1
Fakultas Kedokteran Univ Kristen Indonesia,
1970
Konsultan Nefrologi Perhimpunan Nefrologi
Indonesia, 1982
Magister Manajemen
Sekolah Tinggi Manajemen PPM Jakarta,
1994
Lahir : Magister Hukum Kesehatan
Magelang
5 Nov 1943
Univ Katolik Soegijapranata Semarang, 2013
FISQua,
Fellowship of The International Society for
Quality in Health Care, 2020 2
Ketua Bidang Penelitian & pengembangan KARS sejak th 2014
Ketua Komite Etik-Disiplin KARS sejak th 2014
Koordinator Konsilor KARS sejak 2016
Komite Nasional Keselamatan Pasien RS – Kem Kes th 2012-2015,
2016-2018, 2018-2020 Wakil Ketua KNKP
Ketua Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS) – PERSI sejak 2005
KKPRS diubah namanya menjadi IKPRS. Ketua IKPRS-Institut
Keselamatan Pasien RS sejak th 2012
Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam – Ginjal Hipertensi RS
Mediros, Jakarta, sejak 1996
3
Surveyor KARS sejak 1995. Konsilor KARS sejak 2012.
PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja Penyempurnaan Akreditasi RS, DitJen
Bina Yan Med, DepKes, 2010-2011
Direktur Medik RS PGI Cikini, 1981 – 1982
Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1982-1993
Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–1993, 1993–1996
Sekretaris IRSJAM 1986 – 1988
Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 – 1995
Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
Sekretaris I & Seksi Ilmiah Pengurus Pusat PERNEFRI, 1983
Ketua Komite Medik RS Mediros, 1995 – 2013
Penghargaan :
*Kadarman Award utk Patient Safety*, 2007, Sekolah Tinggi PPM.
*Inisiator & Motivator Keselamatan Pasien RS di Indonesia*, 2018, Komisi
Akreditasi Rumah Sakit.
4
PCC dan Asuhan Pasien Terintegrasi
Sepuluh Dimensi PCC :
1. Keterlibatan Pasien
2. DPJP sbg Clinical Leader
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi Interprofesional
4. CPPT
5. Manajer Pelayanan Pasien
6. Segitiga Sasaran PCC / Triple Aim
PCC
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien
8. Integrated Clinical Pathway
9.Integrated Discharge Planning
10.Budaya Keselamatan
Jan 30, 2021:
Daily cases 14.518
26/4/21:
5.944
SEMILA
S = Standar
E = Elemen Penilaian
M = Maksud &
I = Instrumen
Tujuan;
L = Link ke Standar-EP lain Pastikan
A = Acuan ke Peraturan PerUUan, Etika 1) Apa yang Wajib/Harus
Profesi, Standar Profesi, Standar ada atau dilakukan -
Internasional. Must have/ do
Baca dengan Cermat, Berulang, 2) Apa yang tidak wajib,
Komprehensif. tetapi bila ada akan
lebih baik –
Nice to have/ do
Konsep
Patient Centred Care
(Std HPK)
MPP
n Pasien
Pasien
PAP 2.1.
*Harapan/
/ Case Mgr
Sistem Sasaran
Pendukung
Keluarga,Teman
Pasien*
, RT-Tetangga
dsb AP 1, ARK 1,
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan HPK 2.2.
(penyakit,tindakan)
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil • Penerapan PCC >
*Sasara keputusan
terkait asuhan
• Kolaborasi PPA >
n 4. Keterlibatan & pemberdayaan • Kendali mutu asuhan
5. Kepatuhan thd PPA • Kendali biaya asuhan
MPP*
ARK 3.1. 6. Kemandirian pasien • Kendali safety asuhan MPP bukanlah PPA aktif
7. Dukungan keluarga/yg lain Shift pagi
pasien Ratio 1 : 25 Pasien
8. Pemulangan aman - Kompleksitas Pasien
(Nico Lumenta, 2019) 9. Kesesuaian asuhan dgn - Kebutuhan RS
kebutuhannya
Segitiga Sasaran PCC
“Triple Aim PCC”
Harapan/Sasaran terkait
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
(penyakit,tindakan) 1. Diagnosis
2. Kepuasan pasien 2. Terapi, Obat, Tindakan
3. Kemampuan mengambil keputusan 3. Fungsi Fisik, Mental
terkait asuhan 4. Lain2
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
*Sasaran
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
8. Pemulangan aman MPP* ARK 3.1.
PPJA
Apoteker
PPA
Tugas Mandiri,
Tugas Kolaboratif,
Tugas Delegatif
Pasien :
Masuk RS seperti masuk “hutan”, relatif banyak yg
tidak jelas, pengalaman baru….
Pasien “tidak pernah” melalui “pendidikan untuk
menjadi pasien” !!!
Relatif tidak punya kewenangan ikut ambil “Hutan”
keputusan, harus ikut “kata” dokter…
Ada rasa cemas, ngeri, bingung, takut.
Di RS, hanya Pasien yg menjalani “3
shift” !!
KARS
*Standar ARK 2.1.
Saat admisi, pasien dan keluarga pasien dijelaskan tentang rencana
asuhan, hasil yg diharapkan dari asuhan, dan perkiraan biayanya.
18
Standar MKE 6
RS menyediakan edukasi untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga
dalam proses asuhan.
Elemen Penilaian MKE 6
1. Terdapat penetapan organisasi promosi kesehatan RS yang
mengoordinasikan pemberian edukasi kepada pasien sesuai dengan peraturan per-
UU-an. (R)
2. Terdapat bukti organisasi promosi kesehatan RS telah berfungsi sesuai
dengan peraturan per-UU-an. (D,W)
3. Edukasi dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga di seluruh RS.
(D,O,W)
Standar MKE 9
Pemberian edukasi merupakan bagian penting
dalam proses asuhan kepada pasien.
5. Pasien dan keluarga diberikan edukasi mengenai hak dan tanggung jawab mereka
untuk berpartisipasi pada proses asuhan. (D,W) (lihat juga HPK 2.2)
KARS Dr.Nico Lumenta
Patient Activation Measurement
Pasien
Pasif
Pasrah
Patient Activation Measurement
Level 1 Level 2
• Tidak terlibat dan kewalahan • Menjadi sadar, tetapi masih berjuang
• Individu pasif dan kurang percaya diri. • Individu memiliki pengetahuan, tetapi
Pengetahuan rendah, orientasi tujuan lemah, kesenjangan besar tetap ada.
dan kepatuhan rendah. • Mereka percaya bahwa kesehatan
• Ada yang mulai mengambil peran sebagian besar di luar kendali mereka,
• Perspektif mereka: "Dokter saya yang • Tetapi dapat menetapkan tujuan yang
bertanggung jawab atas kesehatan saya" sederhana.
• Bangun keterlibatan berbasis Pengetahuan, • Perspektif mereka: "Saya bisa
Kesadaran Diri & Keyakinan Awal melakukan lebih banyak"
• Pasien belum memahami bahwa mereka • Peningkatan Pengetahuan,
harus memainkan peran aktif dalam Pengembangan Keterampilan
kesehatan mereka sendiri. Mereka cenderung Awal, Tumbuhkan Keyakinan
menjadi penerima perawatan pasif.
Patient Activation Measurement
Level Keterlibatan Pasien
Level 3 Level 4
• Sudah mengambil tindakan • Mempertahankan perilaku dan mendorong lebih
• Individu memiliki fakta2 kunci dan jauh.
membangun keterampilan • Individu telah mengadopsi perilaku baru, tetapi
manajemen diri. mungkin tidak dapat mempertahankan pada
• Tetapi mungkin kurang percaya diri saat stres atau pada krisis kesehatan.
dan keterampilan untuk mendukung • Mempertahankan gaya hidup sehat adalah
perilaku mereka fokus utama.
• Mereka berusaha untuk perilaku • Perspektif mereka: "Saya adalah pendukung
praktik terbaik, dan saya sendiri"
berorientasi pada tujuan. • Mencapai / melebihi Pedoman Perilaku Gaya
• Perspektif mereka: “Saya bagian Hidup,
dari tim asuhan kesehatan • Mengembangkan Teknik untuk Mencegah
• saya”
Pengembangan Keterampilan Kambuh
• Mengikuti Panduan Perilaku
KARS Dr.Nico Lumenta
KARS Dr.Nico Lumenta
KARS Dr.Nico Lumenta
2. DPJP sebagai Clinical Leader
➢ Standar PAP.2.1.
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan
didokumentasikan IAR Plan of Care
Secara rutin saat visit pasien tiap pagi, DPJP membaca CPPT semua
1 informasi (24 jam), dari semua PPA, terkait a.l. asesmen, perkembangan
pasien, pelaksanaan pelayanan, juga dari form lain a.l. “Nurse’s note”, Form
gizi, dsb.
5
Atau bila asuhan sudah sesuai dgn rencana & sasaran, cukup
memberi paraf (= verifikasi) pada setiap lembar CPPT, beri paraf pd
pojok kanan bawah lembar CPPT, per 24 jam.
33
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI 5
Kolaborasi PPA REVIEW &
melalui CPPT 3 4 VERIFIKASI DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Instruksi PPA Termasuk (Tulis Nama, beri Paraf,
Profesional Pasca Bedah (Instruksi Tgl, Jam)
Tgl, Jam
Pemberi Asuhan ditulis dgn rinci dan (DPJP harus
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf
pada akhir catatan) jelas) membaca/mereview
seluruh Rencana
1 2 Asuhan)
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap 30’
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 • Lapor DPJP
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Kolaborasi pemberian
A : Nyeri akut arthritis gout anti inlamasi & analgesic
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn
target VAS <4
P *Lapor 2 jam lagi skala
a nyeri
r *Foto Ro Lutut hari ini bila
a
2/2/2015 f nyeri mereda/toleransi
Dokter cukup
Jm 8.30 .
.
PPJA
Apoteker
PPA
Tugas Mandiri,
Tugas Kolaboratif,
Tugas Delegatif
Profesional
ASUHAN
Pemberi
PASIEN
Asuhan
2 PEMBERIAN-
PELAYANAN /
IMPLEMENTASI-
RENCANA
MONITORING
Asuhan Pasien : 1 ASESMEN
Asesmen-IAR PASIEN
Pemberian Pelayanan
(Periksa Pasien)
Pencapaian Hasil Asuhan Pasien
N
MANAJEME
IAR
2 PEMBERIAN-
Profesional
Pemberi
ASUHAN
PASIEN PELAYANAN
IMPLEMENTASI-
Asuhan / RENCANA
MONITORING
T
UNI
MPP HASIL
Manajer Pelayanan
ASUHAN
Pasien
41
Proses Asuhan Pasien Diagram
IAR
Patient Care
Implementasi Rencana
Intervensi, Monitoring
Asesmen Ulang
Interprofessionality
Interprofessional Collaboration (IPC)
When multiple health workers from different professional
backgrounds work together with patients, families,
carers, and communities to deliver the highest quality of
care
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Kompetensi pada Kolaborasi Interprofesional (38)
Ranah Kompetensi 1: Values/Ethics for Interprofessional Practice (10)
Bekerja bersama PPA lain untuk memelihara iklim saling respek (menghormati)
dan berbagi nilai2.
Ranah Kompetensi 2: Roles/Responsibilities (9)
Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
PPA
sebagai
Tim Interdisiplin
(Febr 2015
17 pages)
What Are Multidisciplinary Rounds? - MDR
MDR are a patient-centered model MDR adalah asuhan model patient-
of care, emphasizing safety and centered, menekankan safety dan
efficiency, that enable all efisiensi, yang memberdayakan
members of the team caring for semua anggota tim asuhan pasien
patients to offer individual untuk memberikan keahlian
expertise and contribute to individunya dan menambahkan
patient care in a concerted asuhan pasien dalam gaya/pola
fashion yang disepakati
With MDR, disciplines come together, Dengan MDR, para PPA berkumpul,
informed by their clinical expertise, melalui keahlian mereka,
to coordinate patient care, determine mengkoordinasikan asuhan pasien,
care priorities, establish daily goals, menetapkan prioritas asuhan,
and plan for potential transfer or menetapkan sasaran/goal harian,
discharge. dan merencanakan pemindahan atau
pemulangan
(How to Guide : Multidisciplinary Rounds. Institute for Healthcare Improvement, updated February
Why Is It Important to Conduct Multidisciplinary Rounds?
Effective MDR can be a powerful MDR yang efektif dapat menjadi
vehicle for: wahana yang kuat bagi :
o Coordinating care among o Koordinasi asuhan antar
disciplines disiplin
o Reviewing current o Penelaahan status pasien
patient status terkini
o Clarifying patient goals and o Menjelaskan goal dan
outcomes outcome
o Creating a comprehensive plan of pasien
care o Menciptakan suatu perencanaan
asuhan yang komprehensif
MDR provide a formal mechanism MDR menjadi mekanisme formal
for daily communication among the bagi komunikasi harian antar
care team, patients, and families tim asuhan, pasien, dan
regarding: keluarga berkenaan dengan :
o Identification of safety risks o Identifikasi risiko safety
o Identification of daily goals o Identifikasi sasaran/goal
harian
(How to Guide : Multidisciplinary Rounds. Institute for Healthcare Improvement, updated February
Why Is It Important to Conduct Multidisciplinary Rounds?
(How to Guide : Multidisciplinary Rounds. Institute for Healthcare Improvement, updated February
KARS Dr.Nico L enta
(Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO, 2010)
4. CPPT – Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi dan Komunikasi
antar PPA
Standar TKRS 3.2
Rumah sakit mempunyai regulasi untuk memastikan terselenggaranya
komunikasi efektif di rumah sakit.
2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap 30’
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 • Lapor DPJP
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Kolaborasi pemberian
A : Nyeri akut arthritis gout anti inlamasi & analgesic
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn
target VAS <4
P *Lapor 2 jam lagi skala
a nyeri
r *Foto Ro Lutut hari ini bila
a
2/2/2015 f nyeri mereda/toleransi
Dokter cukup
Jm 8.30 .
.
61
2. Ada penunjukkan MPP dgn uraian tugas a.l. dlm konteks menjaga
kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi individu pasien melalui
komunikasi dan kerjasama dgn PPA dan pimpinan unit serta
mencakup butir f. s/d m. (D,W)
3. Pasien diskrining
utk kebutuhan pelayanan (D,W) manajemen pelayanan pasien
62
➢ Standar PAP.2.
Ditetapkan proses utk melakukan integrasi dan koordinasi pelayanan dan
asuhan kpd setiap pasien.
Integrasi Pelayanan
*MPP-Case Manager*
DPJP
PPJA MPP :
PPJA Apoteker • ARK 3.1. – MPP
Clinical Leader :
• PAP 2 –
• Kerangka pokok
asuhan Pasien, Integrasi Inter
Unit
• Koordinasi
• AP 4 –
• Kolaborasi Keluarga
Integrasi
• Sintesis
• Interpretasi Lainnya Dietisien inter PPA
• ARK 2.2. –
• Review
Kelola Alur
• Integrasi asuhan
Pasien
• PAP 2.4 –
Yan Kes (MPP bukan KTD
• ARK 3.3. –
MPP
/ RS Lain PPA aktif)
Transfer
MPP bukanlah PPA aktif Yan Case Manager • MIRM 13.1.
Shift pagi Keuangan/ –
Ratio 1 : 25 Pasien Billing Asuransi Dokter Transfer
- Kompleksitas Pasien Perusahaan/ Keluarga • PAP 1 – Asuhan
Employer BPJS
- Kebutuhan RS Seragam
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Output CM : MPP :
Kontinuitas Pelayanan • ARK 3.1. – MPP
Pelayanan dgn Kendali • PAP 2 – Integrasi Inter Unit
Mutu dan Biaya • AP 4 – Integrasi inter PPA
Pelayanan yg memenuhi • ARK 2.2. – Kelola Alur Pasien
kebutuhan Pasien-Kel pd
ranap s/d dirumah MP •
•
PAP 2.4. - KTD
ARK 3.3. – Transfer
P
Good Patient Care • MIRM 13.1. – Transfer
• PAP 1. – Keseragaman Asuhan
Case
(*Pemandu, *Liaison/
Manager
Penghubung/“Jembatan”) • RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
THE DECISION MAKING PROCESS,A PATIENT CENTERED APPROACH:
AN ESSENTIAL PART OF A PATIENT-CENTERED APPROACH TO MEDICINE, CALLED
COLLABORATION
THE PATIENT'S
FAMILY:
Involved in
decision-making
MPP
Health Care
Case Mgr Institution THE HEALTH CARE
“Laison” INSTITUTIONS
(Nico Lumenta,
2020) (HOSPITALS, INSURANCE
COMPANIES, ETC.)
SETTING FACILITY DESIGN
BASED ON REGULATIONS
HEALTH CARE TEAM (PHYSICIANS, NURSES AND
TECHNICIANS:
INTERDICIPINARY TEAM MODEL/APPROACH
Patient Centered Care - A Conceptual Model and Review of the State of the Art
Ravishankar Jayadevappa and Sumedha Chhatre. The Open Health Services and Policy Journal, 2011, 4, 15-25
• MPP me navigasi melalui 9 fase
• Berulang & Cyclical Proses Manajemen
• Berpusat pd pasien Pelayanan Pasien
• Sistem support dari pasien
Form A Form B Level bervariasi berdasarkan pengaturan
MPP MPP praktik. Termasuk pengumpulan data yg
s/d Selesai dibutuhkan untuk fase Evaluasi hasil
MPP
n Pasien
Pasien
PAP 2.1.
*Harapan/
/ Case Mgr
Sistem Sasaran
Pendukung
Keluarga,Teman
Pasien*
, RT-Tetangga
dsb AP 1, ARK 1,
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan HPK 2.2.
(penyakit,tindakan)
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil • Penerapan PCC >
*Sasara keputusan
terkait asuhan
• Kolaborasi PPA >
n 4. Keterlibatan & pemberdayaan • Kendali mutu asuhan
5. Kepatuhan thd PPA • Kendali biaya asuhan
MPP*
ARK 3.1. 6. Kemandirian pasien • Kendali safety asuhan MPP bukanlah PPA aktif
7. Dukungan keluarga/yg lain Shift pagi
pasien Ratio 1 : 25 Pasien
8. Pemulangan aman - Kompleksitas Pasien
(Nico Lumenta, 2019) 9. Kesesuaian asuhan dgn - Kebutuhan RS
kebutuhannya
Segitiga Sasaran PCC
“Triple Aim PCC”
Harapan/Sasaran terkait
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
(penyakit,tindakan) 1. Diagnosis
2. Kepuasan pasien 2. Terapi, Obat, Tindakan
3. Kemampuan mengambil keputusan 3. Fungsi Fisik, Mental
terkait asuhan 4. Lain2
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
*Sasaran
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
8. Pemulangan aman MPP* ARK 3.1.
Permenkes 1438/2010
Standar Pelayanan Kedokteran
Prinsip dasar : Std Pelayanan Kedokteran terdiri dari
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran - PNPK dan SPO
PNPK (Pedoman Nasional
Literatur:
Pelayanan Kedokteran) Artikel asli
Terutama untuk penyakit yang banyak, Meta-analisis
mahal, risiko, bervariasi dalam praktik PNPK
Dibuat oleh pakar multidisiplin
Ideal, terkini, evidence-based, canggih (asing)
Dikoordinasi Kemenkes, disahkan Buku ajar,
Menkes etc
Diterjemahkan ke fasyankes Panduan profesi,
menjadi: Direktorat, Kesepakatan
staf medis
Standar Prosedur Operasional = PPK
Dapat +
Sesuai dengan Pathways Dapat dilakukan
Algoritme tanpa
Jenis dan strata
menunggu
(hospital specific) Protokol
PNPK
Prosedur
(Sudigdo Sastroasmoro, Konsorsium Upaya Kesehatan,
Ditjen BUK - Kemenkes RI, 2015) Standing orders
267 hal
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
PPK Apendisitis Akut
PPK Benign Prostat Hyperplasia
PPK Fraktur Terbuka
PPK Hernia Inguinalis
PPK Total Knee Arthroplasty/Replacement
PPK Demam Tifoid
PPK Diare Akut
PPK Kejang Demam
PPK DHF
PPK Pneumonia
PPK Stroke Hemoragik
PPK Stroke Iskemik
PPK Perdarahan Subarachnoid
PPK Placenta Previa Pada Kehamilan Aterm
PANDUAN PANDUAN PANDUAN
ASUHAN ASUHAN ASUHAN
KEPERAWATAN GIZI KEFARMASIAN
PAK Apendisitis Akut PAG Apendisitis PAKf Terkait Permasalahan Obat
PAK Benign Prostat Hyperplasia PAG Demam Tifoid / Drug Related Problem pd
PAK Fraktur Long Bone PAG Diare Akut Apendisitis
PAK Total Knee Replacement PAG Kejang Demam PAKf Terkait Permasalahan
Obat
PAK Diare Akut PAG Demam Berdarah / DRP pd Hernia Inguinalis
PAK Kejang Demam Sederhana PAG Bronkopneumonia PAKf Terkait Permasalahan
PAK Placenta Previa Totalis PAG Stroke Obat
PAG Placenta Previa Totalis / DRP pd Demam Tifoid
PAKf Terkait Permasalahan
Obat
/ DRP pd Diare
PAKf Terkait Permasalahan
Obat
/ DRP pd Kejang Demam
Prinsip Penyusunan
Clinical Pathway / Alur
Klinis
PPK
+ Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing orders
+
Panduan Asuhan Keperawatan, Panduan Asuhan Gizi,
Panduan Asuhan Kefarmasian, Panduan Asuhan PPA
lainnya
92
*Standar ARK.4.1.
RS bekerjasama dengan praktisi kesehatan diluar RS ttg tindak lanjut
pemulangan. - Aspek pemulangan pasien
- P3 / discharge planning
- TL di rumah
Elemen penilaian ARK.4.1
1. Ada bukti pemulangan pasien yg rencana pemulangannya kompleks
(discharge planning) dimulai sejak awal pasien masuk ranap
melibatkan semua PPA terkait serta difasilitasi oleh MPP, utk
kesinambungan asuhan sesuai dgn kondisi kesehatan dan
kebutuhan pelayanan pasien. (D,W)
2. Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat
ditujukan kepada fasilitas kesehatan baik perorangan ataupun
institusi yg berada di komunitas dimana pasien berada yg bertujuan
utk memberikan bantuan pelayanan.(D)
93
(Std APK 3 EP 3, AP 1.11)
Discharge Planning
Transisi & Kontinuitas Yan
Keluarga :
Asuhan
Dirumah
Yan
Discharge Planning Follow-up
Edukasi, Pelatihan spesifik : Pasien-Kel Penunjang,
• Awal & durante • Ke RS Yan Kes
Rehab
ranap • Telpon Primer
• Kriteria dilingkungan
• Tim Multidisiplin Proses Pulang :
• Keterlibatan o 24-48 jam pra-pulang
Pasien-Kel o Penyiapan Yan dilingkungan
• Antisipasi o Kriteria pulang +
masalah o Resume pasien pulang
• Program o Transport
Edukasi o dsb
/Pelatihan
Discharge Planning
• Cegah Komplikasi
Pasca Discharge
• Cegah Readmisi
Standards for integrated discharge
planning
Standard 1: Communication and consultation
Appropriate and effective mechanisms shall be in place for communication and
consultation on matters relating to integrated discharge planning, with key stakeholders
within and outside the organisation.
(Code of Practice for Integrated Discharge Planning, Health Service Executive, 2008)
Standard 5: Operational policies and procedures
Written policies, procedures and guidelines for the integrated discharge planning process
shall be based on the Health Service Executive Recommended Practices for Integrated
Discharge Planning (Part 3), shall be available, implemented and shall reflect relevant
legislation and published professional guidance.
(Code of Practice for Integrated Discharge Planning, Health Service Executive, 2008)
10. Budaya Keselamatan
Budaya Keselamatan Dalam SNARS 1.1.
TKRS 13
Direktur TKRS 13.1.
Menciptakan & Mendukung Direktur
Budaya Keselamatan Pasien Melaksanakan, Memonitor,
• Keterbukaan Memperbaiki Budaya Keselamatan
• Perbaiki Perilaku
• Sistem Pelaporan IKP
• Pendidikan
• Keamanan Pelapor
• Identifikasi masalah budaya
• Investigasi laporan
• Sumber daya
• Identifikasi perilaku Staf
• Pengukuran budaya, indikator mutu
PMKP 10
Pengukuran/Evaluasi Budaya
Keselamatan
• Regulasi
• Pelaksanaan
Rangkuman Berbagai Core Concept
*DNA of Care
🌏 Safety
🌏 Quality Kepemimpinan
🌏 Culture
PCC Pelaporan
Patient Centred IKP-
Care Pembelajaran
‘BPIS’
Keterlibatan
Kolaborasi
Pasien
Interprofesion
al
Just Culture-Budaya Adil
Respek/Tru Keseimbangan Sistem &
st Manusia
Komunikasi
Pelaporan
Patient Centred Care IKP-
Pembelajaran
Cultural Kompetens
Kolaborasi
Interprofesiona
l
Keterlibatan
Pasien i Budaya
Competence
Respek/Trust Just Culture-Budaya
Adil
Komunikasi
Third Draft
January 2021
Kerangka kerja tersebut mencakup 7 tujuan
strategis, yang dapat dicapai melalui 35
strategi khusus.
Pasien
• Sikap yang pasif
• Kurang percaya diri bertanya
• Tidak cukup pengetahuan utk analisis informasi
• Status social-ekonomi
• Cara pandang dan budaya yang keliru
Dokter/Staf
• Kurangnya pengetahuan, pelatihan ttg PCC
• Kurang waktu, impractical (cara pikir yang berbelit)
• Kurang motivasi
• Kurang dihargai
• Tidak terlatih menangkap ekspresi pasien ttg nilai, ide, perasaan
• Sulit diimplementasi, tidak jelas akan adanya perbaikan outcome
Rumah Sakit
• RS yang enggan melakukan perubahan
• Kurangnya sumber daya
• Dunn,N : Practical Issues Around Putting The Patient in Centre of Care, J R Soc Med. Jul 2003
• Bensberg, M :Patient Centred Care Literatur Review, Dandenong District Division of General Practice, October 2007
• Pelaksanaan Asuhan Pasien Terintegrasi terdiri dari 10 Dimensi PCC :
1. Keterlibatan & Pemberdayaan Pasien-Keluarga
2. DPJP sbg Clinical Leader
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi Interprofesional
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
5. Manajer Pelayanan Pasien
6. Segitiga Sasaran PCC – Triple Aim PCC
7. Kolaborasi Pendidikan pasien
8. Integrated Clinical Pathway
9. Integrated Discharge Planning
10.Budaya Keselamatan
• Diperlukan komunikasi efektif antar PPA agar asuhan pasien terintegrasi memang meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien
• Dokumentasi utama komunikasi adalah CPPT
• Pasien sebagai person adalah pusat dalam proses asuhan pasien Patient Centered Care – PCC
• Konsep inti PCC :
A. Sisi Pasien : Martabat & Respek, Informasi, Partisipasi, Kolaborasi
B. Sisi PPA : Berpartner dgn Pasien, PPA adalah Tim Interdisiplin, DPJP adalah Clinical Leader, Asuhan
Pasien Terintegrasi
• Pasien & keluarga adalah Mitra PPA bagian dari tim : mereka ikut memilih alternatif ikut merasa
memiliki keputusan ikut bertanggungjawab
PASIEN
Pasien
Manajemen
Perawat
Sistem Fisio
Manajemen terapis Apoteker
Radio sIiSe”n
Setiap Dr memperlakukan Gizi
teman sejawatnya grafer Lainnya
Analis
sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan “Enthusiatic Patient”
“Kepuasan Pasien”