Anda di halaman 1dari 18

DENDA

KETERLAMBATAN
PEMBAYARAN
IURAN BPJS
LEGAL OPINION
ANGGOTA KELOMPOK

NI PUTU GITA SRI UTAMI NI KADEK DITA INDRIYANI NI KOMANG AGUS ARI ARTINI

03

I NYOMAN DENI TRI I KETUT ARIS ADI PRABAWA


WIGUNA
01
KASUS POSISI
Di keluarkannya Perpres Nomor 111 Tahun 2013 tentang
Jaminan Kesehatan yang dibentuk dalam rangka
meningkatkan kemudahan akses masyarakat untuk
mendapatkan fasilitas kesehatan yang menjadi aturan
pelaksana dari UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Adanya aturan denda
keterlambatan sebesar 2% per bulan dari total iuran yang
tertunggak paling banyak untuk waktu 6 (enam) bulan
yang dibayarkan bersamaan dengan total iuran yang
tertunggak pada Pasal 17A Ayat (3) di era pandemi yang
membebani masyarakat peserta BPJS yang dinilai
layaknya asuransi, dikarenakan denda pelayanan tersebut
mencapai hingga 30 juta rupiah, bahkan salah satu
peserta BPJS yang telah rawat inap selama 45 hari tidak
mendapatkan pelayanan kesehatan dikarenakan tidak
mampu membayar iuran dan denda keterlambatan BPJS
di masa pandemic.
02
SUMBER HUKUM
PASAL 28 H UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN
01 1945

PASAL 35 AYAT 2 UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA


02 TAHUN 1945

UNDANG UNDANG NO 40 TAHUN 2004 TENTANG SISTEM JAMINAN SOSIAL


03 NASIONAL

04 UNDANG UNDANG NO 24 TAHUN 2011 TENTANG BPJS

05 PASAL 17 A AYAT (3) DAN (4)

06 PERPRES NO.111 TAHUN 2013


03
ISU HUKUM
01 02
Bagaimanakah tanggung Bagaimana peran BPJS dalam rangka
jawab negara kepada setiap meningkatkan kemudahan akses
warga negara untuk menjamin masyarakat untuk mendapatkan fasilitas
kesehatannya sebagai hak kesehatan. Apakah dalam hal ini sudah
konstitusional yang telah di sesuai dengan tujuan hukum yaitu
amanatkan dalam UUD 1945 kepastian, keadilan, dan kemanfaatan
04
ANALISIS
Tanggung Jawab Negara
Berdasarkan Konstitusi
Berdasarkan pasal 28H UUD NRI Tahun 1945 bahwa kesehatan
menjadi hak dasar setiap orang. Maka dari itu setiap warga negara
berhak mendapatkan layanan kesehatan. Pemerintah bertanggung jawab
mengatur dan melindungi hak atas kesehatan masyarakat secara
optimal. Tanggung jawab pemerintah dalam pemenuhan hak atas
kesehatan diwujudkan dalam bentuk penyediaan sarana dan fasilitas
kesehatan yang layak, serta mudah diakses oleh masyarakat. Pasal 28H
ayat (3) UUD Tahun 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak atas
jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat.
Upaya Pemerintah dalam Melaksanakan
Tanggungjawab tersebut

Dalam rangka memberikan jaminan sosial kepada setiap warga


negara, pemerintah menganggap perlu mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat sesuai dengan amanat Pasal 34
ayat (2) UUD Tahun 1945. Pasal 34 ayat (2) UUD Tahun 1945
menyatakan bahwa negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Dan dalam UU
No. 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial adalah suatu tata
cara penyelenggara program jaminan sosial oleh beberapa badan
penyelenggara jaminan sosial.
 
 
Contohnya di bidang kesehatan yaitu BPJS kesehatan.
Memang benar dalam Pasal 1 dalam peraturan presiden
no 12 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan, menyebut
iuran mejaminan kesehatan adalah sejumlah uang yang di
bayarkan secara teratur oleh peserta, pemberi kerja dan/
atau pemerintah untuk program jaminan kesehatan.Tetapi
kendalanya ada di dalam pasal 17A ayat 4 perpress
tentang keterlambatan pembayaran iuran jaminan
dikenakan denda keterlambatan sebesar 2% perbulan dari
total iuran tertunggak, yang dinilai kurang efektif.
nyatanya pada masa pandemi, negara belum memberikan
keringanan bagi peserta BPJS yang nyatanya terdampak
Covid-19,  
 
 

entah karena sakit atau karena pemutusan hubungan kerja. Padahal nyatanya
masyarakat yang menjadi peserta BPJS sudah aktif dalam program
pemerintah yaitu dalam penyelenggaraan jaminan sosial. Ini dibuktikan
karena telah melanggar tiga asas penting dalam hukum Perpres ini juga
melanggar tiga asas penting dalam hukum yakni asas kepastian hukum,
asas keadilan, dan asas kemanfaatan). Keberadaan Perpres ini
melanggar asas kepastian hukum karena pemerintah menciptakan
ketidakpastian hukum dengan mengeluarkan aturan yang sudah
dibatalkan secara hukum oleh MA. Perpres ini juga tidak memenuhi
asas keadilan karena hanya memberikan keringanan pada peserta kelas
III saja. Sementara di tengah kondisi ekonomi yang runyam akibat
pandemi COVID-19, semua orang terdampak. Dan tidak memenuhi
asas kemanfaatan, dikarenakan negara belum memberikan manfaat
secara luas bagi seluruh peserta BPJS.
 
05
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai