MUHAMMAD IRFAN
NIM 4201714078
JURUSAN AKUNTANSI
2021
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Diusulkan Oleh
MUHAMMAD IRFAN
NIM 4201714078
Pembimbing I Pembimbing II
BAB I
PENDAHULUAN
4. Analisis Regresi
Analisis regresi dilakukan untuk menguji pengaruh variable independen
terhadap variable dependen. Analisis regresi bermanfaat untuk riset kebijkan
public yang hasilnya dapat diaplikasikan oleh pemerintah daerah (Mahmudi,
2019:91).
5. Analisis Prediksi
Data laporan keuangan juga dapat digunakan untuk analisis prediksi atau
proyeksi. Misalnya untuk memprediksi pendapatan tahun depan dapat
digunakan data tahun ini dan beberapa tahun lalu sebagai dasar prediksi
(Mahmudi, 2019:92).
Tabel 2.1
Kriteria Penilaian Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
Total Belanja
Solvabilitas Layanan=
Jumlah Penduduk
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
Tahun Judul
No Nama Penulis Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
1 Halkadri Fitra 2018 Penggunaan Berdasarkan hasil penelitian
Laporan maka diperoleh kesimpulan
Keuangan bahwa penggunaan laporan
Untuk keuangan untuk melihat rasio
Melihat kemandirian keuangan daerah
Gambaran kabupaten dan kota di sepuluh
Kemandirian provinsi yang ada di Sumatera
Keuangan menghasilkan rasio kemandirian
Daerah yang berada di bawah 25%
Kabupaten sehingga dikategorikan rendah
dan sekali dengan pola hubungan
Kotamadya instruktif yang memberikan
di Pulau makna bahwa peranan
Sumatera pemerintah pusat masih lebih
dominan daripada kemandirian
pemerintah daerah karena daerah
tidak mampu melaksanakan
otonomi daerah secara finansial.
Hal ini ditandai dengan kecilnya
rasio pendapatan asli daerah
dibandingkan dengan
pendapatan transfer dana pusat,
pendapatan transfer dana
provinsi dan pinjaman
2 Irma Suryani 2019 Analisis 1. Tingkat kemandirian
Tingkat keuangan daerah
Kemandirian Kabupaten/Kota Provinsi
Keuangan Jawa Barat Tahun 2014-
Daerah 2018*) masuk dalam
Kabupaten/K kategori “Rendah”.
ota Provinsi 2. Pendapatan Asli daerah
Jawa Barat mempengaruhi tingkat
Tahun 2014- kemandirian keuangan
2018 daerah dimana, ketika
Pendapatan Asli Daerah
meningkat maka tingkat
kemandirian keuangan
daerah juga akan meningkat.
3 Muhammad 2020 Analisis Hasil penelitian dan pembahasan
Hamdan perbandingan tentang perbandingan kinerja
Sayadi kinerja keuangan
keuangan antara provinsi yang terletak di
provinsi di Pulau Jawa
Pulau Jawa dan Sumatera pada tahun 2019
dan yang telah
Pulau disajikan menunjukkan bahwa
Sumatera kinerja
keuangan provinsi yang terletak
di Pulau
Jawa jauh lebih baik dari pada
provinsi di
Pulau Jawa. Provinsi DKI
Jakarta, Banten,
dan Jawa Tengah memiliki
realisasi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) yang jauh lebih baik dari
seluruh provinsi di Pulau
Sumatera. Faktor yang
mempengaruhi kinerja keuangan
provinsi di Pulau Jawa lebih baik
ialah kemampuan memperoleh
PAD yang sangat baik sehingga
membuat tingkat ketergantungan
keuangan daerah yang sangat
rendah pada pemerintah pusat
dan tingkat desentralisasi yang
sangat baik.
4 Rabina Yunus 2011 Kualitas Kualitas pelayanan publik di
Pelayanan Kantor Pelayanan Terpadu Satu
Publik Atap (KPTSA) Kabupaten Bone
Pemerintah dapat dikatakan masih rendah,
Daerah hal ini disebabkan antara lain;
(Kasus Masih tidak konsistennya antara
Pelayanan waktu tunggu dengan waktu
IMB pada penyelesaian dalam memberikan
KPTSA pelayanan kepada masyarakat
Kabupaten sebagai konsumen., Belum
Bone) adanya sistem yang
terkomputerisasi dan terintegrasi
online dengan instansi terkait.
Pelayanan kepada masyarakat
dilayani dengan tanggap dan
cepat, namun daya inisiatif dan
kreativitas masih kurang, terlalu
prosedural.
5 Nur Afiyah 2017 Analisis Kondisi Keuangan Kota
Maizunati Kondisi Magelang :
Keuangan 1. Solvabilitas Jangka
Pemerintah Pendek dikategorikan baik
Daerah dengan catatan nilai rasio
Kota masih cukup tinggi yang
Magelang berarti bahwa terlalu banyak
Dalam aktiva lancer yang mengendap
Klaster Kota (idle) yang seharusnya dapat
Di Jawa-Bali dioptimalkan untuk pelayanan
public.
2. Solvabilitas Anggaran
dikategorikan baik dengan
catatan perlu memperhatikan
DAK dan Belanja Operasional
agar terkendali tidak terlalu
tinggi dari pada pertumbuhan
pendapatan.
3. Solvabilitas Jangka
Panjang dikategorikan baik
tanpa catatan.
4. Solvabilitas layanan
dikategorikan baik dengan
catatan perlu menjaga
kestabilan lanju pertumbuhan
penduduk dan inflasi sehingga
dapat mengimbangi kenaikan
ekuitas, belanja, dan asset.
5. Fleksibilitas keuangan
dikategorikan baik dengan
catatan perlu memperhatikan
keseimbangan pertumbuhan
penerimaan DAK dan Belanja
Operasional agar terkendali
tidak terlalu tinggi daripada
pertumbuhan pendapatan.
6. Kemandirian Keuangan
dikategorikan baik dengan
catatan perlu lebih
mengoptimalkan geliat
aktivitas ekonomi dari sektor-
sektor potensial agar total
pendapatan yang terkonversi
menjadi pendapatan riil
semakin besar.
6 Novira 2019 Analisis Kinerja keuangan Pemerintah
Sartika Rasio Kabupaten Kepulauan Meranti
Keuangan sudah cukup efisien dalam
Daerah untuk mengelola keuangannya
Menilai dikarenakan sudah dapat
Kinerja menekan jumlah belanja
Keuangan daerahnya yang tidak melebihi
Pemerintah pendapatan daerahnya. Hal ini
Daerah dilihat dari rata-rata rasio
Kepulauan efisiensi keuangan daerah
Meranti sebesar 72,84%. Selain itu,
Pemerintah Daerah sudah efektif
dalam mengelola PAD. Hal ini
terbukti dari rata-rata rasio
efektifitas PAD sebesar
103,65%. Hal ini menunjukkan
bahwa penerimaan PAD sudah
dikatakan cukup baik dan sesuai
dengan yang ditargetkan.
Namun, masih terdapat beberapa
hal yang menjadi perhatian
Pemerintah Daerah yaitu
kemampuan daerah dalam
membiayai sendiri kegiatan
pemerintahan, pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat
yang telah membayar pajak dan
retribusi daerah, kontribusi PAD
dalam penerimaan daerah dan
bagaimana memprioritaskan
alokasi dananya untuk belanja
rutin dan belanja pembangunan
secara optimal.
Sehingga pembangunan
infrastruktur bias dirasakan
langsung oleh masyarakat dan
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat serta meningkatkan
IPM Kabupaten Kepulauan
Meranti.
7 Muhammad 2017 Analisis Berdasarkan hasil analisis dan
Armawaddin Kemandirian pembahasan dapat ditarik
Dan Efisiensi kesimpulan bahwa dalam
Belanja periode 2016-2017 terdeteksi
Daerah adanya flypaper effect pada
Perbandinga belanja daerah kabupaten/kota di
n Antara Sulawesi Tenggara dan Sulawesi
Sulawesi Tengah dengan proporsi yang
Tenggara berbeda. Hal ini
Dan mengindikasikan bahwa dalam
Sulawesi periode pengamatan Pemerintah
Tengah Daerah Kabupaten/Kota di
Sulawesi Tenggara dan Sulawesi
Tengah terjadi inefisiensi
penggunaan dana belanja daerah.
Inefisiensi belanja daerah di
Sulawesi Tenggara lebih tinggi
dibandingkan Sulawesi Tengah.
Pembiayaan pembangunan di
Provinsi Sulawesi Tenggara dan
Sulawesi Tengah masih
bergantung pada dana transfer
dengan Provinsi Sulawesi
Tengah relative lebih mandiri
dibanding Sulawesi Tenggara.
8 Alla Asmara 2014 Pengaruh Kemandirian keuangan daerah
dan Stannia Kemandirian kabupaten/kota di Provinsi
Cahaya Suci Keuangan Banten selama kurun waktu
Daerah tahun 2001- 2011 menunjukkan
Terhadap perkembangan semakin
Tingkat membaik. Namun demikian,
Kemiskinan penerimaan yang berasal dari
Di Provinsi Dana Perimbangan masih lebih
Banten tinggi daripada Pendapatan Asli
Daerah (PAD).
Kemampuan keuangan daerah
kabupaten/kota di Provinsi
Banten relative bervariasi.
Kemampuan keuangan Kota
Cilegon berada pada interval
cukup. Untuk Kabupaten
Tangerang, Kabupaten Serang
dan Kota Tangerang mempunyai
kemampuan keuangan yang
kurang. Sementara itu,
Kabupaten Pandeglang dan
Kabupaten Lebak mempunyai
kemampuan keuangan yang
sangat kurang.
Wilayah Banten Selatan yang
terdiri dari Kabupaten
Pandeglang dan Kabupaten
Lebak memiliki rasio PAD yang
terendah serta rasio Dana
Perimbangan yang tertinggi. Hal
ini menjadikan kemampuan
pemerintahan Kabupaten
Pandeglang dan Kabupaten
Lebak dalam mengurus rumah
tangga dengan kemampuan
sendiri menjadi sulit
diwujudkan karena tidak
mungkin membiayai
penyelenggaraan pemerintah
dengan PAD yang minim.
Berdasarkan analisis model
panel disimpulkan bahwa
kemandirian keuangan daerah
(rasio PAD) berpengaruh
terhadap peningkatan
kemiskinan di Provinsi Banten.
Sementara itu, Rasio Dana
Perimbangan berpengaruh
terhadap penurunan kemiskinan.
Penelitian juga menemukan
bahwa ketimpangan pendapatan
daerah dan tingkat pengangguran
terbuka yang tinggi akan
meningkatkan kemiskinan di
Provinsi Banten.
9 Berdasarkan hasil pembahasan
yang telah diuraikan kepada
bagian sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai
berikut Kemandirian keuangan
daerah dan pertumbuhan
ekonomi secarassimultan
berdampak signifikan/ terhadap
indeks pembangunan manusia
kabupaten/kota di Provinsi Bali
tahun 2008-2012. Berdasarkan
pada hal tersebut menunjukkan
bahwa kemandirian keuangan
daerah dan pertumbuhan
ekonomi berdampak terhadap
indeks pembangunan manusia
dimana jika kemandirian
keuangan daerah dan
pertumbuhan ekonomi meingkat,
maka akan meningkatkan indeks
pembangunan manusia.
Kemandirian keuangan daerah
secara parsial berdampak
positifodan signifikan terhadap
indeks pembangunan manusia
kabupaten/kota di Provinsi Bali
tahun 2008-2012.
Berdasarkan pada hal tersebut
menunjukkan bahwa
peningkatan kemandirian
keuangan daerah berpengaruh
terhadap indeks pembangunan
manusia. Pertumbuhan ekonomi
secara-parsial berdampak positif
dan signifikan terhadap
indekswpembangunan manusia
kabupaten/kota di Provinsi Bali
tahun 2008-2012. Berdasarkan
hal tersebut menunjukkan bahwa
peningkatan pertumbuhan
ekonomi berpengaruh terhadap
indeks pembangunan manusia.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Kemandirian Keuangan H0
H2
Solvabilitas Layanan
H1
Pertumbuhan Belanja
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Realisasi Belanja
Efisiensi Belanja= x 100 %
Anggaran Belanja
Total Belanja
Solvabilitas Layanan=
Jumlah Penduduk