Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS SWOT PELAKSANAAN PROGRAM JKN DI

INDONESIA

Disusun oleh:

dr.Tri Indriani (2361101117)

Dosen Pengampu :
Prof. Junaidi

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
ANALISIS SWOT PELAKSANAAN PROGRAM JKN DI INDONESIA

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan program pemerintah yang bertujuan

untuk memberikan jaminan kesehatan secara menyeluruh bagi seluruh masyarakat Indonesia

untuk hidup sehat, produktif, dan sejahtera. Analisis SWOT dilakukan untuk memaksimalkan

peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga dapat meminimalisir faktor

kelemahan yang terdapat pada JKN dan menekan dampak ancaman yang timbul dan harus

dihadapi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Tujuan Analisa Swot ini adalah untuk melihat

kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam

menyelenggarakan program JKN di Indonesia.

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diluncurkan pada awal 2014

merupakan program jaminan perlindungan kesehatan secara komprehensif meliputi pelayanan

promotif, kuratif, serta rehabilitatif yang ditujukan untuk seluruh rakyat Indonesia. Tujuan utama

dari jaminan kesehatan ini adalah agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan

perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan dengan cara meningkatkan akses dan

mutu pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2004).

JKN merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan jaminan kesehatan

secara menyeluruh bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk hidup sehat, produktif, dan

sejahtera. Seiring dengan implementasi dari program ini, seperti halnya program atau inisiatif

lainnya yang

baru berjalan, berbagai tantangan muncul dan membutuhkan penanganan segera. Salah satu

tantangan ini berkaitan dengan berbagai regulasi atau peraturan terkait JKN yang muncul di level
nasional, provinsi, dan juga kabupaten/kota. Regulasi yang kompleks tentang JKN memiliki

potensi tantangan dalam interpretasi, kesiapan pelaksanaannya sendiri, serta sinkronisasi dengan

aturan lainnya, termasuk regulasi tentang layanan primer dan sekunder yang sudah ada

sebelumnya. Regulasi baru ini dapat mempengaruhi implementasi di lapangan. Tantangan lain

adalah kesiapan daerah di Indonesia yang sangat beragam, dimana terdapat kabupaten/kota yang

telah siap untuk mengelola program JKN dan di sisi lain cukup banyak daerah yang belum

memiliki infrastruktur serta sistem pengelolaan yang memadai. Hal ini juga berhubungan dengan

situasi internal di daerah tersebut dan situasi eksternal yang juga mempengaruhi implementasi

kebijakan. Tantangan dalam aspek regulasi dan kesiapan ini juga secara khusus ada di level

pelayanan kesehatan primer karena layanan primer merupakan kunci awal dari keberhasilan JKN

dalam menjaga kesehatan populasi secara komprehensif. Tanpa pencapaian target di layanan

primer, maka tujuan utama JKN tidak akan berhasil. Oleh karena itu, setelah dua tahun

implementasi JKN, aspek-aspek yang menjadi potensi tantangan ini perlu segera ditelaah melalui

studi sistematis mengenai pelaksanaan kebijakan dan kesiapan di berbagai daerah yang memiliki

lingkungan yang berbeda-beda.

Program JKN yang diresmikan pada tanggal 1 Januari 2014 ini dilaksanakan serentak di fasilitas

pelayanan kesehatan, yaitu di seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit di Indonesia yang dilembagai

oleh BPJS. Dalam program JKN ini tentu terdapat perbaikan-perbaikan dan juga tidak terlepas

dari masalah atau kendala dalam pelaksanaannya. Maka, diperlukan analisis SWOT untuk

memaksimalkan peranan faktor kekuatan dan pemanfaatan peluang sehingga meminimalisir

faktor kelemahan yang terdapat pada JKN dan menekan


dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi di fasilitas pelayanan kesehatan.

METODE

Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian literatur (literature review). Kajian

literatur merupakan suatu penelusuran dan penelitian kepustakaan dengan membaca berbagai

buku, jurnal, dan terbitan-terbitan lain yang berkaitan dengan topik penelitian demi

menghasilkan satu tulisan yang berkenaan dengan satu topik atau isu tertentu.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang tidak diambil

langsung oleh peneliti. Data sekunder penelitian ini adalah sumber kepustakaan yang berasal dari

jurnal ilmiah serta artikel ilmiah yang berkaitan dengan topik yang akan diteliti.

Disini, peneliti ingin menelaah analisis SWOT pelaksanaan program JKN di beberapa fasilitas

pelayanan kesehatan di Indonesia. Artikel yang akan ditelaah dikumpulkan dengan

menggunakan mesin pencari, seperti google scholar dan situs publikasi jurnal ilmiah di

Indonesia. Kriteria artikel yang digunakan adalah artikel yang diterbitkan tahun 2015-2019.

Kemudian, peneliti mengambil 13 jurnal nasional yang berkaitan dengan topik.

1. Strength

Program JKN memiliki beberapa kekuatan yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan kembali.

Kepesertaan JKN berprinsip compulsory insurance sehingga bersifat wajib bagi seluruh

penduduk Indonesia. Dengan begitu, cakupan dari program JKN menjadi sangat luas karena

kepesertaannya bersifat wajib. Pengelolaan dana oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) bersifat nirlaba dan bukan untuk mencari laba. Sebaliknya, tujuan utama adalah untuk
memenuhi sebesar-besarnya kepentingan peserta.

Program JKN memiliki prinsip gotong royong. Dengan begitu, pembiayaan kesehatan

ditanggung bersama secara gotong royong oleh keseluruhan peserta, sehingga tidak

memberatkan masyarakat secara individu. Manfaat diterima dengan adanya program JKN lebih

komprehensif dengan biaya premi yang lebih terjangkau.

Program JKN juga berprinsip portabilitas. Prinsip portabilitas JKN memungkinkan untuk

memberikan jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka berpindah pekerjaan

atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, dengan

jangkauan portabilitas demografis yang luas, program JKN dapat digunakan di seluruh wilayah

Indonesia.

2. Weakness

Program JKN masih memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki di masa depan. Tarif

BPJS INA-CBG masih belum sesuai dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit sehingga

diperlukan upaya yang lebih besar agar dapat bisa menyesuaikan.

Kelemahan berikutnya adalah skill SDM kurang mendukung. Pelaksanaan program JKN perlu

didukung dengan SDM yang kuat agar program dapat dilaksanakan secara maksimal.
Kemudian, masih banyak staf puskesmas kurang paham tentang Program BPJS JKN. Hal

tersebut dapat menghambat pelayanan puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan

primer. Komunikasi dan pengetahuan tentang layanan BPJS/JKN belum maksimal

sehingga perlu ditingkatkan lagi kedepannya agar dapat memaksimalkan manfaat dari program

JKN.

3. Opportunity

Program JKN memiliki berbagai peluang yang bermanfaat untuk

keberlangsungannya. Pelaksanaan program JKN tentunya dipengaruhi oleh peran masyarakat.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan merupakan salah satu peluang terhadap

program JKN. Kesadaran akan pentingnya kesehatan tersebut akan menyadarkan masyarakat

mengenai pentingnya penggunaan asuransi di bidang kesehatan, baik asuransi milik pemerintah

atau swasta. Dengan menggunakan asuransi kesehatan, masyarakat percaya akan mendapatkan

pelayanan kesehatan yang lebih memadai. Maka, keinginan atau antusiasme masyarakat untuk

menggunakan asuransi kesehatan milik pemerintah (BPJS Kesehatan) juga menjadi peluang

bagi program JKN. Peluang lain bagi program JKN, yaitu adanya pertumbuhan penduduk yang

semakin meningkat sehingga demand terhadap pelayanan kesehatan pun akan meningkat pula.

Selain itu, iuran BPJS juga terjangkau dan tidak membedakan peserta, serta memiliki landasan

hukum yang kuat. Hal tersebut memunculkan peluang bagi program JKN berupa kepercayaan

masyarakat yang cukup tinggi.

Peluang tersebut harus dipertahankan dan dimanfaatkan sebaik mungkin untuk keberlangsungan

program. Peluang dapat dimanfaatkan oleh program untuk merencanakan strategi yang lebih
unggul dibandingkan dengan program lain.

4. Threat

Dalam proses pelaksanaannya, program JKN menghadapi berbagai ancaman. Ancaman yang

mungkin dihadapi seperti adanya perubahan regulasi pemerintah, perubahan perundang-

undangan, penurunan pemasukan negara dari pajak, terjadinya inflasi dan terjadinya krisis

moneter yang secara tidak langsung akan berdampak kepada program ataupun kepada tingkat

kesehatan masyarakat Indonesia. Perubahan tarif INA-CBG

(tarif patokan yang dibayarkan oleh BPJS kepada fasilitas kesehatan) yang dilaksanakan setiap 2

tahun sekali pun akan menjadi ancaman bagi JKN. Selain itu, keterlambatan pencairan klaim

BPJS kepada fasilitas kesehatan yang menyebabkan fasilitas kesehatan tidak dapat memberikan

pelayanan maksimal juga termasuk ancaman lain bagi keberlangsungan program JKN.

Ancaman lain yang mungkin dihadapi program JKN adalah masih adanya persepsi buruk pada

masyarakat mengenai BPJS Kesehatan atau JKN yang menyebabkan masih terdapat masyarakat

yang belum mendaftar sebagai peserta BPJS. Selain itu, saat ini masyarakat juga semakin kritis

dalam hal pelayanan kesehatan yang terkadang dapat mengancam program.

Pertumbuhan asuransi kesehatan swasta sebagai kompetitor BPJS Kesehatan juga dapat menjadi

ancaman besar bagi program JKN. Oleh karena itu, JKN perlu memiliki kelebihan lain yang

mungkin tidak akan diperoleh dari asuransi kesehatan swasta. Ancaman bagi program JKN juga

dapat datang dari petugas kesehatan sendiri, yaitu berupa kurangnya pemahaman mengenai

konsep JKN.
Ancaman tersebut dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan program JKN. Oleh karena itu,

pelaksana program perlu merencanakan strategi yang berfungsi untuk menghindari dampak dari

ancaman ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN adalah program pemerintah yang tujuannya untuk

memberikan jaminan kepada seluruh masyarakat Indonesia dalam hal kesehatan. Seiring

berjalannya waktu, telah ditemukan berbagai perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan program

JKN, namun tentu tidak terlepas dari masalah atau kendala. Seperti pada tabel yang telah

dipaparkan mengenai analisis SWOT pada pelaksanaan JKN, diharapkan dapat terus

menggunakan analisis SWOT untuk memaksimalkan pelaksanaan program JKN menjadi lebih

baik di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai