Anda di halaman 1dari 11

TROPHICO: Tropical Public Health Journal

Faculty of Public Health, USU

Faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan puskesmas oleh peserta


penerima bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kabupaten
Deli Serdang tahun 2020
Affecting factors of puskesmas utilization by the participants of contribution
assistance recipient of national health insurance in Deli Serdang Regency in
2020
Putri Ruth Ras Meita1*, Zulfendri2, Siti Khadijah3
1,2,3
Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan masyarakat, Universitas Sumatera Utara,
Medan, Indonesia
1
putriruthsibarani@rocketmail.com, zulfendri@jolly@yahoo.com,sitikdjah73@gmail.com

Abstrak
Salah satu jenis program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI), yang
iurannya dibiayai oleh pemerintah, untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses pengobatan. Namun dari
data kunjungan peserta PBI tahun 2020, lebih dari 95 persen Puskesmas Kabupaten Deli Serdang mengalami
tren penurunan selama Tahun 2020. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
pemanfaatan puskesmas melalui variabel karakteristik (pendidikan, pekerjaan dan penghasilan), faktor
sosiopsikologis (persepsi kesehatan, persepsi pelayanan kesehatan dan persepsi tentang JKN) dan
keterjangkauan (informasi dan biaya transportasi). Jenis penelitian ini adalah cross-sectional dengan sampel
berjumlah 107 dari 7.317 populasi. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sei Semayang dan Puskesmas
Kenangan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan uji bivariat (chi-square) dan multivariat (regresi logistik berganda). Hasil penelitian
menunjukkan peserta PBI JKN yang memanfaatkan puskesmas sebesar 57,9%. Faktor yang memengaruhi
pemanfaatan puskesmas adalah variabel pendidikan, persepsi pelayanan kesehatan, persepsi tentang JKN,
keterjangkauan informasi dan biaya transportasi.di Kabupaten Deli Serdang tahun 2020. Variabel yang paling
dominan yaitu persepsi tentang JKN dengan nilai Exp (B) 11,095 (95% CI 3,199 – 38,484) artinya peserta PBI
yang persepsi tentang JKN baik kemungkinan 11.095 kali lebih besar untuk memanfaatkan puskesmas
dibandingkan peserta PBI yang persepsi tentang JKN buruk. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pemanfaatan
puskesmas oleh peserta PBI di Kabupaten Deli Serdang sangat rendah, hal ini dikarenakan kurangnya
pemahaman dari peserta PBI, tentang hak dalam pemanfaatan pelayanan Kesehatan. Karena itu diharapkan agar
semua bidang terkait memberikan informasi kepada peserta PBI, agar tingkat kunjungan dapat meningkat.

Kata kunci : Peserta, PBI, persepsi, JKN, pemanfaatan puskesmas

Abstract
One of the National Health Insurance (JKN) programs is the recipient is Contribution Assistance Recipient
(PBI) participants, is financed by the government, to ease the community in accessing medication. However,
based on the PBI participant’s visit data for 2020 more than 95 percent of Puskesmas (community health center)
of Deli Serdang Regency have a declining trend during 2020. The research aims to find out the affecting factors
of Puskesmas utilization through characteristic variables (education, job and income), socio-psychological
(health perception, health services and perception and perception concerning JKN) and coverage (information
and transportation fee). This is a cross-sectional research type with samples of 107 from the population of 7.317
taken with a simple random sampling method. The research shows that PBI JKN participants who utilized
puskesmas are 57.9%. Affecting factors of puskesmas utilization in Deli Serdang Regency of 2020 are education,
health services perception concerning JKN, information coverage and transportation fee. The most dominant
variable is perception concerning JKN with Exp value (B) is 11.095 (95%CI 3199 – 38,484), which means PBI
participants with good perception concerning JKN have the possibility of 11.095 times greater to utilize
Puskesmas compare to those with poor perception concerning JKN. The study concludes that Puskesmas
utilization by PBI participants in Deli Serdang is very low due to a lack of understanding from the PBI
participants concerning the rights of health service utilization. Therefore all related elements are expected to
provide information for PBI participants so that the visit rate improves.

Keywords: Participant, PBI, perception, JKN, puskesmas utilization

60
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

Pendahuluan merupakan peserta yang tidak mampu dalam


menunjang kehidupannya serta para fakir
Kesehatan mempunyai peran yang miskin. Sementara para peserta bukan
penting dalam kehidupan sehari-hari sehingga penerima bantuan merupakan peserta yang
dengan meningkatnya standar kesehatan yang berkewajiban melakukan pembayaran
sangat berperan tersebut suatu negara sendirian berupa iuran yakni Pekerja Penerima
diperlukan adanya pelayanan kesehatan yang Upah (PPU) termasuk anggota keluarga yang
lebih baik. Arti dari pelayanan kesehatan tergolong para pekerja di perusahaan baik
merupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan swasta maupun perusahaan
individu maupun suatu kelompok organisasi pemerintah (Perpres No 64 tahun 2020).
dalam upaya memelihara serta meningkatkan Sementara para pekerja yang bukan penerima
kesehatan dan pemulihan yang terjadi pada upah atau dikenal dengan PBU merupakan
kesehatan masing-masing individu maupun para pekerja yang mandiri dan diluar
kelompok dalam upaya melakukan hubungan kerja dan terakhir peserta Bukan
pencegahan dan mengobati dari adanya Pekerja (BP) berikut anggota keluarga.
penyakit (Kemenkes, 2012). Puskesmas merupakan penyedia
Berdasarkan aturan dari UU No 40 sarana prasarana pada pelayanan kesehatan
Tahun 2004 yang membahas mengenai sistem dalam upaya pelaksanaan kesehatan bagi
jaminan nasional serta pada UU No 24 Tahun individu maupun kelompok dengan
2011 yang membahas mengenai badan mementingkan upaya preventif dan promotive
penyelenggaraan jaminan sosial dimana telah yang berguna dalam mengupayakan derajat
dilaksanakan sejak pada tanggal 1 Januari kesehatan suatu individu maupun kelompok
2014 dimana dimaksudkan sebagai upaya masyarakat. Bagi masyarakat yang telah
dalam memenuhi berbagai kebutuhan yang melakukan pendaftaran di BPJS akan
dilakukan masyarakat untuk melaksanakan mendapatkan sponsor yang dilakukan oleh
pembayaran yang telah dibahas (Undang- APBN maupun APBD yang telah melakukan
Undang No. 40 Tahun 2004). Pada pengobatan pada kesehatan yang telah
penyelenggaraan dan pelaksanaan program ditentukan. Hal ini dimaksudkan puskesmas
yang telah dilakukan oleh SJSN program menjadi salah satu jalur bagi peserta PBI
jaminan sosial dimana setiap individu dapat dalam mendapatkan fasilitas pengobatan
mendapatkan jaminan sosial yang berbentuk (Permenkes RI Nomor 75 Tahun 2014).
berupa perlindungan sosial. Terutama pada Sebanyak jumlah penduduk 1.878.399
Jaminan Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Deli Serdang memiliki 122
(JAMKESMAS) serta Jaminan Kesehatan kecamatan pada tahun Desember 2020.
Daerah (JAMKESDA) dimana program ini Menurut data dari BPJS peserta yang telah
berkaitan dengan kebutuhan pada masyarakat terdaftar pada JKN dan KIS berjumlah
yang kurang mampu. Sementara pada para 1.086.182 penduduk atau sebanyak 57,8% dari
karyawan yang bekerja pada negeri sipil, jumlah penduduk Deli. Sementara untuk
jaminan sosial, veteran serta mendapatkan penduduk yang tidak mendaftarkan diri ke
penerimaan dana pensiun serta para pekerja dalam JKN-KIS sebanyak 545.163 penduduk
pada jaminan sosial swasta melalui PT atau setara dengan 50,1% dari total jumlah
Jamsostek (Persero) serta PT Askes (Persero) penduduk hal ini juga termasuk pada PBI
(Undang-Undang No. 40 Tahun 2004). APBD dengan total sebanyak 160.522 atau
Program Jaminan Kesehatan ialah setara dengan 29,7% dan yang telah terdaftar
pelaksanakan pada setiap individu yang telah di PBI sebanyak 19.130 penduduk atau setara
melakukan pekerjaan minimal 6 bulan dengan 3,5% Provinsi Sumatera Utara (BPJS
sehingga dapat memiliki program BPJS atau Kesehatan Deli Serdang, 2018).
biasa disebut dengan program jaminan Fasilitas kesehatan yang berada di
kesehatan nasional dimana setiap karyawan Kabupaten Deli terdapat 34 puskesmas yang
melaksanakan pembayaran iuran. Para peserta terdiri dari 6 non rawat inap dan 28 puskesmas
yang dapat menerima program jaminan terdiri dari rawat inap. Berdasarkan sebaran
kesehatan terbagi menjadi dua yakni peserta dari setiap wilayah yang berada di Provinsi
penerima bantuan iuran dan peserta yang Kabupaten Deli tersebar diseluruh sub bagian
bukan penerima bantuan. Para peserta yang yang harus dimaksimalkan sebagai upaya
telah mendapatkan penerimaan bantuan dalam melayani pengobatan bagi masyarakat

61
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

yang telah terdaftar di PBI. Akan tetapi diri dalam menghadapi tantangan dari penyakit
sebagian besar pengunjung mengalami yang dialaminya, sementara karakteristik
penurunan pada tahun 2020 bagi peserta PBI kapasitas meliputi sumber daya keluarga
di Kabupaten Deli. misalkan mempunyai hasil pendapatan yang
Sementara hasil temuan pada data cukup dalam upaya menjangkau fasilitas
kunjungan PBI yang telah dilakukan oleh pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2005)
BPJS Kesehatan di tahun 2021. Puskesmas Berdasarkan survei awal masyarakat
yang memiliki cakupan terendah pada memiliki rasa yang kurang aman dalam
kunjungan PBI kurang dari 5% dimana melakukan pengobatan di puskesmas yang
sebaran puskesmas pada puskesmas Sei diakibatkan oleh adanya pandemic Covid-19
Semayang sebanyak 3,20%, puskesmas yang sesuai dengan lokasi dari penelitian
Petumbukan sebanyak 4,9%, Puskesmas berlangsung, dimana masyarakat belum
Tanjung Rejo sebanyak 3,68% serta memahami manfaat PBI JKN yang mereka
puskesmas Kenangan sebanyak 2,60% (BPJS dapatkan ketika menerima pelayanan medis
Kesehatan Deli Serdang, 2018). Pada yang sesuai dengan fasilitas medis baik
penelitian ini, peneliti menggunakan 2 fokus pertama maupun lanjutan. Saat ditanya tentang
sorotan yang mewakili tingkat cakupan manfaat kartu JKN, mereka baru paham
pemeriksaan yang memiliki karakteristik yang bahwasanya sakit bisa berobat ke Rumah sakit.
sama serta PBI yang rendah yakni puskesmas Tetapi untuk manfaat .lebih dalam kartu JKN
Sei Semayang dan puskesmas Kenangan yang seperti pemanfaatan puskesmas baik dalam
memiliki tingkat kunjungan pada puskesmas kunjungan sehat maupun kunjungan sakit
sebanyak kurang dari 5%, juga karena menuju mereka tidak tahu. Peserta juga mengaku
lokasinya di daerah pedesaan yang belum pernah mendapatkan informasi
menyebabkan menjadi faktor pemungkin langsung tentang manfaat menjadi peserta.PBI
rendahnya pemanfaatan puskesmas oleh JKN, baik dari Dinas Sosial, Dinas Kesehatan
peserta PBI. maupun dari BPJS Kesehatan. Karena jumlah
Berdasarkan dari data mengenai peserta PBI JKN sangat.besar maka tidak
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan mungkin untuk memberikan informasi secara
terdapat penyebab dari adanya beberapa faktor langsung karena jumlah peserta yang sangat
yakni (1) biaya yang relatif mahal; (2) besar, maka tidak mungkin untuk memberikan
memiliki jarak yang jauh; (3) tidak informasi secara langsung karena jumlah
diketahuinya fasilitas yang sesuai dengan peserta yang banyak dan kebutuhan akan
kapasitas; serta (4) terdapat tradisi yang dapat forum yang besar.
menyusahkan penggunaan fasilitas (Kemenkes Penelitian ini mencoba memahami
Kesehatan RI, 2009). Berdasarkan pendapat secara detail mengenai berbagai faktor yang
dari Becker (1974) dalam dalam menjadi latar belakang dari penyebab
(Notoatmodjo, 2005), menyatakan bahwa rendahnya pemanfaatan dari penggunaan
terdapat beberapa komponen yang dapat puskesmas yang dilakukan oleh peserta PBI di
memberikan pengaruh pada pelayanan Kabupaten Deli Serdang yang berhubungan
kesehatan yakni faktor pendukung, komponen dengan Pendapatan, Pendidikan serta
tingkat keparahan dan faktor predisposisi, pekerjaan dari masing-masing karakteristik
faktor pendukung meliputi sumber daya peserta PBI, serta faktor dari psikososial yang
keluarga serta komunitas, faktor predisposisi berhubungan dengan latar belakang sehat,
meliputi struktur kepercayaan, sosial dan aksesibilitas pelayanan kesehatan serta dari
demografi. Sementara pada komponen faktor keterjangkauan informasi. Sehingga
tingkatan meliputi keparahan dari penyakit peneliti ingin mengetahui mengenai “faktor-
yang dialami pasien. Menurut pendapat dari faktor yang memengaruhi pemanfaatan
(Anderson, 1975) menyatakan bahwa terdapat puskesmas.oleh peserta PBI JKN di
tiga faktor yang dapat memberikan pengaruh Kabupaten Deli Serdang tahun 2020”.
pada penggunaan dari pelayanan kesehatan
yaitu karakteristik kapasitas, kebutuhan, dan Metode
karakteristik predisposisi. Karakteristik
predisposisi memiliki makna yang sama Metode penelitian yang digunakan
dengan (Becker, 2010), karakteristik dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kebutuhan memiliki makna dimana penilaian kuantitatif. Peneliti menggunakan sampel dan

62
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

populasi dari jumlah keseluruhan peserta yang berpenghasilan di bawah upah minimum
telah melakukan kunjungan PBI dari 34 rumah tangga (UMR) sebanyak 107 penduduk
puskesmas dimana sebanyak 541,151 (100 persen) yaitu Rp > 1 juta ada 35
penduduk yang telah terdaftar di (BPJS penduduk (32,7 persen), Rp ≥1-2 juta ada 46
Kesehatan Deli Serdang, 2018). Sedangkan penduduk (43,0 persen) dan penghasilan Rp
jumlah populasi untuk sampel wilayah yaitu di ≥2-3 juta ada 26 penduduk (24,3 persen).
puskesmas Kenangan terdapat 4530 (62% dari
populasi) peserta PBI dan pada puskesmas Sei Hubungan Karakteristik dengan
Semayang terdapat 2787 (38% dari populasi) Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta
peserta PBI, jadi total jumlah populasi adalah Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan
7.317 orang. Peneliti menggunakan teknik Kesehatan Nasional .(JKN) di Kabupaten
pengambilan data dengan simple random Deli Serdang
sampling. Pelaksanaan analisis data dapat
dilakukan dengan menggunakan multivariat Tabel 2
(regresi logistik berganda) serta uji bivariat Tabulasi Silang Hubungan Karakteristik Peserta
PBI dengan Pemanfaatan Puskesmas di Kabupaten
(chi-square).
Deli Serdang Tahun 2020
Pemanfaatan
Hasil Variabel
Puskesmas Total
Karakteristik P-Value
Tidak Ya
Deskripsi Karakteristik Peserta Penerima Peserta PBI
n % n % n %
Bantuan Iuran (PBI) Pendidikan
Rendah 25 92,6 2 7,4 27 100
Tabel 1 0,0001
Menengah 35 52,2 32 47,8 67 100
Deskripsi Karakteristik Peserta PBI di Kabupaten Tinggi 2 15,4 11 84,6 13 100
Deli Serdang Tahun 2020 Pekerjaan
Karakteristik responden Jumlah Persent Tidak
(orang) ase 16 61,5 10 38,5 26 100 0,843
bekerja
Pendidikan Bekerja 46 56,8 35 43,2 81 100
Rendah (Tidak tamat 27 25,2 Penghasilan
SD, tamat SD) Rp <1 juta 21 60,0 14 40,0 35 100
Menengah (Tamat 67 62,6 Rp ≥1-2
SMP, tamat SMA) 0,362
juta 29 63,0 17 37,0 46 100
Tinggi 13 12,1 Rp ≥2-3
(Akademi/sarjana) juta 12 46,2 14 53,8 26 100
Pekerjaan 26 24,3
Tidak bekerja 81 75,7 Karakteristik yang diamati pada
Bekerja penelitian ini adalah pendidikan, pekerjaan
Penghasilan 35 32,7
RP <1 juta 46 43,0
dan penghasilan. Setelah dilakukan proses
Rp ≥1-2 juta 26 24,3 penyajian data yang dilakukan antara
Rp ≥2-3 juta 0 0 pemanfaatan puskesmas dengan pendidikan
Rp ≥3 juta didapatkan hasil bahwa sebanyak 7,4 % atau
sejumlah 27 penduduk memiliki kategori
Hasil penelitian dari 107 orang Pendidikan rendah sebagai pemanfaatan
diperoleh bahwa mayoritas peserta PBI puskesmas, dari 67 orang yang berpendidikan
memiliki latar belakang Pendidikan yang menengah sebesar 47,8 persen yang
cukup rendah dimana sebanyak 27 orang memanfaatkan puskesmas, sedangkan dari 13
memiliki Pendidikan tamatan SD sebanyak orang yang berpendidikan tinggi ada 84,6
25,2%, SMP dan SMA sebanyak 62, 6% atau persen yang memanfaatkan puskesmas. Hasil
sejumlah 67 penduduk dan pendidikan tinggi dari pengujian pada uji chi square yang
(akademi/sarjana) sebanyak 13 penduduk memperoleh hasil pada pengujian tersebut p =
(12,1 persen). Mayoritas peserta PBI bekerja 0,0001 sehingga dapat disimpulkan bahwa
sebagai buruh dan pedagang sebanyak 81 pemanfaatan puskesmas dengan Pendidikan
penduduk (75,7 persen) dan yang tidak pada peserta PBI JKN memiliki keterkaitan
memiliki pekerjaan atau sebagai ibu rumah antara satu dengan lainnya di Kabupaten Deli
tangga memiliki total sejumlah 26 penduduk Serdang.
(24,3 persen). Mayoritas peserta PBI itu Hasil dari penyajian pada pemanfaatan

63
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

puskesmas dengan pekerjaaan didapatkan didapatkan hasil senilai 29,3 % dari 58


hasil bahwa dari 26 orang yang tidak bekerja penduduk memiliki persepsi yang buruk
sebesar 38,5 persen yang memanfaatkan terhadap kesehatan persen yang memanfaatkan
puskesmas, sementara dari 81 orang yang puskesmas, sedangkan dari 49 orang yang
bekerja 43,2 persen yang memanfaatkan persepsi kesehatan baik ada 57,1 persen yang
puskesmas. Hasil pengujian tersebut diperoleh memanfaatkan puskesmas. Berdasarkan dari
p=0,843 sehingga keterkaitan antara adanya pengujian pada uji chi square
pemanfaatan puskesmas dengan pekerjaan didapatkan hasil p = 0,007 sehingga
tidak memiliki keterkaitan yang dilakukan keterkaitan antara pemanfaatan puskesmas
oleh peserta yang telah terdaftar di PBI JKN dengan persepsi kesehatan memiliki
di Kabupaten Deli Serdang. keterkaitan secara signifikan yang dilakukan
Variabel penghasilan diperoleh dari 35 oleh peserta PBI JKN pada Kabupaten Deli
orang penghasilan kurang dari 1 juta ada 40,0 Serdang.
persen yang memanfaatkan puskesmas, dari 46 Dari hasil penyajian data mengenai
orang penghasilan Rp ≥1-2 juta ada 37,0 pelayanan kesehatan dengan pemanfaatan
persen yang memanfaatkan puskesmas, dan puskesmas didapatkan hasil yakni sebanyak 63
dari 26 orang yang penghasilan Rp ≥2-3 juta orang persepsi pelayanan kesehatan buruk ada
didapat 53,8% yang memanfaatkan 28,6 persen yang memanfaatkan puskesmas,
puskesmas. Hasil analisis dari pengujian pada sedangkan dari 44 orang persepsi pelayanan
uji chi square didapatkan hasil senilai nilai kesehatan baik ada 61,4 persen yang
p=0,362 yang memiliki arti tidak terdapat memanfaatkan puskesmas. Berdasarkan pada
keterkaitan antara pemanfaatan puskesmas pengujian pada uji chi square diperoleh nilai
dengan penghasilan yang dilakukan oleh p=0,001 yang memiliki arti dimana
peserta PBI JKN di Kabupaten Deli Serdang. pemanfaatan puskesmas dengan persepsi
pelayanan kesehatan memiliki hubungan yang
Hubungan Faktor Sosio Psikologis dengan signifikan yang dilakukan oleh PBI JKN pada
Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI Kabupaten Deli Serdang.
JKN di Kabupaten Deli Serdang. Pada penyajian data mengenai
persepsi tentang pemanfaatan puskesmas
Tabel 3 dengan JKN didapatkan hasil sebanyak 58
Tabulasi Silang Hubungan Faktor Sosio Psikologis orang mempunyai persepsi tentang JKN buruk
dengan Pemanfaatan Puskesmas di Kabupaten
sebesar 24,1 persen yang memanfaatkan
Deli Serdang Tahun 2020
Pemanfaatan
puskesmas, sementara dari 49 orang memiliki
Variabel persepsi tentang JKN baik ada 63,3 persen
Faktor Puskesmas Total P- yang memanfaatkan puskesmas. Pada hasil
Sosio Tidak Ya Value pengujian yang dihasilkan dari nilai p=0,0001
Psikologis n % n % n %
dapat diartikan sebagai terdapat keterkaitan
Persepsi Kesehatan antara pemanfaatan puskesma dengan JKN
Buruk 41 70,7 17 29,3 58 100 0,007 yang dilakukan oleh peserta yang telah
Baik 21 42,9 28 57,1 49 100 terdaftar pada PBI JKN pada Kabupaten Deli
Serdang.
Persepsi Pelayanan Kesehatan
Buruk 45 71,4 18 28,6 63 100 0,001
Hubungan Keterjangkauan dengan
Baik 17 38,6 27 61,4 44 100 Pemanfaatan Puskesmas oleh Peserta PBI
Persepsi tentang JKN JKN di Kabupaten Deli Serdang
Buruk 44 75,9 14 24,1 58 100 0,0001
Baik 18 36,7 31 63,3 49 100 Tabel 4
Penyajian Data Berdasarkan Keterkaitan antara
Faktor sosiopsikologis yang diamati Pemanfaatan Puskesmas dengan Keterjangkauan
pada penelitian ini ialah persepsi mengenai pada Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020.
JKN, kesehatan, serta pelayanan kesehatan Pemanfaatan
yang dilakukan oleh pelayanan puskesmas. Variabel Puskesmas Total P-
Setelah dilakukan penyajian data yang Keterjangkauan Tidak Ya Value
dilakukan antara antara pemanfaatan n % n % n %
Informasi 0,005
puskesmas dengan persepsi kesehatan

64
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

Tidak terjangkau 43 70,5 18 29,5 61 100 pelayanan kesehatan (p = 0,001), variabel


Terjangkau 19 41,3 27 58,7 46 100 persepsi tentang JKN (p = 0,0001), variabel
Biaya Transportasi keterjangkauan informasi (p = 0,005) dan
Tidak terjangkau 24 43,6 31 56,4 55 100 0,004 variabel biaya transportasi (p=0,004).
Terjangkau 38 73,1 14 26,9 52 100 Kemudian keenam variabel tersebut
dilanjutkan ke analisis multivariat dengan
Variabel keterjangkauan yang diamati dilakukan pengujian regresi menghasilkan
pada penelitian ini adalah informasi dan biaya tingkat kemaknaan sebesar 95% yang
transportasi Setelah dilakukan tabulasi silang menggunakan metode yang backward LR.
antara keterjangkauan informasi dengan Setelah diuji secara bersamaan maka
pemanfaatan puskesmas didapatkan hasil dari dari keenam variabel tersebut diperoleh ada
61 orang yang informasi tidak terjangkau lima variabel yang signifikan yaitu variabel
sebesar 29,5 persen yang memanfaatkan pendidikan (p=0,009), variabel persepsi
puskesmas, sementara dari 46 orang yang pelayanan kesehatan (p = 0,017), variabel
informasi terjangkau 58,7 persen yang persepsi tentang JKN (p = 0,0001), variabel
memanfaatkan puskesmas. Hasil uji chi square keterjangkauan informasi (p = 0,028) dan
diperoleh nilai p = 0,005 artinya ada hubungan variabel keterjangkauan biaya transportasi (p =
antara keterjangkauan informasi dengan 0,045) berpengaruh terhadap pemanfaatan
pemanfaatan puskesmas oleh peserta PBI JKN puskesmas. Variabel persepsi tentang JKN
di Kabupaten Deli Serdang. merupakan variabel yang paling dominan
Berdasarkan hasil tabulasi silang memengaruhi pemanfaatan puskesmas dengan
antara keterjangkauan biaya transportasi Exp (B) sebesar 11,095 artinya peserta PBI
dengan pemanfaatan puskesmas diperoleh yang persepsi tentang JKN baik kemungkinan
bahwa dari 55 orang yang biaya transportasi sebesar 11,095 kali lebih besar untuk
tidak terjangkau sebesar 56,4 persen yang memanfaatkan puskesmas dibandingkan
memanfaatkan puskesmas, sementara dari 52 dengan peserta PBI yang persepsi tentang JKN
orang yang biaya transportasi terjangkau 26,9 buruk.
persen yang memanfaatkan puskesmas. Hasil
Tabel 5
uji chi square didapat nilai p=0,004 artinya
Hasil Akhir Analisis Multivariat dengan
ada hubungan antara keterjangkauan biaya Menggunakan Uji Multiple Regression Logistic
transportasi dengan pemanfaatan puskesmas
P- 95% CI
oleh peserta PBI JKN di Kabupaten Deli Variabel B Exp B
Value Lower Upper
Serdang.
Pendidikan (1) -5,164 0,0001 0,006 0,0001 0,071
Analisis Multivariat
Pendidikan (2) -2,540 0,009 0,079 0,012 0,528
Analisis multivariat berguna dalam Persepsi
menentukan suatu variabel yang independen Pelayanan 1,344 0,017 3,833 1,267 11,593
dimana variabel tersebut memiliki pengaruh Kesehatan
pada variabel dependen. Pada penelitian ini Persepsi tentang
analisis multivariat peneliti menggunan 2,406 0,0001 11,095 3,199 38,484
JKN
pengujian multiple logistic regression atau Keterjangkauan
1,264 0,028 3,538 1,147 10,911
disebut sebagai uji regresi. Uji regresi informasi
dilakukan dengan cara melakukan pengujian Keterjangkauan
-1,271 0,045 0,281 0,081 0,969
pada variabel dependen dan independen yang biaya transportasi
dilakukan secara bersamaan. Apabila variabel Constant 0,842 - - - -
independen dinyatakan tidak berpengaruh
secara positif maka akn dikeluarkan secara Pengaruh pendidikan terhadap
otomatis pada suatu perhitungan. Pengujian pemanfaatan puskesmas oleh peserta PBI
regresi dijadikan perhitungan pada variabel JKN Kabupaten Deli Serdang Tahun 2020.
independen dengan diperoleh hasil yang
menunjukkan adanya nilai p < 0,25. Dari ke Pendidikan dapat memengaruhi seseorang
delapan variabel independen yang masuk termasuk juga perilaku seseorang akan pola
sebagai variabel kandidat adalah variabel hidup terutama dalam memotivasi untuk siap
pendidikan (p=0,0001), variabel persepsi berperan serta dalam pembangunan kesehatan.
kesehatan (p = 0,007), variabel persepsi Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang,

65
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

makin mudah menerima informasi sehingga pemberdayaan dari fungsi-fungsi oleh


makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, masyarakat pada pelayanan kesehatan. Hal ini
sebaliknya pendidikan yang kurang akan sesuai dengan pendapat dari Levey dan
menghambat perkembangannya sikap Loomba (Imbalo, 2007) pemanfaatan
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru pelayanan kesehatan adalah segala upaya yang
diperkenalkan. Hasil penelitian ini telah dilakukan, baik secara individu.maupun
menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kolektif, dalam suatu organisasi untuk
terhadap pemanfaatan puskesmas oleh peserta memelihara dan meningkatkan kesehatan,
PBI JKN di Kabupaten Deli Serdang Tahun mencegah penyakit, dan memulihkan
2020 dengan nilai koefisien regresi negatif kesehatan individu, keluarga, dan kelompok
artinya peserta PBI yang memiliki pendidikan atau komunitas. Pemanfaatan pelayanan
tinggi kemungkinan tidak memanfaatkan kesehatan merupakan hasil pencarian
puskesmas, justru yang memanfaatkan seseorang atau kelompok.terhadap pelayanan
puskesmas itu adalah peserta PBI yang kesehatan. Perilaku mencari pengobatan
berpendidikan menengah dan rendah. adalah perilaku individu atau kelompok atau
Berdasarkan penelitian yang warga untuk melakukan atau mencari
dilakukan, peserta dengan pendidikan tinggi pengobatan. Pada negara berkembang perilaku
dan menengah akan lebih peduli tentang yang dalam melakukan pencarian pengobatan ialah
kesehatannya sedangkan peserta dengan perilaku seseorang dalam upaya mencari
tingkat pendidikan yang lebih rendah akan pengobatan di kalangan masyarakat yang
pergi ke puskesmas ketika mereka sudah memiliki berbagai keberagaman
merasa tidak mampu lagi untuk beraktifitas, (Notoadmodjo, 2007). Dalam menggunakan
karena mereka menganggap penyakit yang pelayanan kesehatan terdapat beberapa faktor
mereka keluhkan hanyalah sebatas kelelahan, yang yang dapat memberikan pengaruh pada
kurang tidur ataupun masuk angin biasa. pelayanan kesehatan yang memiliki
Sehingga peserta lebih memilih fasilitas ketergantungan terhadap pengetahuan
kesehatan lainnya yang lebih dekat dan waktu mengenai kapan, bagaimana, harga, dan oleh
berobatnya dapat disesuaikan dengan waktu siapa pelayanan kesehatan diberikan. Hal ini
luang yang mereka miliki. dimaksud sebagai penggunaan pelayanan
Sejalan dengan penelitian Heru (2012) kesehatan yang dapat dipengaruhi oleh
makin tinggi pendidikan makin mudah kebutuhan, sikap dan pengalaman mereka
menerima informasi sehingga makin banyak (Gani, 1997).
pula pengetahuan yang dimiliki. Saimi dan Pada penelitian yang membahas
Kusnanto (2011) menyebutkan 70 persen ibu mengenai persepsi yang dilakukan oleh peserta
yang memanfaatkan persalinan gratis adalah PBI JKN pada tahun 2020 mengenai
berpendidikan tamat pendidikan formal dari pelayanan kesehatan dapat memberikan
tingkat sekolah dasar sampai Sarjana. pengaruh yang positif pada pemanfaatan
Diharapkan peserta PBI yang puskesmas di Kabupaten Deli Serdang Tahun
berpendidikan lebih tinggi mampu memahami 2020, dengan nilai Exp (B) 4,187 artinya
pentingnya puskesmas sebagai ujung tombak peserta PBI JKN yang memiliki persepsi
sistem pelayanan kesehatan yang paling pelayanan kesehatan baik kemungkinan 4,187
mudah diakses masyarakat, sehingga kali lebih besar untuk memanfaatkan
masyarakat tidak memilih rumah sakit maupun puskesmas dibanding peserta PBI JKN yang
praktek dokter. Pendidikan di masa yang akan memiliki persepsi buruk. Pada penelitian ini
datang, bukan hanya sekolah satu-satunya sejalan dengan penelitian oleh (Singgih, 2006)
penentu tingkat pengetahuan akan tetapi yang memaparkan bahwa terdapat keterkaitan
jaringan informasi yang memungkinkan antara pemanfaatan PBI JKN dengan persepsi
berinteraksi dan berkolaborasi. pelayanan kesehatan yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Sempaja Kota Samarinda.
Pengaruh persepsi pelayanan kesehatan Masih banyak responden yang menilai
terhadap pemanfaatan puskesmas oleh persepsi kurang baik dan tidak memanfaatkan
peserta PBI JKN di Kabupaten Deli puskesmas. Memang masyarakat merasa
Serdang tahun 2020. bahwa pelayanan yang diberikan puskesmas
sudah baik, tetapi mereka perlu pelayanan
Pemanfaatan pelayanan kesehatan ialah suatu kesehatan hanya saat mereka merasa sakit dan

66
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

terbaring lemah. Selain itu, pendapatan Pengaruh persepsi tentang JKN terhadap
keluarga dan tingkat pendidikan masyarakat pemanfaatan puskesmas oleh peserta PBI
yang rendah cenderung kurang memanfaatkan JKN di Kabupaten Deli Serdang tahun
pelayanan kesehatan. Hal Ini dikarenakan 2020.
masyarakat dengan pendapatan keluarga
rendah tidak mampu berobat, misalnya karena Berdasarkan dari hasil penelitian dapat
tidak mampu membayar biaya transportasi diketahui bahwa pandangan mengenai JKN
untuk menuju ke puskesmas. Selain itu, memiliki keterkaitan yang berpengaruh secara
masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang signifikan pada pemanfaatan puskesmas yang
rendah seringkali tidak menganggap kesehatan dilakukan oleh peserta yang telah terdaftar di
sebagai hal yang penting. PBI JKN pada Kabupaten Deli Serdang pada
Penelitian ini sejalan dengan tahun 2020, dengan nilai Exp (B) 11,095
penelitian yang dilakukan oleh (Hamidiyah, artinya peserta PBI yang persepsi tentang JKN
2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan baik kemungkinan 11,095 kali lebih besar
antara minat kunjungan lanjutan dengan untuk memanfaatkan puskesmas dibandingkan
kualitas pelayanan berdasarkan persepsi pasien dengan peserta PBI yang persepsi tentang JKN
di poliklinik umum di Rumah Sakit Bhineka buruk. Hal ini dapat diperoleh dari hasil
Bakti Husada Kota Tangerang Selatan. penelitian oleh Rumengan dkk (2015) yang
Asumsi dari adanya masyarakat yang menjelaskan adanya hubungan yang signifikan
membutuhkan pelayanan kesehatan. Akan antara persepsi tentang JKN dengan
tetapi di lapangan masyarakat hanya pemanfaatan Puskesmas. Nilai Odds Ratio
menginginkan pelayanan kesehatan maupun (OR) menunjukkan bahwa responden dengan
pengobatan yang diakibatkan oleh adanya persepsi JKN yang baik mempunyai
ketidaksanggupan dalam diri setelah kemungkinan 3,1 kali lebih besar untuk
pelayanan kesehatan. Hal ini tidak hanya memanfaatkan pelayanan kesehatan di
melakukan pengobatan pengobatan mengenai Puskesmas. Penelitian yang dilakukan oleh
kesehatan mereka akan tetapi mereka juga G.D. (Hamidiyah, 2013) menunjukkan bahwa
menggunakan pengobatan secara tradisional hasil analisis menggunakan uji chi square
seperti dukun, jamu, dan lainnya. Dengan memperoleh nilai probabilitas/ signifikansi
demikian, penggunaan pelayanan kesehatan sebesar 0,001 (p<0,05) dengan tingkat
menjadi penyebab dari berkurangnya kesalahan alpha 0,05 yang berarti ada
penggunaan pelayanan kesehatan maupun hubungan yang bermakna antara persepsi
fasilitas yang tergolong modern seperti sarana responden tentang JKN dengan pemanfaatan
dan prasarana ruang rawat inap di puskesmas. pelayanan kesehatan di Puskesmas.
Dengan adanya persepsi masyarakat mengenai Pelayanan kesehatan yang baik
pelayanan kesehatan di puskesmas dapat merupakan salah satu kebutuhan masyarakat
memberikan kesan dan pesan mengenai dan kerap kali menjadi ukuran dalam
motivasi dalam memanfaatkan pelayanan keberhasilan pembangunan. Menyadari bahwa
kesehatan. Jika masyarakat telah mengetahui pelayanan kesehatan merupakan kebutuhan
mengenai pelayanan kesehatan yang telah setiap warga .negara maka pemerintah dari
diberikan tenaga kesehatan sesuai dengan waktu ke waktu berusaha untuk merancang
harapan mereka, maka tingkat kepuasan dan program-program yang dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat dengan tenaga pelayanan kesehatan secara umum. Salah satu
pelayanan kesehatan akan semakin meningkat. program yang diselenggarakan oleh
(Wijono, 2010). Berdasarkan dari system pemerintah adalah pelaksanaan program
BPJS maupun JKN memberikan peranan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
penting mengenai kesehatan bagi peserta yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara
telah terdaftar pada program BPJS. Apabila Jaminan Sosial (BPJS) sesuai dengan Undang-
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh undang (UU) khususnya UU Nomor 40 tahun
pihak puskesmas dilakukan dengan baik maka 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
akan memberikan manfaat yang banyak bagi (SJSN). Pengetahuan dan sikap memengaruhi
peserta BPJS dalam memanfaatkan sarana dan penggunaan pelayanan kesehatan. Seseorang
prasarana pelayanan kesehatan. dengan pengetahuan dan sikap yang baik akan
lebih mudah memanfaatkan fasilitas
kesehatan. Persepsi.terhadap JKN juga

67
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

memengaruhi seseorang untuk mau berkaitan dengan pelayanan kesehatan cukup


memanfaatkan fasilitas kesehatan. dilakukan oleh pihak BPJS maupun tenaga
Berdasarkan penelitian yang kesehatan. Sehingga pemerintah daerah tidak
dilakukan, bahwa peserta PBI tidak memiliki perlu melakukan secara maksimal mengenai
pengetahuan yang cukup tentang JKN informasi terkait dengan program JKN yang
sehingga mereka tidak tahu penggunaan kartu paling utama terkait dengan kategori dan jenis
tersebut, makanya muncul persepsi buruk. dari pelayanan yang dapat dilakukan oleh
Berbeda dengan PBPU yang biasanya terdidik, peserta yang telah terdaftar pada PBI. Hal ini
sehingga mudah mengetahui manfaat akan menyebabkan semakin banyaknya
penggunaan kartu JKN di fasilitas kesehatan. masyarakat yang menganggap pelayanan
seharusnya pemerintah memberikan perhatian kesehatan masih menggunakan kartu PBI
khusus kepada peserta PBI yang memang dalam menggunakan fasilitas pelayanan
miskin. Hal ini agar mereka memiliki akses kesehatan yang masih menetapkan biaya.
pengetahuan dan kemudahan transportasi
untuk ke rumah sakit rujukan beserta Pengaruh keterjangkauan biaya
keluarganya. transportasi terhadap pemanfaatan
puskesmas oleh peserta PBI JKN di
Pengaruh keterjangkauan informasi Kabupaten Deli Serdang tahun 2020.
terhadap pemanfaatan puskesmas oleh
peserta PBI JKN di Kabupaten Deli Penelitian tersebut menghasilkan pengaruh
Serdang tahun 2020. yang positif pada variabel keterjangkauan
biaya transportasi yang dilakukan oleh peserta
Hasil penelitian tersebut dapat diketahui PBI JKN pada tahun 2020 terhadap
pemanfaatan puskesmas yang dilakukan oleh pemanfaatan puskesmas di Kabupaten Deli
peserta PBI JKN memiliki pengaruh yang Serdang. Hasil tersebut diperoleh sebanyak
signifikan pada keterjangkauan informasi pada 0,281 pada pengujian Exp (B) sehingga dapat
puskesmas Kabupaten pada tahun 2020. Hal diartikan pembiayaan transportasi memiliki
ini menunjukan pada hasil regresi nilai lokasi yang terjangkau pada pemanfaatan
p=0,028 sementara pada pengujian Exp (B) pelayanan kesehatan di puskesmas bagi
memiliki nilai 3,538 hal ini dapati bahwa peserta PBI JKN dibanding peserta PBI JKN
peserta PBI yang informasi terjangkau yang biaya transportasi tidak terjangkau.
kemungkinan 3,538 kali lebih besar untuk Namun, peserta PBI yang memanfaatkan
memanfaatkan.puskesmas dibandingkan puskesmas sebagian besar yang biaya
dengan peserta PBI yang informasi tidak transportasi tidak terjangkau, dimana
terjangkau. seharusnya semakin terjangkau biaya
Pada penelitian tersebut sesuai dengan transportasi maka cenderung akan
penelitian oleh (Sinaga, 2014), yang memanfaatkan puskesmas. Keengganan
membahas mengenai pengaruh adanya factor peserta PBI untuk meninggalkan pekerjaanya
yang mungkin terjadinya pemanfaatan karena pekerjaan itulah yang menjadi sumber
puskesmas yang dibutuhkan dalam waktu 24 penghasilan sehari-hari. Sementara itu, jam
jam pada kecamatan Balige Kabupaten Tobasa pelayanan puskesmas hanya sampai siang hari
dimana variabel tersebut mempunyai pengaruh tidak memberikan waktu yang cukup bagi
secara positif pada pemanfaatan pelayanan mereka untuk datang ke puskesmas dan
kesehatan di puskesmas. Penelitian ini juga memperoleh pengobatan yang ada.
sejalan dengan Butar-Butar (2016) dimana Hal ini sesuai dengan penelitian
pemanfaatan puskesmas diperoleh sebesar (Rumengan, Umboh, & Kandou, 2015) yang
p<0,009 yang artinya variable informasi menunjukkan terdapat hubungan yang
memiliki pengaruh yang positif. bermakna .antara akses pelayanan dengan
Menurut (Notoadmodjo, 2007), suatu pemanfaatan pelayanan kesehatan di
perilaku yang dilakukan oleh masyarakat Puskesmas Paniki Bawah Kota Manado.
maupun seseorang dapat ditentukan oleh Dilihat dari nilai, Odds Ratio (OR) hal ini
ketidak adanya informasi yang telah diterima menunjukkan bahwa responden dengan akses
oleh seseorang. Hasil penelitian berdasarkan layanan yang mudah cenderung menggunakan
pendapat dari responden bahwa dengan tidak pelayanan Kesehatan di Puskesmas Paniki
diperolehnya informasi mengenai hal-hal yang Bawah Jalan Kota Manado sebesar 0,08 kali

68
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

lebih tinggi Dalam menentukan perilaku sehat PBI yang persepsi tentang JKN baik
dapat diketahui dari sikap, pengetahuan, kemungkinan sebesar 11,095 kali lebih besar
penilaian, dan keyakinan yang dilakukan oleh untuk memanfaatkan puskesmas dibandingkan
perilaku pada masing-masing individu yang dengan peserta PBI yang persepsi tentang JKN
telah ditentukan berdasarkan sumber dan buruk.
referensi dari adanya perilaku yang dapat Keterjangkauan berdasarkan informasi
mendukung seseorang misalkan tenaga, waktu dan biaya transportasi diperoleh bahwa
serta biaya, variabel informasi (p=0,028) dan variabel
Biaya--.yang dikeluarkan yang biaya transportasi (p=0,045) memengaruhi
bertujuan dalam melakukan pertimbangan pemanfaatan puskesmas di Kabupaten Deli
untuk mengupayakan pemanfaatan pelayanan Serdang tahun 2020.
kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan Dalam rangka meningkatkan upaya
bagi keluarga dalam mengurangi pembiayaan pemanfaatan puskesmas oleh. Peserta
transportasi yang tinggi sehingga dapat Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan
menghambat terjadinya telatnya seseorang Kesehatan Nasional (JKN) Kabupaten Deli
dalam melakukan pelayanan kesehatan di Serdang, maka ada beberapa saran yang dapat
puskesmas. Selain itu faktor dari konsekuensi diberikan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:
atas dasar dari biaya transportasi yang relatif 1. Kepada Pemerintah Daerah, Dinas Sosial
mahal mengakibatkan masyarakat akan dan pihak kecamatan agar memberikan
memilih puskesmas lain yang lebih relatif perhatian khusus kepada peserta PBI yang
murah dan mudah dalam transportasinya. memang tidak mampu dalam membayar
Meski para keluarga dari pasien yang memiliki biaya pelayanan Kesehatan, terutama
sifat baik hati dalam mengeluarkan biaya dalam pemberian informasi agar peserta
transportasi yang cenderung relatif mahal PBI paham akan manfaat kepesertaannya
dalam upaya mendapatkan fasilitas pelayanan sebagai peserta PBI dalam pemanfaatan
kesehatan, seperti bidan maupun perawat yang pelayanan kesehatan.
telah tersedia maupun relatif lebih dekat. 2. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan oleh
Dinas Kesehatan.Kabupaten Deli Serdang
Kesimpulan melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) yaitu puskesmas dan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bekerjasama dengan pihak terkait seperti
pemanfaatan puskesmas di Kabupaten Deli Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan
Serdang dipengaruhi oleh beberapa faktor (BPJS) agar terus meningkatkan dan
yaitu persepsi pelayanan kesehatan, persepsi mempertahankan pelayanan yang sudah
tentang JKN dan keterjangkauan informasi. baik untuk menjaga pandangan yang baik
Karakteristik peserta PBI berdasarkan dari masyarakat terhadap sistem
pendidikan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan yang tersedia,
puskesmas di Kabupaten Deli Serdang. Dari dengan melakukan sosialisasi bersama-
analisis yang dilakukan diperoleh bahwa sama secara terus menerus dan
peserta PBI JKN dengan pendidikan berkesinambungan mengenai tata cara
menengah dan tinggi sebagian besar yang baik dan benar mengenai protokol
memanfaatkan puskesmas dibanding peserta kesehatan saat berkunjung ke fasilitas
PBI yang pendidikan tidak tamat SD dan tamat puskesmas agar masyarakat yang
SD. mengalami keluhan sakit tidak takut atau
Sosio psikologis berdasarkan persepsi enggan berobat ke puskesmas.
kesehatan, persepsi pelayanan kesehatan dan 3. Melaksanakan pelayanan kesehatan
persepsi tentang JKN. Dari analisis yang secara berkeliling ke lokasi yang jauh dari
dilakukan diperoleh variabel persepsi adanya pelayanan kesehatan seperti
pelayanan kesehatan (p=0,017) dan persepsi puskesmas, sehingga mengenai biaya
tentang JKN (p=0,0001) memengaruhi serta informasi tidak dapat menjadikan
pemanfaatan puskesmas di Kabupaten Deli suatu permasalahan mengenai pelayanan
Serdang tahun 2020. Variabel persepsi tentang kesehatan yang jauh dari tempat
JKN merupakan variabel paling dominan tinggalnya.
memengaruhi pemanfaatan puskesmas dengan 4. Kepada BPJS Kesehatan diharapkan agar
nilai Exp (B) sebesar 11,095 artinya peserta program Pemberian Informasi Langsung

69
TROPHICO: Tropical Public Health Journal
Faculty of Public Health, USU

(PIL) dapat dilakukan di wilayah pasien tentang kualitas pelayanan


penduduk yang terdaftar pada Puskesmas dengan minat kunjungan ulang di
di Kabupaten Deli Serdang, dan Klinik Umum Rumah Sakit Bhineka
dimasukkan dalam target sosialisasi Bakti Husada Kota Tangerang
sehingga kedepannya bukan hanya PPU Selatan‟, Universitas Islam Negeri
yang menjadi target utama dalam PIL. Syarif Hidayatullah [Preprint].
Akan tetapi peserta PBI JKN juga Available at:
memahami akan haknya dalam https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/b
pemanfaatan JKN, dan jika terkendala itstream/123456789/25898/1/AZIZAT
dalam hal lokasi maupun biaya UL%20HAMIDIYAH-fkik.pdf.
diharapkan agar dapat berkoordinasi Imbalo, S. (2007) Jaminan Mutu Layanan
dengan dinas sosial maupun kecamatan. Kesehatan. Jakarta: EGC.
Kemenkes Kesehatan RI (2009) „Profil
Kesehatan Indonesia‟. Available at:
Daftar Pustaka https://pusdatin.kemkes.go.id/resource
s/download/pusdatin/profil-kesehatan-
Anderson (1975) Equity in health service : indonesia/profil-kesehatan-indonesia-
empirical analysis in sosial policy. 2009.pdf.
Cambridge: Ballinger. Notoadmodjo, S. (2007) Promosi kesehatan
Becker, G. (2010) Human Capital: A dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka
Theoretical and Empirical Analysis, Cipta.
with Special Reference to Education, Permenkes RI Nomor 75 Tahun .
Second Edition. National Bureau of Rumengan, D., Umboh, J.M. and Kandou,
Economic Research. G.D. (2015) „Faktor-faktor yang
BPJS Kesehatan Deli Serdang (2018) „BPJS berhubungan dengan pemanfaatan
Kesehatan‟. Available at: https://bpjs- pelayanan kesehatan pada peserta bpjs
kesehatan.go.id/bpjs/index.php/post/re kesehatan di Puskesmas Paniki Bawah
ad/2017/629/Resmi-Pemerintah- Kecamatan Mapanget Kota Manado‟,
Kabupaten-Deli-Serdang-Integrasikan- JIKMU, p. 2.
Jamkesda-2018-dalam-Program-JKN. Sinaga, H. (2014) Pengaruh faktor
Dever, G. (1984) Epidemiology in health predisposisi, pemungkin dan
services management. Maryland: An kebutuhan terhadap pemanfaatan
ASPEN Publication. puskesmas 24 jam di Kecamatan.
Gani, A. (1997) Analisis Biaya rumah sakit Available at:
(pedoman-pedoman pokok dalam https://123dok.com/document/lzg658q
analisa biaya rumah sakit). disajikan o-predisposisi-pemungkin-kebutuhan-
pada pelatihan penyusunan pola tarif pemanfaatan-puskesmas-silimahuta-
rumah sakit pemerintah di lingkungan kabupaten-simalungun.html.
ditjen pelayanan medik tahun Singgih, H. (2006) Menggunakan SPSS untuk
anggaran 1996/1997. Bogor: Cisarua. Statistik Non Parametrik. Jakarta:
Gibson, J. (1996) Organisasi: Perilaku, Elex Media Komputindo.
Struktur, Proses. Diterjemahkan oleh Wijono, S. (2010) Psikologi Industri dan
Ninuk Adriani. Jakarta: Binarupa Organisasi. Jakarta: Interpratama
Aksara. Offset.
Hamidiyah, A. (2013) „Hubungan persepsi

70

Anda mungkin juga menyukai