Anda di halaman 1dari 10

e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.

4 (October, 2020): 1050-1059 Jurnal Human Care

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA

Revi Yulia
Fakultas Keperawatan Manajemen Keperawatan, Universitas Andalas,
Perum Pondok Pelangi 3, Blok. G5 No.8A Tiban Indah , Batam
e-mail : revi_yulia@ymail.com

Submitted: 01-10-2020, Reviewer: 04-10-2020, Accepted: 10-10-2020

ABSTRACT
Job satisfaction is a situation that the subjective nature based on a comparison of what is real is
received by someone from his job as compared to what was expected. The study aims to examine the
factors related to job satisfaction of nurses in the inpatient unit RSBK Batam. Type analitic cross
sectional study. Samples are nurses in the inpatient unit RSBK with 88 samples, with sampling
techniques, total sampling. The result of bivariate chi-square statistic showed there are significant
relationship between leadership, working conditions, change of promotion and supervise by nurses
with job satisfaction, while the results of multivariate analysis showed that the most dominant factor
is the chance of promotion. Nursing management are expected to always improve the activities
related to the promotion of further education and training, especially nursing.

Keywords: Incentives, Work Environment, Promotion, Supervision, Satisfaction

ABSTRAK
Kepuasan kerja merupakan suatu keadaan yang sifatnya subjektif yang didasarkan pada suatu
perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh seseorang dari pekerjaanya
dibandingkan dengan apa yang diharapkan. Penelitian bertujuan untuk melihat hubungan faktor-
faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSBK
Batam. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah seluruh
perawat pelaksana di ruang rawat inap RSBK dengan sampel 88 orang, dengan teknik pengambilan
sampel, total sampling. Hasil uji statistik bivariat chi-square menunjukan hasil terdapatnya hubungan
bermakna kepemimpinan, kondisi lingkungan kerja, kesempatan promosi dan supervisi dengan
kepuasan kerja perawat pelaksana, Sedangkan hasil analisis multivariat menunjukkan faktor yang
paling dominan adalah kesempatan promosi. Manajemen keperawatan diharapkan selalu
meningkatkan kegiatan yang berhubungan dengan promosi terutama pendidikan lanjutan dan
pelatihan keperawatan.

Kata Kunci : Insentif, Lingkungan Kerja, Promosi, Supervisi, Kepuasan

PENDAHULUAN lapisan masyarakat. Salah satu


Mutu pelayanan kesehatan di profesionalisme di rumah sakit yang
rumah sakit sangat dipengaruhi oleh sangat berperan dalam pelayanan
kualitas sarana fisik, jenis tenaga yang kesehatan di rumah sakit adalah tenaga
tersedia, obat dan alat kesehatan serta keperawatan (Bustami, 2011).
proses pemberian pelayanan kesehatan. Gomes (2003) mendefenisikan
Peningkatan kualitas terhadap sumber sebagai suatu keadaan yang sifatnya
daya manusia dan profesionalisme subjektif yang didasarkan pada suatu
diperlukan agar pelayanan kesehatan yang perbandingan mengenai apa yang secara
bermutu dan pemerataan pelayanan nyata diterima oleh seseorang dari
kesehatan dapat dinikmati oleh seluruh pekerjaanya dibandingkan dengan apa

1050
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1050-1059 Jurnal Human Care

yang diharapkan, diinginkan, dan Beberapa penelitian tentang kepuasan


dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau kerja, diantaranya Penelitian yang
berhak baginya. dilakukan oleh Rumiati (2001) kesempatan
Kepuasan kerja memiliki beberapa promosi, gaji, supervisi dan kondisi kerja
indikator. Menurut Robbins (2003) mempunyai hubungan positif dengan
terdapat lima indikator kepuasan kerja , kepuasan kerja. Penelitian Selanjutnya
yaitu : 1) Pekerjaan, 2) Upah, 3) oleh Mustikasari (2003) dengan jumlah
Promosi , 4) Pengawas, 5) Rekan Kerja. sampel 151 perawat diperoleh hasil bahwa
Kepuasan kerja dapat dipengaruhi oleh sebagian besar (80,8%) perawat pelaksana
beberapa faktor, seperti teori yang di Rumah Sakit H.Marzoeki Mahdi Bogor
dikemukakan oleh Herzberg dalam Mathis mengatakan tidak puas bekerja dan hanya
& Jackson (2006) dikenal dengan teori dua 19,2% puas bekerja. Dan penelitian
faktor yang mengasumsikan bahwa Mayasari (2009) menyatakan ada
kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja pengaruh antara kepemimpinan, insentif
dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan dan supervisi dengan kepuasan kerja
ekstrinsik. Faktor intrinsik dinamakan perawat.
motivator yang terdiri dari prestasi, Kinerja perawat yang belum
pengakuan, pekerjaan itu sendiri, tanggung optimal dapat disebabkan karena
jawab dan kemajuan sedangkan faktor ketidakpuasan dalam bekerja, hal ini juga
ekstrinsik dinamakan sebagai faktor akan menyebabkan ketidakpuasan pasien
hygiene yang terdiri dari hubungan dan keluarga yang berdampak besar pada
interpersonal, administrasi atau kebijakan mutu pelayanan keperawatan, namun
perusahaan, pengawasan, gaji dan kondisi belum semua rumah sakit mampu
kerja. menciptakan kepuasan kerja bagi perawat
Model utama penyebab kepuasan (Aditama, 2010). Data hasil residensi
kerja yaitu pemenuhan kebutuhan (need mahasiswa manajemen keperearawatan
fullfilment), ketidaksesuaian Universitas Andalas Padang pada bulan
(discrepancies), pencapaian nilai (value September sampai Desember 2014
attainment), keadilan (equity) dan didapatkan hasil bahwa, Berdasarkan hasil
komponen watak/genetik kuesioner kepuasan pasien yang sudah
(dispositional/genetic component). dilakukan di instalasi rawat inap,
Kepuasan kerja perawat akan muncul didapatkan angka kepuasan pasien sebesar
apabila memenuhi faktor-faktor tersebut, 70%. Hal ini masih dibawah standar
sedangkan jika hal ini tidak terpenuhi pelayanan minimal rumah sakit di instalasi
maka akan berpengaruh terhadap kepuasan rawat inap yang seharusnya yaitu ≥ 90 %
kerja yang akan berdampak pada pekerjaan menurut standar Depkes Tahun 2005.
yang dilakukannya (Wibowo, 2011). (Nahrul dkk, 2014).
Menurut Noe, dkk (2011) Pengaruh Rumah Sakit Budi Kemulian Kota
kepuasan kerja akan berdampak pada Batam adalah rumah sakit Kelas B dengan
kinerja, kemangkiran dan keterlambatan, kapasitas 230 Tempat Tidur dan 16 unit
pindah kerja, komitmen terhadap pelayanan medis dan 11 unit pelayanan
organisasi dan kesehatan fisik dan mental penunjang. Jumlah tenaga keperawatan di
pekerja itu sendiri. Perawat yang puas RSBK Kota Batam pada tahun 2014 yaitu
dengan pekerjaanya akan selalu hadir 205 orang yang tersebar dalam 5 instalasi,
bekerja dan tidak akan terlambat datang jumlah ini masih kurang menurut standar
ketempat kerja, tidak akan pindah kerja, Depkes dimana RS kekurangan tenaga 108
mempunyai komitmen terhadap tujuan orang, hal ini menyebabkan beban kerja
organisasi (rumah sakit) dan akan perawat pelaksana di ruangan menjadi
memiliki kesehatan fisik dan mental yang meningkat, serta angka Turn Over rata-
baik (Aditama, 2010). rata 21% pertahun. Menurut Gillies

1051
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1050-1059 Jurnal Human Care

(1985) standar perawat di rumah sakit di METODE PENELITIAN


katakan normal antara -10% kejaian Penelitian ini menggunakan desain
pertahun . jadi kejadian turn over ini bisa Dekriptif Analitik dengan pendekatan
terjadi di setiap rumah sakit dengan angka Cross Sectional, dalam penelitian ini
yang bervariasi. untuk mencegah supaya populasi nya adalah seluruh Perawat
kejadian turnover ini tidak tinggi, pihak pelaksana yang bekerja di RSBK kota
manejerial harus mengidentifikasi sedini Batam tahun 2015 yaitu berjumlah 88
mungkin indikator–indikator orang dengan dengan teknil penarikan
kecenderungan terjadinya turnover salah sampel total Sampling menggunakan uji
satunya adalah dari kepuasan perawat statistik bivariat chi-square.
pelaksana (Profil RSBK 2014).
Berdasarkan fenomena tersebut
HASIL PENELITIAN
peneliti tertarik untuk mengidentifikasi
Berdasarkan Tabel 1 didapatkan
faktor-faktor apa saja yang berhubungan
lebih dari separuh (52,3%) Perawat
dengan kepuasan kerja perawat pelaksana
menyatakan kepemimpinan Kepala
di diRanap RSBK. Dengan Mengetahuinya
ruangan kurang baik, lebih dari separuh
faktor-faktor yang berhubungan dengan
(59,1%) Perawat menyatakan insentif tidak
kepuasan kerja perawat akan memberi
sesuai, lebih dari separuh (52,3%) Perawat
manfaat bagi pelayanan keperawatan yang
menyatakan kondisi lingkungan kerja tidak
optimal dan peningkataan kepuasan pasien
nyaman, lebih dari separuh (61,4%)
di rumah sakit.
Perawat

Tabel 1
Faktor – Faktor Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang
Rawat Inap RSBK Tahun 2015
Variabel f %
Kepemimpinan Karu
1. Baik 42 47,7
2. Kurang baik 46 52,3
Insentif
1. Sesuai 36 40,9
2. Tidak sesuai 52 59,1
Kondisi Lingkungan Kerja
1. Nyaman 42 47,7
2. Tidak nyaman 4 52,3
Promosi
1. Baik 34 38,6
2. Kurang baik 54 61,4
Supervisi
1. Baik 39 44,3
2. Kurang baik 49 55,7
Kepuasan Kerja
1. Puas 39 44,3
2. Tidak puas 49 55,7
Total 88 100

1052
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1050-1059 Jurnal Human Care

menyatakan kesempatan promosi kurang separuh (55,7%) Perawat menyatakan tidak


baik, lebih dari separuh (68,2%) Perawat puas dengan kepuasan kerja di ruang rawat
menyatakan supervisi baik, dan lebih dari inap RSBK Batam.

Tabel 2
Hubungan Faktor- Faktor Kepuasan Kerja Perwat Pelaksana
Di Ruang RSBK Tahun 2015
Kepuasan Kerja Total
Puas Tidak P OR
Variabel
Puas f % value CI. 95%
f % f %
Kepemimpinan Karu
1. Baik 32 76,2 10 23,8 42 100,0
0,000 17.829
2. Kurang baik 7 15,2 39 84,8 46 100,0
Insentif
1. Sesuai 18 50.0 18 50.0 36 100,0
2. Tidak sesuai 21 40,4 31 59,6 52 100,0 0,500 1.476
Kondisi Lingkungan Kerja
1. Nyaman 30 71,4 12 28,6 42 100,0
0,000 10.278
2. Tidak nyaman 9 19,6 37 80,4 37 100,0
Promosi
1. Baik 27 79,4 7 20,6 34 100,0
0,000 13.500
2. Kurang baik 12 22,2 42 77,8 54 100,0
Supervisi
1. Baik 18 64,3 10 35,7 28 100,0
0,019 3.343
2. Kurang baik 21 35,0 39 65,0 60 100,0
Total 39 44,3 49 55,7 88 100,0 Total

Berdasarkan Tabel 2 dapat di ada hubungan yang bermakna antara


ketahui dari 42 perawat yang insentif dengan kepuasan kerja perawat
mempersepsikan kepemimpinan karu baik pelaksana di ruang rawat inap RSBK
dan merasa puas bekerja sebanyak 32 Batam.
orang (76,2%) sedangkan yang Dari tabel diatas juga dapat di
menyatakan kepemimpinan karu kurang ketahui dari 42 perawat yang
baik dan merasa puas bekerja sebanyak 7 mempersepsikan kondisi lingkungan kerja
orang (15,2%). yang nyaman dan merasa puas bekerja
Hasil uji statistik didapatkan nilai sebanyak 30 orang (71,4%). Sedangkan
p=0,000 (p<α). Hal ini menyatakan ada yang menyatakan kondisi lingkungan kerja
hubungan yang bermakna antara yang tidak nyaman dan merasa puas
kepemimpinan kepala ruang dengan bekerja sebanyak 9 orang (19,6%). Hasil
kepuasan kerja perawat pelaksana di runag uji statistik didapatkan nilai p=0,000
rawat inap RSBK Batam . (p<α). Hal ini menyatakan ada hubungan
Dari tabel diatas juga dapat di yang bermakna antara kondisi lingkungan
ketahui dari 36 perawat yang kerja dengan kepuasan kerja perawat
mempersepsikan insentif tidak sesuai dan pelaksana di runag rawat inap RSBK
merasa puas bekerja sebanyak 21 orang Batam .
(40,4%), sedangkan yang menyatakan Dari tabel diatas juga dapat di
insentif sesuai dan merasa puas bekerja ketahui dari 34 perawat yang
sebanyak 18 orang (50,0%) . mempersepsikan promosi baik dan merasa
Hasil uji statistik didapatkan nilai puas bekerja sebanyak 27 orang (79,4%).
p=0,500 (p<α), hal ini menyatakan tidak Sedangkan yang menyatakan promosi

1053
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1050-1059 Jurnal Human Care

kurang baik merasa puas bekerja sebanyak puas bekerja sebanyak 18 orang (64,3%),
12 orang (22,2%). Hasil uji statistik sedangkan yang menyatakan supervisi
didapatkan nilai p=0,000 (p<α). Hal ini kurang baik dan merasa puas bekerja
menyatakan terdapat hubungan yang sebanyak 21 orang (35,0%) . Hasil uji
bermakna antara promosi dengan kepuasan statistik didapatkan nilai p=0,019 (p<α). Hal
kerja perawat pelaksana di runag rawat ini menyatakan terdapat hubungan yang
inap RSBK Batam. tidak bermakna antara supervisi dengan
Dari tabel diatas juga dapat di kepuasan kerja perawat pelaksana di runag
ketahui dari 28 perawat yang rawat inap RSBK Batam.
mempersepsikan supervisi baik dan merasa

Tabel 3
Faktor Yang Paling Berhubungan Dengan Kepuasan Kerja
Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSBK Tahun 2015

Kepuasan Kerja Total


p
Variabel Kategori Puas Tidak Puas
F value
f % f %
Kepemimpinan Baik 32 76,2 10 23,8 42
Karu Kurang baik 7 15,2 39 84,8 46 0,000

Insentif Sesuai 18 50.0 18 50.0 36


Tidak sesuai 21 40,4 31 59,6 52 0,372

Kondisi Nyaman 30 71,4 12 28,6 42


lingkngan kerja Tidak nyaman 9 19,6 37 80,4 37 0,000

Kesempatan Baik 27 79,4 7 20,6 34


promosi Kurang baik 12 22,2 42 77,8 54 0,000

Supervisi Baik 18 64,3 10 35,7 28


0,010
Kurang baik 21 35,0 39 65,0 60

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat rawat inap RSBK Batam. Dilihat dari hasil
variabel yang mempunyai nilai p<0,25 wawancara dengan pihak manajemen
adalah variable kepemimpinan, kondisi Rumah Sakit di ketahui nilai kepuasan
lingkungan kerja, promosi dan supervisi, kerja rata-rata adalah 50 %. Jika
maka variabel tersebut dapat langsung dibandingkan dengan standar Depkes yang
masuk ke pemodelan multivariat. Namun menyatakan bahwa kepuasan kerja harus
variabel insentif tetap dianalisis lebih dari 90%, maka kepuasan kerja
multivariate karena secara subsatansi perawat pelaksana di ruang rawat inap
insentif merupakan variabel yang sangat RSBK Batam masih rendah. Hal ini
penting berhubungan dengan kepuasan menunjukkan bahwa masih banyak
kerja perawat. perawat pelaksana yang belum merasa
puas bekerja di ruang rawat inap RSBK
Batam. Hasil ini hampir sama dengan
PEMBAHASAN
pengkajian yang dilakukan oleh
Gambaran Kepuasan Kerja Perawat
mahasiswa pada saat residensi di RSBK
Pelaksana
Batam tahun 2014, dimana didapatkan
Hasil penelitian didapatkan
63,3 % perawat tidak puas bekerja di
(55,7%) perawat pelaksana tidak puas dan
(44,3%) menyatakan puas bekerja di ruang
1054
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1050-1059 Jurnal Human Care

Rumah Sakit Budi Kemulian perawat didapatkan hasil bahwa terdapat


Batam.(Nahrul,dkk). hubungan yang bermakna antara gaya
Hasil penelitian ini bertolak kepemimpinan kepala ruang terhadap
belakang dengan yang dilakukan oleh kepuasan kerja perawat.
Andi, dkk (2013) tentang “Gambaran Menurut Gomes (2003) kepuasan
kepuasan kerja perawat rawat inap rumah kerja merupakan pertimbangan subjektif
sakit stella maris Makassar” terhadap 114 ini yang salah satunya berhubungan
perawat didapatkan hasil bahwa Kepuasan dengan hubungan antar perorangan dalam
kerja perawat di Rawat Inap RS Stella bekerja (pemimpin/manajer) dan rekan
Maris sudah baik. Berdasarkan distribusi kerja di dalam suatu organisasi.
Perawat, sebanyak 79 Perawat (60,8%) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
yang merasa puas, dan 51 Perawat (39,2%) mempengaruhi orang lain. Dengan kata
yang merasa tidak puas lain kepemimpinan dapat diartikan sebagai
kemampuan seseorang untuk
Hubungan Kepemimpinan Kepala mempengaruhi orang lain untuk
Ruang Dengan Kepuasan Kerja menggerakkan orang-orang tersebut agar
Perawat Pelaksana dengan penuh pengertian dan senang hati
Hasil analisa univariat menyatakan bersedia mengikuti kehendak pemimpin
lebih dari separuh (52,3%) perawat tersebut. Kepemimpinan manajerial
pelakana menyatakan kepemimpinan karu ditandai dengan sifat manajerial dan
kurang baik dan hampir separuh (47.7%) keterampilan manajerial yang mengarah ke
perawat pelaksana menyatakan pemberdayaan. Pembuatan keputusan
kepemimpinan karu baik di ruang rawat pemimpin dalam sebuah organisasi
inap RSBK Batam. Hasil bivariat tergantung pada gaya kepemimpinan
didapatkan terdapat hubungan yang (Siagian, 2005).
bermakna antara kepemimpinan dengan
kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang Hubungan Insentif Dengan Kepuasan
rawat inap RSBK Batam. Berdasarkan Kerja Perawat Pelaksana
persentase didapatkan bahwa perawat Hasil analisa univariat didapatkan
pelaksana yang puas bekerja lebih banyak hampir separuh (40.9%) perawat pelaksana
pada perawat pelaksana yang menyatakan menyatakan insentif sesuai dan lebih dari
kepemimpinan karu baik (76,2%) separuh (59.1%) perawat pelaksana
dibandingkan dengan yang menyatakan menyatakan insentif tidak sesuai di ruang
kepemimpinan karu kurang baik (15,2%) rawat inap RSBK Batam. Hasil bivariat
di ruang rawat inap RSBK Batam. tidak terdapat hubungan yang bermakna
Hasil penelitian ini sama dengan antara insentif dengan kepuasan kerja
penelitian yang dilakukan oleh Supiyah perawat pelaksana di ruang rawat inap
(2003) tentang “Kontribusi Fungsi RSBK Batam. Berdasarkan persentase
Kepemimpinan Kepala Ruang Dan didapatkan ada kecenderungan bahwa
Karakteristik Perawat Terhadap Kepuasan perawat pelaksana yang puas bekerja sama
Kerja Perawat Pelaksana Di RS Dharmais besarnya pada perawat pelaksana yang
Jakarta” terhadap 114 perawat didapatkan menyatakan insentif sesuai (50.0%)
hasil bahwa ada kontribusi bermakna dibandingkan dengan yang menyatakan
antara fungsi kepemimpinan dengan insentif kurang baik (40.5%) di ruang
kepuasan kerja perawat pelaksana. rawat inap RSBK Batam.
Penelitian yang dilakukan oleh Ramdhani, Hasil penelitian ini bertolak
dkk (2012) tentang “Pengaruh Gaya belakang dengan hasil penelitian yang
Kepemimpinan Kepala Ruang Terhadap dilakukan oleh Mayasari (2009) tentang
Kepuasan Kerja Perawat Di Rumah Sakit “Analisis Pengaruh Persepsi Faktor
Jasa Kartini Tasikmalaya” terhadap 145 Manajemen Keperawatan Terhadap

1055
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1050-1059 Jurnal Human Care

Tingkat Kepuasan Kerja Perawat Di bermakna antara kondisi lingkungan kerja


Ruang Rawat Inap RSUD Kota Semarang” dengan kepuasan kerja perawat pelaksana
terhadap 37 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap RSBK Batam.
didapatkan hasil bahwa ada hubungan Penelitian ini sama dengan
antara insentif dengan kepuasan kerja penelitian yang dilakukan oleh Rumiati
perawat pelaksana. Hasil penelitian yang (2001) tentang “Analisa hubungan
dilakukan oleh Rumiati (2001) tentang kepuasan kerja karyawan medis dan
“Analisis Hubungan Kepuasan Kerja komitmen organisasi di RS Dr.Kariadi
Karyawan Medis Dan Komitmen Semarang”, didapatkan hasil bahwa
Organisasi Di RS Dr.Karyadi Semarang” kondisi kerja mempunyai hubungan positif
didapatkan hasl bahwa terdapat hubungan dengan kepuasan kerja. Lingkungan kerja
antara gaji/insentif dengan kepuasan kerja. yang nyaman dalam arti sempit tempat /
Insentif adalah tambahan – lokasi kerja aman, nyaman, bersih dan
tambahan diluar gaji atau upah yang tenang, peralatan yang baik, teman sejawat
diberikan oleh organisasi. Program- akrab, pimpinan yang pengertian akan
program insentif disesuaikan dengan memberikan kepuasan karyawan (Gomes,
memberikan bayaran tambahan 2003). Demikian pula yang dinyatakan
berdasarkan produktivitas penjualan Flippo (2000), kondisi kerja yang nyaman
keuntungan-keuntungan atau upaya-upaya aman dan menarik merupakan keinginan
pemangkasan biaya. Tujuan utama karyawan untuk bekerja.
program insentif adalah mendorong dan
mengimbangi produktifitas karyawan dan Hubungan Promosi Dengan Kepuasan
efektifitas biaya (Flippo, 2000) Kerja Perawat Pelaksana
Kepuasan kerja diperoleh dari Hasil analisa univariat didapatkan
tingkat imbalan atau hasil yang diperoleh lebih dari separuh (61.4%) perawat
dari pekerjaan dibandingkan dengan apa pelaksana menyatakan promosi kurang
yang diharapkan atau dinilai karyawan. baik dan hampir separuh (38.6%) perawat
Semakin dekat perbandingan tersebut, pelaksana menyatakan promosi baik di
lebih banyak yang akan diperoleh dari ruang rawat inap RSBK Batam. Hasil
pekerjaan dibandingkan dengan yang analisa bivariat didapatkan terdapat
diinginkan, semakin tinggi kepuasan kerja hubungan yang bermakna antara promosi
tersebut. Teori ini menjelaskan bahwa dengan kepuasan kerja perawat pelaksana
dapat diketahui nilai-nilai individu di ruang rawat inap RSBK Batam.
mengenai kerja dan hasil, maka hal ini Berdasarkan persentase didapatkan ada
dapat digunakan sebagai informasi untuk kecenderungan bahwa perawat pelaksana
memperkirakan pengaruh faktor - faktor yang puas bekerja lebih banyak pada
yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat pelaksana yang menyatakan
(Siagian, 2005). promosi baik (79,4%) dibandingkan
dengan yang menyatakan promosi kurang
Hubungan Kondisi Lingkungan Kerja baik (22,2%) di ruang rawat inap RSBK
Dengan Kepuasan Kerja Perawat Batam.
Pelaksana Penelitian ini sama dengan
Hasil analisa univariat didapatkan penelitian yang dilakukan oleh Rumiati
lebih dari separuh (52.3%) perawat (2001) tentang analisa hubungan kepuasan
pelaksana menyatakan kondisi lingkungan kerja karyawan medis dan komitmen
kerja tidak nyaman dan hampir separuh organisasi di RS Dr.Kariadi Semarang,
(47.7%) perawat pelaksana menyatakan dari 4 faktor yang diteliti yaitu kesempatan
kondisi lingkungan kerja nyaman di ruang promosi, gaji, supervisi dan kondisi kerja
rawat inap RSBK Batam. Hasil bivariat ternyata mempunyai hubungan positif
didapatkan terdapat hubungan yang dengan kepuasan kerja. Hasil penelitian

1056
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1050-1059 Jurnal Human Care

yang dilakukan oleh Suroso (2011) dengan Hubungan Supervisi Dengan Kepuasan
judul “Hubungan persepsi tentang jenjang Kerja Perawat Pelaksana
karir dengan kepuasan kerja dan kinerja Hasil analisa univariat didapatkan
perawat di RSUD Banyumas tahun 2011” lebih dari separuh (68.2%) perawat
dengan 100 Perawat menyatakan terdapat pelaksana menyatakan supervisi kurang
hubungan antara supervisi dengan baik dan kurang dari separuh (31.8%)
kepuasan kerja dan kinerja perawat perawat pelaksana menyatakan supervisi
Menurut Robbins (2003) bahwa baik di ruang rawat inap RSBK Batam.
reward system /kesempatan untuk Pada analisa bivariat dapat disimpulkan
memperoleh promosi melalui jenjang tidak terdapat hubungan yang bermakna
kepangkatan, pelatihan dan pendidikan antara supervisi dengan kepuasan kerja
lanjutan mempengaruhi kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang rawat inap
karyawan. Kepuasan kerja mempengaruhi RSBK Batam. Berdasarkan persentase
produktivitas kerja karyawan, dengan didapatkan ada kecenderungan bahwa
demikian untuk meningkatkan perawat pelaksana yang puas bekerja lebih
produktivitas kerja karyawan perlu banyak pada perawat pelaksana yang
memperhatikan kepuasan kerja karyawan. menyatakan supervisi baik (64,3%)
Promosi merupakan kesempatan untuk dibandingkan dengan yang menyatakan
menumbuhkan pribadi, tanggung jawab supervisi kurang baik (35,0%) di ruang
yang lebih banyak dan status sosial yang rawat inap RSBK Batam.
ditingkatkan oleh karena itu individu- Penelitian ini bertolak belakang
individu yang mempersepsikan bahwa dengan penelitian yang dilakukan oleh
keputusan promosi dibuat dengan cara adil Lilian tentang “Pengaruh supervisi klinik
(fair and just) kemungkinan besar akan kepala ruang terhadap kepuasan kerja dan
mengalami kepuasan dari pekerjaan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat
mereka. inap RS Woodward Palu tahun 2011” dari
Handoko (2001) menyatakan 56 perawat didapatkan hasil bahwa
promosi dapat ditempuh melalui terdapat hubungan antara supervisi kepala
pendidikan formal dan pendidikan non ruang dengan kepuasan kerja perawat di
formal, kenaikan pangkat, menduduki ruangan
jabatan yang lebih tinggi. Karyawan Kegiatan supervisi merupakan
berusaha mendapatkan kebijaksanaan dan salah satu fungsi pokok yang harus
praktek promosi yang adil. Kesempatan dilaksanakan oleh pengelola (manajer) dari
promosi merupakan aktualisasi diri pada yang terendah, menengah dan atas. Di
perawat pelaksana, hal ini sangat rumah sakit manajer keperawatan yang
memungkinkan seseorang untuk lebih melakukan tugas supervisi adalah kepala
percaya diri dalam melakukan asuhan ruang, pengawas keperawatan, kepala
kepeawatan. Kurangnya kesempatan seksi, kepala bidang dan wakil direktur
promosi di rumah sakit di sebabkan keran keperawatan. Maka semua manajer
belum adanyan prencanaan yang baik keperawatan perlu mengetahui, memahami
tentang promosi perawat di ruangan. dan melaksanakan peran dan fungsinya
Promosi yang dilakukan akan sebagai supervisor.
memberikan dampak positif bagi rumah Tanggung jawab supervisor dalam
sakit yaitu akan meningkatkan mutu manajemen pelayanan keperawatan adalah
pelayanan di rumah sakit dengan adanya menetapkan dan mempertahankan standar
pendidikan lanjutan dan pelatihan- praktek pelayanan dan asuhan
pelatihan yang diberikan kepada perawat keperawatan, menilai kualitas pelayanan
pelaksana. Hal ini juga akan meningkatkan asuhan keperawatan yang diberikan,
citra rumah sakit dimata masyarakat. mengembangkan peraturan dan prosedur
yang mengatur pelayanan keperawatan,

1057
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1050-1059 Jurnal Human Care

bekersama dengan tenaga kesehatan lain rumah sakit (Gilies, 1996). Hal ini dapat
yang terkait, memantapkan kemampuan mendorong motivasi perawat untuk
perawat dan memastikan praktek senantiasa meningkatkan komitmen
keperawatan professional dijalankan bekerja di rumah sakit tersebut.
(Bachtiar, 2002). Menurut Gomes (2003) kepuasan
kerja merupakan pertimbangan subjektif
Faktor yang Mempengaruhi kepuasan ini yang salah satunya berhubungan
kerja perawat pelaksana di ruang rawat dengan hubungan antar perorangan dalam
inap RSBK Batam. bekerja (pemimpin/manajer) dan rekan
Hasil analisis multivariat terhadap kerja di dalam suatu organisasi.
empat variabel yang menjadi kandidat Kepemimpinan adalah kemampuan untuk
multivariat dimana nilai p<0.25 yaitu mempengaruhi orang lain. Dengan kata
variable kepemimpinan, kondisi lain kepemimpinan dapat diartikan sebagai
lingkungan kerja, kesempatan promosi dan kemampuan seseorang untuk
supervisi. Analisis multivariat dilakukan mempengaruhi orang lain untuk
dilakukan dengan Metode Backward dan menggerakkan orang-orang tersebut agar
pada tahap akhir didapatkan variabel dengan penuh pengertian dan senang hati
promosi dan kepemimpinan yang paling bersedia mengikuti kehendak pemimpin
berhubungan dengan kepuasan kerja tersebut.
perawat pelaksana.
Promosi merupakan kesempatan KESIMPULAN
untuk menjadikan pribadi yang lebih Kepemimpinan kepala ruang
bertanggung jawab dan status sosial yang kurang baik, insentif tidak sesuai, kondisi
ditingkatkan oleh karena itu individu - lingkungan kerja tidak nyaman, promosi
individu yang mempersepsikan bahwa kurang baik, supervisi kurang baik, dan
keputusan promosi dibuat dengan cara adil tidak puas bekerja maka dari itu
(fair and just) kemungkinan besar akan diharapkan Kepada manajemen
mengalami kepuasan dari pekerjaan keperawatan melalui pimpinan RS agar
mereka (Robbin, 2003). Menurut Handoko dapat meningkatkan kegiatan yang
(2001) promosi dapat ditempuh melalui berhubungan dengan promosi terutama
pendidikan formal dan pendidikan non pendidikan berkelanjutan dan pelatihan
formal, kenaikan pangkat, menduduki keperawatan, mengadakan pelatihan yang
jabatan yang lebih tinggi. Karyawan berhubungan dengan kepemimpinan
berusaha mendapatkan kebijaksanaan dan keperawatan, memberikan insentif tepat
praktek promosi yang adil. Promosi waktu dan melibatkan perawat dalam
memberi kesempatan untuk pertumbuhan penentuan insentif di ruangan dan
pribadi, tanggung jawab yang lebih banyak melakukan supervisi secara terjadwal
dan status sosial yang ditingkatkan. Oleh terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
karena itu individu yang mempersepsikan yang dilakukan perawat pelaksana di
bahwa keputusan promosi dibuat dalam ruangan.
cara yang adil, kemungkinan besar akan
mengalami kepuasan dari pekerjaan UCAPAN TERIMAKASIH
mereka. Ucapan terima kasih tidak lupa
Kesempatan promosi perawat di peneliti ucapkan kepada STIKes Mitra
rumah sakit antara lain kesempatan untuk Bunda Persada yang telah membantu dan
menduduki jabatan kepala ruang, kabid memfasilitasi peneliti sehingga penelitian
keperawatan, pendidikan lanjut program ini berjalan dengan baik dan lancar.
nurse dan pelatihan keperawatan dengan Selanjutnya kepada seluruh partisipan
tersedianya dana untuk meraih hal yang telah berpartisipasi dan bersedia
tersebut, yang dapat meningkatkan kinerja menjadi subjek penelitian.

1058
e-ISSN:2528-66510;Volume 5;No.4 (October, 2020): 1050-1059 Jurnal Human Care

DAFTAR PUSTAKA Mustikasari. (2003). Faktor-faktor


Aditama, T. Y. (2010). Manajemen intrinsik kerja dan hubungannya
Administrasi Rumah Sakit. dengan kepuasan kerja perawat
Universitas Indonesia. pelaksana di Unit Rawat Inap Rumah
Argapati, A. K., Noor, H. N. B., & Sidin, Sakit Dr. H.Marzoeki Mahdi Bogor.
H. A. I. (2013). Gambaran Kepuasan Universitas Sumatera Utara.
Kerja Perawat Rawat Inap Rumah Nursalam. (2008). Manajemen
Sakit Stella Maris Makassar. Keperawatan : Aplikasi Dalam
Repository Unhas, 1–12. Praktek Keperawatan Profesional
Bustami. (2011). Penjamin Mutu (2nd ed.). Salemba Medika.
Pelayanan Kesehatan dan Ramdhani. (2012). Pengaruh Gaya
Askeptabilitas. Erlangga. Kepemimpinan Kepala Ruang
Davis, K. (2004). Perilaku Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Perawat
(Edisi 7). Erlangga. Di RS Jasa Kartini Tasikmalaya.
Dinas Kesehatan Kota Batam. (2014). Universitas Gadjah Mada.
Profil RS Budi Kemuliaan. Raymond, N. (2011). Manajemen Sumber
Flippo, E. B. (2000). Management Daya Manusia. Salemba Empat.
Personalisa. Erlangga. Robbins, S. P. (2003). Perilaku
Gillies, D. A. (1996). Manajemen Organisasi : Konsep, Kontroversi,
Keperawatan. Suatu Pendekatan Aplikasi. Prenhallindo.
Sistem. W.B Saunders Company. Rumiati. (2001). Analisa hubungan
Gomes, F. C. (2003). Manajemen Sumber kepuasan kerja karyawan medis dan
Daya Manusia (II). Andi Ofset. komitmen organisasi di RS
Handoko, T. H. (2001). Manajemen Dr.Kariadi Semarang. Universitas
Personalia dan Sumber Daya Diponegoro.
Manusia. BPFE. Siagian, S. P. (2005). Manajemen Sumber
Hayat, N. (2014). Laporan Residensi Di Daya Manusia. Bumi Aksara.
Instalasi Rawat Inap RSBK Kota Supiyah. (2003). Kontribusi Fungsi
Batam. Kepemimpinan Kepala Ruang Dan
Mayasari, A. (2009). Analisis Pengaruh Karakteristik Perawat Terhadap
Persepsi Faktor Manajemen Kepuasan Perawat Pelaksana Di RD
Keperawatan Terhadap Tingkat Dharmais Jakarta. Universitas
Kepuasan Kerja Perawat Di Ruang Indonesia.
Rawat. In Universitas Diponegoro. Suroso. (2011). Jenjang Karir Dengan
Universitas Diponegoro. Kepuasan Kerja Dan Kinerja
Mua, E. L. (2011). Pengaruh Pelatihan Perawat RSUD Banyumas.
Supervisi Klinik Kepala Ruangan Universitas Indonesia.
Terhadap Kepuasan Kerja Dan Wibowo. (2011). Manajemen Kinerja.
Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rajawali Pers.
Rawat Inap Rumah Sakit Woodward
Palu. In Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia.

1059

Anda mungkin juga menyukai