Anda di halaman 1dari 5

P-ISSN 1907 - 0357

Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 16, No.1, April 2020
E-ISSN 2655 – 2310

PENELITIAN
HUBUNGAN JENJANG KARIR DENGAN KEPUASAN KERJA
PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT WANGAYA
I Dewa Agung Gde Fanji Pradiptha*◊, Nyoman Putri Sriadi*,
I Dewa Ayu Marokta Utami Dewi*, Ni Putu Maya Kartini Putri*
*STIKES Bina Usada Bali
◊Corresponding Outhor: fanjipradiptha20@gmail.com
Semakin besar jumlah pegawai yang bekerja pada suatu perusahaan akan meningkatkan kemungkinan
timbulnya suatu permasalahan, penanganan permasalahan tersebut tergantung pada kesadaran manajemen
akan pentingnya sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Sumber daya manusia merupakan sumber
daya utama pada suatu perusahaan, sehingga diperlukan suatu perencanaan dan pengembangan karir. Jenjang
karir perawat yang baik dapat berpengaruh pada peningkatan kepuasan kerja perawat. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis hubungan jenjang karir perawat terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di Ruang
Rawat Inap RSUD Wangaya. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasional dengan
pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan sebanyak 125 perawat pelaksana. Teknik analisa data
yang digunakan adalah analisis univariat untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik variabel
penelitian dan analisis bivariat yang digunakan pada penelitian ini adalah uji chi square untuk menganalisis
hubungan jenjang karir perawat dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Hasil uji statistik diperoleh nilai
p= 0.001, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan jenjang karir dengan kepuasan kerja perawat pelaksana
di Ruang Rawat Inap RSUD Wangaya. Penting bagi institusi rumah sakit untuk memberikan kesempatan
kepada perawat pelaksana untuk meningkatkan jenjang karir, salah satunya melalui pendidikan lanjutan,
sehingga kepuasan kerja perawat dapat meningkat.

Kata Kunci: Jenjang Karir, Kepuasan Kerja, Perawat Pelaksana

LATAR BELAKANG individu pegawai dalam rangka mencapai


visi dan misi suatu organisasi.
Indonesia telah memasuki era baru, Sumber daya manusia sebagai sumber
yaitu era reformasi disegala bidang termasuk daya utama pada perusahaan, sehingga
yang terjadi dibidang kesehatan yang diperlukan suatu perencanaan dan
ditandai dengan perubahan-perubahan yang pengembangan karir. Organisasi yang tidak
cepat. Perubahan ini menuntut keperawatan memiliki pengembangan karir yang jelas
sebagai profesi untuk meningkatkan pada pegawai dapat berakibat pada
kemampuan intelektual, kemampuan penurunan efektivitas secara keseluruhan.
interpersonal, dan moral (Nursalam, 2012). Selain itu, pengembangan karir yang tidak
Menurut rekapitulasi Badan jelas dapat berpengaruh pada proses staffing,
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber terutama dengan meningkatnya dan
Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK) per ketidakpuasan pegawai (Kaswan, 2017).
Desember 2016, didapatkan data dari 15.263 Pengembangan karir sumber daya manusia
unit layanan kesehatan seluruh Indonesia dalam organisasi rumah sakit dapat dilakukan
mendayagunakan sumber daya manusia melalui pengembangan karir perawat.
sebanyak 1.000.780 orang, sebanyak 601.228 Pengembangan karir pada saat ini
orang diantaranya adalah tenaga kesehatan berfokus pada peningkatan posisi/jabatan
dan jumlah tenaga perawat adalah yang baik yang bersifat struktural maupun
terbesar yaitu mencapai angka 49% (296.876 fungsional (job career), sedangkan
orang) (Depkes, 2017). Menurut Hamali pengembangan karir profesional (profesional
(2016), manajemen sumber daya manusia career) lebih menekankan pada
merupakan suatu kegiatan dalam mengelola pengembangan jenjang karir profesional
dan mendayagunakan sumber daya didalam yang bersifat individual (Depkes RI, 2017).
diri pegawai yang dikembangkan secara Jenjang karir merupakan tahapan vertikal
maksimal untuk pengembangan kemampuan yang harus ditempuh melalui pendidikan

[8]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 16, No.1, April 2020
E-ISSN 2655 – 2310
formal yang berjenjang, pendidikan informal non PNS. Data dari Komite Keperawatan,
yang sesuai/relevan maupun pengalaman didapatkan hasil bahwa RSUD Wangaya
praktik klinis yang diakui untuk mulai menerapkan sistem jenjang karir pada
meningkatkan kompetensi yang dimiliki. tahun 2017 dan sebanyak 76 (41,5%) perawat
Dalam insitusi rumah sakit, jenjang karir masih berada pada jenjang PK-I.
merupakan tahapan dalam peningkatan peran Berdasarkan hasil wawancara awal yang
perawat profesional. Menurut Depkes (2017), dilakukan pada 10 orang perawat pelaksana
terdapat 5 jenjang karir perawat, yaitu: 1) pada tanggal 7 Maret 2019, diketahui bahwa
Perawat Klinis (PK) I, 2) Perawat Klinis kepuasan kerja perawat masih kurang,
(PK) II, 3) Perawat Klinis (PK) III, 4) sebanyak 8 orang merasa kurang puas
Perawat Klinis (PK) IV, dan 5) Perawat dengan penghasilan yang diperoleh,
Klinis (PK) V. Tujuan dilakukannya sedangkan 6 orang perawat merasa kurang
pengembangan karir perawat adalah puas dengan pekerjaan yang dilakukan.
meningkatkan kepuasan individu perawat Dilihat dari segi promosi sebanyak 8 orang
terhadap bidang kerja profesi yang mengatakan bahwa untuk promosi masih
ditekuninya (Depkes RI, 2017). berdasarkan senioritas, belum berdasarkan
Kepuasan kerja adalah perasaan yang pencapaian kinerja masing-masing.
bersifat individual antara satu orang dengan
lainnya dan dipengaruhi oleh standar nilai
yang berlaku pada dirinya. Suatu pekerjaan METODE
yang dinilai lebih tinggi dari keinginan
seseorang, maka kepuasan pada pekerjaan Penelitian ini merupakan jenis
tersebut akan makin tinggi. Kepuasan kerja penelitian korelasional dengan pendekatan
merupakan gambaran perasaan seseorang penelitian yang digunakan adalah cross
dalam bekerja (Rivai, 2015). Kepuasan kerja sectional. Populasi pada penelitian ini adalah
perawat dan mempertahankan perawat yang seluruh perawat pelaksana di Ruang Rawat
produktif dan memiliki kompetensi yang Inap RSUD Wangaya yaitu sebanyak 183
unik agar tetap berada di dalam organisasi perawat. Penelitian ini menggunakan jenis
dalam jangka waktu yang panjang tentunya pengambilan sampel probability sampling
menjadi aspek yang penting dilakukan oleh dengan teknik stratified random sampling.
suatu organisasi. Strategi dan program yang Besar sampel yang digunakan adalah 125
dapat dilakukan organisasi adalah dengan perawat pelaksana yang didistribusikan pada
memberikan peluang pengembangan karier 12 ruangan rawat inap. Pengumpulan data
(Kaswan, 2017). Pentingnya pengembangan dilakukan dengan menggunakan kuesioner
karir didukung oleh penelitian yang sebagai instrumen pengumpulan data.
dilakukan oleh oleh Adekola (2011), dengan Analisa data menggunakan analisis univariat
judul “Career Planning And Career dan analisis bivariat. Analisis bivariat yang
Management As Correlates For Career digunakan pada penelitian ini adalah uji chi
Development And Job Satisfaction A Case square. Uji chi square.
Study Of Nigerian Bank Employees”. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara perencanaan karir dan HASIL
manajemen karir terhadap pengembangan
karir dan kepuasan kerja. Analisis Univariat
Data Bidang Kepegawaian RSUD
Wangaya (2019) menyatakan bahwa dari 396 Karakteristik responden menunjukan
tenaga perawatan, sebanyak 309 (78%) orang bahwa usia responden yang paling banyak
tenaganya adalah perawat dan didapatkan berada pada rentang usia > 30 tahun yaitu
data bahwa 183 (59,2%) perawat terdistribusi 60%. Sebagian besar responden memiliki
di Ruang Rawat Inap, 102 (55,7%) perawat pendidikan terakhir D-III keperawatan
berpendidikan D-III Keperawatan dan 110 sebanyak 49,6%. Mayoritas responden
(60,1%) perawat memiliki status kepegawaian memiliki masa kerja < 10 tahun yaitu

[9]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 16, No.1, April 2020
E-ISSN 2655 – 2310
sebanyak 54,4%. Status kepegawaian paling (39,5%) puas dengan pekerjaannya. Hasil uji
banyak adalah PNS sebesar 44%, dan 32,8% statistik diperoleh nilai p= 0.001, hal ini
berada pada jenjang karir PK I. menunjukkan bahwa ada hubungan jenjang
Jenjang karir perawat pelaksana karir dengan kepuasan kerja perawat
terdiri dari PK I sampai dengan PK V. pelaksana. Hasil analisis juga menunjukkan
Namun, pada penelitian ini perawat bahwa nilai OR=4,083 yang berarti perawat
pelaksana berada pada jenjang karir PK I pelaksana yang memiliki jenjang karir tinggi
sampai dengan PK IV. Perawat pelaksana mempunyai peluang 4,08 kali lebih besar
pada PK I dan PK II dikelompokan dalam untuk puas dengan pekerjaannya.
jenjang karir rendah, dan perawat pelaksana
pada PK III dan PK IV dikelompok dalam
jenjang karir tinggi, sedangkan kepuasan PEMBAHASAN
kerja dikatagorikan menjadi puas dan tidak
puas. Jenjang karir adalah jabatan pada suatu
pekerjaan yang berperan dalam upaya
Tabel 1: Duistribusi Responden Berdasarkan pembentukan karir pegawai (Sinambela,
Jenjang Karir dan Kepuasan Kerja 2017). Menurut Depkes (2017), jenjang karir
adalah jalur mobilitas vertikal yang ditempuh
Jumlah melalui pendidikan formal berjenjang,
Variabel Penelitian
f % pendidikan informal yang relevan maupun
Jenjang 1. Rendah 81 64,8 pengalaman praktik klinis yang diakui dalam
Karir 2. Tinggi 44 35,2 rangka peningkatan kompetensi. Menurut
Total 125 100 Depkes (2017), tujuan pengembangan
Kepuasan 1. Tidak Puas 61 48,8 jenjang karir profesional perawat adalah
Kerja 2. Puas 64 51,2 untuk meningkatkan kepuasan individu
Total 125 100 perawat terhadap bidang kerja profesi yang
ditekuninya.
Hasil analisis jenjang karir pada tabel Pengembangan karir apabila
di atas dapat disimpulkan bahwa perawat mengadaptasi jenjang karir berdasarkan
pelaksana sebagian besar masih berada pada ketentuan Depkes (2017) yaitu adanya
jenjang karir yang masih rendah yaitu 64,8%, pembagian perawat sesuai dengan jenjang
dan mayoritas perawat pelaksana puas karirnya masing-masing yaitu Perawat Klinis
dengan pekerjaannya sebesar 51,2%. (PK), Perawat Manajer (PM), Perawat
Pendidik (PP) dan Perawat Peneliti/Riset
Analisis Bivariat
(PR). Perawat Klinis (PK) adalah jenjang
Tabel 3: Distribusi Analisis Silang Jenjang karir yang digunakan oleh perawat yang
Karir dengan Kepuasan Kerja berada di pelayanan kesehatan mulai dari
PK-I sampai dengan PK-V. Perawat PK-I
Total Kepuasan dimulai dengan latar belakang pendidikan
Jenjang Tidak Total P D-III Keperawatan dengan pengalaman kerja
Puas
Karir Puas value ≥ 1 tahun atau latar belakang pendidikan
f % f % f % Ners dengan pengalaman kerja ≥ 1 tahun.
Rendah 49 60,5 32 39,5 81 100 Perawat Klinis I harus mempunyai sertifikat
0,001
Tinggi 12 27,3 32 72,7 44 100 pra klinis. Perawat PK-II memiliki latar
61 48,8 64 51,2 125 100
belakang pendidikan D-III Keperawatan
dengan pengalaman kerja ≥ 4 tahun atau latar
Tabel di atas menunjukkan hubungan
belakang pendidikan Ners dengan
jenjang karir dengan kepuasan kerja perawat
pengalaman kerja ≥ 3 tahun. Perawat Klinis
pelaksana diperoleh bahwa sebanyak 32
II harus mempunyai sertifikat PK I.
(72,7%) perawat pelaksana yang memiliki
Perawat PK-III yaitu lulusan D-III
jenjang karir tinggi puas dengan
Keperawatan dengan pengalaman kerja ≥ 10
pekerjaannya, sedangkan perawat pelaksana
tahun atau latar belakang pendidikan Ners
yang memiliki jenjang karir rendah 32
[10]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 16, No.1, April 2020
E-ISSN 2655 – 2310
dengan pengalaman bekerja ≥ 7 tahun atau perawat maka kepuasan kerja perawat akan
Ners Spesialis I yang memiliki pengalaman meningkat.
bekerja 0 tahun. Perawat klinis III lulusan Penelitian lain juga dilakukan oleh
D-III Keperawatan dan Ners harus Shujaat, et al (2013) dengan judul “Impact of
mempunyai sertifikat PK II. Perawat PK-IV Career Development on Employee
adalah lulusan Ners dengan pengalaman Satisfaction in Private Banking Sector
bekerja ≥ 13 tahun atau Ners Spesialis I yang Karachi”. Penelitian ini menunjukkkan
memiliki pengalaman bekerja ≥ 2 tahun. bahwa ada hubungan positif antara
Perawat Klinis IV harus mempunyai pengembangan karir dan kepuasan kerja
sertifikat PK III. Perawat yang berada pada karyawan di sektor perbankan. Penelitian lain
PK-V adalah Ners Spesialis I yang memiliki yang sejalan dengan penelitian ini juga
pengalaman bekerja selama ≥ 4 tahun dan dilakukan oleh Cedaryana (2015) dengan
memiliki sertifikat PK IV atau Ners Spesialis judul “Influence of Work Discipline, Career
II (Konsultan) yang memiliki pengalaman Development and Job Satisfaction on
bekerja 0 tahun. Semakin tinggi tahapan yang Employee Performance Directorate General
dicapai, maka semakin berkembang pula Research and Development of Ministry
karir keperawatannya. Hal ini berdampak Research, Technology and Higher
pada kepuasan kerjanya semakin tinggi. Pada Education”. Hasil penelitian ini
penelitian ini perawat pelaksana berada pada menunjukkan terdapat hubungan positif
jenjang karir PK I sampai dengan PK IV. antara pengembangan karir dengan kepuasan
Perawat pelaksana pada PK I dan PK II kerja.
dikelompokan dalam jenjang karir rendah,
dan perawat pelaksana pada PK III dan PK
IV dikelompok dalam jenjang karir tinggi. KESIMPULAN
Kepuasan kerja adalah perasaan
individual yang tidak sama antara satu orang Berdasarkan hasil penelitian, maka
dengan lainnya yang dipengaruhi oleh dapat ditarik kesimpulan bahwa perawat
standar nilai pada dirinya. Suatu pekerjaan pelaksana sebagian besar masih berada pada
yang dinilai lebih tinggi dari keinginan jenjang karir yang masih rendah yaitu 64,8%,
seseorang, maka kepuasan pada pekerjaan mayoritas perawat pelaksana puas dengan
tersebut akan makin tinggi. Kepuasan kerja pekerjaannya sebesar 51,2% , dan jenjang
merupakan gambaran perasaan seseorang karir yang baik dapat berpengaruh terhadap
dalam bekerja (Rivai, 2015). Pada penelitian peningkatan kepuasan kerja perawat
ini kepuasan kerja pada perawat pelaksana pelaksana. Adapun saran bagi rumah sakit
dikatagorikan menjadi puas dan tidak puas. adalah penelitian ini apat menjadi referensi
Penelitian ini menganalisis hubungan bagi pembuatan kebijakan di RSUD
jenjang karir dengan kepuasan kerja perawat Wangaya untuk meningkatkan kepuasan
pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD kerja perawat pelaksana dengan memberikan
Wangaya. Hasil analisis Chi Square kesempatan pada perawat untuk
menunjukkan bahwa nilai p= 0.001, hal ini mengembangkan karir melalui pendidikan
menunjukkan bahwa ada hubungan jenjang lanjutan, sedangkan bagi institusi pendidikan
karir dengan kepuasan kerja perawat dapat menerapkan dan mensosialisasikan
pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD ilmu manajemen keperawatan khususnya
Wangaya. Hal ini sesuai dengan penelitian pada hubungan jenjang karir terhadap
yang dilakukan oleh Pradiptha et, al (2018) kepuasan kerja perawat pelaksana sehingga
dengan judul “The Development Of dapat memberikan pengetahuan dan strategi
Implementer Nurses’ Career On Job dalam pengembangan model pembelajaran
Satisfaction And Turnover Intention”. manajemen keperawatan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa
pengembangan karir berhubungan kuat dan
berpola positif dengan kepuasan kerja, yang
berarti semakin baik pengembangan karir

[11]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 16, No.1, April 2020
E-ISSN 2655 – 2310
DAFTAR PUSTAKA Hamali, Arif Yusuf. (2016). Pemahaman
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Adekola. (2011). Career Planning And Yogyakarta: CAPS.
Career Management As Correlates Kaswan. (2017). Effective Staffing: Strategi
For Career Development And Job Merekrut, Menyeleksi,
Satisfaction A Case Study Of Mengembangkan, dan
Nigerian Bank Employees. Mempertahankan Pagawai terbaik
Australian Journal of Business and untuk Menciptakan Keunggulan
Management Research, 1(2). Organisasi. Bandung: Alfabeta.
Cedaryana. (2015). Influence of Work Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan:
Discipline, Career Development Aplikasi Dalam Praktik Nursalam.
and Job Satisfaction on Employee 2017. Metodologi Penelitian Ilmu
Performance Directorate General Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Research and Development of Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Ministry Research, Technology and Pradiptha et, al. (2018). “The Development
Higher Education. International Of Implementer Nurses’ Career On
Journal of Scientific Research and Job Satisfaction And Turnover
Management, 6(2). 87-96. Intention. IMPACT: International
Depkes RI. (2017). Infodatin: Pusat Data Journal of Research in Applied,
dan Informasi Kementerian Natural and Social Sciences
Kesehatan RI. Available at: (IMPACT: IJRANSS), 6(9). 9-22.
http://www.depkes.go.id/resources/ Rivai Zainal, Veithzal. (2015). Manajemen
download/pusdatin/infodatin/infoda Sumber Daya Manusia untuk
tin%20perawat%202017.pdf. Perusahaan: Dari Teori ke Praktik.
Depkes RI. (2017). Peraturan Menteri Edisi 3. Cet. 7. Jakarta: Rajawali
Kesehatan Republik Indonesia Pers.
Nomor 40 Tahun 2017 Tentang Sinambela, Lijan Poltak. (2017). Manajemen
Pengembangan Jenjang Karir Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Profesional Perawat Klinis. Bumi Aksara.
Available at: Shujaat, et al (2013). dengan judul “Impact
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/ of Career Development on Employee
produk_hukum/PMK_No._40_ttg_ Satisfaction in Private Banking Sector
Pengembangan_Jenjang_Karir_Pr Karachi. Journal of Management and
ofesional_Perawat_Klinis_.pdf. Social Sciences, 9(2). 01-08.

[12]

Anda mungkin juga menyukai