PENDAHULUAN
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajad kesehatan masyarakat
kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan.
kesehatan guna memelihara diri mereka sendiri. Bila keadaan ini dibiarkan akan
mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Hal ini juga termaktub dalam pasal 28H
Tahun 2009 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak
1
yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan dan
sesuai amanat pada perubahan UUD 1945 Pasal l34 ayat 2, yaitu menyebutkan
Jaminan Sosial Nasional (SJSN) menjadi suatu bukti yang kuat bahwa pemerintah
melayani antara lain pegawai negeri sipil, penerima pensiun, veteran, dan pegawai
2
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial (BPJS) yang terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah yang dikelola
rawat jalan dan rawat inap dan Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik yang meliputi rawat jalan tingkat
lanjutan, rawat inap tingkat lanjutan, dan rawat inap di ruang perawatan khusus.
JKN dan bukan PBI JKN. Peserta PBI Jaminan Kesehatan meliputi orang yang
tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu. PBI terbagi dua yaitu PBI
Jaminan Kesehatan (PBI JK) yang didanai oleh APBN dan PBI yang didanai
3
oleh Pemerintah Daerah (PBI APBD). Peserta bukan PBI adalah peserta yang
tidak tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu yang terdiri atas Pekerja
Penerima Upah (PPU) dan anggota ke luarganya, yaitu Pegawai Negeri Sipil;
Anggota TNI; Anggota Polri; Pejabat Negara; Pegawai Pemerintah Non Pegawai
Negeri; Pegawai Swasta; dan Pekerja lainnya yang menerima Upah. Pekerja
Bukan Penerima Upah (PBPU) dan anggota keluarganya, yaitu: Pekerja di luar
hubungan kerja atau Pekerja mandiri termasuk warga negara asing yang bekerja di
Indonesia paling singkat 6 (enam) bulan. Bukan Pekerja (BP) dan anggota
keluarganya terdiri atas Investor, Pemberi Kerja, Penerima Pensiun, Veteran dan
Perintis Kemerdekaan.
sebesar 208.054.199 jiwa dan Sumatera Barat sebesar 4.188.963 jiwa (Statistik
JKN, 2020). Jumlah peserta menurut segmen peserta di Indonesia tahun 2018
adalah PBI APBN 97.107.598 jiwa, PBI APBD 29.873.383 jiwa, PPU 49.833.095
jiwa, PBPU sebesar 31.100.248 jiwa dan BP sebesar 5.139.875 jiwa (Statistik
JKN, 2020).
jiwa dari jumlah penduduk sebesar 5.519.234 jiwa (80,76%) dengan segmen
peserta PBI APBN 1.781.762 jiwa, PBI APBD yang terdiri dari sharing dengan
kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat sebesar 641.848 jiwa dan PBI APBD
murni sebesar 116.720 jiwa, PPU 944.321 jiwa, PBPU sebesar 850.906 jiwa dan
BP sebesar 123.205 jiwa (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2020).
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2019 jumlah peserta JKN sebesar
258.152 jiwa dari jumlah penduduk sebesar 382.392 jiwa (67,4%). Segmen
4
peserta PBI APBN 166.113 jiwa, PBI APBD 36.164 jiwa, PPU 39.556 jiwa,
PBPU sebesar 14.746 jiwa dan BP sebesar 1.573 jiwa (Profil Dinas Kesehatan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Agustina Emelia Heryani
kualitas pelayanan memiliki hubungan yang kuat dengan kepuasan peserta BPJS
Mandiri di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan iuran memiliki hubungan yang
tentang hubungan kualitas pelayanan dan iuran terhadap kepuasan peserta Mandiri
diantaranya yang dilakukan oleh Bambang Irawan dan Asmaripa Ainy tentang
Payakabung, Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2017 bahwa terdapat empat variabel
5
Sedangkan hasil penelitian Ch.Tuty Ernawati dan Dhina Uswatul tentang
persepsi dan akses terhadap pelayanan kesehatan pada Suku Sakai di Desa Petani
memiliki hubungan yang kuat dengan kepuasan peserta Mandiri JKN di fasilitas
kesehatan tingkat pertama dan iuran memiliki hubungan yang sedang dengan
6
1.3. Tujuan Penelitian
Tahun 2020.
7
1.4.1 Bagi Peneliti :
Padang.
kesehatan.
Coverage.