PENDAHULUAN
pemerintah daerah dapat maju dan berkembang apabila mampu menciptakan roda
1
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk
Subramanyam dan Wild (2013) mengatakan bahwa alat analisis keuangan yang
penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang
membentuk rasio.
Beberapa penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Sutaryo (2010)
(PosGW), Current Liquidity Goverment Wealth (CLGW), dan Long Term Debt to
2
Pada Ritongga et al. (2012), dan Husniati (2016) menggunakan rasio
Beberapa rasio yang digunakan oleh Ritongga et al. (2012) terdiri dari budgetary
sedangkan salah satu rasio yang digunakan oleh Husniati (2016) adalah efficiency
ratio. Dimensi rasio tersebut telah dirancang sesuai dengan model laporan
Financial Distress yaitu suatu kondisi yang sampai saat ini masih menjadi
terjadi salah satunya disebabkan oleh dana yang seharusnya dialokasikan sesuai
distress (Tubels, 2014). Financial distress dapat terjadi pada berbagai jenis sektor
usaha baik itu yang dimiliki swasta atau pemerintahan. Pengertian financial
menyediakan pelayanan pada publik sesuai standar mutu pelayanan yang telah
penyediaan pelayanan pada publik tersebut. Akibat dari financial distress yaitu
3
Pada pemerintah daerah di Indonesia, ketidakmampuan pemerintah daerah
belanja pegawai yang dapat menjadi salah faktor yang menyebabkan pemerintah
mengalami kondisi financial distress. Ketika pelayanan publik masih buruk maka
modal terhadap belanja daerah secara keseluruhan merupakan salah satu ukuran
kualitas belanja yang baik. Belanja modal yang besar diharapkan akan
memberikan dampak yang positif bagi daerah yang kemudian akan meningkatkan
Fenomena yang terjadi saat ini adalah pengelolaan keuangan daerah yang
belum optimal yang ditunjukkan dengan belanja pegawai yang cukup tinggi,
tahun 2020 dari anggaran belanja daerah se-Provinsi Sumatera Barat sebesar
Rp25.760 triliun sekitar 42% atau Rp10.872 triliun dialokasikan untuk belanja
pegawai. Belanja barang dan jasa sebesar Rp5.761 triliun atau 22%, sedangkan
belanja modal hanya sebesar Rp3.519 triliun atau 13% dari total belanja
pemerintah daerah.
4
Pemerintah daerah masih mengalami penyerapan belanja modal yang
rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah masih belum efektif dan
modal yang dikeluarkan karena belanja daerah lebih banyak digunakan untuk
Penelitian ini mengacu pada penelitian Yanti (2018) yang meneliti tentang
penelitiannya Financial distress terjadi salah satunya disebabkan oleh dana yang
independence ratio dan efficiency ratio. Alasan penulis memilih rasio ini adalah
5
3. Mengukur sejauh mana aktivitas Pemerintah Daerah dalam
rasio keuangan daerah akan diketahui apakah Pemerintah Daerah aktif atau
yang terdiri atas PAD, Pendapatan Transfer yang terdiri atas Transfer
hasil dari analisis rasio keuangan daerah akan diketahui apakah daerah
itu, juga akan diketahui apakah daerah mengalami pertumbuhan atau tidak
dirasakan langsung oleh masyarakat. Pemerintah daerah kabupaten dan kota yang
6
ada di provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu dari beberapa pemerintah
Pada pemerintah daerah Kota Padang dan Kabupaten Agam pada tahun
2020 yang rasio belanja modalnya sangat rendah yakni 14% untuk Kota Padang
dan 11% untuk Kabupaten Agam, terkait dengan rasio belanja modal yang sangat
pemerintah daerah yang mengalokasikan belanja modal dalam jumlah kecil dan
lebih banyak menggunakan alokasi dana untuk belanja pegawai. Sebagian besar,
hampir 70% bahkan ada yang 80% untuk belanja operasional dan belanja
pegawai. Belanja modal tinggal 12%, itu pun masih digunakan untuk rapat
pegawai sekitar 3-4%, jadi yang sampai ke masyarakat sekitar 7-8% . Jadi porsi
belanja modal ini ditambah mejadi 30% sampai 40% dari total alokasi belanja.
Menurut Syurmita (2014) apabila nilai dari rasio belanja modal terhadap
total belanja dibawah 30% maka dapat dinyatakan bahwa pemerintah daerah
tersebut dalam status financial distress, hal ini dianggap relevan dengan peraturan
7
Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Status Financial Distress
Periode 2016-2020)”.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah dalam penelitian ini dapat
8
b. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh rasio keuangan berupa
a. Bagi Peneliti
diperoleh selama masa pendidikan baik formal maupun informal. Selain itu
daerah.
maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan pertimbangan dalam
9
Untuk membuktikan bahwa rasio keuangan dapat membantu mengantisipasi
kondisi masa depan, yang nantinya informasi yang tercermin dalam rasio
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab,
a. BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah mengenai
Pada bab ini akan dijelaskan beberapa teori dan konsep dasar yang
Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis dan
10
d. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang analisis data-data yang telah diperoleh dari
dengan metode dan teknik yang sesuai dengan teori dan pembahasannya.
e. BAB V PENUTUP
11