Formulir Pendaftaran
Tanda*Wajib Isi oleh
Peneliti
*Tanggal Masuk 04 Januari 2023 No. Register :
*Jenis Dokumen:
Protokol Baru Protokol yang diajukan kembali (Revisi) Protokol
Amandemen
Protokol Lanjutan Laporan Akhir
*Judul Penelitian: Faktor pendorong dan penghambat perilaku pengasuhan anak stunting
do kabupaten padang lawas
*Peneliti Utama: *Alamat, email, telp/fax: *Komunikasi yang diinginkan:
Telepon/sms Email :
nuramri.sari96@gmail.com
Cara Pengiriman:
Pribadi Pos
*Institusi Pengusul: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
*Dimanfaatkan untuk:
Skripsi Tesis Disertasi Kerjasama/Hibah/dari luar UNPRI
*Foímulií Penelitian:
Uji Klinik Non Uji Klinik Hewan Coba
Kelengkapan usulan penelitian yang diajukan untuk telaah awal (beri tanda ):
Surat pengantar dari institusi
Formulir Etik yang telah diisi Manusia 1-4, Hewan 1-2 tim
peneliti beserta keahliannya
Biodata Pembimbing/Peneliti lain
Protokol/Proposal penelitian
Persetujuan atasan/Pembimbing
Ethical approval institusi lain (Jika ada)
Surat persetujuan pengambilan bahan/ penelitian Hewan dari Institusi
Dokumen yang dikiíim:
Lengkap
Tidak lengkap, Sebutkan Kekurangan:Akan
dikirim pada:
Nama & ttd Nama & ttd petugas Penanggungjawab
yg penerima: administrasi:
menyeíahkan:
Kategori Penilaian:
Exempted
Expedited
Board Meeting
No.:
A. Informasi Umum
5. Penelitian:
Bukan kerja sama Kerjasama nasional Kerjasama Internasional, jumlah
negara:
sebutkan
:
Melibatkan Ketua Peneliti asing (lampirkan izin):
6. Diisi Apabila Melibatkan Ketua Peneliti Asing
No. Nama, gelar, intitusi Ketua Tugas & fungsi Telp., Fax,HP,e-mail:
Peneliti
Asing
1.
2.
3.
7. Tempat Penelitian (Sebutkan nama jumah sakit, ruang perawatan, poliklinik,
atau tempat pelayanan kesehatan lainnya):
Tujuan Penelitian:
Manfaat Penelitian:
Pengalaman yang terdahulu (sendiri atau orang lain) dari tindakan yang akan dilakukan
(apakah uji klinis pada manusia sudah pernah dilakukan, data keamanan dan
kemanfaatan studi terdahulu/di negara lain):
Tidak Ya
Nama
Peneliti:
Judul
Penelitian:
Hasil
Penelitian:
c) Interim analisis:
f) Masalah etik (nyatakan pendapat anda tentang masalah etik yang mungkin
akan dihadapi):
• Respect for person (menghormati harkat dan martabat manusia):
• Beneficence (bermanfaat) non-maleficence (tidak merugikan):
• Justice(keadilan):
11. Adverse Event (AE) yang pernah terjadi sebelumnya (diisi bila ditemukan kasus)
a. Pencatatan (apa saja yang teíjadi pada subjek dan lainnya saat menerima
perlakuan):
b. Analisis:
b. Keamanan:
13. Bila penelitian ini menggunakan subjek manusia, apakah biaya penanggulangan efek
samping menjadi tanggung jawab penelitian ini? Tidak Ya
- Bila ya, tanggung jawab pasca penelitian (capacity building, manfaat bagi komunitas
lokal,kelanjutan terapi pada subjek, dll.)
> Jika penelitian ini menggunakan orang sakit, jelaskan cara mendiagnosis
dan nama dokter yang bertanggung jawab!
D. Pernyataan
1. Pernahkah ketua pelaksana penelitian terlibat/ dihukum karena tindak kriminal/ disiplin oleh
masyarakat atau organisasi kedokteran swasta/suatu badan yang berwenang?
Tidak Ya, jelaskan
2. Berapa lama data penelitian akan disimpan oleh Peneliti Utama ? …. tahun setelah
penelitian
Selesai
3. Apa tindakan pencegahan yang dilakukan untuk menjaga kerahasian data kesehatan?
Dokumen/ berkas penelitian akan disimpan pada lokasi yang aman dan hanya
dapat diakses oleh petugas yang terlibat dalam penelitian
Data dikomputer hanya diperuntukkan bagi petugas yang teílibat dalam
penelitian dan
dapat diakses dengan menggunakan password dan akses pribadi
Sebelum mengakses setiap informasi yang berkaitan dengan penelitian, petugas
harus menandatangani formulir pernyataan persetujuan untuk melindungi
keamanan dan kerahasiaan informasi kesehatan subjek
Sebelum membuka berkas penelitian, petugas harus menandatangani persetujuan
untuk
menjaga kerahasiaan dokumen
Apabila memungkinkan, indentifikasi subjek penelitian dihapus (anonim) dari
informasi yang berhubungan dengan penelitian
Lainnya, jelaskan
4. Isi formulir ini akan saya pertanggungjawabkan dan akan dilaksanakan sesuai dengan
proposal/usulan penelitian yang diajukan serta sesuai dengan prinsip etika penelitian.
Medan,
Mengetahui,
( ) ( )
LAMPIRAN 4
Formulir Survei/Registri/Epidemiologi-Humaniora/Sosial-Budaya/BBT & Nonklinis
lainnya
No.:
A. Informasi Umum
1. Peneliti Utama (gelar dan nama) Nur Amri Sari Harahap, S.K.M
11. Alokasi dan Rincian Dana Penelitian: Biaya Pribadi (Kurang lebih Rp.3.000.000,-)
B. Penelitian Survei/Registri/Epidemiologi-Humaniora/Sosial-Budaya/BBT &
Non klinis lainnya
B.1. Metode Penelitian
1. Ringkasan usulan penelitian mencakup alasan/motivasi dilakukannya penelitian,
tujuan/objektif dan manfaat penelitian, serta risiko yang mungkin timbul disertai cara
mengatasinya (ditulis dalam bahasa yang mudah dipahami oleh orang yang bukan
dokter):
Alasan/Motivasi Dilakukannya Penelitian:
Angka stunting di Kabupaten Padang Lawas masih sangat tinggi yakni 42,0 persen. Hal ini
menunjukkan hampir setengah prevalensi anak di Kabupaten Padang Lawas akan dikhawatirkan
mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak. Pengasuhan dapat dilakukan oleh orang
tua dan pada umumnya di lakukan oleh ibu. Pengasuhan anak juga mencakup perawatan kesehatan,
pemenuhan gizi, dan pemenuhan stimulasi agar anak dapat berkembang secara optimal. Perilaku
pengasuhan yang berkualitas mampu menekan dan mengurangi kasus stunting akibat kekurangan gizi
pada anak-anak usia dini. Fakta dilapangan menunjukkan di Kabupaten Padang Lawas perilaku
pengasuhan pada anak stunting belum diterapkan dengan baik. Berdasarkan permasalahan tersebut
peneliti ingin mengeksplorasi lebih dalam perilaku pengasuhan ibu pada anak stunting dilihat dari
fakto pendorong dan penghabat perilaku pengasuhan tersebut.
Tujuan Penelitian: Tujuan dalam penelitian ini untuk mengeksplorasi faktor pendorong dan
penghambat perilaku pengasuhan anak stunting di Kabupaten Padang Lawas
Manfaat Penelitian:
1. Untuk Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana l (PPKB)
Kabupaten Padang Lawas yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam
penanggulangan, pencegahan serta penurunan kejadian stunting di Kabupaten Padang
Lawas.
2. Bagi peneliti dapat menambah wawasan, memperluas pengetahuan dan mengasah
kemampuan dalam menganalisis suatu permasalahan kesehatan di masyarakat
• Justice(keadilan):
10. Pengalaman yang Terdahulu (sendiri atau orang lain) dari Tindakan yang Akan Dilakukan:
Nama Peneliti:
Judul penelitian:
Hasil Penelitian:
3. Apa tindakan pencegahan yang dilakukan untuk menjaga kerahasian data kesehatan?
Dokumen/berkas penelitian akan disimpan pada lokasi yang aman dan hanya
dapat diakses oleh petugas yang terlibat dalam penelitian
Data dikomputer hanya diperuntukkan bagi petugas yang terlibat dalam
penelitian dan dapat diakses dengan menggunakan password dan akses pribadi
4. Isi formulir ini akan saya pertanggungjawabkan dan akan dilaksanakan sesuai dengan
proposal/usulan penelitian yang diajukan serta sesuai dengan prinsip etika penelitian.
FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT PERILAKU
PENGASUHAN ANAK STUNTING DI KABUPATEN PADANG
LAWAS TAHUN 2022
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Pendahuluan...........................................................................................................1
Latar Belakang.......................................................................................................1
Perumusan Masalah...............................................................................................7
Tujuan Penelitian...................................................................................................8
Manfaat Penelitian.................................................................................................8
Tinjauan Pustaka....................................................................................................9
Definisi Perilaku....................................................................................................9
Perilaku Kesehatan..............................................................................................10
Domain Perilaku..................................................................................................11
Defenisi Pola Asuh..............................................................................................12
Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh...............................................................13
Tipe Pola Asuh....................................................................................................13
Pengertian Stunting..............................................................................................16
Pengukuran Stunting............................................................................................18
Penyebab Stunting pada Balita............................................................................19
Dampak Stunting.................................................................................................28
Upaya Penanganan Stunting ................................................................................30
Landasan Teori....................................................................................................30
Kerangka Pikir Penelitian....................................................................................31
Metode Penelitian................................................................................................39
Jenis Penelitian....................................................................................................39
Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................................39
Lokasi penelitin....................................................................................................39
Waktu penelitian..................................................................................................39
Informan Penelitian..............................................................................................39
Definisi Konsep...................................................................................................41
Metode Pengumpulan Data.................................................................................42
Metode Analisis Data..........................................................................................45
Triangulasi...........................................................................................................47
Daftar Pustaka......................................................................................................49
Lampiran..............................................................................................................54
ii
Daftar Tabel
No Judul Halaman
1 Informan Penelitian 41
iii
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Kerangka Teori 37
iv
Daftar Lampiran
No Judul Halaman
2 Informed Consent 53
kesehatan
mayarakat/toga
v
Daftar Istilah
Stunting : Anak Pendek dan Sangat Pendek
UNICEF : United Nations Children’s Fund
SSGI : Studi Status Gizi Indonesia
WHO : World Health Organization
HKP : Hari Pertama Kelahiran
MP-ASI : Makanan Pendamping ASI
RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
MCK : Mandi Cuci Kakus
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
SDIDTK : Stimulus Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
KB : Keluarga Berencana
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi
TB/U : Tinggi Badan menurut Umur
PB/U : Panjang Badan menurut Umur
vi
vii
Pendahuluan
Latar Belakang
Anak adalah sumber daya yang paling berharga untuk masa depan
(UNICEF, 2020).
agar tercapai kualitas tumbuh kembang, fisik, mental, sosial, dan spiritual
tertinggi dalam tumbuh kembang anak adalah pemenuhan gizi anak, akan
anak-anak di Indonesia.
paling tinggi dibandingkan masalah gizi lainnya. Fakta dari data Studi
masalah gizi buruk dan obesitas. Menurut data World Health Organization
1
2
balita stunting di dunia yaitu 22 persen atau sebanyak 149,2 juta balita
pada tahun 2020 Indonesia yang berada di Regional Asia Tenggara masih
tahun 2019 prevalensi stunting 27,67 persen, kemudian di tahun 2020 prevalensi
stunting diperkirakan sebanyak 26,9 persen dan pada tahun 2021 prevalensi
Organization (WHO, 2010) telah menetapkan ambang batas stunting yakni pada
skala prevalensi baik (< 20%), sedang (20%-29%), tinggi (30%-39%), dan sangat
pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, mulai dari usia janin
dalam kandungan hingga awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran).
Dampaknya anak akan lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki
umur (PB/U atau TB/U) menunjukkan nilai Z-score (<-2 SD) s.d (<-3 SD) dari
standar WHO
makanan yang bergizi, asupan vitamin dan mineral yang rendah, buruknya
keragaman pangan dan sumber protein hewani. Selain itu ibu yang masa
remajanya kekurangan nutrisi, bahkan sampai masa kehamilan dan laktasi akan
sangat berpengaruh pada pertumbuhan tubuh dan otak anak yang menyebabkan
penyebab stunting terdiri atas penyebab langsung dan pengebab tidak langsung.
ketahanan pangan, pengasuhan yang tidak baik, pelayanan kesehatan dan sanitasi
akam mempengaruhi penyebab tidak langsung yakni asupan makan dan penyakit
infeksi (UNICEF, 2013). Berdasarkan hasil penelitian Doy dkk. (2021) faktor
kurangnya pengetahuan orang tua tentang stunting, rendahnya asupan gizi saat
hamil dan setelah melahirkan, imunisasi yang tidak lengkap pada anak, pemberian
ASI eksklusif dan MP-ASI setelah anak berusia enam bulan, askes terhadap air
dilakukan oleh ibu seperti praktek pemberian makan, praktek sanitasi dan
perawatan kesehatan anak yang akan berdampak besar bagi kesehatan anak
dimasa mendatang. Pada hasil penelitian Nurdin dkk. (2019) menunjukkan bahwa
4
balita yang memiliki riwayat pengasuhan kurang beresiko 3,9 kali lebih besar
stunting dibagi dalam empat kebiasaan yaitu kebiasaan dalam pemberian makan,
pelayanan kesehatan bagi anak. Keempat hal tersebut dapat diwujudkan dalam
kegiatan pemberian ASI dan MPASI bagi anak, pemberian makanan bergizi,
dan perilaku hidup sehat serta perawatan kesehatan anak melalui imunisasi,
menunjukkan bahwa masih banyak orang tua yang belum sepenuhnya mampu
mengasuh anak dengan baik, terutama dalam pemberian ASI dan MPASI.
Berdasarkan data dari SSGI bayi umur 0-5 bulan yang ASI eksklusif mengalami
penurunan dari tahun 2018 sebanyak 58,2 persen menurun menjadi 48,6 persen
tahun 2021, selain itu pemantauan tinggi atau panjang badan dan berat badan pada
anak usia dibawah dua tahun (baduta) juga mengalami penurunan dalam
internal dan eksternal. Faktor internal yaitu karakteristik orang tua yang
sebagainya.
5
akan memberi dampak pada sumber daya yang kompeten dimasa yang akan
menunjukkan anak yang mengalani stunting pada dua tahun kehidupan berpeluang
(Gerakan 1000 HPK). Upaya ini juga diperkuat dengan Srategi Nasional
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan serta meningkatkan akses air
minum dan sanitasi. Upaya pemerintah juga sudah terbukti dilihat dari penurunan
prevalensi stunting dengan kategori tinggi. Hasil SSGI pada tahun 2021 mencatat
kota yang berada pada status merah dengan angka stunting di atas 30 persen.
(SSGI, 2021). Hal ini merupakan keadaan yang sangat memprihatinkan, dimana
(RPJMN) 2020-2024 dengan salah satu indikator dan target yakni penurunan
stunting pada daerah tersebut yaitu tingginya angka kelahiran anak, keadaan
sanitasi dan air bersih, dan perilaku pengasuhan anak yang lebih menerapkan
Peneliti juga melakukan survei awal pada ibu yang memiliki anak stunting
7
dari enam ibu yang memiliki anak stunting di Kabupaten Padang Lawas
balita tidak diberikan kolostrum disebabkan pemikiran orangtua bahwa ASI yang
pertama kali keluar adalah susu basi dan tiga balita memiliki riwayat pemberian
ASI tidak eksklusif dimana anak sudah diberikan susu formula karena ASI yang
keluar masih sedikit dan ASI lama keluar, salah satu ibu juga telah memberikan
anak air tajin pada anak baru lahir oleh neneknya karena sudah menjadi kebiasaan
masih terdapat anak yang tidak imunisasi dasar lengkap dan pola pikir ibu yang
keturunan dan anak dibawa ke pelayanan kesehatan ketika anak telah sakit.
Perumusan Masalah
42,0 persen. Hal ini menunjukkan hampir setengah prevalensi anak di Kabupaten
perkembangan otak.
Pengasuhan dapat dilakukan oleh orang tua dan pada umumnya di lakukan
oleh ibu. Pengasuhan anak juga mencakup perawatan kesehatan, pemenuhan gizi,
8
dan pemenuhan stimulasi agar anak dapat berkembang secara optimal. Perilaku
akibat kekurangan gizi pada anak-anak usia dini. Fakta dilapangan menunjukkan
dalam perilaku pengasuhan ibu pada anak stunting dilihat dari aspek pendorong
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
masyarakat
Tinjauan Pustaka
Definisi Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas kegiatan
dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari
manusia itu sendiri. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skinner
stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku ini terjadi melalui proses adanya
Berdasarkan stimulus tersebut maka perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua
2020).
dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Repons atau reaksi terhadap
yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu, disebut covert behavior atau
hubungan seks, dan sebagainya. Bentuk perilaku tertutup lainnya adalah sikap,
9
10
dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut
sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik (practice), yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior,
Perilaku Kesehatan
terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
perilaku atau usaha – usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu,
perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri bebeapa aspek yang dijelaskan sebagai
berikut:
Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif,
maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai
menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau
kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self
Domain Perilaku
atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons
sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang
bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa orang,
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering
Pola asuh atau sering disebut parenting merupakan pola perilaku yang
diterapkan terhadap anak yang bersifat relatif dari waktu ke waktu yang dapat
dirasakan oleh anak dari segi positif dan negatif (Subagia, 2021). Secara
anak menuju masa depannya, maka penting untuk dipahami dan dikuasai dengan
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh.
akses.
14
Menurut Santrock dalam Nufus dan Adu (2020) pengasuhan terbagi tiga
Pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang cenderung
tua, dan orang tua memegang kendali penuh dalam mengontrol anak, dan hanya
melakukan sedikit komunikasi verbal. Orang tua yang bersikap otoriter dan
agresif. Orang tua tidak mendukung anak untuk membuat keputusan sendiri,
selalu mengatakan apa yang harus dilakukan anak, tanpa menjelaskan mengapa
anak harus melakukan hal tersebut. Akibatnya anak kehilangan kesempatan untuk
yang diberlakukan orang tua yang tidak masuk akal, seperti tidak boleh bermain
di luar rumah. Pola asuh otoriter ini dapat membuat anak sulit menyesuaikan diri.
Ketakutan anak terhadap hukuman membuat anak menjadi tidak jujur dan licik.
mengijinkan anak melakukan apapun yang diinginkan. Pola asuh ini menjadi dua
yaitu neglectful parenting dan indulgent parenting. Pola asuh neglectful yaitu bila
orang tua sangat tidak peduli dan tidak mau terlibat dalam kehidupan anak. Pola
asuh seperti ini akan menghasilkan anak yang kurang memiliki kompetensi sosial,
terutama karena adanya kecenderungan kontrol diri yang kurang. Sedangkan pola
asuh indulgent yaitu bila orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak, namun
hanya memberikan kontrol dan tuntutan yang sangat minim atau selalu menuruti
15
Pola asuh demokratis. Pola asuh yang memberikan dorongan pada anak
untuk mandiri namun tetap menerapkan berbagai batasan yang akan mengontrol
perilaku anak. Orang tua dan anak saling memberi, saling menerima,
mendengarkan dan didengarkan. Dengan pola asuh ini orang tua menggunakan
penjelasan, diskusi dan alasan dalam mendidik dan bertingkah laku, ada hukuman
dan ganjaran untuk perilaku yang tidak sesuai. Dengan kata lain pengasuhan anak
denga tipe ini akan menjadikan adanya komunikasi yang dialogis antara anak dan
orang tua. Anak yang diasuh dengan tipe ini akan memiliki sikap mandiri, memiki
kepercayaan diri, imajinatif, mudah beradaptasi dan disukai banyak orang dan
berikut:
tua yang berasal dari kelas ekonomi menengah cenderung lebih bersifat hangat
dibanding orang tua yang berasal dari kelas sosial ekonomi bawah. Pendapatan
rumah tangga sangat mempengaruhi daya beli keluarga terhadap bahan pangan
yang akhirnya berpengaruh terhadap keadaan gizi baik stunting maupun normal
terutama anak karena pada masa itu diperlukan banyak zat gizi untuk
membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan (Rahmad & Miko, 2016).
Pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap pengasuhan anak, karena dengan
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dengan pendidikan tinggi pada orang tua akan memahami pentingnya peranan
orang tua dalam pertumbuhan anak. Selain itu, dengan pendidikan yang baik,
17
diperkirakan memliki pengetahuan gizi yang baik pula. Ibu dengan pengetahuan
gizi yang baik akan tahu bagaimana mengolah makanan, mengatur menu
makanan, menjaga mutu dan kebersihan makanan dengan baik (Anisa, 2012).
Sosial budaya. Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan budaya,
norma, nilai, kepercayaan, kebiasaan yang berkaitan dengan pola budaya dan
merupakan efek dari berbagai akses, yang dapat berupa akses pangan, akses
informasi dan akses pelayanan serta modal yang dipunyai. Kondisi ini
perawatan (ibu, saudara sedarah, ayah dan penyedia layanan perawatan anak)
semangat yang penting bagi tumbuh kembang anak yang sehat. Sehingga kondisi
Pengertian Stunting
yang disebabkan oleh kekurangan gizi, infeksi yang sering terjadi, serta stimulasi
psikososial yang tidak adekuat. Anak-anak dianggap stunting jika tinggi badan
menurut usia mereka lebih dari dua standar deviasi dibawah median standar
pertumbuhan anak (WHO, 2015). Malnutrisi dapat terjadi sejak bayi dalam
18
kandungan sampai pada masa awal kehidupan, namun baru terlihat setelah anak
berusia dua tahun, oleh karena itu pemenuhan gizi ibu atau anak merupakan faktor
(WHO, 2015).
Pengukuran Stunting
dan baby lenght board untuk anak yang belum bisa berdiri.
s.d <-2 SD, normal Z-score -2 SD s.d 3 SD, dan sangat tinggi
makanan yang dikonsumsi anak dan penyakit infeksi anak. Timbulnya gizi kurang
21
bukan saja karena makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit. Anak yang
mendapat makanan yang cukup baik tetapi sering diserang diare atau demam,
akhirnya dapat menderita gizi kurang. Sebaliknya anak yang makan tidak cukup
baik maka daya tahan tubuhnya (imunitas) dapat melemah, sehingga mudah
diserang penyakit infeksi, kurang nafsu makan dan akhirnya mudah terkena gizi
kurang. Sehingga disini terlihat interaksi antara konsumsi makanan yang kurang
yang tidak memadai merupakan tiga faktor yang saling berhubungan. Makin
tersedia air bersih yang cukup untuk keluarga serta makin dekat jangkauan
ibu tentang kesehatan, makin kecil resiko anak terkena penyakit dan kekurangan
gizi.
diantaranya :
Suryani (2020) berat badan lahir adalah salah satu indikator tumbuh kembang
mulai masa anak-anak hingga masa dewasa dan gambaran status gizi yang
diperoleh janin dalam kandungan.BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) adalah salah
satu dari sekian masalah pada defisiensi zat gizi di beberapa wilayah. Definisi
BBLR adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2.500 gram
(Suryani, 2020)
dibandingkan balita yang tidak memiliki Riwayat penyakit infeksi. Infeksi yang
sering terjadi diantaranya infeksi saluran cerna yang diakibatkan oleh virus,
bakteri, maupun parasit dan infeksi saluran napas (ISPA). Diare adalah buang air
besar dengan frekuensi yang meningkat dan dan konsistensi tinja yang lebih lunak
dan cair yang berlangsung dalam kurun waktu minimal 2 hari dan frekuensinya 3
kali dalam sehari. Oleh karena itu, penyakit diare merupakan salah satu masalah
penyediaan air bersih di rumah tangga dapat menjadi salah satu upaya dalam
Perawatan anak atau pola asuh. Anak usia 0-59 bulan sangat penting
yang sangat esat pada anak. Anaka usia <5 tahun membutuhkan zat-zat gizi yang
24
lebih banyak dan berkualitas, diusia ini anak sangat rawan mengalami kelainan
gizi jika kebutuhan gizinya tidak terpenuhi. Perhatian keluarga terutama orangtua
sangat penting dalam hal perawatan anak (Waryana, 2010). Aspek penting
ASI Eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian ASI setelah lahir sampai
bayi berusia enam bulan tanpa pemberian makanan lain. Berdasarkan World
anak berusia dua tahun ditambah dengan pemberian makanan pendamping ASI
(MP-ASI) saat anak berusia enam bulan. Pemberian ASI eksklusif dapat
memgurangi resiko infeksi saluran pencernaan, infeksi usus besar dan usus halus,
alergi, kematian bayi, penyakit celiac, leukemia, obesitas, limfoma dan penyakit
sama seperti pada masa bayi, akan tetapi kebutuhan nutrisi pada masa ini
merupakan prioritas yang paling penting. Pada usia 0-5 bulan ASI dapat
memenuhi semua kebutuhan energi bayi, namun setelah usia enam bulan dapat
terjadi kesenjangan antara kebutuhan energi bayi dengan energi yang berasal dari
ASI beresiko terjadinya kekurang gizi serta akan rentan terhadap penyakit infeksi.
Masa balita merupakan masa transisi, terutama saat usia 1-2 tahun, saat anak
mulai mengkonsumsi makanan padat dan menerima rasa serta tekstur makanan
26
yang baru (Pritasari dkk., 2017). Umur pertama pemberian MP-ASI merupakan
faktor yang memberikan hubungan antara pola asuh dengan kejadian stunting
pada anak ditunjukkan dengan nilai p-value pada masing-masing variabel < α
(0,05) (Aridiyah dkk., 2015). Saat bayi diberikan MP-ASI maka bayi juga tetap
diberikan ASI, karena peranan MP-ASI bukan sebagai pengganti ASI tetapi
(Waryana, 2010).
bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan (Permenkes RI, 2017). Menurut WHO sekitar 1,5 juta
anak mengalami kematian tiap tahunnya karena penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi. Pada 2018, terdapat kurang lebih 20 juta anak tidak
mendapatkan imunisasi lengkap dan bahkan ada anak yang tidak mendapatkan
dikelompokkan menjadi dua yaitu imunisasi program dan imunisasi pilihan dibagi
atas beberapa :
lanjutan. Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 tahun imunisasi
tipe b (Hib), dan campak. Imunisasi lanjutan merupakan ulangan imunisasi dasar
kelompok umur tertentu yang paling berisiko terkena penyakit sesuai dengan
Imunisasi dasar atau lanjutan pada target sasaran yang belum tercapai.
negara endemis penyakit tertentu, dan kondisi kejadian luar biasa/wabah penyakit
tertentu.
Demam tifoid, Hepatitis A, Kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human
Demam berdarah.
pada anak harus memiliki kualitas dan kuantitas yang baik dan memenuhi gizi
anak. Makanan yang bergizi dibutuhkan balita untuk tumbuh kembang. Apabila
asupan gizi cukup maka balita akan mencapai petumbuhan dan perkembangan
28
yang baik dan optimal. Perlu diketahui bahwa pada usia balita risiko untuk
terjadinya gizi kurang sangatlah tinggi. Hal ini dikarenakan pada usia balita terjadi
pertumbuhan dan perkembangan yang cepat sehingga balita membutuhkan zat gizi
yang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. Pada masa balita biasanya
terjadi penurunan nafsu makan dan rentan terkena infeksi. Asupan makanan yang
kurang serta terjadinya infeksi pada balita menjadi penyebab langsung terjadinya
status gizi kurang. Oleh karena itu makanan yang kita sajikan untuk balita
hendaklah memenuhi zat-zat gizi yang balita perlukan sehingga terjadinya gizi
Pembeian makan pada bayi 0-6 bulan. Pemberian makanan pada bayi
haruslah sangat diperhatikan. Hal ini karena pencernaan pada bayi belum
sempurna sehingga belum dapat mencerna makanan dengan baik. Bayi dalam
kondisi normal sebaiknya diberikan ASI (Air Susu Ibu) saja (ASI Eksklusif)
selama usia 0 – 6 bulan. ASI mengandung zat-zat gizi yang diperlukan bayi serta
zat-zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
Pembeian makan pada balita usia 6-24 Bulan. Balita usia 6 – 24 bulan
Pada usia ini balita sudah diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI
(MPASI). Makanan dalam bentuk lumat dapat diberikan pada usia > 6 bulan
seperti bubur, susu, telur setengah matang, pepaya atau pisang dikerik dan lain
sebagainya. Ketika usia 7 hingga 12 bulan makanan lembek atau lunak dapat
diberikan seperi nasi tim, perkedel kukus sayur bayam, dan lain-lain. Pada saat
29
anak berusia lebih dari 12 bulan sudah dapat diperkenalkan dengan masakan
keluarga. Apabila pada usia ini mengalami ketidakseimbangan gizi maka dapat
pembeian makan pada balita usia 2-5 tahun. Balita pada usia 2 – 5 tahun
kebutuhan zat gizinya juga lebih banyak dibanding usia di bawahnya. Usia ini
makan serta mudah terkena infeksi. Maka dari itu asupan gizi seimbang sangat
diperlukan. Balita pada usia ini sudah tidak mendapat ASI sehingga makanan
keluarga atau makanan orang dewasa sudah dapat diberikan (Kusudayati dkk.,
2017).
ASI namun jumlah makanan yang diberikan tidak terlalu banyak, sesuai
5. Bayi sebaiknya diberikan makanan campuran dari makanan pokok, lauk pauk,
7. Selama masa proses perkenalan makanan pada bayi, hal yang biasanya sakit
setiap kegiatan dan serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak terjadinya masa
dan gaya hidup baik diri sendiri dan pasangan. Masa Sebelum Hamil dilakukan
serangkaian kegiatan yang ditujukan pada perempuan sejak saat remaja hingga
saat sebelum hamil dalam rangka menyiapkan perempuan menjadi hamil sehat
agar kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir sehat dan cerdas
terjadi penyulit/komplikasi
5. Penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan
6. Melibatkan ibu hamil, suami, dan keluarganya dalam menjaga kesehatan dan
penyulit/komplikasi.
Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan adalah timbang berat badan, ukur tekanan
hamil, tes penyakit menular seksual, dan temu wicara dalam rangka persiapan
rujukan.
Dampak Stunting
jangka pendek maupun jangka panjang. Akibat jangka pendek yaitu terjadinya
dan bahasa, peningkatan kemungkinan biaya perawatan anak sakit. Dampak yang
spesifik.
Intervensi sensitif. Sasaran dari intervensi ini sangat luas yang mencakup
masyarakat secara umum. Bersifat besar, lintas sektoral, dan berjangka panjang.
Berikut beberapa intervensi dalam usaha penurunan stunting dibawah lima tahun
antara lain:
4. Penyelenggaraan JKN
5. Memberikan Jampersal
7. Pemberian PAUD
terkait.
9. Memberikan pendidikan kesehatan dan gizi seksual dan reproduksi bagi kaum
muda.
14. Mencari kekuatan dari suatu daerah untuk meningkatkan ekonomi daerah.
Intervensi spesifik. Sasaran dari intervensi adalah anak usia seribu hari
pertama mulai kehidupan, dan bersifat jangka pendek. Berikut, intervensi gizi
spesifik:
1. Suplemen makanan untuk mengatasi kurang energy dan protein kronis pada
ibu hamil
3. Pemenuhan yodium
4. Mengatasi kecacingan
5. Pencegahan malaria
Landasan Teori
seseorang yakni:
culture :
Tersebut
1. Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu.
puskesmas, tetapi pada saat itu tidak mempunyai uang sepersen pun sehingga
2. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu pada
pengalaman orang lain. Seorang ibu tidak mau membawa anaknya yang sakit
3. Sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasarkan pada banyak
terhadap KB, tetapi ia kemudian tetap tidak mau ikut KB dengan alat
4. Nilai (value) dalam suatu masyarakat apa pun selalu berlaku nilai-nilai yang
di masyarakat.
lain guru, alim ulama, kepala adat (suku), kepala desa, dan
sebagainya.
perilaku seseorang. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku tiap-
ini :
Lewin (1970)
Penghambat
Personal reference
Tokoh agama/ tokoh mayarakat
40
Perilaku
Resources
Fasyankes
Ekonomi
Nakes
Ketersediaan informasi
Pendorong
Culture
Kebiasaan
Nilai-nilai
tradisi
Gambar 2.7 Teori Kurt Lewin (1970) dan Teori WHO (1984).
- Dukungan petugas
kesehatan
- Dukungan Keluarga
- Pendepatan keluarga
41
Pendorong
Jenis Penelitian
dan deskripsi dari fenomena tertentu, sebebas mungkin dari dugaan yang belum
Informan Penelitian
samping pada penelitian kualitatif ini adalah teknik purposive sampling. Metode
purposive sampling tidak jauh berbeda dengan metode snowball yaitu metode
39
40
yang dibutuhkan oleh peneliti. Secara tentatif, agar hasil penelitian lebih kredibel
data. Saturasi data adalah dimana data yang telah diperoleh dari partisipan telah
sebelumnya.Menurut (Polit & Beck, 2008; Speziale & Carpender, 2003), jika
saturasi data telah terjadi dimana tidak ada informasi baru yang didapatkan,
cukup kaya dengan mendapatkan semua aspek ketertarikan pada pertanyaan yang
sama dan telah menutupi fenomena dari tujuan penelitian, maka pengambilan data
dapat dihentikan dan jumlah partisipan tidak bertambah. Kriteria partisipan dalam
Tabel 1
Informan Penelitian
Tokoh masyarakat 3
41
Kader 1
Total 11
Definisi Konsep
2. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sikap atau tindakan yang dilakukan oleh tiap-tiap
dan informasi.
3. Pendapatan Keluarga
4. Pengetahuan ibu
Pengetahuan adalah Wawasan ilmu yang dimiliki oleh ibu mengenai pengertian,
5. Sosial budaya
Sosial budaya adalah suatu tatanan dan interaksi dalam kehidupan masyarakat
42
6. Perilaku pengasuhan
teknik yang dirancang untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang perspektif
subjek pada topik penelitian (Sugiono, 2016). Dalam penelitian ini, terdapat
wawancara.
Ada beberapa prosedur pengumpulan data pada penelitian ini, antara lain :
1. Prolong engagement
dan pengumpulan data yang dilakukan kepada informan selama satu minggu
sebanyak dua kali pertemuan. Setelah itu memberikan informe consent untuk
partisipan bersedia, dilanjutkan dengan membuat kontrak waktu dan tempat untuk
Apabila data hasil wawancara, hasil observasi, dan catatan lapangan yang
ada sudah dilengkapi, maka dibuat transkip hasil wawancara. Peneliti melakukan
analisis terhadap data yang didapat bersamaan dengan proses bimbingan dosen,
dan penelitian akan terus dilakukan sampai dirasa tidak ada lagi hal-hal yang ingin
diketahui dari informan. Pencarian informasi dari informan lain terus dilakukan
sesuai dengan prosedur dan dihentikan setelah terjadi saturasi. Setelah semua
selesai.
2. Pilot Study
melakukan pilot study yang bertujuan sebagai latihan dalam melakukan teknik
wawancara. Pilot study dilakukan pada 1 informan. Setelah itu hasil wawancara
selanjutnya.
Instrumen Penelitian
Menurut Polit & Beck (2012), alat pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah kuesioner data demografi, panduan wawancara dan field note. Alat
44
pengumpulan data utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan kata
partisipan, usia baduta, jenis kelamin partisipan, jenis kelamin baduta, alamat,
suku, agama, dan pendidikan. Selain itu, peneliti juga menggunakan panduan
pengumpulan data.
wawancara dibuat berdasarkan landasan teori yang relevan dengan masa yang
pertanyaan terbuka, dan tidak bersifat kaku. Pertanyaan dapat berkembang sesuai
peneliti supaya jalannya wawancara terarah dan sesuai denga tujuan penelitian.
Catatan lapangan (field note) juga menjadi alat pengumpulan data pada
penelitian. Catatan lapangan (field note) merupakan catatan tertulis tentang apa
yang didengar, dilihat, dialami, dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan
45
dokumentasi respon non verbal selama proses wawancara berlangsung (Polit &
Beck, 2008).
Hasil catatan lapangan pada peneltian ini berisi tanggal, waktu, suasan
tempat, deskripsi atau gambaran partisipan, serta respon non verbal partisipan
karena metode ini memberikan langkah-langkah yang sederhana, jelas, dan rinci
(1978, dalam Speziale & Carpenter, 2003). Tahapan metode analisis data dengan
Colaizzi (1978a), narasi tidak perlu ditulis kata demi kata, asalkan esensi dari
bersangkutan.
tahap analisis ini, Colaizzi (1978a) menyarankan agar peneliti berupaya untuk
transkrip partisipan.
telah dirumuskan ke dalam kelompok sejenis. Dengan kata lain, makna yang
lanjut dibuat antara peneliti dengan masing- masing partisipan untuk tujuan
dimasukkan ke dalam deskripsi final dari fenomena yang terjadi saat ini.
Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara content analysis
segera setelah selesai setiap proses wawancara, yaitu bersamaan dengan dibuatnya
kedalam komputer, setiap bagian dari data akan diberi kode. Kemudian teks lain
Triangulasi
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada, peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data.
Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda
Adventus, MRL., Jaya, I.M.M., Mahendra, D. (2020). Buku ajar Promosi Kesehatan.
Anisa, P. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Balita
Indonesia.
Annisa, N, Sumiaty, & Tondong, H. I. (2019). Hubungan Inisiasi Menyusui Dini dan ASI
Eksklusif dengan Stunting pada Baduta Usia 7-24 Bulan. Jurnal Bidan Cerdas
Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The
Kesehatan, 3, 163-170
Daracantika, A., Ainin., & Besral., (2021). Systematic Literature Review: Pengaruh
Doy, E., Ngura, E.T., & Ita, E. (2021). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya
Stunting pada Anak Usia Dini di Kabupaten Ngada. Jurnal Citra Pendidikan
Engle, P. L. & Lhotska, L. 1999. The role of care in programmatic actions for nutrition:
designing programmes involving care. Food and Nutrition Bulletin, 20, 121-135
Kamilia, A. (2019). Berat Badan Lahir Rendah dengan Kejadian Stunting pada Anak Low
Birth Weight with Stunting in Children. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Penyebab Stunting Pada Anak . Diakses dari
https://www.kemkes.go.id/article/view/18052800006/ini-penyebab-stunting-
49
50
pada-anak-html.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pemberian Makan Bayi dan Anak. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI. (2021). Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI)
kementerian Komunikasi dan Informatika RI. (2019). Tingkatkan Cakupan dan Mutu
https://www.kominfo.go.id/content/detail/18225/pid-2019-tingkatkan-cakupan-
dan-mutu-imunisasi-lengkap/0/artikel_gpr
Kiik, S. M., & Nuwa, M. S.(2020). Stunting Dengan Pendekatan Fremework WHO.
Kusudaryati, D.P.D., Prananingrum, R., Untari, I. (2017). Menu Makan Sehat Untuk
Millati, N.A., Kirana, T.S., Ramadhani, D.A., Alveria, M., Oktaviana, H., Situmorang,
B.K., Marpaung, R.A.R., Wijaya, C.N., Subadri, I., Chang, T.C., Purwanto,
M.G.,Munthe, D.R., Uli, I., Meilani, S., Chaniago, W.M., & Putra, I.A. (2021a).
Stunting dan Peran Remaja. Dalam Cegah Stunting Sebelum Genting (h.06).
Millati, N.A., Kirana, T.S., Ramadhani, D.A., Alveria, M., Oktaviana, H., Situmorang,
B.K., Marpaung, R.A.R., Wijaya, C.N., Subadri, I., Chang, T.C., Purwanto,
M.G.,Munthe, D.R., Uli, I., Meilani, S., Chaniago, W.M., & Putra, I.A. (2021b).
51
Stunting dan Peran Remaja. Dalam Cegah Stunting Sebelum Genting (h.06).
Nufus, H. & Adu, LA. (2020) Pola Asuh Berbasis Qalbu dan Perkembangan Belajar
Nurdin, S.S.I., Katili, D.N.O., & Ahmad, Z.F. (2019) Faktor Ibu, Pola Asuh Anak,
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar
Antropometri Anak.
Penurunan Stunting.
Permadi, M. R., Hanim, D., Kusnandar, & Indarto, D. (2016). Risiko Inisiasi Menyusui
Dini dan Praktek ASI Eksklusif terhadap Kejadian Stunting pada Anak Usia 6- 24
Pritasari, Damayanti, D., & Lestari, N.T. (2017). Gizi Dalam Daur Kehidupan. Edisi
Rahayu, A., Yulidasari, F., Putri, A.O., & Anggraini, L. (2018). Study Guide- Stunting
52
CV Mine.
Rahmad, A. H. A. & Miko, A. 2016. Kajian Stunting pada Anak Balita berdasarkan Pola
Asuh dan Pendapatan Keluarga Di Kota Banda Aceh. Kesmas Indonesia, 8, 63-
79.
Setiawan, E., Machmud, R. & Masrul, M. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan
Andalas, 7, 275-284.
Subagia, I. N. (2021) Pola Asuh Orang Tua: Faktor, Implikasi Terhadap Perkembangan
Sumartini, E. (2020). Studi Literatur : Riwayat Penyakit Infeksi Dan Stunting Pada
Suryani, E. (2020) Bayi Berat Badan Lahir Rendah dan Penatalaksanaannya. Kediri:
STRADA PRESS
United Nations Children’s Fund. (2013). Improving Child Nutrition The Achievable
United Nations Children’s Fund. (2020). Situasi Anak di Indonesia- Tren dan Tantangan
Vonaesch, P., Tondeur, L., Breurec, S., Bata, P., Nguyen, L. B. L., Frank, T., Farra, A.,
Rafaï, C., Giles-Vernick, T. & Gody, J. C. 2017. Factors associated with stunting
53
in healthy children aged 5 years and less living in Bangui (RCA). PloS one, 12,
e0182363
https://kink.onesearch.id/Record/IOS3737.SULUT000000000002648
Widyaningsih, N.N., Kusnandar, & Anantanyu, S. (2018). Keragaman Pangan, Pola Asuh
Makan dan Kejadian Stunting Usia 24- 59 Bulan. Jurnal Gizi Indonesia, 7(1), 22-
29.
https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/280133/9789241550468-eng.pdf.
Considerations for Achieving The Global Nutrition Targets 2025. Diakses dari
file:///C:/Users/TOSHIBA/Downloads/9789241513647-eng-1.pdf.
World Health Organization. (2022, 20 Juli). Stunting prevalence among children under 5
https://www.who.int/data/gho/data/indicators/indicator-details/GHO/gho-jme-
stunting-prevelence.
Lampiran
Kepada Yth,
Calon informan
Di,-
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Nur Amri sari Harahap
NIM : 207032038
mahasiswi Pascasarjana Kesehatan Masyarakat, Konsentrasi Promosi Kesehatan
Universitas Sumatera Utara akan mengadakan penelitian dengan judul :
“Pendorong dan Penghambat Perilaku Pengasuhan Anak Stunting di Kabupaten Padang
lawas Tahun 2022”
Penelitian ini dilakukan sebagai tahap akhir dalam penyelesaian studi master di Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara. Saya berharap Anda bersedia untuk
menjadi informan dalam penelitian ini dimana akan dilakukan wawancara mendalam
terkait dengan penelitian. Semua informasi yang anda berikan terjamin kerahasiaannya,
dengan cara hanya mencantumkan inisial nama anda dan tidak mencantumkan identitas
informan ke dalam hasil penelitian saya. Setelah anda membaca maksud dan kegiatan
penelitian di atas, saya mohon untuk mengisi nama dan tanda tangan pada lembar
persetujuan dan menjawab dengan benar pertanyaan- pertanyaan yang saya ajukan.
Demikian atas kesediaan dan kerjasama anda sebagai informan, saya ucapkan banyak
terima kasih.
Peneliti
54
55
(Informed Consent)
No. Responden :
Nama :
Alamat :
NIM : 207032038
Saya mengerti bahwa kerahasiaan sehubungan dengan penelitian ini dapat dijaga
oleh peneliti. Semua data hanya akan digunakan untuk pengolahan data dan tidak akan
disalahgunakan. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sejujur- jujurnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun dan kiranya dapat dipergunakan dengan sebagaimana
mestinya.
Sibuhuan,........................2022
Responden
56
I. Perkenalan
wawancara). Perkenalkan nama saya Nur Amri Sari Harahap, Saya akan
mewawancarai saudara/i.
stunting. Kami tidak akan menilai jawaban saudara/i mengenai hal tersebut,
oleh karena itu saudara/i boleh mengungkapkan apa yang sebenarnya tanpa
dan dirasakan.
57
III. Prosedur
1. Nama :
2. Kode Informan :
3. Umur :
4. Jenis Kelamin :
6. Pendidikan Terakhir :
7. Tempat,tanggal lahir :
8. Alamat :
9. Pekerjaan :
I. Perkenalan
60
wawancara). Perkenalkan nama saya Nur Amri Sari Harahap, Saya akan
mewawancarai saudara/i.
stunting. Kami tidak akan menilai jawaban saudara/i mengenai hal tersebut,
oleh karena itu saudara/i boleh mengungkapkan apa yang sebenarnya tanpa
dan dirasakan.
III. Prosedur
11. Nama :
13. Umur :
18. Alamat :
19. Pekerjaan :
I. Perkenalan
63
wawancara). Perkenalkan nama saya Nur Amri Sari Harahap, Saya akan
mewawancarai saudara/i.
stunting. Kami tidak akan menilai jawaban saudara/i mengenai hal tersebut,
oleh karena itu saudara/i boleh mengungkapkan apa yang sebenarnya tanpa
dan dirasakan.
III. Prosedur
21. Nama :
23. Umur :
28. Alamat :
29. Pekerjaan :
No
Variabel Topik Wawancara
.
I. Perkenalan
wawancara). Perkenalkan nama saya Nur Amri Sari Harahap, Saya akan
mewawancarai saudara/i.
stunting. Kami tidak akan menilai jawaban saudara/i mengenai hal tersebut,
oleh karena itu saudara/i boleh mengungkapkan apa yang sebenarnya tanpa
dan dirasakan.
III. Prosedur
31. Nama :
33. Umur :
38. Alamat :
39. Pekerjaan :
No
Variabel Topik Wawancara
.
- Pencegahan stunting
- Kepecayaan atau praktek budaya dalam pengasuhan
anak
- Apakah ada kebiasan dalam pemberian makanan
pada bayi baru lahir
- Tujuan peberian makanan tersebut
- Apakah ada persepsi tentang anak stunting
- Apakah ada mitos dalam pengasuhan anak baik
dalam aspek pemberian ASI, Kolostrum, MPASI
dan Imunisasi