesehatan dan petugas
kesehatan dan petugas lainnya yang terkait dengan pelaksanaan posyandu.

B. Faktor Kinerja dalam Proses Pembinaan posyandu


1. Umur
Kinerja seseorang dipengaruhi oleh karakteristik biografikal yang
salah satunya adalah umur Sedangkan umur responden masih dalam
kategori produktif yaitu masih dalam rentang 15 sampai 64 Tahun
2. Suku
Kesulitan suku tertentu untuk membaur dengan warga pribumi
dikarenakan pertemuan maupun interaksi hanya sebatas pada forum
dagang saja Sedangkan untuk suku lain yang enggan mengimunisasikan
anaknya karena alasan takut sakit, takut panas efek imunisasi, imunisasi
tidak ada manfaatnya dan tidak diijinkan orang tua.
3. Jarak
Variabel jarak pada jarak penelitian tidak menimbulkan masalah
terkait kegiatan pembinaan posyandu, hal ini sejalan dengan penelitian
sejenis yaitu Analisis aksebilitas bidan di desa dan kinerja bidan dalam
program perbaikan kurang gizi oleh Mahdinur yang membahas bahwa

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 120
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

faktor jarak tempuh dan waktu tidak berhubungan secara bermakna


dengan kinerja bidan di desa.
4. Ketenagaan
Menurut Gibsons, kinerja seseorang akan dipengaruhi iklim kerja,
rekan kerja, imbalan dan gaya kepemimpinan dengan demikian ketenagaan
dalam proses pembinaan posyandu tidak hanya bergantung pada seorang
bidan tetapi rekan kerja atau petugas kesehatan yang lain.
5. Dana
Dana dalam suatu kegiatan juga bisa dimanfaatkan sebagai imbalan
yang diberikan untuk penghargaan atas hasil kerja seseorang.Amstrong
menyatakan bahwa manajemen/ sistem penghargaan dapat meningkatkan
kinerja individu dan kinerja organisasi, sehingga mendorong pencapaian
misi dan strategi organisasi. Sistem penghargaan itu sendiri terkait
bagaimana organisasi memberikan pengakuan dan imbalan kepada
pegawai dalam rangka menjaga keselarasan kebutuhan individu dan tujuan
organisasi.
6. Sarana dan Prasarana
Masalah sarana dan prasarana sering muncul dalam suatu upaya
kesehatan tanpa terkecuali posyandu, hal ini terjadi karena kurangnya
dukungan sumber daya, program promosi kesehatan belum dijadikan
program prioritas, posyandu cenderung menurun kualitasnya.
7. Pelatihan
Tujuan utama pelatihan adalah agar pengetahuan, keterampilan .
Bernardin mendefinisikan pelatihan merupakan segala kegiatan untuk
meningkatkan kinerja individu / pegawai sesuai dengan pekerjaan atau
jabatan yang dipegangnya atau berhubungan dengan tugas saat ini
8. Kebijakan
Pengaruh dari kebijakan terhadap kinerja seseorang juga
ditunjukkan dari hasil penelitian sebelumnya oleh Endang pada Tahun
2004 yang menyatakan bahwa perubahan kinerja karyawan dapat

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 121
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

dijelaskan sebesar 88,2 % melalui perubahan kebijakan sumber daya


manusia yang diteliti.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 122
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7. 1 Kesimpulan
1. Puskesmas Simalingkar mengadakan banyak program-program
kesehatan yaitu pemberian bantuan kepada anak gizi kurang, imunisasi
rutin, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya serta senam sehat untuk
para lansia.
2. Sebagian besar lansia di puskesmas Simalingkar memahami beberapa
topik penyuluhan yang diberikan menandakan mereka memiliki
pengetahuan yang tinggi tentang penyakit terutama penyakit diabetes
melitus, dan hipertensi.
3. Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar
memiliki respon yang positif dan rasa ingin tahu yang besar dengan
topik-topik penyuluhan yang diberikan.
4. Puskesmas Simalingkar juga memiliki program kerja penyuluhan ke
sekolah-sekolah dan ke masyarakat remaja dan dewasa. Mereka sangat
antusias terhadap topik-topik penyuluhan.

7. 2 Saran
1. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
2. Semakin digalakkannya kegiatan penyuluhan mengenai gaya hidup
sehat kepada masyarakat guna meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai pola hidup sehat, dengan tujuan agar derajat kesehatan
masyarakat meningkat.
3. Pentingnya kegiatan gotong-royong untuk membersihkan lingkungan
kita sebab lingkungan yang bersih akan meningkatkan kesehatan diri
kita sendiri.

KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 123

Anda mungkin juga menyukai