Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SISTEM ASURANSI KESEHATAN

“PROGRAM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL”

DOSEN PEMBIMBING : ARI KUSDIANA

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 5 :

1. Nanda Bella Pratiwi (1902070004)


2. Nieken Sofiani (1902070040)
3. Nikita Akbarul Husna (1902070003)
4. Rahayu Ainun Khofifah (1902070006)
5. Rina Anggun Widyastuti (1902070029)
6. Riqqot Wasiilah Ismat (1902070016)

PRODI S1 ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulilah kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha esa, karena
telah melimpahkan rahmat-nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman- teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya yang lebih baik lagi.

LAMONGAN, 21 MEI 2021

KELOMPOK 05
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah salah satu hak asasi manusia sehingga kesehatan merupakan
kewajiban pemerintah kepada warga negaranya terutama terhadap warga negara yang kurang
memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu karena pengaruh
ketidakmampuan secara ekonomi. Pada tahun 2000, untuk pertama kalinya kata-kata
“kesehatan” tercantum dalam UUD 1945 pada pasal 28H yang merupakan hasil amandemen
tahun 2000 “…setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan”. Hal ini tentu saja
merupakan jaminan hak-hak kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai dengan deklarasi
Hak Asasi Manusia oleh PBB pada tahun 1947.

Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan
keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia,
termasuk Indonesia. Pengakuan itu tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa
tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia. Pasal 25 Ayat (1) Deklarasi menyatakan, setiap
orang berhak atas derajat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya
dan keluarganya termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan
serta pelayanan sosial yang diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur,
menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang
mengakibatkan kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya.

Di Indonesia, falsafah dan dasar negara Pancasila terutama sila ke-5 juga mengakui
hak asasi warga atas kesehatan. Hak ini juga termaktub dalam UUD 45 pasal 28H dan pasal
34, dan diatur dalam UU No. 23/1992 yang kemudian diganti dengan UU 36/2009 tentang
Kesehatan. Dalam UU 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan memperoleh pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Sebaliknya, setiap orang juga mempunyai
kewajiban turut serta dalam program jaminan kesehatan social.
Untuk mewujudkan komitmen global dan konstitusi di atas, pemerintah bertanggung
jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) bagi kesehatan perorangan. Usaha ke arah itu sesungguhnya telah dirintis pemerintah
dengan menyelenggarakan beberapa bentuk jaminan sosial di bidang kesehatan, diantaranya
adalah melalui PT Askes (Persero) dan PT Jamsostek (Persero) yang melayani antara lain
pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai swasta. Untuk masyarakat
miskin dan tidak mampu, pemerintah memberikan jaminan melalui skema Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Namun
demikian, skema-skema tersebut masih terfragmentasi, terbagi- bagi. Biaya kesehatan dan
mutu pelayanan menjadi sulit terkendali.

Untuk mengatasi hal itu, pada 2004, dikeluarkan Undang-Undang No.40 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). UU 40/2004 ini mengamanatkan bahwa jaminan
sosial wajib bagi seluruh penduduk termasuk Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui
suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Undang-Undang No. 24 Tahun 2011
juga menetapkan, Jaminan Sosial Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri atas
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Khusus untuk Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) akan diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang implementasinya dimulai 1 Januari
2014. Secara operasional, pelaksanaan JKN dituangkan dalam Peraturan Pemerintah dan
Peraturan Presiden, antara lain: Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima
Bantuan Iuran (PBI); Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; dan
Peta Jalan JKN (Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Jaminan kesehatan Nasional ?


2. Apa saja prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional ?
3. Bagaimana sistem kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional ?
4. Bagaimana sistem iuran Jaminan Kesehatan Nasional dan cara membayarnya ?
5. Apa saja pelayanan yang dijamin oleh Jaminan Kesehatan Nasional ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Jaminan Kesehatan Nasional.


2. Untuk mengetahui tujuan dan prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional.
3. Untuk mengetahui system kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional.
4. Untuk mengetahui system iuran Jaminan Kesehatan Nasional dan cara membayarnya.
5. Untuk mengetahui apa saja pelayanan yang dijamin oleh Jaminan Kesehatan Nasional.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jaminan Kesehatan Nasional

Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang bersifat wajib


dari peserta, guna memberikan perlindungan kepada peserta atas risiko sosial ekonomi
yang menimpa mereka dan atau anggota keluarganya (UU SJSN No.40 tahun 2004).
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah tata cara penyelenggaraan program
Jaminan Sosial oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Jaminan Sosial adalah bentuk perlindungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Dengan
demikian, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia
merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial
Nasional ini diselenggarakan melalui mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang
bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia
terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan masyarakat yang layak.

Program Jaminan Kesehatan Nasional disingkat Program JKN adalah suatu


program Pemerintah dan Masyarakat atau Rakyat dengan tujuan memberikan kepastian
jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk
Indonesia dapat hidup sehat, produktif, dan sejahtera (Naskah Akademik SJSN). Jaminan
Kesehatan (JKN) adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional
berdasarkan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas dengan tujuan menjamin agar
peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatan.

Manfaat yang dijamin oleh Program JKN berupa pelayanan kesehatan


perseorangan yang komprehensif, mencakup pelayanan peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) termasuk obat dan bahan medis. Pemberian manfaat tersebut dengan
menggunakan teknik layanan terkendali mutu dan biaya (managed care).
2.2 Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional

Prinsip-prinsip Jaminan Kesehatan Nasional mengacu pada prinsip-prinsip Sistem


Jaminan Sosial Nasional (SJSN) berikut:
a. Prinsip kegotongroyongan

Dalam SJSN, prinsip gotong royong berarti peserta yang mampu membantu peserta
yang kurang mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit atau yang berisiko
tinggi, dan peserta yang sehat membantu yang sakit.

b. Prinsip nirlaba

Pengelolaan dana amanat oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah
nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit oriented). Sebaliknya, tujuan utama
adalah untuk memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta.

c. Prinsip portabilitas

Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang


berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan atau tempat
tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Prinsip kepesertaan bersifat wajib

Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga dapat
terlindungi.

e. Prinsip dana amanat

Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan kepada badan-badan
penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan dana
tersebut untuk kesejahteraan peserta.

f. Prinsip hasil pengelolaan

Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan


untuk sebesar-besar kepentingan peserta.
2.3 Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional

2.3.1 Ketentuan Umum Kepesertaan

1. Kepesertaan bersifat wajib dan mengikat dengan membayar iuran berkala


seumur hidup.

2. Kepesertaan wajib dilaksanakan secara bertahap hingga menjangkau seluruh


penduduk Indonesia.

3. Kepesertaan mengacu pada konsep penduduk dengan mewajibkan warga


negara asing yang bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia untuk ikut
serta.

4. Kepesertaan berkesinambungan sesuai prinsip portabilitas dengan


memberlakukan program di seluruh wilayah Indonesia dan menjamin
keberlangsungan manfaat bagi peserta dan keluarganya hingga enam bulan pasca
pemutusan hubungan kerja (PHK). Selanjutnya, pekerja yang tidak memiliki
pekerjaan setelah enam bulan PHK atau mengalami cacat tetap total dan tidak
memiliki kemampuan ekonomi tetap menjadi peserta dan iurannya dibayar oleh
Pemerintah. Kesinambungan kepesertaan bagi pensiunan dan ahli warisnya akan
dapat dipenuhi dengan melanjutkan pembayaran iuran jaminan kesehatan oleh
manfaat program jaminan pensiun.

5. Setiap Peserta yang telah terdaftar di BPJS Kesehatan berhak mendapatkan


identitas Peserta yang merupakan identitas tunggal yang berlaku untuk semua
program jaminan sosial.

6. Pemutahiran data kepesertaan menjadi kewajiban Peserta untuk melaporkannya


kepada BPJS Kesehatan.

2.3.2 Masa Berlaku

Kepesertaan berlaku selama peserta membayar iuran. Bila Peserta tidak


membayar atau meninggal dunia, maka kepesertaan hilang. Bagi Peserta yang
menunggak iuran, pemulihan kepesertaan dilakukan dengan membayar iuran
bulan berjalan disertai seluruh tunggakan iuran beserta seluruh denda.

2.3.3 Peserta Jaminan Kesehatan Nasional

Peserta adalah setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah. Peserta JKN terbagi dalam dua golongan utama, yaitu
Penerima Bantuan Iuran JKN dan Bukan Penerima Bantuan Iuran JKN.

1. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Nasional (PBI-JKN)

Adalah fakir miskin dan orang tidak mampu yang termasuk dalam
daftar penerima bantuan iuran JKN. Merujuk pada Peraturan Pemerintah No.
101 Tahun 2011, fakir miskin adalah orang yang sama sekali tidak
mempunyai sumber pencaharian atau memiliki sumber pencaharian namun
tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup dasar yang layak bagi dirinya dan
keluarganya. Sedangkan orang tidak mampu adalah orang yang memiliki
sumber mata pencaharian, gaji, atau upah dan hanya mampu memenuhi
kebutuhan hidup dasar yang layak, namun tidak mampu membayar iuran JKN.

2. Bukan PBI-JKN

Peserta JKN yang tergolong Bukan PBI Jaminan Kesehatan adalah


penduduk yang tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu, yang
terdiri atas:

(1) Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya


a. Pegawai Negeri Sipil
b. Anggota TNI
c. Anggota Polri
d. Pejabat Negara
e. Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri
f. Pegawai swasta
g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f
yang upah
(2) Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya
a. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri
b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima
upah
(3) Bukan Pekerja dan anggota keluarganya
a. Investor
b. Pemberi Kerja
c. Penerima pensiun
a) Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun
b) Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan
hak
c) Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun

2.4 Iuran Jaminan Kesehatan Nasional dan Cara Membayarnya

Iuran Jaminan Kesehatan adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara teratur
oleh Peserta, Pemberi Kerja, dan atau Pemerintah untuk program Jaminan Kesehatan
(pasal 16, Perpres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan). Peraturan Presiden No. 12
Tahun 2013, menyatakan bahwa Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan
kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Kewajiban membayar iuran JKN diatur sebagai berikut:


1. Setiap Peserta wajib membayar iuran.
2. Setiap Pemberi Kerja wajib memungut iuran dari pekerjanya, menambahkan iuran
yang menjadi kewajibannya dan membayarkan iuran tersebut kepada BPJS secara
berkala.
3. Iuran program jaminan sosial bagi fakir miskin dan orang yang tidak mampu dibayar
oleh Pemerintah. Pada tahap pertama iuran yang dibayar oleh Pemerintah adalah untuk
program jaminan kesehatan.
Ketentuan umum mengenai besaran iuran adalah sebagai berikut:
1. Besaran iuran dihitung berdasarkan persentase upah atau penghasilan untuk peserta
penerima upah atau berdasarkan suatu jumlah nominal tertentu untuk peserta yang tidak
menerima upah.
2. Besarnya iuran yang ditanggung oleh pekerja dan pemberi kerja ditetapkan untuk
setiap jenis program secara berkala sesuai dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan
kebutuhan dasar hidup yang layak.
3. Iuran tambahan dikenakan kepada peserta yang mengikutsertakan anggota keluarga
yang lain, yaitu anak keempat dan seterusnya, ayah, ibu, mertua.

4. Iuran JKN bagi anggota keluarga yang lain dibayar oleh Peserta:

a. sebesar 1% (satu persen) dari gaji atau upah Peserta Pekerja Penerima Upah per
orang per bulan.
b. sesuai manfaat yang dipilih Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta
bukan Pekerja.

Definisi gaji atau upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan dibayar
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan atau jasa yang
telah atau akan dilakukan.

Ketentuan mengenai tata cara pembayaran iuran JKN adalah sebagai berikut:

1. Iuran jaminan kesehatan bagi Peserta PBI-JKN dibayar oleh Pemerintah.


2. Iuran jaminan kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah dibayar oleh Pemberi
Kerja dan Pekerja.
3. Iuran jaminan kesehatan bagi Peserta Bukan Penerima Upah dan Peserta Bukan
Pekerja dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.
4. Pembayaran iuran setiap bulan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan
kepada BPJS Kesehatan.
5. Apabila tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari
kerja berikutnya.
6. Keterlambatan pembayaran iuran jaminan kesehatan dikenakan denda administratif
sebesar 2% (dua persen) per bulan dari total iuran yang tertunggak paling banyak
untuk waktu 3 (tiga) bulan, dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang
tertunggak.
7. Bila keterlambatan pembayaran iuran lebih dari tiga bulan, penjaminan dapat
dihentikan sementara.
8. Pembayaran iuran jaminan kesehatan dapat dilakukan di awal untuk 3 (tiga) bulan, 6
(enam) bulan dan 1 (satu tahun).
9. Pengelolaan kelebihan atau kekurangan iuran:
a. BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran jaminan
kesehatan sesuai dengan gaji atau upah Peserta.
b. Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran, BPJS
kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Kerja dan atau
Peserta paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya iuran.
c. Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan dengan
pembayaran iuran bulan berikutnya.

2.5 Pelayanan Yang Dijamin Oleh Jaminan Kesehatan Nasional

Pelayanan-pelayanan kesehatan yang dijamin oleh JKN tertera dalam tabel di


bawah ini.

Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
Manfaat Rujukan Tingkat
Tingkat Pertama
Lanjutan

Administrasi Pelayanan ✓ ✓

Pelayanan Promotif dan



Preventif

Pemeriksaan, Pengobatan ✓ ✓
Konsultasi Medis Oleh

Dokter Umum

Tindakan Medis Non


Spesialistik (Non Operatif ✓
dan Operatif)

Pemeriksaan Penunjang
Diagnostik Tingkat ✓
Pertama

Pemeriksaan, Pengobatan
dan Tindakan Pelayanan

Kesehatan Gigi Tingkat
Pertama

Pelayanan Rujuk Balik ✓

Rehabilitasi Medis Dasar ✓

Pemeriksaan Ibu Hamil,


Ibu Nifas, Ibu Menyusui,

Bayi dan Anak Balita Oleh
Dokter dan Bidan

Konsultasi Medis Oleh


Dokter Spesialis dan ✓
Subspesialis

Tindakan Medis

Spesialistik

Pemeriksaan Penunjang
Diagnostik Tingkat ✓
Lanjutan

Obat, Bahan Medis Habis


✓ ✓
Pakai, Alat Kesehatan

Pelayanan Darah ✓ ✓
Rawat Inap Tingkat

Pertama

Rawat Inap Non Intensif ✓

Rawat Inap di Ruang



Intensif

Pelayanan Kedokteran

Forensik Klinik

Pelayanan Jenazah Bagi


Pasien Yang Meninggal
Pasca Perawatan di

Fasilitas Kesehatan yang
Bekerja Sama dengan
BPJS Kesehatan

Pelayanan promotif dan preventif terdiri dari:


1. Penyuluhan kesehatan perorangan, yang sekurang-kurangnya berupa penyuluhan
tentang pengelolaan risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat

2. Pelayanan imunisasi dasar, mencakup imunisasi baccile calmet guerin (BCG), difteri
pertusis tentatus (DPT), hepatitis B, polio, dan campak

3. Pelayanan keluarga berencana, mencakup konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi, dan


tubektomi

4. Pelayanan skrining kesehatan, diberikan secara selektif untuk mendeteksi risiko


penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu, terdiri dari diabetes
melitus tipe 2, hipertensi, kanker leher rahim, kanker payudara, dan penyakit lain yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

JKN membagi dua tingkatan fasilitas kesehatan sebagai berikut:


1. Fasilitas kesehatan tingkat pertama, terdiri dari:
a. Puskesmas atau yang setara
b. Praktik dokter
c. Praktik dokter gigi
d. Klinik Pratama atau yang setara
e. Rumah Sakit Kelas D atau yang setara
2. Fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan kesehatan spesialistik dan sub
spesialistik, terdiri dari:
a. Klinik Utama atau yang setara
b. Rumah Sakit Umum
c. Rumah Sakit Khusus

Fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan didukung oleh fasilitas
kesehatan penunjang, yaitu:

a. Laboratorium
b. Instalasi farmasi rumah sakit
c. Apotek
d. Optik
e. Unit transfusi darah atau Palang Merah Indonesia
f. Pemberi pelayanan Consumable Ambulatory Peritonial Dialisis (CAPD)
g. Praktek bidan atau perawat yang setara
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program Jaminan Kesehatan Nasional disingkat Program JKN adalah suatu program
Pemerintah dan Masyarakat atau Rakyat dengan tujuan memberikan kepastian jaminan
kesehatan yang menyeluruh bagi setiap rakyat Indonesia agar penduduk Indonesia dapat
hidup sehat, produktif, dan sejahtera (Naskah Akademik SJSN). Jaminan Kesehatan (JKN)
adalah program jaminan sosial yang diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip
asuransi sosial dan prinsip ekuitas dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan.
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional adalah setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Peserta JKN terbagi dalam dua golongan utama, yaitu
Penerima Bantuan Iuran JKN dan Bukan Penerima Bantuan Iuran JKN.
3.2 Saran
Semoga program Jaminan Kesehatan Nasional dari Kementerian Kesehatan yang
berlaku nasional dan wajib bagi seluruh penduduk Indonesia bisa berjalan lancar dan sukses.
Serta manfaatnya akan bisa langsung dirasakan oleh rakyat Indonesia. Dan lebih ditingkatkan
lagi programnya aga dapat lebih di rasakan oleh masyarakat kurang mampu.
DAFTAR PUSTAKA
- https://dok.com/document/zw37w1vy-siti-khopsoh-laporan-kti-bab.html
- https://library.fes.de/pdf-files/bueros/indonesien/11205.pdf (SERI BUKU SAKU-
4 JKN)
- https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://arsyaduzumaki.blogspot.com/2016/03/makal
ah-sistem-jaminan-kesehatan.html%3Fm%3D1&ved=2ahUKEwiLp-6O-
9fwAhXOfH0KHVPsAkkQFjAKegQIDRAC&usg=AOvVaw05Em_fa53tI0QnIi
zmT9hz

Anda mungkin juga menyukai