Anda di halaman 1dari 15

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FKM UINSU TERHADAP BADAN

PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL (BPJS)

Siti Fatimah1, Suci Nur Indah Sari2

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Medan,Sumatera Utara, Indonesia

Sitifatimah1022@gmail.com, sucinurindahsari14@gmail.com

ABSTRAK

BPJS Merupakan badan hukum dengan tujuan yaitu mewujudkan terselenggaranya


pemberian jaminan untuk terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta
dan anggota keluarganya. Setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk memperoleh
kesejahteraan, satu diantaranya yaitu jaminan sosial yang merupakan pilar dasar terwujudnya
kesejahteraan tersebut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
mahasiswa FKM UINSU terhadap BPJS. Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Secara Deskriptif memberikan gambaran
tentang tingkat pengetahuan mahasiswa FKM uinsu terhadap Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS). Dari hasil jawaban kuesioner maka dapat diketahui bahwa pengetahuan
mengenai BPJS pada mahasiswa FKM UINSU sudah sangat baik. Dilihat dari distribusi
pengetahuan mengenai BPJS mayoritas menjawab benar dan memiliki pengetahuan yang
sangat baik yaitu sebanyak 100%. Hasil penelitian juga menjukkan bahwa sebanyak 43%
responden menjawab bahwa BPJS kesehatan mempengaruhi perekonomian responden dan
sebanyak 57% perekonomian tidak pempengaruhi perekonomian responden, hal ini dapat
dikatakan bahwa BPJS Kesehatan tidak terlalu mempengaruhi perekonomian masyarakat
namun BPJS Kesehatan dapat mempengaruhi ekonomi kesehatan. Dimana jika ekonomi
kesehatan mengalami permasalahan dan kendala hal ini akan mempengaruhi
permintaan(demand) pada pelayanan kesehatan,sehingga demand(permintaan) juga akan
berpengaruh pada terjadinya defisit keuangan BPJS.
Kata Kunci : Pengetahuan,Mahasiswa,BPJS Kesehatan dan Ekonomi Kesehatan

ABSTRACT

BPJS is a legal entity with the aim of realizing the implementation of the provision of
guarantees for the fulfillment of the basic needs of a decent life for each participant and their
family members. Every citizen has the same right to obtain welfare, one of which is social
security which is the basic pillar of the realization of this welfare. This study aims to
determine the level of knowledge of UINSU FKM students towards BPJS. This research is a
quantitative study using a cross sectional approach. Descriptively provides an overview of the
level of knowledge of FKM uinsu students towards the Social Security Administering Body
(BPJS). From the results of the answers to the questionnaire, it can be seen that the
knowledge about BPJS in FKM UINSU students is very good. Judging from the distribution
of knowledge about BPJS, the majority answered correctly and had very good knowledge,
namely as much as 100%. The results also show that as many as 43% of respondents
answered that BPJS Kesehatan affects the respondent's economy and as much as 57% of the
economy does not affect the respondent's economy, it can be said that BPJS Kesehatan does
not really affect the people's economy but BPJS Kesehatan can affect the health economy.
Where if the health economy experiences problems and constraints, this will affect the
demand for health services, so that demand will also affect the BPJS financial deficit.

Keywords: Knowledge, Students, BPJS Health and Health Economics

PENDAHULUAN

Setiap orang memiliki resiko jatuh sakit dan membutuhkan biaya cukup besar ketika berobat

ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan penyakit yang kronis atau

tergolong berat. Untuk memberikan keringanan biaya, pemerintah mengeluarkan program

JKN(Jaminan Kesehatan Nasional). Program pelayanan kesehatan yang merata dan tidak

diskriminatif,diatur dalam Undang-undang Nomor 40 tahun2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) (Kemenkes,2014).

BPJS Merupakan badan hukum dengan tujuan yaitu mewujudkan terselenggaranya

pemberian jaminan untuk terpenuhinya kebutuhan dasar hidup yang layak bagi setiap peserta

dan anggota keluarganya.(Kompas,2014).Setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk

memperoleh kesejahteraan, satu diantaranya yaitu jaminan sosial yang merupakan pilar dasar

terwujudnya kesejahteraan tersebut. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun1948

tentang Hak Asasi Manusia dan sidang World Health Assembly (WHA) ke 58 tahun 2005 di

Jenewa merupakan landasan diselenggarakannya jaminan sosial melalui mekanisme asuransi

kesehatan.
Asuransi kesehatan adalah suatu sistem pembiayaan kesehatan yang berjalan berdasarkan

konsep resiko (Ilyas, 2003). Fungsi asuransi kesehatan adalah mentransfer resiko dari satu

individu ke suatu kelompok dan membagi bersama jumlah kerugian dengan proporsi yang

adil oleh seluruh anggota kelompok. Asuransi kesehatan dapat menjadi bagian dari program

asuransi sosial yang disponsori pemerintah, atau dari perusahaan asuransi swasta. Asuransi

kesehatan dapat juga dibeli secara kelompok (misalnya oleh perusahaan untuk perlindungan

karyawannya) atau dibeli oleh seorang individu. Asuransi kesehatan dilaksanakan dengan

memperkirakan biaya keseluruhan risiko kesehatan, dan dibiayai dari premi bulanan atau

pajak tahunan.

Diantara negara- negara OECD (Organization for Economic Co-operationand Development),

model pembiayaan dan pemberian pelayanan kesehatan terbagi menjadi (Docteur dan Oxley

dalam Drechsler, Denis dan Jutting, 2005) :

1). The public-integrated model yaitu mengkombinasikan atas pembiayaan anggaran

penyediaan perawatan kesehatan dengan rumah sakit yang merupakan bagian dari sektor

pemerintah. Sistem ini menggabungkan fungsi asuransi dan penyedia yang diorganisasikan

dan dioperasikan seperti bagian pemerintah. Staf secara umum dibayar atas gaji dan

kebanyakan merupakan pegawai sektor publik. Dokter dan perawatan kesehatan profesional

dapat juga pegawai sektor publik atau kontraktor swasta ke otoritas perawatan kesehatan.

Memastikan cakupan keseluruhan penduduk dalam sistem ini lebih mudah. Tetapi sistem ini

memiliki insentif yang lemah untuk meningkatkan output, meningkatkan efisiensi atau

memelihara kualitas dan tingkat responsif terhadap kebutuhan pasien.

2). Public-contract model yaitu public payer membuat kontrak dengan penyedia perawatan

kesehatan swasta. Pembayar ini bisa agen pemerintah atau sebuah lembaga penjamin dana

sosial. Sistem single payer kedudukan akan lebih kuat dan cenderung memiliki biaya
administrasi yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem multiple payer. Klinik dan rumah

sakit swasta dijalankan atas dasar non profit. Sistem ini secara umum lebih responsif terhadap

kebutuhan pasien dibandingkan pengaturan publik, namun kurang berhasil dalam mengatur

biaya perawatan, membutuhkan regulasi tambahan dan kontrol dari otoritas publik.

3). Private insurance/ provider model yaitu menggunakan asuransi swasta dikombinasikan

dengan penyedia swasta. Asuransi dapat diwajibkan seperti di Switzerland atau sukarela

seperti di Amerika Serikat. Metode pembayaran secara tradisional berdasarkan atas aktivitas,

dan sistem memberikan tingkatan tinggi dari pilihan dan tingkat responsif atas kebutuhan

pasien, tapi control biaya lemah. Dalam sistem ini, penjamin asuransi lebih selektif dalam

kontrak dengan penyedia yang kompetitif dan membatasi pilihan pasien atas penyedia dan

pelayan.

Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi

kesehatan. Dalam pemikiran rasional, semua orang ingin menjadi sehat. Kesehatan

merupakan modal untuk bekerja dan hidup untuk mengembangkan keturunan, sehingga

timbul keinginan yang bersumber dari kebutuhan hidup manusia. Tentunya demand untuk

menjadi sehat tidaklah sama antar manusia. Seseorang yang kebutuhan hidupnya sangat

tergantung pada kesehatannya tentu akan mempunyai demand yang lebih tinggi akan status

kesehatannya. Sebagai contoh, seorang atlet profesional akan lebih memperhatikan status

kesehatannya dibanding seseorang yang menganggur (Yuriska Meisa, 2012)

Jaminan Sosial merupakan komponen yang paling penting untuk pembangunan masyarakat

indonesia dalam hal kesehatan. Adapun jenis program jaminan sosial meliputi jaminan

kesehatan,kecelakaan kerja,hari tua,pensiun dan kematian. Jaminan sosial yang pertama kali

diimplementasikan adalah program jaminan kesehatan.


Semenjak 1 Januari 2014, jaminan kesehatan menjadi implementasi jaminan pertama dari

penyelenggaraan jaminan sosial. Kesehatan merupakan hal yang krusial bagi setiap makhluk,

kesehatan adalah hak dan investasi, dan semua warga negara berhak atas kesehatannya

termasuk masyarakat miskin. Tujuan sehat yang ingin dicapai oleh sistem kesehatan adalah

peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Diperlukan suatu sistem

yang mengatur pelaksanaan bagi upaya pemenuhan hak warga negara untuk tetap hidup

sehat, dengan mengutamakan pada pelayanan kesehatan masyarakat miskin. Pemerintah

Indonesia sendiri pada bidang kesehatan telah menyelenggarakan Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) yang diseleggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Nasional (BPJS)

Kesehatan sesuai tata cara pelaksanaan program jaminan sosial pada Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) yang bertujuan mewujudkan terseleggaranya pemberian jaminan kebutuhan

dasar hidup yang layak bagi setiap peserta.

Kesadaran tentang pentingnya kesehatan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan sosial

masyarakat, membuat pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang jaminan perlindungan

sosial. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

(SJSN) menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan terkait

memiliki komitmen yang besar untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh

rakyatnya. Badan penyelenggara jaminan sosial kemudian diatur dalam Undang-Undang

Nomor 24 Tahun 2011 mengatur badan hukum publik yang ditugaskan khusus oleh

pemerintah untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menyelenggarakan jaminan

pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pengetahuan tenaga kesehatan sangat penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan, baik

pada aspek kebijakan,pelayanan dan juga pembiayaan. Bukan hanya menjadi tantangan bagi

pemerintah dalam hal mendistribusikan tenaga kesehatan, namun haal ini menjadi tantangan

lembaga pendidikan untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkompetensi dalam bidang
keilmuannya. Kebutuhan pengetahuan tentang BPJS perlu diberikan kepada calon tenaga

kesehatan dan juga tenaga kesehatan yang terlibat dalam sistem pelayanan kesehatan.

FKM UINSU Medan sebagai salah satu lembaga pendidikan penghasil tenaga kesehatan

memiliki mahasiswa yang berasal dari latarbelakang mahasiswa kesehatan yaitu para

mahasiswa yang menempuh pendidikan di jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat. Menyadari

pentingnya pengetahuan mahasiswa terhadap BPJS peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tingkat pengetahuan mahasiswa FKM UINSU sehingga nantinya diharapkan dapat

lebih meningkatkan pengetahuan mahasiswa terkait BPJS dan dapat memberikan informasi

kepada masyarakat dalam menghadapi era Jaminan Kesehatan secara universal.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan menggunakan pendekatan Cross

Sectional. Secara Deskriptif memberikan gambaran tentang tingkat pengetahuan mahasiswa

FKM uinsu terhadap Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Responden dalam

penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat UIN Sumatera Utara Medan

semester 1, 3, 5 dan 7. Responden dipilih dengan cara probably sampling dengan

memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel. Total sampel pada penelitian ini sebesar 100 mahasiswa aktif

ilmu Kesehatan masyarakat universitas Islam negeri Sumatera Utara Medan. Data pada

penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan

membagikan kuesioner yang berupa pertanyaan secara online dikarenakan keterbatasan

keadaan akibat pandemi covid-19.

HASIL

Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari Jenis kelamin, Umur serta semester.

Tabel 1. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase(%)


1 Perempuan 89 89%
2 Laki-laki 11 11%
Berdasarkan pengolahan dan analisis data menunjukan distribusi responden yang merupakan

mahasiswa FKM UINSU berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan berjumlah 89 orang

(89%) sedangkan laki-laki berjumlah 11 orang (11%).

Tabel 2. Karakterisik responden berdasarkan umur

No Variabel Mean Sd Min-Maks 95% CI


1. Umur 19,62 1,071 17-23 19,41-19,43
Hasil analisis didapatkan rata-rata umur responden adalah 19,62 tahun (95%CI 19,41-19,43).

Dengan standar deviasi 1,071 tahun. Umur termuda ialah 17 tahun dan umur tertua ialah 23

tahun. Dari estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa umur rata-rata

umur responden adalah 19,41 sampai dengan 19,43 tahun.

Tabel 3. Karakteristik responden berdasarkan semester

No Semester Jumlah Persentase


1 1 20 20%
2 3 25 25%
3 5 52 52%
4 7 3 3%
Total 100 100%
Hasil analisis didapatkan responden semester 1 berjumlah 20 orang (20%), responden

semester 3 berjumlah 25 orang (25%), responden semester 5 berjumlah 52 orang (52%) dan

responden semeter 7 berjumlah 3 orang atau (3%). Responden terbanyak diperoleh dari

semester 5 sedangkan jumlah yang paling sedikit dari semester 7.

Tabel 4. Distribusi pernah mempelajari BPJS selama perkuliahan

Mempelajari BPJS selama Jumlah Persentase


perkuliahan
Ya 89 89%
Tidak 11 11%
Hasil analisis pada tabel 4 menunjukan bahwa selama masa perkuliahan mahasiswa yang

pernah memperlajari tentang BPJS Kesehatan sebesar 89 responden (89%) dan yang tidak

pernah mempelajari sebesar 11 responden (11%).

Tabel 5. Distribusi pengguna BPJS Kesehatan

Pengguna BPJS Jumlah Pesentase


Ya 74 74%
Tidak 26 26%
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5, sebagian besar mahasiswa FKM merupakan

pengguna BPJS dengan 74 responden (74%) dan bukan pengguna bpjs sebesar 26 responden

(26%).

Tabel 6. Distribusi BPJS mempengaruhi ekonomi kesehatan

BPJS mempengaruhi Jumlah Persentase

ekonomi kesehatan
Ya 87 87%
Tidak 13 13%
Berdasarkan hasil analisis tabel 6 sebesar 87 responden (87%) menjawab bahwa BPJS

mempengaruhi ekonomi kesehatan dan sebesar 13 responden(13%) menjawab tidak

mempengaruhi.

Tabel 7. Distribusi BPJS mempengaruhi perekonomian responden

BPJS kesehatan Jumlah Persentase

mempengaruhi

perekonomian responden
Ya 43 43%
Tidak 57 57%
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 7 sebesar 43 responden (43%) menjawab bahwa BPJS

kesehatan mempengaruhi perekonomian dan 57 responden (57%) menjawab BPJS kesehatan

tidak mempengaruhi perekonomian responden.

Tabel 8. Distribusi masyarakat perekonomian menengah kebawah menggunakan BPJS

masyarakat perekonomian Jumlah Persentase

menengah kebawah

menggunakan BPJS
Ya 78 78%
Tidak 22 22%

Kepanjangan BPJS Jumlah Persentase


Badan penyelamat jaminan 1 1%

sosial
Badan penyelenggara 95 95%

jaminan sosial
Badan pelaksana jaminan 4 4%

sosial
Berdasarkan hasil analisis tabel 10 menunjukan bahwa pengetahuan mahasiswa FKM uinsu

mengenai kepanjangan BPJS sudah sangat baik dengan jumlah jawaban benar 95 responden

(95%) dan terdapat 5 responden yang memilih jawaban yang salah.

Tabel 11.Pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan BPJS

Yang dimaksud dengan BPJS Jumlah Persentase


Badan hukum yang 0 0%

diberikan untuk menyimpan

dana
Badan hukum yang diberikan 100 100%

untuk menyelenggarakan

jaminan sosial
Badan hukum social 0 0%
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 11 menunjukan bahwa pengetahuan mahasiswa FKM

Uinsu mengenai apa yang dimaksud dengan BPJS sudah sangat baik, dengan jawaban benar

menunjukan 100 responden menjawab benar (100%) tentang apa yang di maksud dengan

BPJS yaitu Badan hukum yang diberikan untuk menyelenggarakan jaminan sosial.

Tabel 12.Golongan dalam BPJS

Golongan dalam BPJS Jumlah Persentase


2 8 8%
3 77 77%
4 15 15%
Berdasarkan hasil analisis dari tabel 12 menunjukan bahwa pengetahuan mahasiswa FKM

Uinsu mengenai pembagian golongan dalam BPJS sudah baik dengan jawaban benar

berjumlah 77 responden (77%) dan yang menjawab terbagi menjadi 2 terdapat 8 responden

(8%) dan yang menjawab 4 terdapat 15 responden (15%).

Tabel 13. Tujuan program BPJS

Tujuan program BPJS Jumlah Persentase


Untuk meningkatkan derajat 97 97%

kesehatan masyarakat dengan

mempermudah akses layanan

kesehatan
Iklan agar saling membantu 1 1%
Untuk meningkatkan 1 1%

kehidupan masyarakat

kurang mampu
Untuk mewujudkan 1 1%

terselenggaranya pemberian
jaminan
Berdasarkan analisis dari tabel 13 menunjukan bahwa pengetahuan mahasiswa FKM Uinsu

mengenai Tujuan Program BPJS sudah sangat baik, dengan 97 responden menjawab benar

mengenai tujuan program BPJS Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan

mempermudah akses layanan kesehatan dengan persentase 97%.

Tabel 14. Peserta yang berhak menjadi PBI

Peserta BPJS Jumlah Persentase


Fakir miskin dan orang tak mampu 61 61%
Pekerja mandiri, bukan pekerja 29 29%

dan orang tak mampu


PNS, TNI/Polri, karyawan 10 10%

persahaan swasta dan wiraswasta


Berdasarkan analisis dari tabel 14 menunjukan bahwa pengetahuan mahasiswa FKM Uinsu

mengenai peserja BPJS yang berhak menjadi penerima bantuan iuran (PBI) sudah baik

dengan jumlah responden 61 menjawab fakir miskin dan orang tak mampu (61%).

PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa mahasiswa yang mengisi

kuesioner melalui google form didominasi oleh mahasiswa perempuan dibanding dengan

mahasiswa laki-laki yaitu sebanyak 89 (89%) responden merupakan mahasiswa perempuan

dan sebanyak 11(11%) merupakan mahasiswa laki-laki.Dilihat berdasarkan karakteristik

umur responden maka diketahui bahwa responden yang paling banyak berpartisipasi rata-rata

umur 19,41 sampai dengan 19,43 tahun atau umur 20 tahun. Dan dilihat dari tingkat semester

maka yang paling banyak yaitu responden semester 5 sebanyak 52 orang (52%).

Pengetahuan Responden
Gambaran pengetahuan mahasiswa terhadap BPJS kesehatan dilihat dari hasil jawaban

kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai BPJS. Hasil tersebut kemudian dipersentasekan.

Dari hasil jawaban kuesioner maka dapat diketahui bahwa pengetahuan mengenai BPJS pada

mahasiswa FKM UINSU sudah sangat baik. Dilihat dari distribusi pengetahuan mengenai

BPJS mayoritas menjawab benar dan memiliki pengetahuan yang sangat baik yaitu sebanyak

100%.Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan Mahasiswa terhadap BPJS

kesehatan. Hasil penelitian mengenai pengetahuan Mahasiswa FKM UINSU terhadap BPJS

Kesehatan yang dilakukan terhadap 100 responden menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

mahasiswa FKM UINSU terhadap BPJS Kesehatan menunjukkan sangat baik (100%).

Tingkat pengetahuan mahasiswa FKM uinsu mengenai kepanjangan BPJS sudah sangat baik

dengan jumlah jawaban benar 95% responden dan terdapat 5% responden yang memilih

jawaban yang salah. pengetahuan mahasiswa FKM Uinsu mengenai pembagian golongan

dalam BPJS sudah baik dengan jawaban benar berjumlah 77 responden (77%) dan yang

menjawab terbagi menjadi 2 terdapat 8 responden (8%) dan yang menjawab 4 terdapat 15

responden (15%). pengetahuan mahasiswa FKM Uinsu mengenai Tujuan Program BPJS

sudah sangat baik, dengan 97 responden menjawab benar mengenai tujuan program BPJS

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan mempermudah akses layanan

kesehatan dengan persentase 97%. pengetahuan mahasiswa FKM Uinsu mengenai peserja

BPJS yang berhak menjadi penerima bantuan iuran (PBI) sudah baik dengan jumlah

responden 61 menjawab fakir miskin dan orang tak mampu (61%).Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa BPJS Kesehatan mempengaruhi ekonomi kesehatan yaitu sebanyak

87% responden atau mahasiswa menjawab “iya” dan Hasil penelitian juga menjukkan bahwa

sebanyak 43% responden menjawab bahwa BPJS kesehatan mempengaruhi perekonomian

responden dan sebanyak 57% perekonomian tidak pempengaruhi perekonomian responden,

hal ini dapat dikatakan bahwa BPJS Kesehatan tidak terlalu mempengaruhi perekonomian
masyarakat namun BPJS Kesehatan dapat mempengaruhi ekonomi kesehatan. Seperti yang

kita ketahui bahwa BPJS kesehatan selalu mengalami defisit keuangan sejak 2014, dimana

defisit tertinggi terjadi pada tahun 2017 yaitu mencapai 9,75 triliun rupiah.Menteri keuangan

Sri Mulyani menjelaskan akar masalah defisit BPJS Kesehatan salah satunya yaitu

banyaknya peserta bukan penerima upah dari sektor mandiri atau informal yang hanyak

mendaftar pada saat sakit lalu berhenti membayar iuran setelah mendapatkan pelayanan

kesehatan.Hal ini berkaitan pada permintaan (demand) dimana keinginan terhadap produk

spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membeli. Permintaan

kesehatan sangat berpengaruh pada pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pemanfaatan

pelayanan kesehatan adalah suatu perilaku atau tindakan yang dimiliki oleh individu untuk

mencari pelayanan kesehatan. Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan hal penting

dalam masyarakat yang bertujuan untuk membantu dalam menentukan status kesehatan.

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan maka dapat diketahui bahwa pengetahuan mengenai BPJS pada

mahasiswa FKM UINSU sudah sangat baik. Dilihat dari distribusi pengetahuan mengenai

BPJS mayoritas menjawab benar dan memiliki pengetahuan yang sangat baik yaitu sebanyak

100%.Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan Mahasiswa terhadap BPJS

kesehatan. Hasil penelitian mengenai pengetahuan Mahasiswa FKM UINSU terhadap BPJS

Kesehatan yang dilakukan terhadap 100 responden menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

mahasiswa FKM UINSU terhadap BPJS Kesehatan menunjukkan sangat baik (100%).Hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa BPJS Kesehatan mempengaruhi ekonomi kesehatan

yaitu sebanyak 87% responden atau mahasiswa menjawab “iya” dan Hasil penelitian juga

menjukkan bahwa sebanyak 43% responden menjawab bahwa BPJS kesehatan

mempengaruhi perekonomian responden dan sebanyak 57% perekonomian tidak

pempengaruhi perekonomian responden, hal ini dapat dikatakan bahwa BPJS Kesehatan tidak
terlalu mempengaruhi perekonomian masyarakat namun BPJS Kesehatan dapat

mempengaruhi ekonomi kesehatan. Dimana jika ekonomi kesehatan mengalami

permasalahan dan kendala hal ini akan mempengaruhi permintaan(demand) pada pelayanan

kesehatan,sehingga demand(permintaan) juga akan berpengaruh pada terjadinya defisit

keuangan BPJS.

SARAN

Pada mahasiswa kesehatan dapat melakukan penelitian seperti ini terkait BPJS kesehatan

maupun ekonomi kesehatan lainnya agar dapat menambah referensi bacaan untuk orang lain

dan dapat memberikan ilmu dan manfaat kepada orang lain khususnya pada mahasiswa dan

instansi kesehatan lainnya.Mungkin pada kesempatan Penelitian selanjutnya dapat melakukan

studi lanjutan terkait tingkat pengetahuan BPJS pada masyarakat,dan faktor faktor yang

mempengaruhi BPJS pada kesehatan dan perekonomian.

DAFTAR PUSTAKA

Wijayanto, W. P. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Kemampuan Ekonomi Masyarakat

Terhadap Aksebilitas BPJS. Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan. 2 (2), 131-140.

Asyerem, Asrin Yudith. (2019). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa STIKes Papua tentang

Jaminan Kesehatan Nasional.Tunas-Tunas Riset Kesehatan, Volume 9 Nomor 1.

Prakoso, Sigit Budhi. (2015). Efektivitas Pelayanan Kesehatan BPJS Di Puskesmas

Kecamatan Batang. Economics Development Analysis Journal 4(1) (2015).

Rajagukguk, Tiur dan Siregar, Selamat. (2019). Analisis Implementasi Kebijakan BPJS

Kesehatan Terhadap Pelayanan Puskesmas (Type Perawatan) di Kota Medan. Jurnal

Manajemen Volume 5 Nomor 2.


Novya, Lya. Dkk. (2016). Gambaran Pengetahuan mengenai Jaminan Kesehatan Nasional

pada Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) di Puskesmas Sukadana Tahun

2016. Jurnal Cerebellum Volume 3 Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai