Puji syukur alhamdulilah kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha esa, karena
telah melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman- teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya yang lebih baik lagi.
KELOMPOK 05
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu hak asasi manusia sehingga kesehatan merupakan
kewajiban pemerintah kepada warga negaranya terutama terhadap warga negara yang kurang
memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu karena pengaruh
ketidakmampuan secara ekonomi. Pada tahun 2000, untuk pertama kalinya kata-kata
“kesehatan” tercantum dalam UUD 1945 pada pasal 28H yang merupakan hasil amandemen
tahun 2000 “…setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan”. Hal ini tentu saja
merupakan jaminan hak-hak kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan deklarasi
Hak Asasi Manusia oleh PBB pada tahun 1947.
Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan
keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia,
termasuk Indonesia. Pengakuan itu tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia. Pasal 25 Ayat (1) Deklarasi menyatakan, setiap
orang berhak atas derajat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya
dan keluarganya termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan
serta pelayanan sosial yang diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur,
menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang
mengakibatkan kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya.
Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 juga mengakui
hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub dalam UUD 45 pasal 28H dan pasal
34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti dengan UU 36/2009 tentang
Kesehatan. Dalam UU 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai
kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan social.
Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas, pemerintah bertanggung
jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) bagi kesehatan perorangan. Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah
dengan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, diantaranya
adalah melalui PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero) yang melayani antara lain
pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk masyarakat
miskin dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan melalui skema Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun
demikian, skema-skema tersebut masih terfragmentasi, terbagi- bagi. Biaya kesehatan dan
mutu pelayanan menjadi sulit terkendali.
Untuk mengatasi hal itu, pada 2004, dikeluarkan Undang-Undang No.40 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan
sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui
suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Undang-Undang No. 24 Tahun 2011
juga menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) akan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari
2014. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima
Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan
Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional).
1.3 Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta
yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko
tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit.
b. Prinsip nirlaba
Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah
nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan utama
adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta.
c. Prinsip portabilitas
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat
terlindungi.
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan-badan
penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana
tersebut untuk kesejahteraan peserta.
Peserta adalah setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah. Peserta JKN terbagi dalam dua golongan utama, yaitu
Penerima Bantuan Iuran JKN dan Bukan Penerima Bantuan Iuran JKN.
Adalah fakir miskin dan orang tidak mampu yang termasuk dalam
daftar penerima bantuan iuran JKN. Merujuk pada Peraturan Pemerintah No.
101 Tahun 2011, fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak
mempunyai sumber pencaharian atau memiliki sumber pencaharian namun
tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak bagi dirinya dan
keluarganya. Sedangkan orang tidak mampu adalah orang yang memiliki
sumber mata pencaharian, gaji, atau upah dan hanya mampu memenuhi
kebutuhan hidup dasar yang layak, namun tidak mampu membayar iuran JKN.
2. Bukan PBI-JKN
Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur
oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan
(pasal 16, Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan). Peraturan Presiden No. 12
Tahun 2013, menyatakan bahwa Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan
kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
4. Iuran JKN bagi anggota keluarga yang lain dibayar oleh Peserta:
a. sebesar 1% (satu persen) dari gaji atau upah Peserta Pekerja Penerima Upah per
orang per bulan.
b. sesuai manfaat yang dipilih Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta
bukan Pekerja.
Definisi gaji atau upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayar
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang
telah atau akan dilakukan.
Ketentuan mengenai tata cara pembayaran iuran JKN adalah sebagai berikut:
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
Manfaat Rujukan Tingkat
Tingkat Pertama
Lanjutan
Administrasi Pelayanan ✓ ✓
Pemeriksaan, Pengobatan ✓ ✓
Konsultasi Medis Oleh
✓
Dokter Umum
Pemeriksaan Penunjang
Diagnostik Tingkat ✓
Pertama
Pemeriksaan, Pengobatan
dan Tindakan Pelayanan
✓
Kesehatan Gigi Tingkat
Pertama
Tindakan Medis
✓
Spesialistik
Pemeriksaan Penunjang
Diagnostik Tingkat ✓
Lanjutan
Pelayanan Darah ✓ ✓
Rawat Inap Tingkat
✓
Pertama
Pelayanan Kedokteran
✓
Forensik Klinik
2. Pelayanan imunisasi dasar, mencakup imunisasi baccile calmet guerin (BCG), difteri
pertusis tentatus (DPT), hepatitis B, polio, dan campak
Fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan didukung oleh fasilitas
kesehatan penunjang, yaitu:
a. Laboratorium
b. Instalasi farmasi rumah sakit
c. Apotek
d. Optik
e. Unit transfusi darah atau Palang Merah Indonesia
f. Pemberi pelayanan Consumable Ambulatory Peritonial Dialisis (CAPD)
g. Praktek bidan atau perawat yang setara
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program Jaminan Kesehatan Nasional disingkat Program JKN adalah suatu program
Pemerintah dan Masyarakat atau Rakyat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan
kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat
hidup sehat, produktif, dan sejahtera (Naskah Akademik SJSN). Jaminan Kesehatan (JKN)
adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip
asuransi sosial dan prinsip ekuitas dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan.
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional adalah setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Peserta JKN terbagi dalam dua golongan utama, yaitu
Penerima Bantuan Iuran JKN dan Bukan Penerima Bantuan Iuran JKN.
3.2 Saran
Semoga program Jaminan Kesehatan Nasional dari Kementerian Kesehatan yang
berlaku nasional dan wajib bagi seluruh penduduk Indonesia bisa berjalan lancar dan sukses.
Serta manfaatnya akan bisa langsung dirasakan oleh rakyat Indonesia. Dan lebih ditingkatkan
lagi programnya aga dapat lebih di rasakan oleh masyarakat kurang mampu.
DAFTAR PUSTAKA
- https://dok.com/document/zw37w1vy-siti-khopsoh-laporan-kti-bab.html
- https://library.fes.de/pdf-files/bueros/indonesien/11205.pdf (SERI BUKU SAKU-
4 JKN)
- https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://arsyaduzumaki.blogspot.com/2016/03/makal
ah-sistem-jaminan-kesehatan.html%3Fm%3D1&ved=2ahUKEwiLp-6O-
9fwAhXOfH0KHVPsAkkQFjAKegQIDRAC&usg=AOvVaw05Em_fa53tI0QnIi
zmT9hz