PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari tubuh, jiwa serta social yang sangat
memungkinkan setiap individu hidup produktif dengan cara social serta ekonomis. Dalam
mengatur masalah kesehatan diperlukan suatu badan khusus yang bertanggung jawab
mutu pelayanan yang baik agar dapat tercapainya kepuasan pelayanan kesehatan. Di
Indonesia telah didirikan suatu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang
kesehatan untuk semua penduduk. BPJS Kesehatan ini merupakan badan hukum yang
Indonesia diamanatkan dalam Undang Undang Dasar (UUD) tahun 1945 pasal 28
H dan Undang Undang Dasar no 36 tahun 2009 tentang kesehatan. Dalam Undang
Undang no 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh akses atas sumber daya dibidang kesehatan dan memperoleh
Nasional akan diselenggarakan oleh BPJS, yang terdiri dari BPJS kesehatan dana
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum public yang dibentuk
Bantuan Iuran.
rehabilitatif dan paliatif dengan kualitas yang cukup efektif serta tidak
Indonesia terlindungi BPJS. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah peserta BPJS
kesehatan. Secara nasional, jumlah peserta BPJS Kesehatan Tahun 2016 adalah 163 juta
jiwa dari 255 juta jiwa penduduk Indonesia. BPJS Kesehatan harus memahami kebutuhan
pelayanan kesehatan masyarakat yang dilayaninya dalam menentukan cara yang paling
berdasarkan UU terbagi dua yakni Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan untuk
masyarakat yang miskin atau keluarga yang tidak mampu tersebut pemerintah mengcover
kedalam program Jaminan Kesehatan Daerah yang telah terintegrasi kedalam progrram
Dalam aturan program BPJS untuk pembayaran premi diwajibkan paling lambat
tanggal 10 setiap bulannya. Terjadinya tunggakan karena tidak adanya mental gotong
royong dalam hal iuran. Ini dikarenakan kebanyakan peserta yang mendaftarkan diri
diBPJS Kesehatan adalah peserta dengan resiko sakit didepan mata. Seperti peserta yang
butuh segera pengobatan kesehatan (Riwayat Penyakit) dengan biaya mahal. Peserta
seperti ini antusias dalam mendaftarkan kepesertaan program BPJS tetapi setelah proses
pengobatan kesehatan di lalui, peserta pun acuh terhadap kewajiban pembayaran iuran.
Penentuan pemilihan jenis iuran yang dilakukan masyarakat, dipengaruhi
oleh beberapa faktor atara lain, cara pembayaran, pendidikan, pekerjaan, Persepsi,
tahun 2020 sebanyak 222,4 juta jiwa atau 82,0% dari penduduk Indonesia (Profil
kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional dari tahun 2019. Hal yang sama terjadi
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pada tahun 2020 dengan jumlah kunjungan
sebanyak 144,1 juta kunjungan. Sedangkan pada tahun 2019 jumlah kunjungan
mencapai 180,4 juta kunjungan dan kembali meningkat pada tahun 2022 yaitu
246.464.342 jiwa atau kurang lebih 89,35% dari seluruh penduduk Indonesia.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2021 diketahui
jumlah pengguna BPJS mandiri mencapai 22,93%. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Kabupaten Deli Serdang salah satu Kecamatan yang tinggi peserta BPJS mandiri
sekaligus yang mengalami tunggakan BPJS yaitu Kecamatan Galang dari kuota yang
Jaminan Kesehatan Nasional yang tinggi tetapi seringkali ditemui BPJS mandiri
yang nonaktif karea premi belum dibayar. Laporan bulanan menunjukan jumlah
kujungan pasien yang berkunjung ke puskesmas galang yaitu kunjungan sakit 956
jiwa yang menggunakan BPJS mandiri dan PBI serta mayoritas menggunakan
BPJS mandiri dan sering ditemukan pada masyarakat yang berkunjung pasien
uraian data diatas saya tertarik untuk meneliti “ Faktor – Faktor Yang
2023.
2023.
1. Bagi Masyarakat
kesehatan.
3. Bagi Institusi
ilmu kesehatan masyarakat dimasa yang akan datang tentang hal yang