Anda di halaman 1dari 2

Pemerintah dan atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan upaya untuk mendorong kapasitas

asuransi dan reasuransi dalam negeri. Dengan adanya perlindungan asuransi diharapkan akan tercipta
ketenangan bagi masyarakat dalam menjalankan aktivitas dan mendorong inovasi usaha yang pada
akhirnya akan menciptakan kesejahteraan bersama.

Menurut Pemerintah, pelaksanaan suretyship oleh perusahaan asuransi sudah dilakukan sejak 1978
melalui PT. Jasa Raharja (Persero). Saat itu PT. Jasa Raharja (Persero) merupakan satu-satunya lembaga
keuangan nonbank yang dapat menerbitkan surety bond melalui Peraturan Pemerintah Nomor 34
Tahun 1978 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pendirian
Perusahaan Umum Asuransi Kerugian Jasa Raharja.

Tujuannya adalah peran pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan pengusaha ekonomi lemah
dengan kemudahan pengurusan penjaminan melalui produk surety bond sebagai alternatif dari bank
garansi,”

Pemerintah dalam menjalankan tugasnya memiliki 4 (empat) fungsi utama salah satu fungsinya adalah
fungsi pelayanan. Pemerintah pada dasarnya adalah pelayan masyarakat, dalam hal ini pemerintah
harus memberikan pelayanan yang sebaik baiknya.Dalam mewujudkan suatu pelayanan kesehatan yang
baik, dan menyeluruh terhadap masyarakat. Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang Badan
penyelenggara jaminan sosial yang merupakan salah satu kebijakan yang dikeluarkan Pemerintah yang
bertujuan untuk memudahkan setiap warga masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di
seluruh fasilitas kesehatan. Peran pemerintah dalam peningkatan pelayanan kesehatan berkategorikan
Bpjs sangat dibutuhkan guna untuk mewujudkan tujuan dari Badan penyelenggara jaminan sosial
(BPJS) yaitu memberikan kepastian perlingdungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Adapun peran pemerintah dalam peningkatan pelayanan kesehatan berkategorikan BPJS
yakni, mendorong kepesertaan, mengkontrol pelaksnaan program BPJS, dan mengefisienkan dana agar
tepat sasaran.Dalam realitasnya, pelayanan kesehatan melalui program BPJS tidak terlepas dari berbagai
faktor yang mempengaruhi baik yang sifatnya pendukung ataupun penghambat. Adapun faktor
pendukungnya yaitu bantuan pemerintah, kemudian faktor penghambat dari program BPJS ini yakni,
kurangnya partisipsi masyarakat, kemudian aturan BPJS yang berubah ubah.Mengingat pentingnya
peranan BPJS dalam menyelenggarakan program jaminan sosial dengan cakupan seluruh penduduk
Indonesia, maka UU BPJS memberikan batasan fungsi, tugas dan wewenang yang jelas kepada BPJS.
Pada dasarnya BPJS mengemban misi negara untuk memenuhi hak konstitusional setiap orang atas
jaminan sosial dengan menyelenggarakan program jaminan yang bertujuan memberi kepastian
perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

. Manajemen Kepesertaan: Pengelolaan kepesertaan, agar tidak terjadi subsidi yang salah sasaran dan
duplikasi pembiayaan. Kejelasan dan legalitas kepesertaan merupakan kunci utama efisiensi penerapan
sistem asuransi kesehatan sosial. Dalam Manajemen Kepesertaan harus ada kebijakan yang jelas
tentang bantuan sosial dan premi yang harus dibayarkan. Bantuan sosial harus diformat sedemikian
rupa sehingga prinsip keadilan itu akan dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat;
Tujuannya adalah meningkatkan jumlah peserta dan mempertahankan kepesertaan. Ada beberapa
macam bentuk kepesertaan, yaitu :

- Bentuk perorangan

- Bentuk keluarga

- Bentuk kelompok, bentuk ini mempermudah perhitungan iuran serta risiko finansial yang mungkin
terjadi.

Kegiatan yang dilakukan :

a. Pemasaran untuk meningkatkan jumlah peserta dimulai dari penelitian kebutuhan konsumen (target
group), kriteria konsumen terutama pendapatan, kemudian menyusun program asuransi sesuai target
group dan menetapkan besarnya iuran. Selanjutnya mengatur penyelenggara pelayanan kesehatan serta
melakukan promosi dan tidak terlepas dari monitoring dan evaluasi.

b. Mempertahankan kepesertaan dengan cara : menampung dan menjawab pertanyaan calon peserta
serta membantu pemahaman dengan memberikan penjelasan yang lengkap kemudian mencatat dan
memberikan kartu tanda peserta (enrolle identification card), jika ada keluhan ditampung
dandiselesaikan.

c. Menyusun persyaratan kepesertaan (eligibility requirement) dan dijelaskan kepada calon peserta
sehingga paham dan dapat membuat suatu pilihan atas pertimbangan diri sendiri.

d. Membuat isi perjanjian (element of contract) yang memuat antara lain :

kondisi perjanjian, yang berhak mendapat pelayanan, jenis pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
gawat darurat yang dapat dimanfaatkan serta perubahan jenis pelayanan kesehatan, bantuan pelayanan
jika sedang tidak di tempat, pembayaran iuran, pengajuan keluhan, pembatasanatau perpanjangan
kepesertaan, masa tenggang (jika ada), pembatasan dan pengecualian sertaketentuan hukum dan
perundangan.

e. Komunikasi dengan peserta baik langsung maupun tidak langsung.

f. Pemutusan kontrak, terjadi pada keadaan :

- Bapel bangkrut

- Peserta tidak memenuhi kewajiban

- Peserta tidak puas dengan pelayanan

- Peserta pindah domisili

- Peserta bercerai atau mati.

Anda mungkin juga menyukai