Firdaus
Universiti Kebangsaan Malaysia, Malaysia
firdausdiezo@gmail.com
ABSTRACT BPJS Health is a mandatory National Health Insurance imposed by the government to
all Indonesian citizens to ensure that everyone is able to receive healthcare services.
The first objective is to analyze patient protection under the said the Law No. 24 of
2011 on BPJS. The second objective is to identify the challenges of the implementation,
management, and monitoring of the BPJS Health Insurance Institution. Findings from
the study show that there are advantages and disadvantages in the BPJS Health system,
as not all citizens are involved as participants. Further, the health services are unequal
in respect of services rendered in different provinces in Indonesia. As a conclusion, the
researcher had provided several recommendations from the legal and implementation
aspects to strengthen the existing BPJS Health system, so that it can effectively protect
all patients.
peserta JKN/BPJS adalah peserta JKN-KIS. kesehatan adalah hak dasar individu.
Sederhananya, KIS adalah kartu pengenalan Mayoritas masyarakat tidak punya pilihan lain,
peserta JKN yang diselenggarakan oleh BPJS selain berobat secara tradisional, atau memilih
Kesehatan, artinya dalam program ini KIS untuk tidak berobat. Karena mendapatkan
hanya ganti nama saja sedangkan ukuran, pelayanan medis adalah barang mahal, seperti
bentuk, dan fungsi kartunya sama saja biaya pengobatan penyakit jantung yang
(Firdaus 2017, 3). mencapai Rp 50 juta, tentu tidak semua orang
Untuk memastikan BPJS Kesehatan mampu membayarnya tanpa jaminan
berjalan dengan lancar telah diterbitkan UU kesehatan. Berbeda dengan negara tetangga,
No 24 Tahun 2011 tentang BPJS sebagai seperti Malaysia yang membebaskan biaya
payung hukum. Namun perlindungan pasien di pelayanan medis di rumah sakit pemerintah
bawah undang-undang tersebut masih untuk seluruh warga negaranya (Firdaus
memiliki tantangan yang perlu ditangani oleh 2017, 67).
BPJS Kesehatan untuk memastikan Dengan adanya BPJS, semua penduduk
terselenggaranya jaminan nasional yang memperoleh manfaat yang sama, baik pegawai
menyeluruh dan berkeadilan sosial bagi swasta, Aparatur Sipil Negara (ASN), pekerja
seluruh rakyat Indonesia. mandiri berseta keluarganya, orang kaya dan
miskin berpeluang mendapatkan pelayanan
METODE medis. Bukan hanya di rumah sakit
pemerintah, tapi juga di rumah sakit swasta.
Penelitian ini dilakukan dengan Program yang merupakan transpormasi dari
menggunakan metode kualitatif (qualitative perbagai program jaminan kesehatan
methodology), yaitu penelitian yang pemerintah sebelumnya ini, sudah
menganalisis data-data dokumentasi sebagai berlangsung 4 tahun lebih. Jumlah peserta
bahan kajian. Metode pengumpulan data program JKN per 1 Oktober 2018 mencapai
dalam penelitian ini menggunakan data 203.284.896 orang (BPJS Kesehatan 2017)
primer dan data sekunder. Data-data sekunder dari target 259.993.081 jiwa penduduk
diperoleh dari bahan-bahan hard-files maupun Indonesia (BPJS Kesehatan 2018b). Artinya
soft-files seperti perundangan, pembahasan hampir 78% rakyat Indonesia sudah dijamin
DPR, dokumen yang diterbitkan oleh biaya kesehatannya ketika ia jatuh sakit. Hal
pemerintah dan hasil penelitian. Data juga ini tentunya sebuah sejarah baru dalam
diperoleh daripada pihak BPJS Kesehatan. perkembangan asuransi sosial di Indonesia
dan asuransi sosial dengan jumlah peserta
TEMUAN DAN PEMBAHASAN terbesar di dunia, yang dikelola dengan
pendekatan single payer institution.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Roadmap pemerintah menuju universal
tentang BPJS telah memberi titik terang dalam health coverage paling lambat 1 Januari 2019
upaya perlindungan hukum bagi pasien di mendatang, seluruh rakyat Indonesia wajib
Indonesia, terutama untuk mewujudkan menjadi peserta BPJS Kesehatan, termasuk
terselenggaranya jaminan kesehatan yang warga asing (foreigner) yang telah memiliki
layak bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebelum tempo bekerja di Indonesia hingga 6 bulan
era BPJS Kesehatan, memperoleh manfaat atau lebih. Pemerintah punya waktu lebih
jaminan kesehatan bagi seluruh rakyat adalah kurang 2 bulan lagi, untuk menjadikan seluruh
sebuah keniscayaan. Faktor ekonomi dan tidak penduduk Indonesia menjadi peserta BPJS.
adanya program semesta mengenai jaminan Lalu sejauh mana pasien menjadi isu
kesehatan, telah menjadikan akses kesehatan bagi BPJS Kesehatan dalam menjamin biaya
menjadi barang mahal dan hanya dinikmati pengobatan/transfer risiko rakyat Indonesia?
golongan tertentu saja. Sekalipun ketika itu, Kehadiran BPJS Kesehatan telah memberi
negara mengakui bahwa mendapatkan akses
104 | Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 2 November 2018 (103-114)
Perlindungan Pasien di Era BPJS Kesehatan
dampak positif bagi rakyat Indonesia. 2 UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN bahwa
Euphoria masyarakat terhadap JKN/BPJS fasilitas untuk peserta BPJS Kesehatan adalah
Kesehatan/KIS yang hadir untuk seluruh fasilitas pelayanan primer, seperti
membebaskan kecemasan mereka terhadap fasilitas kesehatan di Puskesmas, klinik dan
biaya kesehatan, telah dibuktikan dengan rumah sakit swasta dan pemerintah yang
besarnya manfaat BPJS bagi pasien dewasa ini. bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Berdasarkan data BPJS Kesehatan tahun Namun dalam keadaan darurat di dalam
2017, jumlah kunjung peserta BPJS Kesehatan pasal 23, ayat (1) 2 dinyatakan bahwa pasien
ke fasilitas kesehatan tingkat pertama peserta BPJS Kesehatan berhak mendapat
(Puskesmas dan Klinik) 150,2 juta kali pelayanan di fasilitas kesehatan yang tidak
kunjungan, jumlah rujukan 18,8 juta, bekerjasama dengan BPJS, manakala fasilitas
kunjungan rawatan rawat jalan tingkat lanjut kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
(out-patient treatment) ke rumah sakit Kesehatan tidak ada di wilayah atau jauh dari
rujukan sebanyak 64,4 juta dan 8,7 juta tempat tinggalnya. Fasilitas layanan kesehatan
kunjungan pasien rawat inap (in-patient dalam kasus ini, sesuai standar biaya
treatment) tingkat lanjut (BPJS Kesehatan perawatan yang ditanggung oleh pihak BPJS
2018, xxii) di rumah sakit di seluruh wilayah Kesehatan. Namun, ada beban biaya yang tidak
Indonesia. ditanggung oleh BPJS, yaitu layanan kesehatan
Sampai 31 Desember 2017 pihak BPJS tanpa melalui prosedur BPJS Kesehatan.
Kesehatan telah merealisasikan biaya manfaat Layanan lainnya seperti, layanan pengobatan
(termasuk biaya promotif dan preventif) untuk tujuan estetik, untuk mengatasi
sebesar Rp84,445 triliun (96,82% dari RKAT infertilitas dan gangguan kesehatan akibat
2017), dengan rasio klaim mencapai 113,74% sengaja mencelakai diri sendiri atau akibat
(BPJS Kesehatan 2018b). Sedangkan melakukan kegiatan yang membahayakan diri
pendapatan iuran tercatat sebesar Rp74,246 sendiri serta pengobatan non-medis.
triliun (86,65% dari RKAT 2017). BPJS Kesehatan diluncurkan pemerintah
Pertumbuhan peserta dari segmen non PBI untuk memenuhi keperluan esensial bagi
memberikan kontribusi sebesar 65,83% seluruh rakyat Indonesia agar dapat hidup
(Rp48,88 triliun) dari total pendapatan iuran, layak. Rakyat tidak dibedakan, dengan prinsip
hal tersebut menunjukkan pertumbuhan kebersamaan antara peserta dalam
peserta non PBI memberikan dampak positif, menanggung beban premi BPJS Kesehatan,
seiring dengan peningkatan pendapatan iuran setiap peserta BPJS Kesehatan membayar
(BPJS Kesehatan 2018b). Dari aspek premi sesuai penghasilannya. Bagi masyarakat
pemanfaatan layanan, Program JKN-KIS secara yang tidak mampu membayar premi, maka
nyata telah membantu masyarakat preminya akan ditanggung oleh pemerintah.
mendapatkan kemudahan akses secara Inilah prinsip gotong-royong yang dianut oleh
finansial (pembiayaan) di fasilitas kesehatan, BPJS Kesehatan di dalam undang-undang UU
baik di tingkat primer maupun di tingkat No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS. Undang-
lanjutan. Tingkat kepedulian masyarakat Undang ini bersifat imperative dan fakultatif,
terhadap dirinya ketika jatuh sakit meningkat sehingga BPJS wajib diikuti orang seluruh
tajam, sehingga masyarakat berani untuk penduduk.
datang berobat ke rumah sakit, karena mereka Lazimnya dalam asuransi kesehatan
tidak lagi khawatir akan beban biaya. komersial setiap peserta harus mengikuti
Untuk memenuhi hak pasien dalam hal medical checkup terlebih dahulu. Jika
ini fasilitas kesehatan, rumah sakit dituntut seseorang terkena penyakit kronis dan sudah
untuk mampu memberi pelayanan terbaik berumur di atas 40 tahun maka preminya
kepada peserta BPJS. Sistem berjenjang akan menjadi mahal, malah pengajuan polisi
seperti yang tertuang dalam Pasal 23 Ayat (1) akan ditolak. Berbeda dengan BPJS kesehatan,
Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 2 November 2018 (103-114) | 105
Firdaus
tanpa medical cek up, tidak ada batasan umur, dimana manfaatnya sesuai premi yang
bahkan bayi yang masih dalam kandunganpun ditanggung dan for profit. Jadi semakin tinggi
harus didaftarkan menjadi peserta. risiko penyakit, maka semakin tinggi pula
Kemudian prinsip ekuitas dalam biaya yang akan dibayarkan untuk preminya.
penyelenggaraan asuransi kesehatan nasional Jangan heran jika ada perusahaan asuransi
artinya setiap peserta memiliki hak yang sama yang menentukan biaya layanan atau claims
dalam memperoleh layanan sesuai dengan ratio mencapai 50% daripada premi yang
kebutuhan medisnya. Layanan medis yang dijual (Thabrany 2015, 98). Setiap Rp10 ribu
diperoleh peserta tidak terikat dengan premi yang diterima pihak perusahaan
besarnya premi yang telah dibayarkan oleh asuransi komersial hanya Rp5 ribu saja yang
peserta (Mudiharno 2012, 212). Peserta BPJS akan dibayarkan untuk kesehatan sebagai
Kesehatan bersifat wajib dan tidak selektif, benefit rasio peserta asuransi, sedangkan Rp5
jumlah premi berdasarkan gaji dan ribu lagi digunakan untuk biaya selain benefit
pendapatan. Namun, untuk tindakan medis rasio, berbeda dengan BPJS Kesehatan claims
dan jenis obat tidak berpengaruh dengan ratio mencapai 98%.
premi yang dibayar peserta. Perbedaannya Perbedaan BPJS Kesehatan dengan
hanya dari aspek fasilitas ruang perawatan asuransi kesehatan komersial dapat dilihat
saja, sedangkan obat telah diatur berdasarkan dari tujuan penyelenggaraan. Dimana BPJS
Keputusan Menteri Kesehatan No Kesehatan bertujuan untuk menjamin akses
328/Menkes/Sk/Ix/2013 tentang seluruh rakyat Indonesia yang memerlukan
Formularium Nasional (Fornas). pelayanan kesehatan tanpa memandang status
Premi minimal BPJS Kesehatan adalah ekonomi dan usianya untuk mewujudkan
kelas III sebesar Rp25,500 (dua puluh lima keadilan sosial. Asuransi kesehatan komersial
ribu lima ratus rupiah) kelas II Sebesar dikendalikan oleh perusahaan for profit.
Rp51,000 (lima puluh satu ribu rupiah) dan Artinya siapa yang punya uang saja yang
kelas I membayar iuran sebesar Rp80,000 mampu mendapatkan asuransi ini, sedangkan
(delapan puluh ribu rupiah) seorang setiap BPJS Kesehatan adalah jawaban daripada
bulannya (BPJS Kesehatan 2018a). Premi ketimpangan sosial tersebut. BPJS telah
tersebut, tentunya sangat murah dengan menjadi meeting point bagi pasien yang
pendapatan per kapita rakyat Indonesia Rp 45 selama ini terhalang status sosial dan
juta pertahun (Badan Pusat Statistik Indonesia menggerogoti hak pasien di negara ini.
2016). Dengan demikian, manakala seseorang Sebelum era BJPS, rumah sakit swasta
membayar premi Rp25.500 ia akan tidak tergiur mengikuti berbagai program
mendapatkan manfaat dengan dijaminnya jaminan kesehatan yang diluncurkan
kesehatannya (Suryono 2008, 101), sampai pemerintah. Rumah sakit swasta cenderung
sembuh dan tanpa batas. Penyakit ditanggung melirik market atau pasien dari golongan kaya
BPJS, mencakupi semua penyakit, dari dengan menyajikan kualitas dan fasilitas yang
penyakit paling rendah sampai peringkat lebih bagus, ketimbang rumah sakit
paling kronis, seperti jantung, hemodialisa, pemerintah. Ini berarti pasien miskin sebelum
kemoterapi, injeksi thalassemania, hemofilia era BPJS Kesehatan sulit untuk mendapatkan
dan sebagainya. pelayanan kesehatan di rumah sakit swasta
Sementara asuransi kesehatan komersial karena biaya pengobatan yang mahal.
preminya sangat besar sehingga tidak Di era BPJS semua pasien bisa
terjangkau oleh sebagian besar rakyat mendapatkan layanan rumah sakit swasta dan
Indonesia dan benefit rasio asuransi rumah sakit pemerintah. Walaupun pada
kesehatan komersial juga terbatas. BPJS awalnya, banyak rumah sakit swasta dan
Kesehatan bersifat nirlaba, ini tentu berbeda klinik swasta tidak mau bekerjasama dengan
dengan asuransi kesehatan perorangan BPJS Kesehatan, karena banyak kalangan yang
106 | Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 2 November 2018 (103-114)
Perlindungan Pasien di Era BPJS Kesehatan
meragukan kelangsungan BPJS. Munculnya spesialis dan alat kesehatan. Lagi pula rumah
anggapan tersebut bukan tanpa alasan, karena sakit swasta cenderung tanpa beban, sebab
memang besar klaim yang dibayar BPJS undang-undang tidak mewajibkan untuk
Kesehatan tidak sebesar yang diperoleh bekerja sama dengan BPJS. Pada 2019 nanti
rumah sakit dari pasien umum. Sedangkan barulah seluruh fasilitas kesehatan di
biaya operasional rumah sakit swasta sangat Indonesia wajib bekerjasama dengan pihak
besar, terutama untuk membayar jasa dokter BPJS.
Tabel 1
Pertumbuhan Fasilitas Kesehatan
Rumah Sakit Jan Mar Jun Sep Jan Mar Jun Sep Feb
Rujukan 2015 2015 2015 2015 2016 2016 2016 2016 2017
Jumlah 1.727 1.783 1.739 1.815 1.839 1.853 1.910 1.971 2.086
Rumah sakit
760 821 853 865 873 880 923 1.005 1.166
dan Klinik Swasta
Proporsi (%) 44 % 47% 48% 48% 47% 47% 48% 54% 56%
Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 2 November 2018 (103-114) | 107
Firdaus
108 | Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 2 November 2018 (103-114)
Perlindungan Pasien di Era BPJS Kesehatan
Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 2 November 2018 (103-114) | 109
Firdaus
dan Pembayaran iuran, menyatakan bahwa ketentuan pasal 19 ayat (1) atau ayat (2)
kartu peserta BPJS Kesehatan kategori pekerja dipidana dengan ancaman hukuman penjara
mandiri akan aktif paling cepat 14 hari setelah paling lama 8 (delapan) tahun atau denda
registrasi. Peraturan tersebut diterbitkan BPJS paling banyak Rp. 1 milyar. Sanksi juga
Kesehatan, karena banyaknya peserta kategori dikenakan bagi pekerja mandiri dan ASN yang
ini menunggak. Dengan peraturan ini, pihak tidak mau mengikuti BPJS kesehatan melalui
BPJS Kesehatan berharap, peserta kategori Peraturan Pemerintah No 86 Tahun 2013.
pekerja mandiri serius mengikuti BPJS Namun implementasi daripada aturan
Kesehatan. Banyaknya iuran tertunggak dari tersebut masih lemah, sehingga masih banyak
kategori pekerja mandiri akan mempengaruhi pekerja penerima upah yang belum
pelaksanaan BPJS secara ekonomi. Namun didaftarkan oleh perusahaannya sebagai
peraturan tersebut, tidak mampu mencegah peserta BPJS Kesehatan (Firdaus 2017, 94). Ini
tunggakan peserta mandiri. Tidak mampu juga akibat ketidak beranian BPJS Kesehatan
mencegah prilaku peserta yang hanya mau untuk mepolisikan pihak perusahaan.
membayar iuran manakala dirawat di rumah Karyawanpun tidak berupaya melaporkan
sakit saja, begitu sembuh, peserta enggan pihak perusahaan tempat ia bekerja, manakala
membayar iuran. pemberi kerja tidak mendaftarkannya sebagai
Menurut penulis peraturan BPJS peserta BPJS Kesehatan.
Kesehatan tersebut, bertentangan dengan UU Untuk menjaga kelangsungan BPJS
No 24 Tahun 2011, sebab masyarakat yang Kesehatan, beberapa peraturan telah
sudah membayar premi berhak mendapatkan diterbitkan oleh pemerintah, seperti
manfaat/jaminan kesehatan dan informasi. Peraturan Presiden (Perpres) No 19 Tahun
Seharusnya seluruh kartu peserta BPJS 2016 tentang perubahan kedua atas Peraturan
Kesehatan langsung aktif setelah registrasi, Presiden No 12 Tahun 2013 untuk mencegah
tanpa perlu menunggu. Justru peraturan ini kecurangan (fraud) dalam BPJS Kesehatan,
akan mengabaikan hak-hak pasien, sebab sakit seperti membuat klaim berlebihan yang
adalah risiko yang penuh ketidakpastian. diancam sanksi penjara dan denda. Namun,
Dengan demikian menunda sampai 14 hari sejauh ini belum ada laporan ke pihak terkait
berpotensi menimbulkan risiko yang sangat tentang kecurangan ini. Sedangkan perintah
besar bagi pasien. Boleh jadi pasien akan wajib bagi peserta mandiri akan berlaku pada
meninggal dunia karena terlambat mendapat 2019 nanti.
pelayanan medis, dan tidak adanya biaya Lemahnya penegakan hukum, akan
pengobatan selama tempoh 14 hari tersebut. berpengaruh secara ekonomi dan administrasi
Ini menimbulkan ketidakadilan dan bagi BPJS Kesehatan. Kegagalan BPJS
diskriminasi bagi pasien kategori ini Kesehatan melakukan edukasi kepada peserta
(Thabrany 2015, 264). untuk taat membayar iuran, akan muncul
Menurut ketentuan Undang-Undang No paradigma bahwa program BPJS Kesehatan
24 Tahun 2011 tentang BPJS, benar tidak tidak terlalu penting untuk diikuti. Dengan
ancaman sanksi kepada setiap orang yang demikian sekalipun undang-undang sudah
menolak menjadi peserta BPJS. Sejauh ini mengatur sedemikian rupa hak pasien, tanpa
undang-undang tersebut hanya memberi penegakan hukum, penyelenggaraan hak
sanksi kepada pihak perusahaan yang tidak pasien di Indonesia adalah suatu keniscayaan.
mendaftarkan karyawannya menjadi peserta Usaha untuk mensinergikan program
BPJS Kesehatan. Pasal 19 menyatakan bahwa BPJS Kesehatan dengan kondisi Indonesia hari
pemberi kerja wajib membayarkan premi ini, pemerintah dituntut untuk mengurai
karyawannya kepada BPJS Kesehatan. Pasal 55 berbagai kendala dalam penyelenggaraan BPJS
menyatakan pemberi kerja yang tidak Kesehatan. Dalam bentuk hukum sudah ada
mendaftarkan karyawanya, melanggar Undang-Undang No. 40 Tentang SJSN dan
110 | Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 2 November 2018 (103-114)
Perlindungan Pasien di Era BPJS Kesehatan
Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 2 November 2018 (103-114) | 111
Firdaus
112 | Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 2 November 2018 (103-114)
Perlindungan Pasien di Era BPJS Kesehatan
BIBLIOGRAFI dokter.html#sthash.CN3yUMtN.dpuf.
———. 2018. “Profil Kesehatan Indonesia
Arsih, Budi. 2014. “Kesiapan Pemerintah Dalam Tahun 2017.” Jakarta.
Mewujudkan Jaminan Kesehatan Nasional http://www.depkes.go.id/resources/dow
Bagi Warga Negara.” Jurnal Ilmiah Inkoma nload /pusdatin/profil-kesehatan-
25 (1). indonesia/profil-kesehatan-indonesia-
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2016. 2017.pdf.
“Perkembangan Beberapa Agregat Konsil Kedokteran Indonesia. 2018. “Konsil
Pendapatan Dan Pendapatan per Kapita Kedokteran Indonesia.” Konsil Kedokteran
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010- Indonesia. 2018.
2015.” BPS. 2016. https://www.bps.go.id/. Larasati, Niken. 2016. “Kualitas Pelayanan
———. 2017. “Data Sensus Penduduk Tahun Program Jaminan Kesehatan Nasional
2017.” Jakarta. Dalam Rangka Menjamin Perlindungan
BPJS Kesehatan. 2017. “Grafik Peserta.” BPJS Kesehatan Bagi Peserta BPJS Di RSUD Dr.
Kesehatan. 2017. https://bpjs- M. Soewandhie Kota Surabaya.” Kebijakan
kesehatan.go.id/bpjs/. Dan Manajemen Publik 4 (2).
———. 2018a. “Iuran.” BPJS Kesehatan. 2018. Maharani, Esthi. 2018. “Masalah Klasik
https://bpjs-kesehatan.go.id. Kesehatan Di Indonesia.” Republika. 2018.
———. 2018b. “Laporan Pengelolaan Program https://www.republika.co.id/berita/kolo
Dan Laporan Keuangan Jaminan Sosial m/fokus/18/05/13/p8nayr318-masalah-
Kesehatan Tahun 2017.” BPJS Kesehatan. klasik-kesehatan-di-indonesia.
2018. https://bpjs- Maman, S. Lenie, R. Fauzie, and R. Dian. 2015.
kesehatan.go.id/bpjs/index.php/arsip/cat “Program Jaminan Kesehatan Nasional
egories/MzA/publikasi. Dari Aspek Sumber Daya Manusia
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Pelaksana Pelayanan Kesehatan.” Jurnal
2017. “Rumah Sakit Berdasarkan Kesehatan Masyarakatkemas 11 (1): 32–
Kepemilikan.” Kementerian Kesehatan RI. 42.
2017. Mudiharno. 2012. “Peta Jalan Menuju Universal
http://sirs.yankes.kemkes.go.id/rsonline/ Corange Jaminan Kesehatan.” Jurnal
report/report_by_catrs.php. Legislasi Indonesia 9 (2).
Firdaus. 2017. “The Patient Protection Under Pramukti, Annger Sigit, and Andre Budiman
The Law of BPJS Health Incurance in Panjaitan. 2016. Pokok-Pokok Hukum
Indonesia.” Unibersiti Kebangsaan Ansuransi. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Malaysia. Republika. 2017. “Dirut BPJS Kesehatan Dapat
Kementerian Kesehatan RI. 2014. “Peran Dan Teguran Keras Dari Jokowi.” Republika.
Mutu Tenaga Kesehatan Dukungan 2017.
Percepatan MDGs.” Kementerian https://republika.co.id/berita/ekonomi/k
Kesehatan RI. 2014. orporasi/18/10/17/pgq8wm383-dirut-
http://www.depkes.go.id/article/print/20 bpjs-kesehatan-dapat-teguran-keras-dari-
143250004/peran-jumlah-dan-mutu- jokowi.
tenaga-kesehatan-dukung-percepatan- Suryono, Arief Redjeki. 2008. “Ansuransi
mdgs-dan-implementasi-jkn.html. Kesehatan Sosial Sebagai Upaya Megara
———. 2016. “Profil Kesehatan Indonesia Dalam Mewujudkan Masyarakat
Tahun 2015.” Jakarta. Sejahtera.” Yudistira 74.
———. 2017. “Presiden Saksikan Pencanangan Thabrany, Hasbullah. 2013. “Kesejahteraan
Pembangunan 124 Puskesmas Di Sosial, Hukuman Bagi Pemerintah, Dan
Perbatasan Dan Program Wajib Kerja BPJS.” Jurnal Hukum Kesehatan 5 (7).
Dokter Spesialis.” Kementerian Kesehatan ———. 2015. Jaminan Kesehatan Nasional. 2nd
RI. 2017. ed. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
http://www.depkes.go.id/article/
view/17022800011/presiden-saksikan-
pencanangan-pembangunan-124-
puskesmas-di-perbatasan-dan-program-
wajib-kerja-
Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 2 November 2018 (103-114) | 113
Firdaus
114 | Ijtihad: Jurnal Hukum Islam dan Pranata Sosial Vol. 34 No. 2 November 2018 (103-114)