Anda di halaman 1dari 6

SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan suatu program nasional yang bertujuan
untuk memberikan perlindungan, dan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup, serta
meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam cakupan SJSN, terdapat
program jaminan sosial ketenagakerjaan yang meliputi Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan
Pensiun (JP), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm), dan jaminan
sosial kesehatan berupa Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Studi ini dilakukan untuk
menganalisis pengaruh dan kontribusi dari SJSN terhadap perlindungan sosial pekerja. Selain
itu, studi ini juga ingin mengetahui seberapa besar kontribusi SJSN terhadap pendalaman
pasar keuangan.

Di dalam pelaksanaan SJSN, khususnyadalam penyelenggaraan pada program JP dan JHT


saat ini cukup dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah. Tingkat kepesertaan yang
rendah, baik dari sektor formal maupun informal, menjadi salah satu faktor penghambat
kurang optimalnya perlindungan dari program jaminan sosial kepada masyarakat.
Rendahnya kepesertaan program tentu tidak lepas dari literasi pekerja yang kurang tentang
program JP dan JHT , serta program-program lain dalam SJSN. Tingkat literasi yang
rendah berdampak pada persepsi pekerja yang menganggap manfaat program tidak
menarik. Hal tersebut berakibat pada tingkat kesediaan/kemauan membayar iuran
(willingness to pay/WTP) dari pekerja yang relatif rendah apabila dibandingkan dengan
kemampuan riil pekerja itu sendiri dalam membayar iuran (ability to pay/ATP) bahkan
lebih rendah dari tingkat iuran yang berlaku.

Keterbatasan dana juga menjadi salah satu alasan pekerja enggan ikut serta dalam program,
karena dianggap sebagai beban tambahan. Hal tersebut juga menjadi alasan beberapa
pekerja yang telah tergabung dalam program memutuskan untuk tidak melanjutkan
kepesertaaan, dan memilih untuk menarik dana program sebelum masa jatuh tempo (early
withdrawal), karena khawatir tidak memiliki dukungan dana akibat tidak ada penghasilan
setelah berhenti bekerja.

Melihat f akta dan tantangan dari sisi kepesertaan, tentunya hal tersebut akan menghambat
optimalisasi akumulasi aset dana pensiun, khususnya dari program JP dan JHT dalam
SJSN. Secara nasional, pada akhir 2019 total aset dana pensiun baik dari program wajib
maupun sukarela mencapai 6,07% dari PDB Indonesia. Dari total aset tersebut, 39%
merupakan aset program JP dan JHT dalam SJSN, yang mencapai 2,39% dari PDB. Nilai
tersebut masih relatif kecil apabila dibandingkan dengan negara Asia lain seperti Malaysia
yang mencapai hampir sepuluh kali lipat. Selain itu, apabila dibandingkan dengan indikator
pendalaman keuangan lainnya seperti kapitalisasi pasar domestik, kredit domestik ke sektor
swasta, dan Surat Berharga Negara (SBN), rasio aset dana pensiun terhadap PDB juga
relatif sangat kecil.

Aset dana pensiun yang dapat terakumulasi dengan maksimal dan dikelola dengan optimal,
akan sangat membantu dalam mendorong peningkatan pendalaman pasar keuangan dan
mendukung perekonomian dalam penyediaan alternatif pembiayaan jangka panjang.
Dengan memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam SJSN, dalam kondisi jumlah tenaga
kerja formal semakin meningkat, dengan tingkat iuran yang berlaku saat ini, diproyeksikan
pada tahun 2070 akumulasi aset JP dan JHT dalam SJSN akan mencapai 54,42% dari PDB.
Apabila partisipasi pekerja sektor informal dapat terus didorong, akumulasi dana
diharapkan dapat terus bertumbuh. Selain itu, apabila indutri dana pensiun sukarela dapat
didorong untuk semakin bertumbuh, aset dana pensiun nasional dapat terus meningkat.

Sistem dan kebijakan yang terpadu, termasuk peningkatan kepatuhan dan sosialisasi yang
melibatkan seluruh stakeholders sangat diperlukan sebagai upaya mengatasi tantangan
perluasan kepesertaan dan keberlangsungan partisipasi pekerja dalam program. Strategi,
inovasi, sosialisasi, pemberian fleksibilitas dan kemudahan akses yang tetap
mengedepankan perlindungan konsumen perlu dipikirkan untuk dapat menarik partisipasi
pekerja terutama pekerja dari sektor informal.

 Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas


manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sistem Jaminan
Sosial Nasional bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar
hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya.

Program jaminan sosial meliputi:


1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang wajib untuk seluruh masyarakat.
2. Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang wajib untuk seluruh pekerja,
seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKm), Jaminan Pensiun
(JP), dan Jaminan Hari Tua (JHT)
3. Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)

Program Program Bansos untuk Rakyat mencakup Program Indonesia Pintar (PIP), Program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN-KIS), Program Keluarga Harapan (PKH), & Bansos
Rastra/ Bantuan Pangan Non Tunai.

Bantuan apa saja yang dapat dari pemerintah?


1. BLT El Nino
2. Bansos Beras.
3. PKH.
4. Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
5. Program Indonesia Pintar.
Mengapa RS Swasta utuh dan RS Pemerintah runtuh?

Kenapa rumah sakit swasta lebih baik?


Keunggulan yang dimiliki oleh rumah sakit swasta adalah pemberian fasilitas yang lengkap
kepada pasien, kualitas jasa pelayanan yang lebih bermutu jika dibandingkan dengan rumah
sakit pemerintah, pelayanan kepada pasien yang baik, ramah, tidak lamban, cepat dan sikap
tenaga medis yang profesional dalam menangani pasien.

Apa perbedaan rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta?


Rumah sakit negeri adalah rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah (termasuk pemerintah
daerah) dan badan hukum lain yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit
swasta adalah rumah sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan profit yang berbentuk
perseroan terbatas atau persero.

Mengapa askes mandiri jatuh tempo?

Kapan BPJS mandiri dinonaktifkan?


Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mandiri bisa
dinonaktifkan jika peserta sudah meninggal dunia. Selain datang langsung ke Kantor BPJS
Kesehatan sesuai domisili, cara lain mengurusnya yakni dengan melakukan perubahan data
kepesertaan secara online.

Apakah BPJS mandiri bisa di non aktifkan?


Jawabannya, sampai saat ini tidak ada cara menonaktifkan BPJS karena tidak mampu bayar
iuran. BPJS Kesehatan wajib dimiliki oleh seluruh warga negara, tanpa terkecuali, selama ia
masih hidup. BPJS baru bisa diberhentikan kalau peserta sudah meninggal dunia.

Apakah UUD produk hukum atau politik?

Dengan demikian nampak bahwa perundang-undangan bukanlah produk politik melainkan


suatu produk hukum.

Apa saja yang termasuk produk hukum?


DATABASE PRODUK HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN DAN
INSTRUMEN HUKUM LAINNYA
 Undang-undang (UU) (12)
 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)
 Peraturan Pemerintah (PP) (10)
 Peraturan Presiden (PERPRES) (9)
 Keputusan Presiden (KEPPRES) (2)
 Intruksi Presiden (INPRES)
Cakupan Studi Politik Hukum

Studi Politik hukum mencakup sekurang kurangnya 3 hal yaitu; Pertama, kebijakan negara
(garis resmi) tentang hukum yang akan diberlakukan atau tidak diberlakukan dalam rangka
pencapaian tujuan negara. Kedua, Latar belakang politik, ekonomi, sosial, budaya, atas
lahirnya produk hukum.
Ekonomi dan Sistem Pembiayaan Kesehatan

Mencari apa dan bagaimana itu metode kesehatan, mengapa dipelajari, dan bagaimana
mempelajarinya?

Menurut Suliha (2002), metode pendidikan kesehatan pada dasarnya merupakan pendekatan
yang digunakan dalam proses pendidikan untuk menyampaikan pesan kepada sasaran
pendidikan kesehatan yaitu individu, keluarga/ kelompok dan masyarakat.

Untuk metode yang akan digunakan dalam mencapai tujuan dari bidang pendidikan
kesehatan. Tentunya haruslah termasuk dalam metode yang tepat. Seperti halnya metode
yang dapat mengembangkan komunikasi dua arah.

Dengan jenis metode tersebut, tenaga kesehatan yang bertugas sebagai penyuluh pun dapat
memberikan arahan yang tepat. Sehingga diharapkan bahwa sasaran yang dituju dapat
memahami pesan yang disampaikan. Kemudian mereka pun dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan lebih mudah.

Jika dilihat dari segi kegiatannya, metode pendidikan kesehatan umumnya hadir dalam
bentuk demonstrasi. Selain dapat digunakan secara berkelompok, metode ini dinyatakan lebih
efektif. Karena penggunaannya yang dapat memberikan gambaran nyata dan lebih tepat
sasaran.

Faktor yang mempengaruhi metode pendidikan kesehatan


Keberhasilan penggunaan metode dalam pendidikan kesehatan tentunya dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah :

Faktor petugas yang memberikan pendidikan.


Untuk faktor yang satu ini umumnya ia berkaitan dengan tingkat persiapan yang
dilakukannya. Kemudian penguasaan pada ilmu kesehatan yang dimiliki. Kemudian tampilan
dan juga cara yang digunakan dalam menyampaikan pendidikan kesehatan tersebut.

Faktor sasaran yang dituju.


Sementara untuk faktor sasaran ada beberapa hal yang mempengaruhinya. Seperti tingkat
pendidikan, sosial ekonomi, kepercayaan hingga kondisi lingkungan.

Faktor proses pada pendidikan kesehatan yang dilakukan.


Sementara untuk bagian yang satu ini umumnya berkaitan dengan waktu, tempat serta
penggunaan alat peraga.

Metode pendidikan kesehatan apa yang paling tepat untuk mengkomunikasikan pesan pesan
kesehatan kepada masyarakat umum?
Metode Promosi Kesehatan Massa Metode pendidikan atau promosi kesehatan secara massa
dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat
yang sifatnya masa atau publik. Dengan demikian, cara yang paling tepat adalah pendekatan
masa.
Metode apa saja yang bisa digunakan dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan?
Ada 4 metode pendidikan kesehatan yang diterapkan dalam artikel-artikel penelitian yang
ditinjau, yaitu metode ceramah, demonstrasi, brainstorming, dan peer education. Metode
yang paling sering digunakan adalah metode ceramah dan demonstrasi.

Anda mungkin juga menyukai