Anda di halaman 1dari 24

URGENSI KEBIJAKAN PENDANAAN JAMINAN KESEHATAN MASA

PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA MENURUT UNDANG - UNDANG


NOMOR 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL
NASIONAL (SJSN)

Monica Vita Agustin, Muhammad Kuswanto, Ni Wayan Wiwin Oktori, Novi


Eka Kusuma Putri1

Mahasiswa Magister Hukum, Universitas Hang Tuah, Surabaya, Indonesia


1
kusumaputrinovieka@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui urgensi kebijakan pendanaan jaminan
kesehatan masa pandemi Covid-19 di Indonesia menurut Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan
penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional di Indonesia ditinjau dari aspek
pendanaan di masa pandemi Covid-19 pasca terbitnya Peraturan Presiden Nomor
64 Tahun 2020. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa : 1) Urgensi kebijakan
pendanaan jaminan kesehatan masa pandemi Covid-19 di Indonesia menurut
Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2004 adalah pemenuhan penyelenggaraan
jaminan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh penduduk Indonesia secara adil
dan merata untuk mewujudkan kesejahteraan sesuai dengan Undang-Undang.
Untuk mengurangi beban dan dampak pandemi Covid-19, Pemerintah dan
masyarakat harus bersinergi dalam membangun sistem kesehatan nasional yang
kuat melalui dukungan dana berupa iuran sebagaimana yang sudah dirumuskan dan
ditetapkan. 2) Penerbitan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020 dilakukan pada
masa pandemi Covid-19 yang sedang mewabah, pemerintah hadir lebih banyak di
peraturan tersebut. Hampir sebagian besar sekitar 80% dari peserta dijamin oleh
pemerintah.

Kata Kunci: jaminan kesehatan; covid-19; pendanaan

Abstract
The purpose of this study is to determine the urgency of the health insurance funding
policy during the Covid-19 pandemic in Indonesia according to Law Number 40 of
2004 concerning the National Social Security System (SJSN) and the
implementation of the National Health Insurance in Indonesia in terms of funding
aspects during the Covid-19 pandemic. after the issuance of Presidential
Regulation Number 64 of 2020. The results of the study show that: 1) The urgency
of the health insurance funding policy during the Covid-19 pandemic in Indonesia
according to Law Number 40 of 2004 is the fulfillment of the implementation of
health insurance that is affordable by all Indonesians fairly and evenly to realize
Perspektif Hukum, Vol.22, No.1 Mei 2022 : 29-52

prosperity in accordance with the Act. To reduce the burden and impact of the
Covid-19 pandemic, the Government and the community must work together in
building a strong national health system through financial support in the form of
contributions as has been formulated and determined. 2) The issuance of
Presidential Regulation Number 64 of 2020 was carried out during the Covid-19
pandemic which was endemic, the government was more present in the regulation.
Most of the around 80% of the participants are guaranteed by the government.

Keywords: health assurance ; covid-19; funding

PENDAHULUAN
bagi seluruh rakyat Indonesia dengan
Kesehatan merupakan hak asasi
membentuk Undang-Undang (UU)
manusia dan salah satu unsur
Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
kesejahteraan yang wajib diwujudkan
Jaminan Sosial Nasional.
sesuai dengan cita-cita bangsa
Sarana pelayanan dan
Indonesia sebagaimana yang
dukungan finansial bagi terpenuhinya
dimaksud dalam Pasal 28 H Ayat (1)
jaminan penyelenggaraan kesehatan
dan Pasal 34 Ayat (2) Undang-
meruakan salah satu tanggung jawab
Undang Dasar Negara Republik
negara dalam merealisasikan
Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
kesejahteraan umum. Sarana
yaitu memberikan jaminan sosial
pendukung jaminan kesehatan,
secara menyeluruh. Negara
Pemerintah telah membentuk Sistem
merupakan harapan bagi masyarakat
Jaminan Sosial Nasional-Kartu
pada saat terjadi wabah pandemi
Indonesia Sehat (SJSN-KIS) dengan
seperti Covid-19, dimana wabah
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
tersebut telah memakan banyak
(BPJS) sebagai lembaga yang
korban jiwa. Tujuan dibentuknya
mengurus penyelenggaraan jaminan
suatu negara, masyarakat mempunyai
dan layanan kesehatan bagi
hak untuk memperoleh jaminan
masyarakat.
keamanan, keselamatan jiwa dari
Badan Penyelenggara Jaminan
ancaman alam maupun yang berasal
Sosial (BPJS) merupakan
dari masyarakatnya sendiri. Negara
transformasi dari PT Akses (Persero).
mengembangkan jaminan nasional
Berawal dari tahun 2004, dimana
Pemerintah mengeluarkan UU

30
Monica Vita Agustin, Muhammad Kuswanto, Ni Wayan Wiwin Oktori, Novi
Eka Kusuma Putri, Urgensi Kebijakan Pendanaan Jaminan Kesehatan Masa
Pandemi Covid-19 Di Indonesia Menurut Undang - Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Belanja Negara Indonesia) oleh


Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Pemerintah dalam bentuk subsidi bagi
Selanjutnya pada tahun 2011, masyarakat yang tidak mampu dan
Pemerintah mengeluarkan UU sumber dana lainnya diperoleh dari
Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan iuran yang dibayarkan oleh peserta
Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS yang jumlahnya ditentukan
(BPJS) dan PT Akses (Persero) menurut golongan dan layanan yang
sebagai penyelenggara program diberikan berdasarkan peraturan yang
jaminan sosial di bidang kesehatan, ditetapkan oleh Pemerintah.1
kemudian berubah menjadi BPJS Pada tahun 2019 Pemerintah
Kesehatan. Adanya program Jaminan mengeluarkan Peraturan Presiden
Kesehatan Nasional – Kartu (Perpres) Nomor 75 Tahun 2019
Indonesia Sehat (JKN – KIS), seluruh sebagai perubahan dari Perpres
penduduk di Indonesia terlindungi Nomor 82 Tahun 2018.
oleh jaminan kesehatan yang merata. Diterbitkannya Perpres tersebut
Berdasarkan sistem Jaminan adalah untuk melakukan perbaikan
Kesehatan Semesta atau Universal missmatch antara penerimaan dan
Health Coverage (UHC), keberadaan pengeluaran Dana Jaminan Sosial
BPJS mempunyai posisi sangat (DJS) Kesehatan melalui perbaikan
strategis dan penting bagi premi iuran dengan kenaikan iuran.
penyelenggara pelayanan dan sarana Namun belum satu tahun berjalan,
yang memberi ruang bagi masyarakat Perpres tersebut digugat. Pada bulan
untuk memperoleh akses dan layanan Maret 2020, Mahkamah Agung (MA)
kesehatan. Kegiatan penyelenggara telah membatalakan kenaikan akan
kesehatan melalui BPJS ini didukung tarif membayar iuran BPJS melalui
oleh dana yang dialokasikan dari Putusan No.7 P/HUM/2020 setelah
APBN (Anggaran Pendapatan dan mengabulkan adanya gugatan uji

1
Susila Adiyanta, Urgensi Kebijakan Pandemi Covid-19, Administrative Law &
Jaminan Kesehatan Semesta (Universal Governance Journal, Volume 3 Issue 2, 2020,
Health Coverage) bagi Penyelenggaraan h. 275.
Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Masa

31
Perspektif Hukum, Vol.22, No.1 Mei 2022 : 29-52

materi (judical review) atas Perpres mengatur iuran peserta Jaminan


Nomor 75 Tahun 2019 tentang Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia
Perubahan Atas Perpres Nomor 82 Sehat (JKN-KIS). Melalui Perpres
Tahun 2018 tentang Jaminan Nomor 25 Tahun 2019, Pemerintah
Kesehatan. Adanya Putusan MA banyak melakukan perbaikan
tersebut, bertentangan dengan diantaranya, pengelompokkan
sejumlah ketentuan diatasnya, antara peserta, . integritas penduduk yang
lain UUD 1945, UU Nomor 40 Tahun didaftarkan oleh pemerintah Daerah
2004 tentang Sistem Jaminan setempat, penyesuaian iuran,
Nasional dan UU Nomor 36 Tahun memperbaiki tata kelola sistem
2009 tentang Kesehatan dinyatakan layanan Jaminan Kesehatan Nasional.
tidak mempunyai kekuatan hukum Pada 1 Juli 2020, Pemerintah
dan tidak berlaku lagi. secara resmi memberlakukan
Putusan MA telah memberi kebijakan kenaikan tarif iuran BPJS
banyak pertimbangan dengan tujuan Kesehatan yang berdasar pada
untuk memperbaiki kinerja, Perpres Nomor 64 Tahun 2020
manajemen dan sistem sistem dimana merupakan perubhan kedua
pelayanan Jaminan Kesehatan Sosial atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018
BPJS Kesehatan, perlu adanya tentang Jaminan Kesehatan. Perpres
keseimbangan dan keadilan besaran ini lebih spesifik mengatur mengenai
iuran antar peserta, pertimbangan kenaikan tarif iuran untuk para
adanya defisit anggaran BPJS peserta program JKN BPJS
Kesehatan, konstruksi jaminan Kesehatan. Peraturan tersebut tentang
kesehatan yang sehat serta termasuk kenaikan tarif iuran dipandang perlu,
peran Pemerintah (pusat dan daerah) demi memperbaiki tata kelola
dalam hal tersebut, sehingga asuransi kesehatan bagi rakyat secara
Pemerintah menerbitkan Perpres keseluruhan.
Nomor 25 Tahun 2019 tentang Kebijakan Pemerintah dalam
Perubahan atas Perpres Nomor 82 penerbitan Perpres tersebut dilakukan
Tahun 2018 tentang Jaminan pada wabah pandemi Covid-19 yang
Kesehatan yang didalamnya juga sedang mewabah di dunia yang

32
Monica Vita Agustin, Muhammad Kuswanto, Ni Wayan Wiwin Oktori, Novi
Eka Kusuma Putri, Urgensi Kebijakan Pendanaan Jaminan Kesehatan Masa
Pandemi Covid-19 Di Indonesia Menurut Undang - Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

tentunya menimbulkan banyak kritik Pendanaan Jaminan Kesehatan


dari berbagai kalangan masyarakat Masa Pandemi Covid-19 di
dan juga berpengaruh terhadap Indonesia Menurut Undang -
kemampuan seseorang dalam Undang Nomor 40 Tahun 2004
melakukan pembayaran iuran. Tentang Sistem Jaminan Sosial
Namun demikian dengan Nasional (SJSN)”
diterbitkannya Perpres tersebut,
diharapkan tetap dapat RUMUSAN MASALAH
menyelesaikan permasalahan defisit 1. Apa urgensi kebijakan
pembiayaan program tersebut agar pendanaan jaminan kesehatan
tidak semakin membengkak. Dasar masa pandemi Covid-19 di
pertimbangan pemerintah melakukan Indonesia menurut Undang –
hal tersebut untuk memperbaiki Undang Nomor 40 Tahun 2004
penyelenggaraan Jaminan Kesehatan tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (JKN) dimana asuransi Nasional (SJSN)?
kesehatan sosial tersebut bersifat 2. Bagaimanakah penyelenggaraan
wajib. Adanya wabah pandemi Jaminan Kesehatan Nasional di
Covid-19 yang mendunia, maka Indonesia ditinjau dari aspek
penduduk Indonesia diajak untuk pendanaan di masa pandemi
membangun kerjasama, solidaritas Covid-19 pasca terbitnya
dan empati terhadap semua warga Peraturan Presiden Nomor 64
khususnya di bidang kesehatan dan Tahun 2020?
kesejahteraan bersama sebagaimana
PEMBAHASAN
sistem Jaminan Kesehatan Semesta/
Sistem Jaminan Kesehatan
Universal Health Coverage.
Nasional di Indonesia
Dari uraian yang
Program JKN merupakan
dikemukakan di atas, timbulah
bagian dari SJSN sebagai jaminan
keinginan penulis untuk mengetahui
kesehatan sosial. Program JKN yang
lebih jauh tentang hal-hal tersebut
dikelola oleh BPJS Kesehatan
dalam sebuah karya ilmiah dengan
merupakan salah satu upaya
judul “Urgensi Kebijakan

33
Perspektif Hukum, Vol.22, No.1 Mei 2022 : 29-52

pemerintah untuk memenuhi terkandung lima program antara lain


kebutuhan dasar kesehatan jaminan kesehatan, jaminan
masyarakat yang layak, aman, kecelakaan kerja, jaminan hari tua,
bermutu dan terjangkau sebagaimana jaminan pension dan jaminan
yang tertuang dalam Pasal 28 H dan kematian. Dalam penerapan program
Pasal 34 perubahan keempat UUD JKN oleh BPJS Kesehatan
1945. Dalam kedua Pasal tersebut diselenggarakan beberapa prinsip
menyebutkan bahwa setiap orang antara lain prinsip kegotongroyongan,
berhak atas pelayanan kesehatan, nirlaba, keterbukaan, kehati - hatian,
jaminan sosial dan Negara akuntabilitas, efisiensi, efektivitas,
mengembangkan sistem jaminan portabilitas, kepesertaan wajib, dana
sosial serta bertanggung jawab atas amanat dan prinsip hasil pengelolaan
penyediaan fasilitas pelayanan dana digunakan seluruhnya untuk
kesehatan yang layak. Dalam Pasal 5 pengembangan program dan sebesar-
Ayat (1) dan Ayat (2) Undang- besarnya untuk kepentingan peserta.3
Undang Nomor 36 Tahun 2009 Melalui program JKN ini
tentang Kesehatan (UU Kesehatan) diharapkan tercapainya Universal
pun menegaskan bahwa setiap orang Health Coverage (UHC) bagi seluruh
mempunyai hak yang sama dalam penduduk Indonesia sebagaimana
memperoleh akses atas sumber daya tertuang dalam UU Nomor 40 Tahun
di bidang kesehatan dan memperoleh 2004 sebagai bukti yang kuat bahwa
pelayanan kesehatan yang aman, pemerintah dan pihak-pihak terkait
bermutu dan terjangkau.2 memiliki komitmen yang besar untuk
Dalam SJSN terdapat tiga azas mewujudkan kesejahteraan sosial
yaitu azas kemanusiaan, azas manfaat bagi masyarakat dan merupakan salah
dan azas keadilan sosial bagi seluruh satu bentuk perlindungan sosial bagi
rakyat Indonesia. Dalam SJSN juga seluruh rakyat Indonesia.4 UHC

2
Eka Afrina Djamhari et. al., Defisit Aksesibilitas Pembiayaan Kesehatan Dalam
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN): Program Jaminan Kesehatan Nasional. Lex Et
Mengapa dan Bagaimana Mengatasinya?, Societatis, Volume 8 No. 4, 2020, h. 104-105.
4
Perkumpulan Prakarsa, Jakarta, 2020, h.2. Zahry Vandawati Chumaida, et.al.,
3
Deysi Liem Fat Salim, Nontje Kepesertaan Pogram BPJS Kesehatan Di
Rimbing, Theodorus H. W. Lumunon. Tengah Wabah Pandemic Covid-19. Lex

34
Monica Vita Agustin, Muhammad Kuswanto, Ni Wayan Wiwin Oktori, Novi
Eka Kusuma Putri, Urgensi Kebijakan Pendanaan Jaminan Kesehatan Masa
Pandemi Covid-19 Di Indonesia Menurut Undang - Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

merupakan sistem kesehatan yang sosial di Indonesia dalam


memastikan setiap warga dalam mewujudkan UHC tersebut, maka
memiliki akses yang adil terhadap diterbitkanlah UU Nomor 24 Tahun
pelayanan kesehatan promotif, 2011 tentang Badan Penyelenggara
preventif, kuratif dan rehabilitatif Jaminan Sosial. Dalam
serta bermutu dengan biaya merealisasikan pemenuhan hak atas
terjangkau. Menurut World Health kesehatan melalui Sistem Jaminan
Organization (WHO), capaian UHC Sosial Nasional oleh pemerintah,
diukur melalui tiga dimensi. Pertama, selain mengeluarkan UU Nomor 40
memastikan bahwa seluruh Tahun 2004, UU Nomor 36 Tahun
masyarakat mendapatkan akses 2009 dan UU Nomor 24 Tahun 2011,
layanan kesehatan esensial yang yaitu dengan mengeluarkan Perpres
bermutu sesuai dengan Nomor 64 Tahun 2020 perubahan
kebutuhannya. Kedua, masyarakat dari Perpres Nomor 82 Tahun 2018
terhindar dari pengeluaran kesehatan dan Perpres Nomor 75 Tahun 2019.
katastropik yaitu pengeluaran untuk Saat ini, penerapan UHC melalui
kesehatan rumah tangga melebihi 40 Sistem JKN diuji dengan adanya
persen dari pendapatan yang tersisa musibah global yaitu pandemi Covid-
setelah memenuhi kebutuhan hidup. 19.
Ketiga, seluruh masyarakat
Regulasi Iuran Jaminan Kesehatan
mendapatkan perlindungan layanan
Nasional
kesehatan. Jika dimensi tersebut
Pada Januari 2014 menjadi
terpenuhi, maka dapat dinyatakan
awal baru bagi sistem pembiayaan
suatu negara mencapai UHC.5
kesehatan di Indonesia. Masuknya
Guna memberikan kepastian
sistem JKN diharapkan dapat menjadi
hukum bagi BPJS dalam
solusi terbaik bagi terciptanya
melaksanakan program jaminan

Journal:Kajian Hukum & Keadilan, Volume Program Jaminan Kesehatan Pada Sistem
4 No. 2, 2021, h. 135-137. Jaminan Sosial Kesehatan (SJSN) Di Rumah
Sakit Umum Daerah Menggala Tulang
5 Bawang. Fiat Justisia Journal of Law,
Tatik Sri Hartati, Pencegahan
Kecurangan (Fraud) Dalam Pelaksanaan Volume 10 No.4, 2016, h. 698-699.

35
Perspektif Hukum, Vol.22, No.1 Mei 2022 : 29-52

keadilan bagi seluruh rakyat kepesertaan masyarakat miskin atau


Indonesia untuk mengakses tidak mampu atau yang disebut
pelayanan kesehatan dimanapun dengan PBI (Penerima Bantuan
tanpa perlu khawatir dengan masalah Iuran).7Selain undang-undang di atas,
biaya.6Namun, sebagai sistem yang aturan atau regulasi juga tertuang di
baru, ternyata masih banyak sekali hal beberapa hal di antaranya adalah:
yang perlu untuk dibenahi sebelum 1. Undang-Undang
akhirnya dikatakan bahwa sistem Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
JKN siap untuk menjadi sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran
pembiayaan kesehatan yang Negara Republik Indonesia Tahun
melindungi dan memberikan manfaat 2004 Nomor 150, Tambahan
optimal bagi masyarakat tanpa Lembaran Negara Republik
terkecuali. Memfasilitasi hal tersebut, Indonesia Nomor 4456).
Pemerintah dan BPJS Kesehatan 2. Undang-Undang
mulai banyak menyusun regulasi Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
serta pedoman pelaksanaan untuk Penyelenggara Jaminan Sosial
dapat memastikan bahwa sistem JKN (Lembaran Negara Republik
dapat tersusun dan berjalan sesuai Indonesia Tahun 2011 Nomor 116,
dengan tujuan yang ingin dicapai. Tambahan Lembaran Negara
Secara Das Sollen, pengaturan Republik Indonesia Nomor 5256).
mengenai kepesertaan dan iuran 3. Peraturan Presiden
sangat jelas diatur dalam UU Nomor Nomor 82 Tahun 2018 tentang
40 Tahun 2004 lengkap dengan Jaminan Kesehatan (Lembaran
pengaturan pelaksanaannya. Negara Republik Indonesia Tahun
Pengaturan dalam kebijakan tentang 2018 Nomor 165) sebagaimana telah

6
Cut Nurul Aidha dan Adrian Kanal Pengetahuan Fakultas Kedokteran
Chrisnahutama, Defisit Jaminan Kesehatan Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan
Nasional (JKN) Usulan Alternatif Pendanaan Universitas Gadjah Mada, 2016,
yang Berkelanjutan. Prakarsa Policy Brief, https://kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id/dina
Volume 22, 2020, h. 10. mika-kebijakan-dan-regulasi-
7
Info post meta, “Dinamika penyelenggaraan-program-jaminan-
Kebijakan Dan Regulasi Penyelenggaraan kesehatan-nasional/, Diakses pada 11 April
Program Jaminan Kesehatan Nasional”, 2021, Jam 08.00 WIB.

36
Monica Vita Agustin, Muhammad Kuswanto, Ni Wayan Wiwin Oktori, Novi
Eka Kusuma Putri, Urgensi Kebijakan Pendanaan Jaminan Kesehatan Masa
Pandemi Covid-19 Di Indonesia Menurut Undang - Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

beberapa kali diubah terakhir dengan Pembayaran Iuran Jaminan


Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun Kesehatan.
2020 tentang Perubahan Kedua atas
UU Nomor 40 Tahun 2004
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun
mengatur sistem jaminan sosial
2018 tentang Jaminan Kesehatan
secara nasional dan sistem ini
(Lembaran Negara Republik
menganut dua prinsip yang sangat
Indonesia Tahun 2020 Nomor 130).
reformis bagi sistem jaminan dan
4. Peraturan Badan
pelayanan sosial yang pernah ada di
Penyelenggara Jaminan Sosial
Indonesia. Prinsip tersebut yakni
Kesehatan Nomor 5 Tahun 2018
prinsip kepesertaan bersifat wajib dan
tentang Tata Cara Penagihan,
asuransi sosial.8 Kepesertaan wajib
Pembayaran dan Pencatatan Iuran
merupakan solusi dari
Jaminan Kesehatan dan Pembayaran
ketidakmampuan penduduk melihat
Denda Akibat Keterlambatan
resiko masa depan dan
Pembayaran Iuran Jaminan
ketidakdisiplinan penduduk
Kesehatan (Berita Negara Republik
menabung untuk masa depan. Pola
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1665).
asuransi sosial ini merupakan tulang
5. Peraturan Badan
punggung sistem jaminan sosial.
Penyelenggara Jaminan Sosial
Pendekatan ini merupakan upaya
Kesehatan Nomor 3 tahun 2020
negara untuk memenuhi kebutuhan
tentang Perubahan Atas Peraturan
dasar minimal penduduk dengan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
mengikutsertakannya secara aktif
Kesehatan Nomor 5 tahun 2018
dengan membayar iuran. Pada
tentang Tata Cara Penagihan,
prinsipnya setiap penduduk wajib
Pembayaran dan Pencatatan Iuran
menjadi peserta, akan tetapi upaya
Jaminan Kesehatan, dan Pembayaran
penegakan hukum dan kebijakan atas
Denda Akibat Keterlambatan
kepesertaan tersebut belum

8
Tri Aktariyani, Elva Noor Endah, Dan Manajemen Kesehatan Fakultas
Rimawati & Gunawan Aineka, Laporan Kedokteran Kesehatan Masyarakat Dan
Reviu Kebijakan Program Jaminan Keperawatan Universitas Gadjah Mada,
Kesehatan Nasional (JKN), Pusat Kebijakan 2020, h. 3-4.

37
Perspektif Hukum, Vol.22, No.1 Mei 2022 : 29-52

diselenggarakan secara optimal atau kondisi ekonomi global yang tidak


cenderung setengah hati. menentu serta aturan yang tidak tepat,
Menurut Direktur Utama BPJS sehingga tidak sesuai dengan tuntutan
Kesehatan, Ali Ghufron Mukti rasa keadilan masyarakat
menerangkan bahwa9 Sedangkan Perpres Nomor 64
Jumlah peserta Jaminan Kesehatan Tahun 2020, Pemerintah memberikan
Nasional Kartu Indonesia Sehat subsidi kepada segmen Pekerja
(JKN-KIS) per akhir Maret 2021 Bukan Penerima Upah (PBPU) Kelas
mencapai 82,3 persen dari total III dan BP (Bukan Pekerja) Kelas III.
penduduk Indonesia. Jumlah Perpres Nomor 64 Tahun 2020 adalah
kepesertaan terus dikejar hingga ini diskresi pemerintah untuk membantu
mencapai target Universal Health keaktifan segmen peserta informal di
Coverage (UHC) sebesar 98 persen program JKN dalam masa pandemi
pada 2024. Covid 19. Sebab UU Nomor 40
Pada tahun 2015, Dewan Tahun 2004 menegaskan dalam Pasal
Jaminan Sosial Nasional (DJSN) 17 dan Pasal 21 bahwa Pemerintah

telah melakukan kajian penetapan wajib memberi bantuan iuran pada; 1)

iuran persegmen peserta BPJS Fakir miskin dan/atau orang tidak

Kesehatan. Namun, enam peraturan mampu, 2) Peserta program JKN

presiden yang dibentuk untuk yang di PHK (Pemutusan Hubungan

penetapan iuran memuat besaran Kerja) dan sampai enam bulan belum

iuran yang masih dibawah hitungan mendapat pekerjaan dan 3) Orang

Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI). cacat tetap atau total.

Menariknya Perpres Nomor 75 Tahun Defisit Anggaran Jaminan


2019 dibatalkan oleh Putusan MA Kesehatan Nasional
No.7P/HUM/2020 dengan Berdasarkan hasil temuan

pertimbangan hakim bahwa kenaikan lapangan, beberapa indikasi akar

besaran iuran BPJS terjadi dalam penyebab defisit jaminan kesehatan

9
Febry Endra Budi Setyawan, Sistem
Pembiayaan Kesehatan, Jurnal Sistem
Pembiayaan Kesehatan, Volume 11 No. 2,
2015, h. 119-120.

38
Monica Vita Agustin, Muhammad Kuswanto, Ni Wayan Wiwin Oktori, Novi
Eka Kusuma Putri, Urgensi Kebijakan Pendanaan Jaminan Kesehatan Masa
Pandemi Covid-19 Di Indonesia Menurut Undang - Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

nasional, baik yang berasal dari Pemasukan utama BPJS


internal maupun eksternal yaitu Kesehatan adalah iuran peserta
sebagai berikut : yang mencakup 99 persen dari
1. Pendapatan dan Beban yang total pemasukan. Beban
Tidak Seimbang jaminan kesehatan dan
Posisi keuangan operasional pelaksanaan BPJS
sebagaimana ditampilkan pada kesehatan yang berkisar 105 –
Tabel 1 menunjukkan penyebab 120 persen dari pendapatan
utama defisit adalah iuran sehingga defisit tak
pengeluaran yang lebih besar terhindarkan.
daripada pemasukan.
Tabel 1. Rasio Klaim antara Pendapatan Iuran dan Biaya Kesehatan (dalam
juta rupiah). Sumber: diolah dari laporan BPJS Kesehatan10
2014 2015 2016 2017 2018
Pendapatan
Pendapatan Iuran 40.719.862 52.778.121 67.404.011 74.246.641 81.975.180
Beban Jaminan
42.658.701 57.083.273 67.247.884 84.444.864 94.296.845
Kesehatan
Rasio Klaim
105% 108% 100% 114% 115%
(Beban/ Iuran)
Beban Operasional 2.476.992 2.554 3.625.662 3.809.233 3.768.829
% (operasional /
6% 0% 5% 5% 5%
iuran)
Rasio Iuran /
(Beban Jaminan 111% 108% 105% 119% 120%
dan operasional)

10
Francisca Christy Rosana, Total -peserta-bpjs-kesehatan-per-akhir-maret-
Peserta BPJS Kesehatan per Akhir Maret 823-persen-dari-total-
82,3 Persen dari Total Penduduk, penduduk/full&view=ok, diakses pada 08
tempo.co, 22 April 2021, Mei 2021 Jam 07.00 WIB.
https://bisnis.tempo.co/read/1455083/total

39
Perspektif Hukum, Vol.22, No.1 Mei 2022 : 29-52

Berdasarkan analisa DJSN, lantaran struktur iuran yang


BPJS Kesehatan akan mengalami ditetapkan pemerintah berada
defisit berkepanjangan karena dibawah hitungan aktuaria. Hitungan
kontribusi peserta tidak mencukupi aktuaria sebenarnya telah
biaya yang dikeluarkan. Kenaikan menetapkan batas bawah iuran atau
pengeluaran disebabkan oleh iuran ideal. Namun dengan beberapa
beberapa faktor yaitu: 1) Tren biaya pertimbangan politis dan ekonomis,
naik karena tingkat penggunaan atau pemerintah menetapkan besaran iuran
pemanfaatan semakin baik, 2) Akses di bawah hitungan ideal aktuaria
masyarakat terhadap faskes dan nakes sehingga pendanaan JKN mengalami
semakin baik karena faskes dan nakes defisit.
mitra BPJS bertambah banyak, dan 3) Pada akhir tahun 2019,
Profil epidemiologi masyarakat.11 Pemerintah melalui Perpres Nomor
2. Kontribusi Iuran yang Masih 75 Tahun 2019 menetapkan
Rendah kenaikan iuran BPJS Kesehatan
Defisit BPJS Kesehatan saat ini hingga 100 persen untuk peserta
hanya dilihat dari sisi pengeluaran PBPU dan PBI yang ditandatangani
yang terlalu tinggi dan bukan dari sisi pada tanggal 20 Oktober 2019.
penerimaan yang rendah. Salah satu Namun pada bulan Maret 2019 MA
masalah utama yang dihadapi BPJS membatalkan Perpres Nomor 75
Kesehatan adalah pendapatan yang Tahun 2019 sehingga membatalkan
masuk dari iuran peserta tidak kenaikan iuran BPJS Kesehatan
sebanding dengan besarnya dana yang kenaikannya berlaku mulai 1
yang dikeluarkan atau terjadinya Januari 2020.
ketidaksesuaian (mismatch) untuk Dalam Perpres Nomor 75
membayar biaya kesehatan. Harus Tahun 2019 juga menaikkan batas
diakui mismatch sulit dihindari atas gaji atau upah per bulan yang

11
Muhammad Hendartyo, Defisit bpjs-kesehatan-rp-795-triliun-hingga-
BPJS Kesehatan Rp7,95 Triliun hingga september-2018, diakses pada 08 Mei 2021
September, Defisit BPJS Kesehatan Rp 7,95 Jam 07.50 WIB.
Triliun hingga September 2018, Tempo.co,
30 Oktober 2018,
https://bisnis.tempo.co/read/1141304/defisit-

40
Monica Vita Agustin, Muhammad Kuswanto, Ni Wayan Wiwin Oktori, Novi
Eka Kusuma Putri, Urgensi Kebijakan Pendanaan Jaminan Kesehatan Masa
Pandemi Covid-19 Di Indonesia Menurut Undang - Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

digunakan sebagai dasar perhitungan adalah rincian kenaikan iuran


besaran persentase iuran bagi peserta berdasar Perpres Nomor 75 Tahun
Pekerja Penerima Upah (PPU) 2019 yang telah dibatalkan oleh MA
sebesar Rp12.000.000,00. Berikut seperti terlihat pada Tabel 2.

Kategori Iuran Lama Iuran Baru Kenaikan


Kelas 1 80.000 160.000 100%
Kelas 2 51.000 110.000 100%
Kelas 3 25.500 42.000 65%
PBI 23.000 42.000

Tabel 2. Kenaikan Iuran Peserta JKN Tahun 2019


Sumber: Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 dan Peraturan Presiden
Nomor 75 Tahun 2019
3. Belum Maksimalnya PBPU dan perluasan kepesertaan
Kepesertaan dan Masih PPU belum maksimal.
Rendahnya Kedisiplinan Rendahnya kepesertaan PBPU
Peserta disebabkan rendahnya kesadaran
Cakupan kepersertaan JKN per masyarakat akan pentingnya asuransi
September tahun 2019 sebesar 82 kesehatan dan pemahaman yang salah
persen dari total jumlah penduduk tentang prinsip asuransi sosial.
Indonesia dan kepesertaan paling Keengganan masyarakat mengikuti
banyak didominasi oleh PBI yaitu 59 program dikarenakan rendahnya
persen (131.330.361 jiwa), PPU pengetahuan mengenai program,
sebanyak 24 persen (52.260.389 kurangnya sosialisasi dan kurangnya
jiwa), PBPU 15 sebanyak persen media promosi kesehatan. Umumnya
(32.606.544 jiwa), dan BP sebesar peserta mandiri mendaftarkan diri
dua persen (5.006.321 jiwa). Cakupan menjadi peserta JKN jika sudah sakit
kepesertaan belum maksimal karena berat dan butuh biaya banyak.
data kepesertaan PBI yang masih Kecenderungan yang terjadi di
bermasalah, rendahnya kepesertaan masyarakat, peserta PBPU yang telah

41
Perspektif Hukum, Vol.22, No.1 Mei 2022 : 29-52

menerima pelayanan tidak membayar terhindarkan, mengingat program ini


lagi iurannya. Banyaknya masyarakat menanggung kurang lebih 200 juta
yang mendaftarkan diri menjadi penduduk Indonesia. Beban
PBPU setelah didiagnosa sakit kesehatan bisa dilihat dari tingginya
membuktikan strategi sosialisasi yang biaya yang dikeluarkan untuk
telah dilaksanakan belum maksimal. penyakit katastropik. Pada September
4. Beban Pembiayaan Kesehatan 2018 mencapai 22 persen dari total
untuk Penyakit Katastropik Terus biaya kesehatan atau 14,5 triliun
Meningkat rupiah. Penyakit katastropik yang
Biaya program JKN yang tinggi paling banyak menghabiskan biaya
menjadi konsekuensi yang tidak bisa
dapat dilihat pada Tabel 3.
2017 s/d September 2018
Katastropik
Biaya % Biaya %
Jantung 9.429.312.017.554 51,13% 7.555.220.507.318 51,82%
Kanker 3.105.254.965.529 16,84% 2.399.218.009.100 16,45%
Stroke 2.251.576.960.777 12,21% 1.845.731.471.928 12,66%
Gagal Ginjal 2.257.575.312.695 12,24% 1.713.010.724.120 11,75%
Thalassaemia 496.105.702.115 2,69% 347.301.278.254 2,38%
Haemophilia 268.550.357.515 1,46% 249.577.592.615 1,71%
Cirrhosis Hepatitis 316.313.860.364 1,72% 239.826.214.670 1,64%
Leukaemia 317.670.775.200 1,72% 231.133.547.780 1,59%

Total Katastropik 18.442.359.951.749 14.581.019.345.785

Total Biaya Pelayanan


84.444.863.518.206 68.856.349.156.001
kesehatan
% Katastropik
terhadap total biaya 21,84% 21,18%
pelayanan kesehatan

42
Monica Vita Agustin, Muhammad Kuswanto, Ni Wayan Wiwin Oktori, Novi
Eka Kusuma Putri, Urgensi Kebijakan Pendanaan Jaminan Kesehatan Masa
Pandemi Covid-19 Di Indonesia Menurut Undang - Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Tabel 3. Pengeluaran untuk Penyakit Katastropik


Sumber: diolah dari laporan BPJS Kesehatan
Di sisi lain, dana yang dikelola
5. Fasilitas Kesehatan Tingkat oleh Puskesmas tidak hanya
Pertama (FKTP) Tidak bersumber dari dana kapitasi, namun
Berfungsi Optimal juga dari Anggaran Pendapatan dan
Berdasarkan Peraturan Menteri Belanja Negara (APBN) dan
Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 Anggaran Pendapatan dan Belanja
tentang Panduan Praktik Klinis bagi Daerah (APBD) sehingga menambah
Dokter di Fasilitas Pelayanan bebas administrasi. Mekanisme
Kesehatan Primer sebanyak 144 jenis kapitasi telah membuat dana yang
penyakit dapat ditangani di tingkat masuk ke sebagian FKTP meningkat
FKTP. Akan tetapi berdasarkan hasil drastis dan melebihi kebutuhan
wawancara, puskesmas masih belum puskesmas setiap tahunnya.
mampu menangani 144 jenis penyakit Berdasarkan temuan lapangan,
tersebut. Pelayanan puskesmas masih diketahui bahwa FKTP terutama
lebih fokus melakukan tindakan puskesmas kerap memiliki Sisa Lebih
kuratif. Minimnya ketersediaan alat Perhitungan Anggaran (SiLPA) dari
kesehatan dan tenaga medis menjadi dana kapitasi yang dikelola. Hasil
kelemahan pelayanan FKTP. audit Badan Pengawasan Keuangan
Kurangnya dokter yang ditempatkan dan Pembangunan (BPKP) terhadap
di puskesmas terpencil menyebabkan fasilitas kesehatan di 34 provinsi
akses untuk mendapatkan pelayanan menemukan indikasi SiLPA di
kesehatan menjadi terbatas sehingga Puskesmas tahun 2018 sebesar 2,5
harus dirujuk ke rumah sakit. triliun rupiah. Sisa dana kapitasi yang
Penilaian kinerja fasilitas primer yang tidak terpakai mengendap di rekening
disebut dengan Kapitasi Berbasis Pemerintah Daerah (Dinas
Komitmen (KBK) juga belum Kesehatan). Namun Peraturan
berjalan dengan maksimal karena Presiden Nomor 32 Tahun 2014 dan
masih dianggap sebagai pekerjaan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
tambahan oleh FKTP. 19 Tahun 2014 belum mengatur

43
Perspektif Hukum, Vol.22, No.1 Mei 2022 : 29-52

mekanisme pengelolaan sisa lebih 7. Pengelolaan Keuangan BPJS


dana kapitasi. Kelebihan dana SiLPA Kesehatan Kurang Transparan
ini seharusnya dapat digunakan untuk dan Kurang Akuntabel
perbaikan kualitas pelayanan Biaya operasional BPJS telah
kesehatan di FKTP sehingga diatur dalam UU Nomor 24 Tahun
Puskesmas dapat memaksimalkan 2011 diambil dari Dana Jaminan
peranannya dalam menangani 144 Sosial (DJS) Kesehatan setiap bulan.
jenis penyakit yang telah ditetapkan Pada Pasal 45 disebutkan biaya
dalam peraturan Menteri Kesehatan operasional ditentukan berdasarkan
tersebut.12 persentase dari iuran dan atau hasil
6. Inefisiensi Rujukan Berjenjang pengembangan dan besarannya diatur
di Fasilitas Kesehatan Rujukan dalam Peraturan Pemerintah. Biaya
Tingkat Lanjutan (FKRTL) operasional terdiri dari biaya non-
Rujukan berjenjang antar personel dan personel termasuk untuk
FKRTL yang menyebabkan klaim pembayaran gaji dewan pengawas,
yang dibayarkan ke rumah sakit direksi dan karyawan BPJS
semakin banyak juga merupakan Kesehatan. Namun, dalam laporan
sumber defisit JKN. Berdasarkan kinerja dan laporan keuangan tidak
temuan lapangan, umumnya rumah dicantumkan secara detail mengenai
sakit tipe B akan menerima pasien pengeluaran tersebut. Hal ini
yang tidak bisa ditangani oleh tipe merupakan salah satu hal yang sering
rumah sakit di bawahnya dengan ditanyakan oleh masyarakat.
kondisi yang sudah cukup serius, Kurangnya transparansi dan
artinya beban biaya yang dikeluarkan akuntabilitas dapat menciptakan
oleh rumah sakit menjadi tidak kondisi yang memungkinkan
efisien. kesalahan manajemen keuangan, baik
sengaja maupun tidak sengaja.
Sehingga, BPJS Kesehatan sebagai

12 https://katadata.co.id/telaah/2019/09/12/bian
Safrezi Fitra, Biang Defisit yang
Membuat Iuran BPJS Kesehatan Naik, g-defisit-yang-membuat-iuran-bpjs-
katadata.co.id, 12 September 2019, kesehatan-naik, diakses pada 30 April 2021
Jam 16.00 WIB.

44
Monica Vita Agustin, Muhammad Kuswanto, Ni Wayan Wiwin Oktori, Novi
Eka Kusuma Putri, Urgensi Kebijakan Pendanaan Jaminan Kesehatan Masa
Pandemi Covid-19 Di Indonesia Menurut Undang - Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

pengelola JKN harus lebih transparan Penerbitan Perpres Nomor 64 Tahun


dan lebih akuntabel. Selain itu, 2020 dilakukan pada masa pandemi
kontrol masyarakat atas pengelolaan Covid-19 yang sedang mewabah di
JKN oleh BPJS Kesehatan juga dunia yang tentunya sangat
sangat diperlukan untuk menjamin berpengaruh terhadap kemampuan
akuntabilitas dan transparansi. seseorang dalam melakukan
pembayaran iuran. Kebijakan ini
Dana Jaminan Kesehatan Nasional
ditempuh dalam rangka menjaga
Pasca Terbitnya Peraturan
kualitas dan kesinambungan Program
Presiden Nomor 64 Tahun 2020 di
JKN. Selain itu, kondisi defisit DJS
Masa Pandemi Covid-19
Kesehatan dapat menimbulkan
Perpres Nomor 64 Tahun 2020
berbagai macam persoalan yang
disusun untuk menindaklanjuti
diantaranya terganggunya likuiditas
rekomendasi putusan MA dalam
rumah sakit yang menjadi mitra BPJS
Putusan Nomor 7 P/HUM/2020
Kesehatan karena klaim belum
tanggal 27 Februari 2020. Dalam
dibayarkan oleh BPJS Kesehatan.14
pertimbangannya, Majelis Hakim saat
Penyesuaian iuran JKN mulai 1
itu menekankan perlunya perbaikan
Juli 2020, didasarkan semangat
holistik dari hulu ke hilir yang
gotong royong dimana peserta yang
mencakup sistem, manajemen dan
mampu membantu yang kurang
pelayanan.13 Agar program JKN tetap
mampu dan peserta yang sehat
berkesinambungan, sekaligus
membantu yang sakit atau beresiko
menjamin layanan kesehatan bagi
tinggi. Melalui prinsip gotong
peserta, maka Pemerintah
royong, jaminan kesehatan nasional
menerbitkan kembali Peraturan
dapat menumbuhkan keadilan sosial
Presiden Nomor 64 Tahun 2020.
dan keberlanjutan bagi seluruh rakyat

13
Diana Manefe, Temukan SiLPA Rp
2,5 Triliun, BPKP Minta Dana Kapitasi 14
Eko Budi P, Kebijakan Jaminan
Dievaluasi, beritasatu, 27 Mei 2019, https:// Sosial di Masa Pandemi, Pustaka Amma
www.beritasatu.com/kesehatan/556662/tem Alami, Bogor, 2021, h. 19.
ukan-silpa-rp-25-triliun-bpkp-minta-dana-
kapitasi-dievaluasi, diakses pada 25 April
2021 Jam 18.30 WIB.

45
Perspektif Hukum, Vol.22, No.1 Mei 2022 : 29-52

Indonesia. Kebijakan-kebijakan yang Pendapatan dan Belanja Negara


diambil oleh Pemerintah yang (APBN). Sementara itu pada Peserta
tertuang dalam Perpres Nomor 64 Pekerja Bukan Penerima Upah
Tahun 2020 yaitu : (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP),
1. Penyesuaian Iuran berdasarkan Perpres Nomor 64 Tahun
2. Denda Layanan 2020, mulai 1 Juli 2020 iuran peserta
3. Relaksasi iuran pada masa PBPU dan BP Kelas 1 disesuaikan
pandemi Covid-19 menjadi Rp150.000,00 per orang
4. Waktu Peninjauan Iuran dan perbulan. Kemudian untuk iuran
Standar yang Digunakan peserta PBPU dan BP Kelas 2 adalah
5. Perbaikan Tata Kelola. Rp100.000,00 perorang perbulan.
Kebijakan tentang penyesuaian Iuran tersebut masih relatif jauh di
iuran dilakukan dengan bawah perhitungan aktuaria, artinya
mempertimbangkan 3 (tiga) hal bahwa peserta Kelas 1 maupun Kelas
antara lain : 2 masih dibantu oleh segmen
1. Perhitungan teknis kepesertaan yang lain. Peserta yang
aktuaria. Berdasarkan perhitungan tidak mampu membayar layanan
aktuaria, nilai nominal iuran yang kesehatan Kelas 1 dan Kelas 2 dapat
seharusnya adalah besaran iuran yang berpindah ke Kelas 3 yang hanya
sesuai dengan perhitungan aktuaria membayar Rp25.500,00 per orang
dan kemampuan membayar iuran perbulan, yaitu tarif yang jauh lebih
PBPU Kelas 1 (K1) = Rp286.085,00 , murah dari tarif untuk orang miskin
K2 = Rp184.617,00 , K3 = sebesar Rp42.000,00 yang dibayar
Rp137.221,00. oleh negara. Adapun sisanya yaitu
2. Kemampuan membayar dari sebesar Rp16.500,00 perorang
peserta. perbulan akan dibantu oleh
3. Keadilan sosial. Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Pada Perpres Nomor 64 Tahun Daerah melalui skema bantuan iuran
2020 mulai dikenalkan kontribusi dari peserta PBPU dan BP kelas III.
Pemerintah Daerah untuk Penerima Selanjutnya kebijakan yang
Bantuan Iuran (PBI) Anggaran kedua yaitu denda layanan. Pada

46
Monica Vita Agustin, Muhammad Kuswanto, Ni Wayan Wiwin Oktori, Novi
Eka Kusuma Putri, Urgensi Kebijakan Pendanaan Jaminan Kesehatan Masa
Pandemi Covid-19 Di Indonesia Menurut Undang - Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Perpres 64/2020 terjadi kenaikan (persentase) awal yaitu 2,5% belum


denda layanan bagi penunggak iuran dikenakan denda sebesar 5%.
menjadi lima persen yang akan Kebijakan ke empat yaitu
dikenakan mulai tahun 2021. Pada tentang waktu peninjauan iuran dan
pengaturan sebelumnya, yaitu di standar yang digunakan. Di mana
Perpres 82/2018, denda layanan Perpres 64/2020 ini juga mengatur
adalah sebesar 2,5 persen denda bahwa besaran iuran untuk setiap
(untuk tahun 2021) yaitu sebesar lima segmen kepesertaan akan ditinjau
persen dari perkiraan biaya paket paling lama dua tahun sekali
Indonesian Case Based Groups menggunakan standar praktik
berdasarkan diagnosa dan prosedur aktuaria jaminan sosial yang lazim
awal untuk setiap bulan. dan berlaku umum.
Kebijakan yang ketiga yaitu Kebijakan terakhir yaitu
tentang relaksasi iuran pada masa perbaikan tata kelola dengan melalui
pandemi Covid-19, yang awal Perpres 64/2020 ini, Pemerintah juga
sebelum pandemi peserta JKN terus mengupayakan perbaikan tata
banyak yang menunggak dapat kelola sistem layanan kesehatan.
mengaktifkan kembali Menteri Kesehatan bersama
kepesertaannya dengan hanya Kementerian/ Lembaga terkait,
melunasi tunggakan iurannya selama organisasi profesi, dan asosiasi
6 bulan. Hal ini memberikan fasilitas kesehatan (faskes)
kelonggaran dari keharusan melakukan peninjauan manfaat sesuai
pelunasan selama 24 bulan. Sisa kebutuhan dasar kesehatan dan rawat
tunggakan yang belum terbayar akan inap kelas standar paling lambat
diberikan kelonggaran sampai dengan Desember 2020.
tahun 2021. Demikian juga Menurut Staf Ahli Menteri
perlakukan untuk permasalahan Keuangan Bidang Pengeluaran
denda pada masa pandemi Covid-19 Negara Kementerian Keuangan,
pada tahun 2020 ini pemberian Kunta Wibawa Dasa menanggapi
dukungannya adalah pengenaan pertanyaan tentang “Bagaimana
denda yang masih menggunakan % dengan penduduk yang tidak mampu

47
Perspektif Hukum, Vol.22, No.1 Mei 2022 : 29-52

membayar sesuai besaran iuran yang mulai 1 Juli 2020 peserta mandiri
baru. Mengingat pandemi Covid-19 kelas 3 hanya membayar
diketahui telah berimbas pada Rp25.500,00 sedangkan sisanya
menurunnya daya beli masyarakat?” Rp16.500,00 dibayarkan pemerintah.
dan beliau menjawab kalau kita lihat Pada tahun 2021 dan tahun-tahun
substansi Perpres 64/2020 justru seterusnya, peserta mandiri hanya
pemerintah hadir lebih banyak di sini, membayar iuran Rp35.000,00 dan
Hampir sebagian besar Sekitar 80% sisanya Rp7.000,00 dibayarkan
dari peserta dijamin oleh pemerintah. pemerintah. Bantuan ini diberikan
Kalau kita lihat peserta PBI untuk peserta yang berstatus aktif.
(penduduk miskin yang iurannya Pemerintah juga membayarkan
dijamin pemerintah) jumlahnya sudah PPU pemerintah yang jumlahnya
133,5 juta jiwa atau hampir 60% dari sekitar 17,7 juta. Dari komposisi ini
total peserta. PBI dari pusat 96,5 juta kelihatan bahwa sebenarnya sebagian
dan PBI Pemda lebih dari 37 juta besar atau lebih dari 80% peserta
jiwa. Besaran iuran untuk PBI adalah dibiayai pemerintah. Kalau pun tetap
Rp42.000,00 perorang perbulan. tidak ada yang tidak mampu
Dengan besaran iuran itu, maka membayar sesuai dengan menurut
khusus untuk PBI pusat saja substansi Perpres 64/2020, maka bagi
pemerintah tiap tahun akan masyarakat yang memenuhi kriteria
mengalokasikan anggaran sebesar fakir miskin atau orang tidak mampu
Rp48,7 triliun untuk 96,8 juta jiwa. akan ditambahkan sebagai bagian dari
Pemerintah kembali hadir peserta PBI, di mana iurannya sebesar
dengan membayarkan iuran segmen Rp42.000,00 dibayar oleh pemerintah
PBPU dan BP atau peserta mandiri pusat atau pemerintah daerah.
khusus kelas 3. Sampai dengan Sedangkan bagi yang tidak memenuhi
bulan/tahun, jumlah peserta kelas 3 kriteria fakir miskin atau orang tidak
ini sekitar 21,8 juta jiwa. Besaran
iurannya sama dengan PBI
Rp42.000,00. Menurut Peraturan
Presiden Nomor 64 Tahun 2020,

48
Monica Vita Agustin, Muhammad Kuswanto, Ni Wayan Wiwin Oktori, Novi
Eka Kusuma Putri, Urgensi Kebijakan Pendanaan Jaminan Kesehatan Masa
Pandemi Covid-19 Di Indonesia Menurut Undang - Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

mampu menjadi peserta mandiri kelas kesehatan yang diperlukan oleh


3.15 perorangan, keluarga, kelompok dan
Dalam Perpres 64/2020, masyarakat. Pemberian subsidi pada
pemerintah memberikan subsidi peserta non PBI (PBPU dan BP)
kepada segmen PBPU Kelas III & BP menyalahi UU SJSN. Tetapi
Kelas III. Perpres 64/2020 adalah menelaah isi Pasal 48 UU SJSN
diskresi pemerintah untuk membantu memuat bahwa “Pemerintah dapat
keaktifan segmen peserta informal di melakukan tindakan-tindakan khusus
program JKN, dalam masa pandemi guna menjamin terpeliharanya tingkat
Covid-19. Sebab, UU SJSN kesehatan keuangan BPJS”. Diskresi
menegaskan dalam Pasal 17 dan Pasal pemerintah ini tentunya masih
21 bahwa pemerintah wajib memberi menggambarkan bahwa keuangan
bantuan iuran pada fakir miskin BPJS Kesehatan masih akan
dan/atau orang tidak mampu, peserta mengalami persoalan di masa
program JKN yang di PHK dan mendatang.
sampai enam bulan belum mendapat PENUTUP
pekerjaan, dan orang cacat tetap atau Kesimpulan
total. 16 1. Urgensi kebijakan pendanaan
Hal ini berarti Perpres 64/2020 jaminan kesehatan masa pandemi
belum tentu dapat mengatasi defisit. Covid-19 di Indonesia menurut
Proses pelayanan kesehatan tidak bisa Undang – Undang Nomor 40
dipisahkan dengan pembiayaan Tahun 2004 adalah pemenuhan
kesehatan. Biaya kesehatan ialah penyelenggaraan jaminan
besarnya dana yang harus disediakan kesehatan yang terjangkau oleh
untuk menyelenggarakan dan atau seluruh penduduk Indonesia
memanfaatkan berbagai upaya secara adil dan merata untuk

15 16
Badan Pemeriksaan Keuangan Kunta Wibawa D, Penyesuaian
Republik Indonesia. Pendapat BPK Iuran JKN-KIS Pertimbangkan Kondisi
Pengelolaan Atas Penyelenggaraan Pandemi COVID-19. Info BPJS Kesehatan
Program Jaminan Kesehatan Nasional, Edisi 84, Jakarta Pusat, h. 11.
Jakarta Pusat, 2021, h. 10.

49
Perspektif Hukum, Vol.22, No.1 Mei 2022 : 29-52

mewujudkan kesejahteraan bagi yang tidak memenuhi


sesuai dengan Undang-Undang. kriteria fakir miskin atau orang
Untuk mengurangi beban dan tidak mampu menjadi peserta
dampak pandemi Covid-19, mandiri kelas 3. Diskresi
Pemerintah dan masyarakat pemerintah ini tentunya masih
harus bersinergi dalam menggambarkan bahwa
membangun sistem kesehatan keuangan BPJS Kesehatan masih
nasional yang kuat melalui akan mengalami persoalan di
dukungan dana berupa iuran masa mendatang.
sebagaimana yang sudah Saran
dirumuskan dan ditetapkan. 1. Pemerintah juga perlu
2. Penerbitan Perpres Nomor 64 meningkatkan kontribusi sektor
Tahun 2020 dilakukan pada masa swasta, dalam hal ini perusahaan
pandemi Covid-19 yang sedang asuransi komersial, dalam
mewabah, pemerintah hadir lebih pembiayaan JKN. Untuk
banyak di peraturan tersebut. mewujudkan hal tersebut,
Hampir sebagian besar sekitar dibutuhkan perbaikan
80% dari peserta dijamin oleh mekanisme koordinasi
pemerintah. Kalau pun tetap penyelenggara untuk
tidak ada yang tidak mampu menyelaraskan antara konsep
membayar sesuai dengan ganti rugi (indemnity) dalam
menurut substansi Perpres program asuransi komersial dan
Nomor 64 Tahun 2020, maka layanan kesehatan terkendali
bagi masyarakat yang memenuhi (managed care) dalam JKN.
kriteria fakir miskin atau orang 2. Peningkatan efisiensi layanan
tidak mampu akan ditambahkan perlu dilakukan untuk
sebagai bagian dari peserta PBI, memastikan pembiayaan JKN
dimana iurannya sebesar yang berkelanjutan. Peningkatan
Rp42.000,00 dibayar oleh efisiensi layanan dapat
pemerintah pusat atau dilakukan melalui pengendalian
pemerintah daerah. Sedangkan mutu dan biaya layanan dalam

50
Monica Vita Agustin, Muhammad Kuswanto, Ni Wayan Wiwin Oktori, Novi
Eka Kusuma Putri, Urgensi Kebijakan Pendanaan Jaminan Kesehatan Masa
Pandemi Covid-19 Di Indonesia Menurut Undang - Undang Nomor 40 Tahun
2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

bentuk pemantauan (JKN): Mengapa dan


Bagaimana Mengatasinya?,
antipenipuan, penerapan
Perkumpulan Prakarsa, Jakarta,
asesmen teknologi kesehatan 2020.
Eko Budi P, Kebijakan Jaminan
(Health Technology
Sosial di Masa Pandemi,
Assessment/HTA), dan Pustaka Amma Alami, Bogor,
2021.
peninjauan ulang pemanfaatan
Febry Endra Budi Setyawan, Sistem
JKN, serta pelaksanaan Pembiayaan Kesehatan. Jurnal
Sistem Pembiayaan Kesehatan,
pembelanjaan strategis.
Volume 11 No.2, 2015.
Francisca Christy Rosana, Total
DAFTAR BACAAN Peserta BPJS Kesehatan per
Badan Pemeriksaan Keuangan Akhir Maret 82,3 Persen dari
Republik Indonesia, Pendapat Total Penduduk, tempo.co, 22
BPK Pengelolaan Atas April 2021,
Penyelenggaraan Program https://bisnis.tempo.co/read/1
Jaminan Kesehatan Nasional, 455083/total-peserta-bpjs-
Jakarta Pusat, 2021. kesehatan-per-akhir-maret-
Cut Nurul Aidha dan Adrian 823-persen-dari-total-
Chrisnahutama, Defisit penduduk/full&view=ok,
Jaminan Kesehatan Nasional diakses pada 08 Mei 2021 Jam
(JKN) Usulan Alternatif 07.00 WIB.
Pendanaan yang Berkelanjutan, Info post meta, “Dinamika Kebijakan
Prakarsa Policy Brief, Volume Dan Regulasi Penyelenggaraan
22 No.10, 2020. Program Jaminan Kesehatan
Deysi Liem Fat Salim, Nontje Nasional”, Kanal Pengetahuan
Rimbing, Theodorus H. W. Fakultas Kedokteran
Lumunon. Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat dan
Pembiayaan Kesehatan Dalam Keperawatan Universitas
Program Jaminan Kesehatan Gadjah Mada, 2016,
Nasional. Lex Et Societatis, https://kanalpengetahuan.fk.ug
Volume 8 No.4, 2020. m.ac.id/dinamika-kebijakan-
Diana Manefe, Temukan SiLPA Rp dan-regulasi-penyelenggaraan-
2,5 Triliun, BPKP Minta Dana program-jaminan-kesehatan-
Kapitasi Dievaluasi, beritasatu, nasional/, Diakses pada 11
27 Mei 2019, https:// April 2021, Jam 08.00 WIB.
www.beritasatu.com/kesehatan Kunta Wibawa D, Penyesuaian Iuran
/556662/temukan-silpa-rp-25- JKN-KIS Pertimbangkan
triliun-bpkp-minta-dana- Kondisi Pandemi COVID-19.
kapitasi-dievaluasi, diakses Info BPJS Kesehatan Edisi 84,
pada 25 April 2021 Jam 18.30 Jakarta Pusat.
WIB. Muhammad Hendartyo, Defisit BPJS
Eka Afrina Djamhari et. al., Defisit Kesehatan Rp7,95 Triliun
Jaminan Kesehatan Nasional hingga September, Defisit

51
Perspektif Hukum, Vol.22, No.1 Mei 2022 : 29-52

BPJS Kesehatan Rp 7,95


Triliun hingga September 2018,
Tempo.co, 30 Oktober 2018,
https://bisnis.tempo.co/read/11
41304/defisit-bpjs-kesehatan-
rp-795-triliun-hingga-
september-2018, diakses pada
08 Mei 2021 Jam 07.50 WIB.

Safrezi Fitra, Biang Defisit yang


Membuat Iuran BPJS
Kesehatan Naik,
katadata.co.id, 12 September
2019,
https://katadata.co.id/telaah/20
19/09/12/biang-defisit-yang-
membuat-iuran-bpjs-
kesehatan-naik, diakses pada 30
April 2021 Jam 16.00 WIB.
Tatik Sri Hartati, Pencegahan
Kecurangan (Fraud) Dalam
Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Pada Sistem
Jaminan Sosial Kesehatan
(SJSN) Di Rumah Sakit Umum
Daerah Menggala Tulang
Bawang. Fiat Justisia Journal
of Law, Volume 10 No.4, 2016.
Tri Aktariyani, Elva Noor Endah,
Rimawati & Gunawan Aineka,
Laporan Reviu Kebijakan
Program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN), Pusat
Kebijakan Dan Manajemen
Kesehatan Fakultas Kedokteran
Kesehatan Masyarakat Dan
Keperawatan Universitas
Gadjah Mada, 2020.
Zahry Vandawati Chumaida, et.al.,
Kepesertaan Pogram BPJS
Kesehatan Di Tengah Wabah
Pandemic Covid-19. Lex
Journal:Kajian Hukum &
Keadilan, Volume 4 No. 2,
2021.

52

Anda mungkin juga menyukai