DOSEN PENGAMPU
DR. HARTANTO, M.Med.Sc
ANGGOTA KELOMPOK :
ANGKATAN 35
MAGISTER HUKUM KESEHATAN
FAKULTAS HUKUM DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
3.1. Kesimpulan
Jaminan Kesehatan Nasional melalui BPJS Kesehatan meru-pakan jaminan kesehatan bagi
seluruh masyarakat Indonesia termasuk warga miskin. Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) oleh BPJS ter-hadap warga miskin dimasukkan ke dalam kategori kepesertaan
Penerima Bantuan Iuaran (PBI). Maksudnya adalah peserta PBI di dalam ketentuan BPJS dan
peraturan yang berlaku diberikan bantuan pembiayaan oleh pem-rintah dan pemanfaatan JKN
yang diberikan adalah pemanfaatan fasilitas kesehatan kelas III.
Permasalahan kependudukan terbesar yang dihadapi pemerintah hingga saat ini adalah
kesehatan. Masalah kesehatan masyarakat Indonesia didasarkan pada dua aspek utama yaitu
aspek fisik seperti sarana kesehatan dan pengobatan penyakit, sedangkan yang kedua adalah
aspek non fisik yang menyangkut masalah kesehatan. PBI yang diamanatkan bagi fakir
miskin dan tidak mampu, memiliki makna berbeda di tingkat daerah. Berdasarkan hal
tersebut diketahui bahwa ada pemaknaan berbeda PBI yang diatur dalam UU SJSN, dengan
Peraturan yang dibentuk oleh pemerintah daerah dalam mengoptimalkan program JKN. Pada
aspek kepesertaan mengalami banyak persoalan dikarenakan Indonesia belum memiliki basis
data yang tertata. Selain itu, terjadi inkonsistensi makna segmen peserta PBI antara UU dan
Perda. Hal ini mengakibatkan subsidi tidak tepat sasaran, pengumpulan dana tidak optimal,
dan berpotensi menjadi celah moral hazard peserta dan aktor politik tak bertanggung jawab.
Program JKN terbukti mampu meningkatkan akses penduduk terhadap pelayanan
kesehatan. Sebuah prestasi baik yang patut diapresiasi. Namun, pelayanan program JKN ini
dinilai belum mewujudkan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Political
Justice seharusnya menjadi alat perlindungan negara untuk memberikan keadilan dan
kemakmuran bagi rakyatnya. Faktanya, Implementasi BPJS PBI belum memadai sebagai
bentuk Political Justice. Hal ini karena ketidakadilan masih tersebar tidak merata di ruang
nasional.
3.2. Saran
Untuk memperbaiki permasalahan pada data kepesertaan program JKN, yang penting
untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah adalah :
a) Menertiban perda-perda yang memuat inkonsistensi makna PBI menurut UU SJSN;
b) Memperbaiki sistem pendataan yang seragam, komprehensif dan terintegrasi antara
Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, Pemerintah Daerah
(Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan Bappeda);
c) Memastikan BPJS Kesehatan untuk transparan mengenai data-data penyelenggaraan
JKN kepada pemerintah daerah dan akademisi. Hal ini guna meningkatkan partisipasi
aktif berbagai pihak dalam memonitoring dan mengevaluasi program JKN;
d) Efektivitas penerapan JKN melalui BPJS kesehatan harus dilakukan perbaikan terus
menerus terutama sosialisasi yang terus menerus kepada masyarakat terutama warga
miskin agar mereka merasakan kepedulian pemerintah kepada mereka, kemudian
penyelenggara di tempat fasilitas kesehatan harus menyadari peran dan tanggungjawab
dengan baik sehingga pelayanan kesehatan yang dilakukan berjalan dengan baik dan
lancar dan selanjutnya kenyamanan pelayanan juga akan dirasakan oleh warga miskin
terutama di Puskesmas-puskesmas dan RS pemerintah.
e)
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Jaminan Sosial Nasional. 2012. Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional
2012-2019.http://djsn.go.id/storage/app/media/Peta%20Jalan%20Jaminan
%20Kesehatan/ROADMAP_JKN_EdisiRingkas_CDVersion.pdf
Fuady, Ahmad. 2019. Arsitektur Jaminan Kesehatan Indoneisa; Capaian, Kritik dan
Tantangan Masa Depan. Jakarta. Sagung Seto
Taufiqul , Ricky, Siti , Putri, Humairah, Lestari, Irma, Novi, Regina, Elman Boy (2017),
“Gambaran Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Pada Peserta
Penerima Bantuan Iuran (PBI) Dan Non-Penerima Bantuan Iuran (Non-PBI) Di
Puskesmas Medan Denai”. Jurnal Ibnu Sina Biomedika, Vol 1, No 2 (2017). Hlm. 155
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan
Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 101 Tahun 2012 Tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan
Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden
Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
PKMK FK-KMK UGM. (2019). Working Paper Evaluasi 8 Sasaran Peta Jalan JKN dengan
Pendekatan Realist Evaluation,
https://drive.google.com/file/d/1RlCGK8MQFMIsZb9PALd9jL7HxiXENGmN/view
PKMK FK-KMK UGM. (2020). Laporan Hasil Penelitian Evaluasi JKN di 13 Provinsi.
Yogyakarta.
Trisnantoro, L. 2019. Kebijakan Pembiayaan dan Fragmentasi Sistem Kesehatan.
Yogyakarta. UGM Press
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial