Anda di halaman 1dari 108

KELAS ON LINE

Manajer Pelayanan Pasien


27 – 28 April 2021

dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes, FISQua

1
Fakultas Kedokteran Univ Kristen Indonesia,
1970
Konsultan Nefrologi Perhimpunan Nefrologi
Indonesia, 1982
Magister Manajemen
Sekolah Tinggi Manajemen PPM Jakarta,
1994
Lahir : Magister Hukum Kesehatan
Magelang
5 Nov 1943
Univ Katolik Soegijapranata Semarang, 2013
FISQua,
Fellowship of The International Society for
Quality in Health Care, 2020 2
 Ketua Bidang Penelitian & pengembangan KARS sejak th 2014
 Ketua Komite Etik-Disiplin KARS sejak th 2014
 Koordinator Konsilor KARS sejak 2016
 Komite Nasional Keselamatan Pasien RS – Kem Kes th 2012-2015,
2016-2018, 2018-2020 Wakil Ketua KNKP
 Ketua Komite Keselamatan Pasien RS (KKPRS) – PERSI sejak 2005
 KKPRS diubah namanya menjadi IKPRS. Ketua IKPRS-Institut
Keselamatan Pasien RS sejak th 2012
 Kelompok Staf Medis Penyakit Dalam – Ginjal Hipertensi RS
Mediros, Jakarta, sejak 1996

3
 Surveyor KARS sejak 1995. Konsilor KARS sejak 2012.
 PJ SubPokja Model Akreditasi Baru, Pokja Penyempurnaan Akreditasi RS, DitJen
Bina Yan Med, DepKes, 2010-2011
 Direktur Medik RS PGI Cikini, 1981 – 1982
 Direktur Ketua RS PGI Cikini Jakarta 1982-1993
 Dekan Fak Kedokteran UKI 1988-1991
 Sekretaris Jenderal PERSI Pusat 1988–1990, 1990–1993, 1993–1996
 Sekretaris IRSJAM 1986 – 1988
 Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-UKI, Jakarta, 1992 – 1995
 Kepala Renal Unit (Unit Ginjal) RS.PGI Cikini, 1973 – 1981
 Sekretaris I & Seksi Ilmiah Pengurus Pusat PERNEFRI, 1983
 Ketua Komite Medik RS Mediros, 1995 – 2013
 Penghargaan :
 *Kadarman Award utk Patient Safety*, 2007, Sekolah Tinggi PPM.
 *Inisiator & Motivator Keselamatan Pasien RS di Indonesia*, 2018, Komisi
Akreditasi Rumah Sakit.
4
PCC dan Asuhan Pasien Terintegrasi
Sepuluh Dimensi PCC :
1. Keterlibatan Pasien
2. DPJP sbg Clinical Leader
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi Interprofesional
4. CPPT
5. Manajer Pelayanan Pasien
6. Segitiga Sasaran PCC / Triple Aim
PCC
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien
8. Integrated Clinical Pathway
9.Integrated Discharge Planning
10.Budaya Keselamatan
Jan 30, 2021:
Daily cases 14.518

26/4/21:
5.944

Feb 05, 2021: 26/4/21:


Currently 100.653
infected 176.672

Akses 26 April 2021 :


https://www.worldometers.info/
coronavirus/country/indonesia/
Pola SEMILA
Vertikal &
Horizontal

SEMILA
S = Standar
E = Elemen Penilaian
M = Maksud &
I = Instrumen
Tujuan;
L = Link ke Standar-EP lain Pastikan
A = Acuan ke Peraturan PerUUan, Etika 1) Apa yang Wajib/Harus
Profesi, Standar Profesi, Standar ada atau dilakukan -
Internasional. Must have/ do
Baca dengan Cermat, Berulang, 2) Apa yang tidak wajib,
Komprehensif. tetapi bila ada akan
lebih baik –
Nice to have/ do
Konsep
Patient Centred Care
(Std HPK)

Konsep Inti *Asuhan Pasien


Core Concept Terintegrasi
*The Indonesian
model of PCC

 Perspektif Pasien  Integrasi Intra-Inter PPA : Horizontal


(AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
 Perspektif PPA  Integrasi Inter Unit : Vertikal
• Conway,J et al: Partnering with Patients and Families To Design a Patient- and
(PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
Family-Centered Health Care System, A Roadmap for the Future. Institute for  Integrasi PPA-Pasien : Horizontal
Patient- and Family-Centered Care, 2006
• Standar Akreditasi RS v.2012, SNARS 1 & 1.1, KARS (HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)
• Nico Lumenta, Sintesis berbagai literatur, 2015
*Asuhan Pasien Terintegrasi
*The Indonesian model of
PCC
 Integrasi Intra-Inter PPA : Horizontal
(AP 4, SKP 2, TKRS 3.2, MKE 5)
 Integrasi Inter Unit : Vertikal
(PAP 2, ARK 3.1, TKRS 3.2, MKE 5)
 Integrasi PPA-Pasien : Horizontal
(HPK 2, 2.1, 2.2, AP 4, MKE 6)

1. Patient Engagement & Empowerment. (HPK, ARK, PAP, MKE)


2. DPJP sbg Clinical Leader. (PAP, AP) Asuhan Gizi
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi (+Kompetensi) Interprofesional. (AP,PAP, MKE) Terintegrasi,
PAP 5
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi. (AP,PAP)
5. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager. (ARK, PAP)
6. Segitiga Sasaran PCC – Triple Aim PCC (HPK, ARK, AP, PAP)
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien. (MKE)
8. Integrated Clinical Pathway. (PMKP, TKRS)
9. Integrated Discharge Planning. (ARK)
10.Budaya Keselamatan. (TKRS, PMKP)
(KARS, 2020, SNARS Edisi 1.1.)
*Asuhan Pasien Terintegrasi *The Indonesian model of PCC

1. Patient Engagement & Empowerment. (HPK, ARK, PAP,


MKE)
2. DPJP sbg Clinical Leader. (PAP, AP)
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi (+Kompetensi) Interprofesional. (AP,
PAP, MKE)
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi.
(AP,PAP)
5. Manajer Pelayanan Pasien / Case Manager. (ARK, PAP)
6. Segitiga Sasaran PCC – Triple Aim PCC (HPK, ARK, AP, PAP)
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien. (MKE)
8. Integrated Clinical Pathway. (PMKP, TKRS)
9.Integrated Discharge Planning. (ARK)
(KARS, 2020, SNARS Edisi 1.1.)
Komite Direktur Komite
Med Wat
• Kredensial
• Mutu Ka Bidang Yan Ka Bidang Wat
• Etik-Disiplin • Nurse
• Apoteker
Kelompok • Dietisien
Form : DPJP PPA Lain
Staf Medis Clinical Team
Leader
1. Triage ARK 1.1.
2. Asesmen Awal : AP 1, 1.1,1.2, 1.3
3. Asesmen Ulang  CPPT : AP 2, 2.1 Asuhan Medis Asuhan PPA Lain
4. PRMRJ : ARK 4.3
5. Asesmen Pra Sedasi/Anestesi/PraInduksi PAB 3.2, 4,
4.1 Asuhan Terintegrasi
6. IC : PAB 3.3, 5.1, 7.1
7. Konsul : AP 1.6. Pasien
8. Asuhan Gizi terintegrasi : PAP 5
9. Operasi : Laporan, Plan postop : PAB 7.2, 7.3
& Kel
10. MPP: Form A & B : ARK 3.1.
11. Ringkasan Pasien Pulang : ARK 4.2, MIRM 15
(“One Patient, One Clinical Team,
12. Rujukan : ARK 5.2
Several Units”) 11
13. Farmasi: Meso, PTO : PKPO 7
Asuhan Pasien Terintegrasi :
Triple Aim PCC
PP
A *Sasaran
Kebutuha
PPA*

MPP
n Pasien
Pasien
PAP 2.1.

*Harapan/
/ Case Mgr
Sistem Sasaran
Pendukung
Keluarga,Teman
Pasien*
, RT-Tetangga
dsb AP 1, ARK 1,
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan HPK 2.2.
(penyakit,tindakan)
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil • Penerapan PCC >
*Sasara keputusan
terkait asuhan
• Kolaborasi PPA >
n 4. Keterlibatan & pemberdayaan • Kendali mutu asuhan
5. Kepatuhan thd PPA • Kendali biaya asuhan
MPP*
ARK 3.1. 6. Kemandirian pasien • Kendali safety asuhan  MPP bukanlah PPA aktif
7. Dukungan keluarga/yg lain  Shift pagi
pasien  Ratio 1 : 25 Pasien
8. Pemulangan aman - Kompleksitas Pasien
(Nico Lumenta, 2019) 9. Kesesuaian asuhan dgn - Kebutuhan RS
kebutuhannya
Segitiga Sasaran PCC
“Triple Aim PCC”

*Sasaran *Harapan AP 1, ARK 1,


PAP 2.1.
PPA* / Sasaran HPK 2.2.
(+BPIS)
Pasien*

Harapan/Sasaran terkait
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
(penyakit,tindakan) 1. Diagnosis
2. Kepuasan pasien 2. Terapi, Obat, Tindakan
3. Kemampuan mengambil keputusan 3. Fungsi Fisik, Mental
terkait asuhan 4. Lain2
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
*Sasaran
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
8. Pemulangan aman MPP* ARK 3.1.

9. Kesesuaian asuhan dgn


kebutuhannya (Nico Lumenta, 2019)
Proses Asuhan Pasien
Patient Care

1 Asesmen Pasien Pencatatan:


(Skrining, “Periksa Pasien”)
1.Informasi dikumpulkan : Asesmen
I Awal
Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain /
penunjang, dsb
PPA : 2. Analisis informasi :
Dokter
A Asesmen
Menetapkan Diagnosis / Masalah / Kondisi
Ulang
Perawat Untuk mengidentifikasi Kebutuhan Yan Pasien
SOAP
Apoteke 3. Rencana Asuhan/Plan of Care : Triple Aim PCC :
R
r Merumuskan rencana dan sasaran terukur 1. Sasaran PPA
Dietisien Untuk memenuhi Kebutuhan Yan Pasien 2. Sasaran /
Lainnya Harapan Pasien
3. Sasaran MPP
2 Pemberian Pelayanan,
Implementasi Rencana,
Intervensi, Monitoring
Asesmen Ulang (KARS, 2012)
1. Keterlibatan Pasien – Keluarga
Patient & Family Engagement
Profesional Pemberi Asuhan Clinical
PPA Team Leader
Dalam SNARS Ed 1.1. DPJP

PPJA
Apoteker
PPA
Tugas Mandiri,
Tugas Kolaboratif,
Tugas Delegatif

PPA Lainnya Dietisien


Kompetensi Profesi &
Kompetensi utk
Berkolaborasi
Interprofesional (KARS, 2018)
RENUNGKAN PERBEDAAN : PPA DAN
PASIEN
PPA :
 Menjalani pendidikan bertahun2, kompeten,
memiliki kewenangan
 Pelayanan pasien dijalankan dgn standar, rutin,
homogen, serba jelas.
 Aktivitas individu PPA hanya 1 shift

Pasien :
 Masuk RS seperti masuk “hutan”, relatif banyak yg
tidak jelas, pengalaman baru….
 Pasien “tidak pernah” melalui “pendidikan untuk
menjadi pasien” !!!
 Relatif tidak punya kewenangan ikut ambil “Hutan”
keputusan, harus ikut “kata” dokter…
 Ada rasa cemas, ngeri, bingung, takut.
 Di RS, hanya Pasien yg menjalani “3
shift” !!
KARS
*Standar ARK 2.1.
Saat admisi, pasien dan keluarga pasien dijelaskan tentang rencana
asuhan, hasil yg diharapkan dari asuhan, dan perkiraan biayanya.

- Penjelasan saat proses admisi


- Dapat terkait dgn Discharge Planning
Elemen Penilaian ARK.2.1
1. Penjelasan termasuk rencana asuhan didokumentasikan. (D,W)
2. Penjelasan termasuk hasil asuhan yg diharapkan dan
didokumentasikan. (D,W)
3. Penjelasan termasuk perkiraan biaya yg ditanggung
pasien atau
4. keluarga.
Penjelasan(D,W)
yg diberikan dipahami oleh pasien & keluarga
utk membuat keputusan (W)

18
Standar MKE 6
RS menyediakan edukasi untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga
dalam proses asuhan.
Elemen Penilaian MKE 6
1. Terdapat penetapan organisasi promosi kesehatan RS yang
mengoordinasikan pemberian edukasi kepada pasien sesuai dengan peraturan per-
UU-an. (R)
2. Terdapat bukti organisasi promosi kesehatan RS telah berfungsi sesuai
dengan peraturan per-UU-an. (D,W)
3. Edukasi dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga di seluruh RS.
(D,O,W)

Standar MKE 9
Pemberian edukasi merupakan bagian penting
dalam proses asuhan kepada pasien.

Elemen Penilaian MKE 9

5. Pasien dan keluarga diberikan edukasi mengenai hak dan tanggung jawab mereka
untuk berpartisipasi pada proses asuhan. (D,W) (lihat juga HPK 2.2)
KARS Dr.Nico Lumenta
Patient Activation Measurement

Pasien
Pasif
Pasrah
Patient Activation Measurement

Mulai mengambil Membangun Mengambil tindakan Mempertahankan


peran pengetahuan dan Pasien memiliki fakta perilaku
Pasien belum kepercayaan diri kunci dan mulai Pasien telah
memahami bahwa Pasien tdk memiliki fakta mengambil tindakan mengadopsi perilaku
mereka harus yg berhubungan dgn kes tetapi mungkin kurang baru tetapi mungkin
dasar atau belum
berperan aktif percaya diri dan tidak dapat
menghubungkan fakta ini
dalam kesehatan ke dlm pemahaman yg
keterampilan untuk mempertahankannya
mereka sendiri. lebih luas ttg kes mereka mendukung perilaku saat menghadapi
Mereka cenderung atau regimen kes yg mereka stress atau krisis kes.
menjadi penerima direkomendasikan
perawatan yang
pasif
Patient Activation Measurement
Level Keterlibatan Pasien
Tabel 1 Empat tingkat aktivasi pasien

I. Individu cenderung pasif dan merasa terbebani dengan mengatur kesehatannya


sendiri. Mereka mungkin tidak memahami peran mereka dalam proses perawatan.
II. Individu mungkin kurang memiliki pengetahuan dan kepercayaan diri untuk
mengelola kesehatannya.
III. Individu tampaknya mengambil tindakan tetapi mungkin masih kurang percaya diri
dan kurang terampil untuk mendukung perilaku mereka.
IV. Individu telah mengadopsi banyak perilaku yang diperlukan untuk mendukung
kesehatan mereka, tetapi mungkin tidak dapat mempertahankannya dalam
menghadapi tekanan hidup.

(Hibbard,J & Gilburt,H :Supporting people to manage their health, An


introduction to patient activation, The King’s Fund, 2014)
Patient Activation Measurement
Level Keterlibatan Pasien

Level 1 Level 2
• Tidak terlibat dan kewalahan • Menjadi sadar, tetapi masih berjuang
• Individu pasif dan kurang percaya diri. • Individu memiliki pengetahuan, tetapi
Pengetahuan rendah, orientasi tujuan lemah, kesenjangan besar tetap ada.
dan kepatuhan rendah. • Mereka percaya bahwa kesehatan
• Ada yang mulai mengambil peran sebagian besar di luar kendali mereka,
• Perspektif mereka: "Dokter saya yang • Tetapi dapat menetapkan tujuan yang
bertanggung jawab atas kesehatan saya" sederhana.
• Bangun keterlibatan berbasis Pengetahuan, • Perspektif mereka: "Saya bisa
Kesadaran Diri & Keyakinan Awal melakukan lebih banyak"
• Pasien belum memahami bahwa mereka • Peningkatan Pengetahuan,
harus memainkan peran aktif dalam Pengembangan Keterampilan
kesehatan mereka sendiri. Mereka cenderung Awal, Tumbuhkan Keyakinan
menjadi penerima perawatan pasif.
Patient Activation Measurement
Level Keterlibatan Pasien

Level 3 Level 4
• Sudah mengambil tindakan • Mempertahankan perilaku dan mendorong lebih
• Individu memiliki fakta2 kunci dan jauh.
membangun keterampilan • Individu telah mengadopsi perilaku baru, tetapi
manajemen diri. mungkin tidak dapat mempertahankan pada
• Tetapi mungkin kurang percaya diri saat stres atau pada krisis kesehatan.
dan keterampilan untuk mendukung • Mempertahankan gaya hidup sehat adalah
perilaku mereka fokus utama.
• Mereka berusaha untuk perilaku • Perspektif mereka: "Saya adalah pendukung
praktik terbaik, dan saya sendiri"
berorientasi pada tujuan. • Mencapai / melebihi Pedoman Perilaku Gaya
• Perspektif mereka: “Saya bagian Hidup,
dari tim asuhan kesehatan • Mengembangkan Teknik untuk Mencegah
• saya”
Pengembangan Keterampilan Kambuh
• Mengikuti Panduan Perilaku
KARS Dr.Nico Lumenta
KARS Dr.Nico Lumenta
KARS Dr.Nico Lumenta
2. DPJP sebagai Clinical Leader
➢ Standar PAP.2.1.
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan
didokumentasikan IAR  Plan of Care

DPJP – Clinical Leader

➢ Elemen Penilaian PAP. 2.1.


1. Ada regulasi ttg asuhan utk setiap pasien direncanakan oleh dokter penanggung
jawab pelayanan (DPJP), perawat dan PPA lainnya sesudah pasien masuk rawat
inap. (R)
2. Rencana asuhan dibuat utk setiap pasien dan dicatat oleh PPA yg memberikan
asuhan di rekam medis pasien (D,W)
3. Rencana asuhan pasien terintegrasi, dibuat dgn sasaran berdasarkan data
asesmen awal dan kebutuhan pasien. (D,W)
4. Rencana asuhan dievaluasi secara berkala sesuai kondisi pasien, dimutakhirkan
atau direvisi oleh tim PPA berdasar asesmen ulang (D,W)
5. Perkembangan tiap pasien dievaluasi berkala dan dibuat notasi pada CPPT oleh
DPJP sesuai kebutuhan dan diverifikasi harian oleh DPJP (D,W)
DPJP
Gambaran kegiatan Clinical Leader, sbg “motor” integrasi asuhan

Secara rutin saat visit pasien tiap pagi, DPJP membaca CPPT semua
1 informasi (24 jam), dari semua PPA, terkait a.l. asesmen, perkembangan
pasien, pelaksanaan pelayanan, juga dari form lain a.l. “Nurse’s note”, Form
gizi, dsb.

2 Melakukan review, interpretasi, sintesis dari rencana dan pelaksanaannya.

3 Menyusun skala prioritas (Std AP 4.1.).

Memberi catatan / notasi pd CPPT utk a.l. perhatian, koreksi, arahan,


4 instruksi dsb

5
Atau bila asuhan sudah sesuai dgn rencana & sasaran, cukup
memberi paraf (= verifikasi) pada setiap lembar CPPT, beri paraf pd
pojok kanan bawah lembar CPPT, per 24 jam.
33
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI 5
Kolaborasi PPA REVIEW &
melalui CPPT 3 4 VERIFIKASI DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Instruksi PPA Termasuk (Tulis Nama, beri Paraf,
Profesional Pasca Bedah (Instruksi Tgl, Jam)
Tgl, Jam
Pemberi Asuhan ditulis dgn rinci dan (DPJP harus
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf
pada akhir catatan) jelas) membaca/mereview
seluruh Rencana
1 2 Asuhan)

2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap 30’
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 • Lapor DPJP
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Kolaborasi pemberian
A : Nyeri akut arthritis gout anti inlamasi & analgesic
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn
target VAS <4
P *Lapor 2 jam lagi skala
a nyeri
r *Foto Ro Lutut hari ini bila
a
2/2/2015 f nyeri mereda/toleransi
Dokter cukup
Jm 8.30 .
.

S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi


O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, Paraf DPJP
skala NRS 7-8, hangat pd palpasi.
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra per akhir 24
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X
0,6 mg/hari. jam
P
3. PPA sbg Tim Interdisiplin dgn
Kolaborasi Interprofesional
Kompetensi Berkolaborasi
Profesional Pemberi Asuhan Clinical
PPA Team Leader
Dalam SNARS Ed 1.1. DPJP

PPJA
Apoteker
PPA
Tugas Mandiri,
Tugas Kolaboratif,
Tugas Delegatif

PPA Lainnya Dietisien


Kompetensi Profesi &
Kompetensi utk
Berkolaborasi
Interprofesional (KARS, 2018)
Standar AP.4
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) bekerja secara tim memberikan
asuhan pasien terintegrasi, masing2 melakukan asesmen berbasis
pengumpulan Informasi , melakukan analisis utk membuat rencana
asuhan (IAR), dengan DPJP sebagai ketua tim asuhan yg
mengintegrasikan asuhan, termasuk menentukan prioritas kebutuhan
mendesak bagi pasien rawat inap.

Asuhan Pasien Terintegrasi


Elemen Penilaian AP.4
1. Ada bukti hasil asesmen awal dan asesmen ulang oleh masing-
masing PPA diintegrasikan. (D,W)
2. Ada bukti hasil asesmen dianalisis utk membuat rencana
asuhan.
(D,W)
3. Berdasarkan hasil asesmen dan rencana asuhan PPA lainnya,
DPJP mengintegrasikan rencana asuhan dan tindak lanjutnya.
(lihat PAP 2.1, PAP 5) (D,W)
➢ Standar PAP.2.
Ditetapkan proses utk melakukan integrasi dan koordinasi pelayanan dan
asuhan kpd setiap pasien.
Integrasi Pelayanan
*MPP-Case Manager*

➢ Elemen Penilaian PAP.2.


1. Ada regulasi yg mengatur pelayanan dan asuhan terintegrasi di
dan antar berbagai unit pelayanan (R)
2. Rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan (lihat juga ARK.2, EP 3) (D,O,W)
3. Pemberian asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan (D,O,W)
4. Hasil atau simpulan rapat dari tim PPA atau diskusi lain ttg
kerjasama
didokumentasikan dalam CPPT. (D,W)
➢ Standar PAP.2.1.
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat dan didokumentasikan
IAR  Plan of Care

DPJP – Clinical Leader


➢ Elemen Penilaian PAP.
1. Ada2.1.
regulasi ttg asuhan utk setiap pasien direncanakan oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP), perawat dan PPA lainnya sesudah
pasien masuk rawat inap. (R)
2. Rencana asuhan dibuat utk setiap pasien dan dicatat oleh PPA yg
memberikan asuhan di rekam medis pasien (D,W)
3. Rencana asuhan pasien terintegrasi, dibuat dgn sasaran berdasarkan
data asesmen awal dan kebutuhan pasien. (D,W)
4. Rencana asuhan dievaluasi secara berkala sesuai kondisi pasien,
dimutakhirkan atau direvisi oleh tim PPA berdasar asesmen ulang (D,W)
5. Perkembangan tiap pasien dievaluasi berkala dan dibuat notasi pada
CPPT oleh DPJP sesuai kebutuhan dan diverifikasi harian oleh DPJP
(D,W)
1 ASESMEN
PASIEN
(Periksa Pasien)
 IAR

Profesional
ASUHAN
Pemberi
PASIEN
Asuhan

2 PEMBERIAN-
PELAYANAN /
IMPLEMENTASI-
RENCANA
MONITORING
Asuhan Pasien : 1 ASESMEN
 Asesmen-IAR PASIEN
 Pemberian Pelayanan
(Periksa Pasien)
 Pencapaian Hasil Asuhan Pasien

N
MANAJEME
 IAR

2 PEMBERIAN-
Profesional
Pemberi
ASUHAN
PASIEN PELAYANAN
IMPLEMENTASI-
Asuhan / RENCANA
MONITORING

T
UNI
MPP HASIL
Manajer Pelayanan
ASUHAN
Pasien
41
Proses Asuhan Pasien Diagram
IAR
Patient Care

1 Asesmen Pasien Pencatatan:


(Skrining, “Periksa Pasien”)
PPA : 1.Informasi dikumpulkan : Asesmen
I Awal
Dokter Anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
Perawat diagnostik / lain, dsb
Bidan 2. Analisis informasi : A Asesmen
Apoteker Menetapkan Diagnosis, Masalah, Risiko
Ulang
Nutrisionis Untuk mengidentifikasi Kebutuhan Yan Pasien
SOAP
Dietisien 3. Rencana Asuhan/Plan of Care : R
Teknisi Merumuskan rencana dan sasaran terukur Tenaga Gizi :
Medis Untuk memenuhi Kebutuhan Yan Pasien ADIME
(Penata- (Assessment, Diagnosis,
Intervention (+Goals),
Anestesi)
Terapis Fisik 2 Pemberian Pelayanan Monitoring, Evaluation)

Implementasi Rencana
Intervensi, Monitoring
Asesmen Ulang
Interprofessionality
 Interprofessional Collaboration (IPC)
When multiple health workers from different professional
backgrounds work together with patients, families,
carers, and communities to deliver the highest quality of
care

 Interprofessional Education (IPE)


When students from two or more professions learn about,
from and with each other to enable effective
collaboration and improve health outcomes
(FrameworkKfAorRAS cDtri.oNnci oonLIunmteernptraofessional Education & Collaborative Practice,
WHO, 2010)
PPA : Kompetensi Kolaborasi
Interprofesional
Interprofessional Collaborative Practice Competency
Domains

Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
Kompetensi pada Kolaborasi Interprofesional (38)
Ranah Kompetensi 1: Values/Ethics for Interprofessional Practice (10)

Bekerja bersama PPA lain untuk memelihara iklim saling respek (menghormati)
dan berbagi nilai2.
Ranah Kompetensi 2: Roles/Responsibilities (9)

Menggunakan pengetahuan dari peran masing2 guna memperoleh dan mengatasi


kebutuhan layanan kesehatan dari pasien dan populasi yang dilayani.
Ranah Kompetensi 3: Interprofessional Communication (8)
Berkomunikasi dengan pasien, keluarga, komunitas, dan PPA lain dengan cara
yang responsif dan bertanggung jawab yang mendukung suatu pendekatan tim
dalam pemeliharaan kesehatan serta pengobatan penyakit.
Ranah Kompetensi 4: Teams and Teamwork (11)
Menerapkan nilai2 membangun-relasi dan prinsip2 dinamika tim untuk kinerja
efektif dalam tim dgn peran yang berbeda untuk merencanakan dan memberikan
asuhan berfokus pasien-/populasi yang aman, tepat waktu, efisien, dan wajar.

Interprofessional Education Collaborative Expert Panel.. Core competencies for interprofessional collaborative practice:
Report of an expert panel. Washington, D.C.: Interprofessional Education Collaborative, (2011)
PPA
sebagai
Tim Interdisiplin

(Febr 2015
17 pages)
What Are Multidisciplinary Rounds? - MDR
MDR are a patient-centered model MDR adalah asuhan model patient-
of care, emphasizing safety and centered, menekankan safety dan
efficiency, that enable all efisiensi, yang memberdayakan
members of the team caring for semua anggota tim asuhan pasien
patients to offer individual untuk memberikan keahlian
expertise and contribute to individunya dan menambahkan
patient care in a concerted asuhan pasien dalam gaya/pola
fashion yang disepakati

With MDR, disciplines come together, Dengan MDR, para PPA berkumpul,
informed by their clinical expertise, melalui keahlian mereka,
to coordinate patient care, determine mengkoordinasikan asuhan pasien,
care priorities, establish daily goals, menetapkan prioritas asuhan,
and plan for potential transfer or menetapkan sasaran/goal harian,
discharge. dan merencanakan pemindahan atau
pemulangan

(How to Guide : Multidisciplinary Rounds. Institute for Healthcare Improvement, updated February
Why Is It Important to Conduct Multidisciplinary Rounds?
Effective MDR can be a powerful MDR yang efektif dapat menjadi
vehicle for: wahana yang kuat bagi :
o Coordinating care among o Koordinasi asuhan antar
disciplines disiplin
o Reviewing current o Penelaahan status pasien
patient status terkini
o Clarifying patient goals and o Menjelaskan goal dan
outcomes outcome
o Creating a comprehensive plan of pasien
care o Menciptakan suatu perencanaan
asuhan yang komprehensif
MDR provide a formal mechanism MDR menjadi mekanisme formal
for daily communication among the bagi komunikasi harian antar
care team, patients, and families tim asuhan, pasien, dan
regarding: keluarga berkenaan dengan :
o Identification of safety risks o Identifikasi risiko safety
o Identification of daily goals o Identifikasi sasaran/goal
harian
(How to Guide : Multidisciplinary Rounds. Institute for Healthcare Improvement, updated February
Why Is It Important to Conduct Multidisciplinary Rounds?

MDR facilitate protocol or MDR memfasilitasi penggunaan


guideline use and understanding protokol atau guideline / pedoman
among the care team, dan pemahaman antara tim
providing: asuhan, dalam memberikan
o A consistent approach o Suatu pendekatan yang
o Education and teaching konsisten
opportunities o Kesempatan edukasi dan
pembelajaran

• MDR provide consistency for • MDR merupakan sarana


process improvement peningkatan proses yang
konsisten

(How to Guide : Multidisciplinary Rounds. Institute for Healthcare Improvement, updated February
KARS Dr.Nico L enta
(Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice, WHO, 2010)
4. CPPT – Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi dan Komunikasi
antar PPA
Standar TKRS 3.2
Rumah sakit mempunyai regulasi untuk memastikan terselenggaranya
komunikasi efektif di rumah sakit.

Elemen Penilaian TKRS 3.2


1. Ada regulasi yang mengatur pertemuan di setiap dan antartingkat di
RS.
(R)
2. Ada regulasi komunikasi efektif antar PPA dan
antarunit/instalasi/departemen pelayanan.
(R)
3. Ada bukti terselenggaranya pertemuan di setiap dan antar tingkat di RS.
(D,W)
4. Ada bukti komunikasi efektif antar PPA dan antarunit/ instalasi/
departemen pelayanan sudah dilaksanakan (D,W)
5. Ada bukti pelaksanaan pemberian informasi yang tepat waktu, akurat,
dan relevan di lingkungan RS. (D,W)
6. Direktur/direksi dan para kepala bidang/divisi RS sudah
Standar SKP.2
RS menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses meningkatkan
efektivitas komunikasi verbal dan atau komunikasi melalui telpon antar-
PPA.

Elemen Penilaian SKP.2


1. Ada regulasi tentang komunikasi efektif antar PPA. (lihat juga
TKRS 3.2). (R)
2. Ada bukti pelatihan komunikasi efektif antar PPA. (D,W)
3. Pesan secara verbal atau verbal lewat telpon ditulis lengkap, dibaca
ulang oleh penerima pesan, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan. (lihat
juga AP 5.3.1 di maksud dan tujuan). (D,W,S)
4. Penyampaian hasil pemeriksaaan diagnostik secara verbal ditulis
lengkap, dibaca ulang, dan dikonfirmasi oleh pemberi pesan secara
lengkap. (D,W,S)
Standar SKP.2.2
RS menetapkan dan melakanakan proses komunikasi “serah terima”
(hand over).

Elemen Penilaian SKP.2.2


1. Ada bukti catatan tentang hal-hal kritikal dikomunikasikan di antara
PPA pada waktu dilakukan serah terima pasien (hand over). (lihat juga
MKE 5). (D,W)
2. Proses serah terima pasien (operan/hand over) menggunakan formulir
dan metode sesuai regulasi, bila mungkin melibatkan pasien/keluarga.
(D,W)
3. Ada bukti dilakukan evaluasi tentang catatan komunikasi yang terjadi
waktu serah terima pasien (hand over) untuk memperbaiki proses.
(D,W)
Standar MIRM 13.1
Rekam medis pasien memuat informasi yang memadai untuk mengidentifikasi
pasien, mendukung diagnosis, justifikasi pengobatan, dokumen pemeriksaan
dan hasil pengobatan, serta meningkatkan kesinambungan asuhan di antara
PPA termasuk manajer pelayanan pasien (MPP).

Elemen Penilaian MIRM 13.1


1. Ada regulasi tentang isi spesifik dari berkas rekam medis pasien yang ditentukan oleh RS
untuk kesinambungan asuhan oleh PPA (R)
2. Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk mengidentifikasi pasien. (D,O)
3. Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk mendukung diagnosis. (D,O)
4. Rekam medis berisi informasi yang memadai untuk memberi justifikasi asuhan
dan
pengobatan. (D,O)
5. Rekam medis berisi informasi yg memadai untuk mendokumentasikan pemberian dan hasil
pengobatan. (D,O)
6. Aktivitas MPP dicatat dalam rekam medis. (D,O,W)
Standar MIRM 13.4
Dalam upaya perbaikan kinerja, RS secara teratur melakukan evaluasi
atau review rekam medis.

Elemen Penilaian MIRM 13.4


1. RS menetapkan individu atau tim yang melakukan review rekam medis
secara berkala. (R)
2. Rekam medis pasien di-review secara berkala. (D,W)
3. Review menggunakan sampel yang mewakili. (D,W)
4. Fokus review adalah pada ketepatan waktu, keterbacaan,
dan kelengkapan rekam medis. (D,W)
5. Proses review termasuk isi rekam medis harus sesuai
dengan peraturan dan per-UU-an. (D,W)
6. Proses review termasuk rekam medis pasien yang masih dirawat
dan pasien yang sudah pulang. (D,W)
7. Hasil review dilaporkan secara berkala kepada direktur RS. (D,W)
Standar MKE 5
Informasi asuhan pasien dan hasil asuhan dikomunikasikan antar staf klinis
selama bekerja dalam sif atau antar sif.

Elemen Penilaian MKE 5


1. Terdapat regulasi tentang tata cara berkomunikasi. (R)
2. Informasi kondisi pasien antar staf klinis termasuk PPA berdasar atas
proses yang sedang berjalan atau pada saat penting tertentu dalam proses
asuhan ditulis dalam rekam medis. (D,O)
3. Setiap pasien setelah rawat inap dibuat ringkasan pulang. (D,W) (lihat juga
MIRM 15)
4. Setiap pasien rawat jalan dengan diagnosis kompleks dibuat profil ringkas
medis rawat jalan (lihat juga ARK 4.3). (D,O,W)
5. Pada proses transfer atau rujukan, Informasi yang dikomunikasikan
termasuk ringkasan asuhan dan pelayanan yang telah diberikan (lihat juga
ARK 3.3., ARK 4.2.). (D,O)
6. Terdapat bukti dokumentasi pada proses serah terima/hand over (lihat juga
SKP 2.2). (D,W)
CPPT : CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI 5
Kolaborasi PPA REVIEW &
melalui CPPT 3 4 VERIFIKASI DPJP
HASIL ASESMEN PASIEN DAN PEMBERIAN PELAYANAN Instruksi PPA Termasuk (Tulis Nama, beri Paraf,
Profesional Pasca Bedah (Instruksi Tgl, Jam)
Tgl, Jam
Pemberi Asuhan ditulis dgn rinci dan (DPJP harus
(Tulis dengan format SOAP/ADIME, disertai Sasaran. Tulis Nama, beri Paraf
pada akhir catatan) jelas) membaca/mereview
seluruh Rencana
1 2 Asuhan)

2/2/2015 Perawat S : Nyeri akut lutut kiri sejak 1-2 jam • Monitoring nyeri tiap 30’
Jm 8.00 O : skala nyeri VAS : 7 • Lapor DPJP
TD 165/90, N 115/m, Frek Nafas : 30/m • Kolaborasi pemberian
A : Nyeri akut arthritis gout anti inlamasi & analgesic
P : Mengatasi nyeri dalam 2 jam dgn
target VAS <4
P *Lapor 2 jam lagi skala
a nyeri
r *Foto Ro Lutut hari ini bila
a
2/2/2015 f nyeri mereda/toleransi
Dokter cukup
Jm 8.30 .
.

S : Nyeri lutut kiri akut sejak pagi


O : Lutut kiri agak merah, nyeri tekan, Paraf DPJP
skala NRS 7-8, hangat pd palpasi.
A : Gouty Arthritis - flare Genu Sinistra per akhir 24
P : inj steroid xx mg , tab colchicine 2 X
0,6 mg/hari. jam
P
5. Manajer Pelayanan
Pasien Case Manager

6. Segitiga Sasaran PCC


(Triple Aim PCC)
 KESINAMBUNGAN PELAYANAN

*Standar ARK. 3.1


RS menetapkan regulasi untuk melaksanakan proses kesinambungan
pelayanan di RS dan koordinasi diantara profesional pemberi asuhan
(PPA) dibantu oleh manajer pelayanan pasien (MPP)/Case Manager.

Manajer Pelayanan Pasien (MPP)


/ Case Manager
Elemen penilaian ARK.3.1
1. Ada regulasi ttg proses dan pelaksanaan utk mendukung
kesinambungan dan koordinasi asuhan, termasuk paling sedikit
mencakup a). s/d e). yg dimuat di Maksud dan Tujuan ARK.3.1, sesuai
regulasi RS (lihat juga TKP.10) (R)

61
2. Ada penunjukkan MPP dgn uraian tugas a.l. dlm konteks menjaga
kesinambungan dan koordinasi pelayanan bagi individu pasien melalui
komunikasi dan kerjasama dgn PPA dan pimpinan unit serta
mencakup butir f. s/d m. (D,W)
3. Pasien diskrining
utk kebutuhan pelayanan (D,W) manajemen pelayanan pasien

4. Pasien yg mendapat pelayanan MPP, pencatatannya dilakukan Form


dalam
MPP dan selalu diperbaharui utk menjamin komunikasi dengan PPA.(D,W)
5. Kesinambungan dan koordinasi proses pelayanan didukung dgn
menggunakan perangkat pendukung, spt rencana asuhan PPA, catatan
MPP, panduan, atau perangkat lainnya. (D,O,W)
6. Kesinambungan dan koordinasi dapat dibuktikan di semua tingkat/fase
asuhan pasien. (D,O,W)

62
➢ Standar PAP.2.
Ditetapkan proses utk melakukan integrasi dan koordinasi pelayanan dan
asuhan kpd setiap pasien.

Integrasi Pelayanan
*MPP-Case Manager*

➢ Elemen Penilaian PAP.2.


1. Ada regulasi yg mengatur pelayanan dan asuhan terintegrasi di
dan antar berbagai unit pelayanan (R)
2. Rencana asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan (lihat juga ARK.2, EP 3) (D,O,W)
3. Pemberian asuhan diintegrasikan dan dikoordinasikan di dan antar
berbagai unit pelayanan (D,O,W)
4. Hasil atau simpulan rapat dari tim PPA atau diskusi lain ttg
kerjasama
didokumentasikan dalam CPPT. (D,W)
MANAJER PELAYANAN PASIEN / CASE MANAGER

DPJP
PPJA MPP :
PPJA Apoteker • ARK 3.1. – MPP
Clinical Leader :
• PAP 2 –
• Kerangka pokok
asuhan Pasien, Integrasi Inter
Unit
• Koordinasi
• AP 4 –
• Kolaborasi Keluarga
Integrasi
• Sintesis
• Interpretasi Lainnya Dietisien inter PPA
• ARK 2.2. –
• Review
Kelola Alur
• Integrasi asuhan
Pasien
• PAP 2.4 –
Yan Kes (MPP bukan KTD
• ARK 3.3. –
MPP
/ RS Lain PPA aktif)
Transfer
 MPP bukanlah PPA aktif Yan Case Manager • MIRM 13.1.
 Shift pagi Keuangan/ –
 Ratio 1 : 25 Pasien Billing Asuransi Dokter Transfer
- Kompleksitas Pasien Perusahaan/ Keluarga • PAP 1 – Asuhan
Employer BPJS
- Kebutuhan RS Seragam
• Pembayar
• Perusahaan
• Asuransi
Output CM : MPP :
 Kontinuitas Pelayanan • ARK 3.1. – MPP
 Pelayanan dgn Kendali • PAP 2 – Integrasi Inter Unit
Mutu dan Biaya • AP 4 – Integrasi inter PPA
 Pelayanan yg memenuhi • ARK 2.2. – Kelola Alur Pasien
kebutuhan Pasien-Kel pd
ranap s/d dirumah MP •

PAP 2.4. - KTD
ARK 3.3. – Transfer

P
 Good Patient Care • MIRM 13.1. – Transfer
• PAP 1. – Keseragaman Asuhan
Case
(*Pemandu, *Liaison/
Manager
Penghubung/“Jembatan”) • RS
Pasien • PPA
Keluarga • Rohaniwan
• Unit2
• Keuangan
THE DECISION MAKING PROCESS,A PATIENT CENTERED APPROACH:
AN ESSENTIAL PART OF A PATIENT-CENTERED APPROACH TO MEDICINE, CALLED
COLLABORATION

THE PATIENT'S
FAMILY:
Involved in
decision-making

MPP
Health Care
Case Mgr Institution THE HEALTH CARE
“Laison” INSTITUTIONS
(Nico Lumenta,
2020) (HOSPITALS, INSURANCE
COMPANIES, ETC.)
SETTING FACILITY DESIGN
BASED ON REGULATIONS
HEALTH CARE TEAM (PHYSICIANS, NURSES AND
TECHNICIANS:
INTERDICIPINARY TEAM MODEL/APPROACH

Patient Centered Care - A Conceptual Model and Review of the State of the Art
Ravishankar Jayadevappa and Sumedha Chhatre. The Open Health Services and Policy Journal, 2011, 4, 15-25
• MPP me navigasi melalui 9 fase
• Berulang & Cyclical Proses Manajemen
• Berpusat pd pasien Pelayanan Pasien
• Sistem support dari pasien
Form A Form B Level bervariasi berdasarkan pengaturan
MPP MPP praktik. Termasuk pengumpulan data yg
s/d Selesai dibutuhkan untuk fase Evaluasi hasil

Perenca Implemen Tindak Proses Evalua


Skrining Asesmen
naan tasi lanjut Transisi si hasil
(Koordinasi
Asuhan)

Stratifik Kedalaman fase ini bervariasi berdasarkan pada Komunikasi


pengaturan praktik MnPP. Misalnya. Risiko stratifikasi
asi adalah penting dalam asuransi kes, asuhan kronis dll. Pasca
Risiko Dalam perawatan akut / jangka panjang Risiko stratifikasi Transisi
dapat dikombinasikan dengan fase Asesmen

(CCMC, Commission for Case Manager Certification, 2011)


Asuhan Pasien Terintegrasi :
Triple Aim PCC
PP
A *Sasaran
Kebutuha
PPA*

MPP
n Pasien
Pasien
PAP 2.1.

*Harapan/
/ Case Mgr
Sistem Sasaran
Pendukung
Keluarga,Teman
Pasien*
, RT-Tetangga
dsb AP 1, ARK 1,
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan HPK 2.2.
(penyakit,tindakan)
2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil • Penerapan PCC >
*Sasara keputusan
terkait asuhan
• Kolaborasi PPA >
n 4. Keterlibatan & pemberdayaan • Kendali mutu asuhan
5. Kepatuhan thd PPA • Kendali biaya asuhan
MPP*
ARK 3.1. 6. Kemandirian pasien • Kendali safety asuhan  MPP bukanlah PPA aktif
7. Dukungan keluarga/yg lain  Shift pagi
pasien  Ratio 1 : 25 Pasien
8. Pemulangan aman - Kompleksitas Pasien
(Nico Lumenta, 2019) 9. Kesesuaian asuhan dgn - Kebutuhan RS
kebutuhannya
Segitiga Sasaran PCC
“Triple Aim PCC”

*Sasaran *Harapan AP 1, ARK 1,


PAP 2.1.
PPA* / Sasaran HPK 2.2.
(+BPIS)
Pasien*

Harapan/Sasaran terkait
1. Pemahaman Pasien ttg asuhan
(penyakit,tindakan) 1. Diagnosis
2. Kepuasan pasien 2. Terapi, Obat, Tindakan
3. Kemampuan mengambil keputusan 3. Fungsi Fisik, Mental
terkait asuhan 4. Lain2
4. Keterlibatan & pemberdayaan
5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
*Sasaran
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
8. Pemulangan aman MPP* ARK 3.1.

9. Kesesuaian asuhan dgn


kebutuhannya (Nico Lumenta, 2019)
Terkait :
Harapan /
1.Diagnosis
Sasaran
2.Terapi, Obat, Tindakan
Pasien
3.Fungsi Fisik, Mental
4.Lain2

1. Pemahaman Pasien ttg asuhan (penyakit,tindakan)


2. Kepuasan pasien
3. Kemampuan mengambil keputusan terkait asuhan
Sasaran 4. Keterlibatan & pemberdayaan
MPP 5. Kepatuhan thd PPA
6. Kemandirian pasien
7. Dukungan keluarga/yg lain pasien
8. Pemulangan aman
9. Kesesuaian asuhan dgn kebutuhannya
10. Kesinambungan pelayanan
Proses Asuhan Pasien
Patient Care

1 Asesmen Pasien Pencatatan:


(Skrining, “Periksa Pasien”)
1.Informasi dikumpulkan : Asesmen
I Awal
Anamnesa, pemeriksaan, pemeriksaan lain /
penunjang, dsb
PPA : 2. Analisis informasi :
Dokter
A Asesmen
Menetapkan Diagnosis / Masalah / Kondisi
Ulang
Perawat Untuk mengidentifikasi Kebutuhan Yan Pasien
SOAP
Apoteke 3. Rencana Asuhan/Plan of Care : Triple Aim PCC :
R
r Merumuskan rencana dan sasaran terukur 1. Sasaran PPA
Dietisien Untuk memenuhi Kebutuhan Yan Pasien 2. Sasaran /
Lainnya Harapan Pasien
3. Sasaran MPP
2 Pemberian Pelayanan,
Implementasi Rencana,
Intervensi, Monitoring
Asesmen Ulang (KARS, 2012)
7. Kolaborasi Pendidikan Pasien
@Standar MKE 6 : RS menyediakan edukasi untuk menunjang
partisipasi pasien dan keluarga dalam proses asuhan.
1. Elemen Penilaian MKE 6
2. Terdapat penetapan organisasi promosi kesehatan RS yg mengoordinasikan
pemberian edukasi kepada pasien sesuai dengan peraturan perUUan. (R)
3. Terdapat bukti organisasi promosi kesehatan RS telah berfungsi sesuai
dengan peraturan perUUan. (D,W)
4. Edukasi dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga di
seluruh RS. (D,O,W)

@Standar MKE 7 : PPA yang memberikan edukasi harus mampu


memberikan edukasi secara efektif.
Elemen Penilaian MKE 7
5. PPA sudah terampil melakukan komunikasi efektif. (D,W)
6. PPA memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi yg
diberikan. (W)
Elemen Penilaian MKE 6 Telusur Skor
1. Terdapat penetapan organisasi promosi R Regulasi tentang penetapan unit/komite/panitia/tim PKRS 10 TL
kesehatan rumah sakit yang termasuk pedoman kerja dan program - -
mengkoordinasikan pemberian edukasi 0 TT
kepada pasien sesuai peraturan perUUan
(R)
2. Terdapat bukti organisasi promosi D Bukti tentang laporan pelaksanaan kegiatan PKRS 10 TL
kesehatan rumah sakit telah berfungsi W  Pimpinan unit/komite/panitia/tim PKRS 5 TS
sesuai peraturan perUUan.(D,W)  Staf unit/komite/panitia/tim PKRS 0
TT
3. Edukasi dilaksanakan sesuai dengan D Bukti tentang laporan pelaksanaan edukasi 10 TL
kebutuhan pasien dan keluarga di seluruh O Lihat pelaksanaan pemberian edukasi 5 TS
RS. (D,O,W) W  Pimpinan unit/komite/panitia/tim PKRS 0
 Staf unit/komite/panitia/tim PKRS TT
 Pasien dan keluarga

Elemen Penilaian MKE 7 Telusur Skor


1. Profesional pemberi asuhan (PPA) sudah D Bukti tentang pelaksanaan pelatihan komunikasi efektif 10 TL
terampil melakukan komunikasi efektif (D,W) 5 TS
W PPA 0
TT
2. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) W  PPA 10 TL
memiliki pengetahuan yang cukup tentang  Pasien/keluarga 5 TS
@Standar MKE 8 : Agar edukasi pasien dan keluarga dapat efektif maka staf
harus melakukan asesmen kemampuan, kemauan belajar, dan kebutuhan
edukasi yang dicatat di dalam rekam medis.
Elemen Penilaian MKE 8
1. Dilakukan asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien serta keluarga yang meliputi a) s/d
e) maksud dan tujuan yang dicatat di rekam medis. (D,O)
2. Dilakukan asesmen kebutuhan edukasi untuk pasien dan dicatat di rekam medis. (D,O).
3. Hasil asesmen digunakan untuk membuat perencanaan kebutuhan edukasi. (D,O)

Untuk merencanakan edukasi dilakukan asesmen:


a) keyakinan serta nilai-nilai pasien dan keluarga;
b) kemampuan membaca, tingkat pendidikan, dan bahasa yang digunakan;
c) hambatan emosional dan motivasi;
d) keterbatasan fisik dan kognitif;
e) kesediaan pasien untuk menerima informasi.
Elemen Penilaian MKE 8 Telusur Skor
1. Dilakukan asesmen kemampuan dan D Bukti tentang pelaksanaan asesmen kemampuan dan 10 TL
kemauan belajar pasien dan keluarga kemauan belajar pasien a) s/d e) dalam rekam medis 5 TS
yang meliputi a) sampai dengan e) di pasien 0 TT
maksud dan tujuan dan dicatat di rekam
medis.(D,O) O Lihat rekam medis pasien
2. Dilakukan asesmen kebutuhan D Bukti tentang pelaksanaan asesmen kebutuhan edukasi 10 TL
edukasi untuk pasien dan dicatat di 5 TS
rekam medis (D,O). O Lihat rekam medis pasien 0
TT
3. Hasil asesmen digunakan untuk D Bukti tentang perencanaan edukasi sesuai hasil 10 TL
membuat perencanaan kebutuhan asesmen dalam rekam medis 5 TS
edukasi (D,O) O Lihat rekam medis pasien 0
TT
@Standar MKE 9 : Pemberian edukasi merupakan bagian penting dalam
proses asuhan kepada pasien.
Elemen Penilaian MKE 9
1. Terdapat bukti terhadap pasien dijelaskan mengenai hasil asesmen, diagnosis, dan rencana
asuhan yang akan diberikan. (D,W) (lihat juga HPK 2.1)
2. Terdapat bukti terhadap pasien dijelaskan hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil
asuhan dan pengobatan yang tidak diharapkan. (D,W) (lihat juga PAP 2.4 dan HPK 2.1)
3. Terdapat bukti edukasi asuhan lanjutan di rumah. (D,W)
4. Bila dilakukan tindakan medik yang memerlukan persetujuan tindakan kedokteran (informed
consent), pasien dan keluarga belajar tentang risiko dan komplikasi yang dapat terjadi untuk dapat
memberikan persetujuan. (D,W)
5. Pasien dan keluarga diberikan edukasi mengenai hak dan tanggung jawab mereka untuk
berpartisipasi pada proses asuhan. (D,W) (lihat juga HPK 2.2)
Elemen Penilaian MKE 9 Telusur Skor
1. Terdapat bukti terhadap pasien dijelaskan tentang D Bukti tentang pelaksanaan pemberian penjelasan tentang hasil asesmen, 10 TL
hasil asesmen, diagnosis dan rencana asuhan yang diagnosa dan rencana asuhan 5 TS
akan diberikan. (D,O) (Lihat juga HPK.2.1) O Lihat rekam medis pasien 0
TT
2. Terdapat bukti pasien dijelaskan tentang hasil D Bukti tentang pelaksanaan pemberian edukasi oleh DPJP dan PPJA 10 TL
asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan dan tentang hasil asuhan dan pengobatan termasuk hasil asuhan yang tidak 5 TS
pengobatan yang tidak diharapkan. (D,W) (Lihat juga diharapkan 0 TT
PAP.2.4 dan HPK 2.1) W  DPJP
 PPJA
 Pasien/keluarga
3. Terdapat bukti edukasi asuhan lanjutan di rumah. D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi oleh DPJP, PPJA, MPP tentang 10 TL
(D,W) asuhan lanjutan di rumah 5 TS
W  DPJP 0
 PPJA TT
 MPP
4. Bila dilakukan tindakan medik yang memerlukan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang risiko dan komplikasi 10 TL
persetujuan tindakan kedokteran (informed consent), tindakan medik yang akan dilakukan 5 TS
pasien dan keluarga belajar tentang risiko dan W  DPJP 0
komplikasi yang dapat terjadi untuk dapat memberikan  Pasien/keluarga TT
persetujuan. (D,W)
5. Pasien dan keluarga diberikan edukasi mengenai D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang hak, kewajiban dan 10 TL
hak dan tanggung jawab mereka untuk berpartisipasi tanggungjawab pasien untuk berpartisipasi dalam proses asuhan 5 TS
pada proses asuhan (D,W) (lihat juga HPK.2.2) W  PPA 0 TT
 Staf klinis
 Pasien/keluarga
@Standar MKE 10 : Edukasi pasien dan keluarga termasuk topik berikut
ini, terkait dengan pelayanan pasien: penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dan
makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri, dan teknik rehabilitasi.
Elemen Penilaian MKE 10
1. Pemberian edukasi kpd pasien dan keluarga terkait dgn asuhan yg diberikan meliputi
penggunaan obat2-an secara efektif dan aman, potensi efek samping obat, potensi
interaksi obat antarobat konvensional, obat bebas, serta suplemen atau makanan. (D,W)
2. Pemberian edukasi kpd pasien dan keluarga terkait dgn asuhan yg diberikan
meliputi keamanan dan efektivitas penggunaan peralatan medis. (D,W)
3. Pemberian edukasi kpd pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yg diberikan
meliputi diet dan nutrisi yang memadai. (D,W) (lihat juga PAP.4 EP 7)
4. Pemberian edukasi kpd pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yg diberikan
meliputi manajemen nyeri. (D,W) (lihat juga HPK 2.5 dan PAP 6 ; AP 1.3)
5. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yg diberikan
meliputi teknik rehabilitasi. (D,W)
6. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan asuhan yang
diberikan meliputi cara cuci tangan yang aman. (D,W,S) (lihat juga SKP 5 dan PPI 9
EP 6)
Elemen Penilaian MKE 10 Telusur Skor
1. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang: 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang 1) penggunaan obat-obatan secara efektif dan aman 5 TS
diberikan meliputi penggunaan obat- 2) potensi efek samping obat 0 TT
obatan secara efektif dan aman, potensi 3) potensi interaksi obat antar obat konvensional, obat
efek samping obat, potensi interaksi obat bebas, serta suplemen atau makanan
antarobat konvensional , obat bebas serta (regulasi lihat MKE 1 EP 1)
suplemen atau makanan (D,W) W  Apoteker
 Pasien/keluarga
2. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang keamanan 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang dan efektivitas penggunaan peralatan medis 5 TS
diberikan meliputi keamanan dan 0 TT
efektivitas penggunaan peralatan medis W  DPJP/PPJA/PPA lainnya
(D,W)  Pasien/keluarga
3. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang diet dan 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang nutrisi yang memadai. 5 TS
diberikan meliputi diet dan nutrisi yang 0 TT
memadai (D,W) (lihat juga PAP.4 EP 7) W  Dietisien
 Pasien/keluarga
Elemen Penilaian MKE 10 Telusur Skor
4. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang asesmen 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang nyeri dan manajemen nyeri 5 TS
diberikan meliputi manajemen nyeri 0 TT
(D,W) (lihat juga HPK.2.5 dan PAP.6 ; W  DPJP
AP.1.5)  PPJA
 staf klinis
 Pasien/keluarga
5. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang teknik 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang rehabilitasi 5 TS
diberikan meliputi teknik rehabilitasi 0 TT
(D,W) W  DPJP/fisioterapis
 Pasien/keluarga
6. Pemberian edukasi kepada pasien dan D Bukti pelaksanaan pemberian edukasi tentang cara cuci 10 TL
keluarga terkait dengan asuhan yang tangan 5 TS
diberikan meliputi cara cuci tangan yang W  PPJA/PPA lainnya/Tim PPI 0 TT
aman (D,W,S) (lihat juga SKP.5 dan PPI.9  Pasien/keluarga
EP 6) S Peragaan cuci tangan
@Standar MKE 11 : Metode edukasi mempertimbangkan nilai2 dan
pilihan pasien dan keluarga, serta memperkenankan interaksi yang
memadai antara pasien-keluarga dan staf klinis agar edukasi efektif
dilaksanakan.
Elemen Penilaian MKE 11
1. PPA harus menyediakan waktu yang adekuat dalam memberikan edukasi. (W)
2. Bila diperlukan, pemberian edukasi kpd pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratif
oleh PPA terkait. (D,W)
3. Pada proses pemberian edukasi, staf harus mendorong pasien dan keluarga untuk
bertanya dan memberi pendapat agar dapat sebagai peserta aktif. (W,S)
4. Terdapat bukti dilakukan verifikasi utk memastikan pasien dan keluarga dapat memahami
materi edukasi yg diberikan. (D,W)
5. Informasi verbal diperkuat dengan materi tertulis. (D,W)
Elemen Penilaian MKE 11 Telusur Skor
1. Profesional pemberi asuhan (PPA) harus W  PPA 10 TL
menyediakan waktu yang adekuat dalam  Pasien/keluarga 5 TS
memberikan edukasi (W) 0 TT
2. Bila diperlukan, pemberian edukasi D Bukti tentang materi edukasi kolaboratif 10 TL
kepada pasien dan keluarga diberikan secara 5 TS
kolaboratif oleh professional pemberi asuhan 0
(PPA) terkait. (D,W) W PPA terkait TT
3. Pada proses pemberian edukasi, staf W  PPA 10 TL
harus mendorong pasien dan keluarga untuk  Staf klinis 5 TS
bertanya dan memberi pendapat agar dapat  Pasien/keluarga Staf pemberi edukasi 0
sebagai peserta aktif. (W,S) TT
S Peragaan staf klinis dalam pemberian edukasi
4. Terdapat bukti dilakukan verifikasi untuk D Bukti pelaksanaan verifikasi 10 TL
memastikan pasien dan keluarga dapat 5 TS
memahami materi edukasi yang diberikan W  PPA 0
(D,W)  Staf klinis TT
 Pasien /keluarga
5. Informasi verbal diperkuat dengan materi D Bukti materi edukasi tertulis 10 TL
tertulis. (D,W) 5 TS
0
TT
8. Integrated Clinical Pathway
UU no 29/2004 Praktik Kedokteran

Pasal 44 Pasal 50 & 51

Standar Standar Profesi


Pelayanan Standar Prosedur
Kedokteran Operasional

Permenkes 1438/2010
Standar Pelayanan Kedokteran
Prinsip dasar : Std Pelayanan Kedokteran terdiri dari
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran - PNPK dan SPO
PNPK (Pedoman Nasional
Literatur:
Pelayanan Kedokteran) Artikel asli
Terutama untuk penyakit yang banyak, Meta-analisis
mahal, risiko, bervariasi dalam praktik PNPK
Dibuat oleh pakar multidisiplin
Ideal, terkini, evidence-based, canggih (asing)
Dikoordinasi Kemenkes, disahkan Buku ajar,
Menkes etc
Diterjemahkan ke fasyankes Panduan profesi,
menjadi: Direktorat, Kesepakatan
staf medis
Standar Prosedur Operasional = PPK

Dapat +
Sesuai dengan Pathways Dapat dilakukan
Algoritme tanpa
Jenis dan strata
menunggu
(hospital specific) Protokol
PNPK
Prosedur
(Sudigdo Sastroasmoro, Konsorsium Upaya Kesehatan,
Ditjen BUK - Kemenkes RI, 2015) Standing orders
267 hal
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
 PPK Apendisitis Akut
 PPK Benign Prostat Hyperplasia
 PPK Fraktur Terbuka
 PPK Hernia Inguinalis
 PPK Total Knee Arthroplasty/Replacement
 PPK Demam Tifoid
 PPK Diare Akut
 PPK Kejang Demam
 PPK DHF
 PPK Pneumonia
 PPK Stroke Hemoragik
 PPK Stroke Iskemik
 PPK Perdarahan Subarachnoid
 PPK Placenta Previa Pada Kehamilan Aterm
PANDUAN PANDUAN PANDUAN
ASUHAN ASUHAN ASUHAN
KEPERAWATAN GIZI KEFARMASIAN
 PAK Apendisitis Akut  PAG Apendisitis  PAKf Terkait Permasalahan Obat
 PAK Benign Prostat Hyperplasia  PAG Demam Tifoid / Drug Related Problem pd
 PAK Fraktur Long Bone  PAG Diare Akut Apendisitis
 PAK Total Knee Replacement  PAG Kejang Demam  PAKf Terkait Permasalahan
Obat
 PAK Diare Akut  PAG Demam Berdarah / DRP pd Hernia Inguinalis
 PAK Kejang Demam Sederhana  PAG Bronkopneumonia  PAKf Terkait Permasalahan
 PAK Placenta Previa Totalis  PAG Stroke Obat
 PAG Placenta Previa Totalis / DRP pd Demam Tifoid
 PAKf Terkait Permasalahan
Obat
/ DRP pd Diare
 PAKf Terkait Permasalahan
Obat
/ DRP pd Kejang Demam
Prinsip Penyusunan
Clinical Pathway / Alur
Klinis
PPK
+  Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing orders
+
Panduan Asuhan Keperawatan, Panduan Asuhan Gizi,
Panduan Asuhan Kefarmasian, Panduan Asuhan PPA
lainnya

*Asuhan Pasien Terintegrasi* 90


(TIM PERSI PENYUSUN CLINICAL PATHWAY GUIDELINE , DES 2015)
9. Integrated Discharge Planning
*Standar ARK. 3.
Asesmen awal termasuk menetapkan kebutuhan
perencanaan pemulangan pasien.
Perencanaan Pemulangan Pasien (P3)
/ Discharge Planning

Elemen Penilaian ARK.3


1. RS menetapkan proses penyusunan perencanaan pemulangan
pasien (P3), dimulai pd asesmen awal rawat inap dan menetapkan
kriteria pasien yg membutuhkan P3. (R)
2. Proses P3 dan pelaksanaannya dicatat di Rekam Medis sesuai
regulasi RS. (D,W) (lihat AP 2, lihat ARK 4)

92
*Standar ARK.4.1.
RS bekerjasama dengan praktisi kesehatan diluar RS ttg tindak lanjut
pemulangan. - Aspek pemulangan pasien
- P3 / discharge planning
- TL di rumah
Elemen penilaian ARK.4.1
1. Ada bukti pemulangan pasien yg rencana pemulangannya kompleks
(discharge planning) dimulai sejak awal pasien masuk ranap
melibatkan semua PPA terkait serta difasilitasi oleh MPP, utk
kesinambungan asuhan sesuai dgn kondisi kesehatan dan
kebutuhan pelayanan pasien. (D,W)
2. Pada tindak lanjut pemulangan pasien bila diperlukan dapat
ditujukan kepada fasilitas kesehatan baik perorangan ataupun
institusi yg berada di komunitas dimana pasien berada yg bertujuan
utk memberikan bantuan pelayanan.(D)

93
(Std APK 3 EP 3, AP 1.11)
Discharge Planning
Transisi & Kontinuitas Yan
Keluarga :
Asuhan
Dirumah

Pra Admisi : Yan


o eLOS Rawat inap Dirumah Sosial
o Rujukan

Yan
Discharge Planning Follow-up
Edukasi, Pelatihan spesifik : Pasien-Kel Penunjang,
• Awal & durante • Ke RS Yan Kes
Rehab
ranap • Telpon Primer
• Kriteria dilingkungan
• Tim Multidisiplin Proses Pulang :
• Keterlibatan o 24-48 jam pra-pulang
Pasien-Kel o Penyiapan Yan dilingkungan
• Antisipasi o Kriteria pulang +
masalah o Resume pasien pulang
• Program o Transport
Edukasi o dsb
/Pelatihan

Discharge Planning
• Cegah Komplikasi
Pasca Discharge
• Cegah Readmisi
Standards for integrated discharge
planning
Standard 1: Communication and consultation
Appropriate and effective mechanisms shall be in place for communication and
consultation on matters relating to integrated discharge planning, with key stakeholders
within and outside the organisation.

Standard 2: Organisational structure and accountability


Responsibility for integrated discharge planning shall be clearly defined and there shall
be clear lines of accountability throughout the organization.

Standard 3: Management and key personnel


Appropriately qualified key personnel shall be in place to ensure that the integrated
discharge planning service is provided safely, efficiently and cost-effectively.

Standard 4: Education and training


Education and Training in relevant aspects of integrated discharge planning shall be
provided to all new and existing staff members (both permanent and temporary).

(Code of Practice for Integrated Discharge Planning, Health Service Executive, 2008)
Standard 5: Operational policies and procedures
Written policies, procedures and guidelines for the integrated discharge planning process
shall be based on the Health Service Executive Recommended Practices for Integrated
Discharge Planning (Part 3), shall be available, implemented and shall reflect relevant
legislation and published professional guidance.

Standard 6: Integrated discharge planning process


Integrated discharge planning shall include the patient and as appropriate, the family/carer
in the development and implementation of the patient’s discharge plan and shall ensure
that steps are taken to address necessary linkages with other healthcare providers in
order to ensure a seamless transition from one stage of care to the next.

Standard 7: Audit and monitoring


Audits shall be carried out to ensure that the procedures for integrated discharge planning
con-
form to the required Standards and that the processes undertaken conform to the
procedures.
The audit results shall be used to identify opportunities for improvement

(Code of Practice for Integrated Discharge Planning, Health Service Executive, 2008)
10. Budaya Keselamatan
Budaya Keselamatan Dalam SNARS 1.1.
TKRS 13
Direktur TKRS 13.1.
Menciptakan & Mendukung Direktur
Budaya Keselamatan Pasien Melaksanakan, Memonitor,
• Keterbukaan Memperbaiki Budaya Keselamatan
• Perbaiki Perilaku
• Sistem Pelaporan IKP
• Pendidikan
• Keamanan Pelapor
• Identifikasi masalah budaya
• Investigasi laporan
• Sumber daya
• Identifikasi perilaku Staf
• Pengukuran budaya, indikator mutu

PMKP 10
Pengukuran/Evaluasi Budaya
Keselamatan
• Regulasi
• Pelaksanaan
Rangkuman Berbagai Core Concept
*DNA of Care
🌏 Safety
🌏 Quality Kepemimpinan
🌏 Culture

PCC Pelaporan
Patient Centred IKP-
Care Pembelajaran
‘BPIS’
Keterlibatan
Kolaborasi
Pasien
Interprofesion
al
Just Culture-Budaya Adil
Respek/Tru Keseimbangan Sistem &
st Manusia

Komunikasi

*(Hardy, P. 2017. Patient


voice and DNA of Care, (Nico Lumenta, 2020)
ISQua Conference, London)
Kepemimpinan

Pelaporan
Patient Centred Care IKP-
Pembelajaran

Cultural Kompetens
Kolaborasi
Interprofesiona
l
Keterlibatan
Pasien i Budaya
Competence
Respek/Trust Just Culture-Budaya
Adil

Komunikasi

(Nico Lumenta, 2020)


100
WHO : GLOBAL PATIENT SAFETY ACTION PLAN 2021-2030
Towards Eliminating Avoidable Harm in Health Care

Third Draft
January 2021
Kerangka kerja tersebut mencakup 7 tujuan
strategis, yang dapat dicapai melalui 35
strategi khusus.

1. Jadikan keadaan nihil bahaya (yg dapat dihindari) bagi


pasien sbg keadaan pikiran dan aturan keterlibatan dalam
perencanaan dan pemberian Yan Kes.
2. Membangun sistem kesehatan dan organisasi kesehatan
dengan keandalan tinggi yg melindungi pasien setiap hari dari
bahaya.
3. Menjamin keamanan setiap proses klinis.
4. Libatkan dan berdayakan pasien dan keluarga untuk
membantu dan mendukung perjalanan menuju Yan Kes yang
lebih aman.
5. Menginspirasi, mendidik dan melatih tenaga kesehatan
untuk berkontribusi pada rancangan dan pelaksanaan sistem
pelayanan yg aman.
6. Pastikan aliran informasi dan pengetahuan yang konstan
untuk mendorong mitigasi risiko, pengurangan tingkat bahaya yg
dapat dihindari, dan peningkatan keamanan pelayanan.
7. Mengembangkan dan mempertahankan sinergi, solidaritas,
dan kemitraan multi sektoral dan multinasional untuk
meningkatkan keselamatan pasien dan mutu asuhan.
Barrier to Patient Centered Care :

 Pasien
• Sikap yang pasif
• Kurang percaya diri bertanya
• Tidak cukup pengetahuan utk analisis informasi
• Status social-ekonomi
• Cara pandang dan budaya yang keliru
 Dokter/Staf
• Kurangnya pengetahuan, pelatihan ttg PCC
• Kurang waktu, impractical (cara pikir yang berbelit)
• Kurang motivasi
• Kurang dihargai
• Tidak terlatih menangkap ekspresi pasien ttg nilai, ide, perasaan
• Sulit diimplementasi, tidak jelas akan adanya perbaikan outcome
 Rumah Sakit
• RS yang enggan melakukan perubahan
• Kurangnya sumber daya
• Dunn,N : Practical Issues Around Putting The Patient in Centre of Care, J R Soc Med. Jul 2003
• Bensberg, M :Patient Centred Care Literatur Review, Dandenong District Division of General Practice, October 2007
• Pelaksanaan Asuhan Pasien Terintegrasi terdiri dari 10 Dimensi PCC :
1. Keterlibatan & Pemberdayaan Pasien-Keluarga
2. DPJP sbg Clinical Leader
3. PPA sbg Tim, Kolaborasi Interprofesional
4. CPPT – Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
5. Manajer Pelayanan Pasien
6. Segitiga Sasaran PCC – Triple Aim PCC
7. Kolaborasi Pendidikan pasien
8. Integrated Clinical Pathway
9. Integrated Discharge Planning
10.Budaya Keselamatan
• Diperlukan komunikasi efektif antar PPA agar asuhan pasien terintegrasi memang meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien
• Dokumentasi utama komunikasi adalah CPPT
• Pasien sebagai person adalah pusat dalam proses asuhan pasien  Patient Centered Care – PCC
• Konsep inti PCC :
A. Sisi Pasien : Martabat & Respek, Informasi, Partisipasi, Kolaborasi
B. Sisi PPA : Berpartner dgn Pasien, PPA adalah Tim Interdisiplin, DPJP adalah Clinical Leader, Asuhan
Pasien Terintegrasi
• Pasien & keluarga adalah Mitra PPA  bagian dari tim : mereka ikut memilih alternatif  ikut merasa
memiliki keputusan  ikut bertanggungjawab
PASIEN
Pasien

Quality & Safety


Profesional
Sistem Pemberi
Pelayanan Klinis Asuhan
Asuhan Pasien / Patient Care

Manajemen
Perawat
Sistem Fisio
Manajemen terapis Apoteker

KODEKI Pasal 18 Dokter “PBaP Ahli

Radio sIiSe”n
Setiap Dr memperlakukan Gizi
teman sejawatnya grafer Lainnya
Analis
sebagaimana ia sendiri
ingin diperlakukan “Enthusiatic Patient”
“Kepuasan Pasien”

Pasien KARS Dr.Nico Lumenta


dr. Nico A. Lumenta, K.Nefro, MM, MHKes
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
108

Anda mungkin juga menyukai