BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
2.1.1 Pengertian Puskesmas
Menurut Keputusan dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya di wilayah
kerjanya.
Yang dimaksud dengan:
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah
daerah dan/atau masyarakat.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan
sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
Suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan.
Pelayanan Kesehatan
Upaya yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan
dituangkan dalam suatu sistem.
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
27 MEI 2019 S/D 13 JUNI 2019 4
LAPORAN KEGIATAN
DI PUSKESMAS SIMALINGKAR KOTA MEDAN
Tenaga Kesehatan
Setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan.
2.1.2 Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional,
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat.
2.1.3 Fungsi Puskesmas
1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Puskesmas senantiasa selalu berupaya dalam menggerakkan dan
memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektoral termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha diwilayah kerjanya, sehingga berwawasan
serta mendukung pembangunan kesehatan.
2. Pemulihan Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat keluarga, dan masyarakat dunia usaha memiliki kesabaran,
kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menerapkan,
menyelenggarakan, memantau pelaksanaan program kesehatan.
Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini agar
diselenggarakan dengan memperhatikan situasi dan kondisi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
e. Upaya Pengobatan.
f. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
g. Upaya Pencatatan dan Pelaporan.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta disesuaikan dengan kemampuan puskesmas yang
dipilih dan daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada
yaitu:
a. Upaya Kesehatan Sekolah.
b. Upaya Kesehatan Olahraga.
c. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.
d. Upaya Kesehatan Kerja.
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.
f. Upaya Kesehatan Jiwa.
g. Upaya Kesehatan Mata.
h. Upaya Kesehatan Lanjut.
i. Upaya Pembinaan Pengobatan.
j. Laboratorium Sederhana.
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
Simalingkar
2 2.1 5 1568 1563 2761 3013 5774
B
Simpang
3 2.2 17 6158 6302 7336 7668 15004
Selayang
JUMLAH 7.41 46 16427 16576 28417 30005 58422
Sumber : Data Dasar Puskesmas Simalingkar 2018
1 Dokter 5 0 0
2 Dokter Gigi 3 1 0
3 SKM 3 1 0
4 Bidan 9 6 3
5 Perawat 16 12 4
6 Perawat Gigi 1 0 0
7 Apoteker 3 0 1
8 Sanitarian 1 1 0
9 Tata Usaha 3 0 0
JUMLAH 44 21 8
Masuk
RUANG PENDAFTARAN
KM
PASIEN ASKES RUANG KARTU
RUJUKAN
RUANG PENDAFTARAN
RUANG KAPUS DAN
RUANG TUNGGU
PASIEN UMUM DAN
LABORATORIUM
JAMKESMAS KOMPUTER
SEDERHANA
POLIKLINIK GIGI
Masuk
RUANG KIA/KB
RUANG
VAKSIN DAN
IMUNISASI
12.
POLI UMUM POLI GIGI KIA
RUANG KARTU
LABORATORIUM RUJUKAN
APOTIK
2. Disposable Syringe
3. Vaksin (BCG, DPT, Polio, Campak, TT, Hepatitis B)
4. Termos
3.8.5 Fasilitas Alat-Alat Kesehatan
1. Poliklinik Set
2. PHN Kit
3. Bidan Kit
4. Dental Kit
5. Ginekologi Kit
6. Timbangan Dewasa
7. Laboratorium Sederhana
4. Kartu laporan program
3.8.6 Fasilitas Obat-Obatan
NO NAMA OBAT SATUAN
1 Acyclovir Cream POT
2 Adalat TAB
3 Antasida Syirup BTL
4 Ambroksol Syrup BTL
5 Ambroksol Tablet TAB
6 Aminoflina Injeksi 24mg/ml-10ml AMP
7 Aminofilina Tablet 200mg TAB
8 Amitriplina HCL Tablet Salut 25mg TAB
9 Amoksisilina Kapsul 250mg KAP
10 Amiksisilina Syrup Kering 125mg/5ml BTL
11 Amoksisilin 500mg BTL
12 Antalgin (Metampiron) Tablet 500mg TAB
13 Antasida Doen Tablet Kombinasi TAB
14 Anti Hemmoroid Suppositoria SUP
Aqua Pro Injeksi Steril, Bebas Pirogen
15 AMP
20ml
BAB IV
PROGRAM KERJA PUSKESMAS
Sasaran
1. Tatanan rumah tangga
2. Tatanan institusi pendidikan (sekolah) termasuk madrasah dan pondok
pesantren
3. Tatanan institusi kesehatan (Puskesmas, Rumah Sakit, dll).
Kegiatan
1. Mengadakan penyuluhan mengenai kesehatan pribadi, kesehatan
lingkungan, gizi keluarga, KB, imunisasi, posyandu, dan sebagainya
bertempat di: Balai kelurahan dan kecamatan. Sekolah SD,SMP,SMA,
Rumah Ibadah, dan posyandu.
2. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan bantuan poster, pamflet, dan
brosur
3. Pembinaan generasi muda untuk hidup di dalam kegiatan antara lain
berupa gotong royong dan olah raga
4. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak puskesmas maupun di lapangan
yaitu mewujudkan peran serta masyarakat posyandu dan bakti husada
yang memberikan keterangan penyuluhan.
6. Restaurant/ R.Makan
7. Warung Jajanan/
Kantin
8. Kedai Kopi
1. Salon 5
Tempat- Tempat 2. Pasar Tradisional 2
3.
Umum 3. Minimarket 10
4. Toko Grosir 3
4. Non TPM 1. Bengkel 3
1. Rumah Sakit 3
2. Balai Pengobatan 22
5. Sarana Kesehatan
3. Puskesmas 1
4. Puskesmas Pembantu 2
1. PAUD/ TK 8
2. SD/MIN 32
6. Sarana Pendidikan
3. SLTP/ MTs 14
4. SMA/MAN/SMK 8
1. Jumlah Mesjid/
Musholla
7. Ibadah 26
2. Jumlah Gereja
24
3. Jumlah Vihara
8. Sarana Perkantoran 1. Pemerintah 2
Tujuan:
Kesehatan melalui upaya menjarangkan kelahiran dalam kelembagaan
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
Kegiatan :
1. Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB dengan usaha-usaha
terpadu.
2. Memberikan layanan kontrasepsi pada akseptor KB dalam bentuk IUD,
pil, kondom, suntikan, Kontap dan susuk.
3. Menerima akseptor dan calon akseptor yang dirujuk dari pos-pos KB dan
Posyandu wilayah kerja Puskesmas.
4. Memotivasi calon akseptor dan akseptor KB agar menjadi motivator KB.
5. Melayani konsultasi dan konsultasi Kontap.
6. Membuat laporan kegiatan KB bulanan, triwulan dan tahunan
BULAN
N0 KEGIATAN SASARAN JLH %
JAN FEB MARTAPRIL MEI JUNI JULI AGST SEP OKT NOV DES
1 K1 1119 / 95% 92 96 91 95 89 90 84 85 83 83 83 83 1054 95,13%
2 K4 1119 / 90% 87 92 89 93 88 90 87 83 80 80 79 80 1028 92,8%
3 DRT 224 / 100% 17 19 16 20 25 20 17 12 13 8 6 6 179 79,7%
4 Persalinan oleh tenaga Kesehatan 1090 / 90% 87 92 89 93 88 87 83 83 86 90 78 71 1027 96,8%
5 Penanganan dengan komplikasi 222/100% 0 10 11 12 0 0 9 0 13 8 6 6 75 33%
6 Kunjungan Nifas Lengkap 1090/90% 83 90 88 91 85 83 80 80 78 86 78 71 993 96,5%
7 Fe3 1119/90% 87 92 89 93 88 90 87 83 80 80 79 80 1028 92,8%
8 Bufas + Vitamin A 1090/90% 83 70 88 91 85 83 80 83 86 90 78 71 988 96,5%
9 ASI Eksklusif 56 67 123
10 KN1 1021/90% 87 92 89 93 88 94 82 89 85 89 85 74 1047 104,9%
11 KN lengkap 1021/90% 84 90 86 90 85 84 77 82 88 82 84 56 988 99,1%
12 Komplikasi Neonatus Tertangani 225 / 15% 2
13 Kunjungan Bayi Lengkap 1021/90% 86 84 92 88 77 81 77 89 89 96 86 34 979 97,4%
14 Kunjungan Balita Lengkap 5068 /90% 332 415 262 237 210 208 210 211 215 226 226 172 2924 94,8%
4.2.3.3 Imunisasi
Pengertian
Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh
terhadap penyakit tertentu.
Tujuan
Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian.
Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil dan pencegahan
penyakit.
Sasaran
Bayi, Balita, Ibu Hamil, Anak Sekolah, dan Pasangan Usia Subur (PUS).
Macam-macam Imunisasi
BCG (Bacillus Calmatte Guerin)
Kegunaan
Menghindarkan dan memberikan kekebalan terhadap penyakit TBC
terhadap anak.
Cara Pemberian
1. Diberikan pada bayi umur 0-11 bulan, diberikan sekali.
Cara Pemberian
Diberikan pada murid kelas V SD, calon pengantin (PUS),
diberikan 2 kali dengan interval 4 minggu.
Hepatitis B
Kegunaan
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Hepatitis B
DPT HB HIB
998 903 89,3%
lanjutan
Campak Lanjutan 998 666 65,9%
4. D/K : Jumlah Balita yang ditimbang bulan ini dibagi jumlah Balita
yang terdaftar dan mempunyai KMS = 70%
5. D/S : Jumlah Balita yang ditimbang dibagi jumlah Balita yang ada di
Pos Penimbangan = 75%
6. Pemberian Vitamin A kepada Bayi : 90%,
7. Kepada Anak Balita : 90%,
8. Kepada Ibu Nifas : 90%
9. Pemberian tablet Fe kepada Ibu Hamil : 90%,
10. Kepada Ibu Nifas : 80%
JUMLAH KUNJUNGAN
NO BULAN
ASKES BPJS MANDIRI JAMKESMAS JPKMS TOTAL
UMUM
KUNJUNGAN RUJUKAN KUNJUNGAN RUJUKAN KUNJUNGAN RUJUKAN KUNJUNGAN RUJUKAN
1 JANUARI 124 920 412 902 426 285 88 236 87 3480
2 FEBRUARI 55 769 344 822 371 232 76 180 65 2914
3 MARET 66 821 400 809 456 241 94 216 88 3191
4 APRIL 63 844 362 804 334 212 79 231 84 3013
5 MEI 67 765 428 634 366 496 99 107 65 3027
6 JUNI 44 743 443 737 300 231 74 245 103 2920
7 JULI 77 625 236 724 255 126 56 165 71 2335
8 AGUSTUS 65 852 362 854 390 217 86 288 98 3212
9 SEPTEMBER 71 794 338 793 305 208 81 175 112 2877
10 OKTOBER 69 787 240 730 246 239 51 224 43 2629
11 NOVEMBER 74 709 275 778 269 190 76 280 106 2757
12 DESEMBER 45 676 214 722 258 212 51 296 66 2540
JUMLAH 820 9305 4054 9309 3976 2889 911 2643 988 34895
BAB V
LAPORAN KEGIATAN
Laporan Kegiatan di Dinas Kesehatan Kota Medan dan Puskesmas
Simalingkar
LIBUR
LIBUR
I. Tujuan Utama
Penyuluhan ini dilaksanankan agar masyarakat lebih memahami pengetian
dan penerapan PHBS
V. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
VI. Media
Flip Chart
Leaflet
VII. Materi
PHBS
A. DEFINISI
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena
kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu
menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif
dalam aktivitas masyarakat.
B. MANFAAT
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut
agar masyarakat bisa mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan.
Selain itu, dengan menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.
Manfaat PHBS Di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa,guru dan
masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat
untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses
belajarmengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan
sekolah menjadi sehat.
Manfaat PHBS Di Rumah Tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga
sehat dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di
Rumah tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan
kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah tangga sehat
mampu meningkatkan produktifitas anggota rumah tangga dan manfaat
phbs rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk
menerapkan pola hidup sehat dan anak dpt tumbuh sehat dan tercukupi
gizi.
Manfaat PHBS Di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para
pekerja agar tahu dan mau untuk melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat dan berperan dalam menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat
PHBS di tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan
kesehatannya dan tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas kerja
dan meningkatkan citra tempat kerja yang positif .
C. Tatanan PHBS
Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian
dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari – hari. Berikut ini 5 tatanan
PBHS yang dapat menjadi simpul – simpul untuk memulai proses
penyadartahuan tentang perilaku hidup bersih sehat :
PHBS di Rumah tangga
PHBS di Sekolah
PHBS di Tempat kerja
PHBS di Sarana kesehatan
PHBS di Tempat umum
PHBS DI SEKOLAH
PHBS Di Sekolah merupakan langkah untuk memberdayakan siswa,guru dan
masyarakat lingkungan sekolah agar bisa dan mau melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat dalam menciptakan sekolah yang sehat.
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
Sebaiknya tiap kelas mempunyai satu tempat cuci tangan untuk siswa.
Tempatnya permanen, berbentuk kran air yang mengalir. Bukan yang diam
seperti menyediakan satu timba air. Untuk menunjangnya, sekolah harus
menyediakan sabun dan handuk sebagai sarana pelengkap cuci tangan.
Ingatkan siswa untuk mencuci tangan tiap menjelang dan sesudah istirahat,
selesai melakukan pekerjaan, dan menyentuh makanan.
2. Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
Indikator ini juga bisa kita maknai seluruh warga sekolah hanya jajan di
warung atau kantin yang disediakan sekolah. Siswa tidak dipaksa membeli
jajan atau makanan di kantin, tapi menyadari sendiri jajan disini sudah bersih
dan memenuhi standar layak.
Yang perlu diperhatikan adalah makanan yang banyak mengandung bahan
berbahaya. Seperti pewarna, pengawet, pengenyal, dan sejenisnya. Tahukah
anda trik mendeteksinya? Untuk formalin, cukup kita pakai tusuk gigi yang
kita tusukkan pada kunyit, setelah itu kita tusukkan pada bakso. Kalau
warnanya berubah, itu tandanya ada formalin.
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
Banyaknya jamban yang ada di sekolah mengikuti aturan berikut:
I. Dokumentasi
I. Tujuan Umum
Dengan diadakannya penyuluhan mengenai cuci tangan, diharapkan kepada
seluruh pasien yang berobat ke Puskesmas Desa Simalingkar mengetahui
manfaat mencuci tangan.
2.3 Ceramah
Kesimpulan
3 Penutup Salam Penutup Ceramah
V. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
VI. Media
Poster Buatan
cuci tangan dengan pedal kaki atau pengontrol lutut, sabun antimikrobial (non-
iritasi, spektrum luas, kerja cepat), sikat scrub bedah dengan pembersih kuku dari
plastik, masker kertas dan topi atau penutup kepala, handuk steril, pakaian di
ruang scrub dan pelindung mata, penutup sepatu.
Prosedur kerja cara mencuci tangan steril adalah sebagai berikut:
1. Terlebih dahulu memeriksa adanya luka
terpotong atauabrasi pada tangan dan jari,
kemudian melepaskan semua perhiasanmisalnya
cincin atau jam tangan.
2. Menggunakan pakaian bedah sebagai proteksi
perawatyaitu: penutup sepatu, penutup kepala
atau topi, masker wajah,pastikan masker
menutup hidung dan mulut anda dengan
kencang.Selain itu juga memakai pelindung
mata.
3. Menyalakan air dengan menggunakan lutut atau
controldengan kaki dan sesuaikan air untuk suhu
yang nyaman.
4. Membasahi tangan dan lengan bawah secara
bebas, mempertahankankan tangan atas berada
setinggi siku selama seluruh prosedur.
5. Menuangkan sejumlah sabun (2 sampai 5 ml) ke
tangan dan menggosok tangan serta lengan
sampai dengan 5 cm di atas siku.
6. Membersihkan kuku di bawah air mengalir
dengan tongkat oranye atau pengikir.
Membuang pengikir setelah selesai digunakan.
7. Membasahi sikat dan menggunakan sabun
antimikrobial.
8. Menyikat ujung jari, tangan, dan lengan.
Menyikat kuku tangan sebanyak 15 kali
VIII. Dokumentasi
Topik : Hipertensi
Tempat : Gereja HKBP, jl. Bawang Simalingkar
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Juni 2019
Waktu : 09.00 WIB s/d 10.00 WIB
Pembicara : Daniel dan Martha
Peserta/Sasaran : Lansia yang melakukan senam di Gereja HKBP, jl.
Bawang Simalingkar
I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan Hipertensi maka yang diharapkan adalah
Lansia di Kelurahan Mangga mengetahui tentang hipertensi.
V. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
VI. Media
Poster Buatan
Leaflet
VII. Teori
HIPERTENSI
Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan persisten
pada pembuluh darah arteri, dimana tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
tekanan diastolik ≥ 90 mmHg (WHO, 2013). Penyakit hipertensi sering disebut
sebagai silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak tahu
kalau dirinya mengidap hipertensi.
Penyebab Hipertensi
Hipertensi bisa di kategorikan menjadi 2 jenis, yaitu primer dan sekunder
dengan penyebab yang berbeda, yaitu :
1. Hipertensi primer : sekitar 90 % dari kasus hipertensi adalah hipertensi
primer, tidak ada penyebab yang bisa diidentifikasi dan sebagian besar
terkait dengan faktor keturunan, kepribadian stress mental, dan obesitas.
2. Hipertensi sekunder : hipertensi umumnya disebabkan oleh penyakit lain
atau perubahan pada kondisi kesehatan, misalnya penyakit ginjal, dan
gangguan endokrin (hipertiroid dan hiperaldesteronisme). Tekanan darah
pasien akan kembali normal jika penyakit tersebut sudah disembuhkan.
Gejala Hipertensi :
Tidak semua penderita hipertensi mengenali atau merasakan keluhan maupun
gejala, sehingga hipertensi sering dijuluki sebagai pembunuh diam-diam (silent
killer).
Keluhan-keluhan pada penderita hipertensi antara lain :
1. Sakit atau nyeri kepala
2. Gelisah
3. Jantung berdebar-debar
4. Pusing
5. Penglihatan kabur
6. Rasa sakit di dada
7. Mudah lelah.
Komplikasi Hipertensi
Jika tekanan darah tidak terkontrol, hipertensi dapat menyebabkan terjadinya
komplikasi seperti :
1. Penyakit jantung : peningkatan tekanan darah akan meningkatkan
resistensi pembuluh darah, memberikan beban tambahan pada jantung, dan
akan menyebabkan kegagalan jantung.
2. Stroke : pecahnya aneurisma (pembuluh darah yang bengkak) di otak bisa
menyebabkan stroke. Hipertensi yang tidak terkendali bisa menyebabkan
pembekuan darah di arteri karotis di leher. Bekuan darah tersebut bisa
menyebabkan stroke emboli bila memasuki otak.
3. Penyakit ginjal : hipertensi yang tidak terkendali akan mempengaruhi
arteri di ginjal, menyebabkan kerusakan pada fungsi ginjal.
4. Retinopati (kerusakan retina) : hipertensi yang tidak terkendali akan
mempengaruhi arteriol (cabang arteri) di mata, sehingga menyebabkan
lesi.
5. Penyakit pembuluh darah tepi
6. Gangguan saraf
7. Gangguan serebral (otak)
Penatalaksanaan Hipertensi
Peningkatan tekanan darah dapat dikontrol dengan melakukan perubahan
gaya hidup dan terapi farmakologis.
Untuk mempertahankan kebiasaan gaya hidup yang baik, penderita harus berhenti
merokok, mengurangi konsumsi minuman beralkohol, mengendalikan berat
badan, memperhatikan diet, menghindari asupan garam secara berlebihan dan
melakukan aktivitas fisik secara berkala.
Kemenkes RI (2014) menyatakan bahwa makanan yang harus dihindari atau
dibatasi oleh penderita hipertensi adalah :
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kepala).
Terapi Farmakologis :
1. Hipertensi tanpa compelling indication
a. Hipertensi stage 1 dapat diberikan diuretic (Hidroklorotiazid 12,5-50
mg/hari, atau pemberian ACE inhibitor (captopril 3 x 12,5-50
mg/hari), atau Nifedipin long acting 30-60 mg/hari) atau kombinasi.
b. Hipertensi stage 2 : bila target terapi tidak tercapai setelah observasi
selama 2 minggu, dapat diberikan kombinasi 2 obat, biasanya
golongan diuretic, tiazid, dan penghambat ACE atau penyekat receptor
beta atau penghambat kalsium.
c. Pemilihan anti hipertensi didasarkan ada tidaknya kontraindikasi dari
masing-masing anti hipertensi di atas. Sebaiknya pilih obat hipertensi
yang diminum sekali sehari atau maksimum 2 kali sehari.
Bila target tidak tercapai maka dilakukan optimalisasi dosis atau
ditambahkan obat lain sampai target tekanan darah tercapai.
2. Kondisi khusus lain :
a. Lanjut usia
1. Diuretic (tiazid) mulai dosis rendah 12,5 mg/hari.
2. Obat hipertensi lain mempertimbangkan penyakit penyerta.
b. Kehamilan
1. Golongan metildopa, penyekat receptor β, antagonis kalsium,
vasodilator.
2. Penghambat ACE dan antagonis receptor All tidak boleh
digunakan selama kehamilan.
V. Dokumentasi
Topik : Imunisasi
Tempat : Posyandu Melati Simpang Selayang
Hari / Tanggal : Senin, 10 Juni 2019
Waktu : 10.00 – 12.30 WIB
Pembicara : Jan, Aussie, Santa, Eva, Musdalifah, Novalina,
Ines, Dian, Wira
Peserta/sasaran :Semua Warga yang Datang ke Posyandu di Jln.
Irigasi dan Jln. Pinem
1. TUJUAN UMUM
Dengan diadakan penyuluhan mengenai pengertian imunisasi, tujuan
imunisasi, imunisasi dasar, dan manfaatnya.
V. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
VI. Media
Poster Buatan
Leaflet
VII. Teori
IMUNISASI
Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen
yang serupa, tidak terjadi penyakit. Imunisasi merupakan usaha memberikan
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar
tubuh membuat zat anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang
dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan
campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio).
Tujuan
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
(populasi) atau bahkan menghilangkan suatu penyakit tertentu dari dunia.
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-
penyakit tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles),
polio dan tuberkulosis.
Secara umun tujuan imunisasi antara lain: (Atikah, 2010, p5)
1. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
2. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3. Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita
Imunisasi Dasar
1. Imunisasi Bacillus Celmette-Guerin (BCG)
Imunisasi BCG dilakukan pada bayi usia 0-2 bulan, akan tetapi biasanya
diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Dapat diberikan pada anak dan orang
dewasa jika sudah melalui tes tuberkulin dengan hasil negatif.
terjadinya penularan. Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi
karena terhirupnya percikan udara yang mengandung bakteri tuberculosis. Bakteri
ini dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering
terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput selaput otak
(yang terberat)
Pemberian vaksin DPT dilakukan tiga kali mulai bayi umur 2 bulan sampai 11
bulan dengan interval 4 minggu. Imunisasi ini diberikan 3 kali karena pemberian
pertama antibodi dalam tubuh masih sangat rendah, pemberian kedua mulai
meningkat dan pemberian ketiga diperoleh cukupan antibodi.
tidak terdapat zat asam (oksigen). Tetanus dapat menyerang bayi, anak-anak
bahkan orang dewasa. Pada bayi penularan disebabkan karena pemotongan tali
puat tanpa alat yang steril atau dengan cara tradisional dimana alat pemotong
dibubuhi ramuan tradisional yang terkontaminasi spora kuman tetanus. Pada anak-
anak atau orang dewasa bisa terinfeksi karena luka yang kotor atau luka
terkontaminasi spora kuman tetanus, kuman ini paling banyak terdapat pada usus
kuda berbentuk spora yang tersebar luas di tanah.
3. Imunisasi campak
Pemberian vaksin campak hanya diberikan satu kali, dapat dilakukan pada
umur 9-11 bulan, dengan dosis 0,5 CC. Sebelum disuntikan, vaksin campak
terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang derisi 5
ml cairan pelarut.
4. Imunisasi Polio
Imunisasi dasar polio diberiakn 4 kali (polio I, II, III dan IV) dengan interval
tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi
polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan
SD (12 tahun). Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini
diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung kemulut anak atau dengan atau
dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.
1. Inactivated Polio Vaccine (IPV = Vaksin Salk), mengandung virus polio yang
telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan.
2. Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang
telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
3. Bentuk trivalen (Trivalen Oral Polio Vaccine; TOPV) efektif melawan semua
bentuk polio, sedangkan bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan satu jenis
polio
5. Imunisasi hepatitis B
Vaksin juga diberikan pada anak usia 12 tahun yang dimasa kecilnya belum
diberi vaksin hepatitis B. Selain itu orang –orang yang berada dalam rentan risiko
hepatitis B sebaiknya juga diberi vaksin ini
Efek samping paling umum pada bayi dan anak kecil adalah pada titik
dilakukannya injeksi yang meliputi pembengkakan, kemerahan, atau
terbentuk benjolan kecil yang keras
Gejala ini biasanya akan hilang dalam beberapa hari dan tidak ada
perlakuan khusus yang harus dilakukan karena hal tersebut
JADWAL IMUNISASI
BAB VI
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
TEORI ISPA
ISPA
A. Definisi ISPA
Infeksi saluran pernapasan akut yang lebih dikenal dengan ISPA
biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan
atau tanpa demam yang diserta dengan salah satu atau beberapa gejala
berikut ini, diantaranya sakit tenggorokan atau nyeri telan, pilek, dan batuk
baik kering ataupun berdahak.2 Infeksi ini bersifat akut, yang artinya
proses infeksi ini dapat berlangsung hingga 14 hari. Infeksi ini menyerang
salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli
termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).
Acute respiratory infection atau ISPA dapat menyerang saluran
pernafasan bagian atas ataupun bagian bawah. Infeksi akut yang mengenai
saluran pernafasan atas diantaranya rinitis, tonsillitis, faringitis,
ISPA sedang
Anak dapat dinyatakan mengidap ISPA sedang apabila ditemukan
gejala ISPA ringan yang disertai salah satu atau lebih gejala gejala
dibawah ini:
a. Pernapasan cepat, yakni frekuensi nafas melebihi 60 kali per menit
untuk usia dibawah 2 bulan, frekuensi nafas lebih dari 50 kali per
menit untuk usia 2 bulan hingga <12 bulan atau frekuensi nafas
melebihi 40 kali per menit pada usia 12 bulan - 5 tahun.
b. Suhu badan melebihi 39 derajat celsius.
c. Tenggorokan merah.
d. Timbul bercak bercak merah di kulit serupa dengan campak.
e. Telinga sakit atau keluarnya nanah dari lubang telinga.
f. Pernafasan berbunyi seperti orang mendengkur.
ISPA berat
Anak dapat dinyatakan mengidap ISPA berta apabila ditemukan gejala
ISPA ringan atau sedang yang disertai salah satu atau lebih gejala gejala
dibawah ini
C. Klasifikasi ISPA
Berdasarkan anatominya, ISPA dibagi menjadi 2 kelompok, ISPA atas
dan ISPA bawah. Menurut Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut, derajat keparahan ISPA terbagi atas 2 kelompok usia,
yaitu:
1. Kelompok usia < 2 bulan, klasifikasinya adalah sebagai berikut:
a. Pneumonia Berat
Apabila dalam pemeriksaan didapatkan adanya penarikan kuat dari
dinding dada bagian bawah ke dalam yang sering disebut dengan chest
indrawing atau adanya nafas cepat melebihi 60 kali per menit.
b. Bukan Pneumonia
Apabila tidak ditemukannya nafas cepat dan tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam.
tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang
merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila
demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita
dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat
adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah
bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman
streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.
Tanda bahaya setiap bayi atau anak dengan tanda bahaya harus
diberikan perawatan khusus untuk pemeriksaan selanjutnya. Petunjuk
dosis dapat dilihat pada lampiran.
Pengelolaan mandiri di rumah:
Pengelolaan ini diawali dengan melakukan pengelolaan secara
mandiri di rumah. Pengelolaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengatasi batuk dan melegakan tenggorokan
Obat batuk yang aman dan sederhana yaitu dengan ramuan
tradisional : ½ sendok teh Jeruk nipis dicampur dengan ½ sendok teh
kecap / madu diberikan 3x sehari. Selain itu, dapat juga dengan
memberikan obat batuk yang siap sedia di rumah. Ibu harap
memperhatikan dosis obat dan waktu pemberian obat tersebut,
sehingga hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
2. Mengatasi pilek
Membersihkan lubang hidung untuk mengatasi sumbatan,
mempercepat kesembuhan dan mencegah komplikasi serta menjaga
tubuh anak tetap hangat. Tidak dianjurkan untuk diberikan obat-obatan
karena sebagian besar penyebab pilek adalah virus yang bersifat self-
limiting disease.
3. Mengatasi demam
Pemeriksaan suhu tubuh anak dapat diukur dengan menggunakan
alat termometer sebagai alat ukur suhu tubuh yang telah terstandard.
Beberapa tindakan dalam mengatasi demam anak antara lain :
- Melakukan pengkompresan dengan air
F. Pelaksana pemberantasan:
Tugas pemberatasan penyakit ISPA merupakan tanggung jawab
bersama. KepalaPuskesmas bertanggung jawab bagi keberhasilan
pemberantasan di wilayah kerjanya.
Sebagian besar kematiaan akibat penyakit pneumonia terjadi
sebelum penderita mendapat pengobatan petugas Puskesmas. Karena itu
peran serta aktif masyarakat melalui aktifitas kader akan sangat'membantu
menemukan kasus-kasus pneumonia yang perlu mendapat pengobatan
antibiotik (kotrimoksasol) dan kasus-kasus pneumonia berat yang
perlusegera dirujuk ke rumah sakit .
Dokter puskesmas mempunyai tugas sebagai berikut:
- Membuat rencana aktifitas pemberantasan ISPA sesuai dengan dana
atau sarana dan tenaga yang tersedia.
- Melakukan supervisi dan memberikan bimbingan penatalaksanaan
standar kasus-kasus ISPA kepada perawat atau paramedis.
- Melakukan pemeriksaan pengobatan kasus- kasus pneumonia
berat/penyakit dengan tanda-tanda bahaya yang dirujuk oleh
perawat/paramedis dan merujuknya ke rumah sakit bila dianggap
perlu.
3. Jl. Kapas
4. Jl. Rami
5. Jl. Tembakau
6. Jl. Sawit
7. POSBINDU Jl.
Irigasi
7. Pelatihan
Semua informan menyatakan tidak mendapatkan pelatihan, dan
menggunakan buku pegangan kader sebagai acuan dalam melaksanakan
pembinaan.Belum ada upaya yang dilaksanakan oleh Informan utama.
8. Kebijakan
Untuk kegiatan pembinaan, belum ada kebijakan secara spesfik tentang
alur dan job deskripsi dalam kegiatan pembinaan posyandu, belum ada upaya
spesifik yang dilakukan oleh Informan utama, hanya melaksanakan kegiatan
pembinaan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
PEMBAHASAN
A. Proses Pembinaan Posyandu
1. Pembinaan Prosedur Tetap Posyandu
a. Pendataan sasaran
Penelitian menunjukkan bahwa semua bidan tidak melaksanakan
pendataan secara langsung melainkan mengarahkan kader untuk
melaksanakan kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan teori dengan teori
pendataan adalah tugas yang dilakukan oleh kader, hal ini dilakukan untuk
mengetahui siapa saja sasaran yang akan datang ke posyandu. Bidan
sebagai tenaga pembina posyandu mengarahkan tugas pendataan kader
agar dapat menerima masukan catatan keberadaan ibu hamil, kelahiran,
kematian bayi dan kematian ibu melahirkan, nifas dari kelompok
dasawisma Pengarahan adalah keinginan untuk membuat orang lain
mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau
jabatan secara efektif, tujuannya agar tugas-tugas dapat terselesaikan
dengan baik. Dengan demikian sesuai teori yang ada bidan mengarahkan
kader memiliki tujuan agar tugastugas yang berkaitan dengan pendataan
dapat terselesaikan dengan baik.
b. Pelaksanaan Rapat Koordinasi
Pelaksanaan rapat koordinasi masih belum sesuai dengan teori
yang ada yaitu hanya 2 atau 3 bulan sekali serta hanya diikuti oleh bidan
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7. 1 Kesimpulan
1. Puskesmas Simalingkar mengadakan banyak program-program
kesehatan yaitu pemberian bantuan kepada anak gizi kurang, imunisasi
rutin, pemeriksaan kesehatan setiap bulannya serta senam sehat untuk
para lansia.
2. Sebagian besar lansia di puskesmas Simalingkar memahami beberapa
topik penyuluhan yang diberikan menandakan mereka memiliki
pengetahuan yang tinggi tentang penyakit terutama penyakit diabetes
melitus, dan hipertensi.
3. Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Simalingkar
memiliki respon yang positif dan rasa ingin tahu yang besar dengan
topik-topik penyuluhan yang diberikan.
4. Puskesmas Simalingkar juga memiliki program kerja penyuluhan ke
sekolah-sekolah dan ke masyarakat remaja dan dewasa. Mereka sangat
antusias terhadap topik-topik penyuluhan.
7. 2 Saran
1. Melakukan perbaikan terhadap sarana dan prasarana Puskesmas demi
terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan.
2. Semakin digalakkannya kegiatan penyuluhan mengenai gaya hidup
sehat kepada masyarakat guna meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai pola hidup sehat, dengan tujuan agar derajat kesehatan
masyarakat meningkat.
3. Pentingnya kegiatan gotong-royong untuk membersihkan lingkungan
kita sebab lingkungan yang bersih akan meningkatkan kesehatan diri
kita sendiri.