Anda di halaman 1dari 6

NILAI –NILAI BerAKHLAK YANG DAPAT DIAMBIL DARI

BRENCHMARKING BPJS KESEHATAN

Kelompok : II

Angkatan : IV

Nama : 1. Annisa Nanda Anindita,A.Md.Ak

2. Hesti Yustika,A.Md.RMIK

3. Silvania Azzola Rendraduhita,A.Md.Keb

1. Profil Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)


Pada Januari 2005, PT Askes (Persero) dipercaya pemerintah untuk
melaksanakan program jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin (PJKMM) yang
selanjutnya dikenal menjadi program Askeskin dengan sasaran peserta masyarakat
miskin dan tidak mampu sebanyak 60 juta jiwa yang iurannya dibayarkan oleh
Pemerintah Pusat.
Langkah menuju cakupan kesehatan semesta pun semakin nyata dengan
resmi beroperasinya BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014, sebagai transformasi dari
PT Askes (Persero). Hal ini berawal pada tahun 2004 saat pemerintah mengeluarkan
UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan
kemudian pada tahun 2011 pemerintah menetapkan UU Nomor 24 Tahun 2011
tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta menunjuk PT Askes
(Persero) sebagai penyelenggara program jaminan sosial di bidang kesehatan,
sehingga PT Askes (Persero) pun berubah menjadi BPJS Kesehatan.
Melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-
KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, negara hadir di tengah kita untuk
memastikan seluruh penduduk Indonesia terlindungi oleh jaminan kesehatan yang
komprehensif, adil, dan merata.

Visi dan Misi BPJS Kesehatan

Visi BPJS Kesehatan

Menjadi badan penyelenggara yang dinamis, akuntabel, dan terpercaya untuk


mewujudkan jaminan kesehatan yang berkualitas, berkelanjutan, berkeadilan, dan
inklusif.

Misi BPJS Kesehatan

- Meningkatkan kualitas layanan kepada peserta melalui layanan terintegrasi berbasis


teknologi informasi.
- Menjaga berkelanjutan program JKN-KIS dengan menyeimbangkan antara dana
jaminan sosial dan biaya manfaat yang terkendali.
- Memberikan jaminan kesehatan yang berkeadilan dan inklusif mencakup seluruh
penduduk Indonesia
- Memperkuat engagement dengan meningkatkan sinergis dan kolaborasi pemangku
kepentingan dalam mengimplementasikan program JKN-KIS
- Meningkatkan kapabilitas Badan dalam menyelenggarakan program JKN-KIS secara
efisien dan efektif yang akuntabel, berkehati-hatian dengan prinsip tata kelola yang baik,
SDM yang produktif, mendorong tranformasi digital serta inovasi yang berkelanjutan

Program BPJS Kesehatan

Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Ali Ghufron
Mukti menyampaikan 6 program kerja prioritas BPJS Kesehatan di 2022.

A. Peningkatan mutu layanan

B. Perluasan kepesertaan
C. Kesinambungan finansial JKN
D. Peningkatan emgagement stakeholder
E. Peningkatan kapabilitas badan
F. Optimalisasi penugasan khusus pemerintah

2. Nilai-Nilai BerAKHLAK Yang Dimiliki BPJS Kesehatan

a. Berorientasi Pelayanan

Selain pelayanan secara konvensional, BPJS juga mengembangan aplikasi


BPJS Kesehatan Mobile. Hal ini merupakan wujud nyata dari komitmen BPJS
Kesehatan dalam memberikan kemudahan akses dan pelayanan yang optimal bagi
peserta. Melalui aplikasi ini, peserta dapat mengakses beragam informasi terkait
program Jaminan Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan
secara cepat dan mudah, dimanapun dan kapanpun. Seiring dengan pertumbuhan
jumlah kepesertaan BPJS Kesehatan yang meningkat pesat mencapai lebih dari 222
Juta jiwa, BPJS Kesehatan terus berinovasi untuk meningkatkan layanan kepada
peserta, salah satunya dengan memberikan kemudahan peserta berinteraksi
dengan dokter melalui pengembangan sistem informasi patient-doctor
relationship. Mobile JKN Faskes hadir dengan tujuan mempermudah peserta
berinteraksi langsung dengan dokter, juga untuk membantu dan memberikan
kemudahan bagi dokter untuk memantau kesehatan peserta dan melakukan
edukasi kepada peserta tentang kondisi kesehatannya. Mobile JKN Faskes
diperuntukkan bagi Dokter di Fasilitas Tingkat Pertama yang bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan.
b. Akuntabel
Akuntabel, yaitu memiliki sistem manajemen dengan fungsi, pelaksanaan
dan pertanggungjawaban yang baik dan optimal sehingga pengelolaan
Lembaga/Organisasi dapat terlaksana secara efektif dan efisien. FKRTL juga secara
konsisten menerapkan pelayanan yang efisien efektif dan berkualitas melalui
penerapan kaidah-kaidah evidence based, menetapkan standardisasi pelayanan
medis berbasis mutu dan patient safety, serta melakukan monitor dan evaluasi
pelayanan medis bagi peserta JKN-KIS.

c. Kompeten

Sebagai badan hukum publik yang mengelola jaminan kesehatan masyarakat


Indonesia, BPJS Kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
dan mampu memenuhi harapan pesertanya. Untuk melaksanakan hal tersebut,
diperlukan peran SDM yang handal dan profesional. Oleh karena itu, BPJS
Kesehatan memiliki komitmen untuk selalu meningkatkan kompetensi
karyawanntya agar SDM memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik
tentang aktivitas utama perusahaan, yang mana kompetensi tersebut menjadi
pondasi utama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, baik di
fasilitas kesehatan maupun di lingkungan BPJS Kesehatan. BPJS Kesehatan secara
rutin dan aktif mengadakan agenda-agenda pengembangan kompetensi bagi
karyawannya, seperti Diklatsar BPJS Kesehatan, Latsar Bela Negara, serta agenda
tugas belajar untuk secara nyata meningkatkan kompetensi karyawan. Selain itu
BPJS mewajibkan seluruh pegawainya, tanpa memandang bidang tugasnya untuk
memahami mengenai tata cara pelayanan, serta berbagai prosedur pelayanan. Hal
ini tentunya agar seluruh pegawai BPJS Kesheatan dapat membantu peserta BPJS
dan dapat memiliki kompetensi yang sama dalam mengedukasi peserta.
d. Harmonis

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melandasi


terlaksananya program Jaminan Kesehatan Nasional — Kartu Indonesia Sehat (JKN
—KIS). Hal tersebut kiranya menjadi wujud gotong royong bersama menyongsong
Indonesia yang lebih sehat, sehingga melalui program JKN-KIS diharapkan seluruh
masyarakat Indonesia dapat memperoleh jaminan kesehatan yang adil dan
merata. Gotong royong dalam JKN-KIS terejawantahkan di dalam prinsip asuransi
sosial. Dengan saling bahu membahu dan melengkapi lewat sistem iuran, maka
peserta yang sehat dapat membantu peserta lain yang sedang sakit. Penerapan
nilai gotong royong tak hanya dalam hal penyelenggaraannya, nilai gotong royong
pun diwujudkan oleh BPJS Kesehatan yang baru-baru ini mengadakan program
urun dana (crowdfunding). Salah satu aksi nyatanya ialah, para pegawai BPJS
Kesehatan atau yang disebut dengan Duta BPJS Kesehatan menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu membayarkan peserta mandiri kelas 3 JKN-KIS
yang kesulitan membayar iuran/menunggak karena kondisi ekonomi mereka yang
kurang mampu.
e. Loyal

Selain memberikan jaminan Kesehatan masa depan kepada para karyawan,


BPJSTK juga memiliki fungsi ekonomi dalam menunjang kesejahteraan karyawan di
masa tua melalui Jaminan Pensiun dan Jamninan Hari Tua. Oleh sebab itu, dengan
terpenuhinya kebutuhan masa depan karyawan, tentu saja loyalitas karyawan
kepada perusahaan akan semakin meningkat.
Direktur Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi BPJS
Ketenagakerjaan Pramudya Irawan Buntoro menjelaskan bahawa keamanan data
peserta menjadi salah satu perhatian utama pihaknya. Ini menunjukkan bahwa
pihak BPJS selalu menjaga rahasia data peserta BPJS. Dan selalu berupaya
menjamin kerahasiaan data peserta dengan memiliki system pengamanan data
yang ketat dan berlapis.
f. Adaptif
Di tengah situasi pandemi yang belum juga usai, BPJS Kesehatan terus
meluncurkan berbagai inovasi untuk mempermudah masyarakat mendapatkan
akses layanan kesehatan. Salah satu aplikasi yang terus dikembangkan adalah
Mobile JKN. Melalui aplikasi BPJS Kesehatan, Peserta JKN-KIS bisa mendapatkan
pelayanan yang dibutuhkan tanpa harus keluar rumah. Dengan aplikasi tersebut,
Peserta JKN-KIS dapat menikmati fasilitas dan ragam fitur yang lengkap dan
memudahkan. Salah satu fitur yang sangat sangat membantu di masa pandemi
covid-19 ini adalah Skrining Mandiri Covid-19, Fitur terbaru ini dibuat agar peserta
JKN-KIS dapat konsultasi dan bertanya perihal potensi penularan Covid-19. Melalui
skrining mandiri Covid-19 ini, peserta JKN-KIS bisa mengetahui potensi penyebaran
virus Corona di lokasi tempat tinggal mereka.Selain itu, peserta JKN-KIS juga akan
mendapatkan panduan dalam memantau kondisi kesehatan dengan melihat gejala-
gejala penularan virus Corona.
g. Kolaboratif

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti memperluas cakupan


kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui kolaborasi dengan 30
kementrian/Lembaga serta pemerintah daerah. Salah satu bentuk kolaborasi yang
sedang ditempuh BPJS Kesehatan adalah ketentuan kepesertaan sebagai syarat
administrasi pelayanan publik pada sektor transaksi jual beli tanah. Kolaborasi
tersebut ditempuh BPJS Kesehatan bekerja sama dengan Kementrian Agraria dan
Tata Ruang. Pemohon hak tanah atau pembeli dipastikan yang bersangkutan itu
peserta aktif dalam JKN- KIS. Kolaborasi selanjutnya adalah kerja sama dengan Polri
dalam penerapan aturan serupa bagi pemohon surat izin mengemudi(SIM). Namun
ketentuan tersebut masih dalam tahap pembahasan. Seluruh kolaborasi tersebut
merupakan upaya pihaknya dalam mewajibkan setiap penduduk menjadi peserta
JKN-KIS sebagai pemenuhan hak untuk Kesehatan bagi setiap orang.

3. Kesimpulan
Kesimpulan dari Benchmarking terhadap organisasi badan penyelenggara jaminan
sosial (BPJS) kesehatan adalah Melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu
Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, Negara hadir di
tengah kita untuk memastikan seluruh penduduk Indonesia terlindungi oleh jaminan
kesehatan yang komprehensif, adil, dan merata. Setelah membedah organisasi badan
penyelenggarajaminan sosial (BPJS) kesehatan, diharapkan kami peserta latsar dapat
mampu menginternalisasi dan menerapkan nilai berAKHLAK ini khususnya dalam
instansi dan organisasi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai