kesehatan masyarakat
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JAMINAN
KESEHATAN
NASIONAL
DAN BPJS
KESEHATAN
DOSEN PENGAMPU :
DIAN SAFRIANTINI, S.K.M., M.K.M
KELOMPOK 7
IKM C
Pemberi Pelayanan
Regulator
Kesehatan
Peserta Badan
Program JKN Penyelenggara
Prinsip Penyelenggaraan JKN
Dalam pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) prinsip-prinsip
mengacu Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), yaitu:
1. Kegotong-royongan
Prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya jaminan
sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai
dengan tingkat gaji, upah atau penghasilannya.
2. Nirlaba
Prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil
pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
seluruh peserta.
3. Keterbukaan
Prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar dan jelas bagi setiap
peserta.
Lanjutan…
4. Kehati-hatian
Prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman dan tertib.
5. Akuntabilitas
Prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang
akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Portabilitas
Prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun
peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Lanjutan…
7. Kepesertaan bersifat wajib
Prinsip yang mengharuskan seluruh penduduk menjadi peserta jaminan sosial,
yang dilaksanakan secara bertahap.
8. Dana amanat
Prindip yang menyatakan bahwa iuran dan pengembangannya merupakan
dana titipan dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan
peserta jaminan sosial.
9. Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial (DJS)
Prinsip yang menyatakan bahwa dana dipergunakan seluruhnya untuk
pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta;
bahwa hasil dividen dari pemegang saham yang dikembalikan untuk
kepentingan peserta jaminan sosial.
Peserta dan
Kepesertaan JKN
1. Peserta dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja
paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah membayar
iuran atau yang iurannya dibayar pemerintah.
Peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terdiri atas 2
kelompok yaitu: Peserta Penerima Bantuan luran (PBI) jaminan
kesehatan dan Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI)
jaminan kesehatan.
Lanjutan…
Peserta Penerima Bantuan luran (PBI) Jaminan Kesehatan
adalah fakir miskin dan orang tidak mampu.
Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (PBl) Jaminan
Kesehatan adalah Pekerja Penerima Upah dan anggota
keluarganya, Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota
keluarganya, serta bukan Pekerja dan anggota keluarganya.
2. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) diberikan nomor
identitas tunggal oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS Kesehatan)
Lanjutan…
Bagi peserta: Askes sosial dari PT. Askes (Persero), jaminan
pemeliharaan kesehatan (JPK) dari PT. (Persero) Jamsostek,
program Jamkesmas dan TNI/POLRI yang belum mendapatkan
nomor identitas tunggal peserta dari Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan), tetap dapat
mengakses pelayanan dengan menggunakan identitas yang sudah
ada.
3. Anak pertama sampai dengan anak etiga dari peserta pekeria
penerima upah sejak lahir secara otomatis dijamin ole Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan).
Lanjutan…
4. Bayi baru lahir dari:
a) peserta pekerja bukan penerima upah;
b) peserta bukan pekerja;
c) peserta pekeria penerima upah untuk anak keempat dan. seterusnya;
harus didaftarkan selambat-lambatnya 3 × 24 jam hari kerja sejak yang
bersangkutan dirawat atau sebelum pasien pulang (bila pasien dirawat
kurang dari 3 hari).
5. Menteri Sosial berwenang menetapkan data kepesertaan Penerima
Bantuan luran (PBI).
Lanjutan…
Lanjutan...
Fungsi, Tugas, dan Wewenang
BPJS Kesehatan
w Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas
e kesehatan
Mengenakan sanksi administratif kepada Peserta atau Pemberi
w Kerja yang tidak memenuhi kewajibannya
e Melaporkan Pemberi Kerja kepada instansi yang berwenang
n mengenai ketidakpatuhannya dalam membayar Iuran atau dalam
memenuhi kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan
a
perundang-undangan
n Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka
g penyelenggaraan program Jaminan Sosial
Lanjutan...
Hak dan Kewajiban
BPJS Kesehatan
Hak Pasien
1. Menentukan FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama) yang diinginkan pada saat mendaftar.
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban
serta prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
3. Mendapatkan kartu identitas peserta sebagai identitas
peserta JKN-KIS untuk memperoleh pelayanan
kesehatan.
4. Mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan di fasilitas
kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
5. Menyampaikan pengaduan, kritik dan saran baik
secara lisan maupun tertulis kepada BPJS Kesehatan.
PANDUAN
PERTOLONGAN
PERTAMA | 2020
Hak dan Kewajiban
BPJS Kesehatan
kewajiban Pasien
1. Mendaftarkan diri dan anggota keluarganya sebagai peserta JKN-KIS
kepada BPJS Kesehatan.
2. Membayar iuran secara rutin setiap bulan sebelum tanggal sepuluh.
3. Memberikan data dirinya dan anggota keluarganya secara lengkap dan
benar.
4. Melaporkan perubahan data dirinya dan anggota keluarganya, antara
lain perubahan golongan, pangkat atau besaran gaji, pernikahan,
perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat/ domisili dan pindah
fasilitas kesehatan tingkat pertama serta perubahan alamat email dan
nomor handphone.
5. Menjaga kartu peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh
orang yang tidak berhak.
6. Mentaati prosedur dan ketentuan untuk memperoleh manfaat
pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan.
Kewajiban Pemberi Kerja
Terhadap BPJS
Mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta JKN-
KIS kepada BPJS Kesehatan.
Menghitung dan memungut iuran yang menjadi kewajiban
pekerjanya melalui pemotongan gaji/upah pekerja.
Membayar dan menyetorkan iuran yang menjadi tanggung
jawabnya kepada BPJS Kesehatan secara rutin setiap bulan
sebelum tanggal sepuluh.
Kewajiban Pemberi Kerja
Terhadap BPJS
Bertanggung jawab atas Pekerja yang membutuhkan pelayanan kesehatan sesuai
dengan manfaat yang diberikan oleh BPJS Kesehatan, dalam hal Pemberi kerja
belum mendaftarkan dan membayar Iuran bagi Pekerjanya kepada BPJS Kesehatan.
Memberikan data mengenai diri, pekerja dan anggota keluarganya secara lengkap
dan benar kepada BPJS Kesehatan.
Melaporkan perubahan data badan usaha atau badan hukum, meliputi: alamat
perusahaan, kepengurusan perusahaan, jenis badan usaha, jumlah pekerja, data
pekerja dan keluarganya serta perubahan besarnya upah setiap pekerja,
selambatnya 7 (tujuh) hari setelah terjadi perubahan.
Lanjutan..
PENDANAAN
PENYELENGGARAAN
JAMINAN SOSIAL
1. Besaran persentase yang diambil dari dana jaminan sosial sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1, untuk tahun 2023 paling banyak 2,89 % (dua koma delapan sembilan
persen)
2. Besaran nominal paling banyak Rp4.464.956.000.000,00 (empat triliun empat ratus
enam puluh empat miliar sembilan ratus lima puluh enam juta rupiah).
3. Penetapan besaran dana operasional dilakukan berdasarkan penelaahan atas
rancangan rencana kerja dan anggaran tahunan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan, dengan memperhatikan asas kelayakan dan kepatutan.
Kinerja BPJS
BPJS Kesehatan kini terbukti mampu menampilkan performa positif,
padahal pada 2020 Dana Jaminan Sosial (DJS) masih mengalami
defisit Rp 5,69 triliun.
Para peserta saling menopang untuk membiayai pengobatan mereka.
Hal ini kemudian dijalankan, dilindungi dan diawasi dalam banyak
regulasi termasuk undang-undang sehingga berjalan lebih efektif dan
transparan.
BPJS Kesehatan berupaya untuk terus meningkatkan kualitas
pelayanan mereka supaya semakin memenuhi tiga aspek yaitu cepat,
mudah dan setara.
BPJS Kesehatan ingin masyarakat peserta JKN semakin mudah
mengakses fasilitas kesehatan, cepat mendapatkan pelayanan dan
tanggapan serta menerima perlakuan yang setara.
Tantangan BPJS Kesehatan
menurut Jurnal
Judul Jurnal
Sumber
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ANALISIS+HUBUNGAN+KUALITAS+PELAYANAN+PUBLIK+RAWAT+JALAN+DENGAN+KEPUASAN+PASIEN+B
PJS+DI+RSUD+UNGARAN+KABUPATEN+SEMARANG&btnG=#d=gs_qabs&t=1700376663864&u=%23p%3DDYUa89OtxMMJ
Tantangan BPJS Kesehatan
menurut Jurnal
Studi yang dilakukan peneliti di jurnal tersebut pada RSUD Ungaran Kabupaten Semarang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas pelayanan publik rawat jalan
dengan kepuasan pasien BPJS. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh BPJS di rumah
sakit tersebut antara lain peningkatan jumlah pasien BPJS yang tidak sebanding dengan
kepuasan yang diperoleh pasien, terutama pasien BPJS.
Salah satu solusi yang direkomendasikan adalah mengoptimalkan layanan pendaftaran
online yang terpisah antara pasien umum dan pasien BPJS, serta menyediakan fasilitas
kursi yang memadai di ruang tunggu untuk pendaftaran. Selain itu, disarankan untuk
menciptakan skema alur layanan yang mudah dipahami oleh pasien, menempatkan kotak
saran di tempat strategis, dan meningkatkan komunikasi antara petugas dan pasien.
Lanjutan...
SEKIAN
TERIMA
KASIH
ADA PERTANYAAN?